Anda di halaman 1dari 13

TANDA BAHAYA PERSALINAN

(PENDARAHAN & PERGERAKAN JANIN BERKURANG)

Dosen : Ismawati, S.ST, M.Kes

Disusun Oleh :

FEBY KESRIANI
BSN201015

PRODI DIII KEBIDANAN

INSTITUT SAINS DAN KESEHATAN BONE


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi saya kekuatan dan
petunjuk untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongannya penulis
tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun
berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang telah dititipkan kepada saya.
Makalah ini disusun dengan menghadapi berbagai rintangan, namun dengan
penuh kesabaran saya mencoba menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini memuat tentang “Tanda Bahaya Persalinan”, tema yang akan
dibahas dalam makalah ini sengaja dipilih oleh Dosen Pembimbing saya untuk
saya pelajari lebih mendalam. Butuh waktu yang cukup panjang untuk mendalami
materi ini sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Saya selaku penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
Pembimbing yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian makalah
ini. Semoga makalah yang saya buat ini dapat dinilai dengan baik dan
dihargai oleh pembaca. Meski makalah ini masih mempunyai kekurangan, saya
selaku penyusun memohon kritik dan saran. Terima kasih.

Watampone, 21 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Persalinan 3
B. Pendarahan 4
C. Pergerakan janin berkurang 7
BAB III PENUTUP 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrapsepsi merupakan
proses fisiologis dan berkesinambungan.(mami,2011:11). Dan tidak bisa di
pungkiri bahwa masa kehamilan,persalinan,masa nifas,bayi baru lahir hingga
penggunaan kontrasepsi, wanita akan mengalami berbagai masalah kesehatan.
agar kehamilan,persalinan serta nifas seorang ibu berjalan normal,ibu
membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik.untuk peraturan pemerintahan
nomor 61 tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi menyatakan bahwa setiap
perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan untuk mencapai hidup
sehat dan mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta
mengurangi angka kematian ibu (bandiyah,2009.) pelayanan kesehatan tersebut
sangat dibutuhkan selama periode in.karena pelayanan asuhan kebidanan yang
bersifat berkelanjutan (continuity of care ) saat di memang sangat penting
untuk ibu.dan dengan asuhan kebidanan tersebut tenaga kesehatan seperti
bidan,dapat memantau dan memastikan kondisi ibu dari masa kehamilan,
bersalin, serta sampai masa nifas.
Kehamilan dan persalinan merupakan suatu peristiwa
alamiah.Walaupun merupakan peristiwa alamiah, kadangkala kehamilan dan
persalinan disertai risiko berupa komplikasi baik untuk ibu maupun bayinya.
Komplikasi yang sering terjadi adalah perdarahan postpartum,eklamsia dan
infeksi (WHO, 2013). Komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas merupakan
masalah kesehatan utama bagi kesehatan wanita,karena merupakan penyebab
terbesar kematian ibu dan bayi.Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian
bayi (AKB) merupakan indikator utama dalam pelayanan kesehatan dan salah
satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs). AKI di Indonesia
diperkirakan tidak akan mencapai target MDGs yaitu 102 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015. Hal ini disebabkan karena adanya

1
peningkatan AKI di Indonesia. Hasil survey demografi dan kesehatan
indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan adanya peningkatan AKI dari
tahun sebelumnya 2007. AKI Indonesia pada tahun 2007 sebesar 228 per
100.000 kelahiran hidup meningkat menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Hal ini berbanding terbalik dengan angka kematian bayi (AKB),hasil survei
demografi dan kesehatan 2012 menjelaskan bahwa AKB mengalami penurunan
namun walaupun mengalami penurunan tak berbeda jauh dengan hasil SDKI
2007, yaitu masing-masing 32 dan 34 kematian per 1.000 kelahiran hidup
(BKKBN, 2013).
Propinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu propinsi yangyang
menunjukkan adanya penurunan jumlah kematian ibu, dimana pada tahun 2011
jumlah kematian ibu sebesar 97 kasus menurun 84 kasus pada tahun 2012 dan
menurun lagi menjadi 79 kasus pada tahun 2013 (Dinkes Propinsi Sultra,
2013). Namun, tidak demikian dengan Kota Kendari. Terjadi peningkatan
angka kematian ibu, dimana pada tahun 2012 angka kematian ibu sebesar 53
per 100.000 kelahiran hidup meningkat menjadi 104 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2013 (Dinkes Kota kendari, 2013). Penyebab utama kematian
ibu adalah keracunan kehamilan dan infeksi. Kondisi ini diperparah lagi
dengan status gizi yang buruk, persalinan terlalu muda, paritas tinggi, anemia
dalam kehamilan, pengetahuan yang kurang tentang pemanfaatan fasilitas
kesehatan, sebagian ibu hamil terlambat mendapat pertolongan persalinan
difasilitas kesehatan, pertolongan persalinan oleh dukun (Dinkes Sultra, 2013).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian perdarahan?
2. Apa tanda-tanda bahaya persalinan?
3. Mengapa pergerakan janin berkurang?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian tanda bahaya persalinan.
2. Mengetahui bahaya apa yang terjadi pada persalinan.
3. mengetahui tentang berkurangnya pergerakan janin.

