DUKUNGAN....................................................................................................... 13
Mengobrol dengan Anak itu Mengasyikan............................................................. 14
Obrolan Pulang Sekolah...................................................................................... 15
Ayo Berdiskusi.................................................................................................... 16
Dorong Ayo Rasa Ingin Tahu Anak....................................................................... 17
Bereksplorasi Bersama Anak Menyenangkan......................................................... 18
STIMULASI...................................................................................................... 28
Ayo Membaca Buku Anak.................................................................................... 29
Membacakan Buku untuk Anak............................................................................ 30
Bermain Peran Itu Penting, Lho........................................................................... 31
Kenalkan Bermain dengan Aturan pada Anak........................................................ 32
Ayo Buat Alat Permainan Edukatif Sederhana........................................................ 33
Dorong dan Stimulasi Keterampilan Bantu Diri Anak.............................................. 34
Kenalkan dan Dukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak.............. 35
Kenalkan Lingkungan Sekitar pada Anak............................................................... 36
Ayo Bereksplorasi ke Lingkungan Baru.................................................................. 37
Panduan dan toolkit kesiapan bersekolah yang tersedia merupakan bagian dari program
untuk mendorong kesiapan bersekolah anak. Buku-buku ini terdiri dari satu buku Pedoman
Kesiapan Bersekolah dan tiga buku Panduan Toolkit Kesiapan Bersekolah serta tiga buku
Toolkit Kesiapan Bersekolah. Panduan dan Toolkit masing-masing terdiri atas buku-buku untuk
Kesiapan Anak, Kesiapan Keluarga dan Kesiapan Sekolah. Penggunaan buku-buku ini diharapkan
dapat memberikan wawasan yang jelas kepada orang tua dan guru mengenai kesiapan anak
bersekolah beserta cara-cara mengembangkannya. Prinsip-prinsip bermain adalah belajar bagi
anak, pendidikan anak usia dini yang holistik dan terintegrasi serta sekolah ramah anak menjadi
landasan yang kuat dalam aktivitas-aktivitas yang disarankan dalam buku-buku ini. Kerjasama
keluarga dan sekolah diharapkan dapat tercipta, sehingga anak mendapatkan manfaat yang
maksimal.
Bagaimana:
· Berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
· Berbicara dengan bahasa yang sederhana
· Gunakan nada yang rendah, tidak melengking
· Beri kesempatan untuk anak lebih banyak berbicara
· Hargai apapun yang disampaikan oleh anak
Kegiatan:
· Ketika anak pulang sekolah, anak ditanya bagaimana
tadi di sekolah
· Ketika anak sedang bermain, anak diminta untuk
menceritakan permainan yang sedang dimainkan
· Sambil berjalan-jalan, anak diajak bercakap-cakap
tentang apa yang dilihatnya
· Perbincangan di meja makan juga menarik untuk
dilakukan ketika semua anggota keluarga berkumpul
·
Bagaimana:
· Dorong anak untuk mencoba dan berusaha
· Puji usaha yang dilakukan anak, bukan hanya berfokus
pada hasilnya
Kegiatan:
· Ketika anak berinisiatif membantu kita atau orang
lain, berikan pujian
· Ketika anak berusaha mengerjakan tugasnya setiap
hari, acungkan jempol
· Ketika anak tidak berhasil melakukan sesuatu setelah
mencoba, katakana “Lain kali kamu akan berhasil.”
