Anda di halaman 1dari 178

BANK DAN LEMBAGA

KEUANGAN LAINNYA

Wurjanto Nopijantoro
Taufik Raharjo
Ambang Aries Yudanto

Politeknik Keuangan Negara STAN

i
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

Hak Cipta © Penulis

Editor
Pratin

Penulis
Wurjanto Nopijantoro
Taufik Raharjo
Ambang Aries Yudanto

Desain Sampul
Irawan

Penata Letak
Tekumseh Rasyid Kholidin

Diterbitkan oleh
Politeknik Keuangan Negara STAN
Jl. Bintaro Utama Sektor V, Bintaro Jaya
Tangerang Selatan, Banten, Indonesia 15222
Telp. 021 7361654-58 Ext.113 Fax. 021 7361653

Cetakan Perdana: Juli 2020

Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT)


BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA
Tangerang Selatan: Politeknik Keuangan Negara STAN, 2020
ISBN: 978-623-93618-2-2

Isi di luar tanggung jawab percetakan

ii
SEKAPUR SIRIH

Bank dan Lembaga Keuangan lainnya merupakan salah satu kunci


petumbuhan ekonomi bangsa ini. Hampir setiap aktivitas ekonomi pastilah
melibatkan industri perbankan, dengan alasan kemudahan dan lain
sebagainya. Karena pentingnya pengetahuan tentang bank dan lembaga
keuangan lainnya, maka seluruh fakultas ekonomi di seluruh Universitas di
Indonesia menyuguhkan pengetahuan ini yang dikemas dalam mata kuliah
“Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, tak luput Politeknik Keuangan
Negara STAN juga memberikan materi ini kepada para mahasiswanya.
Buku ini terlahir dari sebuah keinginan para dosen atau pengajar mata kuliah
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, agar menjadi panduan bersama dalam
mengajarkan mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya kepada
mahasiswa. Buku ini mengajikan bahasan mengenai konsep uang, kebijakan
moneter, dan proses bisnis industri perbankan dan lembanga keuangan
lainnya.
Sebagai simpul akhir, saya mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada
Politeknik Keuangan Negara STAN yang telah memfasilitasi terbitnya buku ini.
Dan tak lupa terimakasih kepada semua penulis yang telah menyumbangkan
karyanya untuk dapat dielaborasikan dalam buku ini. Semoga buku ini menjadi
jembatan yang baik antara berbagai pihak untuk selalu menciptakan ruang
belajar yang merdeka.

Tangerang Selatan, Mei 2020


Penulis

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ ii


Sekapur Sirih ................................................................................................ iii
Daftar Isi ....................................................................................................... iv
Daftar Tabel.................................................................................................. v
Dafrar Gambar ............................................................................................. vi
BAB 1 Uang.................................................................................................. 1
BAB 2 Lembaga Keuangan Bank ................................................................. 12
BAB 3 Manajemen Dana Bank (Funding) ..................................................... 22
BAB 4 Manajemen Kredit (Lending) ............................................................. 36
BAB 5 Suku Bunga ....................................................................................... 44
BAB 6 Jasa Bank Lainnya ............................................................................ 50
BAB 7 Otoritas Moneter dan Jasa Keungan ................................................ 61
BAB 8 Pasar Uang dan Valuta Asing ............................................................ 85
BAB 9 Asuransi ............................................................................................ 93
BAB 10 Kartu Plastik .................................................................................... 104
BAB 11 Lembaga Keungan Internasional ..................................................... 113
BAB 12 Fintech ............................................................................................ 122
Daftar Pustaka.............................................................................................. 137
Lampiran (RPS) ........................................................................................... 138
Biodata Penulis ............................................................................................ 143

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Perbedaan Cek dan Giru ............................................................. 28


Tabel 3.2: Alur Proses Penarikan Deposito Tunai......................................... 32
Tabel 10.1: Daftar Penyelenggara Uang Elektronik ...................................... 108
Tabel 11.1: Anggota IDB .............................................................................. 119

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1: Contoh Cek..................................................................... 26


Gambar 3.2: Contoh Bilyet Giro........................................................... 28
Gambar 7.1: Struktur Perbankan Indonesia ........................................ 62
Gambar 10.1: Sistem Kerja Kartu Plastik ............................................ 105

vi
UANG

Tujuan Pembelajaran:
Pada bab ini mahamahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan sejarah perkembangan uang
2. Menjelaskan jenis dan fungsi uang
3. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi uang beredar
4. Menjelaskan teori kualitatif dan kuantitatif uang
5. Menjelaskan peranan uang dalam perekonomian BAB

Untuk mengawali kegiatan belajar, Pindailah kode bar


disamping, simak video dalam daftar video dan
pelajari serta pahamilah isi materi yang ada di
dalamnya.

A. Pengertian Dan Sejarah Perkembangan Uang


Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses
perkembangan yang panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal
pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan
usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari
bahan-bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri;
singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhannya. Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia pada
kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk
memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang
tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan
barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya
muncullah sistem 'barter‘ yaitu barang yang ditukar dengan barang. Namun
pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini.
Di antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai
barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya

1
serta kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama
lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya.
Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan
benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang
ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh
umum (generally accepted) benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar
diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang
merupakan kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang
Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah.
Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang: orang
Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin salarium
yang berarti garam.
Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada.
Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat
tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang,
penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit
dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-
benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama. Kemudian
muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih sebagai alat
tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama
dan tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah
dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan alat tukar karena memenuhi syarat-
syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang logam emas dan perak juga
disebut sebagai uang penuh (full bodied money). Artinya, nilai intrinsik (nilai
bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata
uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur,
menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak terbatas dalam
menyimpan uang logam. Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul
suatu anggapan kesulitan ketika perkembangan tukar-menukar yang harus
dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam mulia (emas
dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk
transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas Mula-mula
uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak
sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang
kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan
emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu
dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya,
masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat
pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan 'kertas-bukti' tersebut
sebagai alat tukar.
Suatu benda dapat dijadikan sebagai "uang" jika benda tersebut telah
memenuhi syarat-syarat tertentu. Pertama, benda itu harus diterima secara
umum (acceptability). Agar dapat diakui sebagai alat tukar umum suatu benda
harus memiliki nilai tinggi atau —setidaknya— dijamin keberadaannya oleh
pemerintah yang berkuasa. Bahan yang dijadikan uang juga harus tahan lama

2
(durability), kualitasnya cenderung sama (uniformity), jumlahnya dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat serta tidak mudah dipalsukan (scarcity).
Uang juga harus mudah dibawa, portable, dan mudah dibagi tanpa mengurangi
nilai (divisibility), serta memiliki nilai yang cenderung stabil dari waktu ke waktu
(stability of value).
Berikut pendapat dari beberapa ahli mengenai definisi uang.
1. C. Pigou (The Viel of Money)
“Money are those things that are widely used as a media for exchange”.
(uang adalah segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat
penukar).
2. Robertson (Money)
“Money is something whish is widely accepted in payments for goods”.
(uang adalah segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran
barang-barang).

3. Albert Gailort Hart (Money Debt and Ekonomic Activity)/*


“Money is property with which the owner can pay off the debt with certainly
without delay”. (uang adalah kekayaan yg dgn nya si empunya dpt
melunaskan utangnya dlm jumlah yg tertentu pd waktu itu).
4. S. Sayers (Modern Banking)/*
"Money is something that is widely accepted for the settlement for debts”.
(uang adalah segala sesuatu yang umum diterima sebagai pembayar
utang).
5. Rollin G. Thomas (Our Modern Banking and Monetary System)
"Money is something that is readily and generaly accepted by the public
and payment of debts
Sehingga dapat disimpulkan pengertian uang secara luas adalah
“sesuatu yang dapat diterima umum sebagai alat pembayaran dalam
suatu wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran utang atau sebagai
alat untuk melakukan pembelian barang dan jasa”. Dengan kata lain, bahwa
uang merupakan alat yang dapat digunakan dalam melakukan pertukaran baik
barang maupun jasa dalam suatu wilayah tertentu saja.

B. Jenis Dan Fungsi Uang


1. Jenis Uang
Uang memiliki jenis yang beragam tergantung bahan pembuatannya,
berdasarkan peredarannya, dan berdasarkan nilainya yang masing-masing
dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Berdasarkan bahan

1) Uang logam
Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam; biasanya dari emas
atau perak . Uang logam memiliki tiga macam nilai: (1) Nilai intrinsik, (2)

3
Nilai nominal dan (3) Nilai tukar (riil). Ketika pertama kali digunakan,
uang emas dan uang perak dinilai berdasarkan nilai intrinsiknya, tetapi
saat ini, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai
nominalnya. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum atau tertulis di
mata uang tersebut. Dengan kata lain, nilai intrinsik adalah nilai dari
bahan yang digunakan untuk membuat mata uang. nilai nominal adalah
nilai yang tertera pada mata uang, misalnya 100, 500, dan 1000.
Sedangkan nilai tukar adalah nilai yang dapat ditukarkan dengan suatu
barang, sebagai contoh, uang Rp 5.000 dapat ditukarkan dengan
sebungkus bubur kacang hijau dan Rp 10.000 dapat ditukarkan dengan
sebungkus nasi sayur.

2) Uang kertas
Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan
cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut
penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang
dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran
yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai
kertas).

b. Berdasarkan lembaga yang mengeluarkannya/ peredarannya


1) Uang Kartal (kepercayaan)
Uang Kartal yaitu uang yang dikeluarkan oleh negara (Bank Central)
berdasarkan undang-undang dan berlaku sebagai alat pembayaran
yang sah. Uang kartal di Indonesia terdiri atas uang logam dan uang
kertas.

2) Uang Giral (simpanan di bank)


Uang Giral yaitu uang yang diterbitkan oleh bank-bank umum yang
sewaktu-waktu dapat digunakan untuk melakukan pembayaran seperti
cek bilyet, giro, atau perintah membayar.

c. Berdasarkan nilainya
1) Uang Penuh (full bodied money)
Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai nominal yang
tercantum sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang
tersebut.

2) Uang Tanda (token money)


Uang tanda adalah apabila nilai yang tertera di atas uang lebih tinggi
dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan kata
lain nilai nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya,

4
untuk membuat uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya
Rp750,00.

2. Fungsi Uang
Jika dilihat dari fungsinya, uang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
fungsi asli dan fungsi turunan.

a. Fungsi Asli (Primer)


1) Sebagai Alat Penukar (medium of exchange)
Uang digunakan sebagai alat pertukaran. Fungsi ini sangat penting,
mengingat pertukaran secara barter sulit untuk dilakukan. Barang yang
diinginkan dapat langsung ditukar dengan uang dan sebaliknya.
Dengan adanya uang seluruh transaksi dapat dilakukan dengan mudah
dan praktis.

2) Sebagai Alat Satuan Hitung (a unit of account)


Untuk menentukan harga suatu barang maka diperlukan satuan hitung.
Dengan adanya uang, nilai suatu barang dapat diukur dan
dibandingkan.

3) Sebagai penyimpan nilai (strore of value)


Uang dapat dijadikan sebagai penyimpan nilai, misalnya Anda
menyimpan gaji Anda bulan ini untuk keperluan yang akan datang.

b. Fungsi Turunan
1) Alat Pembayaran yang Sah
Sulit jika pemenuhan kebutuhan manusia yang beragam dilakukan
dengan cara barter, oleh karena itu untuk mempermudah
mendapatkan barang dan jasa, masyarakat perlu alat pembayaran
yang diterima oleh semua orang yaitu dengan uang.

2) Sebagai Penimbun Kekayaan


Uang juga berfungsi sebagai alat penimbun kekayaan. Kekayaan selain
dapat ditimbun dalam bentuk benda juga dapat ditimbun dalam bentuk
uang. Dalam keadaan ekonomi yang stabil kekayaan dalam bentuk
uang lebih praktis karena dapat segera digunakan untuk membeli
kebutuhan.

3) Sebagai Alat Pemindah Kekayaan


Uang dapat mempermudah pemindahan kekayaan, misalnya jika
seseorang ingin pindah dari satu tempat ke tempat lain, dia tidak perlu
memindahkan kekayaan yang berupa rumah, dia hanya perlu menjual
saja.

5
4) Standar Pencicilan Uang
Uang dapat berfungsi sebagai standar dalam melakukan pembayaran
di kemudian hari, pencicilan utang, atau pembayaran berjangka
panjang. Misalnya pencicilan kredit sebuah bank dilakukan dengan
menggunakan uang.

5) Alat Pendorong Kegiatan Ekonomi


Uang dapat berfungsi sebagai alat investasi yang akan merangsang
kegiatan ekonomi. Hal ini terjadi karena penggunaan uang semakin
lama semakin sederhana, sehingga memudahkan transaksi yang
memicu tingginya tingkat konsumsi masyarakat sehingga merangsang
perekonomian.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Uang Beredar


Jumlah uang beredar dapat didefinisikan menjadi dua pengertian.
Pertama, uang beredar didefinisikan dalam arti sempit (narrow money) yang
dinotasikan dengan M1 dan kedua, uang beredar dalam arti luas (broad
money) yang dinotasikan dengan M2.
Dalam arti sempit M1, jumlah uang beredar meliputi uang kartal yang
dipegang masyarakat dan uang giral (uang dalam bentuk giro) sedangkan
dalam arti luas M2, jumlah uang beredar meliputi M1, uang kuasi (mencakup
simpanan berjangka dalam rupiah dan valas, giro dalam valuta asing serta
tabungan), dan surat berharga yang diterbitkan atau dikeluarkan oleh sistem
moneter yang dimiliki pihak swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai
satu tahun.
Di dalam kehidupan masyarakat, jumlah uang yang beredar ditentukan
oleh kebijakan dari bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah
uang melalui kebijakan moneter. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
jumlah uang yang beredar adalah Pertama, Kebijakan Bank Sentral berupa
hak otonom dan kebijakan moneter (meliputi: politik diskonto, politik pasar
terbuka, politik cash ratio, politik kredit selektif) dalam mencetak dan
mengedarkan uang kartal; Kedua, Kebijakan pemerintah melalui menteri
keuangan untuk menambah peredaran uang dengan cara mencetak uang
logam dan uang kertas yang nominalnya kecil; Ketiga, Bank umum dapat
menciptakan uang giral melalui pembelian saham dan surat berharga;
Keempat, Tingkat pendapatan masyarakat; Kelima, Tingkat suku bunga bank;
Keenam, Selera konsumen terhadap suatu barang (semakin tinggi selera
konsumen terhadap suatu barang maka harga barang tersebut akan terdorong
naik, sehingga akan mendorong jumlah uang yang beredar semakin banyak,
demikian sebaliknya); Ketujuh, Harga barang; Kedelapan, Kebijakan kredit
dari pemerintah
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar di
masyarakat, maka kita dapat melihat hal apa saja yang mempengaruhi
permintaan uang, yaitu besar kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan
dengan pendapatan nasional; cepat lambatnya laju peredaran uang; dan motif

6
memiliki uang tunai, J.M Keynes mengatakan tentang teori liquidity preference,
bahwa terdapat tiga motif dalam memiliki uang, yaitu motif transaksi
(transaction motive), motif berjaga-jaga (precautionary motive), motif spekulasi
(speculative motive)
Bila ada hal yang mempengaruhi permintaan uang, berarti ada hal yang
mempengaruhi penawaran uang juga, yaitu:
1. tinggi rendahnya tingkat bunga
2. tingkat pendapatan masyarakat
3. jumlah penduduk
4. keadaan letak geografis
5. struktur ekonomi masyarakat
6. penguasaan iptek
7. globalisasi ekonomi
Kebijakan pemerintah terhadap jumlah uang yang beredar di
masyarakat dilakukan dengan cara:
1. pengendalian tingkat bunga melalui politik diskonto.
2. menarik atau menambah jumlah uang yang beredar melalui politik pasar
terbuka dengan cara membeli atau menjual surat-surat berharga
(SBI/Sertifikat Bank Indonesia)
3. pemotongan nilai mata uang melalui kebijakan sanering yang dilakukan
bank sentral
4. melakukan revaluasi/devaluasi.
Dari sisi politik kebijakan moneter dapat dibedakan atas:
1. Politik Uang Ketat (Tight Money Policy)
a. peningkatan suku bunga (discount policy)
b. penjualan SBI (open market policy)
c. peningkatan cadangan kas (cash ratio)
d. pengetatan pemberian kredit
2. Politik Uang Longgar ( Easy Money Policy)
a. penurunan tingkat suku bunga
b. pembelian SBI
c. penurunan cadangan kas
d. pemberian kredit longgar

D. Teori Kualitatif Dan Kuantitatif Uang

1. Pengertian Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter (monetary policy) adalah penentuan tingkat uang
beredar oleh pembuat kebijakan di bank sentral. Bank sentral adalah suatu
lembaga yang khusus dirancang untuk mengawasi sistem perbankan dan
mengatur kuantitas uang dalam perekonomian yang bersangkutan
(Mankiw, 2003:154-155). Bank sentral suatu lembaga keuangan yang
umumnya dimiliki pemerintah yang diserahi tanggung jawab untuk
mengatur dan mengawasi kestabilan kegiatan lembaga-lembaga
keuangan, dan untuk menjamin agar kegiatan lembaga-lembaga keuangan

7
itu akan membantu menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi
(Sukirno, 2016:183).

Jika bank sentral menambah jumlah uang yang beredar, maka bank sentral
menempuh kebijakan monetary expansive (moneter ekspansif). Sebaliknya
jika jumlah uang dikurangi maka bank sentral bermaksud untuk menempuh
kebijakan monetary cotractive (moneter kontraktif). Wewenang Bank
sentral (Bank Indonesia) dalam melaksanakan kebijakan moneter antara
lain:
a. Menetapkan sasaran moneter atas dasar laju inflasi yang ditetapkan
b. Melakukan pengendalian moneter dengan cara:
1) Melakukan operasi pasar terbuka
2) Menetapkan tingkat diskonto (suku bunga)
3) Menetapkan cadangan wajib minimum
4) Mengatur kredit dan pembiayaan
2. Tujuan Kebijakan Moneter
Adapun tujuan dari kebijakan moneter adalah
a. Menyelenggarakan dan mengatur peredaran uang.
b. Menjaga dan memelihara kestabilan nilai uang, baik untuk dalam negeri
maupun untuk lalu lintas pembayaran luar negeri.
c. Memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran uang
giral.
d. Mencegah terjadinya inflasi (kenaikan harga barang secara umum).
3. Jenis-Jenis Kebijakan moneter
a. Kebijakan moneter kuantitatif
Kebijakan monter kuantitatif yaitu langkah-langkah bank sentral yang
tujuan utamanya adalah untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang
dan suku bunga dalam perekonomian. Misalnya dalam masa inflasi,
pengeluaran masyarakat adalah melebihi penawaran barang-barang
yang tersedia dalam perekonomian. Oleh karena itu pengeluaran perlu
dikurangi melalui pnegurangan penawaran dan kenaikan suku bunga.
Perubahan itu akan menurunkan pengeluaran agregat sehingga terjadi
keseimbangan diantara pengeluaran ekonomi dengan jumlah
penawaran barang-barang. Kebijakan moneter kuantitatif dapat
dibedakan dalam tiga jenis tindakan, yaitu:

1) Operasi pasar terbuka


Operasi pasar terbuka merupakan langkah bank sentral membuat
perubahan-perubahan keatas jumlah penawaran uang dengan
melakukan jual beli surat-surat berharga. Saat perekonomian
menghadapi masalah resesi, penawaran uang perlu ditambah, bank
sentral akan melakukan pembelian surat-surat berharga, dengan
demikian cadangan uang bank perdagangan akan bertambah
karena pembelian oleh bank sentral. Dengan bertambahnya
cadangan bank perdagangan maka akan menambah jumlah

8
pinjaman. Pinjaman ini akan diinvestasikan dan akan menambah
kegiatan ekonomi. Sebaliknya saat terjadi inflasi bank sentral akan
mengurangi penawaran uang dengan menjual surat-surat berharga.
Syarat operasi pasar terbuka sukses dan memberikan efek yang
diharapkan antara lain: Bank-bank perdagangan tidak memiliki
kelebihan cadangan; Dalam ekonomi yang telah tersedia cukup
banyak surat-surat berharga yang dapat diperjual belikan;
Mengubah suku bunga dan suku diskonto
Di dalam membantu bank-bank perdagangan, ada dua bentuk
bantuan yang dapat diberikan oleh bank sentral yaitu: memberikan
pinjaman dan membeli surat-surat berharga yang dimiliki bank
perdagangan yang memerlukan bantuan (mendiskontokan surat-
surat berharga). Dalam memberikan pinjaman bank sentral akan
menetapkan suku bunga yang harus dibayar oleh bank-bank
perdagangan atas pinjaman yang diterima. Bank sentral juga
menetapkan suku diskonto dari Sertifikat Bank Indonesia atau surat-
surat berharga lainnya yang mudah tunai yang dijual kepada bank
sentral. Tingkat yang ditentukan oleh bank sentral tersebut
dinamakan suku diskonto atau suku bank (Bank Rate).
Peranan bank sentral ini digunakan untuk mengendalikan jumlah
penawaran uang dan tingkat kegiatan ekonomi. Dalam keadaan
ekonomi dibawah tingkat yang mewujudkan kesempatan kerja yang
tinggi, bank sentral dapat mempertinggi dengan menurunkan suku
diskonto. Sehingga biaya yang harus dibayar oleh bank-bank
perdagangan lebih murah. Ini akan menggalakkan bank-bank
perdagangan memberikan pinjaman sehingga akan menambah
investasi dan mempertinggi kegiatan ekonomi.

2) Mengubah tingkat cadangan minimum


Apabila kelebihan cadangan banyak terdapat di bank-bank
perdagangan, di dalam mempengaruhi penawaran uang, langkah
efektif bank sentral adalah dengan mengubah tingkat cadangan
minimum. Apabila kondisi perekonomian terjadi inflasi, maka bank
sentral dapat menaikkan cadangan kas minimumnya sehingga uang
yang beredar dapat dikurangi. Sebaliknya jika kondisi perekonomian
sedang lesu, maka pemerintah dapat menurunkan cadangan kas
minimumnya, sehingga uang yang beredar bertambah karena
banyaknya pinjaman yang diberikan kepada masyarakat. Akibat dari
naiknya cadangan kas, maka kemampuan bank umum untuk
memberikan pinjaman berkurang atau bank umum tidak mampu
memberikan pinjaman dan sekaligus dana yang menganggur di
bank semakin bertambah. Misalnya Bank Indonesia menetapkan
cadangan wajib minimum yang harus ditaati oleh bank umum
sebesar 20%, dan bank umum memiliki alat likuid sebesar Rp 100
miliar, maka jumlah uang yang beredar dapat dihitung sebagai

9
berikut. Maka cadangan minimum=20%x100 milyar= Rp
20.000.000.000. sehingga jumlah uang yang beredar atau jumlah
uang yang dipinjamkan sebesar Rp 80.000.000.000.

b. Kebijakan moneter kualitatif


Kebijakan moneter kualitatif, yaitu langkah-langkah bank sentral yang
bertujuan mengawasi bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang
dilakukan oleh bank-bank perdagangan. Kebijakan moneter kualitatif
dibagi menjadi dua yaitu:
1) Pengawalan pinjaman secara terpilih
Tujuan utama dari melaksanakan pengawasan pinjaman terpilih
adalah untuk memastikan bahwa bank-bank perdagangan
memberikan pinjaman-pinjaman dan melakukan investasi-investasi
yang sesuai dengan keinginan pemerintah. Contoh langkah-langkah
bank sentral untuk mengendalikan pinjaman antara lain
mengarahkan supaya bank-bank perdagangan memberikan
pinjaman kepada pembeli-pembeli rumah biaya murah dengan
tingkat bunga yang rendah; menggalakkan pemberian pinjaman
kepada pedagan-pedangan kecil; memberikan syarat yang leibh
ringan untuk pinjaman kepada pedagang kecil dan industri rumah
tangga; pinjaman bank perdagangan kepada para konsumen;
pinjaman untuk membeli saham-saham di pasaran modal

2) Pembujukan moral
Dalam melaksanakan kebijakan ini bank sentral mengadakan
pertemuan langsung dengan bank-bank perdagangan untuk
meminta mereka melakukan langkah-langkah tertentu. Melalui
pembujukkan moral bank sentral dapat meminta bank-bank
perdagangan untuk mengurangi atau menambah keseluruhan
jumlah pinjaman, atau mengurangi atau menambah pinjaman ke
sektor-sektor tertentu, atau membuat perubahan-perubahan ke atas
suku bunga yang mereka tetapkan ke atas pinjaman yang mereka
berikan.

