Anda di halaman 1dari 40

EKONOMI ISLAM

Ekonomi Islam ?
• "Ekonomi Islam adalah ilmu sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat dalam perspektif
nilai-nilai Islam". (Mannan, 1986:
h.18)
Ekonomi Islam adalah "suatu upaya sistematik untuk memahami masalah ekonomi dan perilaku manusia yang
berkaitan dengan masalah itu dari perspektif Islam:. (Ahmad, 1992: H.19)

• Ekonomi Islam adalah "tanggapan pemikir-pemikir muslim terhadap tantangan ekonomi pada jamannya. Dalam
upaya ini mereka dibantu oleh Qur'an dan Sunnah, serta alasan dan pengalaman:. {Siddiqi, 1992: h.69)

• "Ekonomi Islam memusatkan perhatian pada studi tentang kesejahteraan manusia yang dicapai dengan
mengorganisasikan sumberdaya di bumi atas dasar kerjasama dan partisipasi". (Khan, 1994: h.33)

• "Ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai cabang ilmu yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia
melalui alokasi dan distribusi sumberdaya yang langka, yang sejalan dengan ajaran Islam, tanpa membatasi
kebebasan individu ataupun menciptakan ketidakseimbangan ekonomi makro dan ekologis." (Chapra, 1996:
h33)
Tujuan Ekonomi Islam?
• Tujuan Ekonomi Syariah selaras dengan tujuan dari syariat Islam itu
sendiri (maqashid asy syari’ah), yaitu mencapai kebahagiaan di dunia
dan akhirat (falah) melalui suatu tata kehidupan yang baik dan
terhormat (hayyah thayyibah). Tujuan falah yang ingin dicapai oleh
Ekonomi Syariah meliputi aspek mikro ataupun makro, mencakup
horizon waktu dunia atau pun akhirat (P3EI, 2012:54).
Ruang Lingkup
• Ilmu ekonomi dibagi menjadi dua cabang utama, yaitu mikroekonomi dan
makroekonomi.
• Mikro Ekonomi : Mikro ekonomi merupakan ilmu ekonomi yang menangani
perilaku satuan – satuan ekonomi individual termasuk didalamnya dalam
pengambilan keputusan dalam rangka untuk mengatasi permaslahan alokasi
akibat kelangkaan sumber daya. Satuan – satuan ini mencakup konsumen, pekerja
atau buruh, para penanam modal, pemilik tanah, perusahaan bisnis. intinya setiap
individu atau entitas memainkan peran dalam berfungsinya suatu perekonomian
• Makro Ekonomi : ilmu ekonomi makro mempelajari variabel – variabel ekonomi
secara agregat(keseluruhan). Variabel tersebut antara lain; pendapatan nasional,
kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi,
pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.

Lanjutan….
Ruang lingkup ekonomi islam adalah menyangkut kepada semua aspek
perilaku manusia baik dalam konsumsi, produksi maupun distribusi
yang kesemuanya itu tidak bisa bebas dari aturan – aturan yang ada
dalam al-Quran dan Sunnah.
Jadi tujuan dari ketiga aspek di atas adalah menuju pada satu tujuan
yang sama yaitu mencapai maslahah yang maksimum bagi umat
manusia. Apabila maslahah dapat dicapai , maka kehidupan manusia
akan bahagia di dunia dan akhirat
Metodologi Ekonomi Islam
Urgensi Ekonomi Islam
Kebutuhan terhadap studi tersebut semakin mendesak karena;
• pertama dari aspek sistem,
ekonomi Islam berkembang pada saat hegemoni sistem kapitalis telah berpengaruh pada hampir
seluruh aktivitas ekonomi publik.
• Kedua, dari aspek opini publik, masih terdapat kesalahpahaman
masyarakat muslim bahwa sistem ekonomi Islam hanya sistem ekonomi konvensional yang berganti baju dan
dipoles sedikit sehingga tampak islami.