· Ketika anak menyelesaikan tugas yang diberikan,
berikan tepukan bahu
Bagaimana:
· Panggilan sayang khusus bagi tiap anak bisa sebagai
tanda cinta. Misal “Terima kasih Princess-nya mama”
atau “Terima kasih, Jagoan-nya Papa”
· Beri sentuhan sebagai bagian komunikasi non-verbal
untuk menunjukkan rasa cinta
· Mengatakan kalimat sederhana seperti, “Ibu sayang
adik” atau “Sayangnya bapak” dapat diucapkan
sesering mungkin dalam berbagai kesempatan
Kegiatan:
· Sebanyak mungkin dalam aktivitas harian, seperti
ketika akan berangkat sekolah atau sebelum anak
tidur malam
· Ketika anak melakukan kesalahan, setelah berdiskusi
katakan bahwa Anda mencintai anak
Bagaimana:
· Berikan tanda bahwa kita menyimak ceritanya, seperti
“Oh ya?” atau “Wah, iya yaa…”
· Tanyakan kelanjutan atau detil ceritanya
· Gunakan nada yang riang dan penasaran, misalnya
“Oh ya, Lalu bagaimana?”
· Usahakan untuk memberikan perhatian penuh saat
anak bercerita
Kegiatan:
· Saat menjemput anak pulang sekolah
· Saat menemani anak belajar di rumah
· Saat menemani anak bermain
Bagaimana:
Usahakan untuk memusatkan perhatian ketika anak
berbicara dengan melakukan kontak mata dan posisi
tubuh menghadap ke anak
Kegiatan:
· Ketika anak mengajak kita berbicara, upayakan
agar anak melihat kita dengan posisi mata yang
sejajar, misalnya dengan berlutut dan menjawab
pertanyaannya
· Usahakan untuk menunjukkan wajah tersenyum agar
anak merasa diterima dan dihargai
· Menatap ke wajah anak pada saat menyampaikan
sesuatu
Bagaimana:
· Ketika anak menunjukkan emosi positif, seperti
berteriak-teriak gembira, berlari sambil berjingkat-
jingkat, maka sebagai orang tua kita menyambutnya
dengan kata-kata, “Wah, kamu lagi senang, ya.”
· Pada saat anak tampak murung, menarik diri, atau
tidak mau diajak berbicara, maka kita bisa menanyakan
apa yang ia rasakan saat ini, misalnya “Apa yang kamu
rasakan saat ini? Mengapa diam saja?”
· Sebagai orang tua, kita mencoba berkreasi terhadap
respons emosi yang ditampilkan anak
· Beri dukungan ketika anak berkegiatan dengan
menunjukkan ekspresi senang dan memberikan
kalimat positif
Kegiatan:
· Katakan misalnya, “Mama tau kamu sedang
sedih. Betul tidak kamu sedang sedih?” Kemudian
membicarakan perasaan sedih yang dialami anak.
Bagaimana:
Pada setiap kesempatan, minta anak untuk melakukan
aktivitasnya secara mandiri. Berikan kesempatan anak
untuk melakukannya sendiri lalu berikan penghargaan
atau pujian ketika dia bisa melakukannya.
Kegiatan:
· Pada kegiatan mandi, dorong anak untuk mandi
sendiri
· Pada saat makan bersama, minta anak untuk menyuap
sendiri
· Ketika anak pakai seragam, kaos kaki, dan sepatu,
biarkan anak melakukan sendiri
Bagaimana:
Dorong anak untuk memperhatikan sekelilingnya, untuk
mengetahui apakah ada tindakan yang perlu dilakukan.
Misalnya, meletakkan pensil yang jatuh ke tempat
semula, memindahkan kursi agar tidak menghalangi
jalan, memberikan sedekah kepada orang yang
membutuhkan, dsb.
Kegiatan:
· Orang tua dapat membiasakan anak untuk bersikap
peka terhadap hal-hal yang terjadi di lingkungan,
misalnya di sekolahnya, dan kemudian meminta anak
untuk memberikan bantuan atau melakukan sesuatu
terkait dengan lingkungannya. Misalnya orang tua
dapat mengatakan, “Coba lihat di sana, apakah ada
yang bisa Adik lakukan untuk membantu?”
