Perbedaan skema penarikan hukum pendekatan induktid dan deduktif
A. Pendekatan induktif melakukan penarikan hukum bersumber pada
pengalaman dan eksplorasi. Penaikan hukum induktif memiliki dua cara yaitu memahami fakta ( fahmul waqi’) dan juga memahami nas ( fahmun nuhush). Contohnya Muhammad al-Nasafi, yang popular dengan nama Hafiz adDin al Nasafi (w.710 H) dengan karyanya berjudul Manar alAnwar fi Usul al-Fiqh. Metode yang digunakan adalah dengan mengadakan istiqra’ (induksi) terhadap pendapatpendapat Imam sebelumnya dan mengumpulkan pengertian makna dan batasan-batasan yang mereka pergunakan sehingga metode ini mengambil konklusi darinya. Aliran ini melahirkan rumusan kaidah yang lebih memperhatikan karakter-karakter furu‟ dan memperhatikan kepentingan mukallaf, dengan melihat pesan- pesan al-Qur‟an dan asSunnah tentang masalah yang dimaksud.
B. Sedangkan pendekatan deduktif melakukan penarikan hukum yang
bersumber langsung dari nas” al-qur’an dan sunnah lalu metode ini menghasilkan hukum syari’at islam. Adapun langkah-langkahnya sebagi berikut 1. Menentukan jenis khithon atau seruan apakah perintah atau larangan 2. Menari qarinah atau tanda apakah bersifat jazm atau ghairu jazm 3. Menentukan status hukum syariatnya,apakah haram,wajib sunnah,mubah,makruh atau haram. Contohnya adalah dalam ilmu ekonomi terdapat hukum yang mengemukakan bahwa “jika persediaan barang-barang dan jasa berkurang dalam masyarakat, sementara permintaannya tetap/meningkat , maka barang dan jasa tersebut akan naik harganya