Anda di halaman 1dari 8

KETENTUAN KHUSUS

PPN DAN PPNBM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Perpajakan


(Dosen Pengampu : Marc Muslimawati SE., M.Sc)

Disusun Oleh

WANDA PERTIWI
NIM : AK20011

PRODI SARJANA ADMINISTRASI KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KETENTUAN KHUSUS
PPN DAN PPNBM

PPN

adalah pajak yang dikenakan terhadap pertambahan nilai yang muncul karena
pemakaian faktor-faktor produksi oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang men
yiapkan, menghasilkan dan memperdagangkan Barang Kena Pajak (BKP) dan
Jasa Kena Pajak (JKP).

Perlakuan tarif PPN Emas

Penyerahan emas perhiasan/ jasa terkait emas perhiasan oleh pengusaha emas p
erhiasan terutang PPN sebesar 10% dari Dasar Pengenaan Pajak. Sedangkan da
sar pengenaan pajak atas emas perhiasan berupa nilai lain sebesar 20% dari har
ga jual emas perhiasan atau nilai penggantian.

Penyerahan emas perhiasan oleh pengusaha emas perhiasan yang dilakukan de


ngan cara mengganti/ menukar emas perhiasan dengan emas batangan kadar 24
karat sebagai pengganti seluruh bahan baku perhiasan, DPPnya sebesar 20% da
ri selisih antara harga jual emas perhiasan dikurangi dengan harga emas batang
an kadar 24 karat yang terkandung dalam emas perhiasan tersebut.

Jenis-Jenis Leasing

Sewa operasional tanpa hak opsi (operating lease)

Sewa pembiayaan dengan hak opsi (capital lease)

Sewa operasional tanpa hak opsi (operating lease)

Transaksi penyewaan biasanya digunakan untuk kepentingan jangka pendek.


Sehingga tidak terlalu memperhitungkan nilai aset pada masa depan. Dalam
sewa operasional, status kepemilikan tidak mengalami perubahan dari status
legalnya.
Aset yang disewakan (leased asset) tetap menjadi milik pihak penyewa
meskipun dalam batas waktu tertentu telah dipakai penyewa. Konsekuensinya
biaya pemeliharaan aset ditanggung oleh pihak penyewa.

Sewa pembiayaan dengan hak opsi (capital lease)

Transaksi penyewaan yang digunakan untuk menyewakan aset dalam jangka


panjang dengan masa sewa 75% dari usia ekonomis aset yang disewakan.

Sewa pembiayaan (capital lease) lebih rumit dibandingkan sewa operasional,


karena memiliki unsur bunga dan alternatif kepemilikan pada akhir
periode. Inilah alasannya sewa pembiayaan disebut sebagai pembelian aset
secara cicilan karena nilai sewa saat ini tidak kurang dari 90% nilai wajar aset
yang disewakan.

Ketentuan mengenai pajak leasing diatur lebih lanjut dalam Surat


Edaran Dirjen Pajak No. SE-129/PJ/2010 tanggal 29 November 2010.
Berikut ini poin penting dalam surat edaran tersebut:

Ketika Barang Kena Pajak (BKP) berupa barang modal yang menjadi objek
pembiayaan, berasal dari pemasok (supplier)

BKP dianggap diserahkan secara langsung oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP)
pemasok (supplier) kepada pihak yang menyewa.

Pemberi sewa tidak perlu dikukuhkan sebagai PKP, karena dianggap hanya
menyerahkan jasa pembiayaan yang merupakan jenis jasa yang tidak dikenai
PPN.

PKP pemasok wajib menerbitkan faktur pajak kepada pihak yang menyewa
dengan menggunakan identitas pihak penyewa sebagai pembeli BKP/JKP.

Dasar Pengenaan Pajak (DPP) yang dicantumkan dalam faktur pajak adalah
senilai harga jual dari PKP.
Ketika BKP berupa barang modal yang menjadi objek pembiayaan berasal dari
persediaan yang dimiliki pihak penjual

Pihak yang menyewakan pada dasarnya melakukan dua jenis penyerahan, yaitu


penyerahan jasa pembiayaan tidak dikenai PPN dan penyerahan BKP yang
merupakan objek PPN.

