OLEH :
219012672
A11 A
I. KONSEP TEORI
A. DEFINISI KENYAMANAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nyaman merupakan segar, sehat
sedangkan kenyamanan adalah keadaan nyaman, kesegaran, kesejukan. Kebutuhan nyeri
dan kenyamanan merupakan kemampuan untuk mengontrol lingkungan internal/eksternal
untuk mempertahankan kenyamanan. Kenyamanan ditentukan oleh beberapa unsur
pembentuk dalam perancangan yakni sirkulasi, daya alam/iklim, kebisingan, aroma/bau-
bauan, bentuk, keamanan, kebersihan, keindahan, dan penerangan (Rustam Hakim, 2012).
Kenyamanan merupakan suatu keadaan seseorang merasa sejahtera atau baik secara
mental, fisik, maupun sosial (Keliat, dkk 2015). Kenyamanan dapat dibagi menjadi 4 yaitu:
a. Kenyamanan fisik yaitu rasa sejahtera dan nyaman fisik yang dimiliki seseorang
b. Kenyaman lingkungan yaitu rasa sejahtera dan nyaman yang dirasakan dalam atau
dengan lingkungan sekitarnya
c. Kenyamanan sosial yaitu keadaan rasa sejahtera atau nyaman dengan situasi
sosialnya
d. Kenyamanan psikospiritual yaitu keadaan yang berhubungan dengan kewaspadaan
internal dalam diri sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna
kehidupan
C. MANIFESTASI KLINIS
Gangguan rasa nyaman merupakan suatu gangguan dimana perasaan kurang
senang, kurang lega, dan kurang sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual,
lingkungan serta sosial pada diri. Gangguan rasa nyaman secara umum dapat dibagi
menjadi 2, diantaranya:
1. Nyeri
Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP), nyeri
merupakan pengalaman sensoris dan emosional tidak menyenangkan yang disertai oleh
kerusakan jaringan secara potensial dan aktual. Adapun pembagian nyeri berdasarkan
durasinya, yaitu:
1) Nyeri Akut
Merupakan pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat
dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
(SDKI, 2016)
a. Data mayor (harus terdapat)
- Mengeluh nyeri
- Tampak meringis
- Bersikap protektif (misalnya waspada, posisi menghindari nyeri)
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- Sulit tidur
Deformitas Prosedur Operasi Efek obat (Kimia) Suhu ekstrim Invasi Mikroorganisme
Neurotransmitte
r
Korda Spinalis
Lintasan Eferen
Traktus
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang merupakan bagian dari pemeriksaan medis yang dilakukan
oleh dokter untuk mendiagnosa penyakit tertentu. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan
setelah melakukan pemeriksaa fisik dan penelusuran riwayat keluhan dan penyakit pasien.
Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan pada kondisi gangguan pemenuhan
kebutuhan kenyamanan antara lain :
1. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendapatkan data penunjang apabila ada masalah
ketidaknyamanan (nyeri) pada daerah abdomen
2. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya masalah pada bagian
organ dalam yang abnormal
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan data penunjang pemeriksaan lain dalam
menentukan masalah kesehatan yang dialami pasien, seperti pemeriksaan darah
lengkap dan urine
7. Implementasi
Menyesuaikan dengan intervensi yang di rencanakan.
8. Evaluasi
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan
yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan
mengukur hasil dari proses keperawatan yag dilakukan dengan format SOAP.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (Definisi dan
Indikator Diagnostik). Jakarta Selatan: DPP PPNI
YSH Herdiani, G Wibisono. 2013. Pengaruh Pemberian Analgesik Preemtif. Diakses pada
tanggal 11 Oktober 2021