E. Peranan Uang Dalam Perekonomian


Masyarakat sering mengaitkan uang beredar dengan pertumbuhan
ekonomi, kenaikan harga (inflasi), suku bunga, dsb. Sering dikatakan bahwa
jumlah uang beredar yang terlalu banyak akan mendorong kegiatan ekonomi
berkembang dengan sangat pesat. Apabila berlangsung terus, hal ini dianggap
berbahaya karena harga barang-barang akan meningkat tajam. Sebaliknya,
apabila uang beredar terlalu sedikit maka kegiatan ekonomi menjadi seret atau
melambat. Sering juga dikatakan bahwa apabila uang beredar terlalu banyak
maka suku bunga akan cenderung turun dan sebaliknya.
Pada dasarnya, peranan dan keterkaitan yang erat antara uang dengan
kegiatan suatu perekonomian dapat dianggap sebagai suatu hal yang bersifat

10
alami karena semua kegiatan perekonomian moderen, misalnya produksi,
investasi, dan konsumsi, selalu melibatkan uang. Bahkan, dalam
perkembangannya uang tidak hanya digunakan untuk mempermudah
transaksi perdagangan di pasar barang namun uang itu sendiri juga menjadi
suatu komoditas yang dapat diperdagangkan di pasar uangterjadi dalam suatu
perekonomian. Perlu diketahui bahwa perkembangan kegiatan suatu
perekonomian pada dasarnya dapat diamati dari dua sektor yang saling
berkaitan, yaitu sektor riil (barang dan jasa) dan sektor moneter (uang). Sektor
riil dan sector moneter tidak hanya berkaitan erat, kedua sektor tersebut
bahkan seperti dua sisi dari satu mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
Secara teoritis, sektor yang satu merupakan cerminan dari sektor lainnya.
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat membutuhkan uang untuk.
memperlancar kegiatan ekonominya baik berupa kegiatan produksi, investasi,
maupun konsumsi. Sebagaimana diketahui, dalam setiap kegiatan ekonomi
tersebut selalu terdapat dua macam aliran, yaitu aliran barang dan aliran uang
atau dana.
Dalam ilmu ekonomi moneter, hubungan tersebut dijelaskan melalui
teori Teori Kuantitas Uang. Fokus utama teori aliran Klasik ini adalah hubungan
antara perubahan jumlah uang beredar dan tingkat harga. Irving Fisher
menjelaskan hubungan tersebut melalui persamaan: M x V = P x T. Dalam hal
ini, M adalah jumlah uang dalam masyarakat, V adalah tingkat rata-rata
perputaran uang dari satu tangan ke tangan lain (transaction velocity of
circulation atau income velocity), P adalah harga rata-rata suatu barang, dan T
adalah volume transaksi. Yang menjadi perhatian di sini adalah kondisi V dan
T yang dianggap konstan (tidak berubah) dalam jangka waktu pendek.
Variabel-veriabel tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kelembagaan
yang ada dalam suatu masyarakat. Salah satu implikasi yang terpenting ialah
bahwa dalam jangka pendek tingkat harga umum (P) berubah secara
proposional dengan perubahan uang yang diedarkan oleh pemerintah. Dalam
jangka panjang, sejalan dengan perubahan T.
Perubahan uang beredar mempunyai pengaruh terhadap tingkat output
(nominal) masyarakat. tersebut., dapat disimpulkan bahwa dalam suatu
perekonomian aliran uang akan sebanding dengan aliran barang dan jasa.

RINGKASAN

1. Pengertian uang secara luas adalah “sesuatu yang dapat diterima umum
sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat
pembayaran utang atau sebagai alat untuk melakukan pembelian barang
dan jasa”.

2. Uang memiliki jenis yang beragam tergantung peredarannya, bahan


pembuatannya, dan berdasarkan nilainya. Berdasarkan bahannya
terdapat uang logam dan uang kertas, jika berdasarkan peredarannya
terdapat uang kartal dan uang giral, dan jika berdasarkan nilainya terdapat

11
RINGKASAN
uang penuh dan uang tanda.

3. Uang memliki fungsi sebagai alat pembayaran yang sah, sebagai


penimbun kekayaan, sebagai pemindah kekayaan, sebagai standar
pencicilan uang, dan sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar adalah


Pertama, Kebijakan Bank Sentral berupa hak otonom dan kebijakan
moneter (meliputi: politik diskonto, politik pasar terbuka, politik cash ratio,
politik kredit selektif) dalam mencetak dan mengedarkan uang kartal;
Kedua, Kebijakan pemerintah melalui menteri keuangan untuk menambah
peredaran uang dengan cara mencetak uang logam dan uang kertas yang
nominalnya kecil; Ketiga, Bank umum dapat menciptakan uang giral
melalui pembelian saham dan surat berharga; Keempat, Tingkat
pendapatan masyarakat; Kelima, Tingkat suku bunga bank; Keenam,
Selera konsumen terhadap suatu barang (semakin tinggi selera konsumen
terhadap suatu barang maka harga barang tersebut akan terdorong naik,
sehingga akan mendorong jumlah uang yang beredar semakin banyak,
demikian sebaliknya); Ketujuh, Harga barang; Kedelapan, Kebijakan kredit
dari pemerintah

5. Kebijakan monter kuantitatif yaitu langkah-langkah bank sentral yang


tujuan utamanya adalah untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang
dan suku bunga dalam perekonomian.

6. Kebijakan moneter kualitatif, yaitu langkah-langkah bank sentral yang


bertujuan mengawasi bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang
dilakukan oleh bank-bank perdagangan.

7. peranan dan keterkaitan yang erat antara uang dengan kegiatan suatu
perekonomian dapat dianggap sebagai suatu hal yang bersifat alami
karena semua kegiatan perekonomian moderen, misalnya produksi,
investasi, dan konsumsi, selalu melibatkan uang. Bahkan, dalam
perkembangannya uang tidak hanya digunakan untuk mempermudah
transaksi perdagangan di pasar barang namun uang itu sendiri juga
menjadi suatu komoditas yang dapat diperdagangkan di pasar uangterjadi
dalam suatu perekonomian.

LATIHAN/PENUGASAN

Latihan

12
1) Jelaskan secara singkat sejarah uang!
2) Sebutkan dan jelaskan secara singkat jenis uang berdasarkan: (a) bahan,
(b) Lembaga yang mengeluarkan, (c) nilai!
3) Jelaskan fungsi primer dan turunan uang!
4) Jelaskan arti uang beredar dalam arti sempit dan arti luas!
5) Jelaskan yang dimaksud dengan kebijakan moneter!

Tugas
1) Dalam situasi kondisi krisis, tentu kebijakan moneter merupakan salah
satu kebijakan krusial yang ditunggu-tunggu publik untuk bisa menjaga
stabilitas perekonomian! Silakan buatlah essay yang bisa menjelaskan
kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia ketika menghadapi
situasi krisis 2008 ataupun 2020!

Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta
Totok Budisantoso, Nuritomo, 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Salemba Empat. Jakarta
https://www.bi.go.id/id/publikasi/seri-kebanksentralan/Pages/Pengertian-
Penciptaan-dan-Peranan-Uang-dalam-Perekonomian.aspx
https://t1489.wordpress.com/2010/06/01/pengertian-uang-teori-uang/
http://coreaccountingindonesia.blogspot.com/2018/04/kebijakan-moneter-
kuantitatif-dan.html

13
LEMBAGA KEUANGAN BANK

Tujuan Pembelajaran:
Pada bab ini mahamahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan sejarah Bank
2. Menjelaskan jenis dan fungsi Bank
3. Menjelaskan Bank Umum
4. Menjelaskan Bank Perkreditan Rakyat BAB
5. Menjelaskan Bank Syariah

Untuk mengawali kegiatan belajar, Pindailah kode bar


disamping, simak video dalam daftar video dan
pelajari serta pahamilah isi materi yang ada di
dalamnya.

A. Pengertian Dan Sejarah Bank


Secara harafiah Bank berasal dari bahasa Italia yaitu BANCO yang
berarti bangku. Bangku yang dimaksud adalah mej aoperasional para bankir
pada zaman dahulu. Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998, bank adalah sebuah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lain dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang
banyak. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), bank
adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuanganan para
pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi
memperlancar lalu lintas pembayaran. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), bank adalah badan usaha di bidang keuangan yang menarik
dan mengeluarkan uang dalam masyarakat, terutama memberikan kredit dan
jasa dalam lalulintas pembayaran dan perdagangan. Menurut Prof. GM. Verryn
Stuart, bank adalah suatu badan usaha yang bertujuan memuaskan kebutuhan
kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri atau dengan uang yang
diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat
penukaran baru berupa uang giral.

14
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa
bank merupakan perusahaan yang bergera kdalam bidang keuangan artinya
aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga
berbicara mengenai bank tidak lepas dari berbicara mengenai uang.Kegiatan
utama dari perbankan adalah funding dan lending. Funding adalah kegiatan
menghimpun dana dari masyarakat luas sedangkan lending adalah kegiatan
memutar kembali atau menjualkan kembali dana yang telah diperoleh kepada
masyarakat dalam bentuk pinjaman.
Kira-kira tahun 2000 SM di Babylonia telah dikenal semacam bank.
Bank ini meminjamkan emas dan perak dengan tingkat bunga 20% tiap bulan
dan dikenal sebagai Temples of Babylon. Tahun 500 SM di Yunani didirikan
semacam bank, dikenal sebagai Greek Temple, yang menerima simpanan
dengan memungut biaya penyimpanan serta meminjamkan kembali kepada
masyarakat.Lalu muncuk bank di romawi yang operasinya sudah lebih luas
yakni tukar menukar mata uang menerima deposito, memberikan kredit,
mentransfer modal dan bersamaan dengan jatuhnya kota romawi pada tahun
509 SM, perbankan juga ikut jatuh. Tetapi berkembang kembali pada tahun
527-565 M.
Asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan
tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian berkembang ke Asia Barat melalui
pedagang. Lalu menyebar ke seluruh benua melalui penjajahan bangsa Eropa.
Bank awalnya dikenal dengan nama Banko yang berarti meja tempat
menukarkan uang. Hal ini digunakan oleh antar kerajaan dalam bertransaksi.
Kemudian pada zaman sekarang hal ini mirip dengan konsep perdagangan
valas. Kegiatan perbankan kemudian berkembang kepada kegiatan penitipan
dan peminjaman uang. Konsep usaha bank mulai berkembang di tahap ini.
Kemudian jasa-jasa perbankan muncul seiring perkembangan usaha
perbankan di masyaratkat.
Hingga pada tahun 1171 yang merupakan bank negara pertama yang
dipakai untuk membiayai perang di eropa mulai terkenal Bank Venicia yang
diikuti oleh Bank of Genoa dan Bank of Barcelona di tahun 1320. Di Inggris
Bank mulai terkenal pada abad ke-16, hingga pada tahun 1960 Inggris
mendirikan bank pemerintah pertama yang bertujuan untuk menghimpun dana
untuk mengembangkan kekuatan angkatan laut yang saat itu disaingi oleh
Prancis.
Saat ini masih ada 7 (tujuh) bank yang didirikan pada abad ke-17, dan
16 bank yang didirikan pada abad ke-18, daftar ini dipuncaki oleh dua bank
yang masing-masing didirikan pada abad ke-15 dan 16, yaitu Banca Monte dei
Paschi di Siena dan Berenberg Bank. Monte dei Paschi di Siena didirikan
sebagai pegadaian pada tahun 1472 dan saat ini menjadi salah satu bank
ritel terbesar di Italia. Berenberg Bank adalah bank dagang dan bank
swasta tertua di dunia dan didirikan pada tahun 1590. Bank ini masih dimiliki
keturunan pendirinya, keluarga Berenberg.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_bank_tertua_yang_masih_beroperasi).

15
Di Indonesia, Bank dibawa oleh penjajahan Hindia Belanda. Pada saat
itu didirikan beberapa bank di antaranya De Javache NV, De Post Paar Bank,
De Algemene volks Crediet Bank, NHM, NHB, De Escompto Bank NV. Di
samping itu terdapat bank-bank pribumi, china, jepang, dan eropalainnya. Di
antaranya adalah BNI, Bank Abuan Saudagar, The Matsui Bank, The Bank of
China, Batavia Bank, dll. Setelah Indonesia merdeka banyak bank milik asing
yang dinasionalisasi contohnya adalah BRI yang awalnya merupakan Syomin
Ginko. Sedangkan Bank Indonesia sendiri awalnya merupakan De Javache
Bank yang dinasionalisasi pada tahun 1951.

B. Jenis Dan Fungsi Bank


Jenis Bank dapat dibedakan menjadi empat, yaitu menurut fungsinya,
menurut kepemilikannya, menurut statusnya, dan menurut segi penentuan
harganya.
1. Jenis bank menurut fungsinya:
a. Bank Sentral yaitu sebuah badan keuangan miliki negara yang
diberikan tanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi kegiatan-
kegiatan lembaga-lembaga keuangan dan menjamin agar kegiatan
badan-badan keuangan tersebut akan menciptakan tingkat kegiatan
ekonomi yang stabil.
b. Bank Umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha perbankan
secara konvensional dan atau berdasar prinsip syariah islam yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lntas pembayaran .Sifat
umum disini adalah memberikan seluruh jasa perbankan yang ada dan
beroperasi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Bank Umum kemudian
dikenal dengan sebutan bank komersil (commercialbank).
c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yaitu bank yang melaksanakan
kegiatan perbankan secarakonvensional maupun prinsip syariah islam
dimana dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.Kegiatan BPR lebih sempit dari pada bank umum di mana
hanya melayani penghimpunan dana dan penyaluran dana saja.
Bahkan dalam menghimpun dana BPR dilarang menerima simpanan
giro.Dalam wilayah operasipun BPR juga dibatasi operasinya pada
wilayah tertentu. Larangan lain yaitu tidak ikut kliring dan transaksi
valuta asing.

2. Jenis bank menurut kepemilikannya


a. Bank milik pemerintah dimana baik akte pendirian maupun modalnya
dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki
oleh pemerintah pula.

16
b. Bank milik swasta nasional, bank jenis ini sebagian besar dimiliki oleh
swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta,
begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swata pula.
c. Bank milik koperasi yaitu kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki
oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.
d. Bank milik asing yaitu merupakan cabang dari bank yang ada di luar
negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing.
e. Bank milik campuran yaitu kepemilikan saham bank ini dimiliki oleh
pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara
mayoritas dipegang oleh warga negara indonesia.

3. Jenis bank menurut statusnya


a. Bank Devisa merupakan bank yang dapat melakukan transaksi ke luar
negeri atau kegiatannya berhubungan dengan mata uang asing secara
keseluruhan contohnya: transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri,
travellers cheque, pembukuan dan pembayaran Letter of Credit dan
transaksi luar negeri lainnya.
b. Bank Non Devisa merupakan bank yang mempunyai hak untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa namun wilayah
operasinya dibatasi untuk negara-negara tertentu saja.

4. Jenis bank menurut cara menentukan harga


a. Bank yang berdasar prinsip syariah. Bank ini menerapkan aturan
perjanjian sesuai hukum Islam antara bank dengan pihak lain dalam
menyimpan dana, pembiayaan usaha atau kegiatan lainnya.
b. Bank yang berdasar prinsip konvensional. Bank ini menerapkan metode
penetapan harga sesuai tingkat suku bunga (spread base) dan metode
fee base (menghitung biaya-biaya yang dibutuhkan).
Sebagai lembaga inter mediasi keuangan, bank memiliki fungsi utama dan
fungsi sampingan. Fungsi utama bank yaitu sebagai penghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Fungsi sampingan
bank antara lain mendukung kelancaran mekanis pembayaran, mendukung
kelancaran transaksi internasional, penciptaan uang, sarana investasi,
penyimpanan barang berharga.

C. Bank Umum
Dijelaskan dalam Undang-Undang No 7 Tahun 1992, berdasarkan dari
segi tugasnya, bank dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu Bank Sentral, Bank
Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).Menurut Undang-Undang No. 10
tahun 1998, bank umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatannya termasuk mengumpulkan
dana dari masyarakat, memberikan kredit atau pinjaman kepada masyarakat,
lain dari itu juga termasuk pemindahan dana antar pihak, penyimpanan barang

17
berharga dan jasa bank lainnya. Bank umum kini dikenal juga sebagai bank
komersil (commercial bank).
1. Tugas bank umum
Tugas bank umum secara umum adalah melakukan dua kegiatan yaitu
menghimpun dana dari masyarakat (funding) dan menyalurkan
dana (lending)

2. Fungsi bank umum


Fungsi bank umum terdiri atas tiga hal, yaitu Agent of Trust (Agen
Kepercayaan), Agent of Equity (AgenEkuitas/Permodalan), Agent of
Development (Agen Pembangunan)

3. Jenis bank umum


a. Bank Devisa
Bank yang ditunjuk oleh Bank Sentral (Bank Indonesia) untuk
melakukan kegiatan usaha dibidang perbankan dalam valuta asing.
Kelebihan bank devisa yaitu bisa menawarkan jasa yang masih ada
kaitannya dengan mata uang asing. Contohnya: transfer uang keluar
negeri, transaksi ekspor dan impor, jual beli valuta asing, dll.
b. Bank Non Devisa
Bank non devisa adalah suatu bank yang belum memiliki izin untuk
melaksanakan usaha atau kegiatan transaksi sebagai bank devisa
sehingga bank non devisa ini tidak bisa melakukan hal seperti yang
dilakukan bank devisa.

4. Usaha dan aktivitas bank umum


Dalam menjalankan dan mengambangkan usahanya, terdapat usaha dan
aktivitas yang diselanggarakan oleh bank umum, antara lain:
a. Memindahkan uang
b. Menempatkan dana
c. Menerima pembayaran dan tagihan
d. Menyediakan tempat penyimpanan barang dan surat berharga
e. Menghimpun dana
f. Memberikan kredit
g. Menerbitkan surat pengakuan hutang
h. Membeli, menjual, atau menjamin risiko

D. Bank Perkreditan Rakyat


Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan yang
menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan,
dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dan menyalurkan dana sebagai
usaha BPR. Status BPR diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Desa, Bank
Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan
Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit
Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank

18
Karya Produksi Desa (BKPD), dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang
dipersamakan berdasarkan UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992.
Tugas BPR meliputi tugas untuk menghimpun dan menyalurkan dana
dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Keuntungan BPR diperoleh dari
spread effect dan pendapatan bunga. Adapun tugas-tugas Bank Perkreditan
Rakyat adalah:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan brerupa
deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. enyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka,sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank
lain. SBI adalah sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR
apabila BPR mengalami Over Liquidity atau kelebihan likuiditas.

BPR memiliki syarat dan ketentuan terkait layanan yang diberikan.


Dimana ada beberapa jenis layanan yang dapat dilakukan oleh bank umum
namun tidak boleh dilakukan oleh BPR antara lain:
1. Menerima simpanan berupa giro.
2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
3. Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent
banking dan concern terhadap layanan kebutuhan masyarakat
menengah ke bawah.
4. Melakukan usaha perasuransian.
5. Melakukan usaha lain di luarkegiatan usaha sebagaimana yang
dimaksuddalam usaha BPR.

Adapun fungsi BPR sebagai berikut:


1. Berfungsi untuk memberikan suatu pelayanan kepada masyarakat untuk
menerima tabungan mereka dalam bentuk deposito berjangka,
tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
2. Berfungsi untuk memberika nkredit;
3. Berfungsi untuk menyediakan pembiayaan bagi nasabah yang
berdasarkan prinsip bagihasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
dalam peraturan pemerintah; serta
4. Berfungsi untuk menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat bank
indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau pada
bank lain.

Perbedaan dan Persamaan BPR dengan Bank Umum


1. Persamaan
a. BPR dan Bank Umum punya Kesamaan Larangan dalam melakukan
penyertaan modal.

19
b. BPR dan Bank Umum punya tujuan yang sama yaitu menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkannnya kembali untuk
kepentingan masyarakat.

2. Perbedaan
a. SyaratPermodalan BPR JauhLebih Kecil dibandingkan Bank Umum
b. BPR punya layananTerbatas,bedadengan Bank Umum
c. Beda kegiatan usaha bank perkreditanrakyat dan bank umum
d. Beda Layanan Kredit dan Simpanan di Bank Perkreditan Rakyat dan
Bank umum
e. Jangkauan wilayah layanan BPR untukkabupatan,Bank Umum tidak
terbatas.

E. Bank Syariah
Landasan hukum Bank Syariah ialah Undang – Undang Nomor 21 Tahun
2008 tentang Perbankan Syariah, adapun pengertian dari Bank Syariah sendiri
ialah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah
dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah. Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya
dilaksanakan berasaskan Prinsip Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip
kehati-hatian, serta memiliki tujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan
kesejahteraan rakyat.
Bank Syariah wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan
dana masyarakat, selain itu Bank Syariah dapat menjalankan fungsi sosial
dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari
zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosiallainnya dan menyalurkannya
kepada organisasi pengelola zakat ataupun menghimpun dana sosial yang
berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf sesuai
dengan kehendak pemberi wakaf. Pelaksanaan fungsisosial Bank Syariah
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berikut ini jenis-jenis produk Bank Syariah yang ditawarkan, antara lain :
1. Al – Wadi’ah (Simpanan)
Al – Wadi’ah (Simpanan) adalah titipan murni dari satu pihak ke pihak lain,
baik perorangan maupun badan hukum yang dijaga dan dikembalikan bila
si penitip menghendaki. Poin – poin penting dalam Al – Wadi’ah
(Simpanan) ialah sebagai berikut:
a. Bank memanfaatkan dana titipan untuk kepentingan masyarakat dan
kepentingan negara.
b. Pihak Bank menanggung semua keuntungan dan kerugian.
c. Imbalan kepada pemilik dana, berupa bonus/giro wadiah. Tanpa
perjanjian terlebih dahulu.

