Diterbitkan oleh :
Sinar Karya Makmur
Jl. Karya Sehati No. 6 Pangkalan Masyhur Medan 20147
Email:karyamakmursinar.publishing@gmail.com
Hp. 0852-06354432
ISBN 978-602-61130-0-9
i
Sungguhpun telah berusaha dengan maksimal, penulis menyadari bahwa
buku ini masih sangat terbatas dan masih banyak memerlukan
kesempurnaan baik dari isi dan penyajiannya. Oleh karenanya penulis
sangat membutuhkan sumbang saran yang konstruktif demi sempurnanya
buku ini.
Muhammad Iqbal
ii
Daftar Isi
Bab 2
Relawan Amar Makruf Nahi Mungkar ............................................... 44
A. Syarat Melaksanakan Amar Makruf Nahi Mungkar .............................. 34
1. Jenis Petugas Amar Makruf Nahi Mungkar ..................................... 45
2. Relawan Amar Makruf Nahi Mungkar (Muhtasib) ........................ 46
3. Syarat Sah Relawan Amar Makruf Nahi Mungkar ........................ 48
4. Syarat Wajib Relawan Amar Makruf Nahi Mungkar ................... 51
iii
B. Bentuk Kemungkaran Yang Boleh dicegah ............................................. 54
1. Mungkar Walau Bukan Maksiat ........................................................... 55
2. Kemungkaran Sedang Berlangsung ................................................... 55
3. Kemungkaran dilakukan secara Terang-terangan ...................... 55
4. Kemungkaran Tanpa ada perselisihan pendapat ......................... 57
C. Tahapan Dalam Penegakan Amar Makruf Nahi Mungkar .................... 57
1. Ta’rif ................................................................................................................. 58
2. Memberi Nasihat Takut Kepada Allah SWT .................................... 58
3. Memberikan Peringatan Tegas ............................................................ 59
4. Mengubahnya dengan Tangan ............................................................. 59
5. Memberi Ancaman dan Rasa Takut ................................................... 60
6. Memukulnya Tanpa Menggunakan Benda ataupun
Senjata Tajam ............................................................................................... 60
D. Urgensi Akhlaq Bagi Penegak Amar Makruf Nahi Mungkar ................ 61
Bab 3
Bab 5
Bentuk Gangguan Kamtibmas .............................................................. 113
1. Minuman Keras (Miras) ................................................................................... 114
a. Pengertian Miras ........................................................................................
............................................................................................................................. 114
b. Perilaku Penyimpangan Akibat Miras ............................................... 119
1) Pencurian ............................................................................................ 119
2) Free Sex (Seks Bebas) .................................................................... 151
3) Pemalakan .......................................................................................... 152
4) Tawuran/Perkelahian ................................................................... 152
2. Narkoba .................................................................................................................. 153
a. Pengertian Narkoba .................................................................................. 153
b. Psikotrapika ................................................................................................. 155
c. Zat Adiktif Lainnya .................................................................................... 156
d. Faktor Penyebab PenyalahgunaanNarkoba ................................... 158
e. entuk Penyalahgunaan Narkoba ......................................................... 160
f. Gejala Klinis Penyalahgunaan Narkoba ........................................... 161
g. Narkoba Dalam Pandangan Islam ....................................................... 162
h. Hukuman Pelaku Narkoba Dalam Islam ......................................... 163
3. Judi ............................................................................................................................ 168
1. Pengertian Judi ............................................................................................ 168
2. Judi Dalam Pandangan Islam ................................................................ 174
3. Hikmah Pengharaman Judi .................................................................... 179
v
4. Geng Motor ............................................................................................................ 182
1. Pendahuluan ................................................................................................ 182
2. Pengertian Geng Motor ............................................................................ 185
3. Ciri-Ciri Geng Motor .................................................................................. 188
5. Kenakalan Remaja .............................................................................................. 191
a. Pengertian Kenakalan Remaja .............................................................. 191
b. Faktor-faktor Kenakalan Remaja ......................................................... 197
c. Bentuk Kenakalan Remaja ...................................................................... 199
Bab 6
Manajemen Amar Makruf Nahi Mungkar ......................................... 201
A. Pengertian Manajemen .................................................................................... 201
B. Fungsi Manajemen Dalam Islam .................................................................. 206
1) Perencanaan ................................................................................................... 206
2) Pengorganisasian ......................................................................................... 207
3) Pengarahan ..................................................................................................... 209
4) Pengawasan .................................................................................................... 210
C. Penerapan Manajemen Amar Makruf Nahi Mungkar ......................... 211
1. Pola Manajemen Mencegah Kemungkaran ..................................... 213
2. Manajemen Administrasi Mencegah Kemungkaran ................... 214
3. Manajemen Larangan Dalam Pencegahan Kemungkaran ........ 215
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB I
KAMTIBMAS DALAM TINJAUAN SYARIAH ISLAM
A. PENDAHULUAN
Keamanan dan ketertiban (Kamtibmas) merupakan kebutuhan
asasi yang harus diperoleh oleh setiap manusia. Tidak seorangpun
manusia menginginkan hidupnya terganggu apalagi diganggu. Maka
rasa aman sangat penting dapat diwujudkan oleh setiap orang.
Manusia yang memiliki perdaban adalah manusia yang mampu
menciptakan rasa aman buat dirinya sendiri dan orang lain. Dia tidak
hanya memikirkan kesenangan dan ketenangan bagi dirinya sendiri
akan tetapi dia turut membagi kesenangan dan ketenangan buat orang
lain. Demikan ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Ajaran
Islam tidak hanya memberikan manfaat kepada pemeluknya saja,
melainkan kepada seluruh makhluk yang ada disekitarnya juga akan
memperoleh manfaat berupa Rahmat atau kebaikan. Inilah salah satu
tujuan diutusnya Nabi Muhamamd SAW di dunia ini yaitu sebagai
pembawa Rahmat bagi seluruh alam dunia ini. Firman Allah SWT ;
1
Kamtibmas merupakan bagian dari syariah islam, sebab
kamtibmas harus dapat ditegakkan karena suatu kebutuhan yang tidak
bisa dipisahkan sebagai bentuk sarana untuk mewujudkan pengabdian
kepada Allah SWT. Begitu juga dengan pembangunan dalam kehidupan
dunia. Manusia diciptakan Allah SWT selain sebagai insan pengabdi
kepada Allah SWT, manusia juga di beri amanah oleh Allah SWT sebagai
khalifah atau pengelola di bumi ini untuk memperoleh kemakmuran
dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Oleh sebab itu rasa aman sangat dibutuhkan dan harus terwujud.
Jika keamanan terpenuhi dan ancaman kejahatan terhindar dari segala
bentuk perbuatan, tindakan dan intimidasi yang mengarah dan
menimbulkan hal-hal yang dapat merusak tatanan kehidupan
bermasyarakat, baik yang dilakukan oleh orang-perorangan dan atau
pihak-pihak tertentu lainnya, maka manusia akan mendapatkan
ketenangan baik tenang untuk beribadah sebagai bentuk pengabdian
kepada Maha Pencipta dan aman dalam mengelola kemakmuran di
permukaan bumi ini. Memang rasa tidak aman bisa terjadi dimana saja
apalagi karena semakin meningkatnya jumlah penduduk di setiap tempat
dan meluasnya arus globalisasi industri saat ini yang dapat menimbulkan
terjadinya kejahatan.
Hal tersebut dikemukakan oleh seorang sosiolog yang bernama
Emille Durkheim,1 bahwa kejahatan itu normal ada di semua
masyarakat dan hampir tidak mungkin menghilangkan kejahatan
dalam masyarakat. Kejahatan memiliki fungsi dan disfungsi dalam
masyarakat.
Press, 1933.
2
Kejahatan bersifat disfungsi karena memberikan efek yang
merusak terhadap tatanan sosial, menimbulkan rasa tidak aman dan
ketakutan serta menambah beban ekonomi yang besar bagi
masyarakat.
Selain bersifat disfungsi, kejahatan juga dapat memberikan efek
positif bagi pembangunan fungsi sosial. Dalam hal ini kejahatan yang
terjadi dapat menumbuhkan rasa solidaritas dalam masyarakat,
memunculkan norma-norma atau aturan yang mampu mengatur
masyarakat serta mampu memperkuat penegakkan hukum, serta
menambah kekuatan fisik atau organisasi untuk memberantas
kejahatan. Apa yang dikemukakan oleh sosiolog Durkheim tidaklah
semata-mata benar sepenuhnya, karena bagi masyarakat modern saat
ini apa yang dikemukakan oleh Emile Durkheim ini secara perlahan
mulai bergeser, dimana kejahatan yang terjadi tidak lagi dapat
memberikan kontribusi membangun solidaritas dan pembangunan
sosial, sebagian sikap masyarakat modern umumnya lebih cenderung
menghindari fenomena kejahatan yang terjadi. Masyarakat lebih
menyukai menyerahkan penanggulangan dan penindakan kejahatan
tersebut diserahkan kepada aparat penegak hukum sebagai institusi
yang paling berhak dalam menyelesaikan masalah keamanan.
Sementara itu bagi Robert L. O’Block,2 kejahatan merupakan
masalah sosial, maka usaha pencegahan kejahatan yang merupakan
usaha yang melibatkan berbagai pihak. Konsep pencegahan kejahatan
(crime prevention) menurut The National Crime Prevention Institute is
4
Perbandingan jumlah Polri dan masyarakat saat ini adalah 1 : 575.
Rasio ini belum ideal mengingat untuk Kota Besar seharusnya 1 : 300.3
Namun demikian, jumlah tersebut masih belum memadai karena rasio
polisi dan masyarakat ideal menurut PBB adalah sekitar 1 : 400 atau 1 :
300. 4 Walaupun Polri setiap tahunnya berupaya secara maksimal untuk
melakukan penambahan personil agar rasio antara polri dan masyarakat
itu bisa seimbang, akan tetapi kebutuhan itu tidak bisa terpenuhi dengan
cepat karena terbatasnya anggaran negara. Maka untuk mewujudkan
kamtibmas yang kondusif itu harus melibatkan semua peran masyarakat,
dan salah satu strategi yang sudah dilakukan polri dalam meningkatkan
perannya, polri telah membentuk Perpolisian masyarakat (Polmas).
1. Pengertian Kamtibmas
Keamanan yang asal katanya aman adalah suatu kondisi yang
bebas dari segala macam bentuk gangguan dan hambatan.
Sedangkan pengertian Ketertiban adalah suatu keadaan dimana
segala kegiatan dapat berfungsi dan berperan sesuai ketentuan yang
ada. Undang-undang Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2002 Pasal 1 disebutkan bahwa pengertian Kamtibmas
adalah5: “suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu
prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam
3http://nasional.kompas.com/read/2014/03/11/1445361/Rasio.Polisi.da
9
Hasan Shadily menjelaskan bahwa masyarakat adalah golongan
besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia yang dengan atau
karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh-
mempengaruhi satu sama lain.8 Dalam bahasa Inggris dipakai istilah
society yang berasal dari kata latin socius,yang berarti “kawan”.
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang
terikat oleh suatu rasa identitas beersama.9 Definisi masyarakat yang
lain dikemukakan oleh para sarjana seperti :
1) Linton ( seorang ahli antropologi ) mengemukakan bahwa
masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama
hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat
mengoganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu
kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
2) M.J. Heskovits menulis, bahwa masyarakat adalah kelompok
individu yang diorganisasikan yang mengikuti satu cara hidup
tertentu.
3) J.L. Gillin dan J.P. Gillin mengatakan, bahwa masyarakat itu adalah
kelompok manusia yang terbesar mempunyai tradisi, kebiasaan,
sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi
pengelompokan-pengelompokan kecil.10
Masyarakat sebagai community, dapat dilihat dari dua sudut
pandang. Pertama, memandang community sebagai unsur statis,
), h.88.
10
artinya community terbentuk dalam suatu wadah atau tempat
dengan batas-batas tertentu, maka ia menunjukkan bagian dari
kesatuan-kesatuan masyarakat sehingga ia dapat pula disebut
sebagai masyarakat setempat, misalnya kampung, dusun atau kota-
kota kecil. Kedua, community dipandang sebagai unsur yang
dinamis, artingya menyangkut suatu proses yang terbentuk melalui
faktor pisikologis dan hubungan antar manusia, maka didalamnya
ada yang sifatnya fungsional. Dalam hal ini dapat diambil
masyarakat pegawai negeri sipil, masyarakat ekonomi, mahasiswa,
dan sebagainya.11
Aksara;2002) h. 88.
11
bentuk menjaga keutuhan manusia sebagai khalifah di dunia. Maka
ajaran Islam adalah ajaran yang memiliki kesempurnaan dan
komprehensiv.
Gambar
Islam adalah agama universal dan komprehensive.
ISLAM
MUAMALAH IBADAH
12 Imarah, Islam dan Keamanan Sosial. (Jakarta: Gema Insani Press, 1999)
h. 41.
12
Firman Allah SWT :
Artinya : dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang
beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh
bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa
dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka
dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap
menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun
dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu,
Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik. (Q.S. An-Nur : 55)
Sementara itu Allah SWT akan memberikan azab berupa
kelaparan dan ketakutan kepada manusia, jika manusia kufur akan
nikmat Allah SWT karena Allah SWT telah memberikan nikmat dari
rasa aman, ketentraman dan rezeki yang melimpah ruah. manusia
melakukan tindakan kejahatan atau kriminal dan ingkar kepada
Allah SWT, maka Allah SWT memberikan kepada manusia dalam
bentuk kelaparan dan rasa takut karena perbuatan mereka. Allah
SWT berfirman:
13
Artinya : Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan
(dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram,
rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat,
tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu
Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan,
disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (QS. an-Nahl:112)
Untuk mewujudkan rasa keadilan dan keamanan bagi
individu, Islam tidak hanya mementingkan masalah keamanan itu
kepada pemeluknya saja, melainkan sebagai agama yang membawa
Rahmat dan kasih sayang terhadap seluruh makhluk yang ada di
alam ini, Islam juga memberikan rahmat dan keamanan bagi orang
non muslim.
Firman Allah SWT ;
14
kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-
buruk tempat kembali". (Q.S. Al-baqarah : 126)
Begitu indahnya Islam, dalam mewujudkan rasa aman bagi
pemeluknya dan bagi mereka yang beragama non muslim. Bahkan
dalam kehidupan ini, jika ditemui non muslim yang sedang
membutuhkan pertolongan tentang perlindungan khususnya dari
rasa aman kepada orang muslim, maka orang muslim wajib
melindungi mereka dan memberikan rasa aman kepadanya.
Firman Allah SWT ;
15
Islam mengajarkan kepada setiap ummatnya dalam
melakukan amar makruf nahi mungkar tersebut dengan hikmah dan
mauidzah hasanah (nasehat), dan Al-Mujadalah Bil Lati Hiya Ahsan
(berdebat/berdiskusi dengan cara yang terbaik). Dengan hikmah
maksudnya adalah dilakukan dengan metode pendekatan
komunikasi atas dasar persuasife. Mauidzah Hasanah adalah ucapan
yang berisi nasehat-nasehat yang baik di mana ia dapat bermanfaat
bagi orang yang mendengarkannya, atau argumen-argumen yang
memuaskan sehingga dapat membenarkan apa yang disampaikan
oleh subyek. Dan Al-Mujadalah Bil Lati Hiya Ahsan adalah upaya
tukar pendapat untuk mencari kebenaran berdasarkan syariah yang
dilakukan oleh dua atau beberapa orang secara sinergis tanpa
adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan di antara
keduanya.
Sebagaimana dalam Undang-undang Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002, Kamtibmas adalah “suatu
kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat
terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka
tercapainnya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya
keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum, serta terbinanya
ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta
mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam
menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk
pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat
meresahkan masyarakat.”
16
Berdasarkan pengertian tersebut bisa kita pahami bahwa
kamtibmas itu adalah terjaminnya keamanan, ketertiban, tegaknya
hukum dan terbinanya ketentraman yang dikembangkan oleh potensi
dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah dan
menanggulangi segala bentuk gangguan yang dapat meresahkan
masyarakat dan pelanggaran hukum. Mewujudkan ketentraman dan
ketertiban agar tidak terjadi kejahatan adalah bentuk amar makruf.
Sementara menangkal kejahatan, mencegah dan menanggulangi segala
bentuk gangguan kejahatan adalah perbuatan nahi mungkar.
Kejahatan yang terjadi di tengah masyarakat seperti
kejahatan yang ditimbulkan akibat dari perbuatan minuman keras
(miras), perjudian, narkoba, perampokan, pembunuhan, Geng
motor, tawuran antar kelompok, Demonstrasi berbentuk anarkis,
Munculnya aliran sesat, Terorisme, paham radikal, paham komunis,
konflik antar etnis, separatis adalah kejahatan yang harus dicegah
(nahi mungkar) sesuai dengan tuntunan syariah islam.
Dalam istilah lain selain amar makruf nahi mungkar, para
ulama juga menyebutkan bahwa amar makruf nahi mungkar disebut
al-hisbah. Berikut pendapat diantara para ulama yang menyatakan
bahwa amar makruf nahi mungkar adalah hisbah :
1. Imam Al-Ghazali dalam Al-Ihya’ : alhisbah adalah : Usaha untuk
mencegah kemungkaran (pelanggaran) terhadap hak Allah dengan
maksud menghindarkan orang yang dicegah dari melakukan
kemungkaran.13
2. Ibnu Taimiyah mendefenisikan alhisbah dengan : sebagai al-
muhtasib (pelaku hisbah), maka baginya hak untuk melakukan
18
2. Landasan Alquran Tentang Amar Makruf Nahi Mungkar adalah
Ibadah.
19
Firman Allah diatas sangat tegas bahwa setiap ummat yang
terbaik bagi manusia itu adalah ketika manusia tersebut memiliki
peran dalam hidupnya untuk melaksanakan amar makruf dan
mencegah perbuatan mungkar dengan penuh rasa iman kepada Allah
SWT. Terbaik bagi Allah sangatlah berbeda penilaiannya dengan
terbaik dalam penilain manusia. Maka untuk mendapatkan kategori
terbaik dalam hidup ini Allah SWT telah memberikan cara diantara
cara yang bisa dilakuka oleh manusia itu, salah satunya ialah
mengerjakan amar makruf nahi mungkar.
21
Jika amar makruf nahi mungkar tersebut berhasil dilakukan
setelah melewati berbagai proses tersebut maka inilah yang disebut
sifat orang mukmin yang perlu mendapatkan kebahagiaan dan
kegembiran baik dari Allah SWT dan dari orang mukmin lainnya.
22
Apabila seseorang bukan tergolong orang yang berhak
merubah dengan tangan maka kewajiban untuk melarang yang
mungkar itu beralih dengan menggunakan lisan yang memang
mampu dilakukannya. Dan kalau pun untuk itu pun dia tidak
sanggup maka dia tetap berkewajiban untuk merubahnya dengan
hati, itulah selemah-lemah iman. Merubah kemungkaran dengan
hati adalah dengan membenci kemungkaran itu dan munculnya
pengaruh terhadap hatinya karenanya. Perintah untuk merubah
kemungkaran yang terkandung dalam hadits ini tidaklah
bertentangan dengan kandungan firman Allah ‘azza wa jalla.
Dan di dalam Ash Shahiihain dari Abu Sa’id Al Khudriy
radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
ُ َما َل َنا ُب ٌّد مِنْ َم َجالِسِ َنا َن َت َحد،هللا
َّث ُّ ًِوس ف
ِ َّ ٌَا َرسُو َل: َقالُوا،ِالط ُر َقات َ ُإٌَِّا ُك ْم َو ْال ُجل
ُّ َغض: َما َح ُّقهُ؟ َقا َل: َقالُوا,ٌُق َح َّقه َّ طوا
َ الط ِر َ َفإِ َذا أَ َب ٌْ ُت ْم إِ َّال ْال َمجْ ل: َقا َل،ٌِها
ُ ِْس َفاع ِ ف
َو ْاْلَ ْم ُر ِب ْال َمعْ رُوفِ َوال َّن ْه ًُ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر، َو َر ُّد الس َََّل ِم، َو َكفُّ ْاْلَ َذى،ص ِر
َ ْال َب
Artinya : “Berhati-hatilah kalian terhadap duduk-duduk di
jalan-jalan.” Mereka (para sahabat) berkata : Wahai Rasulullah kami
tidak dapat menghindari majelis-majelis kami yang kami berbincang-
bincang di dalamnya. Beliau bersabda : “Jika kalian enggan kecuali
majelis itu maka berilah jalan haknya. Mereka (para sahabatnya)
mengatakan : Apakah haknya? Beliau bersabda : “Menundukkan
pandangan, menahan gangguan, menjawab salam, dan beramar
ma’ruf nahi munkar.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
23
Hadis ini menerangkan bahwa Rasulullah SAW telah
memerintahkan kepada kita agar berhati-hati duduk-duduk di jalan
karena dapat terjadi fitnah sehingga Rasul menyuruh untuk
menundukkan pandangan, tidak melakukan perbuatan yang dapat
mengganggu orang lain. Disamping itu Rasulullah SAW juga
memerintahkan untuk menjawab salam sebagai isyarat dan
keharusan untuk memuliakan atau menghormati orang yang
melewati. Menyebutkan perihal memerinthakan kepada kebaikan
dan melarang kemungkaran sebagai isyarat keharusan
mengamalkan apa yang disyariatkan dan meninggalkan apa yang
tidak disyariatkan.
25
Menciptakan kamtibmas dalam Islam disebut dengan
menegakkan amar makruf nahi mungkar yang memiliki nilai
keberuntungan dan menjadi ummat yang terbaik disisi Allah SWT
dan manusia lainnya. Untuk mewujudkan kamtibmas yang kondusif
atau menerapkan amar makruf nahi mungkar tersebut haruslah
sesuai dengan petunjuk alquran, hadis dan hukum yang berlaku di
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Amar makruf nahi mungkar
tidak bisa terlaksana dengan baik, jika cara ataupun metode dalam
mengerjakannya salah, dan hasilnya akan memperoleh nilai yang
salah.
Sebagaimana ungkapan Ali bin Abi Thalib, setiap kebenaran
jika di tegakkan tanpa sistem yang rapi, akan dikalahkan dengan
kejahatan yang tersistem dengan rapi.
الحق بغٌر النظام ٌغلبه البا طل بالنظام
Artinya : Kebenaran tanpa sistem dikalahkan dengan kejahatan
yang tersistem.
26
Begitu juga, dalam berbuat menciptakan kamtibmas yang
kondusif di tengah lingkungan masyarakat atau menerapkan amar
makruf nahi mungkar, setiap orang yang melakukannya akan
memperoleh manfaat sebagaimana yang telah di tetapkan Alquran.
Adapun manfaat melaksanakan kamtibmas atau amar makruf nahi
mungkar sebagaimana dalam Alquran adalah :
1. Memperoleh keberuntungan
27
Akan tetapi dapat kita pahami bahwa keberuntungan yang
dimaksud dalam ayat tersebut adalah memperoleh keberuntungan
dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Artinya : kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari
yang munkar. (Q.S. Ali Imran : 110)
Menjadi orang terbaik itu harus melalui jalan dilalui dengan
berbagai rintangan yang dihadapi. Menciptakan perbuatan yang
makruf dan mencegah kemungkaran yang dipraktikkan di tengah
masyarakat pasti menghadapi berbagai rintangan. Akan tetapi jika
rintangan itu dapat dilalui dengan baik dan menghasilkan pekerjaan
yang makruf dan nahi mungkar dengan sempurna, Allah telah
memutuskan bahwa orang tersebut adalah termasuk ummat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia.