• Ketiga, dari aspek political will, beragam regulasi terkait dengan sistem ekonomi Islam telah dilakukan oleh
pemerintah Indonesia melalui perundang-undangan atau peraturan hukum yang lain .
• Ketiga hal di atas semakin memberikan kejelasan bahwa studi ekonomi Islam menjadi sesuatu
yang urgen. Studi ekonomi Islam dibutuhkan untuk dapat memberikan suatu penguatan terhadap
sistem yang telah berjalan sehingga menjadi lebih baik serta mengklarifikasi bahwa sistem ekonomi
tidak melenceng dari asas-asas normatif. Semakin banyak studi ekonomi Islam dilakukan secara
formal, maka akan banyak lahir intelektual (ahli ekonomi Islam) yang dapat menerjemahkan
kebutuhan aplikasi terhadap teks-teks normatif yang terdapat dalam fiqhiyyah al-muamalah atau
asasul itqishâdiyah
Karakter Ekonomi Islam
• Dalam ekonomi Islam terdapat dialektika antara nilai-nilai spiritualisme
dan materialism
• Kebebasan ekonomi, artinya tetap membenarkan kepemilikan individu
dan kebebasan dalam bertransaksi sepanjang dalam koridor syariah.
• Karakteristik ekonomi Islam ditandai adanya kepemilikan multijenis
(multitype ownership ).
• Menjaga kemaslahatan individu dan masyarakat
• Harta adalah Kepunyaan Allah dan Manusia Merupakan Khalifah Atas
Harta yang dititipkan
• Ekonomi Islam adalah Ekonomi yang Terikat dengan Akidah, Syariah
(hukum), dan Moral
Lanjutan…
• Ekonomi Islam adalah Ekonomi yang Menjaga Keseimbangan antara
Kerohanian dan Kebendaan
• Ekonomi Islam Menciptakan Keseimbangan antara Kepentingan Individu
dengan Kepentingan umum
• Negara Diberi Wewenang Turut Campur dalam Perekonomian
• Bimbingan Konsumsi
• Petunjuk Investasi
• Pemberlakuan Zakat (termasuk Sedekah & Infak)
• Larangan Terhadap Riba
• Ekonomi Wasathi (bersifat moderat atau menengah)
• Meminimalkan transaksi yang berisiko/derivative dan atau spekulatif
Nialai-nilai dasar ekonomi Islam
•Adl
1. persamaan kompensasi.
2. persamaan hukum.
3. moderat.
4. proporsional

•Khilafah (tanggung jawab) sebagai khalifah dimuka bumi yg meliputi tanggung jawab :
1. berperilaku ekonomi dg cara yg benar.
2. mewujudkan mashlahah maksimum
3. perbaikan kesejahteraan setiap individu

•Takaful (penjamina masyarakat) yg meliputi jaminan :


1. pemilikan & pengelolaan sumber daya oleh individu.
2. menikmati hasil pembangunan untuk setiap individu.
3. membangun keluarga sakinah bagi setiap individu.
4. amar ma’ruf nahi munkar
PARADIGMA EKONOMI ISLAM
• Pradigma berpikir & berperilaku (behaviour paradigma).
adalah spirit dan pedoman masyarakat dalam berperilaku , yaitu nilai-nilai ekonomi Islam

• Paradigma umum (grand patern)


adalah gambaran yang mencerminkankeadaan suatu masyarakat yg berpegang teguh pada paradigma
perilaku.
Misalnya : Paradigma yg terbentuk dari kapitalisme adalah individu meterialisme dalam berpikir &
mekanisme pasar
PANDANGAN ISLAM TENTANG EKONOMI

Ekonomi Islam

Ilmu Ekonomi Sistem Ekonomi Islam


Teknik/upaya mengadakan Pengaturan cara
dan meningkatkan kepemilikan, pengelolaan
produktivitas dan distribusi kekayaan

Universal, tidak terkait Terkait dengan Ideologi Islam


ideologi tertentu dan diatur oleh Syariah

Mengikat individu,
masyarakat dan negara
Ekonomi Ekonomi Ekonomi
Kapitalis Islam Sosialis

Paradigma Paradigma Paradigma


Materialisme Syariah Dialektika

Seluruh aktivitas Seluruh aktivitas Seluruh aktivitas


ekonomi bernilai ekonomi ekonomi mengikuti
materi / bermanfaat berdasarkan dialektika masyarakat
boleh dilakukan syariah Islam yang ditetapkan negara

Liberalisme Otoriterianisme
ekonomi negara
Pandangan Islam terhadap
harta & kegiatan ekonomi
• Pemilik mutlak terhadap segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini, termasuk harta
benda, adalah Allah SWT (kepemilikan oleh manusia hanya bersifat relatif, sebatas
untuk melaksanakan amanah mengelola dan memanfaatkan sesuai dengan
ketentuanNya).
• Status harta yang dimiliki manusia adalah :
1. Harta sebagai amanah (titipan, as a trust) dari Allah SWT.
2. Einstain berpendapat, manusia tida mampu menciptakan energi, yang mampu
manusia lakukan adalah mengubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain.
5. Harta sebagai perhiasan hidup yang memungkinkan manusia bisa meninkmati
dengan baik dan tidak berlebihan.
6. Harta sebagai ujian keimanan. (menyangkut cara mendapatkan dan
memanfaatkan.
7. Harta sebagai bekal ibadah
Pandangan Islam terhadap
harta & kegiatan ekonomi
• Pemilikan harta dapat dilakukan antara lain melalui usaha
(a’mal) atau mata pencaharian (ma’isyah).
• Dilarang mencari harta, berusaha atau bekerja yang dapat
melupakan kematian (Q.S. At Takatsur: 1-2), melupakan Dzikurullah
(Q.S. Al Munafiqun: 9), Melupakan shalat & Zakat (Q.S. An Nur: 37),
dan memusatkan kekayaan pada sekelompok orang saja (Q.S. Al
Hasyr: 7).
• Dilarang menempuh usaha yang haram, seperti :
1. Kegiatan Ribawi (Q.S. Al Baqarah: 275-281).
2. Berjual beli barang yang dilarang atau haram (Q.S. Al Maidah:
90-91).
3. Mencuri/merampok/penggasaban (Q.S. Al Maidah: 38).
4. Curang dalam takaran dan timbangan (Q.S. Al Muthaffifin: 1-6).
5. Melalui cara-cara yang bathil dan merugikan (Q.S. Al Baqarah:
188).
6. Melalui cara suap menyuap (H.R Imam Ahmad).
Masalah Ekonomi
Barang
Mempunyai Menjadi
Nilai Guna Alat Pemuas
Jasa (Utility)