2. Pembiayaan dengan bagi hasil

20
Penyaluran dana dalam Bank Syariah dikenal dengan istilah Pembiayaan,
dengan keuntungan yang diperoleh melalui sistem bagi hasil. Empat akad
utama pembiayaan dengan bagi hasil ialah sebagai berikut.
a. Al – Musyarakah
Masing-masingpihakmemberikan dana dengan kesepakatan resiko/
keuntungan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan. Dalam praktik
perbankan Al – Musyarakah diaplikasikan dalam hal pembiayaan
proyek dan juga kegiatan investasi seperti pada lembaga keuangan
modal ventura.

b. Al – Mudharabah
Pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi
pengelola. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan .Apabila kerugian
bukan akibat kelalaian pengelola, maka ditanggung pemilik modal.
Namun, apabila kerugian disebabkan kelalaian pengelola, maka
kerugian tersebut ditanggung pengelola. Contohnya ialah, tabungan
haji atau tabungan kurban.

c. Al – Muza’arah
Kerjasama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap.
Dengan imbalan yang telah disepakati. Pemilik lahan menyediakan
lahan, benih, dan pupuk untuk digarap oleh penggarap yang
menyediakan keahlian, tenaga, dan waktu dengan kesepakatan
imbalan bagian tertentu dari hasil panen. Dalam dunia perbankan,
kegiatan ini diaplikasikan untuk pembiayaan bidang platation atas dasar
bagi hasil panen
.
d. Al – Musaqah
Merupakan bagian dari al-Muza’arah. Penggarap hanya bertanggung
jawab atas penyiraman dan pemeliharaan dengan menggunakan dana
dan peralatan mereka sendiri. Imbalan tetap diperoleh dari persentase
hasil panen.

3. Ba’I Al – Murabahah
Ba’I Al – Murabahah merupakan kegiatan jual beli pada harga pokok
dengan tambahan keuntungan yang disepakai. Dalam hal ini, penjual
harus terlebih dahulu memberitahukan harga pokok yang ia beli
ditambah keuntungan yang diinginkannya. Kegiatan Ba’I Al –
Murabahah baru diadakan setelah ada kesepatan antara penjual
dengan pembeli, baru kemudian dilakukan pemesanan. Dalam dunia
perbankan kegiatan Ba’I Al – Murabahah terlihat pada pembiayaan
produk barang – barang investasi baik dalam negeri maupun luar
negeri seperti Letter of Credit / LC.

21
4. Ba’IAs – Salam
Ba’IAs – Salam adalah pembelian barang yang diserahkan kemudian
hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Dengan prinsip
diketahui terlebih dahulu spefikasi barang berupa jenis, kualitas, dan
jumlah barang serta pembayaran awal harus dalam bentuk uang.

5. Ba’I Al – Istihna’
Ba’I Al – Istihna’ merupakan bentuk khusus dari akad Ba’i as-Salam.
Ba’I Al – Istihna’ merupakan kontrak penjualan antara pembeli dengan
produsen dengan adanya diskusi lebih dahulu mengenai kesepakatan
harga melalui sistem tawar-menawar dan pembayaran dapat dilakukan
di muka atau secara angsuran per bulan atau di belakang sesuai
kesepakatan.

6. Al – Ijarah (Leasing)
Al – Ijarah (Leasing) ialah akad pemindahan hak guna atasbarang atau
jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri. Dalam dunia nyata, kegiatan ini
dilakukan oleh perusahaan leasing, untuk kegiatan operating lease
maupun financial lease.

7. Al – Wakalah (Amanat)
Al – Wakalah (Amanat) adalah penyerahan/pendelegasian/ pemberian
mandat dari satu pihak kepada pihak lain. Sesuai dengan yang telah
disepakati pemberi mandat.

8. Al – Kafalah (Garansi)
Al–Kafalah (Garansi) ialah jaminan yang diberikan penanggung kepada
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
disinggung, Pengalihan tanggung jawab dari satu pihak kepada pihak
lain. Pembiayaan dengan jaminan seseorang.

9. Al – Hawalah
Al – Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang berutang
kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam dunia
perbankan, dikenal kegiatan seperti anjak piutang / factory.

10. Ar – Rahn
Ar–Rahn adalah kegiatan menahan salah satu harta milik si peminjam
sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, seperti jaminan utang
atau gadai.

RINGKASAN

22
RINGKASAN

1. Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan


artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.
Sehingga berbicara mengenai bank tidak lepas dariberbicara mengenai
uang. Kegiatan utama dari perbankan adalah funding dan lending.
Funding adalah kegiatan menghimpun dana dari masyarakat luas
sedangkan lending adalah kegiatan memutar kembali atau menjualkan
kembali dana yang telah diperoleh kepada masyarakat dalam bentuk
pinjaman.

2. Jenis Bank dapat dibedakan menjadi empat, yaitu menurut fungsinya,


menurut kepemilikannya, menurut statusnya, dan menurut segi penentuan
harganya.

3. Bank umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara


konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatannya termasuk
mengumpulkan dana dari masyarakat, memberikan kredit atau pinjaman
kepada masyarakat, lain dari itu juga termasuk pemindahan dana antar
pihak, penyimpanan barang berharga dan jasa bank lainnya. Bank umum
kini dikenal juga sebagai bank komersil (commercial bank).

4. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan yang


menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan,
dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dan menyalrukan dana
sebagai usaha BPR

5. Bank Syariah sendiri ialah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya


berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank
Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Perbankan
Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya dilaksanakan berasaskan
Prinsip Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian, serta
memiliki tujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan
kesejahteraan rakyat.Bank Syariah wajib menjalankan fungsi menghimpun
dan menyalurkan dana masyarakat, selain itu Bank Syariah dapat
menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu
menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana
sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat
ataupun menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan
menyalurkannya kepada pengelola wakaf sesuai dengan kehendak
pemberi wakaf. Pelaksanaan fungsi sosial Bank Syariah dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

23
LATIHAN/PENUGASAN

Latihan

Sebut dan jelaskanjenis bank menurutfungsinya!


1. Sebut dan jelaskanjenis bank menurutstatusnya!
2. MenurutUndang-undang No. 10 tahun 1998, apakah yang dimaksuddenganbank
umum?
3. Jelaskanpersamaan dan perbedaanantara Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
dengan bank umum!
4. Jelaskanperbedaanantarabank syariahdengan bank
konvensionalterkaitdenganpenentuanharga!

Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta

24
MANAJEMEN
DAN
BANK (FUNDING)

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahasiswa/i diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan pengertian sumber dana Bank
2. Menjelaskan manajemen sumber dan alokasi dana bank
3. Menjelaskan simpanan giro BAB
4. Menjelaskan simpanan tabungan
5. Menjelaskan simpanan deposito

Untuk mengawali kegiatan belajar, Pindailah kode bar


disamping, simak video dalam daftar video dan
pelajari serta pahamilah isi materi yang ada di
dalamnya.

A. Pengertian Sumber Dana Bank


Sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun
dana untuk membiayai operasionalnya. Hal tersebut sesuai dengan fungsi
bank sebagai lembaga keuangan dimana kegiatan sehari-harinya adalah jual
beli uang. Sebelum menjual uang atau memberi pinjaman, tentu bank perlu
membeli uang atau menghimpun dana terlebih dahulu. Selisih dari bunga atas
pinjaman dengan bunga simpanan (dana yang terhimpun) merupakan
keuntungan bagi bank.
Dana untuk membiayai operasi bank dapat diperoleh dari berbagai
sumber. Perolehan ini tergantung pada masing-masing bank itu sendiri,
apakah melalui cara pinjaman (titipan) dari masyarakat atau dari lembaga
lainnya. Selain itu, bank dapat membiayai kegiatan operasionalnya dengan
modal yang dimilikinya sendiri, yaitu dengan mengeluarkan atau menjual

25
saham. Perolehan dana juga harus disesuaikan dengan tujuan dari
penggunaan dana tersebut. Jika tujuannya untuk operasional sehari-hari tentu
berbeda dengan untuk investasi. Adapun berikut sumber-sumber dana bank
tersebut.

1. Dana ini bersumber dari modal bank sendiri.


Maksud dari modal sendiri adalah setoran dari para pemegang
sahamnya. Apabila saham belum habis terjual, dan masih membutuhkan
dana, maka dapat memperoleh dana dengan menjual saham ke pemegang
saham lama. Namun jika tujuannya untuk ekspansi, maka bank akan
mengeluarkan saham baru dan menjualnya di pasar modal. Selain itu, bank
dapat menggunakan cadangan-cadangan laba yang belum digunakan.
a. Setoran modal dari pemegang saham
b. Cadangan-cadangan bank, maksudnya adalah cadangan-cadangan
laba pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang
sahamnya. Cadangan ini sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba
tahun yang akan datang.
c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum
dibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai modal untuk sementara waktu Keuntungan dari sumber dana
sendiri adalah tidak perlu membayar bunga yang relatif lebih besar
daripada jika meminjam ke lembaga lain.

2. Dana yang bersumber dari masyarakat luas


Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan
operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu
membiayai operasinya dari sumber dana ini. Pencaharian dana dari
sumber ini relatif paling mudah jika dibandingkan dengan sumber lainnya
dan pencarian dana dari sumber dana ini paling dominan, asalkan bank
dapat memberikan bunga dan fasilitas menarik lainnya. Akan tetapi
pencarian sumber dana dari sumber ini relatif lebih mahal jika dibandingkan
dari dana sendiri. Adapun sumber dana dari masyarakat luas dapat
dilakukan dalam bentuk Simpanan giro, Simpanan tabungan, Simpanan
deposito.
Simpanan giro merupakan dana murah bagi bank, karena bunga atau
balas jasa yang dibayar paling murah jika dibandingkan dengan simpanan
tabungan dan deposito. Sedangkan simpanan tabungan dan deposito
disebut dana mahal, hal ini disebabkan bunga yang dibayarkan kepada
pemegangnya relatif lebih tinggi, jika dibandingkan dengan jasa giro.

3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya


Sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank
mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua di

26
atas. Pencarian dari sumber dana ini relaitif labih mahal dan sifatnya hanya
sementara waktu saja. Kemudian dana yang diperoleh dari sumber ini
digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi-transaksi tertentu.
Perolehan dana dari sumber ini berasal dari:
a. Kredit likuiditas dari Bank Indonesia, yang merupakan kredit yang
diberkan oleh Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami
kesulitan dalam likuiditasnya. Kredit ini juga diberikan pada sektor-
sektor tertentu.
b. Pinjaman antar bank (call money), yaitu merupakan pinjaman yang
diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring. Pinjaman ini
bersifat jangka pendek dan bunganya relatif tinggi.
c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri, yaitu merupakan pinjaman yang
diperoleh dari perbankan luar negeri.
d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dalam hai ini bank menerbitkan
SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik
perusahaan keuangan ataupun bukan keuangan.

B. Manajemen Sumber Dan Alokasi Dana Bank


Kegiatan utama bank adalah mengumpulkan dana dan menyalurkan
kredit yang harus dilakukan dengan baik dan benar. Menajemen sangat
berperan penting dalam pengumpulan dana dan penyaluran kredit untuk
mendukung tercapainya tujuan bank.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedang dana bank adalah sejumlah
uang yang dimiliki dan dikuasai suatu bank dalam kegiatan operasionalnya,
atau suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap
penghimpunan dana yang ada di masyarakat.
Manajemen Dana Bank (Bank Found Management) adalah ilmu dan
seni mengatur proses penarikan dan pengumpulan dana yang optimal dan
dengan cost of money yang wajar. Yang dimaksud dengan wajar adalah cost
of money (cost of fund + overhead cost) dapat bersaing dengan bank-bank
lain. Bagi bank, manajemen dana bank adalah bagaimana memilih dan
mengelola sumber dana yang tersedia. Bagi bank pengelola sumber dana dari
masyarakat luas, terutama dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan
deposito sangatlah penting. Dalam penglolaan sumber dana di mulai dari
pencarian akan kebutuhan dana, kemudian pelaksanaan pencarian sumber
dana yang tersedia. Pengelolaan sumber dana kini di kenal dengan nama
manajemen dana bank. Disimpulkan manajemen dana bank merupakan suatu
kegiatan perncanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpuan
dana yang yang ada di masyarakat.
Selain beraktivitas dalam menghimpun dana, bank juga beraktifitas
dalam mengalikasikan dana. Pengalokasian dana adalah menjual kembali
dana yang diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Tujuan

27
bank dari pengalokasian dana adalah memperoleh keuntungan semaksimal
mungkin.

1. Primary Reserve (cadangan primer)


Merupakan prioritas utama dalam alokasi dana adalah menempatkan dana
untuk memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia (sebagai
pembina dan pengawas bank). Pembentukan cadangan primer atau
primary reserve dimaksudkan untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib
minimum, keperluan operasi bank, semua penarikan simpanan, dan
permintaan pencairan kredit dari nasabah. Di samping itu, cadangan primer
juga digunakan untuk penyelesaian kliring antar bank dan kewajiban-
kewajiban bank lainnya yang harus segera dibayar. Dalam prakteknya,
primary reserve adalah dana kas dan saldo rekening koran bank pada
Bank Indonesia dan bank-bank lainnya, serta warkat-warkat dalam proses
penagihan. Komponen-komponen ini sering pula disebut sebagai alat-alat
likuid.

2. Secondary Reserve (cadangan sekunder)


Merupakam prioritas kedua di dalam alokasi dana bank adalah
penempatan dana-dana ke dalam noncash liquid asset (aset likuid yang
bukan kas) yang dapat memberikan pendapatan kepada setiap saat dapat
dijadikan urang tunai tanpa mengakibatkan kerugian pada bank. Surat-
surat berharga tersebut antara lain Surat Berharga Pasar Uang (SBPU),
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat berharga jangka pendek lainnya.
Cadangan sekunder atau secondary reserve digunakan untuk berbagai
kepentingan, antara lain sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan likuiditas yang bersifat jangka pendek, seperti
penarikan simpanan oleh nasabah deposan dan pencairan kredit dalam
jumlah besar yang telah diperkirakan.
b. Memenuhi kebutuhan likuiditas yang segera harus dipenuhi dan
kebutuhan-kebutuhan lainnya yang sebelumnya tidak diperkirakan.
c. Sebagai tambahan apabila cadangan primer tidak mencukupi.
d. Memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek yang tidak diperkirakan
dari deposan dan penarikan (disbursement) dari debitor.

C. Simpanan Giro
Menurut Undang-ndang perbankan nomor 10 tahun 1998, giro adalah
simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana pembayaran lainnya atau dengan cara
pemindahbukuan.
1. Cek
Cek merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank
yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar

28
sejumlah uang kepada yang disebutkan didalamnya atau kepada
pemegang cek tersebut. Artinya bank harus membayar kepada siapa saja
yang membawa cek ke bank yang memelihara rekening nasabah untuk di
uangkan sesuai dengan perysaratan yang telah ditetapkan baik secara
tunai maupun pemindahbukuan. Syarat dan hukum penggunaan cek
sebagai alat pembayaran giral seperti yang diatur dalam KUH Dagang
pasal 178 dengan syarat sebagai berikut:
a. Pada cek harus tertulis “CEK”
b. Surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar
sejumlah uang tertentu
c. Nama bank yang harus membayar (tertarik)
d. Penyebutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan
e. Tanda tangan penarik

Syarat lainnya yang dapat ditetapkan oleh bank untuk menarik sejumlah
uang yang di inginkan adalah sebagai berikut:
a. Tersedianya dana
b. Ada materai yang cukup
c. Jika ada coretan atau perubahan harus ditandatangani oleh simpemberi
cek
d. Jumlah uang yang tertulis diangka dengan hurus haruslah sama;
e. Memperlihatkan masa kadaluarsa cek, yaitu 70 hari setelah
dikeluarkannya cek tersebut
f. Tanda tangan atau stempel perusahaan harus dama dengan yang di
specimen cek tersebut
g. Tidak terblokir pihak yang berwenang
h. Resi cek sudah kembali
i. Endorsment cek benar
j. Kondisi cek sempurna
k. Rekening belum ditutup
l. Dan syarat-syarat lainnya

Gambar3.1: Contoh cek

29
Adapun jenis-jenis cek antara lain:
a. Cek Atas Nama
Merupakan cek yang diterbitkan orang atau badan tertentu yang ditulis
didalam cek tersebut, misalnya bayarlah kepada Tn. Roy Akase
sejumlah Rp.3.000.000

b. Cek Atas Unjuk


Yaitu cek yang tidak tertulis nama seseorang atau badan tertentu
didalam cek tersebut. Sebagai contoh didalam cek tersebut bayarlah
tunai, atau cash atau tidak ditulis kata kata apapun.

c. Cek silang
Jika suatu cek yang dipojok kiri atas diberi dua tanda silang sehingga
cek tersebut berfungsi sebagai pemindahbukuan bukan tunai

d. Cek mundur
Yang merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal
sekarang, misalnya hari ini tanggal 10 mei 2001, Tn. Roy Akase
bermaksud mencairkan ceknya dimana dalam cek tersebut tertulis
tanggal 5 mei 2001. Jenis cek inilah yang disebut dengan cek mundur,
hal ini biasanya terjadi karena ada kesepakatan antara si pemberi cek
dengan si penerima cek.

e. Cek kosong
Yaitu cek yang dananya tidak tersedia sebagai contoh, misalnya
nasabah menarik cek senilai 66 juta rupiah tertulis didalam cek
tersebut, akan tetapi dana yang tersedia direkening giro tersebut hanya
ada 20 juta rupiah, jelas cek tersebut kurang jumlahnya dibandingkan
dengan jumlah yang ada.

30
Dalam hal penarikan dengan cek kosong, apabila nasabah melakukan
sampai tiga kali, maka nasabah tersebut akan di black list atau masuk
dalam daftar hitam yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, kemudian
disebarkan keseluruh perbankan sehingga yang bersangkutan tidak
dapat berhubungan dengan bank manapun. Namun, tentunya sebelum
masuk dalam daftar hitam terlebih dulu nasabah diberi peringatan baik
lisan maupun tertulis sebelumnya.
Akan tetapi, apabila bank dapat memenuhi kekurangan tersebut
dengan pertimbangan nasabah primer yang loyal terhadap bank
selama ini dengan tidak ada unsur kesengajaan dengan menggunakan
fasilitas over draft. Hal ini dilakukan untuk menghindari nasabah black
list.

2. Bilyet Giro
Bilyet giro merupakan surat perintah dari nasabah bank kepada bank yang
memelihara rekening giro nasabah tertentu. Untuk memindahbukukan
sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima
yang disebutkan namanya pada bank yang sama atau bank lainnya. Syarat
syarat yang berlaku untuk BG agar pemindahbukuannya dapat dilakukan
antara lain:
a. Ada nama bilyet giro dan nomor serinya
b. Perintah tanpa syarat untuk memindahbukukan sejumlah uang atas
beban rekening yang bersangkutan
c. Nama dan tempat bank tertarik
d. Jumlah dana yang dipindahkan dalam angka dan huruf
e. Nama pihak penerima
f. Tanda tangan penarik atau stempel jika si penarik merupakan
perusahaan
g. Tanggal dan tempat penarikan
h. Nama bank yang menerima pemindahbukuan tersebut

Masa berlaku dan tanggal berlakunya BG juga di atur sesuai perysaratan


yang telah ditentukan seperti:
a. Masa berlakunya adalah 70 hari terhitung mulai dari tanggal
penarikannya
b. Bila tanggal efektif tidak dicamtumkan, maka tanggal penarikan berlaku
sampai tanggal efektif
c. Bila tanggal penarikan tidak dicantumkan, maka tanggal efektif
dianggap tanggal efekfit dianggap sebagai tanggal efektif dianggap
sebagai tanggal penarikan
d. Dan syarat syarat lainnya

31
Gambar3.2: Contoh Bilyet Giro

Cek dan giro sangatlah mirip karena memang ada persamaannya, adapun
persamaan cek dan giro adalah:
a. Cek dan bilyet giro sama-sama alat pembayaran giral.
b. Cek dan giro memiliki waktu kedaluwarsa yang sama, yaitu 70 hari.
c. Keduanya, baik cek maupun giro, dapat dijadikan bahan perhitungan pada
lembaga kliring.
d. Keduanya merupakan perintah kepada bank untuk melaksanakan mutasi
pembayaran pada rekening nasabah.

Medkipun terdapat banyak persamaan antara cek dan giro, namun terdapat
beberapa perbedaan antara Cek dan Giro seperti dalam table berikut ini:

Tabel3:1 Perbedaan Cek dan Giro


Cek Giro

32
Cek Giro
• Cek bisa langsung diuangkan secara • Bilyet giro tidak bisa langsung
tunai di bank. diuangkan secara tunai.
• Pembayaran dari bank bisa dilakukan • Pemindahbukuan yang dilakukan
atas unjuk. bank hanya dapat dilakukan atas
• Penarikan cek akan dikenakan biaya nama.
materai. • Pihak penarik akan dibebaskan dari
• Cek memiliki fungsi sebagai surat biaya materai.
perintah dari nasabah kepada bank • Bilyet giro memiliki fungsi sebagai
untuk membayar dengan uang tunai surat perintah dari nasabah kepada
kepada orang yang ditunjuk kepada bank untuk memindahkan dananya
pemegang cek tersebut. kepada orang yang ditunjuk dan
• Cek tidak dapat diuangkan pada bank mempunyai rekening yang jelas
yang bersangkutan sebelum diberi pada bank tertentu.
tanggal penerbitannya. • Bilyet giro dapat diserahkan bank
• Hanya tercantum tanggal penerbitan sebelum tanggal efektif jika tanggal
karena dikenal adanya cek mundur. efektif tersebut lebih awal dari
• Sumber hukum Kitab Undang-Undang tanggal penerbitanya
Hukum Dagang (KUHD). • Tercantum tanggal penerbitan dan
tanggal efektif.
• Sumber hukum Peraturan Bank
Indonesia (PBI).

