ABSTRAK
Mahoni (Swietenia mahagoni) merupakan kayu tanaman kehutanan memiliki Allelopathy yang bersifat toksik, dapat
mengganggu pertumbuhan tumbuhan disekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak dari
berbagai bagian tanaman Mahoni terhadap perkecambahan benih kacang hijau dan jagung. Penelitian ini dilaksanakan
di Laboratorium Silvikultur, menggunakan ekstrak seresah, daun segar, kulit batang dan akar dari tanaman mahoni
dan diberikan terhadap perkecambahan benih kacang hijau dan jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian ekstrak daun segar dan akar mahoni menghambat perkecambahan benih kacang hijau dan jagung,
sedangkan pemberian seresah tidak memberikan pengaruh. Benih kacang hijau mempunyai daya tahan lebih tinggi
dari pada benih jagung terhadap allelopathy dari akar mahoni.
ABSTRACT
Swietenia mahagoni is a timber forestry plants have allelopathy toxic, can interfere with the growth of surrounding
plants. This study aimed to determine the effects of extracts from various parts of Swietenia mahagoni on seed
germination of green beans and corn. This research was conducted at the Laboratory of Silviculture, an extract from
a litter, fresh leaves, bark and roots of the Swietenia mahagoni plant and given to the seed germination green beans
and corn. The results showed that the extract of fresh leaves and roots Swietenia mahagoni inhibit seed germination
green beans and corn, while the provision of litter no effect. Green bean seed has a higher durability of the maize seed
to allelopathy of root Swietenia mahagoni.
105
Wusono, dkk. 2015. Pengaruh Ekstrak Berbagai ...
berupa guguran daun maupun ranting yang sebagai sumber Allelopathy yaitu serasah daun,
juga tercuci oleh air hujan. Mineral-mineral daun segar, kulit batang, dan akar; kacang hijau
yang tercuci dari daun adalah Kalsium, dan Jagung
Sodium, Magnesium, Nitrogen, Fosfor, Seng, Untuk perlakuan Ekstrak baik serasah,
Kalium, Tembaga, dan Besi (Spurr, 1980). daun segar, kulit batang, dan akar prosedurnya
Selain itu tercuci juga senyawa-senyawa kimia sama, yaitu mengambil bagian yang akan
penghambat pertumbuhan tanaman seperti diekstrak masing-masing sebanyak 200 gram
Allelopathy (Grab, 1961 dalam Salampessy, diblender terpisah hingga halus, kemudian
1998). masing-masing ekstrak dicampur dengan
Bahan penghambat atau Allelopathy aquades secara terpisah sebanyak 1 L. Setelah
dalam bidang kehutanan merupakan salah satu itu masing-masing campuran didiamkan
faktor yang merugikan, apalagi dalam sistem selama 24 jam dan disaring terpisah. Hasil
silvikultur yang mengutamakan saringan ini merupakan ekstrak yang
pembudidayaan terhadap tanaman hutan yang digunakan untuk merendam kertas kok dan
komersil, cepat tumbuh maupun tanaman juga sebagai ekstrak yang disiramkan pada
tahunan. Hali ini sangat berpengaruh buruk benih kacang hijau dan jagung.
pada pola pengaturan tanaman dengan sistem
Rancangan Perlakuan
Agroforestry/wanatani.
Mahoni (Swietenia mahagoni) Penelitian ini menggunakan Percobaan
merupakan kayu yang memiliki nilai ekonomis Faktorial dalam pola Rancangan Acak
yang tinggi. Kualitas kayu mahoni keras dan Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor, yaitu
sangat baik untuk meubel, funiture, barang- : ekstrak dari berbagai bagian tanaman
barang ukiran dan kerajinan tangan. Serasah Swietenia mahagoni dan jenis benih dari dua
mahoni sangat baik untuk menyuburkan tanah. tanaman, dengan ulangan sebanyak tiga kali.