2
BAB II
PEMBAHASAN

PENDARAHAN
A. Pengertian Perdarahan
Perdarahan postpartum atau perdarahan pasca persalinan adalah keluarnya
darah dari janin lahir segera setelah melahirkan. Perdarahan setelah melahirkan
denga jumlah wajar merupakan hal yang noemal terjadi, Hal ini disebut lochia.
Pendarahan pada kehamilan lanjut (usia kehamilan >20 minggu)
meskipun sangat sedikit dapat merupakan ancaman bagi ibu dan janin.ibu perlu
segera mendapatkan pertolongan di nakes.
B. Faktor Risiko Perdarahan Postpartum
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kejadian perdarahan postpartum,
yaitu:
1. Persalinan lama.Bayi
2. Bayi dalam janin lebih dari satu.
3. Episiotomi (tindakan membuka jalan lahir dengan memberikan potongan
di sekitar jalan lahir).
4. Bayi besar lebih dari 4000 gr.
5. Riwayat perdarahan sebelumnya.
6. Anemia saat hamil.
7. Usia kehamilan terlalu tua (lebih dari 38 tahun).
Ada beberapa faktor yang membuat wanita berisiko mengalami perdarahan
pascamelahirkan abnormal, yaitu:
1. Memiliki riwayat perdarahan pada kehamilan sebelumnya
2. Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
3. Berusia lebih dari 40 tahun saat melahirkan
4. Melahirkan anak kembar
5. Mengalami plasenta previa
6. Menderita preeklamsia

3
7. Mengalami anemia saat hamil
8. Menjalani persalinan dengan operasi Caesar
9. Menjalani persalinan dengan induksi
10. Menjalani proses persalinan lebih dari 12 jam
11. Melahirkan bayi dengan berat badan di atas 4 kilogram
Gejala yang timbul berupa perdarahan dari jalan lahir yang keluar
segera setelah persalinan. Di dalam darah yang keluar biasanya mengandung
darah, beberapa bagian dari jaringan otot uterus, mukus atau lendir, dan sel
darah putih.
Pada keadaan yang normal darah yang keluar segera setelah melahirkan
kurang dari 500cc. Namun, pada keadaan ketika perdarahan postpartum
merupakan sebuah kelainan, darah yang muncul lebih dari 500cc. Keadaan
tersebut disertai gejala lain: 
1. Darah berwarna merah segar.
2. Nyeri pada perut bawah.
3. Demam.
4. Pernapasan cepat.
5. Keringat dingin.
6. Penurunan kesadaran, mengantuk atau pingsan

C. Diagnosis Perdarahan Postpartum


Diagnosis perdarahan postpartum ditegakkan oleh dokter dengan
melihat gejala klinis dari pasien. Dokter menentukan diagnosis perdarahan
postpartum jika menemukan perdarahan lebih dari 500cc dalam 24 jam pasca
persalinan.
Untuk mencari penyebab perdarahan dokter dapat melakukan beberapa
pemeriksaan fisik dan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan oleh
dokter meliputi:
1. USG, untuk melihat bagian dalam uterus apakah ada sisa plasenta yang
tertinggal