D. Simpanan Tabungan
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, pegertian
tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,
bilyet giro dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Salah satu
syarat yang disepakati antara bank dan si penabung adalah dalam hal
frekuensi penarikan. Penabung dapat menarik uang dua kali seminggu atau
satu kali seminggu atau satu kali sebulan atau bahkan setiap saat. Hal ini
haruslah sesuai dengan perjanjian bank dan penabung.
Alat penarikan juga tergantung dengan perjanjian antara bank dan si
penabung. Ada beberapa alat penarikan tabungan, hal ini tergantung bank
masing-masing, mau menggunakan sarana yang mereka inginkan dan dapat
digunakan sendiri-sendiri atau secara bersamaan. Alat-alat yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
1. Buku tabungan, yaitu buku dipegang nasabah, dimana berisi catatan saldo
tabungan, penarikan, penyetoran dan pembebanan-pembebanan yang
mungkin terjadi. Buku ini digunakan pada saat penarikan sehingga
langsung dapat mengurangi saldo yang ada dibuku tabungan tersebut.
2. Slip penarikan, merupakan formulir penarikan dimana nasabah cukup
menulis nama, nomor rekening, jumlah uang serta tanda tangan nasabah

33
untuk menarik sejumlah uang. Slip ini biasanya digunakan bersamaan
dengan buku tabungan.
3. Kwitansi, merupakan bukti yang dikeluarkan oleh bank yang fungsinya
sama dengan slip penarikan,dimana tertulis nama penarik, nomor penarik,
jumlah uang, dan tanda tangan penarik. Alat ini juga dapat digunakan
secara bersamaan dengan tabungan.
4. Kartu yang terbuat dari plastik, yaitu sejenis kartu kredit yang terbuat dari
plastik yang dapat digunakan untuk menarik sejumlah uang dari
tabungannya, baik bank maupun di mesin Automated Teller machine
(ATM). Mesin ATM ini biasanya tersebar ditempat tempat yang strategis.
Hal lainnya yang dapat diatur oleh bank penyelenggara dan sesuai
dengan ketentuan BI. Pengaturan sendiri oleh masing masing bank agar
tabungan dibuat semenarik mungkin sehingga nasabah bank tertarik untuk
menabung di bank yang mereka inginkan.
1. Bank penyelenggara. Setiap bank dapat menyelenggarakan tabungan, baik
bank pemerintah maupun bank swasta, dan semua bank umum serta bank
perkreditan rakyat.
2. Persyaratan penabung. Untuk syarat syarat menabung, seperti prosedur
prosedur yang harus dipenuhi seperti, jumlah setoran umum penabung,
maupun kelengkapan dokumen tergantung bank yang bersangkutan.
3. Jumlah setoran. baik untuk setoran minimal waktu pertama sekali
menabung maupun setoran selanjutnya serta jumlah minimal yang harus
tersedia di buku tabungan tersebut, juga diserahkan kepada bank
penyelenggara.
4. Pengambilan tabungan. Merupakan jumlah maksimal yang harus ditarik.
Yaitu tidak melebihi saldo minimal dan frekuensi penarikan setiap harinya,
apakah setiap saat atau setiap hari tergantung bank yang bersangkutan.
5. Bunga dan insentif. Besarnya bunga tabungan dan cara perhitungan bunga
didasarkan apakah harian, saldo rata-rata atau saldo terendah diserahkan
sepenuhnya kepada bank penyelenggara. Begitu pula dengan insentif, baik
berupa hadiah, cendramata dan lain sebagainya dengan tujuan untuk
menarik nasabah agar menabung
6. Penutupan tabungan. Syarat-syarat untuk ditutupnya tabungan oleh bank
dilakukan oleh nasabah sendiri atau ditutup oleh bank karena alasan
tertentu. Sebagai contoh nasabah sudah tidak aktif lagi melakukan
transaksi selama tiga bulan.

Contoh Perhitungan Bunga Tabungan


Transaksi yang terjadi direkening tabungan Tn. Ray Ibarahim selama
bulan Juni 2020
• Tanggal 1 Juni setor tunai Rp.6000.000
• Tanggal 10 Juni setor tunai Rp.4000.000
• Tanggal 12 Juni tarik tunai Rp.3000.000
• Tanggal 16 Juni transfer masuk Rp.2000.000
• Tanggal 20 Juni tarik tunai Rp.5000.000

34
• Tanggal 30 juni setor tuani Rp.1000.000
Sedangkan pembebanan suku bunga 18% untuk perhitungan saldo
terendah, dan untuk saldo harian bunga sebagai berikut:
• Dari tanggal 1. s/d 10 bunga = 18/Tahun
• Dari tanggal 11. s/d 20 bunga = 15%/Tahun
• Dari tanggal 21. s/d 30 bunga = 20%/Tahun
Pertanyaan
Hitunglah berapa bunga bersih yang Tn. Ray Ibarahim terima dengan
menggunakan saldo terendah dan saldo harian jika dikehendaki pajak 15%.
Kemudian laporan buku tabungan

Perhitungan bunga dengan saldo terendah


Saldo terendah bulan ini adalah Rp.4000.000
Jadi perhitungan bunga adalah
Bunga = 18% x Rp.4.000.0000 / 12 = Rp.60.000
Pajak 15% x Rp.60.000 =Rp. 9.000
Bunga bersih =Rp.51.000.000

Sedangkan perhitungan dengan saldo harian adalah:


Tanggal 1. s/d 9 juni
Bunga = 18% x Rp.6.000.000 / 365 x 9hr = Rp.26.000

Tanggal 10 juni
Bunga = 18% x Rp.10.000.000 / 365 x 1 hr = Rp.4.932

Tanggal 11 juni
Bunga = 15% x Rp.10.000.000 / 365 hr x 1 hr = Rp.4.110

Tanggal 12. s/d 15 juni


Bunga = 15% x Rp.7.000.000 / 365 hr x 4 hr = Rp.11.507

Tanggal 16. s/d 19 juni


Bunga = 15% x Rp.9.000.000 / 365 hr x 4 hr = Rp.14.795

Tanggal 20 juni
Bunga = 15% x Rp.4.000.000 / 365 hr x 1 hr = Rp.1.644

Tanggal 21. s/d 29 juni


Bunga = 20% x Rp.4.000.000 / 365 hr x 9 hr = Rp.19.726

Tanggal 30 juni
Bunga = 20% x Rp.5.000.000 / 365 hr x 1 hr = Rp.2.740

Total bunga harian = Rp.86.084

35
Pajak 15% x Rp.86.084 = Rp.12.913
Bunga bersih = Rp.73.171

E. Simpanan Deposito
Simpanan deposito merupakan simpanan jenis ketiga yang dikeluarkan
oleh bank. Berbeda dengan dua jenis simpanan lainnya, simpanan deposito
mengandung unsur jangka waktu (jatuh tempo) lebih 36ystem36 dan tidak
dapat ditarik setiap saat atau setiap hari. Menurut undang undang No.10
Tahun 1998 yang dimaksud dengan deposito adalah adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
Pembukaan deposito mempunyai dua pengertian dikaitkan dengan
penerapan 36ystem aplikasinya, yaitu pembukaan rekening deposito
nasabah dan penyetoran dana deposito atau booking transaksi yang
dilakukan secara terutut. Langkah pertama adalah nasabah mengajukan
permohonan membuka rekening yang di catat oleh bank sehingga nasabah
tersebut mempunyai nomor rekening deposito. Setelah mempunyai nomor
rekening di bank, nasabah dapat menyetorkan dananya (Booking transaksi)
dengan jangka waktu penyimpanan sesuai dengan permohonannya.
Syarat-syarat pembukaan rekening deposito:
1. Jumlah minimal untuk nominal yang di depositokan Rp 1 Juta (US$
5000) atau dengan kebijakan setiap bank
2. Besarnya bunga yang diberikan
3. Cara pembayaran bunga
4. Cara Pencairan Deposito
5. Perpanjangan deposito secara otomatis/ Automatic Roll-Over (ARO)

Tabel 3.2: Alur proses penarikan deposito tunai:


Melalui Petugas Dinas Luar Melalui Kantor Bank
Nasabah menyerahkan bilyet 1. Nasabah datang ke kantor bank
deposito dan menandatangani slip dengan membawa bilyet
penarikan yang telah disiapkan oleh 2. CS mengontrol bilyet yang telah
PDL jatuh tempo dan memberikan
1. PDL memberikan tanda terima penjelasan kepada nasabah serta
peminjaman bilyet kepada melengkapi segala persyaratan
nasabah. Dan bilyet beserta administrasi setelah
slip penarikan dibawa ke kasir di lengkap diserahkan kepada kasir
kantor untuk dilakukan verifikasi 3. Kasir memvalidasi dan mendebet
2. Kasir memberikan PDL untuk saldo deposito serta langsung
membawakan uang kepada menyerahkan kepada nasabah
nasabah apabila penarikan 4. Proses diatas memerlukan waktu
sampai dengan Rp. 1.000.000,- maximal 20 menit
3. Apabila jumlah tarikan diatas Rp.
1.000.000,- maka kasir langsung

36
membawakan uang
kepada nasabah
4. Proses diatas memerlukan waktu
selama 1 hari

Jenis-jenis Deposito:
1. Deposito Berjangka
Deposito berjangka merupakan produk simpanan yang memiliki
jangka waktu, penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
sesuai tanggal yang dijanjikan antara deposan dan bank. Deposito
biasanya memiliki jangka waktu tertentu di mana uang di dalamnya
tidak boleh ditarik nasabah, dan baru bisa dicairkan sesuai dengan
tanggal jatuh temponya, biasanya deposito mempunyai jatuh tempo 1,
3, 6, atau 12 bulan.
Bila deposito dicairkan sebelum tanggal jatuh tempo, maka akan
kena penalti sesuai dengan kebijakan bank yang bersangkutan.
Contoh perhitungan:
Soal:
Ny. Dasimah ingin menerbitkan deposito berjangka untuk jangka
waktu 6 bulan, nominal yang diinginkan adalah Rp 120.000.000
dan pembayaran secara tunai. Bunga 15% per tahun. Dan bunga
diambil setia bulan tunai. Setelah jatuh tempo deposito tersebut
dicairkan dan diambil tunai
Pertanyaan :
Berapa jumlah bunga yang Ny. Dasimah terima setiap 6 bulan, jika
dikenakan pajak 12%
Jawab :
Bunga = 15% x 120.000.000 X 6/12
= Rp 9.000.000
Pajak = 12% x 9.000.000
= Rp 1.080.000
Bunga per 6 bulan = Rp 7.920.000

2. Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito memiliki kesamaan dengan deposito berjangka
dalam penerapan jangka waktu yang berlaku. Yang membedakannya
adalah sertifikat deposito menerbitkan sertifikat keterangan dari
deposito itu sendiri dan dapat diperjual-belikan atau dipindah-
tangankan kepada pihak lain.
Pencairan bunga sertifkat dapat dilakukan dimuka, tiap bulan atau jatuh
tempo, baik tunai maupun non tunai.
Contoh perhitungan sertifikat deposito:
Soal:

37
Tn. Caesar ingin membeli 15 lembar deposito (SD) nominal Rp
15.000.000,
Bunga 15% per tahun dan diambil dimuka. Jangka waktunya
adalah 12 bulan dan pembayaran secara tunai dan dikenakan
pajak 14%.
Pertanyaan :
Berapakah jumlah yang harus Tn. Caesar bayar kepada pihak
bank, jika langsung
dipotong bunga yang diambil dimuka.
Jawab :
Total nominal (SD) = 15% X 15.000.000 = Rp 225.000.000
Bunga = 15% x 225.000.000 X 12/12
= Rp 33.750.000
Pajak = 14% x 33.750.000 = Rp 4.725.000
Bunga bersih : J. Bunga – J. Pajak
= Rp 33.750.000. – Rp 4.725.000
= Rp 29.025.000
Jumlah yang harus dibayar : J. total nominal – J. Bunga bersih
= Rp 225.000.000 – Rp 29.025.000
= Rp 195.975.000
3. Deposito On Call
Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan
paling lama kurang dari 1 bulan. dan biasanya dalam jumlah yang
besar misalnya 50 juta rupiah (tergantung bank yang bersangkutan).
Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposit on call dan
sebelum deposit on call dicairkan terlebih dahulu 3 hari sebelumnya
nasabah sudah memberitahukan bank penerbit.
Contoh perhitungan Deposito On Call
Soal:
Tn. Arbi memiliki uang sejumlah Rp.300.000.000,- ingin
menerbitkan deposit on call mulai hari ini tanggal 3 Mei 2002.
Bunga yang telah dinegoisasi adalah 4% perbulan (Pm) dan
diambil pada saat pencairan. Pada tanggal 19 Mei 2002 Tn. Arbi
mencairkan deposit on call nya.
Pertanyaanya:
Berapa jumlah bunga yang Tn. Arbi terima pada saat pencairan jika
dikenakan pajak sebesar 15%
Jawab :
Lama deposit on call 3-19 hari dengan catatan pada saat pencairan
bunga tidak dihitung.
Bunga = 4% x Rp 300.000.000,- x 16/30 hari
= Rp 6.400.000,-
Pajak = 15% * Rp 6.400.000
= Rp 960.000,-
Total: Rp 5.440.000,-

38
RINGKASAN

1. Sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana


untuk membiayai operasionalnya. Hal tersebut sesuai dengan fungsi bank
sebagai lembaga keuangan dimana kegiatan sehari-harinya adalah jual beli
uang. Sebelum menjual uang atau memberi pinjaman, tentu bank perlu
membeli uang atau menghimpun dana terlebih dahulu. Selisih dari bunga
atas pinjaman dengan bunga simpanan ( dana yang terhimpun) merupakan
keuntungan bagi bank.

2. Kegiatan utama bank adalah mengumpulkan dana dan menyalurkan kredit


yang harus dilakukan dengan baik dan benar. Manajemen Dana Bank
(Bank Fund Management) adalah ilmu dan seni mengatur proses penarikan
dan pengumpulan dana yang optimal dan dengan cost of money yang
wajar.

3. Menurut Undang-undang perbankan nomor 10 tahun 1998, giro adalah


simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana pembayaran lainnya atau dengan
cara pemindahbukuan.

4. Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, pegertian


tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan
itu. Salah satu syarat yang disepakati antara bank dan si penabung adalah
dalam hal frekuensi penarikan. Penabung dapat menarik uang dua kali
seminggu atau satu kali seminggu atau satu kali sebulan atau bahkan
setiap saat. Hal ini haruslah sesuai dengan perjanjian bank dan penabung.

5. Simpanan deposito merupakan simpanan jenis ketiga yang dikeluarkan


oleh bank. Berbeda dengan dua jenis simpanan lainnya, simpanan
deposito mengandung unsur jangka waktu (jatuh tempo) lebih panjang dan
tidak dapat ditarik setiap saat atau setiap hari. Menurut undang undang
No.10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan deposito adalah adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.

LATIHAN/PENUGASAN

Latihan

39
1. Jelaskan bagaimana bank dapat memperoleh pendanaan untuk membiayai
kegiatan operasionalnya!
2. Apa yang dimaksud dengan primary reserve dan secondary reserve?
Jelaskan!
3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis deposito!
4. Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara cek dan giro!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tabungan sesuai dengan UU
Perbankan 10 1998?

Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta

40
MANAJEMEN KREDIT (LENDING)

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahasiswa/i diharapkan
mampu:
1. Kebijakan penggunaan dan pertimbangan penyaluran dana
2. Pengertian dan jenis kredit
3. Prinsip pemberian kredit BAB
4. Prosedur pemberian kredit
5. Kolektibilitas kredit

Untuk mengawali kegiatan belajar, Pindailah kode bar


disamping, simak video dalam daftar video dan
pelajari serta pahamilah isi materi yang ada di
dalamnya.

A. Kebijakan Penggunaan Dan Pertimbangan Penyaluran Dana


Kegiatan yang dilakukan bank setelah menghimpun dana dari
masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito adalah
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang
membutuhkannya atau dikenal dengan istilah alokasi dana. Pengalokasian
dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan
kredit. Pengalokasian dana dapat pula dilakukan dengan membelikan berbagai
aset yang dianggap menguntungkan bank. Arti lain dari alokasi dana adalah
penjualan dana yang telah dihimpun dalam bentuk simpanan. Penjualan dana
ini dimaksudkan agar bank dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin.
Dalam hal pengalokasian dananya ke masyarakat pihak perbankkan
membebankan bunga dengan prosentasi tertentu sesuai dengan penetapan
harga bunga oleh BI, pada tahun 2007 berkisar 1% per bulan.

B. Pengertian Dan Jenis Kredit

41
Menurut UU perbankkan no 10 tahun 1998, kredit adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pembiayaan adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah janka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Adapun beberapa tujuan dari kredit adalah sebagai berikut.
1. Mencari Keuntungan atau memperoleh hasil dari pemberian kredit,
terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa
dan dalam bentuk biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada
nasabah. Bagi bank yang terus-menerus menderita kerugian, maka besar
kemungkinan bank tersebut akan dilikuidasi
2. Membantu Usaha Nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi
maupun dana untuk modal kerja agar dapat mengembangkan dan
memperluaskan usahanya.
3. Membantu Pemerintah dalam Penerimaan pajak, Membuka kesempatan
kerja, Meningkatkan jumlah barang dan jasa
Selain beberapa tujuan yang disampaikan di atas, terdapat pula fungsi
kredit dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Meningkatkan daya guna uang.
2. Meningkatkan jumlah peredaran uang serta lalu lintas uang.
3. Meningkatkan nilai atau daya guna barang.
4. Meningkatkan peredaran atau penyebaran barang.
5. Sebagai alat penunjang stabilitas perekonomian.
6. Mengaktifkan dan meningkatkan kegunaan atau potensi ekonomi yang ada.
7. Sebagai salah satu jembatan peningkatan pemerataan pendapatan
nasional.
8. Sebagai salah satu alat untuk menjalin hubungan internasional

Dalam aktivitas pemberian kredit kita akan mengenal beberapa hal


yang ada dalam transaksi kredit atau yang disebut dengan unsur-unsur kredit.
Dimana unsur-unsur kredit antara lain adalah:
1. Kepercayaan. Dimana pihak perbankan memiliki kepercayaan terhadap
pihak peminjam, kepercayaan ini dapat diperoleh pihak bank bila telah
melakukan analisis pada saat mengajukan proposal, sesuai dengan
prosedur terhadap pihak peminjam.

2. Kesepakatan. Pada saat proposal pengajuan kredit telah disetujui oleh


pihak bank yang bersangkutan maka selanjutnya dilakukan kontrak
kesepakatan dan ditandatangani oleh pihak bank dan pihak peminjam.

42
3. Jangka waktu. Setiap kredit yang diajukan pasti terdapat jangka waktu
tertentu, hal ini akan disesuaikan dengan jangka waktu yang telah
disepakati pada saat kontrak kesepakatan. Jangka waktu dapat berbentuk
jangka pendek, jangka menengah ataupun jangka panjang.

4. Risiko. Semakin panjang waktu pinjaman maka akan membuat


pengembalian pokok dan bunganya jauh lebih besar bila kita memilih
jangka pendek karena hal ini akan berkaitan dengan resiko tidak
tertagihnya kredit. Sebab sejauh ini yang menanggung risiko adalah pihak
bank.

5. Balas jasa. Balas jasa didalam bank umum adalah berupa bunga dan
biaya administrasi. Hal ini merupakan keuntungan yang dapat diperoleh
oleh pihak bank

Jenis-jenis kredit pun sangat bermacam-macam. Jenis kredit dapat


dilihat dari segi kegunaannya, dapat dilihat dari segi tujuannya, dilihat dari segi
jangka waktunya, dilhat dari segi jaminannya, dan dilihat dari segi sektor
usahanya.
1. Jenis kredit dilihat dari segi kegunaan
a. kredit investasi
kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya
digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun
proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. contoh kredit
investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-
mesin.

b. kredit modal kerja


kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam operasionalnya. sebagai contoh kredit
modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku

2. Jenis kredit dilihat dari segi tujuan kredit


a. kredit produktif
kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi. kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.
b. kredit konsumtif
kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.
c. kredit perdagangan
merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan
untuk membeli aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang
dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang
dagangan tersebut.

43
3. Jenis kredit dilihat dari segi jangka waktu
a. kredit jangka pendek
merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau
paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal
kerja
b. kredit jangka menengah
jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun
dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi
c. kredit jangka Panjang
merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit
jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun

4. Jenis kredit dilihat dari segi jaminan


a. kredit dengan jaminan
merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. jaminan
tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau
jaminan orang
b. kredit tanpa jaminan
merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang
tertentu.

5. Jenis kredit dilihat dari segi sektor usaha


a. kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor
perkebunan atau pertanian
b. kredit peternakan, merupakan kredit yang diberikan untuk sektor
peternakan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
c. kredit industri, merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai
industri, baik industri kecil, industri menengah atau industri besar.
d. kredit pertambangan, merupakan kredit yang diberikan kepada usaha
tambang.
e. kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun
sarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para
mahamahasiswa.
f. kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan
profesional seperti, dosen, dokter atau pengacara.
g. kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau
pembelian perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang.
h. dan sektor-sektor lainnya.

C. Prinsip Pemberian Kredit


Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, bank harus merasa yakin
bahwa kredit tersebut akan benar-benar akan kembali. Oleh karena itu bank
melakukan penilaian kredit sebelum kredit tersebut diberikan dan penilaian
yang digunakan yaitu analisis 5C dan 7P:

44
Adapaun yang dimaksud dengan 5C adalah:
1. Character : Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari nasabah
benar-benar dapat dipercaya. Merupakan ukuran “kemauan” membayar
2. Capacity : Untuk melihat kemampuan nasabah dalam kemampuannya
di bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya. Pada akhirnya
akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit
3. Capital : Untuk melihat apakah penggunaan modalnya efektif, dapat
dilihat laporan keuangannya.
4. Colleteral : Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik
yang bersifat fisik maupun non fisik
5. Condition : Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi
dan politik sekarang serta prospek usaha dari sector yang dijalankan

Adapaun yang dimaksud dengan 5P adalah:


1. Personality : Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah
lakunya serta tindakan nasabah dalam menghadapi masalah
2. Party : Mengklasifikasikan nasabah kedalam golongan tertentu
berdasarkan loyalitas, modal dan karakternya
3. Perpose : Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah
4. Prospect : Untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang
menguntungkan atau tidak dengan kata lain memiliki prospek atau tidak
5. Payment : Ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit
yang telah diambil atau dari sumber mana saja nasabah mengembalikan
kredit
6. Profitability : Menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam
mencari laba
7. Protection : Bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan
perlindungan

D. Prosedur Pemberian Kredit


Pemberian kredit bukan perkara yang mudah, ada beberapa prosedur
yang perlu dilalui dalam pembrian kredit. Adapun prosedur pemberian kredit
antara lain:
1. Pengajuan berkas-berkas
Dalam tahap ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang
dituangkan dalam bentuk proposal yang berisi : latar belakang perusahaan,
maksud dan tujuan, besar kredit dan jangka waktu, cara mengembalikan
kredit, jaminan kredit dan dilampiri dengan berkas-berkas yang
dipersyaratkan seperti : akte notaris, TDP, NPWP dan lain-lain

2. Penyelidikan berkas pinjaman


Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah
lengkap dan sesuai persyaratan. Jika menurut pihak perbankan belum

45
lengkap maka nasabah segera melengkapi dan apabila sampai waktu
tertentu tidak bisa melengkapi maka sebaiknya dibatalkan saja

3. Wawancara I
Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langusng
berhadapan dengan calon peminjam untuk meyakinkan apakah berkas-
berkas tersebut sesuai dan lengkap

4. On The Spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai
objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan

5. Wawancara II
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-
kekurangan pada saat setelah pemeriksaan ke lapangan

6. Keputusan Kredit
Menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, biasanya keputusan
kredit mencakup : jumlah uang yang diterima, jangka waktu kredit, biaya-
biaya yang harus dibayar

7. Penandatanganan Akad Kredit


Sebelum kredit dicairkan, maka terlebih dahulu calon nasabah
menandatangani akad kredit. Penandatanganan dilaksanakan antara bank
dengan debitur secara langsung atau dengan melalui notaris.