Hal ini mendorong para petani untuk menanam Faktor A : Macam Ekstrak
mahoni dalam bentuk Agroforestry. Hampir a0 : Air sebagai kontrol
semua jenis tanaman kehutanan yang a1 : Ekstrak serasah
diusahakan dalam sistem Agroforestry telah a2 : Ekstrak daun segar
diteliti memiliki Allelopathy, seperti Akasia, a3 : Ekstrak kulit batang
Pinus, Jati dan Titi. Untuk itu, sesuai penelitian a4 : Ektrak akar
yang dilakukan di salah satu Universitas di Faktor B : Jenis Benih
India (Raichur, 2001), mahoni memiliki b1 : Benih Kacang Hijau
kandungan Allelopathy, maka perlu juga b2 : Benih Jagung
dilakukan penelitian pengaruh Allelopathynya Untuk mengetahui efek perlakuan
terhadap tanaman-tanaman palawija lainnya. dilakukan analisis sidik ragam dan uji lanjur
Hal ini menarik untuk melakukan penelitian penggunakan Uji BNJ tada taraf 95%.
dengan tujuan pengaruh Allelopathy Mahoni
terhadap perkecambahan kacang hijau Penyiapan Benih
(Phaseolus radiatus, L) dan jagung (Zea mays, Benih yang digunakan dalam penelitian
L). ini berjumlah 750 benih, terdiri dari 375 benih
kacang hijau dan 375 benih jagung yang
METODOLOGI diambil secara acak untuk kemudian ditanam
pada kertas kok dengan 3 kali ulangan dan
Penelitian ini dilaksanakan masing-masing terdiri dari 25 butir. Metode
Laboratorium Silvikultur, menggunakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ekstrak empat bagian dari tanaman mahoni
106
Agrologia, Vol. 4, No.2, Oktober 2015, Hal. 105-113
107
Wusono, dkk. 2015. Pengaruh Ekstrak Berbagai ...
Data pada Tabel 1. terlihat bahwa berarti dengan pemberian ekstrak telah
persentase perkecambahan pada perlakuan menghambat perkecambahan secara fisiologis
A1B1 tidak berbeda nyata terhadap A0B1, A3B1 benih kacang hijau dan jagung yang
dan A4B1, tetapi sangat berbeda nyata terhadap disebabkan karena adanya pengaruh dari
A2B1 dan A4B2 dan berbeda nyata terhadap allelopathy mahoni.
A0B2, A1B2, A2B2 dan A3B2.
2. Laju Perkecambahan
Pemberian ekstrak daun segar, pada
perlakuan A2B1, hanya 14 benih yang Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
berkecambah pada hari pertama dan pada bahwa jenis ekstrak dan interaksi jenis ekstrak
perlakuan A2B2 hanya 5 benih yang dan jenis benih tidak memberikan pengaruh
berkecambah. Namun kenyataannya semakin nyata terhadap laju perkecambahan, sedangkan
diberi ekstraksi, pada hari keempat pada jenis benih berpengaruh. Pengaruh dari
perlakuan A2B1 terdapat 32 benih yang masing-masing perlakuan diperlihatkan pada
berkecambah sedangkan pada perlakuan A2B2 Tabel 2.
terdapat 47 benih yang berkecambah. Hal ini
108
Agrologia, Vol. 4, No.2, Oktober 2015, Hal. 105-113
Kecepatan kecambah yang baik, yaitu hari keempat perkecambahan semua benih
pada kontrol sebesar 0,92 dan 0,53 dimana kacang hijau mencapai 82,93%
pada hari pertama pengamatan, benih yang perkecambahan, sedangkan benih jagung
berkecambah untuk kacang hijau 67,73%, 55,47%.
sedangkan untuk benih jagung 14,13%. Pada
Dari hasil uji BNJ tersebut terlihat terdapat benih jagung yang tidak berkecambah,
bahwa laju perkecambahan pada perlakuan sama halnya dengan benih kacang hijau yang
A1B1 tidak berbeda nyata terhadap A0B1, A3B1 diberi ekstrak daun segar. Hal ini disebabkan
dan A4B1, tetapi sangat berbeda nyata terhadap oleh organ suatu tumbuhan mempengaruhi
A2B1 dan A4B2 dan berbeda nyata terhadap kandungan senyawa kimia yang ada dalam
A0B2, A1B2, A2B2 dan A3B1. tumbuhan atau tanaman. Hal ini disebabkan
Berdasarkan hasil penelitian yang karena metabolisme dari metabolite sekunder
diperoleh, ternyata perlakuan pemberian hasilnya berbeda pada jaringan organ yang
ekstrak mahoni memberikan pengaruh berbeda berbeda. Jadi, dapat dikatakan bahwa kadar
terhadap perkecambahan benih kacang hijau senyawa penghambat di dalam tumbuhan tidak
dan jagung ada perlakuan yang menghambat, sama (Dangeubun, 2002). Hal ini dapat
tetapi ada juga yang tidak menghambat dibuktikan dengan adanya hambatan yang
perkecambahan benih. berbeda antara benih kacang hijau dan benih
jagung yang diberikan berbagai macam
Pengaruh Pemberian Ekstrak Mahoni perlakuan ekstrak. Ternyata ekstrak daun segar
Terhadap Perkecambahan Benih Kacang Mahoni memiliki daya racun yang lebih tinggi
Hijau dan Jagung untuk benih kacang hijau, sedangkan ekstrak
akar memiliki daya racun yang lebih tinggi
Berdasarkan hasil penelitian, untuk benih jagung, tetapi tidak terlalu tinggi
hambatan terbesar bagi benih kacang hijau untuk benih kacang hijau.