28
mereka itu Termasuk orang-orang yang saleh. (Q.S. Ali Imran : 114)
29
Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang
Ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan
Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan
yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar
dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan
bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-
beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-
orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan
mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al
Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Al-a’raf :
157)
Ayat diatas menjelaskan bahwa amar makruf nahi mungkar
merupakan bagian dari tugas Nabi dan Rasul yang diutus Allah SWT.
Menjalankan amar makruf nahi mungkar, menghalalkan segala yang
baik dan mengharamkan segala yang buruk, merupakan bentuk
pengamalan yang sama seperti yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW. Disamping sebagai pengikut Nabi, orang yang
telah menjalankan amar makruf nahi mungkar tersebut Allah
berikan nilai keberuntungan kepadanya.
30
Artinya : dan orang-orang yang beriman, lelaki dan
perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi
sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf,
mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat
dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi
rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (Q.S. At-taubah : 71)
Orang-orang yang beriman baik dia laki-laki dan perempuan
sebahagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebahagian yang
lain. Penolong agar seseorang yang membutuhkan pengetahuan,
pemahaman dan pelaksanaan untuk melakukan perbuatan baik dan
amal shaleh. Begitu juga penolong kepada seseorang agar seseorang
tidak terjerumus untuk melakukan perbuatan yang melanggar
syariah islam, melanggar hukum yang berlaku di masyarakat dan
negara. Orang yang melakukan hal ini, Allah SWT akan
mencurahkan Rahmat-Nya kepada pelaku amar makruf nahi
mungkar tersebut.
31
Dalam ayat ini diterangkan bahwa sifat orang beriman itu
tidak hanya mendirikan shalat, menunaikan zakat saja, melainkan
sifat orang beriman itu haruslah menegakkan amar makruf nahi
mungkar. Jika sifat-sifat ini dilakukan oleh orang beriman kepada
Allah SWT, maka Allah SWT akan meneguhkan kedudukan mereka
di muka bumi ini. Maka jangan ragu untuk menerapkan amar
makruf nahi mungkar di dunia ini, disamping merupakan ciri-ciri
dari orang yang beriman kepada Allah SWT, kedudukannya didunia
pun mendapatkan keteguhan dari Allah SWT.
32
5. Dampak Meninggalkan Amar Makruf Nahi Mungkar
Menegakkan amar makruf nahi mungkar (menciptakan
kamtibmas yang kondusif) dapat memberikan manfaat yang cukup
besar bagi yang melakukannya. Sebaliknya jika amar makruf nahi
mungkar ditinggalkan begitu saja, maka akan meninggalkan peran
dan manfaatnya yang begitu besar tersebut. Adapun Dampak
Meninggalkan Amar Makruf Nahi Mungkar :
Artinya : mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan
Munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang
selalu mereka perbuat itu. (Q.S. Al-Maidah : 79)
Ayat 79 dari surah al-Maidah ini menjelaskan bahwa jika
perbuatan kemungkaran merajalela dibiarkan begitu saja, tidak
dilarang maka Allah SWT menegaskan bahwa itu merupakan
perbuatan yang sangat buruk di sisi Allah SWT.
33
ْ َعن، ًُِّْن أَ ِبً ٌَ ِزٌدَ ْال َهمْدَ ان
ِ َح َّد َث َنا م َُح َّم ُد بْنُ ْال َح َس ِن ب، ًَُِّح َّد َث َنا ْال َح َسنُ بْنُ َحمَّا ٍد ْال ُكوف
هللا صلى هللا علٌه ِ َّ َقا َل َرسُو ُل: َقا َل، ًٍِّ َعنْ َعل،ِ َعنْ َج ِّده،ِ َعنْ أَ ِبٌه،ٍْن م َُح َّمد ِ َجعْ َف ِر ب
ِ ْت َواْلَر
ض ِ َو ُنو ُر ال َّس َم َاوا،ٌن ِ ُّعا ُء سِ َل ُح ا ْلم ُْإم
ِ َوعِ َما ُد ال ِّد،ِن َ الد: ” وسلم
Telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin Hammaad Al-
Kuufiy, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-Hasan bin
Abu Yaziid Al-Hamdaaniy, dari Ja’far bin Muhammad, dari Ayahnya, dari
Kakeknya, dari ‘Aliy -radhiyallaahu ‘anhu-, ia berkata, Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Do’a adalah senjata orang
mu’min, tiangnya agama dan cahaya langit dan bumi.”
Rasulullah SAW bersabda :
ْ أَ ْو َلٌ ُْوشِ ُكنَّ هللاُ أَن, َل َتؤْ ُمرُنَّ ِبال َمعْ ر ُْوفِ َو َل َت ْن َهوُ نَّ َع ِن ال ُم ْن َك ِر, َوالَّذِيْ َن ْفسِ ًْ ِب ٌَ ِد ِه
ث َع َل ٌْ ُك ْم عِ َقابا ً ِم ْن ُه ُث َّم َت ْدع ُْو َن ُه َفَلَ ٌُسْ َت َجابُ َل ُك ْم
َ ٌَب َْع
Artinya:”Demi Yang jiwaku ada di tangan-Nya, hendaklah
engkau sungguh-sungguh menyerukan kema’rufan dan mencegah
kemunkaran, atau niscaya Allah akan benar-benar mengirim atasmu
sekalian siksa dari-Nya. Kemudian engkau berdoa kepada-Nya dan Ia
tidak mengabulkannya.
Hadits serupa diriwayatkan pula oleh Al-Imâm Ahmad
rahimahullah dan Al-Imâm Al-Bazzâr rhm. Rasulullah SAW
bersabda :
ْ مِن, " ُمر ُْوا ِبال َمعْ ر ُْوفِ َوا ْن َه ْوا َع ِن ال ُم ْن َك ِر: هللا َع َّز َو َج َّل ٌَقُ ْو ُل َ ٌََّآ أَ ٌُّ َها ال َّناسُ ! إن
ُ َو َتسْ َت ْنصِ ر ُْونًِْ َفَلَ أَ ْن, َو َتسْ ؤَلُ ْونًِْ َفَل أُعْ طِ ٌْ ُك ْم, ج ٌْ ُب ُك ْم
. ص ُر ُك ْم ِ ُ َقب ِْل أَنْ َت ْدع ُْونًِْ َفَلَ أ
Artinya : ” Wahai manusia, sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla
berfirman: ” Serukanlah kema’rufan dan cegahlah kemunkaran,
sebelum engkau semua berdo’a kepada-Ku namun Aku tidak
mengabulkannya, sebelum engkau semua meminta kepada-Ku namun
34
Aku tidak memberikannya, dan sebelum engkau semua mohon
pertolongan-Ku namun Aku tidak menolong engkau sekalian ”.
Allah SWT akan memberikan azab kepada orang yang enggan
menajalankan amar makruf nahi mungkar bahkan ketika dia berdoa
kepada Allah SWT, doa yang dimohonkan tidak akan diterima oleh
Allah SWT. Betapa meruginya, jika setiap doa yang diminta kepada
Allah SWT, tidak pernah dikabulkan. Padahal kekuatan doa
merupakan senjata bagi setiap hamba Allah SWT.
35
Hadis bersumber dari Jâbir ibnu ‘Abdillah ra, Rasulullah SAW
telah bersabda :
" ! أَ ِن ا ْقلِبْ َم ِد ٌْ َن َة َك َذا َو َك َذا ِبؤ َ ْهلِ َها: " جب ِْر ٌْ َل َع َل ٌْ ِه ال َّسَلَ ُم
ِ أَ ْو َحى هللاُ َع َّز َو َج َّل إِ َلى
" ِا ْقلِ ْب َها: الى
َ ْن " َقا َل َت َع ٍ ٌ " ٌَا َربّ ! إِنَّ فٌِ ِْه ْم َعبْدَ َك فَُلَنا ً ل َم ْ ٌَعْ صِ َك َطرْ َف َة َع: َقا َل
اع ًة َق ٌّط
َ َفإِنَّ َوجْ َه ُه َل ْم ٌَ َت َمعَّرْ فًِّ َس, َع َل ٌْ ِه َو َع َلٌ ِْه ْم
Artinya : ” Allah ‘Azza wa Jalla mewahyukan kepada Jibril
alaihissalam ” Goncangkan kota ini dan itu bersama penghuninya ! ”
Jibrîl pun berkata :”Wahai Tuhanku, sesungguhnya di tengah-tengah
mereka ada hamba-Mu si Fulan yang tidak pernah ma’siat kepada-Mu
sesaat pun juga”.
Rasulullah SAW melanjutkan : ” Allah berfirman :”Sesungguhnya
wajahnya (si hamba yang sholeh itu) tidak pernah berubah terhadap-Ku
(tidak marah melihat kema’siatan) sesaat pun juga ”.
Hadis ini sangat tegas bahwa Allah SWT memerintahkan
kepada Malaikat Jibril agar menggoncangkan suatu permukiman
bersama penghuninya walaupun ada orang shaleh yang tidak
pernah melakukan maksiat kepada Allah SWT walaupun sesaat.
Karena orang shaleh tersebut meninggalkan amar makruf nahi
mungkar dan pernah marah jika kemungkaran terjadi disekitarnya
walaupun sesaat.
Jelaslah bahwa keshalehan yang diperoleh dengan berbagai
jalan akan tetapi keshalehan dalam bentuk amar makruf nahi
mungkar ditinggalkan tidak menjadikan seseorang itu menjadi
orang yang beruntung, dia akan merasakan yang sama dengan para
pelaku kemungkaran berupa goncangan atau gempa yang menimpa
tempat tinggalnya.
36
6. Aspek-aspek Keberhasilan Penerapan Amar Makruf Nahi
Mungkar Dalam Islam.
1. Penguatan Aqidah Yang Benar Kepada Umat.
Aqidah menurut bahasa berasal dari kata عقد, ٌعقد,عقدا,عقٌدة
yang artinya simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Sedangkan
menurut Istilah Aqidah adalah keyakinan teguh yang tidak
tercampur keraguan dengan sesuatu apapun.
Sehingga Aqidah Islam dapat didefenisikan yaitu: meyakini
seyakin-yakinnya dan mengikuti segala ajaran yang telah
disampaikan oleh Nabi Muhammad saw sebagai suri tauladan baik
melalui Akhlak atau petunjuk Beliau dari Al-qur'an dan Al-hadits.
Aqidah seorang muslim sejati selalu mengambil contoh dari
perbuatan Nabi Muhammad saw, mulai dari hal-hal kecil seperti
makan, minum, mandi, tidur dan tidak mengambil panutan dari
figur yang lain. Islam adalah agama yang paling sempurna dan
hanya agama Islamlah agama yang diridhai Allah swt:
Firman Allah SWT
ِ ْ ٌت َل ُك ُم
اإلسْ ََل َم دٌِ ًنا ُ ت َل ُك ْم دٌِ َن ُك ْم َوأَ ْت َمم
ُ ِْت َع َل ٌْ ُك ْم نِعْ َمتًِ َو َرض ُ ْال ٌَ ْو َم أَ ْك َم ْل
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu,
dan telah Ku-sempurnakan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhoi
Islam sebagai agama bagimu.”(QS : Al Maidah : 3).
Jadi Aqidah Islam adalah Aqidah yang paling benar dan akan
membawa kepada kebahagiaan serta keselamatan baik di dunia
maupun di akhirat. Jika aqidah seseorang benar, maka seseorang
tidak akan melakukan kejahatan atau kemungkaran. Baginya jika
kejahatan dilakukan, maka ia meyakini bahwa dia telah melanggar
perbuatan yang telah dilarang oleh Allah SWT.
37
Konsekwensi dari perbuatan tersebut adalah dosa kepada
Allah SWT.
ض َف َسا ًدا أَنْ ٌُ َق َّتلُوا أَ ْو ِ ْهللا َو َرسُو َل ُه َو ٌَسْ َع ْو َن فًِ ْاْلَر
َ َّ ُونَ ارب ِ ٌِن ٌ َُح َ إِ َّن َما َج َزا ُء الَّذ
ٌ ض ۚ َٰ َذل َِك َل ُه ْم خ ِْز
ي َ ْ ٌِه ْم َوأَرْ ُجلُ ُه ْم مِنْ خ ََِلفٍ أَ ْو ٌُ ْن َف ْوا م َِن
ِ ْاْلر ِ ُصلَّبُوا أَ ْو ُت َق َّط َع أَ ٌْد
َ ٌ
فًِ ال ُّد ْن ٌَا ۖ َو َل ُه ْم فًِ ْالخ َِر ِة َع َذابٌ َعظِ ٌ ٌم
“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang
memerangi Allah dan RasulNya dan membuat kerusakan di muka
bumi, hanyalah mereka dibunuh atu disalib, atau dipotong tangan
kanan dan kaki mereka dengan bertimbal balik atau dibuang dari
negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu
penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh
siksaan yang besar”.(al-Maidah : 33)
41
BAB II
BAB II
RELAWAN AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR
RELAWAN AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR
42
Maka beribadah melalui penegakan amar makruf nahi
mungkar, haruslah memiliki pengetahuan dan pemahaman
sebagaimana yang telah digariskan oleh Alquran, al-hadis, ijma’
ulama agar ibadah tersebut benar dan mendapat pahala disisi Allah
SWT.
21 Ta’zir menurut arti bahasa, lafaz ta’zir berasal dari kata ػز زyang
jamâ’ (plural) dari kata had yang asal artinya pembatas antara dua benda.
Dinamakan had karena mencegah bersatunya sesuatu dengan yang lainnya. Ada
juga yang menyatakan bahwa kata had berarti al-man’u (pencegah), sehingga
dikatakan Hudûd Allah Azza wa Jallaadalah perkara-perkara yang Allah Azza wa
Jallalarang melakukan atau melanggarnya . Menurut syar’i, istilah hudûd adalah
45
8. Sementara itu mutathawwi’ tidak diperbolehkan menjatuhkan
hukuman ta’zir kepada pelaku kemungkaran.
9. Muhtasib berhak mendapat gaji dari kas negara karena tugas hisbah
yang dijalankannya. Dan mutathawwi’ tidak dibolehkan meminta
gaji atas pelarangan kemungkaran yang ia lakukan.
10. Muhtasib berhak berijtihad dengan pendapatnya dalam masalah-
masalah yang terkait dengan tradisi dan bukan hal-hal yang terkait
dengan syar’i, sementara itu mutathawwi’ tidak berhak melakukan
demikian.
46
Tujuannya adalah bagaimana tujuan syariah (maqashid
syariah) dapat ditegakkan dengan baik. Dalam Islam orang kafir
tidak memiliki kewenangan terhadap hisbah. Orang kafir tidak
beriman kepada Allah SWT, sementara itu hisbah merupakan
bentuk perbuatan keimanan atas perintah dan larangan Allah SWT
dan sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Apa yang dilakukan
oleh orang kafir tidak membawa manfaat disisi Allah SWT,
perbuatan mereka itu hanya seperti abu yang ditiup angin kencang.
Firman Allah SWT :
Artinya : orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-
amalan mereka adalah seperti Abu yang ditiup angin dengan keras pada
suatu hari yang berangin kencang. mereka tidak dapat mengambil
manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia).
yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. (Q.S. Ibrahim : 18)
Berbeda dalam situasi keberagaman sebuah negara,
menegakkan amar makruf nahi mungkar dapat dilaksanakan secara
bersamaan dengan orang non muslim, sepanjang memiliki tujuan
yang sama untuk menghilangkan kejahatan. jika kejahatan tersebut
bertentangan dengan nilai-nilai syariat, hukum yang berlaku di
negara.
47
2. Tamyiz
Tamyiz adalah batasan termuda dari usia dewasa. Syariat
Islam mengizinkan jika telah sampai batas usia ini untuk
melakukannya sebagai bentuk latihan untuknya. Sebab hisbah
adalah amalan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT,
sebagaimana juga ibadah shalat terhadap anak-anak yang telah
diperintahkan agama jika telah sampai usia tujuh tahun. Dalam
kenyataannya, pada masa ini seorang anak msudah mampu untuk
melakukan beberapa hal secara mandiri, seperti makan sendiri,
minum sendiri, dan lain lain.
Umur tamyiz menurut mayoritas ulama' adalah 7 tahun, dan
berakhir setelah sampai pada masa baligh. Pada umur ini seorang
anak sudah diperkenankan melakukan beberapa tindakan
(tashorruf) yang berhubungan dengan orang lain yang terdapat
ketentuan hukum diharuskan pelakunya sudah tamyiz. Namun
tindakannya masih dibatasi dalam beberapa hal saja (ahlul ada' al-
qoshiroh), sebab perkembangan tubuh dan akalnya belum
sempurna, kelak pada saat perkembangan tubuh dan akalnya, ia
baru diperbolehkan untuk melaksanakan berbagai tindakan secara
menyeluruh (ahliyatul 'ada' al kamilah).
48
semata yang datang dari dirinya tanpa adanya unsur syariah. Maka
memahami syariat khususnya dibidang hisbah merupakan suatu
kewajiban yang harus dimiliki oleh seorang muhtasib sebagai dasar
pelaksanaan hisbah ditengah masyarakat.
1. Mukallaf ;
adalah seseorang yang sudah mendapatkan beban (taklif)
berupa syariat. Ia sudah berkewajiban menunaikan seluruh
perintah dan menjauhi larangan dalam syariat Islam. Baginya
syariat sudah berlaku untuk dirinya, baik hukum yang bersifat
taklifi (wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram) ataupun wadh’iy22
(mencakup sah dan batal; rukhsah23 dan azimah24; syarat dan
(utara-barat dari Kairo). adalah seorang guru dan seorang reformis Mesir sosial
dan politik Islam, yang terkenal karena mendirikan Ikhwanul Muslimin, salah satu
dari abad ke-20 terbesar dan paling berpengaruh organisasi Islam revivalis.(
https://id.wikipedia.org/wiki/Hasan_al-Banna) download 13/12-2016
22 Hukum wadh’iy adalah apa yang
diletakkan/diberikan/ditaruh/diberlakukan oleh syari’ (Allah) berupa tanda-
tanda atau sinyal-sinyal. Tanda-tanda ini menunjukka 4 hal, yaitu: Ketetapan /
validitas / kebenaran perbuatan, ketiadaan perbuatan, keberlakuan perbuatan,
dan ketidakberlakuan perbuatan.
(https://foodszone.wordpress.com/2015/05/28/hukum-wadhiy-1/ download
12/12-2016)
23 Imam Al-Ghazali mendefinisikan rukhsah sebagai “sesuatu yang
53
Apalagi kemungkaran yang sampai adalah berdasarkan data
palsu, sebab hal tersebut dinamakan tajassus 25 yang dilarang syariah
Islam. Tetapi jika kemungkaran tersebut dilakukan secara sembunyi
dan terdapat dua orang saksi26 yang menyatakan bahwa telah terjadi
kemungkaran dan bukan merupakan bagian dari upaya tajassus, maka
hukum hisbah diperbolehkan.
1. Ta’rif
Adalah menjelaskan tentang hukum Islam yang berkaitan
dengan larangan untuk berbuat kemungkaran terhadap si pelaku
kemungkaran (al-Muhttasab alaihi) agar memahami bagaimana
hukum kemungkaran tersebut. Setelah mereka mengerti,
diharapkan tidak akan mengulangi kembali perbuatan
56
Cara ini digunakan jika cara kedua diatas diabaikan dan
terindikasi si pelaku melakukan kemungkaran secara terus menerus
dan merendahkan nasihat berdasarkan anjuran agama.
Cara ini memiliki dua prinsip yaitu dengan :
a. Tidak digunakan, kecuali dalam keadaan dalam darurat.
b. Tidak berbicara, kecuali dengan jujur dan benar.
57
6. Memukulnya Tanpa Menggunakan Benda ataupun Senjata
Tajam
Tahapan hisbah ini boleh dilakukan jika pelaku kemungkaran
itu tidak mau berhenti melakukan kemungkaran dan melakukan
perlawanan kepada si pelakuk hisbah. Cara ini hanya digunakan
dalam keadaan sangat darurat. Memukul sipelaku kemungkaran
dengan batasan-batasan yang ada, dan prinsipnya adalah bagaimana
dengan memukul si pelaku kemungkaran itu dapat menghentikan
kemungkaran yang dilakukannya. Cara ini dilakukan menurut
kebutuhan saja, jika tahapan hisbah diatas tidak bisa diterapkan.
Akan tetapi jika kemungkaran telah hilang maka hukuman pun
dihentikan.
58
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S.
An-Nahl : 125)
c. AL-Wara’ ; Muhtasib harus tetap waspada tidak melakukan
perbuatan yang tidak sesuai dengan ilmunya, sebab tidak semua
orang berilmu berbuat sesuatu dengan ilmunya. Bahkan mungkin,
berlebihan dalam menjalankan tugasnya untuk tujuan duniawi.
Hendaknya, setiap kata dan nasihatnya didasarkan pada hujah
yang mapan sehingga dapat diterima oleh semua pihak. Karena,
orang-orang fasik senantiasa mencari kesempatan untuk
menjatuhkannya.
d. Ilmu ; Dengan ilmu ia dapat melakukan hisbah sesuai dengan
tempat, batas, tuntutan, metode, menarik pendengaran dan
merasuk ke dalam hati. Ini sangatlah penting, agar amar makruf
nahi mungkar tetap berjalan dengan kebenaran.
e. Muhtasib harus selalu berpegang teguh pada sunnah Rasulullah
SAW setelah menjalankan yang fardhu dan rawatib. Sebab
Rasulullah SAW adalah tauladan hidup dari segala bentuk perilaku
yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Tidak ada satupun
59
perkataan, perbuatan dan diam dari Rasulullah SAW yang tidak
berguna bagi manusia, sehingga Rasulullah SAW harus ditauladani
dalam hidup khususnya dalam menegakkan amar makruf nahi
mungkar.
f. Sabar ; Sabar adalah perisai bagi setiap orang, sabar adalah
perintah Allah SWT kepada orang yang beriman kepadanya. Sifat
sabar harus dimiliki oleh seorang muhtasib, terhadap setiap
gangguan yang menimpanya. Setiap orang yang beriman kepada
Allah SWT akan menerima cobaan terhadap keimanannya.
Bagi muhtasib bisa saja cobaan itu datang dalam bentuk
fitnah, harga diri yang direndahkan, ancaman jiwa dan keluarga,
kekurangan harta dsb. Disamping sabar, muhtasib haruslah
berprilaku arif dan hanya mengharap Ridha Allah SWT.
