Devi Oktaviani Et Al.2020
Devi Oktaviani Et Al.2020
Pengaruh Dosis dan Sumber Pupuk Kalium yang Berbeda terhadap Laju Pertumbuhan dan
Waktu Pembentukan Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.)
Effect of Different Doses and Sources of Potassium Fertilizer on Growth Rate and Time of Bulb
Formation of Garlic (Allium sativum L.)
ABSTRACT
The purpose of this research was to assess the effect of different potassium doses and fertilizer sources on
growth rate and time of bulb formation of garlic (Allium sativum L.). The research was conducted in April to
Agustus 2019 in Sidomukti Village, Bandungan District, Semarang Regency and at Ecology and Crop
Production Laboratory, Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University, Semarang. The
research used a factorial randomized block design with three groups. The first factor was the dose of
potassium fertilizer which consisted of a dose of 60 kg K2O/ha, 120 kg K2O/ha, 180 kg K2O/ha and 240 kg
K2O/ha. The second factor was the source of potassium fertilizer which consisted of KCl, ZK, and KNO 3.
Parameters that collect were a time of bulb formation, growth rate, relative growth rate and potassium
absorption of the bulb. The data obtained were analyzed by analysis of variance and obtained further by the
Duncan test (Duncan's Multiple Range Test) at a significance level of 5%. The results showed that the
application of ZK and KNO3 fertilizers at 240 kg K2O/ha had been able to increase the growth rate and the
relative growth rate. The higher dose of fertilizer was increasing of potassium absorption of the bulb and
made time of bulb formation getting slower.
Keywords : bulb, garlic, growth rate and potassium,
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh dosis dan sumber pupuk kalium yang berbeda
terhadap laju pertumbuhan dan waktu pembentukan bawang putih (Allium sativum L.). Penelitian
telah dilaksanakan pada bulan April 2019 – Juli 2019 di Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan,
Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman, Fakultas Peternakan dan
Pertanian, Universitas Diponegoro. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial
dengan tiga kelompok. Faktor pertama adalah dosis pupuk kalium yaitu: A1 = 60 kg K2O/ha; A2 =
120 kg K2O/ha; A3 = 180 kg K2O/ha dan A4 = 240 kg K2O/ha. Faktor kedua adalah sumber pupuk
kalium yaitu: B1 = KCl; B2 =ZK; dan B3 = KNO3. Parameter yang diamati adalah waktu pembentukan
umbi, laju pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif dan serapan kalium umbi. Data yang diperoleh
dianalisis dengan analisis ragam dan diuji lanjut dengan uji Duncan (Duncan’s Multiple Range Test)
pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk ZK dan KNO3
pada dosis 240 kg K2O/ha sudah mampu meningkatkan laju pertumbuhan dan laju pertumbuhan
relatif. Semakin tinggi dosis pupuk maka serapan kalium umbi pun semakin meningkat dan waktu
pembentukan umbi semakin lambat.
Kata kunci : bawang putih, kalium, laju pertumbuhan dan umbi
1
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO: 2356- 4725/p- ISSN : 2655-7576
Vol.7. No.1. April 2020 (1) 1- 7 DOI: https://doi.org/10.32734/jpt.v7i1,April.3679
60
Laju Pertumbuhan relatif (mg/g/hari)
a
a
c c a
b
50
c
c cd KCl
40 d cd cd
30 ZK
20 KNO3
10
0
60 120 180 240
Dosis Pupuk (kg K2O/ha)
Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmed et pembentukan umbi semakin mengalami
al. (2009) menyatakan bahwa aplikasi K2SO4 perlambatan begitupun sebaliknya dengan dosis
lebih efektif daripada KCl, dikarenakan pupuk yang rendah waktu pembentukan umbi
pengaruh ion SO4 pada pembentukan pigmen mengalami percepatan. Hal ini diduga karena
fotosintesis dan asimilasi karbohidrat yang semakin tinggi ketersediaan hara untuk bawang
dialihkan untuk pengisian umbi sehingga mampu putih dan dengan kondisi suhu rendah pada hari
meningkatkan hasil. Pengaruh nitrat pada pupuk ke-68 yaitu 22oC menyebabkan pembentukan
KNO3 diduga mampu meningkatkan biomassa umbi mengalami perlambatan dimana tanaman
karena nitrat berfungsi merangsang pembelahan akan fokus pada fase vegetatif. Dosis pupuk yang
sel sehingga membentuk lapisan umbi yang rendah menyebabkan ketersediaan hara rendah
banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Utomo dan dengan kondisi suhu yang tinggi pada hari
dan Suprianto (2019) yang menyatakan bahwa ke-60 adalah 25,1oC membuat tanaman bawang
nitrat dalam KNO3 berperan dalam menghasilkan putih mempercepat membentukan umbi. Wu et
asam nukleat, yang merangsang pembelahan sel al. (2016) menyatakan bahwa waktu
untuk membentuk lapisan daun dengan baik dan pembentukan umbi pada bawang putih berbeda-
kemudian membentuk lapisan umbi. beda berdasarkan kondisi suhu lingkungannya,
pada suhu 15oC, 20oC dan 25oC masing-masing
Waktu Pembentukan Umbi rata-rata waktu pembentukan umbi adalah
101,56 hari, 69,06 hari dan 56,83 hari sehingga
Hasil analisis ragam pada parameter semakin tinggi suhu semakin terjadi percepatan
waktu pembentukan umbi menunjukkan bahwa pembentukan umbi. Kondisi suhu lingkungan
terdapat pengaruh nyata dosis pupuk terhadap yang tinggi dapat memacu pembentukan umbi
waktu pembentukan umbi (Tabel 1). semakin cepat karena bawang putih mengalami
Dosis pupuk 180 dan 240 kg K2O/ha cekaman suhu. Hal ini sesuai dengan pendapat
memberikan pengaruh yang sama dan berbeda Hickey (2012) yang menyatakan bahwa
nyata dibandingkan dengan dosis pupuk 60 dan percepatan waktu pembentukan umbi terjadi
120 kg K2O/ha terhadap waktu pembentukan ketika suhu lingkungan dan lama penyinaran
umbi. Semakin tinggi dosis pupuk kalium waktu yang meningkat.