adalah pada perlakuan dengan ekstrak daun Berdasarkan hasil penelitian terhadap
segar, sedangkan untuk benih jagung hambatan tumbuhan Kleresede (Gliricisia sp.), daunnya
terbesar adalah pada perlakuan ekstrak akar. mengandung senyawa aktif (alelokimia) dan
Pada perlakuan dengan ekstrak Mahoni banyak ternyata memberikan pengaruh bagi
109
Wusono, dkk. 2015. Pengaruh Ekstrak Berbagai ...
kecuali pada pemberian ekstrak serasah dan kandungan air 40% - 60% dan akan meningkat
kulit batang. lagi pada awal munculnya radikal sampai
jaringan penyimpanan dan kecambah yang
Kepekaan Benih Kacang Hijau dan Jagung sedang tumbuh mempunyai kandungan air
Terhadap Allelopathy Ekstrak Mahoni 70% - 90%. Kira-kira 80% dari protein yang
biasanya terbentuk Kristal disimpan dalam
Sesuai hasil penelitian yang diperoleh, jaringan yang disebut badan protein sedangkan
secara umum dapat dikatakan bahwa kepekaan sisanya 20% terbagi dalam nucleus,
masing-masing benih terhadap daya hambat mitokondria, protoplastid, mikrosom, dan
allelopathy dari serasah, daun segar, kulit dalam sitosol. Penyerapan air pada kedua benih
batang, dan akar Swietenia mahagoni tidak tersebut tidak sama, karena kulit biji kacang
sama. Di antara kedua jenis tanaman tumpang hijau tipis mengandung substrat yang mudah
sari yang diteliti, terlihat bahwa hasil rata-rata larut dalam air, maka air yang diserap akan
presentase kacang hijau (Phaseolus lebih banyak dan sebaliknya. Selain itu
radiatus,L.) lebih tinggi dibandingkan benih semakin kecil tekanan benih dari pada tekanan
jagung (Zea mays, L.) pada semua tingkat larutan, maka semakin besar proses imbibisi
perlakuan. Hal ini karena adanya perbedaan (Anonim, 2011).
permeabilitas kulit dari kedua benih (Struktur Pernafasan (Respirasi) Merupakan
benih kacang hijau dan jagung). proses perombakan makanan (karbohidrat)
Selain ukuran benih kekerasan biji juga menjadi senyawa lebih sederhana dengan
turut berpengaruh dalam proses membebaskan sejumlah tenaga. Pertama kali
perkecambahan. Semakin keras bijinya maka terjadi pada embrionik axis setelah cadangan
air akan sulit untuk masuk ke dalam biji habis baru beralih ke endosperm atau
sehingga imbibisi terhambat. Di dalam kotiledon.Aktivasi respirasi tertinggi adalah
jaringan benih mengandung karbohidrat, pada saat radicle menembus kulit. Pada biji
protein, dan lemak. Benih kacang hijau kering seperti jagung dengan kadar air yang
(Phaseolus radiatus,L.) mengandung protein sangat rendah masih terjadi proses pernapasan
7%, karbohidrat 19%, dan lemak 100%. tetapi dengan kecepatan yang sangat rendah.
Sedangkan benih jagung mengandung Dalam kondisi pernapasan yang sangat rendah
karbohidrat dalam jumlah besar, yaitu 47%, proses perkecambahan bisa terhambat
protein 10% dan lemak 4%. Umumnya biji (Anonim, 2011).
yang mengandung lemak dan protein yang Selain itu enzim juga turut berpengaruh
tinggi menyerap air/ larutan lebih cepat dari dalam proses imbibisi. Pada saat
pada biji dengan kadar karbohidrat tinggi. perkecambahan, enzim mulai berfungsi dalam
Tetapi biji dengan kadar lemak tinggi dan sitoplasma yang mana telah terhidrasi.Imbibisi
kadar protein rendah, kecepatan serapnya sama terjadi jika beberapa enzim yang mengubah
dengan biji-biji berkadar karbohidrat tinggi protein menjadi asam amino, lemak dan
(Kamil 1982 dalam Dangeubun 2002). Dengan minyak menjadi larutan sederhana atau
demikian benih kacang hijau lebih mudah campuran dan enzim-enzim lain yang
menyerap ekstrak allelopathy daun segar merombak pati menjadi gula (Sasrtoutomo,
Swietenia mahagoni. 1990).