Sebagaimana Firman Allah SWT :
60
BAB III
BAB III
POLRI SEBAGAI PELAKSANA AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR
POLRI SEBAGAI PELAKSANA AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR
A. DASAR HUKUM
Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai bangsa yang
berdaulat, memiliki dasar negara dan Undang-undang Dasar sendiri
yakni Pancasila. Pancasila diletakkan sebagai dasar negara dan
pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan juga
sebagai ideologi negara. Sedangkan Undang-undang Dasar yang ada
di negara kesatuan Republik Indonesia, adalah Undang-Undang
Dasar 1945. Undang-Undang Dasar 1945 memberi penegasan
bahwa Negara kesatuan Republik Indonesia merupakan negara
hukum (rechtstaat), dan bukan suatu negara yang berdasarkan atas
kekuasaan belaka (machtstaat).14 Untuk mewujudkan keamanan
dan ketentraman masyarakat dalam negara kesatuan Republik
Indonesia, UUD 1945 telah mengamanahkan kepada Polisi sebagi
alat negara menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat serta menegakkan
hukum.
1. PENGERTIAN POLRI
Istilah Polisi berasal dari kata “Politea” atau Negara Kota, di
mana pada zaman yunani kuno manusia hidup berkelompok-
kelompok, kelompok-kelompok manusia tersebut kemudian
membentuk suatu himpunan, himpunan dari kelompok-kelompok
1985), h. 91
61
manusia inilah yang merupakan kota (polis). Agar kehidupan
masyarakat di kota tersebut dapat tertata maka diuatlah norma-
norma. Norma-norma tersebut ditegakkan melalui suatu kekuatan,
kekuatan inilah yang dinamakan Kepolisian.15
Berdasarkan UUD 1945, pasal 30 ayat 4 : “Kepolisian Negara
Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan
dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.” Dalam Undang-
undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia, adalah alat negara yang mempunyai tugas pokok
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan
penegakan hukum dan memberikan perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat.
Polri bertanggung jawab di dalam mengupayakan, mencegah,
dan mengeliminasi dari setiap gejala yang mungkin muncul dan
dapat mengganggu keamanan dan ketertiban di masyarakat. Hal
senada juga dapat dilihat dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2008, pada pasal 1 disebutkan
bahwa : “Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya
disingkat Polri adalah alat negara yang berperan dalam memelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta
memberikan perlindungan, pengayom, dan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.”
15 Yesmil Anwar , SH., M.SI. Dan Andang, SH., M.H. Sistem Peradilan Pidana,
62
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata Polisi
adalah “ Suatu badan yang bertugas memelihara keamanan dan
ketertiban umum (menangkap orang yang melanggar hukum),
merupakan suatu anggota badan pemerintahan (pegawai negara
yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban)”. Dari pengertian
di atas dapat disebutkan bahwa Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Polri) merupakan alat Negara yang berada di bawah
Presiden dan dipimpin oleh Kapolri yang dalam pelaksanaan
tugasnya bertanggung jawab kepada Presiden sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang memiliki wewenang, fungsi
dan tugas pokok tersendiri untuk dapat melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat, serta menegakkan hukum guna memelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat Republik Indonesia.
Sedangkan dari kata Polisi jika didalami akan memberikan berbagai
pengertian.
Menurut Jenderal Polisi (Purn) Kunarto memberikan tiga
pengertian. Tiga arti Polisi adalah (1). Polisi sebagai Fungsi, (2)
Polisi sebagai organ Kenegaraan dan (3) Polisi sebagai pejabat atau
petugas.16 Sebagai organ kenegaraan karena polisi tumbuh dan
berkembang disebuah negara dan menjadi sebuah atribut
kenegaraan. Polisi sebagai pejabat atau petugas adalah polisi yang
berhadapan langsung dengan masyarakat.
Masyarakat lebih mengenal polisi secara individu namun
memberi pandangan yang sama terhadap kepolisian sebagai suatu
keseluruhan. Polisi yang diartikan sebagai pejabat dituntut untuk
lebih profesional, memiliki kemampuan, rasionalitas dan dedikasi
17 Ibid, h. 56-57.
64
3. TUGAS, WEWENANG DAN FUNGSI POLRI
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang ketentuan-
ketentuan pokok pertahanan keamanan negara Republik Indonesia,
pasal 30 ayat (4) merumuskan tugas pokok polri sebagai berikut :
a. Selaku alat negara penegak hukum memelihara serta meningkatkan
tertib hukum dan bersama-sama dengan segenap komponen
kekuatan pertahanan keamanan negara lainnya membina
ketenteraman masyarakat dalam wilayah negara guna mewujudkan
keamanan dan ketertiban masyarakat;
b. Melaksanakan tugas kepolisian selaku pengayom dalam
memberikan perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat bagi
tegaknya ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. Membimbing masyarakat bagi terciptanya kondisi yang menunjang
terselenggaranya usaha dan kegiatan sebagaimana dimaksud huruf
a dan huruf b ayat (4) pasal ini.
Dalam Undang-undang Kepolisian No. 2 tahun 2002, tugas
pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah : Pertama,
Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, Kedua,
menegakkan hukum, dan ketiga, Memberikan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Dalam pasal lain
yang menjabarkan tugas Polri yaitu tercantum pada penjelasan
pasal 39 ayat (2) UU nomor 20 tahun 1982, yaitu :
1. Mengusahakan ketaatan diri dan warga masyarakat terhadap
hukum dan peraturan perundang-undangan.
2. Melaksanakan penyidikan perkara berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
65
3. Mencegah dan menanggulangai tumbuhnya penyakit masyarakat
dan aliran kepercayaan yang dapat menimbulkan perpecahan atau
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Memelihara keselamatan jiwa raga, harta benda dan lingkungan
alam dari gangguan ketertiban atau bencana, termasuk
memberikan perlindungan dan pertolongan, yang dalam
pelaksanaannya wajib menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, hukum dan peraturan perundang-undangan.
5. Menyelenggarakan kerjasma dan koordinasi dengan instansi, badan
atau lembaga yang bersangkutan dengan fungsi dan tugasnya.
6. Dalam keadaan darurat, bersama-sama segenap komponen,
kekuasaan pertahanan keamanan negara melaksanakan tugas
sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982
tersebut maka dapat dipahami bahwa dalam pelaksanaan amar
makruf nahi mungkar merupakan bagian dari tugas polisi yang
disahkan berdasarkan perundang-undangan.
66
Polri memiliki tugas yang cukup berat dalam pencegahan
terjadinya pelanggaran dan kejahatan, pelayanan masyarakat dan
melindungi serta menertibkan masyarakat. Polisi sendiri dalam hal
ini sudah mempersiapkan personil yang mewakili bidang
pembinaan masyarakat.
Intinya membangun kemitraan antara polri dengan
masyarakat sehingga terwujud rasa saling percaya, saling
menghargai dan saling menghormati antara polri dengan
masyarakat.18 Sehingga Polri dapat diterima dandidukung oleh
masyarakat. Kegiatan Polri untuk mendorong, mengarahkan, dan
menggerakkan masyarakat untuk berperan dalam Binkamtibmas
(Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) melalui bentuk
Pamswakarsa dan penerapan model perpolisian masyarakat
(Community Policing). Hal ini antara lain dilakukan melalui
penugasan anggota Polri menjadi Bhayangkara Pembina Kamtibmas
yang selanjutnya disebut Bhabinkamtibmas.
Dasar acuan Bhabinkamtibmas adalah Surat Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor:
B/3377/IX/2011/Baharkam tanggal 29 September 2011 tentang
Penggelaran Bhabinkamtibmas di Desa/Kelurahan.19 Bhayangkara
Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
(BHABINKAMTIBMAS) adalah anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia (POLRI) yang bertugas membina keamanan dan
ketertiban masyarakat (kamtibmas).
67
Bhabinkamtibmas adalah anggota kepolisian yang ditunjuk
selaku pembina keamanan dan ketertiban masyarakat. Tujuan yang
ingin dicapai dalam kegiatan Bhabinkamtibmas adalah terwujudnya
situasi kamtibmas yang mantap dan dinamis dalam rangka
mengamankan dan menyukseskan pembangunan nasional. Tugas
pokok Polri sebagai Bhabinkamtibmas itu adalah membina
masyarakat agar tercipta kondisi yang menguntungkan bagi
pelaksanaan tugas Polri di desa/kelurahan.
a. Tugas Bhabinkamtibmas
Disamping tugas pokok, uraian tugas bhabinkamtibmas adalah :20
1) melakukan pembinaan terhadap warga masyarakat yang menjadi
tanggung jawabnya untuk dapat meningkatkan partisipasi
masyarakat, kesadaran hukum dan ketaatan warga masyarakat
terhadap hukum dan perundang-undangan yang berlaku;
2) melakukan upaya kegiatan kerjasama yang baik dan harmonis
dengan aparat Desa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh
pemuda, Tokoh Adat dan para sepuh yang ada di Desa atau
Kelurahan;
3) melakukan pendekatan dan membangun kepercayaan terhadap
masyarakat ;
4) melakukan upaya pencegahan tumbuhnya penyakit masyarakat
dan membantu penanganan rehabilitasi yang terganggu;
5) melakukan upaya peningkatan daya tangkal dan daya cegah
warga masyarakat terhadap timbulnya gangguan Kamtibmas;
69
b. Fungsi Bhabinkamtibmas.21
1. membimbing dan menyuluh di bidang hukum dan Kamtibmas;
2. melayani masyarakat tentang hal-hal yang berkaitan dengan
permasalahan Kamtibmas;
3. membina ketertiban masyarakat terhadap norma-norma yang
berlaku;
4. memediasi dan memfasilitasi upaya pemecahan masalah yang
terjadi di masyarakat;
5. mendinamisir aktifitas masyarakat yang bersifat positif;
mengkoordinasikan upaya pembinaan Kamtibmas dengan
perangkat Desa/Kelurahan, Babinsa dan pihak-pihak terkait
lainnya.
c. Peran Bhabinkamtibmas.22
1. pembimbing masyarakat bagi terwujudnya kesadaran hukum,
dan Kamtibmas serta meningkatkan partisipasi masyarakat di
Desa/Kelurahan;
2. pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat bagi
terwujudnya rasa aman dan tentram di masyarakat
Desa/Kelurahan;
3. mediator, negosiator, dan fasilitator dalam penyelesaian
permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat
Desa/Kelurahan;
4. dinamisator dan motivator aktivitas masyarakat yang bersifat
positif dalam rangka menciptakan dan memelihara kamtibmas.
21 Ibid, h.5
22 Ibid.h.6.
70
d. Wewenang Bhabinkamtibmas.
1. menerima laporan dan/atau pengaduan;
2. membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat
yang dapat mengganggu ketertiban umum dengan
mengedepankan musyawarah untuk mufakat (alternative
dispute resolution) yang dituangkan dalam surat kesepakatan
bersama;
3. mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit
masyarakat yang dilaksanakan melalui kerja sama dengan tokoh
masyarakat setempat;
4. mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa dengan
meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga
keamanan dan ketertiban di lingkungannya;
5. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung
jawab dan sesuai dengan lingkup tugas yang diembankan
kepada Bhabinkamtibmas.
Undang-undang No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia, dan Kebijakan dan Strategi Polri 2002- 2004.
Bhabinkamtibmas merupakan program Mabes Polri untuk
mendekatkan polisi dan membangun kemitraan dengan
masyarakat. Bhabinkamtibmas mewujudkan misi melayani
masyarakat dalam bentuk nyata agar peranan polisi dapat dirasakan
langsung masyarakat desa dalam bentuk pendekatan pelayanan.
71
Mendapatkan kepercayaan dari masyarakat merupakan hal
yang sulit didapat, karena memerlukan proses terutama adanya
komunikasi serta kontak sosial, waktu serta kemauan masing-
masing anggota polisi. Masyarakat masih mengharapkan
peningkatan peran dan tugas polisi sebagai pengayom,
pelindung,dan pelayanan masyarakat serta sebagai penegak hukum
yang bersih.
Bhabinkamtibmas memiliki fungsi dan peranan sangat
strategis dalam mewujudkan kemitraan polisi dengan masyarakat,
sehingga secara bersama-sama mampu mendeteksi gejala yang
dapat menimbulkan problema pada masyarakat, juga mampu
mendapatkan solusi untuk mengantisipasi problema serta mampu
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.
Bhabinkamtibmas dapat dikatakan berperan penting dalam
penyelesaian atau pemecahan masalah yang terjadi di dalam
masyarakat. Bhabinkamtibmas mempunyai peran selaku mediator,
negosiator, dan fasilitator dalam penyelesaian masalah yang masih
bisa diukur berat ringannya suatu kesalahan dan dapat diselesaikan
dengan kesepakatan damai serta mufakat juga melihat hukum adat
istiadat yang terdapat di masing masing tempat.
72
Adapun tujuan strategis meliputi :
1. Terwujudnya pesan-pesan kamtibmas yang disampaikan kepada
masyarakat yang berdampak pada terciptanya kondisi keamanan
dan ketertiban masyarakat yang kondusif.
2. Terjalinnya komunikasi secara langsung antara petugas Polri
dengan warga masyarakat.
3. terciptanya pemahaman bahwa Kamtibmas merupakan suatu
kebutuhan yang harus dilakukan bersama-sama antara Polri dan
elemen masyarakat lainnya.
4. Terwujudnya citra Polri sebagai aparat pemerintah penegak
hukum yang siap melindungi, mengayomi, dan melayani
masyarakat serta menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
Sementara itu tujuan teknis operasional itu berkaitan dengan
kegiatan bimbingan penyuluh meliputi :
1. Termotivasinya komponen masyarakat untuk membentuk FKPM
(Forum Kemitraan Polisi-Masyarakat). FKPM adalah wadah
kerjasama kemitraan antara Polri dengan masyarakat untuk
memecahkan persoalan sosial yang dapat berakibat menjadi
gangguan kamtibmas di wilayahnya.
2. Teraplikasinya dalam kehidupan sehari-hari pesan-pesan
kamtibmas yang disampaikan dan
3. Terciptanya kemitraan antara Polri dengan masyarakat untuk
bersama-sama memelihara kamtibmas.
73
Dalam mencapai kedua tujuan yang diharapkan, baik tujuan
strategis dan tujuan teknis operasional, Polri dapat melakukan
kegiatan Bimbingan Penyuluhan untuk menyampaikan pesan,
informasi dan permasalahan sosial kamtibmas kepada perorangan,
kelompok atau organisasi kemasyarakatan, siswa sekolah dan
penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Informasi atau
pesan kamtibmas tersebut dilaksanakan oleh Polri dengan beberapa
metode seperti ceramah, konseling, pemasangan spanduk dan
leaflet kamtibmas, tanya jawab kamtibmas, diskusi, panggung
hiburan kamtibmas, melalui tokoh agama dan tokoh masyarakat,
media cetak, media elektronik dan media komunikasi lainnya.
Dengan begitu luasnya metode yang diberikan oleh Polri, maka
untuk mencegah gangguan kamtibmas dilingkungan masyarakat
dapat diatasi dengan berbagai pola, seperti konseling dan diskusi
yang melibatkan interaktif antara masyarakat dan polri.
5. KEMITRAAN POLRI
Stabilitas keamanan merupakan kebutuhan hakiki umat
manusia dalam bermasyarakat, tidak ada masyarakat di dunia ini
yang tidak membutuhkan stabilitas keamanan. Tanpa stabilitas
keamanan, maka eksistensi masyarakat akan terancam dan
terganggu serta program pembangunan dan tujuan masyarakat
tersebut tidak akan tercapai. Untuk menjamin tercipta dan
terpeliharanya stabilitas keamanan tersebut diperlukan upaya
pengelolaan, oleh karenanya masyarakat melalui entitas negara
yang dibangunnya membentuk aturan-aturan hukum dan
perangkat-perangkat serta pola penegakannya.
74
a. Perpolisian Masyarakat (Polmas)
Model perpolisian masyarakat yang telah diadopsi Polri
pada tanggal 13 Oktober 2005 merupakan strategi baru perpolisian
di Indonesia. Seluruh anggota Polri diharapkan dapat mendukung
penerapan polmas tersebut. Cara yang dilakukan adalah dengan
membangun serta membina kemitraan dengan masyarakat.
Perpolisian masyarakat (Polmas) adalah suatu perpolisian dalam
masyarakat modern yang menempatkan masyarakat bukan sebagai
obyek tetapi subyek dan juga sebagai mitra kepolisian dalam
pemecahan masalah Kamtibmas. Kondisi karakteristik masyarakat
di Indonesia merupakan modal awal dan faktor pendukung dalam
pembangunan Polmas (Community Policing).
Community Policing adalah Perpolisian Masyarakat atau
Perpolisian Masyarakat diterapkan dalam komunitas-komunitas
atau kelompok masyarakat yang tinggal di dalam suatu lokasi
tertentu ataupun lingkungan komunitas berkesamaan profesi
(misalnya kesamaan kerja, keahlian, hobi, kepentingan dsb),
sehingga warga masyarakatnya tidak harus tinggal di suatu tempat
yang sama, tetapi dapat saja tempatnya berjauhan sepanjang
komunikasi antara warga satu sama lain berlangsung secara intensif
atau adanya kesamaan kepentingan. (misalnya: kelompok ojek, hobi
burung perkutut, pembalap motor, hobi komputer dan sebagainya)
yang semuanya bisa menjadi sarana penyelenggaraan polmas.23
Dalam membangun kemitraan diperlukan kepercayaan masyarakat
terhadap kinerja polisi baik aspek teknis maupun penegakan
hukum.
b. Strategi Polmas
Tujuan strategi Polmas adalah terwujudnya kemitraan polri
dengan warga masyarakat yang mampu mengidentifikasi akar
permasalahan, menganalisa, menetapkan prioritas tindakan,
mengevaluasi efektivitas tindakan dalam rangka memelihara
keamanan, ketertiban dan ketentraman masyarakat serta
peningkatan kualitass hidup masyarakat. Sasaran strategi Polmas
meliputi ;
a. Tumbuhnya kesadaran dan kepedulian masyarakat/komunitas
terhadap potensi gangguan keamanan, ketertiban dan ketentraman
dilingkungannya;
b. meningkatnya kemampuan masyarakat bersama dengan polisi
untuk mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi di
lingkungannya, melakukan analisis dan memecahkan masalahnya;
77
c. meningkatnya kemampuan masyarakat untuk mengatasi
permasalahan yang ada bersama-sama dengan polisi dan dengan
cara yang tidak melanggar hukum;
d. meningkatnya kesadaran hukum masyarakat;
e. meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menciptakan
Kamtibmas di lingkungannya masing-masing;
f. menurunnya peristiwa yang mengganggu keamanan, ketertiban
dan ketenteraman masyarakat/komunitas.
c. Komponen-Komponen Polmas
Polmas memiliki komponen-komponen atau prinsip-prinsip
tertentu yang terjadi berulang-ulang. Adapun komponen-komponen
Polmas adalah sebagai berikut 25:
1. Kemitraan ; Polmas mendorong sebuah kemitraan baru antara
masyarakat dengan polisi yang saling menghargai, sopan-santun,
memberi dukungan dan saling menguntungkan.
2. Pemecahan masalah ; Polmas mendefenisikan kembali misi polisi
agar lebih terarah pada pembangunan masyarakat dan pemecahan
masalah.
3. Personalisasi ; Dengan menempatkan atau menugaskan petugas
Polmas di suatu komunitas akan menghilangkan rasa asing diantara
kedua belah pihak. Sehingga antara petugas Polmas dan warg
masyarakat menjadi saling mengenal satu sama lain secara
mendalam.
4. Perpolisian ; Polisi dalam polmas tetap melakukan dan
memfokuskan pada penegakan hukum. Petugas dan tim polmas
79
Kepedulian ini juga menutupi kekurangan jumlah anggota
polisi di indonesia bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang
selalu tidak berimbang, dan untuk mencapai jumlah dengan rasio
ideal 1:400 akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Walaupun
nantinya rasio polisi dan penduduk yang ideal pun tidak merupakan
jaminan dapat terwujud kamtibmas yang kondusif. Berdasarkan
Peraturan Kapolri Nomor 7 tahun 2008 pada BAB IV pasal 15,
bahwa model yaitu sebagai strategi polmas sebagai wujud
perkembangan kepolisian modern dalam negara demokrasi yang
plural yang menjunjung tinggi hak asasi manusia diterapkan melalui
model-model polmas yang dikembangkan melalui :
1. Modifikasi pranata sosial dan pola pemolisian masyarakat
tradinasional (Model A)
2. Intensifikasi fungsi polri dibidang pembinaan masyarakat (Model
B)
3. Penyesuaian model community policing dari negara-negara lain
(Model C)
Polri sekarang ini sudah mulai melakukan perubahan dengan
menerapkan berbagai macam program untuk membangun kembali
kepercayaan masyarakat seperti salah satunya partnership building.
Dimana program ini sangat baik dan sesuai dengan dengan model-
model polmas yang sudah diterapkan didalam Peraturan Kapolri
Nomor 7 tahun 2008 tentang pedoman dasar strategi dan
implementasi pemolisian masyarakat dalam penyelenggaraan tugas
Polri.
80
Model polmas ini adalah salah satu grand Strategy Polri untuk
membangun kepercayaan masayarakat dan menjalin kemitraan
antara polisi dan masyarakat. Pada pasal 5 Peraturan Kapolri
Nomor 7 tahun 2008, bahwa dalam penerapan polmas, di setiap
suatu wilayah berbeda-beda antara wilayah yang satu dengan
wilayah yang lain, disesuaikan dengan karakteristik yang
berwenang, masyarakat dan sasaran polmas yang ditentukan oleh
pimpinan masing-masing wilayah yang berwenang.
System keamanan lingkungan atau biasa disebut siskamling
adalah salah satu model polmas yang berkembang secara
tradinasional dari sejak dulu sampai dengan sekarang ini dan
termasuk dalam polmas Model A yang dikembangkan Polri sekarang
ini. Berikut Polmas model A sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor
7 tahun 2008, antara lain meliputi :
Model system keamanan lingkungan (Model A1) seperti :
a. Ronda kampung (Model A11) adalah kegiatan ronda atau patrol
yang dilaksanakan oleh warga masyarakat setempat dalam suatu
wilayah perkampungan atau pedesaan.
b. Ronda lingkungan kawasan pemukiman (Model A12) pada
prinsipnya sama dengan ronda kampung, namun pelaksanaannya di
lingkungan atau kawasan perumahan modern.
Model pemberdayaan pranata sosial/adat (ModelA21)
seperti :
a. Jaga Baya, jaga tirta (Model A21)
b. Pecalang (Model A22)
c. Pela gandong (Model A23)
Dalam perkembangan situasi dinamis dalam masyarakat yang
81
terus menerus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman,
sehingga membuat polmas terebut harus terus di anev dan
dikembangkan sesuai dengan pasal 59, pasal 60 dan pasal 61
Peraturan Kapolri Nomor 7 tahun 2008, antara lain seperti
dilakukannya :
82
Babinkamtibmas adalah salah satu petugas Polri yang
bertugas melakukan pembinaan terhadap warga masyarakat di
suatu pedesaan atau kelurahan yang di dasari dengan surat perintah
dari pimpinan. Dalam pembinaan siskamling yang dilakukan
petugas babinkamtibmas agar sering mengimbau dan atau
sosialisasi ke sejumlah warga atau tokoh masyarakat, tokoh agama,
ketua RT dan RW, akan pentingnya keamanan lingkungan.
Diharapkan himbauan dari petugas babinkamtibmas ada
keselarasan tanggung jawab bersama terhadap keamanan warga
dan lingkungannya. Tugas pengamanan dan keamanan bukan
semata-mata harus dilakukan oleh personel kepolisian, tetapi peran
warga masyarakat juga penting. Pembinaan siskamling yang
dilakukan oleh petugas babinkamtibmas bertujuan untuk
menciptakan kesadaran masyarakat agar di desanya atau di
kelurahannya dapat tercipta rasa aman, tentram dan nyaman,
karena hal tersebut wajib kita jaga bersama.
