Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/fsce
HERNAWATI FAJIARNINGSIH
Jurusan Teknik Jasa Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Abstract
___________________________________________________________________
Cookies are a sweet pastry and shape into small pieces . Generally, cookies are made from soft wheat flour that is kind of flour
that has a protein content of 8-9 % and wheat flour that contains no protein at all . Therefore making cookies can use flour
than wheat flour then use in the manufacture of potato flour cookies can reduce reliance on wheat flour. To the authors make
experiments with the use of composite flour cookies potato. The purpose of this study was to determine whether there is the e ffect
of using potato starch composites with different percentage of 100 % , 90 % , and 80 % of the quality cookies from the aspect of
color , aroma , flavor , and texture , determine the best composite use of cookies on the quality of composite potato starch ,
determine the level of community preferences and nutrient content of sodium and potassium on cookies experimental results .
The research object is potato flour cookies with different composite with percentage 100 % , 90 % , and 80 % . The research
design was a one -shot case study . The research data analysis methods using ANOVA test and analysis methods A descriptive
analysis using the percentage . The result is no effect of the use of potato starch composites with different percentage of 100 % ,
90 % and 80 % of the sensory quality of cookies from the aspect of color , aroma , flavor , and texture . Composite flour and
potato flour as much as 100 % produce the best quality cookies . The most preferred sample is a composite sample of potato
starch cookies on the number of samples is 432 percent 100 % : 0 % and included in the criteria disukai.Hasil laboratory tests
showed that the sodium and potassium content of the 432 samples was 0.19 % and 0.32 % , 521 samples of sodium and
potassium contents were 0.10 % and 0.20 % , and 153 samples of sodium and potassium content is 0.09 % and 0.19 %.
37
Hernawati Fajiarningsih / Food Science and Culinary Education Journal 2 (1) (2013)
Uji prasyarat analisis statistik cookies hasil 85,9 < F (tabel) 3,24 maka hipotesis kerja
eksperimen yaitu analisa uji normalitas diterima, yang berarti ” Ada perbedaan
cookies hasil eksperimen dan analisa uji penggunaan komposit tepung kentang dan
homogenitas cookies hasil eksperimen. tepung terigu terhadap kualitas cookies
Hasil uji normalitas data uji inderawi pada aspek warna yang signifikan dari
cookies semprit komposit tepung kentang ketiga sampel cookies hasil eksperimen.
dan tepung terigu pada sampel 432, Karena ada perbedaan sehingga perlu
sampel 521 dan sampel 153 berdasarkan dilanjutkan uji tukey.
per indikator dan keseluruhan indikator Hasil perhitungan anava, kemudian
tampak bahwa harga Lo < Ltabel ini dibandingkan dengan harga F (tabel). Dari
berarti data berdistribusi normal. Untuk perhitungan didapatkan harga F hitung
hasil uji homogenitas data dengan 44,16 > F (tabel) 3,24 maka hipotesis kerja
menggunakan uji barlett pada sampel 432, diterima, yang berarti ”Ada perbedaan
sampel 521 dan sampel 153 pada indikator komposit tepung kentang dan tepung
warna, rasa, aroma, tekstur dan terigu pada aspek aroma harum yang
keseluruhan indikator menunjukkan signifikan dari ketiga sampel cookies hasil
bahwa harga chi kuadrat hitung < chi eksperimen”. Karena ada perbedaan
kuadrat tabel ini berarti data hasil uji sehingga perlu dilanjutkan uji tukey”. Uji
inderawi pada per indikator dan tukey digunakan sebagai lanjutan dari
keseluruhan indikator memiliki varians anava untuk mengetahui lebih jelas
yang sama atau homogen. tentang perbedaan antara sampel. Serta
Hasil perhitungan anava, kemudian diban- terdapat sampel yang terbaik, rerata skor
dingkan dengan harga F (tabel). Dari pada tabel diatas menunjukkan bahwa
perhitungan didapatkan harga F hitung rerata skor tertinggi berdasarkan indikator
176,06 > F (tabel) 3,24 maka hipotesis aroma harum adalah pada sampel 432
kerja diterima, yang berarti ”Ada yaitu cookies penggunaan komposit
perbedaan penggunaan komposit tepung tepung kentang dan tepung terigu sebesar
kentang dan tepung terigu terhadap 100% dengan rerata skor sebesar 3,6 maka
kualitas cookies seluruh indikator yang sampel 432 adalah sampel yang terbaik.