8. Realisasi Kredit
Diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan
membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan

9. Penyaluran/penarikan Dana
Pencairan atau pengambilan uang sebagai realisasi dari pemberian kredit
dan dapat diambil secara sekaligus atau bertahap

E. Kolektibilitas Kredit
Kolektibilitas kredit adalah tingkat kedisiplinan seseorang atau badan
terhadap pembayaran utang yang dimilikinya. Jika kolektibilitas kredit
seseorang jelek, maka bank pasti akan menolak pengajuan pinjaman yang
diajukan. Karena kolektibilitas kredit yang jelek berarti seseorang debitur
cenderung suka tersendat-sendat dalam membayar utangnya. Tujuan
penetapan kolektibilitas kredit adalah untuk mengetahui kualitas kredit
sehingga bank dapat mengantisipasi risiko kredit secara dini karena risiko
kredit dapat mempengaruhi kelangsungan usaha bank. Di samping itu,

46
penetapan kolektibilitas kredit digunakan untuk menetapkan tingkat cadangan
potensi kerugian akibat kredit bermasalah.
Menurut Peraturan Bank Indonesia (BI) No. 7/2/PBI/2005, ada lima
kolektibilitas kredit yang jadi ukuran bank untuk menyetujui atau menolak
pengajuan pinjaman, yaitu :
1. Lancar (pas)
Suatu kredit dikatakan lancar apabila:
a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu
b. Memiliki mutasi rekening yang aktif
c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai

2. Dalam Perhatian Khusus (special mention)


Suatu kredit dikatakan dalam perhatian khusus apabila:
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang
belum melampaui 90 hari
b. Kadang – kadang terjadi cerukan (rekening negatif)
c. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan
d. Mutasi rekening relatif aktif
e. Didukung dengan pinjaman yang baru

3. Kurang Lancar (substandard)


Suatu kredit dikatakan kurang lancar apabila:
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang
telah melampaui 90 hari
b. Sering terjadi cerukan
c. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90
hari
d. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah
e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur
f. Dokumen pinjaman yang lemah

4. Diragukan (doubtful)
Suatu kredit dikatakan diragukan apabila:
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang
telah melampaui 180 hari
b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen
c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari
d. Terjadi kapitalisasi bunga
e. Dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun
pengikatan jaminan

5. Macet (loss)
Suatu kredit dikatakan macet apabila :
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang
telah melampaui 270 hari

47
b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru
c. Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada
nilai yang wajar

RINGKASAN

Ringkasan
1. Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih
dikenal dengan kredit. Pengalokasian dana dapat pula dilakukan dengan
membelikan berbagai aset yang dianggap menguntungkan bank. Arti lain
dari alokasi dana adalah penjualan dana yang telah dihimpun dalam bentuk
simpanan. Penjualan dana ini dimaksudkan agar bank dapat memperoleh
keuntungan seoptimal mungkin.

2. Menurut UU perbankkan no 10 tahun 1998,kredit adalah penyediaan uang


atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga.

3. Jenis-jenis kredit sangat bermacam-macam. Jenis kredit dapat dilihat dari


segi kegunaannya, dapat dilihat dari segi tujuannya, dilihat dari segi jangka
waktunya, dilhat dari segi jaminannya, dan dilihat dari segi sektor
usahanya.

4. Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, bank harus merasa yakin bahwa
kredit tersebut akan benar-benar akan kembali. Oleh karena itu bank
melakukan penilaian kredit sebelum kredit tersebut diberikan dan penilaian
yang digunakan yaitu prinsip pemberian kredit yaitu analisis 5C dan 7P.

5. Pemberian kredit bukan perkara yang mudah, ada beberapa prosedur yang
perlu dilalui dalam pemberian kredit. Adapun prosedur pemberian kredit
antara lain pengajuan berkas-berkas, penyelidikan berkas pinjaman,
wawancara I, On The Spot, wawancara II, keputusan kredit,
penandatangan akad kredit, realisasi kredit, dan penyeluran dana.

6. Kolektibilitas kredit adalah tingkat kedisiplinan seseorang atau badan


terhadap pembayaran utang yang dimilikinya. Jika kolektibilitas kredit
seseorang jelek, maka bank pasti akan menolak pengajuan pinjaman yang
diajukan. Karena kolektibilitas kredit yang jelek berarti seseorang debitur
cenderung suka tersendat-sendat dalam membayar utangnya. Tujuan
penetapan kolektibilitas kredit adalah untuk mengetahui kualitas kredit
sehingga bank dapat mengantisipasi risiko kredit secara dini karena risiko
kredit dapat mempengaruhi kelangsungan usaha bank. Di samping itu,

48
RINGKASAN
penetapan kolektibilitas kredit digunakan untuk menetapkan tingkat
cadangan potensi kerugian akibat kredit bermasalah.

LATIHAN/PENUGASAN

Latihan
1. Menurut UU Perbankan No 10 Tahun 1998, apakah yang dimaksud dengan
kredit? Jelaskan!
2. Sebut dan jelaskan tiga tujuan utama bank dalam memberikan atau
menyalurkan kredit kepada para nasabahnya!
3. Dalam aktivitas pemberian kredit kepada para nasabahnya, terdapat istilah
unsur-unsur pemberian kredit. Sebut dan jelaskan unsur-unsur dalam
pemberian kredit!
4. Sebelum memberikan kredit kepada para nasabahnya, bank terlebih
dahulu melakukan analisis dengan menerapkan prinsip 5C. Sebut dan
jelaskan!
5. Demikian pula, bank menganalisis dengan menerapkan prinsip 7P, sebut
dan jelasakan!

Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta

49
50
SUKU BUNGA

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahasiswa/i diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan Jenis-jenis suku bunga
2. Menjelaskan Metode dan perhitungan bunga
3. Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi dan penentuan suku BABbunga

Untuk mengawali kegiatan belajar, Pindailah kode bar


disamping, simak video dalam daftar video dan
pelajari serta pahamilah isi materi yang ada di
dalamnya.

A. Jenis-Jenis Suku Bunga


Bunga bank adalah balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan
prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya.
Macam bunga bank yang diberikan kepada nasabah :

1. Bunga Simpanan
Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah
yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga
yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Contoh : jasa giro, bunga
tabungan, dan bunga deposito.

2. Bunga Pinjaman

51
Bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus
dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Contoh : bunga kredit.

B. Metode Dan Perhitungan Bunga


Pembebanan besarnya suku bunga kredit dibedakan kepada jenis
kreditnya. Pembebanan di sini maksudnya metode perhitungan yang akan
digunakan sehingga memengaruhi jumlah bunga yang akan dibayar. Jumlah
bunga yang dibayar akan memengaruhi jumlah angsuran per bulannya. Di
mana jumlah angsuran terdiri dari utang/pokok pinjaman dan bunga.
1. Flat Rate
Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian
pula pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama sehingga cicila setiap
bulan sama sampai kredit tersebut lunas. Jenis flat rate ini diberikan
kepada kredit yang bersifat konsumtif seperti pembelian rumah tinggal,
pembelian mobil pribadi, dan kredit kondumtif lainnya.
Cara Perhitungan Flat Rate :
Yaya mengajukan KTA sebesar Rp120 juta dengan jangka waktu kredit 12
bulan, dan dikenakan bunga pinjaman sebesar 10% per tahun secara flat.
Berapakah angsuran per bulan yang harus dibayar?
Data:
Pokok pinjaman: Rp120.000.000; Bunga per tahun: 10%; Tenor pinjaman:
12 bulan
Cicilan pokok: Rp120.000.000 : 12 bulan = Rp10.000.000/bulan
Bunga per bulan = (P x i x t) / jb
(Rp120.000.000 x 10%) : 12 bulan = Rp1.000.000
Angsuran per bulan: Rp10.000.000 + Rp1.000.000 = Rp11.000.000
Jadi, dari pinjaman tersebut setelah dihitung dengan cara hitung bunga flat,
angsuran yang harus Anda bayarkan hingga pinjaman tersebut lunas
adalah Rp11.000.000 tiap bulan. Nilai angsuran ini tidak akan berubah-
ubah sebab bunga yang dikenakan adalah jenis bunga flat.

2. Sliding Rate / Effective Rate


Pembebanan bunga setiap bulan dihitung dari sisa pinjamannya sehingga
jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurun seiring dengan
turunnya pokok pinjaman. Akan tetapi, pembayaran pokok pinjaman setiap
bulan sama. Cicilan nasabah (pokok pinjaman ditambah bunga) otomatis
dari bulan ke bulan semakin menurun. Jenis sliding rate ini biasanya
diberikan kepada sektor produktif, dengan maksud si nasabah merasa tidak
terbebani terhadap pinjamannya.
Cara Perhitungan Sliding Rate :
Yaya mengajukan KTA sebesar Rp120 juta dengan jangka waktu kredit 12
bulan, dan dikenakan bunga pinjaman sebesar 10% per tahun
secara sliding rate. Berapakah angsuran per bulan yang harus dibayar?

Diketahui :

52
Pokok pinjaman: Rp24.000.000; Bunga per tahun: 10%; Tenor pinjaman:
24 bulan
Cicilan pokok: Rp24.000.000 : 24 bulan = Rp1.000.000/bulan
Bunga = SP x i x (30/360)
- Bunga efektif bulan 1 = 24.000.000 x 10% x (30/360) = Rp200.000
Cicilan pokok + bunga bulan 1 = Rp1.000.000 + Rp200.000 =
Rp1.200.000
- Bunga efektif bulan 2 = 23.000.000 x 10% x (30/360) = Rp191.667
Cicilan pokok + bunga bulan 2 = Rp1.000.000 + Rp191.667 =
Rp1.191.667
- Bunga efektif bulan 2 = 22.000.000 x 10% x (30/360) = Rp183.333
Cicilan pokok + bunga bulan 2 = Rp1.000.000 + Rp183.333 =
Rp1.183.333
Dan seterusnya hingga bulan ke-24

3. Annuity Rate
Metode Anuitas merupakan modifikasi dari Metode Efektif. Metode ini
mengatur sedemikian rupa agar jumlah angsuran pokok dan bunga yang
dibayar sama setiap bulan, dimana hanya komposisi bunga dan pokok
angsuran yang terus berubah secara periodik, angsuran pokok atau pokok
utang per bulannya akan semakin membesar namun pada saat yang
bersamaan besaran bunga per bulannya akan mengecil.Seperti bunga
efektif, bunga anuitas biasanya dipakai pada perhitungan kredit jangka
panjang misalnya KPR atau kredit usaha.
Cara Perhitungan Annuity Rate :
Yaya mengajukan KTA sebesar Rp120 juta dengan jangka waktu kredit 12
bulan, dan dikenakan bunga pinjaman sebesar 10% per tahun
secara annuity rate. Berapakah angsuran per bulan yang harus dibayar?

Diketahui :
Pokok pinjaman: Rp120.000.000; Bunga per tahun: 10%; Tenor pinjaman:
12 bulan
Cicilan pokok:
0,1

120.000.000 × ( 12
0,1
)
1−(1+ )−12
12
= Rp10.549.906

Kondisi suku bunga dapat dibagi menjadi dua, yaitu fixed rate dan floating
rate.
1. Fixed Rate
Secara sederhana adalah bunga yang diberikan tidak berubah-ubah.
Persentase bunga tetap akan selalu sama dari awal pinjaman hingga
pelunasan tagihannya

53
2. Floating Rate
Bunga mengambang dipengaruhi oleh pergerakan kondisi pasar. Jika
bunga pasaran menurun, bunga pinjaman juga ikut turun. Sebaliknya,
jika ada kenaikan suku bunga, bunga yang dibebankan akan naik.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Dan Penentuan Suku Bunga


Besar kecilnya suku bunga sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, baik
dari ihak internal maupun eksternal. Beberapa faktor yang mempengaruhi suku
bunga antara lain:
1. Kebutuhan Dana
Jika Bank sedang kekurangan dana sedangkan permohonan
untuk pinjaman meningkat maka bank akan meningkatkan suku bunga
simpanan dan secara otomatis meningkatkan bunga pinjaman.

2. Persaingan
Dalam kondisi bank kekurangan dana, sementara tingkat persaingan dalam
memperebutkan dana simpanan cukup ketat, maka bank harus bersaing
dengan bank lainnya, Bank harus meningkatkan bunga simpanan diatas
rata rata bunga pasar.

3. Kebijakan Pemerintah
Perbankan harus menaati peraturan mengenai bunga bank maksimal /
minimal yang di keluarkan oleh pemerintah.

4. Target Laba
Jika Bank menginginkan laba yang besar maka bunga pinjaman akan di
tingkatkan sesuai dengan kebutuhan Supply and Demand.

5. Jangka Waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya,
hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko macet di masa
mendatang. Demikian pula sebaliknya

6. Kualitas Jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang
dibebankan dan sebaliknya.

7. Reputasi perusahaan debitur


Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat
menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena
biasanya perusahaan yang bonafit kemungkinan risiko kredit macet di
masa mendatang relatif kecil dan sebaliknya.

8. Produk yang Kompetitif

54
Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah
jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini
disebabkan produk yang kompetitif tingkat perputaran produknya tinggi
sehingga pembayarannya diharapkan lancar.

9. Hubungan Baik
Dalam praktiknya, bank menggolongkan nasabah antara nasabah utama
dan nasabah biasa. Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta
loyalitas nasabah yang bersangkutan kepada bank. Nasabah yang memiliki
hubungan baik dengan bank tentu penentuan suku bunganya pun berbeda
dengan nasabah biasa.

10. Jaminan Pihak ke 3


Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk
menanggung segala risiko yang dibebankan kepada penerima kredit.
Biasanya apabila pihak yang memberikan jaminan bonafit, baik dari segi
kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank,
maka bunga yang dibebankan pun berbeda.

Dalam menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan


diberikan kepada para debitur, dapat dipengaruhi dengan beberapa komponen.
Komponen ini ada yang dapat diperkecil, ada juga yang tidak. Berikut adalah
komponen tersebut:
1. Cost Of Fund
Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh
dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun
deposito. Total biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang
ditetapkan untuk memperoleh dana yang diinginkan. Semakin besar bunga
yang dibebankan terhadap bunga simpanan, semakin tinggi pula biaya
dananya begitu juga sebaliknya. Total biaya dana ini harus dikurangi
dengan cadangan wajib atau Reserve Requirement yang ditetapkan oleh
pemerintah, dimana saat ini besarannya adalah 5%.

2. Biaya Operasi
Dalam melakukan kegiatan setiap bank membutuhkan berbagai sarana dan
prasarana baik berupa manusia maupun alat. Penggunaan sarana dan
prasarana ini memerlukan sejumlah biaya yang harus ditanggung bank
sebagai biaya operasi. Biaya operasi adalah biaya yang dikeluarkan oleh
bank dalam melaksanakan operasinya. Terdiri dari biaya gaji pegawai,
administrasi, pemeliharaan, dan lain lain.

3. Cadangan Risiko Kredit


Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang akan diberikan, hal
ini disebabkan setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu risiko
tidak terbayar. Risiko ini dapat timbul baik disengaja maupun tidak

55
disengaja. Oleh karena itu, pihak bank perlu mencadangkannya sebagai
sikap bersiaga dengan cara membebankan sejumlah persentase tertentu
terhadap kredit yang disalurkan.

4. Laba yang diinginkan


Setiap kali melakukan transaksi bank selalu ingin memperoleh laba yang
maksimal. Penentuan ini ditentukan oleh beberapa pertimbangan penting,
mengingat penentuan besarnya laba sangat memengaruhi besarnya bunga
kredit. Biasanya disamping melihat kondisi pesaing, bank juga melihat
kondisi nasabah dan sektor yang akan dibiayai, misalnya jika proyek
pemerintah atau untuk pengusaha kecil, maka labanya akan berbeda
dengan yang komersil.

5. Pajak
Pajak merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah kepada bank
yang memberikaan fasilitas kredit kepada nasabahnya.

RINGKASAN

1. Bunga bank adalah balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan
prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual
produknya. Macam bunga bank yang diberikan kepada bunga simpanan
dan bunga pinjaman.

2. Pembebanan besarnya suku bunga kredit dibedakan kepada jenis


kreditnya. Pembebanan di sini maksudnya metode perhitungan yang akan
digunakan sehingga memengaruhi jumlah bunga yang akan dibayar.
Jumlah bunga yang dibayar akan memengaruhi jumlah angsuran per
bulannya.

3. Besar kecilnya suku bunga sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, baik dari
ihak internal maupun eksternal, antara lain kebutuan dana, persaingan,
kebijakan pemerintah, target laba, jangka waktu, kualitas jaminan, reputasi
debitur, produk yang kompetitif, hubungan baik, dan jaminan pihak ke 3.

4. Dalam menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan diberikan
kepada para debitur, dapat dipengaruhi dengan beberapa komponen
antara lain cost of fund, biaya operasi, cadangan risiko kredit, laba yang
diinginkan, dan pajak.

LATIHAN/PENUGASAN

56
Latihan
1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam bunga bank, berikut ini: (a) Flat
rate; (b) Sliding rate/Effective rate; (c) Annuity rate!
2. Sebutkan dan jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi suku bunga!
3. Adi mengajukan KTA sebesar Rp240 juta dengan jangka waktu kredit 12
bulan, dan dikenakan bunga pinjaman sebesar 10% per tahun. Jawablah
pertanyaan berikut:
a. Apabila dikenakan bunga flat rate, berapakah angsuran per bulan
yang harus dibayar?
b. Apabila menggunakan sliding rate, berapakah angsuran per bulan
yang harus dibayar?
c. Apabila menggunakan annuity rate, berapakah angsuran per
bulan yang harus dibayar?

Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta

57
JASA BANK LAINNYA

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahamahasiswa/i
diharapkan mampu:
1. Menjelaskan fungsi pokok dan lingkup usaha bank
2. Menjelaskan jasa bank umum
BAB

Untuk mengawali kegiatan belajar, Pindailah kode bar


disamping, simak video dalam daftar video dan
pelajari serta pahamilah isi materi yang ada di
dalamnya.

A. Fungsi Pokok Dan Lingkup Usaha Bank


Jasa-jasa bank lainnya merupaka kegiatan perbankan yang ketiga
setelah menghimpun dan menyalurkan dana. Pemberian jasa-jasa bank ini
dilakukan untuk mendukung dan memperlancar kegiatan menghimpun dan
menyalurkan dana. Semakin lengkap jasa bank yang diberikan akan semakin
baik dan mempermudah nasabah, dalam arti jika nasabah hendak melakukan
suatu transaksi perbankan, cukup di satu bank saja, tidak perlu mencari bank
lain yang menyediakan jasa yang mereka butuhkan. Lengkap atau tidaknya jasa
bank yang diberikan sangat tergantung pada kemampuan bank itu sendiri,
antara lain:

1. Modal, semakin lengkap jasa yang disediakan, maka modal yang


dibutuhkan juga semakin besar untuk menyediakan fasilitas.

2. Fasilitas, semakin lengkap jasa yang disediakan, bank tersebut juga harus
memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan operasionalnya.

58
3. Personel, semakin lengkap jasa yang disediakan, personel yang dibutuhkan
bank pun semakin banyak guna mengoperasikan dan menjalankan kegiatan
jasa bank tersebut.

4. Jenis Bank, kelengkapan jasa bank juga tergantung pada jenis bank,
apakah bank tersebut bank umum atau BPR? Atau dari segi statusnya,
apakah bank tersebut bank devisa atau bank non-devisa? Jenis bank ini
tentu memengaruhi banyaknya fasilitas yang disediakan oleh bank tersebut.
Seperti bank devisa tentu akan menawarkan jasa yang lebih lengkap
daripada bank non-devisa. Status cabang bank pun memengaruhi
banyaknya fasilitas yang ditawarkan, apakah kantor cabang penuh, cabang
pembantu, atau kantor kas.

Sumber keuntungan Bank didapat dari dua sisi, yaitu:


1. Spread Based, dimana keuntungan bank berasal dari kegiatan pokok yang
didapatkan dari selisih bunga simpanan dengan bunga kredit, dan

2. Fee Based, dimana keuntungan bank berasal dari transaksi yang diberikan
pihak perbankan dalam jasa-jasa bank lainnya.
Dewasa ini, kebutuhan fee based semakin meningkat. Hal ini
disebabkan keuntungan dari spread based semakin kecil karena semakin
ketatnya persaingan dalam bidang perbankan.
Perolehan keuntungan dari jasa-jasa bank ini relatif kecil, namun
mengandung kepastian karena risiko yang dihadapi lebih kecil dibandingkan
dengan risiko kredit. Selain itu, ragam penghasilan jasa ini cukup banyak,
sehingga pihak perbankan dapat lebih meningkatkan jasa-jasa bank lainnya.
Jasa-jasa bank ini juga berperan dalam memperlancar transaksi simpanan dan
pinjaman. Keuntungan yang diperoleh dari jasa-jasa bank antara lain:

1. Biaya Administrasi, keuntungan ini didapat dari jasa-jasa yang memerlukan


administrasi khusus. Biasanya untuk pengelolaan suatu fasilitas tertentu,
seperti biaya administrasi kredit.
2. Biaya Kirim, keuntungan ini diperoleh dari jasa pengiriman uang atau
transfer.
3. Biaya Tagih, keuntungan ini didapatkan dari jasa yang dikenakan untuk
menagihkan dokumen-dokumen milik nasabah, seperti jasa kliring.
4. Biaya Provisi dan Komisi, biasanya dibebankan kepada jasa kredit dan jasa
transfer serta jasa-jasa atas bantuan bank terhadap suatu fasilitas
perbankan.
5. Biaya Iuran, keutungan yang diperoleh dari jasa pelayanan bank card atau
kartu kredit bagi setiap pemegang kartu.
6. Biaya Sewa, keuntungan yang didapatkan dari nasabah yang menggunakan
jasa safe deposit box.

B. Jasa Bank Umum

59
Untuk menunjang berkembangnya usaha perbankan, maka bank tidak
hanya mengandalkan aktivitas lending saja untuk mendapatkan keuntungan.
Namun bank juga mencari keuntungan dari fee atau fasilitas layanan
perbankan. Dengan kata lain, keuntungan bank juga berasal dari transaksi
yang diberikan pihak perbankan dalam jasa-jasa bank lainnya. Beberapa jasa
bank lainnya adalah sebagai berikut:
1. Kiriman Uang (Transfer)
Merupakan jasa pengiriman uang lewat bank, baik dalam kota, luar
kota, maupun luar negeri. Lama pengiriman dan besarnya biaya kirim
tergantung sarana yang digunakan untuk mengirim. Pengiriman uang lewat
transfer memberikan keuntungan, baik bagi nasabah maupun bank.
Keuntungan yang diperoleh yaitu:
a. Bagi Nasabah
- Pengiriman yang lebih cepat
- Aman sampai tujuan
- Pengiriman dapat dilakukan lewat telepon dengan pembebanan
rekening
- Prosedur mudah dan murah
b. Bagi Bank
- Memperoleh biaya kirim
- Memperoleh biaya provisi dan komisi

2. Kliring
Merupakan jasa penyelesaian utang piutang antarbank dengan cara
saling menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga
kliring. Tujuan dilaksanakan kliring antara lain Memajukan dan
memperlancar lalu lintas pembayaran giral; Agar perhitungan penyelesaian
utang piutang dapat dilaksanakan dengan lebih mudah, aman, dan efisien.
Warkat yang dapat dikliringkan adalah warkat-warkat yang berasal dari
dalam kota, seperti cek, bilyet giro, wesel bank, Surat Bukti Penerimaan
Transfer dari luar kota, dan Lalu Lintas Giral (LLG)/nota kredit. Adapun
proses penyelesaian warkat di lembaga kliring antara lain:
a. Kliring keluar, yaitu membawa warkat-warkat ke lembaga kliring dan
meyerahkannya kepada yang berhak. Terdiri dari penyerahan surat-
surat debet keluar dan penyerahan Nota Kredit keluar.

b. Kliring masuk, yaitu menerima warkat dari lembaga kliring dan diproses
di bank bersangkutan. Terdiri dari penerimaan surat-surat debet masuk
dan penyerahan Nota Kredit masuk.

c. Pengembalian kliring, yaitu pengembalian warkat yang tidak memenuhi


syarat.
Perhitungan kliring dilakukan setiap hari, pada sore harinya, untuk
mengetahui apakah bank tersebut menang atau kalah kliring. Bank yang

60
menang adalah yang jumlah tagihannya melebihi pembayaran warkat
kliringnya. Bank yang kalah adalah sebaliknya.
Bagi bank yang menang menunjukkan prestasi bank tersebut dalam
membina nasabahnya. Bagi bank yang kalah menutup sejumlah kekalahan
pada hari yang bersangkutan. Apabila tidak dapat ditutup, bank tersebut
dapat memperoleh pinjaman call money.