Jumlahnya Perspektif Islam


Terbatas
(Scarcity)
Terbatas Distribusi
Kemiskinan Individu
(limited): warga negara? Barang dan
Primary needs
Kebutuhan Jasa
Cukup Muncul
Manusia
(human need) Tidak Cukup Masalah
Tak terbatas
Ekonomi
(unlimited): Peningkatan
Kemiskinan GDP dan GNP
Scondary
negara? Negara
needs

Perspektif Kapitalisme dan


Sosialisme
Asas Ekonomi Islam
Kepemilikan Individu
(Private Ownership)

Kepemilikan Kepemilikan Umum


(Ownership) (Public Ownership)

Kepemilikan Negara
(State’s Ownership)
Asas dan Kaidah
Sistem Ekonomi Distribusi
(Distribution) Menjamin Kebutuhan per
Islam
Individu Warga Negara

Pengembangan Hak Milik


Disposisi
(Tasharruf)
Nafkah dan Infaq
• Kebijakan Ekonomi Islam:
Kebutuhan Pokok
Wajib Dipenuhi
(Primary Needs)
Kebutuhan per Kebutuhan Sekunder Tidak Wajib tapi
Individu (Scondary Needs) Dibantu

Kebutuhan Mewah
(Luxury Needs)
Human Needs
Kebutuhan Khilafah
Islam
Manusia
Pendidikan (Needs
for Education)

Kebutuhan Kesehatan (Needs


Wajib Dipenuhi
Kelompok for Health)

Keamanan (Needs
for Savety)
II- Kepemilikan :
• Definisi Kepemilikan:
Izin pembuatan syariat (as-syari’) untuk memanfaatkan zat dan jasa tertentu, yang
menyebabkan pemiliknya berhak mendapatkan kegunaan (utility)-nya, serta mendapatkan
kompensasi darinya.

■ Bentuk Kepemilikan:

Kepemilikan Hukum syara’ yang berlaku untuk barang


Individu (Private dan jasa, dimana pemiliknya berhak
Ownership) memanfaatkan dan mendapat kompensasi
darinya
Kepemilikan Kepemilikan Umum Izin pembuat syariat (as-syari’) kepada
(Ownership) (Public Ownership) suatu kelompok untuk sama-sama
memanfaatkan benda.

Kepemilikan Negara
Harta yang merupakan hak seluruh kaum
(State’s Ownership) Muslim, sedangkan pengelolaannya
menjadi wewenang Khalifah.
■ Tatacara Memiliki:
Shahih (Benar)

Hajat ‘Adhuwiyah: Kaifiyah Tamalluk:


Kebutuhan Jasmani Sebab Pemilikan Islam

Hubb at-Tamalluk: Kammiyah


Keinginan untuk Tamalluk:
Manusia memiliki Sosialisme
Pembatasan Jumlah

Gharizah al-Baqa’: Hurriyah Tamalluk:


Naluri Survival Kebebasan Hak Mlk Kapitalisme

Batil (Salah)
■ Sebab Kepemilikan Islam:

Menghidupkan
Waris Tanah Mati

Harta yang Diperoleh Menggali


tanpa Kompensasi Kandungan
Bumi
Sebab Berburu
Kepemilikan Bekerja
(Asbab at-Tamalluk) Makelar
Kebutuhan Harta
Penyambung Hidup Mudharabah

Musaqat
Pemberian
Ijarah
Negara

Cara memperoleh harta yang sebelumnya belum menjadi


hak milik, atau memperoleh harta yang belum dimiliki
sebelumnya.
III- Disposisi (Tasharruf):

Faktor Hubungan: Wasiat,


Kepemilikan Infaq Hadiah
Barang dan (Perbelanjaa
Jasa n) Faktor Nafkah: Ayah
kepada anak
Hukum Syara’
Disposisi dalam
(Tasharruf) Memanfaatkan
Barang dan Jasa
Pertanian (Zira’ah)

Pengembang
Perdagangan (Tijarah)
an Harta

Tanah Perindustrian (Shina’ah)

Harta yang Diperolah dari Pertukaran

Yang Diperoleh dgn Mengubah Bentuk

Anda mungkin juga menyukai