signifikan dari ketiga sampel cookies hasil Hasil perhitungan anava, kemudian
eksperimen”. Karena ada perbedaan dibandingkan dengan harga F (tabel). Dari
sehingga perlu dilanjutkan uji tukey. Uji perhitungan didapatkan harga F hitung
tukey digunakan sebagai lanjutan dari 53,45 > F (tabel) 3,24 maka hipotesis kerja
anava untuk mengetahui lebih jelas diterima, yang berarti ”Ada perbedaan
tentang perbedaan antara sampel. Serta komposit tepung kentang dan tepung
terdapat sampel yang terbaik, Rerata skor terigu pada aspek aroma tepung kentang
pada analisa menunjukkan bahwa rerata yang signifikan dari ketiga sampel cookies
skor tertinggi berdasarkan keseluruhan hasil eksperimen”. Karena ada perbedaan
indikator adalah pada sampel 432 yaitu sehingga perlu dilanjutkan uji tukey”. Uji
cookies penggunaan komposit tepung tukey digunakan sebagai lanjutan dari
kentang dan tepung terigu sebesar 100% anava untuk mengetahui lebih jelas
dengan rerata skor sebesar 21,5 maka tentang perbedaan antara sampel. Serta
sampel 432 adalah sampel yang terbaik. terdapat sampel yang terbaik, rerata skor
Hasil perhitungan anava, kemudian di- pada tabel diatas menunjukkan bahwa
bandingkan dengan harga F (tabel). Dari rerata skor tertinggi berdasarkan indikator
perhitungan didapatkan harga F hitung aroma harum adalah pada sampel 432
38
Hernawati Fajiarningsih / Food Science and Culinary Education Journal 2 (1) (2013)
yaitu cookies penggunaan komposit dengan rerata skor sebesar 3,6 maka
tepung kentang dan tepung terigu sebesar sampel 432 adalah sampel yang terbaik.
100% dengan rerata skor sebesar 3,55 Berdasarkan analisa kesukaan masyarakat
maka sampel 432 adalah sampel yang terhadap cookies hasil eksperimen bahwa
terbaik. konsumen secara umum menyukai sampel
Hasil perhitungan anava, kemudian 432 yaitu cookies tepung kentang dan
dibandingkan dengan harga F (tabel). Dari tepung terigu sebanyak 100% dengan
perhitungan didapatkan harga F hitung presentase 73,13 dan kriteria kesukaannya
30,77 > F (tabel) 3,24 maka hipotesis kerja adalah sangat suka.
diterima, yang berarti ”Ada perbedaan Analisis uji laboratorium menunjukkan
komposit tepung kentang dan tepung bahwa cookies penggunaan komposit
terigu pada aspek rasa tepung kentang tepung kentanng dan tepung terigu
yang signifikan dari ketiga sampel cookies memberikan data bahwa kandungan
hasil eksperimen”. Karena ada perbedaan natrium dan kalium pada sampel 432
sehingga perlu dilanjutkan uji tukey”. Uji adalah 0,19% dan 0,32%, sampel 521
tukey digunakan sebagai lanjutan dari kandungan natrium dan kalium adalah
anava untuk mengetahui lebih jelas 0,10% dan 0,20%, dan sampel 153
tentang perbedaan antara sampel. Serta kandungan natrium dan kalium adalah
terdapat sampel yang terbaik, rerata skor 0,09% dan 0,19%.
pada tabel diatas menunjukkan bahwa Menurut Bambang Kartika, warna dalam
rerata skor tertinggi berdasarkan indikator bahan makanan memegang peranan
aroma harum adalah pada sampel 432 penting karena faktor warna merupakan
yaitu cookies penggunaan komposit faktor yang pertama kali diamati oleh
tepung kentang dan tepung terigu sebesar konsumen, sedangkan faktor lainnya akan
100% dengan rerata skor sebesar 3,5 maka diamati kemudian. Sehingga warna
sampel 432 adalah sampel yang terbaik. merupakan faktor mutu yang sangat
Hasil perhitungan anava, kemudian mempengaruhi kenampakan suatu produk
dibandingkan dengan harga F (tabel). Dari pangan.
