Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KARANGAN ILMIAH

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 7


NURMILA LASUNGGU
P421105
NURUL FENI AFRIANA
P421106
PUTRI AULIA
P421107
PUTRI REGINA
P421108

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu kegiatan pokok di perguruan tinggi. karya ilmiah
ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah
disepakati atau ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan tinggi. Karya ilmiah juga suatu tulisan
tentang ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang
baik dan benar serta fakta yang disajikan dapat berasal dari pengamatan, studi pustaka,
penyebaran angket, wawancara ataupun dari pengalaman.

Kita sebagai mahasiswa sangat dianjurkan untuk mengetauhi pengertian karya ilmiah itu sendiri
dan tata cara penulisan prosedur laporan karya ilmiah. Oleh karena itulah penulis akan
membahas tentang hal–hal yang berkaitan tentang karya ilmiah agar mahasiswa mampu
membuat karya ilmiah yang baik dan benar.

Dalam membuat karya ilmiah kita perlu memperhatikan dan mampu untuk memahami tata cara
merencanakan karya tulis. Dalam menyusun karya tulis perlu diperhatikan cara memilih judul,
beberapa hal tentang tinjauan pustaka dan rancangan karya tulis. Di sini akan dijelaskan tentang
itu semua.

1.2 Permasalahan

1. Bagaimana defenisi karangan ilmiah?


2. Apa saja jenis-jenis karangan ilmiah?
3. Apa manfaat karangan ilmiah?
4. Bagaimana sikap dalam karangan ilmiah?
5. Kapan waktu penyusunan karangan ilmiah, jadwal kegiatan.
6. Bagaimana langkah-langkah penyusunan karanan ilmiah?
7. Bagaimana tata tertib dalam karangan ilmiah?
1.3 Tujuan

Tujuan penulis menyusun makalah ini yaitu :

a. Mengetahui defenisi karangan ilmiah.

b. Jenis-jenis karangan ilmiah.

c. Manfaat karangan ilmiah.

d. Sikap Ilmiah.

e. Waktu penyusunan karangan ilmiah, jadwal kegiatan.

f. Langkah-langkah penyusunan karangan ilmiah.

g. Tata tertib karangan ilmiah.

1.4 Metode Penelitian

a. Melalui contoh karya ilmiah yang sudah ada.

b. Melalui internet.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karangan Ilmiah

Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut
metodologi penulisan yang baik dan benar. Ciri khusus karangan ilmiah itu harus ditulis secara
jujur dan akurat berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibatnya. Karangan ilmiah harus
bersifat objektif bukan subjektif harus menggunakan bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah
baku bahasa Indonesia, serta disusun secara sistematis, dan setiap bagian-bagiannya harus saling
mendukung dan koheren.

B. Jenis-jenis Karya Ilmiah

a. Laporan

Laporan adalah bentuk karangan yang berisi rekaman kegiatan tentang suatu yang sedang
dikerjakan, digarap, diteliti, atau diamati, dan mengandung saran-saran untuk dilaksanakan.
Laporan ini disampaikan dengan cara seobjektif mungkin.

b. Makalah

Makalah adalah suatu karya yang ditulis oleh siswa atau mahasiswa sehubungan dengan tugas
dalam bidang studi tertentu. Makalah dapat berupa hasil pembahasan buku atau hasil suatu
pengamatan.

c. Skripsi

Skripi adalah suatu karya tulis yang diajukan untuk mencapai gelar sarjana atau sarjana muda.
Skripsi ditulis berdasarkan studi pustaka atau penelitian bacaan, penyelidikan, observasi, atau
penelitian lapangan sebagai prasyarat akademis yang harus ditempuh, dipertahankan dan
dipertanggungjawabkan oleh penyusun dalam sidang ujian.
d. Tesis

Tesis mempunyai tingkat pembahasan lebih dalam daripada skripsi. Pernyataan-pernyataan dan
teori dalam tesis didukung oleh argumen-argumen yang lebih kuat, jika dibandingkan dengan
skripsi. Tesis ditulis dengan bimbingan seorang dosen senior yang bertangungjawab dalam
bidang studi tertentu.

e. Disertasi

Disertasi adalah karangan yang diajukan untuk mencapai gelar doktor, yaitu gelar tertinggi yang
diberikan oleh suatu univesitas. Penulisan desertasi ini di bawah bimbingan promotor atau dosen
yang berpangkat profesor, dan isinya pembahasan masalah yang lebih kompleks dan lebih
mendalam daripada persoalan dalam tesis.