Bagaimana:
Ketika anak menghadapi masalah, tahan diri Anda
untuk ikut campur apalagi menyelesaikan konflik yang
sedang dihadapi anak. Amati dulu bagaimana anak
menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
Kegiatan:
Pada saat anak sedang terlihat dalam konflik, Anda
cukup mengamati dan menjaga agar tidak terjadi
bahaya. Setelah itu, Anda dapat mengajak anak untuk
membicarakan tentang kejadian tersebut. Tanyakan,
apakah tindakan yang dilakukan sudah betul, apabila
Anda merasa bahwa tindakannya kurang tepat, Anda
dapat mengusulkan beberapa alternatif tindakan.
Mengapa:
Anak memerlukan pola aktivitas harian yang rutin agar
ia mampu mengarahkan diri dan melakukan antisipasi
aktivitas secara mandiri.
Bagaimana:
Buat jadwal harian anak setiap harinya. Tentukan waktu
yang konsisten untuk kegiatan rutin anak: bangun tidur,
makan, mandi, tidur, dan bermain.
Kegiatan:
Orang tua bersama anak membuat jadwal harian
bersama. Bantu anak untuk menetapkan jam berapa ia
akan bangun tidur, makan, mandi, tidur, dan bermain.
Buat gambarnya bersama-sama untuk menghias jadwal
tersebut, sehingga setiap aktivitas yang dilakukan akan
merujuk pada gambar yang dibuat.
Tips:
Anak dapat dikenalkan dengan konsep waktu (jam)
dengan cara menggambar jam analog. Anak dapat
mencocokkan jarum-jarum di jam dinding rumah dengan
di gambar, sehingga ia tahu apa yang harus dikerjakan
saat itu.
Bagaimana:
Manfaatkan setiap kesempatan untuk berkomunikasi
dengan anak, misalnya ketika dalam perjalanan, ketika
makan bersama, ketika membaca buku bersama,
ataupun pada saat bermain dengan anak.
Kegiatan:
· Ketika jalan-jalan ke taman, orang tua dapat
menanyakan tentang pengalaman anak saat dulu
pernah ke taman
· Saat makan bersama Ibu menceritakan kegiatan di
pekerjaannya pada hari tersebut
· Pilih satu buku cerita yang ada di rumah, bacakan
buku tersebut, lalu lakukan tanya jawab dengan anak
mengenai hal-hal yang ada dalam buku cerita tersebut
Bagaimana:
Ketika anak selesai berkegiatan di sekolah, tanyakan
kegiatan main apa saja yang dilakukan, bermain dengan
siapa, dan bagaimana perasaannya saat bermain
bersama teman-temannya.
Kegiatan:
· Dalam perjalanan menemani anak pulang sekolah,
Ibu dapat menanyakan kegiatan anak pada hari itu
· Sambil menyiapkan makan siang, minta anak untuk
menceritakan kegiatan yang dilakukan anak di sekolah
Bagaimana:
· Bahaslah kejadian yang dialami sendiri oleh anak atau
yang menarik perhatian anak, ajukan pertanyaan-
pertanyaan dengan menggunakan kata tanya apa,
mengapa, kapan, siapa, di mana, dan bagaimana.
Dengan demikian, maka Anda mengarahkan pemikiran
dan jawaban anak.
Kegiatan:
· Membahas kejadian yang ia atau temannya alami di
sekolah, misalnya jika temannya menangis
· Membahas kejadian dalam buku cerita anak
· Membahas hal yang ditanyakan oleh anak
Bagaimana:
Ajukan pertanyaan terbuka ketika anak sedang
melakukan aktivitas atau ketika anak sedang mengamati
sesuatu.
Kegiatan:
· Beri kesempatan anak untuk terlibat dalam kegiatan-
kegiatan di dalam rumah maupun di luar rumah.
Ketika Ibu sibuk di dapur, anak dilibatkan dalam
kegiatan tersebut. Ibu dapat memberikan penjelasan
mengenai hal-hal yang ditemui di dapur
· Ketika berkegiatan bersama Ayah, misalnya
Ayah mencuci motor kesayangannya, anak dapat
terlibat dalam kegiatan tersebut dan Ayah memiliki
kesempatan untuk menjelaskan kerja roda yang ada
di sepeda motor
Bagaimana:
· Ajak anak memperhatikan kejadian-kejadian kecil di
lingkungan.