83
manfaatnya juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain sebagai
upaya untuk dapat menangkal dan menanggulangi setiap gangguan
kamtibmas, juga dapat memberikan pertolongan dan pemeliharaan
keselamatan masyarakat dari segala macam bentuk bahaya. Polri
sebagai institusi yang berkaitan langsung dengan keamananan juga
tidak tinggal diam, tetapi kenyataannya untuk menghidupkan
kembali siskamling begitu berat.
Kendala utama yang dihadapi oleh petugas Polri
(Babinkamtibmas) adalah hilangnya kesadaran dan kepedulian
masyarakat terhadap keamanan dan ketertiban lingkungannya.
Kalaupun sudah diupayakan tetapi hanya bersifat sementara, tidak
berlanjut dan tidak berkesinambungan seperti apa yang diarahkan
dan diharapkan oleh Polri sendiri. Keamanan dan ketertiban bukan
hanya Polri saja, tetapi peran aktif masyarakat untuk menjadi
'polisi' terhadap dirinya, keluarganya dan lingkungannya sendiri
adalah suatu keharusan. Menjadi 'polisi' disini bukan berarti
bertindak seperti polisi, tetapi memberikan rasa aman dengan
tindakan pencegahan supaya tindak kejahatan tidak terjadi di
lingkungannya.
Dalam upaya melakukan pembinaan siskamling terhadap
masyarakat, Polri dapat memberikan kegiatan-kegiatan seperti
penyuluhan, penerangan, komunikasi ataupun berbagai macam
kegiatan lainnya. Dalam pembinaan ini Polri khususnya
babinkamtibmas harus bersikap proaktif, tidak menunggu dari
masyarakat, karena kehidupan masyarakat sekarang ini sudah
mengalami pergeseran, sudah tidak saling peduli antara sesam
“tidak mau tau apa yang terjadi disekitar”. Ini merupakan tugas yang
84
berat bagi petugas babinkamtibmas baik dalam pembinaan
siskamling ataupun untuk membangun kembali kepercayaan
masyarakat terhadap polisi serta untuk menjalin kemitraan.
85
Maka berdasarkan peran Polisi sebagi alat negara menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat serta menegakkan hukum
sebagaimana yang diamanahkan oleh UUD 1945 dapat dipahami
bahwa Polri adalah petugas penegak amar makruf nahi mungkar atau
petugas hisbah yang mendapatkan pengakuan secara yuridis hukum di
NKRI dan juga secara hukum fiqh Islam.
Gangguan keamanan yang terjadi dimasyarakat dapat diatasi
dengan melibatkan sukarelawan amar makruf nahi mungkar dan
petugas hisbah (polri) sebagai kesatuan kemitraan antara masyarakat
dan polri. Dengan demikian konsep Islam dapat digunakan sebagai
pendekatan ibadah yang bernilai di sisi Allah SWT dan bernilai sosial
bagi manusia, jika berperan secara bersama menciptakan suasana
kamtibmas yang kondusif.
86
BAB IV
BAB IV
PERAN JIHAD DALAM AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR
PERAN JIHAD DALAM AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR
A. PENGERTIAN JIHAD
Jihad merupakan bahasa yang sering digunakan oleh ummat
Islam untuk mencapai suatu tujuan yang membutuhkan
pengorbanan. Banyak orang menyatakan bahwa jihad itu adalah
kesungguhan dalam mendapatkan sesuatu yang diharapkan. Ada
juga sebagian orang yang tidak memahami makna jihad yang
sesungguhnya, sehingga orang menyatakan bahwa jihad itu adalah
perbuatan yang buruk dan bertentangan dengan norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat. Bagi orang seperti ini jihad menurutnya
adalah hanya sebatas peperangan saja, padahal makna jihad
memiliki makna yang lebih luas dari pada peperangan.
Jika mendengar sebutan jihad, sering muncul dalam pikiran
orang adalah seseorang yang memiliki jenggot panjang, berjubah
dan besorban. Bahkan ironisnya ada juga yang mengemukakan
selain berjubah panjang, besorban memiliki muka yang garang,
memiliki tampang teroris, memiliki senjata dan siap memerangi
manusia yang tidak menjalankan perintah Allah dan orang-orang
non muslim. Padahal Jihad itu adalah bentuk perbuatan mulia dan
syariat Nabi Muhammad SAW, sehingga setiap orang yang benar-
benar berjihad di jalan Allah, Allah SWT akan memberikan jalan
kebahagiaan baginya baik kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Sesungguhnya sangat banyak bentuk-bentuk Jihad yang diridhai
oleh Allah SWT.
87
Seperti Jihad dalam menuntut ilmu, Jihad melawan hawa
nafsu, Jihad mempertahankan diri dari serangan orang jahat, Jihad
mempertahankan harta benda, Jihad dalam memerangi musuh,
Jihad dalam berperang melawan orang-orang kafir yang menggangu
dan memerangi ummat Islam, Jihad dengan harta benda di jalan
Allah SWT dan Jihad mencari nafkah untuk keperluan keluarga.
Jadi jihad tidak hanya semata-mata berperang melawan
orang-orang kafir kepada Allah SWT saja, melainkan memiliki
pengertian dan bentuk yang sangat luas. Perkataan Jihad ) )الجهادitu
dalam bahasa arab berasal dari kata al-Juhdu ( )الجهدyang terdiri dari
himpunan maksud al-Thaqah ()الطاقة, Yadhom ( ) ٌضمdan al-
Masyaqqah ( ) المشقة.26 Maksud dari kata al-Juhdu itu adalah bekerja
keras dan bersungguh-sungguh, al-Thalaqah memiliki pengertian
segala upaya, Yadhom menerangkan menghimpunkan, sementara
itu al-Musyaqqah memiliki maksud mengalami kesulitan dan
kesukaran.
Jadi istilah Jihad dalam pengertian diatas adalah berusaha
dengan bersungguh-sungguh dengan menghimpunkan segala upaya
kemampuan untuk melakukan sesuatu sehinngga mengalami
kesulitan di dalam usaha tersebut. Secara etimologi (bahasa) Jihad
adalah Isim mashdar (kata benda) dari kata jahada ( – )جهدyujahidu
( – )ٌجهدjihaadan ( – )جهاداmudjahadah )(مجاهداه. Kata jihad tersebut
merupakan derivasi dari kata jahada ( – )جهدyajhadu ( )ٌجهد- jahdan
(جهدا.) yang diartikan sebagai ath-thaqah, al-mashaqqah dan
mubalaqah ‘kesungguhan’, ‘kekuatan’, dan ‘kelapangan’.
88
Jihad dalam makna sebagai mashdar dari kata jahada, yaitu
bab fa’ala daripada jahada diatas diartikan sebagai : berusaha
menghabiskan segala daya kekuatan, baik berupa perkataan
maupun perbuatan.27 “Dari segi etimologi, secara garis besar, jihad
itu dapat diartikan sebagai penyeruan (ad-dakwah), menyeru
kepada perbuatan yang makruf dan mencegah perbuatan mungkar
(amar ma’ruf nahi mungkar), penyerangan (ghazwah),
pembunuhan (qital), peperangan (harb), penaklukan (siyar),
menahan hawa nafsu (jihad an-nafs) dan lain yang semakna
dengannya ataupun mendekati.”28
Dari berbagai pengertian asal kata diatas , Jihad tidaklah
semata-mata identik dengan satu pengertian saja, misalnya jihad
yang diartikan sebagai peperangan dengan mengerahkan senjata
saja, atau jihad hanya melawan hawa nafsu dalam diri seorang. Hal
tersebut juga diperkuat dengan pendapat Syaikh Dzafir al-Qasyimy
dalam bukunya al-Jihad wa al-Huquq ad- Dauliyah al- Ammah fi al-
Islam, dijelaskan bahwa Jihad itu memiliki makna yang cukup luas
dan tidak identik dengan satu pengertian saja. Sehingga makna Jihad
tidaklah memiliki makna yang sempit dan terbatas kepada satu
pengertian.29
89
kelahiran Mesir mengemukakan dalam Fqih Al-Jihad : Dirasah
Muqaranah li Ahkamihi wa Falsafatihi fi Dhau’ Alquran wa Al-
sunnah, dalam terjemahan Fiqih Jihad, menyatakan bahwa “Jihad itu
memiliki makna yang lebih luas, dan tidak hanya sebatas kata
peperangan (al-qital). walaupun kebanyakan ilmu fiqih menyatakan
bahwa jihad adalah peperangan.
Ditegaskan oleh Syeikh Yusuf Qardhawi, kata Jihad
sebenarnya memiliki sifat lebih umum, mencakup seorang mujahid
yang berjihad terhadap hawa nafsu, terhadap setan, terhadap amar
makruf nahi mungkar, mengatakan perkataan yang benar
dihadapan penguasa zalim dan yang lainnya. Bahkan jihad juga
merupakan sebagai bentuk pengerahan usaha dan kemampuan di
jalan Allah dengan nyawa, harta, pikiran, lisan, pasukan dan yang
lainnya.”30
Dari Defenisi tersebut, Yusuf Qardhawi berpendapat bahwa
pengertian Jihad adalah sebagai pengerahan usaha dan kemampuan
di jalan Allah dengan nyawa, harta pikiran, lisan, pasukan dan yang
lainnya adalah defenisi yang lebih tepat dari pada defenisi-defenisi
yang lainnya, karena sudah mencakup seluruh jenis jihad yang
diterangkan oleh Alquran dan Sunnah yang tidak membatasi
pengertian jihad hanya memerangi orang-orang kafir (non
muslim).31 Dengan demikian, sebagaimana yang diungkapkan oleh
Dzafir al-Qasyimi dan Yusuf Qardhawi, Jihad dapat diartikan
31 Ibid.
90
dengan pengertian yang seluas-luasnya. Oleh sebab itu kita dapat
menggunakan bahasa Jihad dan maknanya untuk menegakkan
keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat agar benar-
benar menjadi aman, tertib dan kondusif, agar menjadi negeri yang
baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Sebab sebagaimana yang
terjadi dan menjadi problematika di tengah masyarakat
permasalahan keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan hal
yang fundamental bagi masyarakat.
Dengan terwujudnya keamanan dan ketertiban di tengah
masyarakat, maka masyarakat akan merasakan rasa nyaman untuk
menjalankan kehidupannya. Jika lingkungan masyarakat aman,
tertib tidak ada gejolak dan kerawanan yang membuat masyarakat
takut, maka masyarakat secara luas dapat melakukan berbagai
aktifitasnya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup, secara
khusus bagi ummat beragama yang akan menjalankan ibadah akan
mendapatkan rasa aman dan tidak terganggu untuk untu keluar
rumah melakukan aktivitas ibadah. Selama ini penegakan
keamanan dan ketertiban masyarakat seolah-olah hanya milik dan
tugasnya Polri dan TNI ataupun pemerintah. Masyarakat seakan-
akan tidak memiliki peranan dalam menegakkan kamtibmas,
padahal jumlah masyarakat lebih besar dibandingkan petugas
keamanan Polri dan TNI dalam menegakkan kamtibmas tersebut.
91
Jika seluruh kekuatan masyarakat terhimpun menjadi satu
tujuan, maka bisa dipastikan kita tidak membutuhkan jumlah
petugas keamanan dalam jumlah yang besar untuk turun kepada
masyarakat, cukup masyarakat itu saja yang berperan untuk
menegakkan rasa aman dan ketertiban dilingkungan masyarakat
tersebut.
Secara luas tidak diikutserta untuk melakukan penegakan
keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat, jika dilibatkan
pun hanya sebatas orang-orang yang dianggap tokoh ataupun orang
yang menjadi panutan dikalangan masyarakat tersebut. Jika
penegakan tersebut sudah sampai kepada ranah hukum, peran
masyarakat tetap dibatasi untuk memberikan tindakan hukum bagi
mereka yang melakukan jihad penegakan keamanan dan ketertiban
dilingkungan masyarakat itu. Mengenai sanksi hukum, masyarakat
tetap mengacu kepada perundang-undangan yang diberlakukan.
Sehingga Jihad penegakan keamanan dan ketertiban di tengah
masyarakat bisa berjalan dengan baik. Peran masyarakat dalam
menjalankan jihad penegakan kemanan dan ketertiban masyarakat
tersebut bisa disebut memberikan pendidikan efek jera dengan
pendekatan hukum agama, hukum pidana dan hukum sosial,
sehingga peran Polri dan TNI tidak diambil alih oleh masyarakat.
92
B. JIHAD DALAM ALQURAN
Kata Jihad di dalam Alquran mengandung beberapa
pengertian sesuai dengan urutan dari turunnya ayat. Ada
pengertian jihad yang memiliki arti penyeruan (dakwah),
pemaksaan, peperangan dan lainnya. Diantaranya ada juga ayat
yang menggunakan kalimat fisabilillah dan ada juga yang tidak
menggunakan kalimat tersebut.
Untuk lebih jelasnya dalam pengertian Jihad menurut Alquran
adalah sebagai berikut :
1. Surah al-Ankabuut : 69
93
Ulama Tafsir yang bernama Ibnu Katsir menjelaskan dalam
tafsirnya, tentang siapa yang akan diberi Allah SWT petunjuk itu
adalah Rasulullah SAW, para shahabat, dan yang mengikutinya
hingga hari kemudian, bahwa mereka itu adalah orang-orang yang
senantiasa istiqamah.
2. Surah Al-baqarah ; 218
94
3. Surah al-Ankabuut : 8
Artinya : Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada
dua orang ibu- bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu
tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya.
Kata jahada dalam ayat tersebut menegaskan bersungguh-
sungguh untuk berbuat baik kepada kedua orang tua ibu dan bapak.
Akan tetapi jika kedua orang tua tersebut memaksa untuk berbuat
syirik kepada Allah SWT, maka Allah SWT melarang untuk tidak
mengikutinya.
Artinya : dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau
meninggal, tentulah ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik
(bagimu) dari harta rampasan yang mereka kumpulkan.
Ayat ini menerangkan bahwa ketika gugur dalam berjihad
dijalan Allah SWT, Allah memberikan ampunan atas segala dosa yang
telah dilakukannya semasa hidupnya dan Allah SWT senantiasa
memberikan Rahmat-Nya. Keampunan dan Rahmat Allah tersebut
lebih baik dibandingkan dengan harta rampasan perang.
95
5. Surah An-nisa’ : 74
Artinya : karena itu hendaklah orang-orang yang menukar
kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah.
Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh
kemenangan Maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang
besar.
Kata-kata jihad dalam ayat ini bermakna perang. Ayat ini
menjelaskan bahwa Allah menyuruh agar berjihad dengan sungguh-
sungguh bagi yang mencintai kehidupan dunia, menukar kehidupan
dunia tersebut dengan kehidupan akhirat dengan jalan berperang
dijalan-Nya. Siapa yang berperang dijalan Allah dan ia gugur dalam
peperangan tersebut ataupun mendapatkan kemenangan, maka
Allah SWT akan memberikan pahala yang besar kepadanya.
6. Surah An-nisa’ : 76
96
7. Surah An-nisa’ : 95
97
8. Surah at-taubah ; 111
Artinya : Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang
mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk
mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh
atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam
Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya
(selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang
telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.
Dalam ayat ini Allah SWT memakai kata-kata membeli, yaitu
membeli orang mukmin yang berjihad (berperang) di jalan Allah
SWT baik itu diri dan harta mereka , Allah SWT akan membayarnya
(membalas) dengan syurga walaupun mereka meninggal dalam
peperangan (jihad) tersebut.
98
9. Surah al-hujarat ;15
99
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku
tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab
yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan
berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui.
Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa ada sebuah
perniagaan yang dapat menyelamatkan orang beriman dari azab
Allah SWT. Yaitu konsisten beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan berjihad di jalan Allah SWT dengan harta dan jiwa.
100
Berdasarkan ayat tersebut, kata jihad dalam ayat tersebut
mengandung pengertian peperangan, yakni memerangi orang-orang
ingkar dengan menggunakan senjata agar mereka takluk dibawah
kekuasaan Islam. Arti jihad pada ayat inilah yang selalu diartikan
kebanyakan orang untuk kata jihad.
101
14. Surah Al-Maidah :35
102
16. Surah Al-Anfal : 72
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah
serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah .
Berdasarkan dari ayat-ayat Alquran tersebut menjelaskan
kepada kita bahwa Jihad adalah terdapat didalam Syariat Islam.
Tidak ada perbedaan pendapat para ulama, para mujtahid baik
terdahulu dan masa sekarang tentang nash Jihad tersebut. Hanya
saja dari berbagai ayat yang berkaitan tentang Jihad itu, Allah
memberikan keluasan bagi orang-orang yang ingin melaksanakan
Jihad itu dengan berbagai cara, yakni ada jihad dengan bentuk
mengeluarkan harta untuk jalan Allah.
Dan bagi orang-orang yang tidak memiliki kemampuan untuk
berjihad dengan harta, maka ada jalan lain yang dapat dilakukan
yaitu berjihad dengan dengan jiwa. Tetapi jika seseorang memiliki
kesangupan berjihad dengan harta dan jiwanya, maka apa yang
dilakukannya itu adalah bentuk Jihad yang sebaik-baiknya, jika
seseorang tersebut benar-benar mengetahui hikmah jihad itu.
Disamping itu ada ayat-ayat secara khusus menerangkan makna
peperangan sebagai jihad di jalan Allah SWT. Dengan demikian
Allah SWT telah memberikan berbagai penjelasan tentang jihad
tersebut melalui ayat-ayat yang terdapat dalam Alquran baik itu
dengan makna sungguh-sungguh dijalan Allah dan peperangan di
jalan Allah SWT.
103
Dari berbagai ayat-ayat yang bermakna jihad dan peperangan
tersebut telah memberikan sprit kepada orang-orang yang beriman
untuk menegakkan amar makruf nahi mungkar atau menciptakan
kamtibmas yang kondusif tersebut adalah bersungguh-sungguh
berjihad di jalan Allah SWT, maka Allah SWT akan memberikan
banyak manfaat dan hikmah kepada pelakunya sebagaimana yang
telah dijelaskan drari ayat-ayat tersebut. Ataupun dengan memakai
makna peperangan yang di arahkan untuk memerangi kejahatan
(kemungkaran) dengan semata-mata mengharap Ridha Allah SWT
atau berperang terhadap kemungkaran (kejahatan) semata-mata di
jalan Allah SWT.
105
b. Hadis Riwayat Bukhari
ًَ ِاْلعْ َر ِج َعنْ أَ ِبً ه َُرٌ َْر َة َرض َ ْ ْالز َنا ِد َعن ِّ ًك َعنْ أَ ِب ٌ َِح َّد َث َنا إِسْ مَاعِ ٌ ُل َقا َل َح َّد َثنًِ َمال
هللاُ لِ َمنْ َجا َهدَ فًِ َس ِبٌلِ ِه َال َّ هللاُ َع َل ٌْ ِه َو َسلَّ َم َقا َل َت َك َّف َل
َّ صلَّى َ هللا ِ َّ هللاُ َع ْن ُه أَنَّ َرسُو َل َّ
106
Artinya :Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah
mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhriy berkata telah
bercerita kepadaku 'Atha' bin Yazid Al Laitsiy bahwa Abu Sa'id Al
Khudriy radliallahu 'anhu bercerita kepadanya, katanya: "Ditanyakan
kepada Rasulullah, siapakah manusia yang paling utama?" Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang mu'min
yang berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya". Mereka
bertanya lagi: "Kemudian siapa lagi?" Beliau menjawab: "Seorang
mu'min yang tinggal diantara bukit dari suatu pegunungan dengan
bertaqwa kepada Allah dan meninggalkan manusia dari keburukannya."
(HR. BUKHARI - 2578)
Hadis ini menerangkan bahwa manusia yang paling utama di
sisi Allah SWT adalah seorang mukmin yang berjihad di Jalan Allah
SWT dengan jiwa dan hartanya.
107
'Dan apalagi wahai Nabi Allah? ' Beliau menjawab: 'Berbakti
kepada kedua orang tua.' Aku bertanya lagi, 'Dan apa wahai Nabi Allah?
' Beliau menjawab: 'Jihad di jalan Allah".' (HR. MUSLIM - 121)
Hadis ini menerangkan bahwa jihad adalah bentuk amal yang
paling dekat dengan syurga selain shalat tepat waktu dan berbuat
baik kepada kedua orang tua.
108
"Wahai Rasulullah, adakah orang yang dipanggil dari semua
pintu itu sekaligus?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:
"Ya, ada, dan aku mengharap kamulah salah seorang dari mereka." (HR.
MUSLIM - 1705)
Hadis tersebut menerangkan bahwa setiap orang beribadah,
Allah SWT akan memasukkannya kedalam syurga melalui pintu
ibadah yang dilakukannya. Termasuk jika seseorang berjihad dijalan
Allah SWT, maka Allah SWT akan memasukkan dia kedalam Syurga
melalui pintu jihad.
f. Hadis Riwayat Muslim :
ْن
ِ سب ِ ت َعنْ أَ َن ٍ ب َح َّد َث َنا َحمَّا ُد بْنُ َس َل َم َة َعنْ َث ِاب ِ َّ َح َّد َث َنا َع ْب ُد
ِ هللا بْنُ َمسْ َل َم َة ب
ٍ ْن َقعْ َن
ْهللا أَ ْو َر ْو َح ٌة َخ ٌْ ٌر مِن
ِ َّ ٌل َّ صلَّى
ِ هللاُ َع َل ٌْ ِه َو َسلَّ َم َل َغ ْد َوةٌ فًِ َس ِب َ هللا ِ َّ َمالِكٍ َقا َل َقا َل َرسُو ُل
ال ُّد ْن ٌَا َو َما فٌِ َها
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin
Maslamah bin Qa'nab telah menceritakan kepada kami Hammad bin
Salamah dari Tsabit, Dari Anas bin Malik dia berkata, "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Keluar di jalan Allah (jihad) di
pagi hari atau di sore hari lebih baik dari pada dunia dan seisinya(".
(HR.MUSLIM - 3492)
Hadis ini menjelaskan bahwa berjihad dijalan Allah SWT baik
itu diwaktu pagi hari ataupun sore hari, maka jihad yang dilakukan
tersebut merupakan amal yang lebih baik daripada dunia dan
seisinya.