3. Inkaso
Merupakan jasa bank untuk menagihkan warkat-warkat yang berasal
dari luar kota atau luar negeri. Warkat yang dapat diinkasokan adalah
warkat-warkat yang berasal dari luar kota atau luar negeri, seperti cek,
bilyet giro, kuitansi, surat aksep, deviden, kupon, money order, dan surat
berharga lainnya. Lama penagihan warkat dan besar biaya tagih yang
dibebankan tergantung pada bank yang bersangkutan. Adapun proses
penyelesaian inkaso adalah
a. Inkaso berdokumen, dimana surat yang diinkasokan disertai oleh
dokumen yang mewakilinya,
b. Inkaso tidak berdokumen, dimana surat yang diinkasokan tidak disertai
oleh dokumen yang mewakilinya.
Penagihan warkat ke luar negeri merupakan inkaso keluar, sedangkan
penerimaan warkat dari luar negeri merupakan inkaso masuk. Jika tidak
ada cabang di luar negeri, inkaso keluar dapat dilakukan melalui “bank
koresponden.”

4. Safe Deposit Box


Merupakan jasa bank yang diberikan kepada nasabahnya untuk
menyimpan dokumen-dokumen atau benda-benda berharga miliknya. Safe
Deposit Box berbentuk kotak dengan ukuran tertentu dan disewakan. Safe
Deposit Box memiliki dua buah anak kunci, satu dipegang bank dan satu
dipegang nasabah.
Safe Deposit Box dapat digunakan untuk menyimpan surat berharga
(sertifikat deposito, sertifikat tanah, saham, obligasi, surat perjanjian, akte
kelahiran, dan dokumen lainnya) dan menyimpan benda berharga (emas,
mutiara, berlian, intan, permata, dan benda yang dianggap berharga
lainnya). Namun terdpat pula larangan menyimpan barang-barang di Safe
Deposit Box yaitu menyimpan narkotik dan sejenisnya, bahan yang mudah
meledak, dan larangan lainnya.
Keuntungan bagi bank adalah biaya sewa dan uang setoran jaminan yang
mengendap. Adapun keuntungan bagi nasabah adalah menjamin
kerahasiaan barang yang disimpan dan menjamin keamanan dokumen
Pihak perbankan biasanya dalam menyewakan Safe Deposit Box lebih
mengutamakan nasabah yang sudah lama dan aktif berhubungan dengan
bank, atau disebut nasabah primer. Namun bagi nasabah sekunder juga
disediakan. Syarat untuk menjadi pemegang Safe Deposit Box cukup
menyerahkan fotokopi KTP/SIM/Paspor serta pas foto. Untuk membuka

61
atau menyimpan cukup melaporkan dan menunjukkan kartu identitas Safe
Deposit Box. Jika anak kunci yang dipegang nasabah hilang, nasabah
cukup melaporkannya ke bank dengan membawa surat keterangan dari
kepolisian. Untuk memperpanjang kembali, nasabah dikenakan setoran
jaminan kunci yang baru,

5. Bank Card
Bank card merupakan “kartu plastik“ yang dikeluarkan oleh bank yang
diberikan kepada nasabahnya untuk dapat dipergunakan sebagai alat
pembayaran di tempat-tempat tertentu seperti supermarket, pasar
swalayan, hotel, restoran, tempat hiburan, dan tempat lainnya. Di samping
itu, dengan kartu ini juga dapat di uangkan (mengambil uang tunai) di
berbagai tempat seperti di ATM (Automated Teller Machine). ATM
biasanya tersebar diberbagai tempat yang strategis seperti dipusat
perbelanjaan, hiburan dan perkantoran. Sistem kerja bank card melalui dari
permohonan sampai dengan melakukan transaksi dapat dijelaskan sebagai
berikut,
a. Cara kerja kartu ini mulai dari nasabah mengajukan permohonan
sebagai pemegang kartu dengan memenuhi segala peraturan yang ada.
b. Bank akan menerbitkan kartu apabila “ disetujui “ dan diserahkan ke
nasabah
c. Dengan kartu ini pemegang kartu berbelanja di suatu tempat dengan
bukti pembayarannya.
d. Pihak pedagang akan menagihkan ke bank dan bank akan bayar sesuai
perjanjian
e. Bank akan menagihkan ke pemegang kartu berdasarkan bukti
pembelian dengan disertai suku bunga.
f. Pemegang kartu akan membayar sejumlah nominal yang tertera sampai
batas waktu yang telah ditentukan

6. Bank Notes
Bank Notes merupakan uang kartal asing yang dikeluarkan dan diterbitkan
oleh bank di luar negeri. Bank notes dikenal dengan istilah “ devisa tunai “
yang mempunyai sifat-sifat seperti uang tunai. Tidak semua notes dapat di
perjual belikan, hal ini tergantung dari pada peraturan devisa di negara
yang asal bank notes. Sedangkan yang dimaksud dengan jual beli bank
notes merupakan transaksi antara valuta yang dapat ditrima
pembayarannya dan dapat diperjualbelikan dan diperdagangkan kembali
sesuai dengan nilai tukar yang terjadi pada saat itu.
Dalam transaksi jual beli bank notes, bank mengelompokan bank notes
kedalam dua klasifikasi. Yaitu bank notes yang lemah dan bank notes yang
kuat dan bank biasanya lebih menyukai bank notes yang nilainya kuat.

62
Pengelompokan bank notes yang kuat berdasarkan kategori sebagai
berikut:
a. Bank Notes tersebut mudah diperjualbelikan
b. Nilai tukar terkendali/stabil
c. Frekuensi penjualan sering terjadi
d. Dan pertimbangan lainya
Sedangkan kelompok bank notes yang lemah kebalikan dari bank notes
yang kuat, dalam pengelompokan ini tergantung dari bank yang
bersangkutan. Dalam prakteknya bank tidak selalu menerima penjualan
dan pembelian bank notes. Hal ini disebabkan beberapa alasan berikut ini:
a. Kondisi bank notes cacat/rusak
b. Tergolong dalam valuta lemah
c. Tidak memiliki persediaaan
d. Diragukan keabsahannya
Untuk bank notes yang lemah dan sulit diperdagangkan, maka bank
menjualnya kembali kepada Bank Indonesia atau kantor pusat bank yang
bersangkutan. Penjualan bank notes juga dilakukan antar bank dan juga
diperjualbelikan ditravel, outhorized changer (pedagangan valuta asing)
dan tempat lainya.
Contoh bank notes yang tergolong dalam kategori kuat adalah sebagai
berikut:
- USD : United State Dollar (Amerika)
- SGD : Singapore Dollar (Singapura)
- GPB : Gret Britain Poundstarling (Ingris)
- AUD : Australian Dollar (Australia)
- DEM : Deutsche Mark (Jerman)
- JPY : Japanese Yen (Jepang)
- HKD : Hongkong Dollar (Hongkong)
Sedangkan bank notes yang masuk dalam kategori golongan lemah antara
lain:
- ITL : Italia Lira (Itali)
- NLG : Netherlands Guilder (Belanda)
- FRF : French Franc (Prancis)
- CAD : Canadian Dollar (Canada)
- NZD : New Zealands Dollar (Selendia Baru)
- MYR : Malaysian Ringgit (Malaysia)
- THB : Thai Baht (Thailand)

7. Travellers Cheque
Travellers Cheque dikenal dengan nama cek wisata atau cek perjalanan
yang biasanya digunakan oleh mereka yang hendak berpergian atau sering
dibawah oleh turis. Travelers cheque diterbitkan dalam pecahan-pecahan

63
tertentu seperti halnya uang kartal dan diterbitkan dalam mata uang rupiah
dan mata uang asing.
Penggunaan travellers cheque dapat dibelanjakan di berbagai tempat
terutama di mana bank yang mengeluarkan travellers cheque tersebut
melakukan pengikat dan perjanjian. Disamping itu, travelers cheque juga
dapat diuangkan di berbagai bank
Travellers cheque yang diterbitkan dalam mata uang asing dalam setiap
transaksinya baik transaksi penjualan maupun traksaksi pencairan
menggunakan kurs. Kurs yang digunakan baik dalam pembelian maupun
penjualan travelers cheque valas adalah kurs devisa umum. Keuntungan
serta manfaat penggunaan travellers cheque terutama bagi mereka yang
suka berpergian / berwisata antara lain sebagai berikut.
a. Memberikan kemudahan berbelanja, karena travellers cheque dapat
dibelanjakan atau diuangkan di berbagai tempat.
b. Mengurangi risiko kehilangan uang karena setiap travellers chaque
dilayani secara diganti.
c. Memberikan rasa percaya diri, karena si pemakai travellers cheque
dilayani secara prima
d. Dapat dijadikan cedera mata atau pun hadiah buat teman kolega atau
nasabah
e. Biasanya untuk pembelian travellrs cheque, tidak dikenakan biaya,
begitu pula pada saat pencairannya, namun hal ini sangat tergantung
kepada bank yang menerbitkannya.
Jenis-jenis travellers cheque yang beredar dapat di lihat dari segi mata
uang antara lain Travellers chaque mata uang rupiah dan Travellers
chaque dalam vulta asing yang diterbitkan oleh bank yang bersetatus bank
devisa.

8. Letter of Credit (L/C)


Letter of credit (L/C) merupakan salah satu jasa bank yang diberikan
kepada masyarakat untuk memperlancar arus barang (ekspor-impor)
termasuk barang dalam negeri (antar pulau). Kegunaan letter of credit
adalah untuk menampung dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan dari
pihak pembeli (importer) maupun penjual (eksportir ) dalam transaksi
dagangannya.
Pengertian secara umum L/C merupakan suatu pernyataan dari bank atas
permintaan nasabah (biasanya importir) untuk menyediakan dan
membayar sejumlah uang tertentu untuk kepentingan pihak ke tiga
(penerima L/C atau eksportir). L/C sering disebut dengan kredit
berdokumen atau documentary credit.
Pembukaan L/C oleh importer dilakukan nasabah melalui bank yang
disebut opening bank atau issuing bank sedangkan bank eksportir
merupakan bank pembayar terhadap barang yang diperdagangkan. Dalam
hal ini eksportir berhubungan dengan bank pembayar atau disebut advising
bank. Penyelesaian transaksi antara eksportir dengan importer sangat

64
tergantung dari jenis L/Cnya. Adapun jenis-jenis L/C antara lain sebaga i
berikut.
a. Revocable L/C
Merupakan L/C yang setiap saat dapat dibatalkan atau diubah secara
sepihak oleh bank permbuka (opening bank) tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu kepada beneficiary.

b. Irrevocable L/C
Kebalikan dari Revocable yaitu L/C yang tidak dapat dibatalkan atau
diubah tanpa persetujuan dari semua pihak yang terlibat.

c. Sight L/C
Merupakan L/C yang syarat pembayarannya langsung pada saat
dokumen diajukan oleh eksportir kepada advise bank

d. Usance L/C
Sedangkan usance L/C merupakan L/C yang pembayarannya baru
dilakukan dengan tangga waktu tertentu, misalnya satu bulan dari
pengapalan barang atau satu bulan setelah penunjukkan dokumen.

e. Restricted L/C
Merupakan L/C yang pembayarannya atau penerusan L/C hanya
dibatasi kepada bank – bank tertentu saja yang namanya tercantum
dalam L/C.

f. Unrestricted L/C
L/C membebaskan negosiasi dokumen di bank manapun

g. Red clause L/C


Merupakan L/C di mana bank pembuka L/C memberikan kuasa
kepada bank pembayara untuk membayar uang muka kepada
benerfeciary sebagian tertentu atau seluruh nilai L/C sebelum
beneficiary menyerahkan dokumen.

h. Transferable L/C
Merupakan L/C yang memberikan kepada beneficiary untuk
memindahkan sebagian atau seluruh nilai L/C kepada satu, atau
beberapa pihak lainnya.

i. Revolving L/C
L/C yang pernggunaanya dapat dilakukan secara berulang – ulang

j. Dan lain – lain

65
Faktor-faktor lain yang mempunyai andil besar dalam proses penyelesaian
L/C adalah dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Dokumen-dokumen L/C
yang dibutuhkan meliputi :
a. Bill of lading ( B/L ) atau konosmen.
B/L mempunyai fungsi sebagai bukti tanda pengiriman, bukti kontrak
pengangkutan dan penyerahan barang, dan ukti pemilikan atau
dokumen pemilikan barang

b. Draf ( wesel )
Merupakan perintah yang tidak bersyarat dalam bentuk tertulis yang
ditujukan oleh seseorang yang menariknya dan mengharuskan orang
yang dialamatkan atau si tertarik untuk membayar pada saat diminta
atau pada waktu yang telah ditentukan untuk membayar sejumlah
uang kepada orang yang ditunjuk atau kepada si pemegang wesel.

c. Faktur (invoice)
Merupakan daftar perincian harga dari barang-barang yang
dikeluarkan oleh penjual atas suatu transaksi sebagai tanda bukti
transaksi dan dapat juga dijadikan sebagai alat tagihan.

d. Asuransi
Merupakan perusahaan yang akan menanggung dan mengganti
terhadap kerugian yang akan di alami para eksportir apabila terjadi
kehilangan atau kerusakan barangnya.

e. Daftar pengepakan (packing list)


Merupakan daftar uraian barang-barang yang dimasukkan dalam peti
(container)

f. Certificate of origin
Merupakan surat keterangan asal barang yang diekspor

g. Certificate of inspection
Merupakan surat keterangan pemeriksaan tentang keadaan barang
yang dibuat oleh independent surfeyor.

h. Dan lain-lain

9. Bank Garansi dan Referensi Bank


Bank Garansi yaitu jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank kepada
suatu pihak, baik perorangan, perusahaan atau badan/ lembaga lainnya
dalam bentuk surat jaminan. Di dalam pemberian fasilitas bank garansi ada
tiga pihak terlibat, yaitu Pihak peminjam (Bank), Pihak terjamin (nasabah),
dan Pihak penerima jaminan (pihak ketiga).

66
Tujuan pemberian bank garansi oleh pihak bank kepada si penerima
jaminan atau yang dijaminkan adalah sebagai berikut :
a. Memberikan bantuan fasilitas dan kemudahan dalam memperlancar
transaksi nasabah
b. Bagi pemegang jaminan bank garansi adalah untuk memberikan
keyakinan bahwa pemegang jaminan tidak akan menderita kerugian bila
pihak yang dijaminkan melalaikan kewajibannya, karena pemegang
akan mendapat ganti rugi dari pihak perbankan.
c. Menumbuhkan rasa saling percaya antara pemberi jaminan, yang
dijaminkan dan yang menerima jaminan.
d. Memberikan rasa aman dan ketenteraman dalam berusaha baik, bagi
bank maupun bagi pihak lainnya.
e. Bagi bank di samping keuntungan yang di atas juga akan memperoleh
keuntungan yang di atas juga akan memperoleh keuntungan dari biaya –
biaya yang harus dibayar nasabah serta jaminan lawan yang diberikan.
Kemudian bank garansi terdiri dari berbagai jenis. Jenis ini dapat dilihat
tujuannya sebagai berikut.
a. Bank garansi untuk penangguh bea cukai yang merupakan bank garansi
yangdiberikan kepada kantor bea cukai untuk kepentingan pemilik
barang guna penangguhan pembayaran bea masuk atau barang yang
dikeluarkan oleh pelabuhan.
b. Bank garansi untuk pita cukai tembakau, yaitu bea cukai yang diberikan
kepada kantor bea cukai untuk kepentingan yang menjamin (pengusaha
pabrik rokok) guna penangguhan pembayaran pita cukai tembakau atas
rokok-rokok yang akan dikeluarkan dari pabrik untuk peredaran.
c. Bank garansi untuk tender dalam negeri yaitu bank garansi yang
diberikan kepada bouwheer (yang member pekerjaan) untuk
kepentingan kontraktor/levaransir yang akan mengikui tender dalam
negeri.
d. Bank garansi untuk pelaksanaan pekerjaan
e. Bank garansi untuk uang muka pekerjaan
f. Bank garansi untuk tender luar negri
g. Bank garansi untuk perdagangan
h. Bank garansi untuk penyerahan barang
i. Bank garansi untuk mendapatkan keterangan pemasukan barang

Selanjutnya setiap transaksi yang berkaitan dengan bank garansi akan


dikenakan biaya. Biaya-biaya yang dikenakan kepada nasabah yang
mengajukan permohonan bank garansi merupakan balas jasa atau
pendapatan permohonan bank garansi merupakan balas jasa atau
pendapatan bagi bank. Biaya – biaya ini merupakan kompensasi dari risiko
yang akan dihadapi bank yang mungkin akan terjadi di kemudian hari.
Biaya-biaya dimaksud adalah :
a. Biaya provisi, merupakan sejumlah uang yang wajib dibayar oleh
terjamin kepada bank sebagai balas jasa untuk pemberian bank garansi.

67
Besarnya provisi ditetapkan berdasarkan tujuan penggunaan bank
garansi dan ditetapkan berdasarkan tujuan penggunaan bank garansi
dan ditetapkan besarkan persentase.

b. Biaya administrasi, merupakan biaya yang lazim dipungut berhubungan


untuk pelaksanaan administrasi. Jumlah yang dikenakan terhadap
terjamin tergantung bank masing-masing.

c. Bea materai, merupakan biaya materai yang dilekatkan pada surat


perjanjian bank garansi yang ditandatangani oleh bank dan pihak
terjamin

10. Memberikan Jasa Jasa di Pasar Modal


Di dalam pasar modal pihak perbankan mempunyai peranan sangat besar
dalam rangka memajukan perkembangan pasar modal. Perbankan
mendukung setiap kegiatan yang ada demi kelancaran transaksi pasar
modal di bursa efek. Jasa jasa bank yang diberikan dalam rangka
mendukung kelancaran transaksi di pasar modal antara lain :
a. Penjamin emisi (underwriter)
b. Penjamin (guarantor)
c. Wali amanat (trustee)
d. Perantara perdagangan edek/pialang (broker)
e. Pedagang efek (dealer)
f. Perusahaan pengelola dana (investment company)

11. Menerima Setoran Setoran


Jasa ini diutamakan untuk membantu nasabahnya dalam mengumpulkan
setoran atau pembayaran lewat bank. Setoran atau pembayaran yang
diterima bank antara lain :
a. Pembayaran listrik
b. Pembayaran telepon
c. Pembayaran pajak
d. Pembayaran uang kuliah
e. Pembayaran rekening air
f. Setoran ONH

12. Melakukan Pembayaran


Melakukan pembayaran antara lain gaji, pensiun, bonus, hadiah, dan
deviden.

RINGKASAN
1. Jasa-jasa bank lainnya merupaka kegiatan perbnkan yang ketiga setelah
menghimpun dan menyalurkan dana. Pemberian jasa-jasa bank ini

68
RINGKASAN
dilakukan untuk mendukung dan memperlancar kegiatan menghimpun
dan menyalurkan dana. Semakin lengkap jasa bank yang diberikan akan
semakin baik dan mempermudah nasabah, dalam arti jika nasabah
hendak melakukan suatu transaksi perbankan, cukup di satu bank saja,
tidak perlu mencari bank lain yang menyediakan jasa yang mereka
butuhkan. Lengkap atau tidaknya jasa bank yang diberikan sangat
tergantung pada kemampuan bank itu sendiri

2. Jasa bank umum


Untuk menunjang berkembangnya usaha perbankan, maka bank tidak
hanya mengandalkan aktivitas lending saja untuk mendapatkan
keuntungan. Namun bank juga mencari keuntungan dari fee atar fasilitas
layanan perbankan. Dengan kata lain, keuntungan bank juga berasal dari
transaksi yang diberikan pihak perbankan dalam jasa-jasa bank lainnya,
yaitu kiriman uang, kliring, inkaso, safe deposit box, bank card, bank
notes, travellers chaque, letter of credit, bank garansi, jasa pasar modal,
jasa setoran, dan jasa pembayaran.

LATIHAN/PENUGASAN

Latihan

1. Pada dasarnya, keuntungan bank dapat dibedakan antara spread based


income dengan fee based income. Jelaskan perbedaan keduanya!
2. Sebut dan jelaskan tiga jasa bank lainnya yang dapat memberikan
keuntungan (fee based income) bagi bank!
3. Letter of credit (L/C) memiliki peranan yang cukup penting dalam proses
ekspor impor. Jelaskan peranan L/C tersebut!
4. Menurut anda, apakah perbedaan antara revocable L/C dengan irrevocable
L/C, jelaskan!
Keberadaan toko online seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan lain-
lainnya menyebabkan persaingan yang semakin ketat atas jasa bank
lainnya. Hal ini karena toko online tersebut juga menawarkan jasa layanan
yang serupa dengan jasa layanan bank lainnya, seperti pembayaran pajak,
topup pulsa, pembayaran PDAM, pembelian token listrik, dan lain
sebagainya. Jelaskan secara singkat bagaimana dampak dari persaingan
tersebut khususnya dari sisi pendapatan perbankan

69
Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta

70
Otoritas Moneter
dan
Jasa Keuangan

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahasiswa/i diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan tentang Arsitektur Perbankan Indonesia (API)
2. Menjelaskan Peran Bank Indonesia dalam stabilitas keuangan
3. Menjelaskan tentang Otoritas moneter di Indonesia
4. Menjelaskan tentang Otoritas jasa keuangan
5. Menjelaskan cara Penilaian kesehatan bank
6. Menjelaskan Perkembangan perbankan di Indonesia
7. Menjelaskan tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
8. Menjelaskan tentang Komite Stabilitas Sistem Keuangan

Untuk mengawali kegiatan belajar, Pindailah kode bar


disamping, simak video dalam daftar video dan
pelajari serta pahamilah isi materi yang ada di
dalamnya.

A. Arsitektur Perbankan Indonesia (API)


Arsitektur Perbankan Indonesia (API) merupakan suatu kerangka dasar
sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah,
bentuk, dan tatanan industri perbankan. API sebagai kelanjutan dari program
restrukturisasi perbankan, Bank Indonesia pada tanggal 9 Januari 2004 telah
meluncurkan API sebagai suatu kerangka menyeluruh arah kebijakan
pengembangan industri perbankan Indonesia untuk rentang waktu lima sampai
sepuluh tahun ke depan. Peluncuran API sebagai upaya Pemerintah dan Bank
Indonesia untuk membangun kembali perekonomian Indonesia melalui
penerbitan buku putih Pemerintah sesuai dengan Inpres No. 5 Tahun 2003, di
mana API menjadi salah satu program utama dalam buku putih tersebut. Untuk
itu dalam sub-bab ini, perlu kami informasikan bahwa awal lini masa yang
digunakan adalah sejak API pertama kali dicetuskan yaitu tahun 2004.