· Kenalkan pada anak hal-hal baru yang belum pernah
diketahui sebelumnya
Kegiatan:
· Ajak anak berjalan-jalan di taman sekitar atau tempat
wisata alam
· Ajak anak mengamati macam-macam hewan dan
perilakunya, contoh: memperhatikan semut berbaris
di rumah atau di tempat lain
· Mengamati bermacam-macam pohon atau bunga-
bungaan
Bagaimana:
Sedaiakan beberapa bahan yang ada di lingkungan
sekitar, kemudian ajak anak untuk membuat sesuatu
yang bermakna. Misalnya membuat amplop surat, kotak
pensil, hiasan untuk kamar dengan menggambar atau
bentuk-bentuk dari plastisin, atau membuat makan pagi
untuk keluarga.
Kegiatan:
· Dengan menggunakan bahan bekas yang ada di
rumah, misalnya bekas kotak susu, bekas majalah
atau koran, dan kertas kado, ajak anak membuat
karya pribadi
· Ajak anak untuk membuatkan makan pagi untuk
keluarga
· Ajak anak membuat kue-kue sederhana
Bagaimana:
· Sediakan lagu-lagu anak. Beri kesempatan anak yang
memilih lagu
· Perdengarkan lagu anak-anak dan ajak anak untuk
bernyanyi bersama. Setelah itu beri kesempatan pada
anak menyanyi sendiri dan jangan lupa berikan pujian
Kegiatan:
· Sediakan waktu untuk mengajak anak mengengarkan
lagu anak
· Saat menonton kartun kesayangannya dan ada
musik yang dinyanyikan tokoh, ajak anak juga
menyanyikannya bersama
Bagaimana:
Biarkan anak bergerak sepuasnya, namun tetap dalam
pengawasan.
Kegiatan:
· Ajak anak ke lapangan rumput, agar anak dapat
bergerak di lapangan dengan bergerak bebas dengan
mengangkat kaki, tangan, menggerakkan seluruh
bagian tubuh bersama Ayah, Ibu, ataupun saudara-
saudaranya
· Anak diajak melakukan gerakan menirukan gerak
pohon, gerak binatang, atau gerak alam (seperti
angin, daun, atau pohon)
Kegiatan:
· Bermain bersama permainan anjing dan kucing, ular
naga atau lompat tali
· Bermain ular nagaBermain petak umpetBermain
lompat tali
· Bermain bersama petak umpet
· Bermain bersama lompat tali
Bagaimana:
· Memastikan alat bermain anak tidak berbahaya
· Membuat aturan main yang disepakati bersama
· Mengenalkan lingkungan main terlebih dahulu pada
anak
· Menyesuaikan kegiatan bermain dengan kemampuan
atau keterampilan anak
Kegiatan:
· Ajak anak berdiskusi terlebih dahulu mengenai
kegiatan bermain yang akan dia lakukan, terutama
terkait dengan sebab dan akibatnya
· Ajak anak membuat dan memahami aturan main yang
disepakati bersama
· Ajak anak melakukan kegiatan bermain yang
menstimulasi fisik motorik serta menggunakan alat
bantu, seperti naik sepeda, memainkan permainan
tradisional, ataupun kegiatan sederhana seperti
berkebun dan memasak
Mengapa:
Anak perlu dibangun kepercayaannya kepada Tuhan
Yang Maha Esa sebagai satu-satunya pencipta alam
semesta
Bagaimana:
· Ajarkan tentang cara beribadah yang benar
· Ajak anak untuk beribadah bersama secara konsisten
Kegiatan:
· Mengajak anak melakukan ibadah bersama-sama
· Mengenal doa sehari-hari
· Merayakan hari raya keagamaan bersama-sama
keluarga
Tips:
· Beri teladan dalam melakukan ibadah
· Mengingatkan anak untuk beribadah namun tidak
dengan cara memaksa
Bagaimana:
· Ajarkan cara berdoa yang benar
· Biasakan anak berdoa sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas
Kegiatan:
· Ajak anak berdoa dan mengucapkan syukur sebelum
dan sesudah makan
· Ajak anak berdoa ketika anak merasa kurang nyaman
· Ajak anak berdoa untuk orang lain meskipun anak
tidak mengenal orang tersebut, misalnya berdoa
untuk korban bencana alam
Mengapa:
Anak perlu belajar berempati atau merasakan apa yang
dirasakan orang lain.