f. Resensi

Resensi adalah karya tulis yang berisi hasil penimbangan, pengulasan, atau penilaian sebuah
buku. Tujuan resensi ialah memberi pertimbangan dan penilaian secara objektif, sehingga
masyrakat mengetahui apakah buku yang diulas tersebut patut dibaca ataukah tidak.

g. Kritik

Kritik berasal dari bahasa Yunani kritikos yang berarti `hakim’. Kritik sebagai bentuk karangan
berisi penilaian baik-buruknya suatu karya secara objektif. Kritik tidak hanya mencari kesalahan
atau cacat suatu karya, tetapi juga menampilkan kelebihan atau keunggulan karya itu seperti
adanya.

h. Esai

Esai adalah semacam kritik yang lebih bersifat subjektif. Maksudnya adalah apa yang
dikemukakan dalam esai lebih merupakan pendapat pribadi penulisnya.

i. Artikel ilmiah

Artikel ilmiah adalah suatu artikel yang dapat ditulis secara khusus, dapat pula ditulis
berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk
lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah
pada penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya.

j. Kertas kerja

Adalah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada makalah dengan menyajikan
data di lapangan atau kepustakaan yang bersifat empiris dan objektif. Kertas kerja pada
prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam.

C. Manfaat Karya Ilmiah

Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:

Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif.

Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber.

Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan.

Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis.

Memperoleh kepuasan intelektual.

Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.

Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.

D. Sikap Ilmiah

Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat beberapa sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus
ada. Sikap-sikap ilmiah tersebut adalah sebagai berikut :

a, Sikap Ingin Tahu

Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
bidang kajiannya.
b. Sikap Kritis

Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan
bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya,
kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.

c. Sikap Obyektif

Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.

d. Sikap Ingin Menemukan

Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan menggunakan eksperimen-


eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif. Selalu memberikan konsultasi yang baru dari
pengamatan yang dilakukannya.

e. Sikap Menghargai Karya Orang Lain

Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas
sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau
pendapat orang lain.

f. Sikap Tekun

Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya


meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai. Terhadap
hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.

g. Sikap Terbuka

Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan
keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan
orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
E. Waktu Penyusunan Karya Ilmiah

Waktu yang dibutuhkan dalam penyusunan suatu karangan ilmiah berbeda-beda, tergantung pada
luas atau sempitnya masalah yang dikaji. Pengalokasian waktu dibutuhkan supaya kita dapat
bekerja secara sistematis sesuai dengan prosedural dan selesai tepat pada waktunya. Oleh karena
itu kita harus membuat jadwal kegiatan yang harus dipatuhi.

F. Jadwal kegiatan

Penyusunan jadwal kegiatan merupakan rencana kerja yang berisikan tahap-tahap yang harus
ditempuh dalam penyusunan karangan ilmiah. Penyusunan jadwal kegiatan ini harus disesuaikan
dengan jenis karangan ilmiah yang akan disusun tersebut. Supaya karangan itu selesai pada
waktunya jadwal yang telah dibuat atau diperkirakan harus dipatuhi.

Perhatikan contoh jadwal kegiatan berikut!

No. Kegiatan Bulan ke


1 2 3 4 5 6 7 8

1 Persiapan
2 Pengumpulan
Data
3 Pengorganisasian
4 Pengonsepan
5 Pengetikan
Penyajian
6 Pemeriksaan/
Penyuntingan
G. Langkah-langkah Penyusunan Karangan Ilmiah
1. Persiapan

Pada tahap persiapan, seorang penulis harus memilih dan menentukan topik atau masalah
yang akan dibahas, dikenali, kemudian membuat kerangka karangannya.

2. Pemilihan topik (masalah)

Dalam pemilihan topik ini, penulis lebih baik menulis suatu masalah atau topik yang
menarik perhatiannya dengan pokok-pokok persoalan yang benar-benar diketahuinya. Hal itu
jauh lebih baik daripada ia menulis masalah atau pokok-pokok yang tidak diketahuinya sama
sekali. Sehingga sasaran dan sifat objektif yang ingin diperoleh tidak dapat terpenuhi yang
pada akhirnya karangan ilmiah tersebut tidak dapat dibuktikan atau diuji keobjektifannya.

3. Pembuatan kerangka karangan

Dalam kerangka karangan harus ditentukan dahulu judul skripsi, makalah, atau laporan
penelitian, judul bab dan judul anak bab. Judul bab dan anak bab menjadi sub bab, penulis
kemudian menuangkannya ke dalam kerangka karangan. Kerangka karangan inilah yang
dijadikan sebagai pijakan bekerja sehingga tidak terjadi penganalisaan yang tumpang tindih.
Meskipun demikian, kerangka karangan ini juga dapat diubah susunannya bila ditemukan
bagian-bagian yang perlu ditambah atau dikurangi sewaktu proses penganalisaannya. Berikut
contoh kerangka karangan.