perhitungan didapatkan harga F hitung
20,77 > F (tabel) 3,24 maka hipotesis kerja Warna
diterima, yang berarti ”Ada perbedaan Berdasarkan hasil perhitungan
komposit tepung kentang dan tepung analisis varians klasifikasi tunggal pada
terigu pada aspek tekstur yang signifikan indikator warna cookies dari tepung
dari ketiga sampel cookies hasil eks- kentang menunjukkan bahwa ada
perimen”. Karena ada perbedaan sehingga perbedaan yang nyata pada sampel 432,
perlu dilanjutkan uji tukey”. Uji tukey 521, dan 153. Hal ini dimungkinkan
digunakan sebagai lanjutan dari anava karena perbedaan jumlah/prosentase
untuk mengetahui lebih jelas tentang tepung kentang yang digunakan. Semakin
perbedaan antara sampel. Serta terdapat banyak tepung kentang yang digunakan
sampel yang terbaik, rerata skor pada tabel dan semakin sedikit tepung terigu yang
diatas menunjukkan bahwa rerata skor digunakan maka akan menghasilkan
tertinggi berdasarkan indikator aroma cookies dengan warna yang semakin
harum adalah pada sampel 432 yaitu kuning. Semakin banyak tepung terigu
cookies penggunaan komposit tepung yang digunakan dan semakin sedikit
kentang dan tepung terigu sebesar 100% tepung kentang yang digunakan maka
akan menghasilkan cookies dengan warna
39
Hernawati Fajiarningsih / Food Science and Culinary Education Journal 2 (1) (2013)
kuning pucat. Hal ini disebabkan karena bahan dan ketika bahan tesebut diolah
pada proses pemanggangan cookies terjadi akan dapat menghasilkan aroma dan cita
pencokelatan (browning reaction) yaitu rasa khas yang dapat sedikit menutupi
reaksi mailard. Menurut Winarno aroma dan cita rasa umbi
(1997:41), reaksi mailard merupakan (http://odbroken.wordpress.com, diakses
reaksi antara karbohidrat, khususnya gula pada tanggal 01-04-2011). Sehingga
pereduksi dengan gugus amino primer penggunaan tepung kentang yang lebih
dari protein yang menghasilkan senyawa banyak akan menghasilkan aroma tepung
hidroksimetrifurfural yang kemudian kentang sangat nyata.
berlanjut menjadi furfural. Furfural yang
terbentuk berpolimer membentuk senyawa Aroma Tepung Kentang
melanoidin yang berwarna kecokelatan. Berdasarkan hasil perhitungan analisis
Melanoidin inilah yang memberikan warna varians klasifikasi tunggal pada indikator
kuning pada cookies yang dihasilkan. aroma tepung kimpul menunjukkan
Aroma dapat didefinisikan sebagai bahwa “ada perbedaan yang nyata” pada
sesuatu yang dapat diamati dengan indera masing-masing sampel, diantara semua
pembau. Aroma sukar untuk diukur sampel ada yang dinyatakan terbaik pada
sehingga biasanya menimbulkan pendapat indikator. Hal ini dimungkinkan karena
yang berlainan dalam menilai kualitas aroma harum khas cookies timbul dari
aromanya (Kartika, 1988). Perbedaan bahan dasar dan bahan tambahan yang
pendapat tersebut disebabkan karena digunakan yaitu margarin, gula, dan telur.
setiap orang memiliki intensitas Pada cookies eksperimen yaitu cookies
penciuman yang tidak sama meskipun dari tepung kentang pada aspek aroma
mereka dapat membedakan aroma, yang dihasilkan harum gurih khas tepung
namun setiap orang mempunyai kesukaan kentang. Penggunaan komposit tepung
yang berlainan. kentang akan menguatkan aroma harum
Berdasarkan hasil perhitungan gurih dari cookies. Hal ini dikarenakan
analisis varians klasifikasi tunggal pada umbi kentang setelah dijemur
indikator aroma tepung kimpul menghasilkan aroma harum gurih khas
menunjukkan bahwa “ada perbedaan umbi kentang. Aroma gurih disebabkan
yang nyata” pada masing-masing sampel, karena tepung kentang mempunyai
diantara semua sampel ada yang kandungan lemak sebesar 0,1 gram.
dinyatakan terbaik pada indikator. Hal ini
dimungkinkan karena aroma gurih Rasa Manis Gurih
sehingga penggunaan prosentase tepung Bahan pangan pada umumnya tidak
kentang yang banyak atau sedikit akan hanya memiliki satu rasa melainkan
mempengarui terhadap aroma yang gabungan berbagai macam rasa secara
dihasilkan. Dengan demikian perbedaan terpadu. Rasa lebih banyak melibatkan
jumlah tepung kimpul berpengaruh panca indera yaitu lidah, karena lidah
terhadap aroma pada cookies. Ini senyawa dapat dikenali rasanya.
dikarenakan pada proses pembuatan Berdasarkan hasil perhitungan analisis
tepung kentang granula pati akan men- varians klasifikasi tunggal pada indikator
galami hidrolisis yang menghasilkan rasa manis gurih menunjukkan bahwa
monosakarida sebagai bahan baku untuk “ada perbedaan yang nyata” pada masing-
menghasilkan asam-asam organik masing sampel, diantara semua sampel
Senyawa organik ini akan terambisi dalam ada yang dinyatakan terbaik. Semakin
40
Hernawati Fajiarningsih / Food Science and Culinary Education Journal 2 (1) (2013)
41
Hernawati Fajiarningsih / Food Science and Culinary Education Journal 2 (1) (2013)
42
Hernawati Fajiarningsih / Food Science and Culinary Education Journal 2 (1) (2013)
43
Hernawati Fajiarningsih / Food Science and Culinary Education Journal 2 (1) (2013)
44