Pada proses perkecambahan terjadi Semua proses tersebut di atas dapat
proses penyerapan air secara imbibisi atau berlangsung dengan baik apabila kondisi
osmosis. Penyerapan air oleh benih yang fisiologis biji dan lingkungan mendukung. Jika
terjadi pada tahap pertama biasanya pada lingkungan terdapat zat-zat penghambat
berlangsung sampai jaringan mempunyai seperti senyawa-senyawa allelopathy, maka
111
Wusono, dkk. 2015. Pengaruh Ekstrak Berbagai ...
proses perkecambahan dapat terhambat, atau Cahyono, B. 2007. Kacang Hijau Teknik
dengan kata lain tidak sempurna seperti yang Budidaya dan Analisis Usaha Tani.
terlihat pada perkecambahan benih kacang 2007. Aneka Ilmu. Semarang.
hijau dan jagung yang peka/merespons Dangeubun, R.A. 2001. Pengaruh Allelopathy
senyawa-senyawa allelopathy dari tanaman Daun Dan Akar Eucalythus urophylla,
mahoni. S.T. BLAKE (AMPUPU) Terhadap
Perkecambahan Beberapa Jenis
KESIMPULAN Tanaman Tumpang Sari. Skripsi
Fakultas Pertanian Universitas
1. Pemberian ekstrak daun segar dan akar dari Pattimura. Ambon (tidak
tanaman Mahoni menghambat dipublikasikan).
perkecambahan benih kacang hijau dan
jagung, sedangkan pemberian seresah tidak Hanafiah, K.A. 2005. Rancangan Percobaan :
memberikan pengaruh. Teori dan Aplikasi. Radja Grafindo
2. Benih kacang hijau mempunyai daya tahan Persada. Jakarta.
lebih tinggi dari pada benih jagung terhadap Huxley, P. 1999. Tropical Agroforestry.
allelopathy dari akar mahoni. Blackwell Sci. London.
Lambers, H., Chapin III S. F, and L.T. Pons.
DAFTAR PUSTAKA 2008. Plant Physiology Ecology 2rd
Edition. Springer Science and Business
Media, LLC.
Anonim, 2006. Agrofarestry.
http://inyu.Multiply.com/journal/intem/ Salampessy, N.S.S. 1998. Pengaruh
5. [21/02/2011]. Allelopathy Pohon Titi (Gmelina
molucana) Terhadap Perkecambahan
Anonim, 2007. Alelopathy. Beberapa Jenis Tanaman Tumpang Sari.
http://www.geocities.com/irwantoshut/a Tesis Fakultas Pertanian Universitas
llelopathy_acacia.doc. [21/02/2011]. Pattimura. Ambon (tidak
Anonim, 2011. Struktur Daun, Batang dan dipublikasikan).
Akar. http://Staff.uny.ac.id/…/. Somaatmadja, S dan Maesen, L. J. G. Van der.
[26/11/2011] 1993. Prosea Sumber Daya Nabati Asia
Anonim,2011. Uji Allelopathy Daun Tenggara 1 Kacang-kacangan. Gramedia
Cempaka. Pustaka Utama. Jakarta.
http://eprints.undip.ac.id/2037/1/ Sastroutomo. 1990. Ekologi Gulma. Gramedia,
juni06susiana. pdf. [26/11/2011]. Jakarta.
Anonim, 2011. Proses Perkecambahan. Spurr, G. H, and Barnes. 1980. Forest Ecology,
http://www.pdffactory.com. The Ronald Press Company. USA.
[26/02/2011].
Stell., Robert G. D, dan J.H. Torrie. 1991.
Anonim, 2011. Penelitian Tumbuhan Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu
Kleresede. Pendekatan Biometrik. Gramedia
http://respository.ipb.ac.idbitstreamhand Pustaka Utama. Jakarta.
le.Bab%20II%201979amp.pdf.
[26/11/2011]. Sutopo L. 2002. Teknologi Benih. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
112
Agrologia, Vol. 4, No.2, Oktober 2015, Hal. 105-113
Suprapto, H.S. 1998. Bertanam Jagung. Lambers, H., Chapin III S. F, and L.T. Pons.
Penebar Swadaya. Jakarta. 2008. Plant Physiology Ecology 2rd
Edition. Springer Science and Business
Media, LLC.
113