ANALISIS BAHASA KARIKATUR


PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
1.1.1 Latar Belakang
1.1.2 Masalah
1.2 Ruang Lingkup Permasalahan
1.3 Landasan Teori
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
1.4.2 Manfaat Penelitian
1.5 Metode dan Teknik Penelitian
1.6 Populasi dan Sampel
1.6.1 Populasi
1.6.2 Sampel
BAB II BAHASA INDONESIA DALAM MEDIA MASSA
2.1 Bahasa Indonesia Baku dan Non Baku
2.1.1 Bahasa Indonesia Baku
2.1.2 Bahasa Indonesia Non Baku
2.2 Bahasa Indonesia Pers
2.3 Bahasa Karikatur
2.3.1 Motivasi Karikatur
2.3.2 Bentuk Karikatur
2.3.3 Sifat Teks Karikatur
2.3.4 Perbandingan Macam-macam Karikatur
BAB III ANALISIS BAHASA KARIKATUR
3.1 Analisis Makna
3.2 Analisi Medan Makna
3.3 Analisis Komponen Makna
3.4 Analisis Kombinatorial
3.5 Analisis Struktur Bahasa Karikatur
3.5.1 Subjek
3.5.2 Predikat
3.5.3 Objek
3.6 Analisis Percakapan
3.7 Persoalan dan Non Baku dalam Bahasa Karikatur
BAB IV KESIMPULAN DAN SASARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

H. Pengumpulan data

Dalam tahap ini, penulis harus giat mencari informasi dari kepustakaan mengenal hal-hal yang
ada relevansinya dengan judul yang dibuat. Penulis juga harus mencari buku-buku sumber. Jika
metode penelitian yang digunakan adalah studi lapangan, maka penulis harus mencari data dari
lapangan tempat penelitian yang dipilih penulis. Pengumpulan data di lapangan dapat dilakukan
dengan cara pengamatan, wawancara, eksperimen, pencatatan atau rekaman.

I. Pengorganisasian/pengonsepan

Apabila data yang dibutuhkan sudah terkumpul dan mencukupi, penulis harus menyeleksi dan
mengorganisasikan data tersebut. Data itu harus digolong-golongkan menurut jenis, sifat, unsur,
dan bentuknya. Dalam hal ini, penulis harus jeli menentukan data yang akan dibicarakan lebih
dahulu dan data mana yang akan dibicarakan kemudian. Setelah itu, datanya diolah dan
dianalisis dengan teknik yang sudah ditentukan. Dari sini penulis sudah pula menentukan yang
menjadi populasi dan sampel penelitian.

2. Pemeriksaan/penyuntingan

Pemeriksaan dan penyuntingan suatu konsep mencakup pemeriksaan karangan dan cara
penyajian serta menyunting bahasa yang digunakan. Karena itu, bahasa atau kata yang dipakai
dalam karangan ilmiah harus menjauhi pemakaian kata-kata yang bermakna konotasi dan
ambigu.

3. Pengetikan/penyajian
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengetikan atau pengeditan itu yakni, penataan unsur-unsur
yang tercantum kulit luar, unsur-unsur dalam halaman judul, dalam daftar isi, daftar pustaka, dan
sebagainya. Jadi, selain dari segi ilmiah dalam karangan ilmiah yang harus ditulis menurut
kaidah bahasa baku, juga harus memperhatikan segi keindahan atau artistik, baik bahasa yang
digunakan maupun penampilannya.

2.8 Tata Tertib Karangan Ilmiah

2.8.1 Tata Cara Menulis Prosedur Laporan Karya Ilmiah

Penulisan karya ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan dalam proses belajar mengajar.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah antara lain:

a. Jenis dan Ukuaran Kertas.

Jenis kertas yang digunakan untuk menulis karya ilmiah, baik makalah, skripsi, tesis ataupun
disertasi adalah kertas HVS 70 gram dengan ukuran A4(21x29,7cm).

b. Margin Pengetikan.

Pada setiap lembar kertas karya ilmiah, yang boleh digunakan untuk pengetikan hanya satu
muka (halaman), tidak diperbolehkan bolak balik (dua muka/halaman).

Skripsi, tesis dan disertasi diketik dua spasi. Batas pinggir kertas (margin) yang harus
dikosongan adalah 4 cm tepi kiri (left margin) untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin,
dan 4 cm pada tepi kanan (right margin) untuk karya tulis yang menggunakan huruf arab.