Bagaimana:
Ajak anak ke tempat-tempat yang lingkungannya kurang
beruntung dibandingkan dirinya. Dengan cara ini,
maka anak dapat memahami kesulitan orang lain dan
mengembangkan kepekaannya.
Kegiatan:
· Mengunjungi panti asuhan atau panti jompo, atau
tempat penampungan anak terlantar
· Mengajak anak bersedekah ketika kegiatan
keagamaan
· Memberikan sumbangan
Tips:
· Berikan contoh perilaku memperhatikan sesama yang
kurang beruntung karena anak belajar dengan meniru
· Bila anak merasa tidak nyaman, jangan dipaksa,
namun pada waktu yang berbeda orang tua dapat
mendiskusikan tentang kondisi yang ada di sana
Bagaimana:
· Dampingi anak saat awal bermain dengan teman
sebaya, dan lepas bila anak sudah merasa aman dan
nyaman
· Diskusikan aturan main dengan teman sebaya untuk
menghindari konflik sosial
Kegiatan:
· Ajak anak bermain ke rumah keluarga atau teman
keluarga yang memiliki anak seusianya
· Ajak anak ke taman yang biasa dikunjungi oleh anak-
anak seusianya
· Dorong anak untuk terlibat dalam permainan-
permainan kelompok, seperti permainan tradisional,
bermain peran, bermain dengan aturan, olahraga dan
lain sebagainya. Pada intinya hanya mendorong dan
memberi kesempatan anak bermain dengan teman
sebaya
Kegiatan:
· Ajak anak untuk memilih satu buku sebagai
“buku favorit anak minggu ini” dan mintalah anak
menceritakannya ke orang tua atau anggota keluarga
lainnya
· Menceritakan kembali buku yang telah dibaca
Mengapa:
Membacakan buku untuk anak akan membantunya
dalam menambah pengetahuan dan meningkatkan
ikatan emosional antara anak dan orangtua.
Bagaimana:
Buatlah waktu-waktu khusus untuk membacakan cerita.
Kegiatan:
· Bacakan buku cerita sejenak menjelang anak tidur di
malam hari
· Bacakan buku cerita saat waktu luang
Tips:
· Selalu jadwalkan waktu khusus dalam sehari meskipun
hanya 5 menit untuk membaca. Waktu efektif adalah
menjelang anak tidur malam, namun bisa juga
mengalokasikan waktu setelah mandi sore, pagi hari
seraya menunggu jemputan sekolah, dsb
· Berikan teladan dengan senang membaca di hadapan
anak
Bagaimana:
· Izinkan anak untuk menggunakan beragam peralatan
yang ada di rumah untuk bermain peran. Orangtua
dapat juga mengajak anak membuat peralatan
sederhana untuk menambah alat bermain peran
· Dukung anak untuk bermain peran dramatik yang
tidak hanya bermain secara individu, tetapi juga
bermain bersama dengan teman sebayanya. Orang
tua dapat ikut terlibat menjadi salah satu tokoh dalam
permainan peran dramatik anak
Kegiatan:
Saat anak mulai bermain, tanyakan “Adik jadi apa / siapa
sekarang?” Misalnya anak sedang berpura-pura menjadi
superhero kesukaannya. Orang tua ikutlah bermain
peran menjadi teman superhero-nya atau menjadi
musuh menyesuaikan skenario yang dimainkan anak.