71
Arsitektur Perbankan Indonesia mempunyai enam pilar yang
mendukung arah kebijakan pengembangan indutri perbankan Indonesia, yang
terdiri atas:
1. Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi
nasional yang berkesinambungan.
2. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan
mengacu pada standar internasional.
3. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang
tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi risiko.
4. Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat
kondisi internal perbankan nasional.
5. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya
industri perbankan yang sehat.
6. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan.

Untuk mewujdkan enam pilar API, maka disusunlah program-program


sebagai berikut :
1. Struktur Perbankan
Program Penguatan Struktur Perbankan Nasional "Menciptakan struktur
perbankan domestik yang sehat yang mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang
berkesinambungan". Program Penguatan Struktur Perbankan Nasional ini
bertujuan untuk memperkuat permodalan bank umum (konvensional dan
syariah) dalam rangka meningkatkan kemampuan bank mengelola usaha
maupun risiko, mengembangkan teknologi informasi, maupun
meningkatkan skala usahanya guna mendukung peningkatan kapasitas
pertumbuhan kredit perbankan. Implementasi program penguatan
permodalan bank dilaksanakan secara bertahap. Upaya peningkatan modal
bank-bank tersebut dapat dilakukan dengan membuat business plan yang
memuat target waktu, cara dan tahap pencapaian.

72
Gambar 7.1: Struktur Perbankan Indonesia sesuai visi API

Dalam waktu sepuluh sampai limabelas tahun ke depan program


peningkatan permodalan tersebut diharapkan akan mengarah pada
terciptanya struktur perbankan yang lebih optimal, yaitu terdapatnya:
a. 2 sampai 3 bank yang mengarah kepada bank internasional dengan
kapasitas dan kemampuan untuk beroperasi di wilayah internasional
serta memiliki modal di atas Rp50 triliun;
b. 3 sampai 5 bank nasional yang memiliki cakupan usaha yang sangat
luas dan beroperasi secara nasional serta memiliki modal antara Rp10
triliun sampai dengan Rp50 triliun;
c. 30 sampai 50 bank yang kegiatan usahanya terfokus pada segmen
usaha tertentu sesuai dengan kapabilitas dan kompetensi masing-
masing bank. Bank-bank tersebut memiliki modal antara Rp100 miliar
sampai dengan Rp10 triliun;
d. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan bank dengan kegiatan usaha
terbatas yang memiliki modal di bawah Rp100 miliar.

Adapun cara atau metode pelaksanaan program API adalah dengan:


a. Penambahan modal baru baik dari shareholder lama maupun investor
baru
b. Merger dengan bank (atau beberapa bank) lain untuk mencapai
persyaratan modal minimum baru
c. Penerbitan saham baru atau secondary offering di pasar modal
d. Penerbitan subordinated loan

73
2. Pengaturan Perbankan
Program peningkatan kualitas pengaturan perbankan “Menciptakan sistem
pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada standar
internasional“. Program ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas
pengaturan serta memenuhi standar pengaturan yang mengacu pada
international best practices. Program tersebut dapat dicapai dengan
penyempurnaan proses penyusunan kebijakan perbankan serta penerapan
25 Basel Core Principles for Effective Banking Supervision secara bertahap
dan menyeluruh. Dalam jangka waktu lima tahun ke depan diharapkan
Bank Indonesia telah sejajar dengan negara-negara lain dalam penerapan
international best practices termasuk 25 Basel Core Principles for Effective
Banking Supervision. Dari sisi proses penyusunan kebijakan perbankan
diharapkan dalam waktu dua tahun ke depan Bank Indonesia telah memiliki
sistem penyusunan kebijakan perbankan yang efektif yang telah melibatkan
pihak-pihak terkait dalam proses penyusunannya.

3. Pengawasan Perbankan
Program peningkatan indepedensi dan pola pengawasan perbankan yang
efektif dapat dicapai dengan adanya peningkatan kompetensi pemeriksa
bank, peningkatan koordinasi antarlembaga pengawas, upaya
pengembangan pengawasan berbasis risiko (risk based supervision
development), peningkatan efektivitas penegakan hukum (enforcement),
dan konsolidasi organisasi sektor Perbankan di lingkungan Bank Indonesia.
Dalam jangka waktu dua tahun ke depan diharapkan fungsi pengawasan
bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia akan lebih efektif dan sejajar
dengan pengawasan yang telah lebih dulu dilakukan oleh otoritas
pengawas di negara lain berdasar 25 basel core principles.

4. Manajemen Perbankan
Program pningkatan kualitas manajemen dan operasional perbankan
"Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat
kondisi internal perbankan nasional". Program ini bertujuan untuk
meningkatkan good corporate governance (GCG), kualitas manajemen
resiko dan kemampuan operasional manajemen. Semakin tingginya
standar GCG dengan didukung oleh kemampuan operasional (termasuk
manajemen risiko) yang handal diharapkan dapat meningkatkan kinerja
operasional perbankan. Dalam waktu dua sampai lima tahun ke depan
diharapkan kondisi internal perbankan nasional menjadi semakin kuat.

5. Infrastruktur Perbankan
“Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya
industri perbankan yang sehat". Program ini bertujuan untuk
mengembangkan sarana pendukung operasional perbankan yang efektif
seperti credit bureau, lembaga pemeringkat kredit domestik, dan
pengembangan skim penjaminan kredit. Pengembangan credit bureau

74
akan membantu perbankan dalam meningkatkan kualitas keputusan
kreditnya. Penggunaan lembaga pemeringkat kredit dalam publicly-traded
debt yang dimiliki bank akan meningkatkan transparansi dan efektivitas
manajemen keuangan perbankan. Sedangkan pengembangan skim
penjaminan kredit akan meningkatkan akses kredit bagi masyarakat. Dalam
waktu tiga tahun ke depan diharapkan telah tersedia infrastruktur
pendukung perbankan yang mencukupi.

6. Perlindungan Nasabah
Proram peningkatan perlindungan nasabah "Mewujudkan pemberdayaan
dan perlindungan konsumen jasa perbankan“. Program ini bertujuan untuk
memberdayakan nasabah melalui penetapan standar penyusunan
mekanisme pengaduan nasabah, pendirian lembaga mediasi independen,
peningkatan transparansi informasi produk perbankan dan edukasi bagi
nasabah. Dalam waktu dua sampai lima tahun ke depan diharapkan
program-program tersebut dapat meningkatkan kepercayaan nasabah
pada sistem perbankan.

B. Peran Bank Indonesia Dalam Stabilitas Keuangan


Bank Indonesia berasal dari De Javasche Bank N.V yang merupakan
salah satu bank milik pemerintah Belanda. De Javasche Bank N.V didirikan
pada zaman penjajaan Belanda, tapatnya ada 10 Oktober 1827 dalam rangka
membantu pemerintah Belanda, untuk mengurus keuangannya di Hindia
Belanda pada waktu itu. Kemudian De Javasche Bank N.V dinasionalisasi
pemerintah Republik Indonesia pada 6 Desember 1951 dengan Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 1951 menjadi bank milik pemerintah Republik
Indonesia.
Peranan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral atau bank to bank
dalam pembangunan memang penting dan sangat dibutuhkan keberadaannya.
Hal ini disebabkan bahwa pembangunan di sektor apa pun selalu
membutuhkan dana dan dana ini diperoleh dari sektor lembaga keuangan
termasuk bank. Sesuai UU no 23 tahun 1999 jo. UU no 3 tahun 2004, Bank
Indonesia adalah Lembaga negara yang independen dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau
pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-
Undang. Selanjutnya, tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, BI melaksanakan
kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus
mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian.
Sesuai UU no 23 tahun 1999, tugas-tugas BI adalah menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran system
pembayaran, dan mengatur dan mengawasi Bank. NAMUN, tugas mengawasi
Bank yang sebelumnya dilekatkan pada BI, sejak terbitnya UU no 3 tahun
2004, akan dilakukan oleh Lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang

75
independen, dan dibentuk dengan undang-undang. Lembaga inilah yang
kemudian pada tahun 2011 berdiri dan dinamakan Otoritas Jasa Keuangan
(akan dibahas pada sub-bab berikutnya).
Peranan lain Bank Indonesia adalah dalam hal menyalurkan uang
terutama uang kartal (kertas dan logam) di mana Bank Indonesia mempunyai
hak tunggal untuk menyalurkan uang kartal. Kemudian mengendalikan jumlah
uang yang beredar dan suku bunga dengan maksud untuk menjaga kestabilan
nilai rupiah. Adapun beberapa tujuan Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat diukur dengan
atau tercermin dari perkembangan laju inflasi
2. Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. Hal ini dapat diukur
dengan atau tercermin dari perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata
uang negara lain

Tugas-Tugas Bank Indonesia dalam Stabilitas Keuangan :


1. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter
a. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran
laju inflasi
b. Melakukan pengendalian moneter
c. Memberikan kredit atau pembiayaan
d. Melaksanakan kebijakan nilai tukar
e. Mengelola cadangan devisa
f. Menyelenggarakan survei bersifat makro dan mikro secara berkala atau
sewaktu-waktu
2. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
a. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas
penyelenggaraan jasa sistem pembayaran
b. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembyaran untuk
menyampaikan laporan kegiatannya
c. Menetapkan penggunaan alat pembayaran
d. Mengatur sistem antarbank baik dalam mata uang rupiah maupun asing
e. Menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran
antarbank
f. Menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan
yang digunakan, dan tanggal mulai berlakuknya sebagai alat
pembayaran yang sah
g. Mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik,
dan memusnahkan uang dari peredaran, termasuk memberikan
penggantian dengan nilasi sama

Bank Indonesia berperan ganda dalam menjaga stabilitas moneter dan


stabilitas keuangan. Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem
pembayaran, tugas utama Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas
moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan (perbankan dan sistem
pembayaran). Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga

76
stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan
instrumen dalam menjaga stabilitas sistem keuangan itu adalah:
1. Menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam
operasi pasar terbuka  Bank Indonesia dituntut untuk mampu
menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang.
2. Menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan
 Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu dilakukan melalui
mekanisme pengawasan dan regulasi.
3. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran  Sebagai otoritas
dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia memiliki informasi dan keahlian
untuk mengidentifikasi risiko potensial dalam sistem pembayaran.
4. Mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas
keuangan  Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan
indikator macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan.
Hasil riset dan pemantauan tersebut, selanjutnya akan menjadi
rekomendasi bagi otoritas terkait dalam mengambil langkah-langkah yang
tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan.
5. Sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui fungsi bank sentral
sebagai lender of the last resort (LoLR)  Fungsi LoLR merupakan peran
tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis
guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi
sebagai LoLR mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal
maupun krisis.

C. Otoritas Moneter Di Indonesia


Otoritas moneter adalah suatu entitas yang memiliki wewenang untuk
mengendalikan jumlah uang yang beredar pada suatu negara dan memiliki hak
untuk menetapkan suku bunga dan parameter lainnya yang menentukan biaya
dan persediaan uang. Sejarah otoritas moneter di Indonesia dimulai sejak
berlakunya Undang-undang no 13 tahun 1968 tentang Bank Sentral, dimana
pada saat itu otoritas kebijakan moneter berada di tangan pemerintah.
Meskipun berdasarkan UU tersebut, ada 2 lembaga utama sebagai pelaksana
kebijakan moneter yaitu Bank Indonesia, dan Dewan Moneter, otoritasnya
tetap pada pemerintah. Pemerintah melalui Presiden dan Menteri Keuangan
mempunyai kekuasaan untuk mengarahkan pelaksanaan kebijakan yang
dilakukan oleh Bank Indonesia dan Dewan Moneter. Saat itu, Presiden
memiliki akses yang besar karena presiden memiliki wewenang untuk
mengangkat pejabat Gubernur dan Direktur Bank Indoensia atas usul Dewan
Moneter. Sedangkan, Menteri Keuangan dan Menteri bidang ekonomi memiliki
akses yang strategis karena anggota Dewan Moneter terdiri dari Menteri
Keuangan, seorang Menteri bidang ekonomi dan Gubernur BI.
Berdasarkan berbagai pertimbangan dan dinamika kondisi
perekonomian perbankan pada tahun 1990-an, maka kemudian UU no 13
tahun 1963 tentang Bank Sentral diganti dengan undang-undang yang baru
yaitu UU no 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. UU yang baru ini

77
memberikan kewenangan yang besar kepada Bank Indonesia untuk
merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter di Indonesia. Dengan
persepsi lain, maka otoritas moneter menjadi sepenuhnya milik Bank
Indonesia, sedangkan lembaga Dewan Moneter ditiadakan.
Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia yang
merupakan lembaga negara independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak lain,
kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-Undang.
Menurut UU Nomor 23 Tahun 1999, Bank Indonesia mempunyai tujuan agar
otoritas moneter dapat menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
yang efektif dan efisien melalui sistem keuangan yang sehat, transparan,
terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan yang didukung oleh sistem
pembayaran yang lancar, cepat, tepat dan aman, serta pengaturan dan
pengawasan bank yang memenuhi prinsip kehati-hatian. Dalam menjalankan
otoritas moneternya, Bank Indonesia menerapkan lima instrumen kebijakan
moneter yaitu:
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar
dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government
securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan
membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang
beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga
pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain
diantaranya adalah SBI atau Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau
Surat Berharga Pasar Uang.

2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)


Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan
memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum
terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank
sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan
tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi
membuat uang yang beredar berkurang.

3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)


Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada
pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio
cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah
menaikkan rasio.

4. Kebijakan Kredit Ketat


Yaitu kebijakan pemberian kredit pada bank umum harus benar-benar
didasarkan pada syarat pemberian kredit. Dengan kebijakan kredit ketat,
jumlah uang yang beredar dapat diawasi.

78
5. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi.
Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-
hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar
dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk
memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

D. Otoritas Jasa Keuangan


Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga negara yang dibentuk
berdasarkan UU no. 21 Tahun 2011 yang menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan
di dalam sektor jasa keuangan. OJK berfungsi menyelenggarakan system
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan
di dalam sektor jasa keuangan. Tugas pengaturan dan pengawasan ini
dilakukan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar
Modal dan kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, Dana Pensiun,
Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya. Oleh karena
itu, OJK ini didirikan untuk menggantikan peran BAPEPAM-LK dan fungsi
pengawasan Bank yang sebelumnya melekat di Bank Indonesia.
Selain itu, OJK juga diberikan kewenangan untuk melakukan tindakan
pencegahan kerugian konsumen dan masyarakat. Bentuk perlindungan adalah
meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk menghentikan kegiatannya apabila
kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan kerugian terhadap masyarakat. OJK
juga memberikan peringatan kepada perusahaan yang dianggap menyimpang
agar segera memperbaikinya. Dengan demikian, kehadiran OJK benar-benar
dapat memberikan perlindungan sepenuhnya kepada masyarakat.
Sumber dana OJK berasal dari APBN dan/atau pungutan dari pihak
yang melakukan kegiatan di sektor jasa keuangan. Sebagai bentuk
akuntabilitas, OJK wajib terlebih dahulu mendapat persetujuan dari DPR. OJK
juga wajib menyusun laporan yang terdiri atas laporan kegiatan secara berkala
kepada Prsiden dan DPR. Selain laporan kegiatan, OJK juga wajib menyusun
laporan keuangan tahunan yang diaudit oleh BPK atau Kantor Akuntan Publik
yang ditujuk BPK. Sektor jasa keuangan merupakan suatu sistem yang
kompleks, maka dalam UU OJK diatur mengenai dasar hukum protokol
koordinasi dan kerja sama baik antarlembaga dalam negeri maupun luar negeri
didasarkan pada prinsip timbal balik yang seimbang
Bagi masyarakat, dengan adanya OJK akan memberikan perlindungan
dan rasa aman atas investasi atau transaksi yang dijalankannya lewat lembaga
jasa keuangan. Bagi pemerintah, memberikan keuntungan rasa aman bagi
masyarakatnya dan perolehan pendapatan dari perusahaan berupa pajak atau
penyediaan barang dan jasa yang bekualitas baik. Sedangkan bagi dunia
usaha, dengan adanya OJK maka pengelolaannya semakin baik dan

79
perusahaan yang dijalankan semakin sehat dan lancar yang pada akhirnya
akan memperoleh keuntungan yang berlipat.

1. Visi
Menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya,
melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu
mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional
yang berdaya saing global serta dapat memajukan kesejahteraan umum.

2. Misi
a. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel
b. Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan
stabil
c. Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

3. Tujuan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:
a. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel,
b. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil, dan
c. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

4. Fungsi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi menyelenggarakan
sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.

5. Tugas
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai tugas melakukan pengaturan
dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan,
sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB.

6. Wewenang
Mengenai wewenang OJK dalam melaksanakan tugas-tugasnya dapat
dijelaskan sebagai berikut:
• Wewenang OJK dalam tugas pengaturan dan pengawasan jasa
keuangan di sektor Perbankan, terdiri atas:
a. Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang
meliputi:
1. perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank,
anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan

80
dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi
bank, serta pencabutan izin usaha bank; dan
2. kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan
dana, produk hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa;
b. pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang
meliputi:
1. likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio
kecukupan modal minimum, batas maksimum pemberian
kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan
bank;
2. laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank;
3. sistem informasi debitur;
4. pengujian kredit (credit testing); dan
5. standar akuntansi bank;
c. pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehatihatian bank,
meliputi:
1. manajemen risiko;
2. tata kelola bank;
3. prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang; dan
4. pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan;
dan
d. pemeriksaan bank.
• Wewenang OJK dalam tugas pengaturan lembaga bank dan non
bank adalah:
a. Menetapkan peraturan pelaksanaan UU no 21 tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan;
b. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan;
c. menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
d. menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa
keuangan;
e. menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
f. menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah
tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
g. menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola
statuter pada Lembaga Jasa Keuangan;
h. menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,
memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
i. menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di sektor
jasa keuangan.

81
• Wewenang OJK dalam tugas pengawasan lembaga bank dan
nonbank adalah:
a. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap
kegiatan jasa keuangan;
b. mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan
oleh Kepala Eksekutif;
c. melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan
Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa
Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di
sektor jasa keuangan;
d. memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan
dan/atau pihak tertentu;
e. melakukan penunjukan pengelola statuter;
f. menetapkan penggunaan pengelola statuter;
g. menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundangundangan di sektor
jasa keuangan; dan
h. memberikan dan/atau mencabut:
1. izin usaha;
2. izin orang perseorangan;
3. efektifnya pernyataan pendaftaran;
4. surat tanda terdaftar;
5. persetujuan melakukan kegiatan usaha;
6. pengesahan;
7. persetujuan atau penetapan pembubaran; dan
8. penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundangundangan di sektor jasa keuangan.

7. Dasar Pembentukan OJK


a. Landasan Fisiologis
Mewujudkan perekonomian nasional yang mampu umbuh dengan
stabiil dan berkelanjutan, menciptakan kesempatan kerja yang luas
dan seimbang disemua sektor perekonomian, serta memberikan
kesejahteraan secara adil kepada seluruh rakyat Indonesia.
b. Landasan Yuridis
1) Pasal 34 UU No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
2) UU No 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Perppu No 2 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi undang-undang
3) UU no 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan

82
c. Landasan Sosiologis
1) Globalisasi dalam sistem keuangan dan pesatnya kemajuan di
bidang teknologi dan informasi serta inovasi finansial telah
menciptakan sistem keuangan yang sangat kompleks, dinamis,
dan saling terkait antar subsektor keuangan baik dalam hal
produk maupun kelembagaan
2) Adanya lembaga jasa keuangan yang memiliki hubungan
kepemilikan di berbagai subsektor keuangan menambah
kompleksitas transaksi dan interaksi antar lembaga jasa
keuangan di dalam sistem keuangan
3) Banyaknya permasalahan lintas sektoral di sektor keuangan yang
meliputi tindakan moral hazard, belum optimalnya perlindungan
konsumen jasa keuangan, dan terganggunya stabilitas sistem
keuangan

8. Ruang Lingkup Pengaturan


Dalam Undang-Undang OJK pada dasarnya memuat ketentuan tentang
organisasi dan tata kelola dari lembaga yang memiliki otoritas pengaturan
dan pengawasan terhadap sektor jasa keuangan.Status kelembagaan OJK
adalah:
a. Lembaga pengawasan sektor jasa keuangan
b. Independen
c. Berkedudukan di Ibukota Negara
d. Berkantor di dalam dan luar negeri

9. Struktur Organisasi
Struktur organisasi OJK terdiri atas Dewan Komisioner OJK dan
Pelaksana kegiatan. operasional.
a. Struktur Dewan Komisioner terdiri atas:
1) Ketua merangkap anggota;
2) Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota;
3) Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota;
4) Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota;
5) Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap
anggota;
6) Ketua Dewan Audit merangkap anggota;
7) Anggota yang membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen;
8) Anggota ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota
Dewan Gubernur Bank Indonesia; dan
9) Anggota ex-officio dari Kementerian Keuangan yang merupakan
pejabat setingkat eselon I Kementerian Keuangan.
b. Pelaksana kegiatan operasional terdiri atas:
1) Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen Strategis I;

83
2) Wakil Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen
Strategis II;
3) Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan memimpin bidang
Pengawasan Sektor Perbankan;
4) Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal memimpin bidang
Pengawasan Sektor Pasar Modal;
5) Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya memimpin
bidang Pengawasan Sektor IKNB; Ketua Dewan Audit memimpin
bidang Audit Internal dan Manajemen Risiko; dan
6) Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan
Konsumen memimpin bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen.

10. Nilai Strategis OJK


a. Integritas
Bertindak objektif, adil, dan konsisten sesuai dengan kode etik dan
kebijakan organisasi dengan menjunjung tinggi kejujuran dan
komitmen.

b. Profesionalisme
Bekerja dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kompetensi
yang tinggi untuk mencapai kinerja terbaik.

c. Sinergi
Berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan baik internal
maupun eksternal secara produktif dan berkualitas.

d. Inklusif
Terbuka dan menerima keberagaman pemangku kepentingan serta
memperluas kesempatan dan akses masyarakat terhadap industri
keuangan.

e. Visioner
Memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat kedepan (Forward
looking) serta dapat berpikir di luar kebiasaan (Out of The Box
Thinking).

11. Kegiatan OJK


a. Kelembagaan Bank
1) Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank,
anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan
sumber daya manusia, merger, konsolidasi, dan akuisisi bank,
serta pencabutan izin usaha bank

84
2) Kegiatan usaha bank, antara lain sumer dana, penyediaan dana,
dan aktivitas di bidang jasa

b. Kesehatan Bank
1) Likuidasi, rentabilitas, solvailitas, kualitas aset, rasio kecukupan
modal minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio
pinjaman terhadap simpanan, dan pemcadangan bank
2) Laporan bank terkait kesehatan dan kinerja bank, sistem informasi
debitur, pengujian kredut, standar akuntansi bank

c. Aspek Kehati-hatian Bank


1) Manajemen risiko
2) Tata kelola bank
3) Prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang
4) Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan

d. Pemeriksaan Bank
Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang:
1) Menertapkan peraturan pelaksanaan undang-undang
2) Menertapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan
3) Menetapkan peraturan dan keputusan OJK
4) Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa
keuangan
5) Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK
6) Menerapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah
tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu
Untuk melaksanakan tugas pengawasan, OJK mempunyai
wewenang:
1) Menetapkan kebijakan operasional tehadap kegiatan jasa
keuangan
2) Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan
oleh kepala eksekutif
3) Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan
konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan
4) Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan
atau pihak tertentu
5) Memberikan atau mencabut izin usaha, izin orang perseorangan,
pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, dan lain-lain.