Batas pinggir kertas sebelah kanan (right margin) untuk karya tulis yang menggunakan huruf
latin adalah 3 cm, dan batas pinggir kiri (left margin) untuk karya tulis yang menggunakan huruf
arab juga 3 cm.

Tepi sebelah atas (top margin) dan tepi sebelah bawah (bottom margin) yang harus dikosongkan
masing-masing adalah 3 cm, baik untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin maupun huruf
arab.

Pada setiap alenia (paragraf) baru, ketikan dimulai menjorok (tabbing) dari garis margin.
c. Penulisan dan Pemenggalan Kata

Pemenggalan suku kata (hypenation) mengikuti aturan baku tata bahasa Indonesia.

Pada akhir baris, dihindari pemenggalan suku kata baik diawal maupun diakhir kata, yang hanya
terdiri dari satu huruf, contohnya: mempunya-i, menyadar-i, i-munisasi, a-pabila.

Bilangan bernama, seperti Rp. 50, pukul 12.00 tidak boleh dipenggal. Sementara bila nama itu
ditulis sesudah nama bilangan dan bukan singkatan, pemenggalan boleh dilakukan seperti 10
kilometer, 15.000 rupiah, dan sebagainya.

Inisial nama orang tidak boleh dipisahkan dari nama keselurruhan (lengkap) seperti: R.A.
(dipisahkan dari) Kartini, H.A (dipisahkan dari) Salim.

Dalam tulisan arab tidak dibenarkan adanya pemenggalan kata, termasuk kata ganti yang
berhubungan dengan kata yang bersangkutan.

Bilangan-bilangan dalam teks yang terdiri dari satu atau dua kata ditulis dengan huruf. Bilangan
lebih dari dua kata ditulis dengan angka, contohnya: “Rata-rata warga Bengkalis makan tiga kali
sehari”, “Jarak Bengkalis – Pekanbaru sejauh 120 kilometer dapat ditempuh dalam waktu 2
jam”.

Persen, tanggal, jumlah uang, nomor rumah, nomor telepon, pecahan desimal, dan bilangan yang
disertai dengan singkatan harus ditulis dengan angka, contoh: 10%, 19 September 1985, Rp.
12.000, Jalan Pertanian Nomor 1 Bengkalis, telepon 085278814442, 0.18, 7 km.

Kalimat tidak boleh dimulai dengan angka. Untuk menghindari itu, susunan kalimat harus
diubah, kalau terpaksa kalimat itu tidak dapat diubah susunannya maka angka itu ditulis penuh
dengan huruf.

Judul buku, nama majalah, koran, jurnal, dan kata asing termasuk kata yang berasal dari daerah
yang bukan merupakan kata baku dalam bahasa Indonesia, diketik miring (italic). Sementara
nama-nama asing seperti nama lembaga, tidak diketik miring, contoh: World Health
Organization, Rabitah al-Alam al-Islamy.

Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka. Nama orang berbahasa
Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak perlu dialih aksarakan, contoh: Nurcholish Madjid,
bukan Nur Khalis Majid, Mohamad Roem, bukan Muhammad Rum, Fazlur Rahman bukan Fadl
al-Rahman.

d. Sistem Penomoran

Nomor halaman bagian awal pada karya ilmiah yang menggunakan huruf latin, berupa romawi
kecil, yaitu i, ii, iii, iv dan seterusnya. Dimulai dari halaman kata pengantar dan diletakkan di
tengah bagian bawah (bottom center) halaman tersebut. Pada karya ilmiah yang menggunakan
huruf arab angka romawi kecil digati dengan abjad arab.

Pada bagian tengah dan bagian akhir, dimulai dari Bab Pendahuluan dan seterusnya, nomor
halamannya berupa angka latin, ditulis pada sudut kanan atas untuk karya ilmiah yang
menggunakan huruf latin, dan sudut kiri atas untuk karya ilmiah yang menggunakan huruf arab
nomor halamannya berupa angka arab. Kecuali pada halaman PENDAHULUAN (BAB I), BAB-
BAB selanjutnya dan DAFTAR PUSTAKA nomor pada halaman-halaman yang disebut terakhir
ditempatkan ditengah bagian bawah (bottom center) halaman sebagaimana nomor halaman pada
bagian awal. Di belakang nomor halaman tidak diberi tanda titik.

Nomor pada BAB ditulis dengan angka romawi besar, seperti BAB I, BAB II, BAB III dan
seterusnya diletakkan ditengah (center) diatas judul BAB untuk karya ilmiah yang menggunakan
huruf latin, sedangkan untuk karya ilmiah yang menggunakan huruf arab, bab itu ditulis penuh
dengan huruf.