109
g. Hadis Riwayat Muslim ;
ِ ٌْ ْن َز ٌْ ٍد َعنْ أَ ِبً ْال َغ
ْث َعن ِ ك َعنْ َث ْو ِر ب
ٌ ِب َح َّد َث َنا َمال ِ َّ َح َّد َث َنا َع ْب ُد
ِ هللا بْنُ َمسْ َل َم َة ب
ٍ ْن َقعْ َن
َ َّ صلَّى َ ًِّأَ ِبً ه َُرٌ َْر َة َعنْ ال َّن ِب
ِ هللاُ َع َل ٌْ ِه َو َسلَّ َم َقا َل السَّاعِ ً َع َلى ْاْلرْ َم َل ِة َو ْالمِسْ ك
ٌِن
هللا َوأَحْ سِ ُب ُه َقا َل َو َك ْال َقائ ِِم َال ٌَ ْف ُت ُر َو َكالصَّائ ِِم َال ٌُ ْفطِ ُر
ِ َّ ٌل
ِ َك ْالم َُجا ِه ِد فًِ َس ِب
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin
Maslamah bin Qa'nab telah menceritakan kepada kami Malik dari Tsaur
bin Zaid dari Abu Al Ghaits Dari Abu Hurairah dari nabi Shallallahu
'alaihi wa Salam bersabda: "Orang yang membantu para janda dan
orang-orang miskin seperti orang yang berjihad dijalan Allah -aku
mengira beliau bersabda: Dan seperti orang yang shalat malam tidak
lelah- dan seperti orang puasa tidak berbuka". (HR. MUSLIM - 5295)
Hadis ini menjelaskan membantu para janda dan orang
miskin adalah jihad dijalan Allah SWT dan seperti orang yang
melakukan shalat malam dalam keadaan tidak lelah bahkan seperti
orang yang berpuasa dan tidak berbuka.
110
"Barangsiapa menyediakan bekal kepada seorang mujahid di
jalan Allah maka ia telah berjihad. Dan barangsiapa menanggung
keluarga orang yang berjihad, maka ia telah berjihad." (HR. TIRMIDZI -
1553)
Hadis ini menerangkan bahwa jihad itu sama nilainya dengan
seseorang yang menyiapkan bekal bagi orang yang berjijad dijalan
Allah SWT, dan orang tersebut telah masuk dalam kategori jihad.
111
BAB
BABVV
BENTUK
BENTUKGANGGUAN
GANGGUANKAMTIBMAS
KAMTIBMAS
112
1. Minuman Keras (Miras)
a. Pengertian Miras
Miras (minuman keras) adalah minuman yang mengandung
alkohol dan menimbulkan efek ketagihan, berbahaya bagi
pemakainya karena dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati dan
perilaku, serta menyebabkan kerusakan fungsi-fungsi organ tubuh.
Efek yang ditimbulkan adalah memberikan rangsangan,
menenangkan, menghilangkan rasa sakit, membius, serta membuat
gembira.33
Alkohol adalah obat psikoaktif34 yang paling banyak
digunakan. Alkohol yang dikonsumsi akan di absorbsi,35 termasuk
yang melalui saluran pernapasan. Penyerapan terjadi setelah
alkohol masuk ke dalam lambung dan diserap di usus kecil. Hanya 5
- 15% yang diekskresikan secara langsung melalui paru-paru,
keringat, dan urin. Alkohol mengalami metabolisme di dalam ginjal,
paru-paru, dan otot.
33 http://www.organisasi.org/1970/01/arti-definisi-pengertian-zat-
adiktif-jenis-macam-dampak-efek-ketergantungan-pada-organisme-hidup.html,
diakses 07/12-2016
34 Zat Psikoaktif ialah zat atau bahan yang apabila masuk ke dalam tubuh
35 Absorpsi atau penyerapan, dalam kimia, adalah suatu fenomena fisik atau
kimiawi atau suatu proses sewaktu atom, molekul, atau ion memasuki suatu fase
limbak (bulk) lain yang bisa berupa gas, cairan, ataupun padatan.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Absorpsi ;diakses pada 08/12-2016)
113
Alkohol yang telah diabsorbsi akan masuk ke dalam darah,
selanjutnya alkohol akan diedarkan ke seluruh tubuh dan akhirnya
mencapai jaringan dan sel. Disamping itu jenis minuman beralkohol
yang sering dijumpai di Indonesia adalah minuman keras
tradisional, seperti tuak, arak brem, lapen, sopi, dan ciu. Biasanya
minuman keras ini ditemukan didalam ritual adat. Ritual adat inilah
yang mendorong anggota masyarakat untuk mengkonsumsi
minuman keras tradisional tersebut. Lebih dari itu, mereka bahkan
sering mencampur minuman keras tradisional dengan berbagai
jenis obat dan minuman lain. Hasil pencampuran ini disebut dengan
oplosan. Pengetahuan masyarakat tentang minuman beralkohol
adalah minuman rakyat yang sering dikonsumsi oleh masyarakat
setempat sebagai salah satu minuman pererat persaudaraan
antar masyarakat satu dengan yang lain yang sudah menjadi budaya
masyaraka setempat.
Sementara itu miras dalam islam disebut juga khamr. Khamr
menurut bahasa berarti “penutup”, asal dari kata Khamara yang
artinya “menutupi” yang bermaksud bahwa khamr bisa menutupi
akal fikiran dari mengetahui keadaan yang benar.36 Fuqaha’37
menyebutkan bahwa khamr ialah cairan yang memabukkan baik
yang terbuat dari buah-buahan seperti anggur, kurma, dan tin, atau
yang berasal dari biji-bijian seperti gandung atau berasal dari
manisan seperti madu, atau hasil masakan atau sesuatu yangn
36https://www.academia.edu/8837628/relevansi_khamr_dan_narkoba_dal
38 ibid.
115
1. Pendapat ketiga, Imam Malik, Imam Syafi’I, Imam Ahmad, Abu
Sufyan, golongan zahiyah dan lainya menyatakan bahwa segala
sesuatu yang dianggap memabukkan adalah Khamr. Mereka tidak
memedulikan bahan pembuatanya, maka segala macam hal yang
memabukkan disebut Khamr secara nyata. Para ulama sepakat
menyatakan khamr adalah haram berdasarkan hadis Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam,
َو ُك ُّل َخم ٍْر َح َرا ٌم، ُك ُّل مُسْ ك ٍِر َخ ْم ٌر
“Semua yang memabukkan adalah khamr dan semua khamr
adalah haram.” (HR. Muslim)
َما اَسْ َك َر َك ِث ٌْ ُرهُ َف َقلِ ٌْلُ ُه َح َرا ٌم:ْن ُع َم َر رض َع ِن ال َّن ِبًِّ ص َقا َل
ِ َع ِن اب
Dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Minuman
yang dalam jumlah banyak memabukkan, maka sedikitpun juga haram".
(HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Daruquthni, dan dia menshahihkannya)
Hadis diatas menerangkan bahwa minuman baik itu dalam
jumlah yang banyak berjenis memabukkan maka sedikitpun
dikonsumsi hukumnya adalah haram.
ِ ٌَا َرس ُْو َل:ب َعنْ اَ ِب ٌْ ِه َعنْ َج ِّد ِه اَنَّ ال َّن ِبًَّ ص اَ َتاهُ َق ْو ٌم َف َقالُ ْوا
هللا ٍ ٌْ ش َعُ ْن ِ َعنْ َعم ِْرو ب
: َف َقالُ ْوا، ِا ْش َرب ُْوا َف ُك ُّل مُسْ ك ٍِر َح َرا ٌم: َف َقا َل،ِا َّنا َن ْنب ُُذ ال َّن ِبٌ َْذ َف َن ْش َر ُب ُه َع َلى َغدَ ا ِئ َنا َو َع َشا ِئ َنا
ُ َح َرا ٌم َقلِ ٌْ ُل َما اَسْ َك َر َك ِث ٌْ ُره: َف َقا َل،هللا ِا َّنا َن ْكسِ ُرهُ ِباْل َما ِء
ِ ٌَا َرس ُْو َل
Dari 'Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari datuknya, bahwa Nabi
SAW didatangi suatu qaum, lalu mereka berkata, "Ya Rasulullah,
sesungguhnya kami (biasa) membuat minuman keras, lalu kami
meminumnya di pagi dan sore hari. Lalu Nabi SAW bersabda,
"Minumlah, tetapi setiap minuman yang memabukkan itu haram".
Kemudian mereka berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya kami
116
mencampurnya dengan air". Nabi SAW menjawab, "Haram (walaupun)
sedikit dari minuman yang (dalam kadar) banyaknya memabukkan".
(HR.Daruquthni)
39 http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-tindak-pidana-
pencurian-dan.html (diakses 08/12-2016)
118
Tindak pidana pencurian yang diatur mulai Pasal 362 sampai
dengan Pasal 367 dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk, yaitu
:
1. Pencurian Biasa
Pencurian biasa ini perumusannya diatur dalam Pasal 362
KUHP yang menyatakan : “Barang siapa mengambil sesuatu barang,
yang seluruhnya atau sebagaian milik orang lain, dengan maksud
untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian,
dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling
banyak enam puluh rupiah”.40 Berdasarkan rumusan pasal 362
KUHP diatas, maka unsur-unsur tindak pidana pencurian (biasa)
adalah sebagai berikut :
a. Unsur objektif, yang meliputi unsur-unsur :
1. Mengambil
2. Suatu barang
3. Yang seluruhnya atau sebagaian milik orang lain
b. Unsur subjektif, yang meliputi unsur-unsur :
1. Dengan maksud
2. Untuk memiliki barang / benda tersebut untuk dirinya sendiri
3. Secara melawan hukum
Agar seseorang dapat dinyatakan terbukti telah melakukan
tindak pidana Pencurian, orang tersebut harus terbukti telah
memenuhi semua unsur dari tindak pidana pencurian yang terdapat
di dalam rumusan-rumusan pasal 362 KUHP.
1. Pencurian Ringan
Pencurian ringan adalah pencurian yang memiliki unsur-
unsur dari pencurian di dalam bentuknya yang pokok, yang karena
ditambah dengan unsur-unsur lain (yang meringankan), ancaman
pidanaya menjadi diperingan. Pencurian ringan di dalam
KUHPidana diatur dalam ketentuan Pasal 364. Termasuk dalam
pengertian pencurian ringan ini dalah pencurian dalam keluarga.
Rasio dimasukkannya pencurian keluarga ke dalam pencurian
ringan adalah oleh karena jenis pencurian dalam keluarga ini
merupakan delik aduan, dimana terhadap pelakunya hanya dapat
ditunutut apabila ada pengaduan. Dengan demikian, berbeda
dengan jenis pencurian biasa pada umumnya yang tidak
membutuhkan adanya pengaduan untuk penuntutannya.
Dengan demikian terdapat dua bentuk pencurian yang diatur
dalam Pasal 364 dan Pasal 367 KUHPidana.
a. Pencurian Ringan pasal 364
Jenis pencurian ini diatur dalam ketentuan Pasal 364
KUHPidana, yang menyatakan : Perbuatan yng diterangkan dalam
123
(1) Jika pencurian yang diterangkan dalam ke-3 disertai
dengan salah satu tersebut ke-4 dan ke-5, maka dikenakan
pidana paling lama Sembilan tahun.
2. Pencurian dengan pemberatan yang diatur dalam pasal
365 KUHPidana
Pencurian dengan pemberatan kedua adalah pencurian yang
diatur dalam Pasal 365 KUHPidana. Jenis pencurian ini lazim
disebut dengan istilah “pencurian dengan kekerasan” atau popular
dengan istilah “curas”. Adapun yang menjadi unsur-unsur dalam
Pasal 365 KUHPidana ini adalah sebagai berikut :
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun,
pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan
atau ancaman kekerasan, terhadap orang, dengan maksud untuk
mempersiapkan atau mempermudah pencurian, atau dalam hal
tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri
atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang
dicurinya.
(2) Diancam dengan pidana paling lama dua belas tahun :
Ke-1 jika perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah
rumah atau perkarangan tertutup yang ada rumahnya, di jalan
umum, atau dalam kereta api atau trem yang sedang berjalan.
Ke-2 jika perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih secara
bersama-sama
Ke-3 jika masuknya ke tempat melakukan kejahatan dengan
membongkar, merusak, atau memanjat atau memakai anak kunci
palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu
Ke-4 jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat
124
(3) Jika perbuatan mengakibatkan mati, maka dikenakan pidana
penjara paling lama lima belas tahun
Diancam dengan pidana mati atau pidana seumur hidup atau selama
waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan
mengakibatkan luka berat atau mati dan dilakukan oleh dua orang atau
lebih secara bersama-sama dengan disertai oleh salah satu hal yang
direngkan dalam ayat (2) ke-1 dan ke-3.
125
tapi dilakukan oleh anak dibawah umur atau orang gila, maka tidak
berhak diberikan hukuman potong tangan.
2. Secara sembunyi-sembunyi, sekalipun yang mengambil harta orang
lain adalah orang dewasa dan waras tapi dilakukan secara terang-
terangan, maka tidak disebut dengan pencurian.
3. Nisab (jumlah) 10 dirham yang dicetak. Barangsiapa yang mencuri
sebatang perak yang tidak dicetak menjadi uang yang beratnya 10
dirham yang dicetak, maka ia tidak dianggap seorang pencuri
menurut syara’, karena tidak dikenakan potong tangan.
4. Disimpan di suatu tempat. Maksudnya, barang yang dicuri itu
diambil dari tempat yang disiapkan untuk menyimpan barang-
barang tersebut yang biasa disebut dengan hitzan. Seprti; rumah-
rumah, flat-flat atau hotel-hotel, laci-laci dan lain sebagainya yang
biasa digunakan untuk menyimpan barang berharga dengan aman.
5. Disimpan dengan penjagaan seorang penjaga. Maksudnya, barang
yang diambil itu dijaga oleh penjaga. Dalam hal ini barang tersebut
diletakkan disuatu tempat yang tidak biasanya disiapkan untuk
penyimpanan barang, tetapi ditentukan penjaganya, misalnya
satpam dan sebagainya dengan maksud agar barang tersebut tidak
dicuri atau hilang. Sebagai contoh, orang-orang yang hendak
membangun rumah atau bangunan yang meletakkan besi-besi,
semen, balok-balok dan sebagainya di tempat-tempat umum dan
menunjuk seseorang untuk menjaganya dari tangan-tangan yang
tidak bertanggung jawab. Jika seandainya seseorang mengambil
sesuatu dari barang-barang tersebut walaupun dalam kelalaian
penjaganya dan barang yang diambil itu mencapai satu nisab (10
126
dirham), maka ia dianggap pencuridan akan dijatuhkan hukuman
potong tangan.
6. Tidak ada syubhat. Maksudnya, tidak dipotong tangan orang yang
mengambil harta yang disimpan ditempat penyimpanannya, kecuali
apabila harta yang diambilnya itu luput dari syubhat. Misalnya,
seorang suami mengambil harta istrinya di tempat
penyimpanannya maka suami tersebut tidak dihukum potong
tangan karena pencampuran keduanya dalam mu’asyarah zaujiyyah
merupakan suatu syubhat yang dapat menggurkan hukuman.
Sedangkan hukuman menjadi gugur karena adanya syubhat.
Demikian pula tidak dipotong tangannya orang yang mencuri harta
kerabatnya. Dan tidak dihukum potong tangan karena syubhat
memungkinkan harta yang dicuri adalah harta rampasan.
Sedangkan pendapat lain yang mengemukakan definisi mengenai
mencuri:45
1) Menurut Sabiq, mencuri adalah mengambil barang orang lain
secara sembunyi-sembunyi.
2) Menurut Ibnu Arafah, Orang Arab memberi definisi, mencuri
adalah orang yang datang dengan sembunyi-sembunyi ketempat
penyimpanan barang orang lain untuk mengambil apa-apa yang
ada yang pada prinsifnya bukan miliknya.
3) Menurut Imam Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad Al
Husaini, mencuri adalah mengambil barang orang lain (tanpa
izin pemiliknya) dengan cara sembunyi-sembunyi dan
mengeluarkan dari tempat persembunyiannya.
45 http://islahilwathon.blogspot.co.id/2013/12/makalah-fiqih-jinayah-
tentang-pembunuhan.html diakse 08/12-2016
127
4) Muhammad Al Jaziri, mencuri adalah perilaku mengambil
barang orang lain minimal satu nisab atau seharga satu nisab,
dilakukan orang berakal dan baligh, yang tidak memiliki hak
milik terhadap harta tersebut dengan jalan sembunyi-sembunyi
dengan kehendak sendiri tanpa paksaan orang lain, tanpa
perbedaan baik muslim, kafir dzimni, orang murtad, laki-laki,
perempuan, merdeka ataupun budak.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat disumpulkan bahwa
pencurian adalah: Mengambil barang/harta milik orang lain oleh
seoarang mukallaf yang balig dan berakal, dari tempat
penyimpanannya secara diam-diam serta telah memenuhi nishab
dari barang tersebut.
46 Sayid Sabiq, Fiqh As-Sunnah, juz II,(Beirut: Dar Al-Fikr,1980) cetakan II, h.
425.
128
Adapun pengertian pencurian berat adalah mengambil harta
milik orang lain dengan cara kekerasan”.47 Perbedaan antara
pencurian ringan dengan pencurian berat adlah bahwa dalam
pencurian ringan, pengambilan harta itu dilakukan tanpa
sepengetahuan pemilik dan tanpa sepersetujuannya. Sedangkan
dalam pencurian berat, pengambilan tersebut dilakukan dengan
sepengetahuan pemilik harta tetapi tanpa kerelaannya, disamping
terdapat unsur kekerasan.
Dimasukkannya perampokan kedalam kelompok pencurian
ini sebabnya adalah karena dalam perampokan terdapat segi
persamaan dengan pencurian, yaitu sekalipun jika dikaitkan dengan
pemilik barang, perampokan itu dengan terang-terangan, namun
jika dikaitkan dengan pihak penguasa atau petugas keamanan,
perampokan tersebut dilakukan dengan sembunyi-sembunyi.
Pencurian yang hukumnya ta’zir juga dibagi kepada dua bagian
sebagai berikut:
1) Semua jenis pencurian yang dikenai hukuman had, tetapi syarat-
syaratnya tidak terpenuhi atau ada syubhat. Contohnya seperti
pengambilan harta milik anak oleh ayahnya.
2) Pengambilan harta milik orang lain dengan sepengetahuan pemilik
tanpa kerelaannya dan tanpa kekerasan. contohnya seperti
menjambret kalung dari leher seorang wanita, lalu penjambret itu
melarikan diri dan pemilik barang tersebut melihatnya sambil
berteriak meminta bantuan.
51 Ibid, h. 593.
132
Akan tetapi apabila hukuman potong tangan dilakukan maka
pencuri tidak dikenai penggantian kerugian. Dengan demikian
menurut mereka, hukuman potong tangan dan penggantian
kerugian tidak dapat dilaksanakan sekaligus bersama-sama.
Alasannya adalah bahwa Al-Quran hanya menyebutkan hukuman
potong tangan untuk tindak pidana pencurian, sebagaimana yang
tercantuam dalam Surah Al-Maidah ayat 38, dan tidak menyebut-
nyebut penggantian kerugian.52
52 Al-Kasani, Kitab Badai Ash-Shanai’ (Beirut: Dar Al-Fikr ,1996) VII, h. 125.
Lihat Juga Sayid Sabiq, Fiqih As-Sunnah,(Beirut: Dar Al-Fikr, 1980) II, h. 426.
57 Ibid, h. 554
136
merupakan tempat simpanan tanpa memerlukan penjagaan.
Adapun yang dimaksud dengan hirz bilhafiz atau hirz bi
gairih adalah setiap tempat yang tidak disiapkan untuk
penyimpanan barang, dimana setiap orang boleh masuk tanpa izin,
seperti jalan, halaman, dan tempat parkir. Hukumnya sama dengan
lapangan terbuka jika disana tidak ada orang yang menjaganya.
Artinya tempat tersebut baru dianggap sebagai hirz apabila ada
orang yang menjaganya. Itulah sebabnya tempat tersebut disebut
hirz bilhafizh atau hirz bigairih. Sebagai contoh adalah seseorang
yang memarkir kendaraannya dipinggiar jalan tanpa penjaga
dianggap memarkir bukan pada hirz atau tempat simpanannya.
Akan tetapi, apabila di tempat tersebut terdapat penjaga seperti
satpam maka jalan tersebut dianggap sebagai hirz bigairih.
ُالح ْب َل َف ُت ْق َط ُع ٌَ ُده
َ ض َه َف َت ْق َط ُع ٌَدَ هُ َو ٌَسْ ِر ُق ِ َل َع َن هللاُ الس
َ ٌْ َّار ُق ٌَسْ ِر ُق ال َب
Allah mengutuk pencuri, yang mencuri telur tetap harus
dipotong tangannya dan yang mencuri tali juga harus dipotong
tangannya. 60
Di kalangan jumhur ulama sendiri tidak ada kesepakatan
mengenai nishab pencurian ini. Disamping pendapat yang
menyatakan nishab pencurian itu seperempat dinar emas atau tiga
dirham perak, yang dikemukakan oleh Imam Malik, Imam Syafi’i,
dan Imam Ahmad, Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa nishab
pencurian itu adalah sepuluh dirham yang setara dengan satu dinar.
61
59 Sayid Sabiq, Fiqh As-Sunnah, juz II,(Beirut: Dar Al-Fikr,1980) cetakan II, h.
419.
60 Muhammad ibn Isma’il Al-Bukhari, Matan Al-Bukhari (Beirut: Dar Al-Fikr,
138
ار ٍق َ ًُّ َق َط َع ال َّن ِب: ْن ُع َم َر َرضِ ًَ هللاُ َع ْن َها َقا َل
ِ صلَّى هللاُ َع َل ٌْ ِه َو َسلَّ َم ٌَدَ َس ِ َع ْب ُد
ِ هللا ب
فًِ م َِجنٍّ ّث َم ُن ُه َثَل ُ َث ُه دَ َرا َه ِم
Artinya : Abdullah bin Umar ,diaberkata : Nabi memotong tangan
pencuri atas pencurian perisai seharga tiga dirham. ( Buhkari dan
Muslim ). 62
140
c. Kuat Ingatan
Seorang saksi disyaratkan harus mampu mengingat apa
yang disaksikannya dan memahami serta menganalisis apa yang
dilihatnya, disamping dapat dipercaya apa yang dikatakannya.
Dengan demikian, apabila pelupa, persaksiannya tidak dapat
diterima. Juga disamakan dengan lupa orang yang banyak keliru dan
lalai.
Akan tetapi kalau keliru atau salahnya hanya sedikit,
persaksiannya masih dapat diterima. Alasan tidak diterimanya
persaksian dari orang yang pelupa adalah karena orang yang pelupa
itu, apa yang dikatakannya tidak bisa dipercaya sehingga
kemungkinan terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam
persaksiannya.
d. Dapat Berbicara
Seorang saksi disyaratkan harus bisa berbicara. Apabila ia
bisu status persaksiannya diperselisihkan oleh para ulama.
Menurut mazhab Maliki, persaksian orang yang yang bisu dapat
diterima apabila isyaratnya dapat dipahami. Menurut mazhab
Hanbali, orang yang bisu persaksiannya tidak bisa diterima,
walaupun isyaratnya dapat dipahami, kecuali apabila ia dapat
menulis. Dalam hal ini ia dapat melaksanakan persaksian dengan
tulisannya. Dalam mazhab Hanafi juga persaksian orang yang bisu
tidak dapat diterima, baik dengan isyarat maupun dengan tulisan.
Adapun dalam mazhab Syafi’i terdapat dua pendapat.
Sebagian ulama Syafi’iyah dapat menerima persaksian orang yang
bisu, karena isyaratnya sama seperti ucapan, sebagaimana yang
dilaksanakan dalam akad nikah dan talak.