Pihak yang menyewakan harus dikukuhkan sebagai PKP dan harus


menerbitkan faktur pajak atas penyerahan BKP.

PPN JASA KONSTRUKSI

jasa konstruksi merupakan seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan


mencakup jasa konsultasi, perencanaan, pelaksanaan, hingga konsultasi
pengawasan pekerjaan konstruksi.

PPN atas jasa konstruksi adalah pungutan yang dikenakan pada sebuah


transaksi jasa konstruksi. PPN atas jasa konstruksi merupakan bagian dari
Pajak pertambahan Nilai (PPN) yang dikenakan atas penyerahan Jasa Kena
Pajak (JKP).

PPN MEMBANGUN SENDIRI

PPN membangun sendiri adalah pajak terutang bagi orang pribadi atau badan
yang melakukan kegiatan membangun sendiri.

Kegiatan membangun sendiri adalah aktivitas membangun bangunan yang


dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi
maupun badan yang hasilnya digunakan sendiri maupun pihak lainnya.

Cara Setor PPN Membangun Sendiri

a. Tarif PPN membangun sendiri adalah 2%. Sementara, dasar pengenaan paj
aknya adalah 20% X total biaya yang dikeluarkan dan/atau dibayarkan seti
ap bulannya.

b. Penyetran PPN terutang dilakukan melalui SSP dengan Kode Akun Pajak
(KAP) 411211 dan Kode Jenis Setoran (KJS) 103.
c. Apabila bangunan didirikan di wilayah kerja KPP Pratama tempat orang pr
ibadi/badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri terdaftar, maka
kolom NPWP yang tercantum pada SSP diisi dengan NPWP orang pribadi
atau badan tersebut.

d. Namun, jika bangunan didirikan di wilayah kerja KPP Pratama yang berbe
da dengan KPP orang pribadi atau badan, maka SSP diisi dengan ketentua
n berikut ini:

e. Pada kolom “Wajib Pajak/Penyetor isi dengan nama dan NPWP orang prib
adi/badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri.

f. Pada kolom NPWP diisi dengan 00.000.000.0-KPP-000. Pada KPP diisi de


ngan 3 digit kode KPP terdaftar.

REAL ESTATE

Perwujudan real estate ini tidak hanya berupa kepemilikan hunian mewah,
karena pada essensinya, real estate adalah hak untuk memiliki sebidang tanah
dan memanfaatkan apa saja yang ada didalamnya. Real estate adalah properti
yang terdiri dari tanah dan bangunan di atasnya, bersama dengan sumber daya
alam seperti tanaman, mineral, atau air, benda yang tidak bergerak lainnya di
alam ini, kepentingan yang dipegang di dalamnya, (juga) sebagai suatu aset
nyata; secara umum diketahui sebagai bangunan atau perumahan,dl

REAL ESTATE

Jika dikelompokkan maka terdapat 6 (enam) bentuk properti real estate yang
biasa dikenal yaitu :

1. Real Estate Jenis Properti Apartemen, properti yang berada dalam sebuah
bangunan megah yang menjulang tinggi seperti hotel. Perlu diingat karena
bentuknya seperti rumah maka dapat dimiliki secara pribadi maupun
disewakan.
2. Real Estate Jenis Properti Perumahan, sebuah kompleks perumahan yang
dapat dihuni berbagai macam keluarga biasanya dilengkapi sarana
prasarana oleh pengelola.

3. Real Estate Jenis Properti Rukan dan Office Space, dibuat kepada
pebisnis  yang ingin membuka cabang perusahaan . Kawasan ini bisa
dikatakan kawasan perkantoran yang bentuknya menyerupai rumah namun
fungsinya sebagai kantor.

4. Real Estate Jenis Properti Ruko dan Mall, Biasanya Ruko untuk jenis ini
biasanya sebagai hunian dan  sekaligus umumnya perdagangan sementara
Mall berisi bermacam toko yg biasanya memiliki nama besar.