Penomoran selanjutnya yaitu nomor sub-bab, sub-sub bab dan seterusnya digunakan kombinasi
angka dan huruf latin. Dengan demikian untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin sistem
penomoran adalah sebagai berikut: angka romawi besar untuk nomor bab, huruf kapital latin
untuk sub bab, angka arab untuk sub bab dan seterusnya.

Nomor pada catatan kaki dimulai dari angka 1 pada setiap bab baru. Karena itu pada setiap bab
baru sumber tulisan ditulis dengan lengkap.

e. Kutipan Langsung dari Buku atau Artikel

Yang dimaksud dengan kutipan langsung dari buku atau artikel adalah pengambilan secara
langsung bagian-bagian tertentu tulisan dari sumber yang digunakan. Ada dua bentuk kalimat
yang dikutip langsung, yakni kalimat interpolasi (kutipan sebagaimana adanya baik dalam
susunan kalimat maupun tanda baca) dan kalimat elips (kutipan yang mengambil bagian yang
terpenting saja).

f. Kutipan tidak Langsung dari Buku atau Artikel

Yang dimaksud dengan kutipan tidak langsung adalah kutipan yang hanya mengambil artinya
dalam bentuk saduran, kesimpulan dan parafrase.

g. Penulisan Catatan kaki ( Foot Note)

Penulisan catatan kaki mengikuti kalimat atau bagian paragraf yang dikutip baik langsung,
maupun tidak langsung dan ditandai dengan nomor yang tersusun secara urut dan ukurannya
lebih kecil dari huruf atau angka yang digunakan dalam naskah (superscript) dalam satu spasi.
Sumber tulisan yang digunakan pertama kali memuat secara utuh nama penulis, judul buku atau
tulisan (ditulis miring/italic), tempat penerbitan, penerbit, tahun dan halaman yang dirujuk.
Untuk penanda halaman digunakan huruf h.

Jika sumber tulisan yang sama digunakan kembali, maka penulisannya hanya mencantumkan
kata ibid. Dan bila sumber tulisan yang sama dipakai kembali setelah disela sumber tulisan lain,
maka nama penulis (boleh dipendekkan dan tidak disingkat), judul buku atau tulisan (ditulis
miring, boleh dipendekkan dan tidak disingkat), dan halaman saja, yang harus ditulis. Jika
penulis yang sama menulis karya yang berbeda, maka prosedur awal diulang kembali.

h. Penulisan Daftar Pustaka

Dalam daftar pustaka, cantumkan sumber-sumber tulisan yang benar-benar digunakan dalam
penulisan karya akademik itu. Enteri sumber disusun secara alphabet dengan mendahulukan
nama keluarga penulis, dan informasi lengkap karya yang dihasilkan.

2.8.2 Format Penulisan Bagian Permulaan

Penyusunan laporan karya ilmiah umumnya terdiri dari berbagai bagian berupa bab-bab
dan setiap babnya dibagi dalam sub bab, pembagiannya dilakukan sesuai dengan keperluan dan
kebutuhan dalam penjabarannya. Pada umumnya skripsi terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian
awal, bagian isi dan bagian penutup.

a. Bagaian awal

(i) Halaman Sampul


(ii) Lembar logo
(iii) Halaman judul.
(iv) Lembar persetujuan pembimbing dan Lembar persetujuan dan pengesahan
(v) Abstrak ( untuk tensis perlu ditambahkan Abstrak dalam bahasa Inggris )
(vi) Kata pengantar
(vii) Daftar Isi
(viii) Daftar Tabel.
(ix) Daftar Gambar
(x) Daftar lampiran.

b. Bagian naskah (isi)

Bagian isi ini dibagi menjadi empat atau lima bagian, yaitu

sebagai berikut:

(i) Pendahuluan
(ii) kajian teori
(iii) Objek penelitian
(iv) Analisis data (pembahasan), dan
(v) Penutup
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kita dapat mengetahui teknik penyusunan karangan ilmiah sehingga dapat mempermudah kita
membuat karangan ilmiah seperti skripsi, desertasi dan lain sebagainya.

B. Saran

Suatu karangan ilmiah dapat diselesaikan dengan mengikuti prosedur dan teknik pembuatannya.
Setelah membaca karya tulis ini, semoga setiap orang dapat mengetahui teknik pembuatan karya
ilmiah.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://mbahduan.blogspot.com/2012/03/makalah-cara-menulis-prosedur-karya.html.

http://id.shvoong.com/how-to/writing/2222452-pengertian-ciri-dan-syarat-karya.html.

http://Simanjuntak, arif Sharon.blogspot.com.

Anda mungkin juga menyukai