4
2. Pemeriksaan faktor pembekuan, untuk melihat adanya kelainan
pembekuan atau tidak.
D. Pengobatan Perdarahan Postpartum
Pada keadaan akut, yaitu ketika kehilangan darah sangat banyak, tindakan
pertama yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan cairan pengganti
melalui infus. Tindakan memperbaiki keadaan umum pengidap merupakan
prioritas utama pengobatan. Selanjutnya, pengobatan dilakukan dengan
memperbaiki penyebab dari perdarahan postpartum, seperti:
1. Pemberian obat-obatan untuk memperkuat kontraksi uterus, seperti
oksitosin.
2. Melakukan tindakan kuret apabila terdapat sisa jaringan plasenta yang
tertinggal di dalam uterus.
3. Pemberian transfusi darah dan komponen darah apabila terdapat
perdarahan masif pada pengidap.
E. Pencegahan Perdarahan Postpartum
Perdarahan postpartum mengenai pada kelompok yang tidak berisiko
sekalipun, sehingga tindakan pencegahan aktif harus segera dilakukan untuk
mencegah terjadinya perdarahan postpartum. Beberapa strategi yang dapat
dilakukan meliputi:
1. Identifikasi dan koreksi anemia pada ibu hamil sebelum persalinan.
2. Pemeriksaan tanda vital sebelum persalinan juga penting untuk
mengidentifikasi kemungkinan perdarahan yang  terjadi.
3. Untuk petugas kesehatan, manajemen aktif saat persalinan dan tindakan
persalinan yang menghindarkan dari terjadinya perdarahan
pascapersalinan.
PERGERAKAN JANIN BERKURANG
A. Pengertian Pergerakan janin berkurang
Berkurang dan hilangnya pergerakan janin dapat merupakan suatu tanda
gawat janin yang dapat berakhir dengan kematian janin. Karena itu sebaiknya
ibu mengerti cara menghitung pergerakan janin dalam satu hari,dan segera ke
nakes jika menduga pergerakan janin harus sudah duimual:sejak awal, yakni

5
sejak ibu merasa pergerakan janinnya,karena ibu sendirilah yang paling tahu
dan mungkin mendeteksi kesehatan janinnya,bisanya memperhatikan gerakan
janin setiap hari, dianjurkan untuk memperhatikan malam hari, saat itu janin
sedang ‘bangun’. Caranya :ibu berbaring (malam hari dan menghitung gerakan
janin selama 20 menit. Janin sehat akan bergerak lebih dari 5 kali dalam 20
menit.
Gerakan janin dan frekuensinya sangat penting untuk dikenali.
Sebab gerakan janin yang berkurang dapat menandakan tingginya risiko bayi
lahir mati atau kematian segera setelah kelahiran. Apakah itu artinya gerakan
janin berkurang pasti pertanda buruk? Tidak juga. Berikut ini beberapa kondisi
“wajar” yang bisa jadi penyebab gerakan janin berkurang:
1. Janin Sedang Tidur
Janin memiliki waktu tidur selama 20 sampai dengan 40 menit, dan tidak
lebih dari 90 menit. Janin tidak akan bergerak selama periode tersebut.
2. Ibu Kurang Sensitif Terhadap Gerakan Janin
Gerakan janin bisa kurang terasa apabila ibu hamil mengalami kondisi-
kondisi, seperti penurunan atau peningkatan jumlah air ketuban, posisi ibu
duduk atau berdiri, punggung janin berada di sisi depan perut, plasenta
atau ari-ari berada di sisi depan rahim, dan ibu sedang aktif bergerak atau
sibuk.
3. Efek Kebiasaan Sehari-hari
Gerakan janin bisa berkurang untuk sementara waktu apabila ibu hamil
mengonsumsi obat antinyeri atau obat tidur, merokok, dan/atau
mengonsumsi alkohol.