141
Akan tetapi sebagian lagi berpendapat persaksian orang yang
bisu tidak dapat diterima, karena isyarat yang menggantikan ucapan
itu hanya berlakudalam keadaan darurat. Kalau orang yang bisu
diterima isyaratnya sebagai pengganti ucapannya, seperti dalam
nikah dan talak, hal itu merupakan keadaan darurat, karena tidak
ada jalan lain selain dengan isyarat.
Namun dalam persaksian, kondisinya tidak bisa dianggap
darurat karena masih banyak orang lain yang bisa berbicara yang
dapat digunakan sebagai saksi. Dalam mazhab Syi’ah Zaidiyah juga
ada dua pendapat. Pendapat pertama membolehkan persaksian
orang bisu dan pendapat kedua tidak membolehkannya.65
a. Dapat Melihat
Orang yang menjadi saksi disyaratkan harus dapat melihat
apa yang disaksikannya. Apabila saksi tersebut orang yang buta
maka para ulama berselisih pendapat tentang diterimanya
persaksian tersebut. Menurut kelompok Hanafiyah persaksian
orang buta tidak dapat diterima. Hal ini karena untuk dapat
melaksanakn persaksian, saksi harus dapat menunjukkan objek
yang disaksikannya. Golongan Malikiyah menerima persaksian
orang yang buta dalam masalah yang berkaitan dengan ucapan yang
bisa diketahui dengan pendengaran, asal ia tidak ragu dan ia
meyakini objek yang disaksikannya.
Apabila ragu maka persaksiannya tidak sah. Mazhab Hanbali
membolehkan persaksian orang buta dalam tindak pidana yang
berhubungan dengan ucapan. Sedangkan dalam tindak pidana yang
berkaitan dengan perbuatan, mereka membolehkan persaksian
143
Golongan Zaidiyah membolehkan persaksian orang bukan
Islam atas perkara orang yang seagama dengannya, tetapi tidak bagi
orang yang beragama lain. Akan tetapi, Malikiyah dan Syafi’iyah
menolak sama sekali persaksian orang yang bukan Islam secara
mutlak, baik untuk perkara orang Islam maupun perkara orang
bukan Islam.66
145
2. Dengan Pengakuan
Pengakuan merupakan salah satu alat bukti untuk tindak
pidana pencurian. Menurut Zahiriyah, pengakuan cukup dinyatakan
satu kali dan tidak perlu diulang-ulang. Demikian pula pendapat
Imam Malik, Imam Abu Hanifah,dan Imam Syafi’i. Akan tetapi Imam
Abu Yusuf, Imam Ahmad, dan Syi’ah Zaidiyah berpendapat bahwa
pengakuan harus dinyatakan sebanyak dua kali.71
3. Dengan Sumpah
Dikalangan Syafi’iyah berkembang suatu pendapat bahwa
pencurian bisa juga dibuktikan dengan sumpah yang dikembalikan.
Apabila dalam suatu peristiwa pencurian tidak ada saksi dan
tersangka tidak mengakui perbuatannya maka korban dapat
meminta kepada tersangka untuk bersumpah bahwa ia tidak
melakukan pencurian. Apabila tersangka enggan bersumpah maka
sumpah dikembalikan kepada penuntut (pemilik barang). Apabila
pemilik barang mau bersumpah maka tindak pidana bisa dibuktikan
dengan sumpah tersebut dan keengganan bersumpah tersangka,
sehingga ia dikenai hukuman had. Akan tetapi, pendapat yang kuat
dikalangan Syafi’iyah dan ulama-ulama yang lain tidak
menggunakan sumpah yang dikembalikan sebagai alat bukti untuk
tindak pidana pencurian.72
73 Ibid, h. 629-632.
74 Zainuddin Ali, op. Cit. h. 67-68
147
3. Menumbuhkan kesadaran kepada setiap orang agar menghargai
dan menghormati hasil jerih payah orang lain.
4. Menumbuhkan semangat produktivitas melalui persaingan sehat.
5. Tidak berlaku hukum potong tangan terhadap pencuri yang
melakukan tindak pidana pada musim paceklik, memberikan
arahan agar para orang kaya melihat kondisi masyarakat, sehingga
tidak hanya mementingkan diri sendiri. Dengan demikian
kecemburuan sosial, yaitu penumpukan harta pada orang-orang
tertentu dapat dihindari.
148
3. Pemalakan
Pemalakan merupakan suatu usaha untuk memiliki barang
orang lain yang bukan miliknya seperti, melakukan pemaksaaan,
pemerasan, pengancaman, bahkan penganiayaan. Pemalakan
sendiri merupakan salah satu bentuk perilakuyang dianggap
menyimpang yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial
yangkeberadaannya tidak bisa diterima dalam kehidupan
masyarakat, karena perilaku ini dapat merugikan bagi orang lain
baik nyawa maupun materi.
4. Tawuran / Perkelahian
Tawuran merupakan bentrokan atau adu kekuatan fisik yang
dilakukan olehbanyak orang, bahkan juga bisa oleh dua orang saja.
Saat ini tawuran merupakan salah satu bentuk perilaku
menyimpang yang sudah tidak bisa di toleran lagi karena kerap
menimbulkan kerugian bagi orang lain, bahkan juga bisa berakibat
pada hilangnya nyawa seseorang. Banyak hal-hal yang
menyebabkan terjadinya tawuran/perkelehian baik dikalangan
remaja maupun masyarakat umum lainnya, salah satunya adalah
akibat minuman keras.
149
2. Narkoba
a. Pengertian Narkoba
Narkoba adalah akronim dari Narkotika, psikotropika, dan
Bahan adiktif lainnya. Narkoba terbuat dari tanaman atau bukan
tanaman dan dapat juga terbuat dari bahan sintetis maupun semi
sintetis yang mengakibatkan kehilangan kesadaran diri. Narkoba
adalah zat atau obat yang dapat merusak sistem kerja saraf
manusia, jika mengkonsumsinya secara terus menerus. Hal ini
diperkuat oleh pernyataan Lydia75 menyatakan bahwa narkoba
atau napza adalah obat/bahan/zat, yang bukan tergolong makanan.
Jika diminum, diisap, dihirup, ditelan atau disuntikkan, berpengaruh
terutama pada kerja otak (susunan saraf pusat), dan sering
menyebabkan ketergantungan. Akibatnya, kerja otak berubah
(meningkat atau menurun).
Demikian pula fungsi vital organ tubuh lain. (jantung,
peredaran darah, pernapasan, dan lain-lain). Menurut UU RI No 22
/ 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Adapun pengertian narkotika
menurut Pasal 1 ayat (1) Undang- undang Nomor 35 Tahun 2009
(selanjutnya disingkat dengan UU Narkotika) adalah Zat atau obat
150
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan,
yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana
terlampir dalam Undang- undang ini. Untuk melindungi masyarakat
dari bahaya penyalahgunaan narkotika dan mencegah serta
memberantas peredaran gelap narkotika, dalam Undang-undang ini
diatur juga mengenai prekursor narkotika karena prekursor
narkotika merupakan zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang
dapat digunakan dalam pembuatan narkotika.76
Selain itu, Rachman77 berpendapat bahwa narkotika adalah
zat yang jika dimakan atau dimasukkan (disuntikan) ke dalam tubuh
manusia, dapat mengubah satu atau lebih fungsi badan manusia.
Narkotika terdiri dari 3 golongan :
a. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.
b. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan
sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan /
atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
Morfin, Petidin.
b. PSIKOTROPIKA
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau
obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
perilaku. Psikotropika terdiri dari 4 golongan :
a. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Ekstasi.
b. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat
digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
c. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.
152
d. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat
luas digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK,
DUM ).
153
Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat,
pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi
bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering
menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari
NAPZA dapat digolongkan menjadi 3 golongan :
1) Golongan Depresan ( Downer ). Adalah jenis NAPZA yang
berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat
pemakainya menjadi tenang dan bahkan membuat tertidur bahkan
tak sadarkan diri. Contohnya: Opioda ( Morfin, Heroin, Codein ),
sedative ( penenang ), Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer (anti
cemas)..
2) Golongan Stimulan ( Upper ). Adalah jenis NAPZA yang
merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis
ini menbuat pemakainnya menjadi aktif, segar dan bersemangat.
Contoh: Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.
3) Golongan Halusinogen. Adalah jenis NAPZA yang dapat
menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan,
pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda
sehingga seluruh persaan dapat terganggu. Contoh: Kanabis ( ganja)
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulakan bahwa
narkoba bukanlah golongan makanan, dan apabila diminum, diisap,
dihirup, ditelan atau disuntikkan kedalam tubuh akan menimbulkan
perubahan kerja otak tidak stabil. Dan jika telah ketergantungan,
akan merusak fungsi vital organ tubuh lainnya.
154
d. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba
Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai
faktor
1. Faktor individual :
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja
sedang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang
pesat. Ciri-ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar
menggunakan NAPZA :
a. Cenderung memberontak
b. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
c. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
d. Kurang percaya diri
e. Mudah kecewa, agresif dan destruktif
f. Murung, pemalu, pendiam
g. Merasa bosan dan jenuh
h. Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
i. Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode
j. Identitas diri kabur
k. Kemampuan komunikasi yang rendah
l. Putus sekolah
m. Kurang menghayati iman dan kepercayaan.
155
2. Faktor Lingkungan :
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan
pergaulan baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun
masyarakat.
Lingkungan Keluarga :
a. Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
b. Hubungan kurang harmonis
c. Orang tua yang bercerai, kawin lagi
d. Orang tua terlampau sibuk, acuh
e. Orang tua otoriter
f. Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
g. Kurangnya kehidupan beragama.
Lingkungan Sekolah :
a. Sekolah yang kurang disiplin
b. Sekolah terletak dekat tempat hiburan
c. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan diri secara kreatif dan positif.
d. Adanya murid pengguna NAPZA.
Lingkungan Teman Sebaya :
a. Berteman dengan penyalahguna
b. Tekanan atau ancaman dari teman.
Lingkungan Masyrakat / Sosial :
a. Lemahnya penegak hukum
b. Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.
156
Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat
seseorang kelak menjadi penyalahguna NAPZA. Akan tetapi makin
banyak faktor-faktor diatas, semakin besar kemungkinan seseorang
menjadi penyalahguna NAPZA.
157
Gejala putus zat adalah gejala yang timbul jika pemakaian zat
dihentikan tiba-tiba atau dikurangi dosisnya. Berat ringannya gejala
putus zat tergantung pada jenis zat narkoba, dosis yang digunakan,
serta lama pemakaiannya. Makin tinggi dosis yang digunakan dan
makin lama pemakaiannya, makin hebat gejala sakitnya.
158
d. Sering mengurung diri, berlama-lama di kamar mandi,
menghidar bertemu dengan anggota keluarga yang lain.
e. Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal
oleh anggota keluarga yang lain.
f. Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan
tapi tidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang
berharga milik sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat
kekerasan dan sering berurusan dengan polisi.
g. Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar,
bermusuhan pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.
159
artinya orang yang lemah dan malas.78 Narkoba secara alami, baik
sintetis maupun semi sintesis memang tidak disebutkan hukumnya
secara khusus di dalam Alquran maupun hadis nabi. Berdasarkan
dari efek khamar yang memabukkan, sebagian ulama
menganalogikan bahan-bahan psikoatif (narkoba) dengan khamar
karena ilat yang sama, yaitu memabukkan. Para ulama telah
memutuskan keharaman narkoba, dan hukuman bagi peminumnya,
Ibnu Taimiyah mengungkapkan bahwa narkoba adalah haram yang
memiliki kerusakan.
Bahkan narkoba memiliki sifat yang lebih dahsyat membawa
kerusakan dibandingkan dengan khamr (miras). Siapa yang
menghalalkan narkoba, maka ia disuruh taubat, jika ia tidak
bertaubat, maka ia boleh dibunuh dalam keadaan murtad, tidak di
shalati dan tidak boleh dikuburkan di perkuburan kaum muslimin.79
Syeikh Jadal Haq Ali menjelaskan hukum penggunaan narkoba
adalah haram, karena narkoba melemahkan, membius dan merusak
akal, serta anggota tubuh manusia lainnya.
160
Segala upaya untuk mewujudkan dan memelihara lima pokok
tadi merupakan amalah saleh yang harus dilakukan oleh umat
Islam.80 Sebaliknya, segala tindakan yang bisa mengancam
keselamatan salah satu dari pokok tersebut dianggap sebagai
tindakan kejahatan yang dilarang. Siapa saja yang mengamati seluk
beluk hukum Islam akan mengakui bahwa setiap rumusannya
mengarah kepada perwujudan atau pemeliharaan dari lima pokok
tersebut.
Dari gambaran ini, tindakan kejahatan dapat dikategorikan ke
dalam lima kelompok, yaitu kejahatan terhadap agama, kejahatan
terhadap jiwa atau diri, kejahatan terhadap akal, kejahatan terhadap
kehormatan dan keturunan, dan kejahatan terhadap harta benda.
Masing-masing kejahatan itu diuraikan secara panjang lebar dalam
literatur-literatur fiqh dalam berbagai mazhab. Kejahatan-kejahatan
besar terhadap lima pokok ini diatur dalam bab jinâyat.81
Narkoba dengan berbagai jenis, bentuk dan nama yang telah
diidentifikasi pengaruhnya terhadap akal pikiran dan fisik,maka
sanksi hukumannya dikategorikan kedalam khamr, yang secara
tegas dan keras dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Sementara yang
berkaitan dengan ringan beratnya hukuman bagi pemakai khamr
tidak disebutkan dalam Alquran tetapi hanya disebutkan dalam
petunjuk al-Sunnah Nabi Muhammad, yaitu: Telah menceritakan
Hukum Islam, dalam Pidana Islam di Indonesia: Peluang, Prospek dan Tantangan,
ed. Jaenal Arifin, M. Arskal Salim GP, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001), h.107.
81 Satria Effendi M. Zein, Kejahatan terhadap Harta dalam Perspektif Hukum
Islam, h. 107. Jinâyah atau Jarîmah yaitu tindak pidana di dalam hukum Islam
berupa larangan-larangan syara’ yang diancam oleh Allah dengan hukuman had
atau ta’zîr.
161
kepada kami Hisyam bin ‘Ammar, Telah menceritakan kepada kami
Syuaib bin Ishak, Telah menceritakan kepada kami Saîd bin Abî
‘Arubah bin Bahdalah dari Zakwan Abî Shâlih dari Mu’awiyah bin
Abî Sufyân bahwa Rasulullah telah bersabda: “Apabila mereka
meminum khamr, maka hendaklah kamu dera/jilid, kemudian jika
minum lagi maka deralah ia, kemudian jika minum lagi deralah ia,
kemudian minum lagi maka bunuhlah.” (H.r. Ibn Mâjah).82
Tsaur ibn Zaid al-Daili berkata bahwa ‘Umar bin Khattab
meminta pendapat tentang khamr yang dikonsumsi manusia. ‘Ali
bin Abi Thalib berkata:“Hendaknya engkau mencambuknya
sebanyak 80 kali, karena ia meminum yang memabukan. Jika ia
telah mabuk, maka ia bicara tidak karuan dan sudah bicara tidak
karuan maka ia berbohong”. Kemudian ‘Umar bin Khattab
menentukan bahwa hukuman bagi peminum khamr adalah 80 kali
cambuk. Hadis dari Ibn ‘Umar, bahwasannya Rasulullah
bersabda:“Rasulullah melaknat sepuluh orang yang terkait dengan
khamr: produsennya (pembuat), distributornya (pengedar),
peminumnya, pembawanya (kurir), pengirimnya, penuangnya
(penyuguh), penjualnya, pemakan hasil penjualannya, pembayar
dan pemesannya.” (H.r. Ibn Mâjah dan al-Tirmizî).
Menyikapi hadis di atas, para ulama bersepakat bahwa bagi
para peminum khamr dikenakan had berupa hukuman dera atau
cambuk, baik sedikit ataupun banyak. Tetapi para ulama berbeda
pendapat mengenai berat ringannya sanksi hukum tersebut. Dari
kalangan mazhab Mâlikiyah dan Hanâfiyah berpendapat bahwa
82 Ibn Mâjah, Sunan Ibnu Mâjah, (Bayrut: Dâr al Fikr, 1415 H./1995 M.), h.
61.
162
peminum khamr dikenakan sanksi 80 kali cambuk, sementara itu
dari mazhab Syâfi’iyah menyatakan bahwa peminum khamr
diberikan sanksi cambuk 40 kali. Sedangkan dari mazhab Hanbali
terjadi perbedaan pendapat, yaitu ada yang berpendapat 80 kali
cambuk dan yang lainnya berpendapat hanya 40 kali cambuk.
Imam Syâfi’î menyatakan bahwa had bagi peminum khamr
adalah 40 kali cambuk, hal ini didasarkan kepada tindakan ‘Ali bin
Abî Thâlib yang mencambuk Walîd bin ‘Uqbah dengan 40 kali
cambuk, hal ini pula merupakan sanksi hukum yang diperintahkan
Rasulullah yang dilaksanakan pada saat Abû Bakar al-Shiddiq
menjabat khalifah. Sebagaimana dalam sebuah hadis:“
عن علً فً قصة و الد بن عقبة جلدا رسول هللا علٌه وسلم اربعٌن وابو بكر
)اربعٌن وعمر ثمانٌن وكل سنة وهذا احب الً (رواه ممسلم
“Dari Ali pada kisah Walîd bin Uqhah, Rasulullah Saw.
mencambuk bagi peminum khamr/pecandu Narkoba 40 kali, Abû Bakar
mencambuk 40 kali, dan ‘Umar mencambuk 80 kali, kesemuannya itu
sunnah dan inilah yang lebih saya senangi (yaitu 80 kali)”. (HR.
Muslim).83
Sementara itu Abû Hanîfah, Mâlik dan Ahmad berpendapat
bahwa hukuman bagi peminum khamr 80 kali cambuk. Hal ini
didasarkan pada tindakan ‘Umar bin Khattab, di mana menurut
mereka sudah menjadi ijma’ pada masa khalifah ‘Umar bin Khattab
karena tidak seorangpun dari sahabat mengingkarinya. Dalam hal
atsar ‘Umar ini, yaitu yang menetapkan 80 kali cambuk sebagai had
bagi peminum khamr Imam Syâfi’î, menanggapai bahwa sanksi 80
3. Judi
1. Pengertian Judi
Perjudian yang sudah ada sejak adanya peradaban
manusia dan berkembang seiring dengan perkembangan manusia,
hanya pandangan hidup dan nyara bermainnnya yang berbeda. Hal
ini memberikan pandangan kepada manusia bahwa perjudian
seakan-akan menjadi lumrah untuk dilaksanakan. Bagaimanapun
kenyataan di masyarakat, perjudian dapat menimbulkan akibat
negatif yang membahayakan dan meresahkan masyarakat dan
megganggu situasi kamtibmas. Fenomena yang terjadi dari
perjudian tersebut diantaranya adalah terjadi pencurian,
perkelahian, rusaknya moral generasi muda (pemarah dan
emosional) serta identik dengan perbuatan minuman keras dan
pelacuran.
Perjudian merupakan salah satu penyakit masyarakat yang
bertentangan dengan norma agama, moral, kesusilaan maupun
hukum serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan
masyarakat, bangsa, negara. Menurut Kamus Webster “Judi”
didefenisikan sebagai “bertaruh atau mempertahankan uang atau
167
dengan mudah, tanpa susah payah. Ada lagi yang mengatakan
bahwa kata al-maisir berasal dari kata yasarun ( )ٌسارyang artinya
kaya, dengan analisa bahasa karena dengan permainan itu akan
menyebabkan pemenangnya menjadi kaya.
Disamping itu ada juga yang menyatakan kata al-maisir
berasal dari kata yusrun ( (ٌسرyang maknanya membagi-bagikan
daging onta. Karena sesuai dengan sifat almaisir/judi yang ada pada
masa jahiliyah yang karenanya ayat Alquran itu diturunkan, dimana
membagi-bagikan daging onta menjadi dua puluh delapan bagian.
Judi juga sering disebut dengan istilah qimar ()ال ِق َمار. Ibnu
Umar dan Ibnu Abbas radhiyallahuanhuma mengatakan bahwa
maysir itu adalah qimar ()ال ِق َمار. Ali as-Sayis88 mengemukakan
almaisir berasal dari kata taisir yang berarti yang memudahkan,
yaitu suatu cara pembagian yang didasarkan atas kesepakatan
sebagaimana yang dilakukan pembagian dalam judi. M. Abdul
Mujieb, dkk berpendapat perjudian adalah taruhan, suatu bentuk
permainan untung-untungan dalam masalah harta benda yang
dapat menimbulkan kerugian dan kerusakan pada semua pihak.89
Berikut beberapa pengertian judi menurut istilah beberapa
pendapat diantaranya adalah :
1. Yusuf Qardhawy dalam kitab Alhalal wal Haram fil Islam :
“Setiap permaianan yang mengandung taruhan adalah haram.
Qimar/judi adalah setiap permainan yang pemainnya bisa untung
dan bisa rugi (untung-untungan).
88 Muhammad Ali As-Sayis, Tafsir Ayat Ahkam¸ (Misra : Ali Assabais, 1953),
Jilid 2, h. 207.
89 M. Abdul Mujieb, dkk, Kamus istilah Fiqh, (Jakarta : PT. Pustakan Firdaus,
90 Ibrahim Hosen, Apa itu judi? (Jakarta : Institut Ilmu Alquran : 1986) Cet.
1.h. 29.
Abdul Aziz Dahlan, Dkk, Ensiklopedi Islam 1 (Jakarta: PT. Ictiar baru Van
91
2016.
95 Ibid.
169
Segala hal yang terkait dengan menang-kalah yang disyaratkan
adanya harta pertaruhan dari kedua belah pihak.
Dari beberapa pengertian tentang judi diatas, baik ditinjau
dari pengertian secara yuridis dan hukum Islam bahwa judi adalah
suatu bentuk perbuatan yang dilarang karena mengandung unsur
taruhan yang bersifat untung-untungan, atau kerugian. Dan
perbuatan judi adalah dilarang dari segi hukum yang diterapkan
baik hukum KUHP dan hukum Islam.
(Maysir ; judi, Gharar ; Tidak jelas ; tidak pasti, Riba ; Tambahan pembayaran tanpa
ada ganti/imbalan yang disyaratkan.
170
perselisihan, permusuhan, pencurian maupun pembunuhan.
Jelas ini telah mengganggu dan mengancam akan tidak
tertibnya situas keamanan di lingkungan masyarakat yang
menginginkan rasa aman dan ketertiban. Disamping itu judi
memberikan dampak kepada seseorang menjadi jahat, seorang yang
giat dan taat dapat menjadi jahat, malas bekerja, malas mengerjakan
ibadah dan hatinya jauh dari mengingat Allah SWT. Orang tersebit
menjadi pemalas, pemarah, matanya merah, badannya lemas dan
lesu dan hanya berangan-angan kosong. Dan dengan sendirinya
akhlaknya rusah, tidak mau bekerja mencari rezeki dengan jalan
yang halal, selalu mengharap-harap keuntungan dan kemenangan
dari permaian judi tersebut.
Landasan Syariat Atas Haramnya Perjudian adalah
berdasarkan Al-quran, Al-hadis dan Ijma’ Ulama.