5. Real Estate Jenis Properti Tanah Kavling, merupakan tanah yang sudah
memiliki konsep pembangunan .

6. Real Estate Jenis Properti Town House, rumah dengan rancangan dan
tempat yang eksekutif dan disisi kota besar, dan khusus untuk rumah
dengan kategori lux dan mewah.
LEASING

Tenor => Jangka waktu kredit yang diajukan atau bisa juga diartikan
sebagai lamanya kredit motor akan diangsur. Tenor sendiri mengacu
pada satuan bulan dan tahun. Contohnya adalah Anda akan melunasi
sisa pembayaran kredit motor senilai Rp. 15.000.000 dalam jangka satu
tahun. Artinya, hutang tersebut harus dibayar dalam waktu satu tahun.

DP => DP atau Down payment atau uang muka adalah total uang yang
harus dibayarkan dimuka oleh pembeli ketika akan membeli motor.
Dalam kredit motor, adanya DP ini adalah sesuatu yang mutlak. Setelah
dikurangi dengan DP, maka sisanya bisa Anda bayarkan melalui
angsuran tiap bulan selama tenor yang ditentukan. Semakin besar DP,
maka akan semakin ringan jumlah total kredit yang harus diangsur tiap
bulannya.

Cicilan => Cicilan adalah angsuran dan besarnya uang yang harus
dibayarkan kepada pihak leasing. Cicilan ini sudah termasuk
pembayaran bunga yang besarnya ditetapkan oleh pihak leasing atau
perusahaan pembiayaan.

Bunga => Dalam kredit motor, Anda juga akan terlibat dengan bunga
yang akan dibayarkan. Untuk menghitung bunga adalah dengan rumus
(harga motor-DP) x tenor x presentase bunga perbulan.

Misalnya motor yang akan dibeli secara kredit harga cashnya Rp 15


juta. Pihak leasing memiliki peraturan, anda harus membayar DP
sebesar 30% dari harga cash. Sehingga uang muka yang harus
dibayarkan adalah sebesar Rp 4,5 juta dan sisanya yaitu Rp 10,5 juta
akan dicicil selama 2 tahun dengan flat 1,55 % tiap bulan.

Harga Cash: Rp 15 Juta Uang DP: Rp 4,5 Juta Sisa Utang: Rp 10,5
Juta Total Bunga: (Harga Cash-DP X Persentase Bunga Per Bulan X
Tenor 24 Bulan) (Rp10.500.000x 1,55 %) X 24 = Rp 3.906.000 Total
Utang Yang Perlu Dibayar = Sisa Utang + Total Bunga
Rp10.500.000 + Rp 3.906.000 = Rp 14.406.000 Cicilan Per
Bulan=Total Utang / Jangka Waktu Cicilan = Rp14.406.000 / 24 = Rp
600.250.

Biaya diatas belum termasuk biaya tambahan yang biasanya ditetapkan


pihak leasing. Kredit motor tidaklah sesederhana yang kebanyakan
orang pikir. Meskipun uang muka rendah dan cicilan ringan, namun
ternyata ada bunga yang dibayarkan. Maka, jika ditotal seluruh uang
yang dibayarkan akan jauh lebih besar daripada pembelian motor secara
cash atau tunai.

Berikut ini kami berikan gambaran atau simulasi kredit motor yang
sederhana. Yang pertama adalah, pihak dealer atau leasing akan
memberikan aturan jumlah Dp yang dibayarkan. Maka, jumlah kredit
motor yang dibayarkan adalah sisa dari harga motor dikurangi DP.

Misalnya harga motor Mio S senilai Rp. 16,950 juta dan besaran DPnya
adalah Rp. 4,3 juta maka besaran angsurannya bisa disesuaikan dengan
jumlah tenor atau lamanya jangka waktu pelunasan. Berikut ini adalah
jumlah cicilan yang dibayarkan sesuai tenornya :

Tenor 11 bulan => Rp. 1.608.000,-

Tenor 17 bulan => Rp. 1.132.000,-

Tenor 23 bulan => Rp. 905.000,-

Tenor 19 bulan => Rp. 777.000,-

Tenor 35 bulan => Rp. 695.000,-

Semakin Lama Tenornya, Maka Jumlah Angsuran Akan Semakin


Ringan. Namun, Jika Jumlah Angsuran Ditotalkan Dengan Jumlah
Bulannya Maka Nilainya Akan Semakin Besar.

Anda mungkin juga menyukai