Berikut ini adalah beberapa penyebab gerakan janin berkurang pada ibu
hamil yang perlu diwaspadai:
1. Stres dan Gizi Ibu Hamil
Hormon yang keluar pada saat stres dapat menyebabkan gerakan
janin berkurang. Kondisi dehidrasi dan berpuasa tanpa diimbangi asupan

6
yang bergizi seimbang juga dapat mengurangi jumlah gerakan janin dalam
kandungan.
2. Selaput Ketuban Pecah Sebelum Waktu Melahirkan
Cairan ketuban menjaga kondisi janin tetap hangat, aman, dan
terlindungi. Bila selaput ketuban bocor atau pecah sebelum waktunya,
janin akan mengalami stres, gangguan gizi, dan rentan infeksi. Semua ini
dapat mengurangi bahkan menghentikan gerakan janin.
3. Plasenta Terlepas
Plasenta merupakan organ yang memberi makan janin. Plasenta
yang normal akan terus menempel pada dinding rahim hingga waktunya
melahirkan. Bila plasenta terlepas dari dinding rahim, aliran oksigen dan
darah ke janin akan terganggu. Keadaan ini dapat menimbulkan kematian
janin bila tidak segera ditangani.
4. Hipoksia
Hipoksia adalah istilah untuk menggambarkan kondisi tubuh yang
sangat kekurangan oksigen. Keadaan ini juga bisa menjadi salah satu
penyebab gerakan janin berkurang pada ibu hamil. Darah dan oksigen
dialirkan kepada janin melalui tali pusat. Bila tali tersebut tertekuk atau
terpelintir, aliran darah dan oksigen akan terhenti. Akibatnya, janin
mengalami hipoksia, yang ditandai dengan gerakan janin berkurang atau
berhenti.
Cara Mengatasi Gerakan Janin Berkurang
Ibu hamil sebaiknya langsung panik ketika mengalami gerakan janin
berkurang. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memancing janin
agar bergerak kembali, yaitu:
1. Ajak janin berbicara atau pasang headphone dengan lagu klasik di perut
agar janin merespons.
2. Mengelus perut perlahan-lahan.
3. Minum air dingin atau konsumsi makanan manis.
4. Berbaring posisi miring ke kiri, agar ruang gerak janin bertambah
sehingga ia dapat lebih aktif bergerak.

7
Jika janin tidak memberikan respons setelah ibu hamil melakukan
langkah-langkah di atas, ada baiknya segera periksakan lebih lanjut ke dokter.
Hal ini wajib dilakukan, khususnya jika ibu hamil juga mengalami kondisi-
kondisi sebagai berikut:
1. Dalam waktu 2 jam gerakan janin kurang dari 10 kali.
2. Terdapat perdarahan melalui vagina.
3. Pembengkakan di tubuh ibu hamil pada bagian kaki, tangan, dan wajah.
4. Kram perut terus-menerus, dan perut terasa nyeri saat disentuh.
Ibu hamil dengan tanda-tanda di atas perlu mendapatkan pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan USG oleh dokter kandungan. Dengan demikian,
penyebab gerakan janin berkurang dapat diketahui sehingga penanganan yang
paling tepat juga bisa segera diterapkan. Gerakan janin berkurang memang
tidak melulu disebabkan oleh kondisi berbahaya. Namun, ibu hamil harus tetap
waspada akan segala kemungkinan yang ada.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendarahan pada kehamilan lanjut (usia kehamilan >20 minggu)
meskipun sangat sedikit dapat merupakan ancaman bagi ibu dan janin.ibu perlu
segera mendapatkan pertolongan di nakes.
Berkurang dan hilangnya pergerakan janin dapat merupakan suatu tanda
gawat janin yang dapat berakhir dengan kematian janin. Karena itu sebaiknya
ibu mengerti cara menghitung pergerakan janin dalam satu hari,dan segera ke
nakes jika menduga pergerakan janin harus sudah duimual:sejak awal, yakni
sejak ibu merasa pergerakan janinnya,karena ibu sendirilah yang paling tahu
dan mungkin mendeteksi kesehatan janinnya,bisanya memperhatikan gerakan
janin setiap hari, dianjurkan untuk memperhatikan malam hari, saat itu janin
sedang ‘bangun’.
B. Saran
Semoga makalah ini bisa membantu kita lebih memahami tentang
Tanda Bahaya Persalinan yang lebih mendalam. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan. Kritik dan saran
membangun penulis harapkan untuk penyempurnakan makalah ini

9
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Persalinan_normal

https://www.halodoc.com/kesehatan/perdarahan-postpartum

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2698512/waspada-ini-penyebab-
gerakan-janin-berkurang-pada-ibu-hamil

Rose, Hana. Makalah Tanda Bahaya Persalinan dalam https://pdfcoffee.com/


makalah-tanda-bahaya-persalinandocx-pdf-free.html

10

Anda mungkin juga menyukai