Setelah selesai bermain, orang tua dapat bertanya atau
Bagaimana:
· Kenalkan aturan dalam bermain pada anak dan
pastikan anak memahaminya
· Pilihlah permainan dengan aturan yang mudah
terlebih dahulu. Jika anak sudah terbiasa, baru pilihlah
permainan yang lebih kompleks
· Ajak anak untuk melakukan kegiatan bermain di
halaman yang memungkinkan kegiatan bermain fisik
secara berkelompok
Kegiatan:
· Saat waktu bermain, kenalkan permainan dengan
aturan sederhana, seperti ular naga atau petak umpet.
Berikan contoh atau langsung mencoba permainan
jika anak kurang dapat memahami aturan
· Ajak anak sebayanya di lingkungan sekitar untuk ikut
bermain dalam permainan kelompok dengan aturan
sehingga anak juga dapat bersosialisasi dengan
sebayanya
Bagaimana:
· Gunakan bahan-bahan yang dapat diperoleh di rumah
atau lingkungan sekitar, seperti kertas karton, botol,
lidi, kancing, dan lain sebagainya
· Orang tua juga dapat menggunakan bahan yang
dapat diperoleh di alam, seperti daun, kerikil, atau
ranting pohon kecil
· Kelompokkan bahan-bahan yang ada di rumah untuk
digunakan sebagai bahan belajar anak, seperti:
bahan alam untuk mempelajari konsep matematika
dan bahan daur ulang untuk membuat karya seni
Kegiatan:
· Membuat jam dinding dari karton dan lidi atau sendok
untuk belajar tentang konsep waktu
· Membuat perahu dari kertas majalah untuk
mengenalkan cara perahu mengapung di air
Bagaimana:
· Ajarkan secara perlahan dan satu per satu keterampilan
yang perlu dikuasai anak
· Berikan contoh dan dampingi selama prosesnya
sehingga anak berlajar secara bertahap
· Berikan kesempatan anak untuk mencoba sendiri
keterampilan yang diajarkan meskipun anak terlihat
kesulitan
· Dukung dan berikan pujian saat anak mampu untuk
mengerjakan satu keterampilan bantu diri.
Kegiatan:
· Ajak anak untuk melepas dan memakai baju sendiri
saat akan dan selesai mandi
· Ajak anak membawa piring bekas makannya ke dapur
dan mencuci bersama
· Ajarkan anak untuk memakai sepatu sendiri
Bagaimana:
· Ajak anak untuk turut serta dalam kegiatan yang
diselenggarakan oleh lingkungan
· Ajak anak melihat sekolah pilihannya
· Ajak anak untuk bermain di taman sekitar
Kegiatan:
· Semangati anak untuk mengikuti perayaan hari
kemerdekaan RI di RT masing-masing sehingga dapat
berkenalan dengan anak lain yang tinggal dekat
dengan mereka tetapi kemungkinan belum pernah
bertemu sebelumnya
· Menyusuri jalan menuju ke sekolah pilihan
· Mengamati dan mendiskusikan kondisi sekolah pilihan
anak
· Mengenalkan anak pada tetangga
Bagaimana:
· Diskusikan terlebih dahulu rencana untuk mengajak
anak berkunjung ke tempat yang baru
· Sedapat mungkin, pilihlah tempat yang sesuai minat
anak
· Persiapkan perlengkapan yang biasa dibutuhkan anak
ketika berjalan-jalan agar anak nyaman
Kegiatan:
· Jika anak suka menggambar, ajak anak ke tempat
pameran lukisan, galeri, atau mengunjungi orang
yang suka melukis
· Jika anak suka bermain di taman, ajak anak ke tempat
wisata alam atau berkemah bersama
· Jika anak suka membantu memasak, ajak anak ke
berbagai tempat makan sekaligus mengenalkan
makanan baru