1. Dalil Al-quran ;
1.1. Al-quran Surah Al-maidah ayat 91
171
Allah SWT telah menjelaskan bahwa pelaku judi akan terus di
kendalikan syaitan untuk menimbulkan terjadinya permusuhan dan
kebencian diantara sesama manusia. Disamping itu pelaku judi
tersebut akan terhalang dari mengingat Allah SWT . Dengan
demikian seorang muslim tidak boleh menjadikan permaian judi
sebagai sarana hiburan dan mengisi waktu luang, sebagaimana ia
juga tidak boleh menjadikannya sebagai sarana mencari nafkah
dalam situasi bagaimanapun.
172
sebab hal tersebut telah menjadi kebiasaan mereka sejak
masa nenek moyang mereka. Kemudian para sahabat bertanya
kepada Rasulullah SAW mengenai hukumnya. Maka turunlah ayat
ini, mereka memahami dari ayat ini bahwa khamar dan judi itu tidak
diharamkan oleh agama Islam, hanya dikatakan bahwa bahayanya
lebih besar. Sesudah itu maka turunlah ayat yang lebih tegas yang
menyuruh mereka berhenti sama sekali dari meminum khamar dan
berjudi, yaitu surat al-maidah ayat 90-91 :
173
Ayat ini lebih tegas dari ayat al-maidah 90-91 dan ketika itu
mereka berkata : “Ya Tuhan kami, pasti berhenti meminum khamar
dan berjudi”98 dalam riwayat lain, sebab turunnya ayat tersebut
karena Umar bin Khattab berdoa. Imam Ahmad, Abu Daud dan
Tirmizi meriwayatkan dari umar bin Khattab, bahwa ia pernah
berdoa : “Ya Allah terangkanlah kepada kami, tentang (hukum)
khamar dengan keterangan yang jelas, karena itu telah
membinasakan harta dan merusak akal”.
Kemudian turun ayat “ mereka bertanya kepadamu tentang
khamar dan judi”, lalu Umar dipanggi dan di bacakan ayat tersebut,
lalu berdoa (lagi) : “Ya Allah, terangkanlah kepada kami, tentang
khamar dengan keterangan yang jelas. Maka turunlah ayat dalam
surat An-Nisa, “hai orang-orang yang beriman janganlah kamu
shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk” (Q.S. An-Nisa’ : 43).
Maka juru panggil Rasulullah apabila shalat hendak didirikan
memanggil dengan “ hendaklah sekali-kali orang yang mabuk tidak
mengerjakan shalat”. Lalu umar dipanggil, kemudian dibacakan
ayat dari surat An-Nisa, kemudian ia berdoa (lagi) : “Ya Allah
terangkanlah kepada kami tentang khamar dengan keterangan yang
jelas”, kemudian turun ayat dalam surat al-Maidah, lalu Umar
dipanggil dan dibacakan surat tersebut, maka tatkala sampai pada
ayat “maukah kalian berhenti ?” (Q.S. al-Maidah : 91) Umar berkata :
“kami berhenti, kami berhenti.99
Ilmu, 1985), cet. 1 Alih bahasa, Muhammad Hamidy dan Imron A. Mannad, h. 216.
174
Dalam mengharamkan khamar dan judi, Allah tidak
mengharamkan sekaligus tetapi dengan proses berangsur-angsur,
karena meminum khamar dan berjudi itu bagi orang Arab sudah
menjadi adat dan kebiasan yang telah mengakar dan mendarah
daging semenjak zaman jahiliyah. Seandainya Allah melarangnya
sekaligus dikhawatirkan akan sangat memberatkan bagi mereka
dan mungkin mereka akan menolak larangan tersebut.
175
3. Hikmah Pengharaman Judi
Setiap sesuatu yang telah ditetapkan oleh syariat Islam
mengandung hikmah yang baik buat kehidupan manusia. Begitu
juga tentang perjudian yang telah diharamkan Allah SWT
mengandung hikmah diantaranya adalah :
a. Menimbulkan Permusuhan
Secara umum judi termasuk salah satu penyebab permusuhan
di tengah-tengah manusia. Memang untuk orang tertentu atau
kalangan tertentu, berjudi bisa menjalin persahabatan. Namun kalau
dibandingkan orang yang bersahabat karena berjudi dengan mereka
yang bermusuhan karena judi, tetap jauh lebih banyak permusuhan.
Sudah tidak terhitung lagi kasus perkelahian yang sampai kepada
berbunuhan hanya disebabkan awalnya dari perjudian. Yang satu
merasa dicurangi dan yang lain balik menuduh bahwa teman
judinya itulah yang curang. Bahkan tidak sedikit kasus judi ini
sampai kepada peperangan. Firman Allah SWT :
176
b. Menang Ketagihan Kalah Penasaran
Hikmah lain dari pengharaman judi adalah merupakan
jebakan atau lingkaran setan, dimana biasanya orang yang sudah
jatuh ke dalam judi, sulit untuk keluar dan berhenti. Tidak peduli
dia memang dari judi itu atau kalah. Sebab ada sebuah pemeo
bahwa orang yang sudah ketagihan berjudi itu kalau menang, maka
dia akan ketagihan untuk kembali lagi berjudi. Barangkali dalam
alam hayalnya, dia akan menjadi orang kaya dengan jalan berjudi.
Padahal dari daftar orang-orang terkaya di dunia ini, nyaris
tidak ada satupun yang menjadi kaya karena hasil berjudi. Artinya,
mungkin orang yang berjudi bisa menang dan banyak uang. Tetapi
data menunjukkan bahwa kekayaan yang didapat dari judi itu
sifatnya hanya sementara, bahkan hanya sekejap. Tidak pernah
bertahan dalam waktu lama. Sebaliknya, orang yang kalah berjudi,
karena merasa telah kehilangan uangnya dari meja perjudian, dia
akan terus penasaran untuk bisa mengembalikan uangnya.
Padahal semakin dia bermain, semakin banyak punya
kerugiannya. Orang main judi, kalau jadi kaya belum pernah terjadi,
tetpai menjadi miskin karena judi memang sudah merupakan
sebuah kepastian.
177
c. Lupa Allah
Judi adalah salah satu bentuk permainan yang melalaikan,
sehingga orang yang berjudi meski mendengar adzan atau panggilan
untuk menjalankan tugas, ingatannya akan dihilangkan, sehingga tidak
seolah tidak bisa mengingat Allah lagi.
4. Geng Motor
1. Pendahuluan
Geng motor merupakan fenomena yang terus terjadi dan tidak
bisa dihentikan. Sudah bertahun tahun sejak kasus geng motor
pertama terjadi, tetapi hingga detik ini masalah dan fenomena ini
terus berlanjut. Geng motor merupakan salah satu bentuk
penyimpangan yang dilakukan oleh sekelompok remaja dengan
menggunakan kenderaan sepeda motor dalam bentuk balap liar di
jalan umum, tawuran antar geng, mencuri, menjarah, merampok,
merusak fasilitas umum dan penyerangan terhadap kantor
kepolisian.
Tindakan geng motor tersebut merupakan salah satu bentuk
ancaman terhadap gangguan kamtibmas di lingkungan masyarakat
dan merupakan tindakan kriminal yang akan mengakibatkan tindak
pidana secara hukum.
178
Sesuai dengan pemaparan Dariyo, remaja (adolescence)
memiliki makna “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
kematangan.” Kata tersebut berasal dari bahasa Latin adolescere.
Dengan kata lain, Dariyo menyatakan bahwa remaja (adolescence)
adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju
masa dewasa. Masa remaja ditandai dengan adanya perubahan
aspek fisik, psikis, dan psikososial.
Dengan mengutip Thornburg, ia menggolongkan remaja
kedalam tiga tahap, yaitu remaja awal (usia 13-14 tahun), remaja
tengah (usia 15-17 tahun), remaja akhir (18-21 tahun). Remaja
tidak memiliki tempat yang jelas, mereka tidak termasuk dalam
kategori anak-anak dan tidak juga dikatakan dalam kategori
dewasa.100 Demikian juga Ali dan Asrori menyatakan: Masa remaja
merupakan golongan yang tidak termasuk golongan anak-anak,
tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk dalam
golongan dewasa. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa, oleh
karena itu remaja sering kali dikenal dengan fase “mencari jati diri”.
Hal tersebut menyebabkan tidak sedikit remaja-remaja
menyalurkan dengan media yang salah dalam bentuk kenakalan
remaja. Beberapa bentuk dari kenakalan remaja yang terjadi seperti
tawuran antar pelajar, perusakan fasilitas umum, dan juga mencoret
dinding sekolah ataupun tempat umum. Hal ini sangat
mengkhawatirkan para orang tua yang memiliki anak remaja.
Kenakalan remaja bukan hanya terjadi pada keluaga menengah ke
2006), h. 9.
102 Lulu Riszeki Yuliani. “Profil Perilaku Maskulinitas Agresif Pada Remaja
Laki-laki Anggota Geng Motor”,. Studi Kasus Terhadap tiga orang Remaja Laki-laki
Anggota geng motor. Skripsi Jurusan Bimbingan Konseling Universitas Pendidikan
180
Ada beberapa alasan yang menyebabkan remaja, terlebih
khusus laki-laki termotivasi untuk masuk dan bergabung di
komunitas geng motor seperti yang jabarkan oleh Santrock, menjadi
anggota geng motor dapat memenuhi beberapa kebutuhan.
Pertama kebutuhan membuktikan diri sebagai laki-laki sejati,
hal ini dibuktikan dengan pernyataan, setelah bergabung dengan
geng motor merasa menjadi hebat.
Kedua adalah kebutuhan sosialisasi dengan teman sebaya. 103
Selain itu, geng motor merupakan salah satu sarana atau cara bagi
para remaja dalam mengisi waktu luangnya (setelah lelah dengan
kegiatan sekolah atau mengisi waktu yang memang selalu luang
bagi mereka anggota yang tidak bersekolah atau bekerja). Dengan
bergabung dalam geng motor, remaja merasa mendapatkan segala
sesuatu yang bisa menghilangkan beban dalam pikiran mereka.
Mereka bisa mendapatkan status, aksi-aksi bersama, ikatan
persahabatan, simpati, kasih sayang, prestise, harga diri, dan rasa
aman terlindung.
181
Geng menjadi perhatian umum karena secara awam istilah
tersebut merujuk pada komunitas perusuh yang biasanya terdiri
dari anak-anak muda.
Beranjak pada pengertian yang lebih sederhana, geng adalah
kelompok perkoncoan remaja, bukan kelompok pemuda yang
didukung orang dewasa. Ini merupakan kelompok yang anggotanya
selalu bersama-sama secara teratur, dan mereka menentukan
sendiri kriteria keanggotaannya. 104
Menurut Kartini Kartono, geng banyak tumbuh dan
berkembang di kota-kota besar. Geng juga identik dengan berbagai
bentuk kenakalan yang mengarah pada tindak kriminalitas.
Meskipun sebenarnya, gerombolan anak laki dari suatu geng terdiri
dari anak-anak normal, namun oleh satu atau beberapa bentuk
pengabaian, dan upaya mereka mencari kompensasi bagi segala
kekurangannya, menyebabkan anak-anak muda ini kemudian
menjadi jahat. Anak-anak menjadi jahat dan berusaha mendapatkan
segala sesuatu yang membahagiakan dan memuaskan mereka, anak
remaja menganggap apa yang diberikan oleh orang tua, keluarga,
dan masyarakat sekitarnya tidak cukup.
Hal-hal yang tidak ditemukan di tengah-tengah keluarga dan
lingkungan sendiri, kemudian justru mereka dapatkan di dalam
sebuah geng motor, seperti kesetiakawanan dan kebersamaan.105
Geng motor menjadi tempat untuk mendapatkan sesuatu
kebahagiaan maupun kepuasan diri bagi para remaja, kebahagiaan
104 Adam Kuper dan Jessica Kuper, Ensiklopedi ilmu-ilmu sosial, (Jakarta:
184
Didalam geng tersebut umum terjadi relasi heteroseksual bebas
antara hakiki dan perempuan (yang merasa dirinya “maju dan
modern”), Sering pula berlangsung perkawinan di antara mereka,
sungguhpun pada umumnya anak laki lebih suka kawin dengan
perempuan luar, dan bukan dengan anggota gang sendiri.
3) Kepemimpinan ada di tangan seorang anak muda yang dianggap
paling banyak berprestasi, dan memiliki lebih banyak keunggulan
atau kelebihan daripada anak-anak remaja lainnya.
4) Umur anggotanya berkisar 7-25 tahun. Pada umumnya semua
anggota berusia sebaya; berupa per-group atau kawan-kawan
sebaya, yang memiliki semangat dan ambisi yang kurang lebih
sama.
5) Anggota geng biasanya bersikap konvensional bahkan sering
fanatik dalam mematuhi nilai-nilai dan norma geng sendiri. Pada
umumnya mereka sangat setia dan loyal terhadap sesama.
6) Di dalam geng sendiri anak-anak itu mendapatkan status sosial dan
peranan tertentu sebagai imbalan partisipasinya. Mereka harus
mampu menjunjung tinggi nama kelompok sendiri. Semakin kasar,
kejam, sadistis dan berandalan tingkah-laku mereka, semakin
"tenarlah" nama gengnya, dan semakin banggalah hati mereka.
Nama pribadi dan gengnya menjadi mencuat dan banyak ditiru oleh
kelompok berandalan remaja lainnya.109 Sekarang geng-geng motor
sudah berada dalam taraf berbahaya, tak segan mereka tawuran
dan tak merasa berdosa para geng tersebut membunuh. Perbedaan
mencolok dari geng motor dan club motor adalah :
186
Namun sekarang perlu diwaspadai karena ada geng motor
yang berkedok club motor. Berpakaian rapi, safety dan penuh
perlengkapan berkendaraan namun arogan, anarkis dan egois kalau
dijalan serta tak segan mereka membuat rusuh bila merasa
diganggu. Selama AD/ART mereka jelas dan terdaftar dipihak
kepolisian, club motor tidak bakal berubah menjadi geng motor.
5. Kenakalan Remaja
a. Pengertian Kenakalan Remaja
Anak merupakan generasi bangsa dan harapan orang tua.
Anak yang baik dan berprestasi adalah idaman kedua orang tua.
Anak yang memiliki akhlak (moral) menjadi keinginan semua orang.
Setiap orang menginginkan agar anaknya menjadi anak yang pantas
dibanggakan oleh keluarga. Anak yang selalu menjadi kebanggaan
orang tua dan keluarga adalah anak yang memiliki prestasi yang
baik. Prestasi dibidang pendidikan dan prestasi dibidang akhlak
atau sebutan saat sekarang ini adalah pendidikan karakter.
Prestasi tersebut biasanya tidak datang secara sendiri,
melainkan butuh peran serta orang tua atau keluarga sangat besar
pengaruhnya terhadap pembentukan prestasi tersebut. Dalam
islam, anak merupakan amanah yang diberikan Allah SWT kepada
orang tuanya. Amanah tersebut harus dijalankan dengan sebaik-
baiknya agar hidup anak tersebut mendapatkan kemuliaan dalam
kehidupannya.
187
Kemuliaan tersebut tentunya tidak bisa dipungkiri bagaimana
seharusnya orang tua mendidik mereka sejak dilahirkan hingga
mereka dewasa. Rasulullah SAW bersada :110
اكرموا أبناءكم واحسنوا ادبهم
”Muliakanlah anak-anakmu dan didiklah mereka dengan baik.”
(HR. Ibnu Majah)
Dalam Hadis yang lain Rasulullah SAW menyebutkan :
ما نحل والد ولده افضل من ادب حسن
“Tiada suatu pemberian pun yang lebih utama dari orang tua
kepada anaknya, selain pendidikan yang batik.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang mutlak
harus di dapatkan oleh seorang anak, jika keluarga menerapkan
pendidikan yang baik dan senantiasa mengarahkan mereka kepada
jalan yang terbaik, maka kebaikan yang diberikan orang tua
terhadap anak tersebut akan membawa pengaruh menjadikan anak
tersebut baik.
Disamping itu peran keluarga saja saat ini tidak cukup
membentuk pendidikan karakter anak agar menjadi anak terdidik,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat juga sangat
berperan untuk mendukung terciptanya anak yang memiliki
karakter (akhlak) baik tersebut.
Amiin, terj. Bahrun Abu Bakar Ihsan Zubaidi, Tahapan Mendidik Anak Teladan
Rasulullah (Bandung : Penerbit Irsyad Baitus Salam, 2005), H.17.
188
Biasanya setelah anak mengalami kenaikan usia dari masa
anak-anak kepada usia remaja, disanalah terdapat perilaku yang
bertentangan dengan norma-norma sosial dan pendidikan karakter.
Sebab di usia Remaja adalah usia peralihan antara masa anak dan
masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
Dalam psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari
masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada
usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun
hingga 22 tahun.111 Pada usia tersebut telah terjadi perubahan fisik
yang cepat yang ditandai dengan naiknya berat badan, tinggi badan
yang bertambah, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan
karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan
pinggang dan kumis, dan perubahan suara. Biasanya di usia
tersebut perilaku remaja terkadang mengalami ketidakseimbangan
antara pola pikir dan pola tingkah laku.
Tidak seimbangnya antara pola pikir dan pola tingkah laku
tersebut, kebanyakan para remaja tidak mampu mengarahkannya
dengan baik, sehingga cenderung melakukan perbuatan-perbuatan
yang dianggap menyimpang oleh masyarakat. Penyimpangan
perilaku tersebut adalah bentuk kenakalan dikalangan remaja.
Nakal artinya suka berbuat kurang baik (tidak menurut,
mengganggu dsb, terutama bagi anak-anak). Juga berarti buruk
kelakuan. Kenakalan adalah kata sifat dari nakal atau perbuatan
nakal.
111 http://dhono-wareh.blogspot.com/2012/04/contoh-kasus-kenakalan-
112http://www.batararayamedia.com/page.php?menu=artikel&id=85&title
=Kenakalan-Remaja-VS-Kenakalan-Orang-Tua-Mari-Kita-Cermati 2/11/2012
113 http://gobloggeris.blogspot.com/2012/02/makalah-kenakalan-
remaja.html 17/10/12
114 http://www.scribd.com/doc/94002869/Pengertian-Remaja-Menurut-
190
Disamping itu pengertian kenakalan remaja Menurut Paul
Moedikdo, SH adalah116 :
1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu
kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang
dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan
sebagainya.
2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu
untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan
bagi sosial.
“Purnianti mendefinisikan kenakalan remaja berdasarkan
perspektif sosiologis, dalam tiga kategori, yaitu :117
1. Definisi hukum, menekankan pada tindakan/perlakuan yang
bertentangan dengan norma yang diklasifikasikan secara hukum,
2. Definisi peranan, dalam hal ini penekanannya pada pelaku, remaja
yang peranannya diidentifikasikan sebagai kenakalan,
3. Definisi masyarakat, perilaku ini ditentukan oleh masyarakat.”.
Kenakalan remaja ini biasanya disalurkan dalam berbagai
bentuk, mulai dari kenakalan yang bisa dimaklumi sampai
kenakalan yang dapat meresahkan masyarakat. Contoh kenakalan
remaja diantaranya adalah membolos sekolah, membantah orang
tua, dan tawuran.118 Disamping itu kenakalan remaja juga terjadi
dalam bentuk komunitas sepeda motor (kereta) atau lebih sering
116 http://taufiqurrahmannoermuslim.blogspot.com/2012/01/kenakalan-
remaja.html tgl 10/10/12.
117 http://faruqngabar.wordpress.com/2012/09/26/kenakalan-remaja-
ditinjau-dari-perspektif-psikologi-komunitas/download 10/10/12.
118 http://faruqngabar.wordpress.com/2012/09/26/kenakalan-remaja-
ditinjau-dari-perspektif-psikologi-komunitas/ tanggal download 10/10/12.
191
dengan sebutan Geng motor (kereta). Geng motor adalah kumpulan
orang-orang pecinta motor yang suka kebut-kebutan, tanpa
membedakan jenis motor yang dikendarai.119
Kelahiran geng motor, rata-rata diawali dari kumpulan remaja
yang suka balapan liar dan aksi-aksi menantang bahaya pada malam
menjelang dini hari di jalan raya. Setelah terbentuk kelompok,
bukan hanya hubungan emosi para remaja saja yang menguat,
dorongan untuk unjuk gigi sebagai komunitas bikers (pengendara)
juga ikut meradang.120
Mereka ingin tampil beda dan dikenal luas. Caranya yaitu
dengan membuat aksi-aksi yang sensasional. Mulai dari kebut-
kebutan, tawuran antar geng, tindakan kriminal tanpa pandang
bulu, merusak fasilitas umum, hingga perlawanan terhadap aparat
keamanan. Perkembangan Geng motor saat ini tidak hanya
bertumpu di salah satu kota saja, bahkan di Kota Medan terakhir ini
kenakalan geng motor menjadi sorotan tajam setiap kalangan.
Karena tindakannya membuat masyarakat resah dengan aksi
perampokan pengendara sepeda motor yang melintas dijalan,
mereka tidak segan-segan merampok dengan cara mengancam
pengendara dengan berbagai alat yang membahayakan dan
melakukan pengroyokan jika sipengendara melawan.
119 http://faruqngabar.wordpress.com/2012/09/26/kenakalan-remaja-
ditinjau-dari-perspektif-psikologi-komunitas
120 Ibid.
192
b. Faktor-Faktor Kenakalan Remaja
Setiap sesuatu bisa terjadi pasti ada penyebabnya, begitu juga
dengan kenakalan remaja. Perilaku kenakalan remaja bisa
disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun
faktor dari luar (eksternal). 121
1. Faktor internal:
1.1. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama,
terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya.
Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi
karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
121http://www.batararayamedia.com/page.php?menu=artikel&id=85&title
=Kenakalan-Remaja-VS-Kenakalan-Orang-Tua-Mari-Kita-Cermati 2/11/2012
193
2. Faktor eksternal:
2.1. Keluarga
Tidak adanya komunikasi antara keluarga, Perceraian
orangtua, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu
perilaku negatif pada remaja.
Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu
memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau
penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab
terjadinya kenakalan remaja.
194
Selain faktor-faktor tersebut diatas, dibawah ini merupakan
faktor-faktor penyebab kenakalan remaja adalah :
a. Reaksi frustasi diri
b. Gangguan berpikir dan intelegensia pada diri remaja
c. Kurangnya kasih sayang orang tua / keluarga
d. Kurangnya pengawasan dari orang tua
e. Dampak negatif dari perkembangan teknologi modern
f. Dasar-dasar agama yang kurang.
g. Tidak adanya media penyalur bakat/hobi
h. Masalah yang dipendam
i. Broken home
j. Pengaruh kawan sepermainan
k. Relasi yang salah
l. Lingkungan tempat tinggal
m. Informasi dan tehnologi yang negatif
n. Pergaulan
195
c. Bentuk kenakalan Remaja
Setiap remaja yang melakukan penyimpangan sosial memiliki
perbedaan antara satu remaja dengan remaja lainnya. Menurut
bentuknya, Sudarsono122 yang termasuk kenakalan siswa atau
remaja meliputi:
a) perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan
tidak jujur;
b) perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;
c) mengganggu teman;
d) memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar
dan tidak hormat pada orang tua dan saudara;
e) menghisap ganja, meliputi perbuatan awal dari menghisap ganja
yaitu merokok;
f) menonton pornografi; dan
g) corat-coret tembok sekolah
Sementara itu Sunarwiyati S membagi kenakalan remaja
kedalam tiga tingkatan ;123
1) Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos
sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit.
2) Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti
mengendarai sepera motor tanpa SIM, mengambil barang orang tua
tanpa ijin
3) Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan
seks diluar nikah, pemerkosaan dll.
A. Pengertian Manajemen
Keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dijalankan
membutuhkan pedoman yang bagus dan terukur. Dalam kehidupan
ini, manusia tidak akan terlepas dengan yang namanya manajemen
dari bentuk dan keadaan yang multi dimensi. Tentunya manajemen
menjadi keniscayaan bagi kehidupan manusia untuk selalu
diinovasi sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga
manajemen bisa memberi manfaat yang lebih baik. Definisi
Manajemen Manajemen menjadi sangat penting artinya dari segala
aspek kehidupan. Karena itu manajemen menjadi icon yang urgen
baik secara individual maupun secara kelompok.
Para pakar manajemen memberikan definisi yang beragam
walaupun substansi dan esensinya bermuara para satu titik temu.
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur,
mengurus atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan
diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Karena
manajemen diartikan mengatur maka timbul beberapa pertanyaan
bagi kita. Pengertian manajemen yang paling sederhana
disimpulkan sebagai, “seni memperoleh hasil melalui berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh orang lain.
Berikut pendapat beberapa ahli tentang pengertian
manajemen :
1. ”Manajemen diartikan sebagai perencanaan, pengorganisasian,
memimpin dan mengandalikan upaya organisasi dengan segala
197
aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan
efisien.124
2. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah
proses perencanaan pengorganisasian, pengkoordinasian dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara
efektif dan efesien. Efektif berarti tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sedangkan efisien berarti tugas yang ada
dilaksanakan secara benar, terorganisasi sesuai dengan jadwal.125
3. Menurut James A.F. Stoner yang dikutip oleh subandi manajemen
adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan
menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.126
4. Menurut Horold Koontz dan Cyril O'donnel : Manajemen adalah
usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang
lain.127
5. Menurut R. Terry :Manajemen merupakan suatu proses khas yang
terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan
128 http://studimanajemen.blogspot.co.id/2012/08/fungsi-manajemen-
menurut-george-terry.html, diakses 18/12-2016
129 http://rocketmanajemen.com/20-definisi-manajemen-menurut-para-
ahli/, diakses, 18/12-2016
130Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Al-Idarah fi Al-Islam, terj. Dimyauddin
Djuwaini, Manajemen Syariah : Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer, (Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada, 2006),h. 28
199
Firman Allah SWT :
Artinya : Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berjuang
dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti
suatu bangunan yang tersusun kokoh. (Q.S. Ash-Shaff : 4)
Kokoh dalam maksud ayat diatas bermakna adanya sinergi
yang rapi antara bagian yang satu dan bagian yang lain. Jika ini
dilakukan dengan baik maka akan menghasilkan sesuatu hasil yang
maksimal.
200
Hadis Rasulullah SAW :
هللا ٌُحِبُّ إِ َذا َع ِم َل أَ َح ُد ُك ُم ال َع َم َل أَنْ ٌُ ْتقِ َن ُه
َ َّإِن.
“Sesungguhnya Allah sangat mecintai orang yang jika melakukan
sesuatu pekerjaan, dilakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas dan
tuntas).” (HR. Thabrani)
Berdasarkan Firman Allah SWT dan hadis nabi yang
diriwayatkan oleh Imam Thabrani tersebut, maka dapat kita pahami
bahwa manajemen secara islam adalah merupakan suatu kewajiban
untuk diterapkan jika melakukan suatu pekerjaan. Sungguh mulia
syariat Islam yang telah mengatur akan tata cara dan aturan-aturan
setiap aktivitas baik berkaitan dengan ukhrawi dan duniawi telah
diatur dalam Islam. Demikian pula dalam hadits riwayat Imam
Muslim dari Abi Ya’la, Rasululloh shalallohu ‘alayhi wa salalm
bersabda:
a. Perencanaan (Planning)
Dalam Al-Qur’an, fungsi perencanaan dapat kita temukan dari
ayat berikut ini, yakni di dalam Al Qur’an surah al-Hasyr ayat 18
yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” Juga dalam hadits lain Rasulullah bersabda :
ِ إِن َّما َ ْاْلعْ َم ُل باِل ِّنٌَّا
َ ت ِوإِن ّما َ لِ ُك ٍّل ام ِْرئ َم
انو َى
"Bahwasannya semua pekerjaan diawali dengan niat, dan
bahwasannya pekerjaan tergantung pada niat (rencananya)” (HR.
Bukhari)
Dari ayat dan hadist diatas, dapat disimpulkan bahwa segala
sesuatu harus direncanakan (niatkan). Dalam upaya mengelola
pembelajaran diperlukan sebuah niat (rencana), perencanaan yang
baik.
Kautsar, 1997) h. 61
202
Bentuk perencanaan yang baik meliputi :
1. Perencanaan selalu berorientasi pada masa depan, yaitu dalam
perencanaan berusaha untuk memprediksi bentuk dan masa depan
berdasarkan kondisi dan situasi saat ini.
2. Perencanaan merupakan suatu hal yang benar-benar dilakukan
bukan kebetulan, sebagai hasil dari ekplorasi dan evaluasi kegiatan
sebelumnya.
3. Perencanaan memerlukan tindakan dari orang-orang yang terlibat
dalam pengelolaan baik secara individu maupun kelompok.
4. Perencanaan harus bermakna, dalam arti usaha-usaha yang
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan diselenggarakannya
menjadi semakin efektif dan efisien.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap kegiatan
yang ingin mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan harus
terlebih dahulu dilakukan proses perencanaan.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Di dalam Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 103 dapat diambil
sebuah pemahaman tentang adanya fungsi manajemen, yaitu
organizing (pengorganisasian). Sebagaimana firman Allah :
203
Artinya bahwa mengorganisasi sesuatu hal dengan baik agar
supaya tidak terpecah-pecah antara satu dan lain menjadi prinsip
dalam manajemen menurut Islam.
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi
dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain)
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al
An’am: 165)
Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa seseorang dalam
menjalani hidup, pasti dihadapkan pada sesuatu yang berbeda,
mereka ada pada tingkatan yang berbeda, yang dikenal dengan
sebutan stuktur organisasi. Dengan demikian, pengorganisasian
sesungguhnya merupakan kegiatan untuk menyusun atau
membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam
upaya mencapai tujuan.
204
c. Pengarahan (directing)
Di dalam Islam, fungsi pengarahan dilakukan oleh seorang
Nabi (guru) atau pemimpin, untuk memberikan petunjuk tentang
hal yang baik dan yang buruk. Di dalam Al Qur;an surat Al Imran
ayat 110 Allah berfirman:
205
yang telah direncanakan dapat dicapai dengan baik. Oleh karena itu,
peran seorang pemimpin (manajer) dalam manajemen sangat
penting sekali.
d. Pengawasan (controlling)
Di dalam Islam, fungsi pengawasan dapat terungkap pada ayat-
ayat di dalam al-qur’an surat As-Shaaf ayat 3 :
207
Dengan demikian prosedur standar dalam atau SOP (Standar
Operasional Prosedur) harus diketahui dalam menegakkan amar
makruf nahi mungkar atau mencegah tindak kejahatan dalam
rangka menciptakan kamtibmas yang kondusif. Standar prosedur
tersebut haruslah sesuai dengan syariah Islam dan hukum yang
berlaku di NKRI.
Masyarakat yang akan melakukan pencegahan tindak
kejahatan atau yang disebut sebagai pelaksana hisbah (Muhtasib
Muthatawwi’ ; Sukarelawan Hisbah) harus menguasai bagaimana
prosedur standar tersebut agar tidak salah yang akan berdampak
kepada keburukan kepada semua pihak. Karena jika mencegah
kejahatan tanpa manajemen yang baik akan memperoleh hasil yang
sia-sia dan akan tergilas dengan kejahatan yang dilakukan oleh
orang lain dengan manajemen yang rapi.
208
c. Jika ditemui kebenaran dari hasil investigasi tersebut, maka atas
nama masyarakat bersama dengan unsur tokoh masyarakat, tokoh
agama, tokoh pemuda, tokoh adat menyampaikan secara tertulis
agar tempat yang mengandung tindakan kejahatan tersebut
berhenti beroperasi karena memberikan dampak buruk dan
mengancam akan terjadinya gangguan kamtibmas di lingkungan
masyarakat serta bertentangan dengan nilai-nilai agama, akhlak
dan hukum yang berlaku di NKRI. Selanjutnya surat tersebut
disampaikan juga kepada aparat pemerintah melalui Lurah,
Babinkamtibmas, Babinsa atas tindak kejahatan yang terjadi
dilingkungan tersebut.
Jika tindak kejahatan tersebut bersifat besar dan sangat
membahayakan akan memberikan dampak yang sangat cepat
terhaddap gangguan kamtibmas, sementara itu surat yang dituju
kepada Lurah, Babinkamtibmas, Babinsa belum merespon terhadap
hal itu, maka lakukan surat kedua dengan tujuan Camat, Kapolsek
dan Dan Ramil di wilayah setempat dan ditembuskan kepada MUI
tingkat kecamatan setempat.
d. Jika surat kedua yang di tuju kepada Camat, Kapolsek dan Dan
Ramil belum merespon keresahan masyarakat atas tindak
kejahatan yang terjadi, maka lanjutkan surat tersebut kepada
Walikota/Bupati, Kapolres dan Dandim dan dibuat tembusan
kepada MUI Kota/kabupaten.
e. Setelah Surat tersebut sampai kepada Walikota/Bupati, Kapolres
dan Dandim, dan belum juga mendapat tanggapan, maka lanjutkan
surat tersebut kepada Gubernur, Kapolda dan Pangdam dan
tembuskan kepada MUI Provinsi.
209
f. Jika masih belum disahuti oleh pemerintah dan penegak hukum,
maka lakukan pendekatan kepada aparat pemerintah dan penegak
hukum agar melakukan penutupan tempat tindak kejahatan
tersebut secara bersama dengan masyarakat. Dan dalam
penutupan tersebut biar aparat penegak hukum yang berada
digaris terdepan untuk melakukannya dan masyarakat lebih baik
menyaksikan dan mengawasi terhadap penutupan tersebut.
210
Dan selama itu pula tetap menjalin ukhuwah serta
memperbanyak zikir dan doa agar Allah SWT memberikan
kemudahan bagi Muhtasib (petugas hisbah) yang di tunjuk oleh
negara untuk bertindak secara cepat.
3. Manajemen Larangan Dalam Pencegahan Kemungkaran
Selama melakukan hisbah ada larangan yang tidak boleh dilakukan
oleh muhtasib sebagaimana larangan dalam syariah Islam dan hukum
yang berlaku.
a. Muhtasib dilarang memeras, merampas, menjarah, merusak,
membakar, menganiaya dan membunuh pelaku tindakan
kriminal/kejahatan tersebut.Dilarang mengganggu orang atau
pihak manapun yang tidak bersalah.
b. Dilarang melakukan provokasi, penghinaan, pelecehan dan segala
bentuk yang bertentangan dengan hukum syariah islam dan hukum
yang ditetapkan dalam NKRI.
c. Dilarang membawa senjata tajam, api, bahan bakar, bahan peledak
dan bahan lainnya yang dapat mengancam keselamatan orang
banyak.
211
Daftar Pustaka
212
Anwar Yesmil dan Andang Sistem Peradilan Pidana, Bandung :
Widya Padjadjaran, 2009.
Al-Bukhari, ibn Isma’il, Muhammad Matan Al-Bukhari IV
Beirut: Dar Al-Fikr, Tanpa tahun.
Abdul Baqi, Fuad Muhammad, Al- Lu’lu’wal Marjan. Jakarta :
pustaka as- sunnah, 2008.
Ali, Zainuddin, Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika,
2007.
Audah, Abd Al-Qadir, At Tasyrik Al-Jinaiy Al Islamiy, (Beirut:
Dar Al-Kitab Al-Arabi,Tanpa tahun Juz II.
Al Qurtubi, Muhammad ibn Rusyd, Bidayah Al Mujahid, juz II.
Dar Al-Fikr: Tanpa tahun.
Al-Fairuzabadi, al-Qamus al-Muhith Beirut : Muassasah al-
Risalah, 1998.
Al-Kasani, Kitab Badai Ash-Shanai’ VII, Beirut: Dar Al-Fikr
,1996.
al-Munawir, Ahmad Warson Kamus Arab- Indonesia,
Yogyakarta: Agustus, 1984.
al-Hawari, Muhammad Narkoba Kesalahan dan Keterasingan,
Riyadh: 1408 H.
Al-Kasani, ‘Ala Ad-Din Kitab Badai’ Ash-Shanai’ Juz VII Beirut:
Dar Al-Fikr,1996.
As-Sayis, Muhammad Ali Tafsir Ayat Ahkam¸ Jilid 2, Misra : Ali
Assabais, 1953.
ash-Shabuni ali, Muhammad Tafsir Ayat al-Ahkam, cet. 1 Alih
bahasa, Muhammad Hamidy dan Imron A. Mannad. Surabaya : PT.
Bina Ilmu 1985.
213
Buku Pintar BHABINKAMTIBMAS, 2014.
Berry, David Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi, Jakarta:
Raja Grasindo Persada 1983.
Durkheim, Emille, The Division of Labour in Society. Glencoe,
Illinois: Free Press.
Direktorat Pembinaan Keamanan Masyarakat Baharkam Polri,
Jakarta : April 2016.
Dahlan Aziz, Abdul Dkk, Ensiklopedi Islam 1 Jakarta: PT. Ictiar
baru Van Hooeve, 1999.
Dahlan, Zaini Alquran dan Tafsirnya¸ Jilid 1 Yogyakarta :, PT.
Dana Bhakti Wakaf, 1995.
Dahniel, Amelza Rycko http://polisikita.id/index.php/ilmu-
kepolisian/hukum-kepolisian/41-community-policing diakses
5/12-2016
Djazuli, H. A., Fiqh Jinâyah: Upaya Menanggulangi Kejahatan
dalam Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996.
Fatah, Nanang Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung:
Remaja Rosda Karya : 2006.
Ibrahim Hosen, Apa itu judi? Cet. 1 Jakarta : Institut Ilmu
Alquran : 1986.
Ibrahim, Mahdi, Amanah dalam Manajemen, Jakarta :Pustaka
Al Kautsar, 1997.
Imarah, Muhammad, Islam dan Keamanan Sosial Jakarta:
Gema Insani Press, 1999.
Ibnu Taimiyah, Majmu’ah Al-Fatawa
Ibn Abdullah ibn Qudamah, Muhammad Kitab Badai’ Ash-
Shanai’ fi Tartib Asy-Syarai’ VII, Beirut: Dar Al-Fikr,1996.
214
215
Ibnu Khaldun, Muhammad, Muqaddimah Ibn Khaldun, cet. IV.
Beirut : Dar Al-Qalam : 1981.
Ibnu Manzhur, Lisan al- Arab jld. III Kairo : ad-Dar al-
Mishriyah li al-Ta’lifil wa al-Tarjamah, tt,
Hartono dan Aziz, Arnicun, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta :Bumi
Aksara, 2008.
Hafidhuddin, Didin dan Tanjung, Hendri, Manajemen Syariah
Dalam Praktik, Jakarta : Gema Insani Press, 2003.
Hamka, Tafisr Al-Azhar, Jakarta:Pustaka Panjimas, 1983.
Kunaefi, Aam, Fungsi Penggerakan Dalam Meningkatkan
Efektifitas Kinerja Bintara Pembimbing Kamtibmas,Skripsi Sarjana
pada FISIP Uniga Garut, 2003.
Kartono, Kartini Patologi Sosiologi 2 Kenakalan Remaja,
Jakarta: Rajawali, 1986.
Kamaludin Ahmad, Undang dan Alfan Muhammad, Etika
Manajemen Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta:Rineka
Cipta,1990.
Kunarto, Etika Kepolisian. Jakarta: Cipta Manunggal : 1997.
Kuper Adam dan Kuper Jessica, Ensiklopedi ilmu-ilmu sosial,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000.
Lamintang, P.A.F. Hukum Penitensier Indonesia, Bandung :
Armico, 1984.
Lydia at all Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan
Narkoba Berbasis Sekolah. Jakarta: Balai Pustaka, 2006
Manzhur, Ibnu, Lisan al- a’rab.
Ms Bakry, Noor, Pancasila Yuridis Kenegaraan, Yogyakarta :
216
Liberty, 1985.
Momo,vKelana, Memahami Undang-Undang Kepolisian. Cet. 5.
Jakarta, PTIK–Press, 2002.
M. Zein, Satria Effendi, Arifin Jaenal, Salim GP, M. Arskal
Kejahatan terhadap Harta dalam Perspektif Hukum Islam, dalam
Pidana Islam di Indonesia: Peluang, Prospek dan Tantangan, Jakarta:
Pustaka Firdaus, 2001.
O’Block L , Robert.Security and Crime Prevention. Mosby
Company, St Louis, 1981.
Prodjodikoro, Wirjono, Tindak-tindak Pidana Tertentu di
Indonesia, Bandung : Eresco : 1986.
Qardhawi, Yusuf, Fqih Al-Jihad : Dirasah Muqaranah li
Ahkamihi wa Falsafatihi fi Dhau’ Alquran wa Al-sunnah, terj. Irfan
Maulana Hakim et al., Fiqih Jihad : Sebuah Karya Monumental
Terlengkap Tentang Jihad Menurut Alquran dan Sunnah, Bandung :
PT. Mizan Pustaka, 2010.
Raharjo, Dawam, Ensikolpedi Al-Quran, Jakarta: Paramadia,
1996.
Rasyid, M. Hamdan, Fiqh Indonesia, Himpunan Fatwa-fatwa
Aktual, Jakarta: PT. Al-Mawardi Prima, 2003.
Rachman, Hermawan.S, Penyalahgunaan Nakotika Oleh Para
Remaja. Bandung: Eresco Bandung, 1986.
Rahman Abdur, Jamaal, Athfaalul Muslimin, Kaifa
Rabbaahumun Nabiyyul Amiin, terj. Bahrun Abu Bakar Ihsan Zubaidi,
Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah Bandung : Penerbit
Irsyad Baitus Salam, 2005.
217
Syihab, Rizieq Dialog FPI Amar Makruf Nahi Mungkar,tanpa
tahun dan tanpa penerbit.
Shadily, Hassan, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia,
Jakarta:Rineka Cipta,1993
Syani, Abdul, Sosiologi;Skematika, Teori dan Terapan
Jakarta:PT Bumi Aksara; 2002.
Sabardi, Agus Manajemen Pengantar, Edisi Revisi, Yogyakarta,
UPP AMP YKN. 2008.
Sudarsono, Kenakalan Remaja: Jakarta : Rineka Cipta. 1995.
Setya Joewana, Herlina Lydia, Martono, Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah.
Jakarta: Balai Pustaka. 2006.
Sabiq, Sayid Fiqih As-Sunnah, Beirut: Dar Al-Fikr, 1980.
__________ Fiqh As-Sunnah, juz II, Beirut: Dar Al-Fikr,1980.
Soesilo, R. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Serta
Komentar- komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Bogor:
Politea,1984.
Syaraf al-Nawâwi bin, Abû Zakariya Yahya, Syarah Shahîh
Muslim, Bayrut: Dâr al-Fikr, t.t.
Soerodibroto, R. Soenarto KUHP dan KUHAP, Ed. 5 Jakarta : Pt.
Raja Grafindo Persada, 2006.
Sunan Ibnu Mâjah, Ibn Mâjah, Bairut: Dâr al Fikr, 1415
H./1995 M.
Tanthowi, Jawahir, Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran
Al-Qur’an, Jakarta, Pustaka Al-Husna, 1983.
Tongat, Hukum Pidana Meteriil, (Malang : UMM Press, 2003)
Wahyuni Nafis, Muhammad, Rekonstruksi dan Renungan
218
Religius Islam, Jakarta : Paramadina : 1996.
Situs Internet :
http://siswatibudiarti.wordpress.com/2010/12/23/kenakala
n-remaja-bentuk-penyebab-dan-cara-mengatasinya/
https://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/08/teori-pengantar-
manajemen-definisi.html, diakses 18/12-2016
http://studimanajemen.blogspot.co.id/2012/08/fungsi-
manajemen-menurut-george-terry.html, diakses 18/12-2016
http://rocketmanajemen.com/20-definisi-manajemen-
menurut-para-ahli/, diakses, 18/12-2016
http://dhono-wareh.blogspot.com/2012/04/contoh-kasus-
kenakalan-remaja.html, tanggal download 10/10-12.
http://www.batararayamedia.com/page.php?menu=artikel&i
d=85&title=Kenakalan-Remaja-VS-Kenakalan-Orang-Tua-Mari-Kita-
Cermati 2/11/2012
http://gobloggeris.blogspot.com/2012/02/makalah-
kenakalan-remaja.html 17/10/12
http://www.scribd.com/doc/94002869/Pengertian-Remaja-
Menurut-Para-Ahli. download 28/10/12.
http://taufiqurrahmannoermuslim.blogspot.com/2012/01/
kenakalan-remaja.html tgl 10/10/12.
http://faruqngabar.wordpress.com/2012/09/26/kenakalan-
remaja-ditinjau-dari-perspektif-psikologi-komunitas/ 10/10/12.
http://faruqngabar.wordpress.com/2012/09/26/kenakalan-
remaja-ditinjau-dari-perspektif-psikologi-komunitas/ tanggal
download 10/10/12.
http://faruqngabar.wordpress.com/2012/09/26/kenakalan-
219
remaja-ditinjau-dari-perspektif-psikologi-komunitas/
http://www.batararayamedia.com/page.php?menu=artikel&i
d=85&title=Kenakalan-Remaja-VS-Kenakalan-Orang-Tua-Mari-Kita-
Cermati 2/11/2012
http://www.fiqihkehidupan.com/bab.php?id=171 diakses
13/12-2016
http://www.organisasi.org/1970/01/arti-definisi-
pengertian-zat-adiktif-jenis-macam-dampak-efek-ketergantungan-
pada-organisme-hidup.html, diakses 07/12-2016
http://chemistry35.blogspot.co.id/2012/07/zat-psikoaktif-
zat-adiktif.html ; diakses 08/12-2016)
https://id.wikipedia.org/wiki/Absorpsi ;diakses pada 08/12-
2016)
https://www.academia.edu/8837628/RELEVANSI_KHAMR_D
AN_NARKOBA_DALAM_HUKUM_ISLAM diakses tanggal 07/12-2016
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-tindak-
pidana-pencurian-dan.html (diakses 08/12-2016)
http://islahilwathon.blogspot.co.id/2013/12/makalah-fiqih-
jinayah-tentang-pembunuhan.html diakse 08/12-2016
http://averroeisme.blogspot.co.id/2009/06/blog-post.html,
diakses tanggal 30/11/2016)
https://almanhaj.or.id/3383-fikih-hudud.html, diakses
01/12-2016)
http://www.nasrudin.web.id/2016/03/perbedaan-mukallaf-
dan-baligh-dalam.html; diakses tanggal 01 /12-2016
220