Tabel 1. Waktu pembentukan umbi bawang putih yang dipengaruhi oleh dosis pupuk dan sumber
pupuk kalium yang berbeda
Dosis Pupuk Sumber Pupuk Rata-rata
(kg K2O/ha) KCl ZK KNO3
----(hst)----
60 63,15 59,65 58,48 60,42b
120 58,19 60,52 61,98 60,23b
180 67,52 69,27 69,27 68,69a
240 66,94 65,63 69,42 67,33a
Rata-rata 63,95 63,77 64,79
*Superskrip yang berbeda pada kolom rata-rata menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05)
5
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO: 2356- 4725/p- ISSN : 2655-7576
Vol.7. No.1. April 2020 (1) 1- 7 DOI: https://doi.org/10.32734/jpt.v7i1,April.3679
Tabel 2. Serapan kalium umbi bawang putih yang dipengaruhi oleh dosis pupuk dan sumber pupuk
kalium yang berbeda
Bunches with Boiler Ash on Growth and Jurnal Ganec Swara, 7(2), 10–18.
Yield of Onion (Allium ascalonicum L.). Setiawati, W., Murtiningsih, R., Sopha, G. A
Jurnal Agroekoteknologi, 5(2), 1-6. & Handayani, T. (2007). Petunjuk
Amiroh, A. (2017). Pengaplikasian dosis Teknis Budidaya Tanaman Sayuran.
pupuk bokashi dan KNO3 terhadap Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
pertumbuhan dan hasil tanaman melon Shafeek, M. R., Nagwa, M. H., Singer, S. M.,
(Cucumis melo L.). Jurnal Saintis, 9(1), & El-Greadly, N. H. (2013). Effect of
25 - 36. potassium fertilizer and foliar spraying
Arisha, H. M. E.,. Ibraheim, S. K. A & El- with Etherel on plant development, yield
Sarkassy, N. M. (2017). Response of and bulb quality of onion plants (Allium
garlic (Allium sativum L.) yield, volatile cepa L). Journal of Applied Sciences
oil, and nitrate content to foliar and soil Research, 9(2), 1140-1146.
application of potassium fertilizer under Sholihin, Y., Suminar, E., Rizky, W.H. &
sandy soil conditions. Middle East Pitaloka, G.G. (2016). Meristem
Journal of Applied Sciences, 7(1), 44-56. explants growth of garlic (Allium
Aslamiah, I. D., dan Sularno. (2017). Response sativum L.) Cv. tawangmangu on various
of growth and production of peanut compositions of kinetin and ga3 in vitro.
plants of the addition of organic fertilizer Jurnal Kultivasi, 15(3), 172–179.
concentration and reduction of anorganic Sulichantini, E. D. (2016). Effect of plant
fertilizer dosage. Prodising Seminas growth regulator Concentration Against
Nasional Fakultas Pertanian UMJ. Regeneration Garlic (Allium sativum L)
BPS. (2018). Statistik Indonesia. Badan Pusat In the Tissue Culture.. Jurnal Agrifor,
Statistik Republik Indonesia, Jakarta. 15(1), 29–38.
Gunadi, N. (2009). Kalium sulfat dan kalium Suminarti, N.E. (2010). The Effects of N and
klorida sebagai sumber pupuk kalium K Fertilization on the Growth and Yield
pada tanaman bawang merah. Jurnal of Taro on Dry Land. Akta Agrosia,
Hortikultura, 19(2),174-185. 13(1), 1–7.
Hickey, M. (2012). Growing Garlic in NSW Uke, K. H. Y., Barus, H & Madauna, I. W.
Second Edition. Primefact 259. (2015). Effect of Tuber Sizes and
Department of Primary Industries. NSW Potassium Dosages on Growth and
Goverment. Australia. Production of Shallots var. Lembah Palu.
Hilal, M.H., Selim, A.M. & El-Neklawy, A.S. Jurnal Agrotekbis, 3(6), 655 - 661.
(1992). Enhancing and retarding effect Utomo, P.S & Suprianto, A. (2019). Respon
of combined sulphur and fertilizers pertumbuhan dan produksi tanaman
applications on crop production in bawang merah (Allium ascalonicum L.)
different soils. In Proceedings Middle varietas thailand terhadap perlakuan
East Sulphur Symposium 12-16 dosis pupuk kusuma bioplus dan KNO3
February, Cairo, Egypt. putih. Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia,
Marschner, P.( 2012). Mineral Nutrition of 4(1), 28–34.
Higher Plants Third Edition. Elsevier Wu, C., Wang, M., Cheng, Z & Meng, H.
Ltd. Oxford. (2016). Response of garlic (Allium
Nainwal, R. C., Sigh, D., Katiyar, R. S., sativum L.) bolting and bulbing to
Sharma, I & Tewari, S. K. (2015). temperature and photoperiod treatments.
Response of garlic to integrated nutrient Biol Open, 5(4), 507-518.
management practices in a sodic soil of
Uttar Pradesh, India. Journal of Spices
and Aromatic Crops, 24(1), 33-36.
Putra, A. A. G. (2013). Kajian aplikasi dosis
pupuk ZA dan kalium pada tanaman
bawang putih (Allium sativum L.).
7