E. Penilaian Kesehatan Bank


Bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-
fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang
dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan

85
fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta
dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya,
terutama kebijakan moneter. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut
diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta
bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan.
Analisa kesehatan bank di Indonesia dilakukan oleh Bank Indonesia setiap
1 tahun sekali. Metode yang digunakan dengan menilai 6 aspek, yang dikenal
dengan metode CAMELS (capital, asset, management, earning, liquidity,
sensitivity)

1. Capital
Yang dinilai adalah permodalan yang didasarkan kepada kewajiban
penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada
CAR (Capital Adequaci Ratio) yang telah ditetapkan BI. Perbadngan rasio
tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
(AMTR) dan sesuai ketentuan pemerintah CAR tahun 1999 minimal 8%.

2. Asset
Upaya yang dilakukan adalah untuk menilai jenis-jenis aset y;ing dimiliki
oleh bank. Penilaian aset harus sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia
dengan memperbandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan
terhadap aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva
produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat
dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.

3. Management
Menilai kualitas manajemen dapat dilihat hari kualitas manusianya dalam
mengelola bank. Kualitas manusia juga dilihat dari segi pendidikan serta
pengalaman para karyawannya dalam menangani berbagai kasus yang
terjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan,
manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan
manajemen likuiditas.

4. Earning
Mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan.
Kemampuan ini dilapokan dalam suatu periode. Kegunaan aspek ini juga
untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank
bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara
rentabilitas terus meningkat di atas standar yang telah ditetapkan.

5. Liquidity
Penilaian terhadap aspek likuiditas bank. Suatu bank dapat diikatakan
likuid, apabila bank yang bersangkutan mampu membayar semua
hutangnya terutama hutang-hutang jangka pendek. Dikatakan likuid jika

86
pada saat ditagih bank mampu membayar. Kemudian bank juga harus
dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai.

6. Sensitivity
Sensitivity to market risk yaitu merupakan penilaian pendekatan kuantitatif
dan kualitatif, faktor sensitivitas terhadap resiko pasar yang antara lain
dilakukan melalui penilaian terhadap komponen modal atau cadangan yang
dibentuk untuk mencover fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan
potensial loss sebagai akibat fluktuasi suku bunga, Komponen modal atau
cadangan yang dibentuk untuk mencover fluktuasi nilai tukar dibandingkan
dengan potensial loss sebagai akibat fluktuasi nilai tukar dan kecukupan
penerapan system menejemen resiko pasar.

F. Perkembangan Perbankan Di Indonesia


1. Perkembangan Mula-Mula Sebelum Penjajahan Belanda
Kehidupan perbankan dan lembaga-lembaga keuangan/pembiayaan
mulai sejak VOC beroperasi di bumi Nusantara, VOC disamping fungsinya
yang pokok sebagai lembaga perdagangan, juga melaksanakan fungsi
lembaga keuangannya sendiri. Banyak fungsinya yang kemudian hari
berkembang menjadi fungsi-fungsi yang dijalankan oleh bank-bank umum/
dagang atau bank yang khusus membiayai perkebunan.

2. Perkembangan Perbankan, Kredit Dan Sistem Pembayaran


Dalam perkembangannya, VOC mengalami kebangkrutan dan
selanjutnya pemerintah Hindia Belanda mengambil alihnya, pada masa
berlakunya sistem mekanisme pasar, masa sistem tanam paksa, maupun pada
masa kebijakan penanaman modal asing.
Selama periode sistem tanam paksa serta sebelumnya dimana para petani
bekerja secara bebas atas dasar mekanisme paksa, unsur pembiayaan tidak
begitu tampak dan sukar dikembangkan.
Sebelum pertengahan abad ke-19, perbankan di Hindia Belanda
sebagian besar dilakukan oleh De Javasche Bank(JB) dan Nederlansche
Handel Maatschappij(NHM) yang merupakan bank-bank resmi yang
memberikan kredit uang muka kepada pemborong-pemborong pemerintah.
Perkembangan ekspor hasil-hasil perkebunan membutuhkan pembiayaan, lalu
didirikan Escompto Bank, Rotterdamsche Bank(RB) dan Internatio, serta
beberapa bank swasta dan dua cabang bank Inggris.
Semenjak permulaan abad ke-20, JB mulai menarik diri dari
perdagangan umum dan mulai berspesialisasi menjadi “The Banker’s Bank”,
yaitu banknya bank-bank lain. Agar Jb berspesialisasi mengatur keadaan
ekonomi, menjaga kestabilan nilai rupiah dan sebagainya maka seaiknya bank
ini bespesialisasi sebagai bank sentral. Sehingga JB diambil alih oleh
pemerintah Hindia Belanda.

87
3. Lembaga-Lembaga Perbankan Dan Perkreditan Periode Tahun 1960-1966
Pada awal kemerdekaan , lembaga keuangan dan perbankan masih
mewarisi keadaan jaman penjajahan yang didominasi oleh bank-bank swasta
milik Belanda dan beberapa bank asing lain. Sesudah itu, dilakukan
nasionalisasi atas bank-bank tersebut. Hanya satu bank yang bukan
merupakan hasil nasionalisasi yaitu BNI 1946 dan sempat menjadi bank
sirkulasi selama pendudukan.
a. JB menjadi Bank Indonesia sebagai bank sentral
b. NHM menjadi bank Rakyat Indonesia
c. Escompto menjadi Bank Umum Negara

4. Perkembangan Kebijakan Ekonomi Moneter dan Perbankan


Kebijakan dan struktur perkreditan yang merupakan bagian dari
kebijakan ekonomi dan pembangunan mengalami perkembangan. Hal ini dapat
dibedakan menjadi tiga periode:
a. Periode pertama (sejak tahun 1950-1959)
Selama periode pertama, kebijakan ekonomi dan pembangunan banyak
bersifat liberal disertai dengan usaha memperkuat kegiatan ekonomi
nasional pribumi yang umumnya merupakan golongan ekonomi lemah.
b. Periode kedua (sejak tahun 1959-1965)
Periode kedua ditandai oleh etatisme yang tercermin dalam periode
sosialisme Indonesia, dengan ciri berupa banyaknya pengaturan dan
campur tangan langsung oleh negara di bidang produksi dan distribusi
termasuk perkreditan. Campur tangan dibidang ekonomi termasuk
perkreditan dan moneter menyebabkan penyelewengan dan
penyalahgunaan.
c. Periode ketiga (sejak tahun 1966)
Pemerintah orde baru sejak tahun 1966 mulai merasionalkan fungsi
perbankan serta kebijakan ekonomi dan pembangunan, mempercayakan
pada mekanisme pasar dan mendorong efisiensi. Lalu kemudian dilakukan
penataan kembali sistem moneter, perbankan dan perkreditan. Tingkat
suku bunga deposito dan pinjaman yang ditentukan sangat rendah dan
tidak rasional telah dinaikkan secara dramatis pada pertengahan tahun
1968. Tindakan moneter ini juga merupakan bagian dari program anti inflasi
yang dilancarkan pada waktu itu. Kebijakan penetapan besarnya bagian
kredit likuiditas bank Indonesia untuk selanjutnya merupakan inti kebijakan
kredit dan perbankan.

5. Periode Kondisi Perbankan pada1990-an – sekarang


Faktor-faktor internal dan eksternal mengubah sistem perbankan
Indonesia menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Langkah yang ditempuh
dalam memperbaiki sistem perbankan adalah dengan melakukan deregulasi.
Deregulasi perbankan adalah keadaan dimana terjadi perubahan peraturan
dalam perbankan, dimaksudkan dengan tujuan membuat suasana perbankan
di Indonesia lebih stabil.

88
a) Kondisi perbankan di Indonesia sebelum serangkaian paket – paket
deregulasi di sektor riil dan moneter.
b) Kondisi perbankan di Indonesia setelah munculnya deregulasi sampai
dengan masa sebelum terjadinya krisis ekonomi pada akhir tahun 1980-an.
1) Mulai 1 Juni 1983 Bank diberikan keleluasaan untuk menentukan suku
bunga deposito dan pinjaman; pengurangan KLBI; penghapusan pada
kredit dan pembatasan aset lain.
2) UU Perbankan baru no. 7 menggarisbawahi soal peniadaan pemisahan
perbankan berdasarkan kepemilikan.
3) PP No. 68 1996, yang menguntungkan para nasabah karena nasabah
bank akan tahu persis rapor banknya.
4) BI mengeluarkan SBI sejak 1984
5) BI sejak 1985 mengeluarkan ketentuan perdagangan SBPU dan
fasilitas diskonto oleh BI

c) Kondisi perbankan di Indonesia pada masa krisis ekonomi sejak akhir


1990-an.
1) Tingkat kepercayaan masyarakat dalam dan luar negeri terhadap
perbankan di Indonesia menurun drastis
2) Sebagian besar bank dalam keadaan tidak sehat
3) Adanya spread negative
4) Munculnya penggunaan peraturan perundangan yang baru
5) Terjadi krisis moneter yang semula dipengaruhi dari luar negeri,
Thailand, rekapitalisasi perbankan yang menelan dana lebih dari Rp.
400 Triliun terhadap 27 Bank dan melakukan pengambilalihan
kepemilikan terhadap 7 bank lainnya.

Langkah yang dilakukan Pemerintah :


1) Penyediaan likuiditas kepada perbankan -> BLBI (Bantuan Likuiditas
BI)
2) Mengidentifikasi dan merekapitalisasi bank-bank yang masih memiliki
potensi untuk melanjutkan kegiatan usahanya dan bank-bank yang
memiliki dampak yang signifikan terhadap kebijakannya.
3) Menutup bank yang bermasalah dan melakukan konsolidasi perbankan
dengan melakukan merger.
4) Mendirikan lembaga khusus BPPN (Badan Penyehatan Perbankan
Nasional)
5) Memperkuat kewenangan BI dalam pengawasan perbankan melalui
penetapan UU No. 23/1999 tentang BI yang menjamin independensi BI
dalam penetapan kebijakan.

d) Kondisi perbankan di Indonesia pada saat sekarang ini


1) OJK menegaskan sampai saat ini kondisi kesehatan bank secara
umum masih bagus. Dari 118 bank, sebagian besar memiliki rating II
atau bagus dan hanya sekitar 10% yang rating III atau standar.

89
2) Kredit tumbuh 4,18%
3) Dana tumbuh 4,5%
4) Masih terdapat pertumbuhan walaupun tidak secepat semester I 2015
5) Akibat depresiasi rupiah, terjadi perubahan risiko pasar melalui neraca
(liabilities dan aset valas) dan jenis banknya. Secara regulasi, threshold
valas maksimal 20% dari modal. Saat ini secara industri posisi devisa
netto (PDN) masih sekitar 5%.

G. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Salah satu komponen penting dalam perekonomian nasional yang
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional adalah
industri perbankan, sehingga stabilitas perbankan akan mempengaruhi
stabilitas perekonomian secara keseluruhan.
Dulu, ketika kita pernah mengalami krisis moneter yang menghantam
Indonesia tahun 1998, yang berakibat dilikuidasinya 16 bank, sempat membuat
kepercayaan masyarakat pada perbankan menurun. Maka untuk
mengatasinya, pemerintah sempat mengeluarkan kebijakan memberikan
jaminan untuk seluruh kewajiban bank terhadap nasabahnya, termasuk
simpanan masyarakat (blanket guarantee). Kebijakan blanket
guarantee terbukti dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
perbankan, namun ruang lingkup penjaminan yang terlalu luas telah
membebani keuangan negara dan dapat menimbulkan moral hazard bagi
pelaku perbankan dan nasabah.
Dengan melihat salah satu sisi negatif blanket guarantee dan setelah
mempertimbangkan faktor lainnya serta semakin membaiknya kondisi
perbankan, kebijakan blanket guarantee akhirnya diputuskan untuk diakhiri.
Namun pemerintah menilai bahwa penjaminan simpanan masih tetap
diperlukan untuk memelihara kepercayaan masyarakat terhadap perbankan
dan meminimalkan risiko yang membebani anggaran negara atau risiko yang
menimbulkan moral hazard. Sehingga penjaminan yang sangat luas
lingkupnya tersebut diganti dengan sistem penjaminan yang terbatas.
Maka dibentuklah Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), yaitu lembaga
independen yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (UU LPS) yang diubah dengan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2009. UU LPS diundangkan tanggal 22
September 2004 dan mulai berlaku 12 bulan setelah diundangkan, yaitu
tanggal 22 September 2005. Dengan berlakunya UU LPS, maka LPS mulai
beroperasi sejak tanggal 22 September 2005. Perubahan yang signifikan
dalam penjaminan melalui LPS adalah dihapuskannya blanket guarantee, yaitu
penjaminan seluruh kewajiban bank, tanpa ada batasan nilai menjadi limited
guarantee, yaitu penjaminan secara terbatas.
Berdasarkan Undang-Undang tersebut, LPS merupakan lembaga
independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut
aktif memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai kewenangannnya.
Simpanan nasabah bank konvensional yang dijamin LPS berbentuk: tabungan,

90
deposito, giro, sertifikat deposito, dan bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu. Selain itu, LPS juga menjamin simpanan nasabah bank syariah
yang berbentuk: giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah dan
deposito mudharabah.
Secara detil, LPS mempunyai beberapa tugas dalam menjalankan
fungsinya, antara lain:
1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan
simpanan
2. Melaksanakan penjaminan simpanan
3. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif
memelihara stabilitas sistem perbankan
4. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian
bank gagal yang tidak berdampak sistemik
5. Melaksanakan penanganan bank gagal yang berdampak sistemik
Untuk menunjang tugas dan fungsi tersebut, LPS diberikan wewenang
antara lain:
1. Menetapkan dan memungut premi penjaminan dan kontribusi ketika bank
pertama kali menjadi peserta sekaligus melakukan pengelolaan kekayaan
dan kewajiban LPS
2. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan
keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak
melanggar kerahasiaan bank sekaligus melakukan rekonsiliasi, verifikasi
dan konfirmasi atas data tersebut
3. Menetapkan syarat, tata cara dan ketentuan pembayaran klaim
4. Menunjuk, menguasakan, dan menugaskan pihak lain bertindak atas nama
LPS, untuk melaksanakan sebagian tugas tertentu
5. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan
simpanan termasuk menjatuhkan sanksi administratif bagi yang melanggar
ketentuan
Untuk transaksi transfer masuk dan keluar serta inkaso bukan
merupakan bentuk simpanan, sehingga tidak dijamin. Kecuali transfer keluar
dari simpanan yang belum keluar dari bank masih diperlakukan sebagai
simpanan. Begitu juga transfer masuk yang sudah diterima bank untuk
nasabah diperlakukan sebagai simpanan, meskipun belum dibukukan ke
rekening.
Nilai simpanan yang dijamin LPS adalah Rp2 miliar maksimal per
nasabah per bank. Apabila nasabah mempunyai beberapa rekening simpanan
dalam satu bank, maka simpanan yang dijamin dihitung dari jumlah saldo
seluruh rekening. Nilai simpanan yang dijamin meliputi: simpanan pokok
ditambah bunga untuk bank konvensional dan simpanan pokok ditambah bagi
hasil untuk bank syariah. Sedangkan untuk simpanan diatas Rp2 miliar
diselesaikan Tim Likuidasi berdasarkan likuidasi kekayaan bank. Untuk
nasabah yang mempunyai rekening gabungan (joint account), maka saldo
pada rekening gabungan dibagi sama besar antar pemilik rekening.

91
Jika terjadi risiko terhadap bank di mana nasabah menyimpan uang
didalamnya dan masih masuk dalam nilai simpanan yang dijamin LPS, maka
nasabah bisa melakukan klaim kepada LPS. Apabila nasabah mempunyai
kewajiban pada bank, maka pembayaran klaim penjaminan terhadap nasabah
terlebih dahulu memperhitungkan kewajibannya (set off). Adapun cara
pembayaran klaim nasabah adalah sebagai berikut:
1. LPS menentukan simpanan nasabah yang layak bayar, setelah rekonsiliasi
dan verifikasi data simpanan nasabah bank yang dicabut izin usahanya
dalam waktu 90 hari kerja sejak izin usaha bank dicabut
2. LPS mulai membayar simpanan yang layak bayar selambat-lambatnya 5
hari kerja sejak verifikasi dimulai
3. Jangka waktu pengajuan klaim penjaminan adalah 5 tahun sejak izin usaha
dicabut
Bagi nasabah yang merasa dirugikan, dapat mengajukan keberatan
kepada LPS yang didukung dengan bukti nyata dan jelas, serta melakukan
upaya hukum melalui pengadilan. LPS menjamin simpanan seluruh bank
konvensional dan bank syariah di wilayah Republik Indonesia, baik Bank
Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Apabila nasabah mendapatkan bunga simpanan melebihi suku bunga
wajar yang ditetapkan LPS, maka simpanan tersebut tidak dijamin LPS, baik
simpanan pokok maupun bunganya. Nasabah dapat menunggu pengumuman
hasil rekonsiliasi dan verifikasi simpanan tahap I di kantor bank, media cetak
dan website LPS. Selain itu nasabah harus memenuhi syarat-syarat berikut ini
agar klaimnya dibayar LPS:
1. Simpanan nasabah tercatat dalam pembukuan bank
2. Nasabah tidak memperoleh bunga simpanan yang melebihi tingkat suku
bunga wajar yang ditetapkan LPS atau nasabah tidak menerima imbalan
yang tidak wajar dari bank
3. Nasabah tidak melakukan tindakan yang merugikan bank, seperti: memiliki
kredit macet
Sesuai Pasal 37B Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1999 tentang
Perbankan, setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang disimpan pada
bank yang bersangkutan. Sehingga untuk menjamin simpanan masyarakat
pada bank tersebut dibentuk LPS. Ketentuan tersebut dipertegas kembali
dalam Pasal 12 UU LPS yang menyebutkan bahwa setiap bank yang
melakukan kegiatan usaha di wilayah Republik Indonesia wajib menjadi
peserta penjaminan LPS.
Semua biaya peserta penjaminan simpanan LPS akan ditanggung oleh
bank yang bersangkutan, sehingga nasabah tidak dibebani biaya apapun.
Namun hak nasabah atas bunga simpanan terhenti ketika bank tersebut
dicabut izin usahanya. Jenis bank peserta penjaminan LPS meliputi: bank
umum dan BPR, termasuk bank nasional, bank campuran dan bank asing,
serta bank konvensional dan bank syariah.
Agar simpanan nasabah di bank mendapatkan jaminan oleh LPS, maka
sebagai peserta penjaminan LPS, setiap bank wajib:

92
1. Menyerahkan dokumen, antara lain:
a. Salinan anggaran dasar dan akta pendirian bank
b. Salinan dokumen perizinan bank
c. Surat keterangan dari LPP mengenai tingkat kesehatan bank
d. Surat pernyataan dari pemegang saham atau pengendali bagi yang
berbadan hukum koperasi serta kantor pusat dari cabang bank asing,
direksi dan komisaris
e. Menyampaikan laporan secara berkala, membayar kontribusi
kepesertaan dan premi penjaminan

2. Memberikan data, informasi dan dokumen yang dibutuhkan dalam


penyelenggaraan penjaminan
3. Menempatkan bukti kepesertaan atau salinannya di dalam kantor bank
atau tempat lainnya agar mudah diketahui masyarakat
4. Menempatkan pengumuman pada seluruh kantor bank agar diketahui
dengan mudah oleh nasabah, mengenai:
a. Maksimum tingkat bunga yang dianggap wajar dan ditetapkan LPS
b. Maksimum nilai simpanan yang dijamin LPS
Pemerintah mempunyai komitmen untuk tetap menjaga
keberlangsungan LPS, serta menjaga kepercayaan masyarakat terhadap LPS.
Untuk menjalankan fungsi tersebut LPS bisa mengambil sumber pendanaan
yang berasal dari:
1. Modal awal yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan sebesar
Rp4 triliun
2. Kontribusi kepesertaan yang dibayarkan ketika bank pertama kali menjadi
peserta
3. Premi penjaminan yang dibayar bank tiap semester
4. Hasil investasi cadangan penjaminan
Di dalam UU LPS, sudah diatur jika LPS sampai kekurangan modal
awal, maka pemerintah akan menutup kekurangan tersebut setelah
mendapatkan persetujuan dari DPR. Sedangkan jika LPS mengalami kesulitan
likuiditas dalam pembayaran klaim penjaminan, maka Pemerintah akan
memberikan pinjaman kepada LPS. Stuktur Organisasi LPS terdiri dari: Dewan
Komisioner dan Kepala Eksekutif. Dewan Komisioner merupakan pimpinan
LPS, yang dipimpin seorang Ketua Dewan Komisioner. Dewan Komisioner
LPS diangkat oleh Presiden. Sedangkan Kepala Eksekutif merupakan Anggota
Dewan Komisioner yang bertugas melaksanakan kegiatan operasional LPS.
Masyarakat tidak peru ragu menyimpan uangnya di bank karena LPS
menjamin simpanan pada seluruh bank konvensional dan bank syariah di
wilayah Republik Indonesia, baik Bank Umum (Bank Asing, Bank Campuran,
Bank Swasta Nasional, Bank Pembangunan Daerah dan Bank milik
Pemerintah) maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sehingga dengan
dijaminnya simpanan pada seluruh bank, diharapkan kepercayaan masyarakat
untuk menyimpan uangnya di bank akan semakin meningkat.

93
H. Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK)
Belajar dari krisis keuangan tahun 1997-1998, Pemerintah melakukan
berbagai upaya perbaikan untuk membangun sistem keuangan yang lebih
tangguh dan siap dalam menghadapi krisis sistem keuangan. Upaya perbaikan
tersebut meliputi penataan kembali kelembagaan yang ada, antara lain melalui
reorganisasi Kementerian Keuangan, amendemen Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, pendirian Lembaga Penjamin Simpanan
yang diatur dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga
Penjamin Simpanan, serta pendirian Otoritas Jasa Keuangan yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan.
Mekanisme koordinasi dalam rangka menciptakan dan memelihara
stabilitas sistem keuangan secara terpadu dan efektif menjadi semakin penting
setelah munculnya krisis keuangan global pada awal tahun 2008. Indonesia
melanjutkan penyusunan dan penerapan kebijakan strategis di berbagai sektor
keuangan, termasuk mempersiapkan Undang-Undang tentang Pencegahan
dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan sebagai landasan hukum bagi
lembaga untuk berkoordinasi dalam menjaga dan menciptakan stabilitas
sistem keuangan. Undang-Undang ini melengkapi peraturan perundang-
undangan yang telah ada untuk pencegahan dan penanganan krisis sistem
keuangan, terutama untuk permasalahan yang tidak dapat ditangani oleh
lembaga secara sendiri-sendiri sesuai dengan wewenang yang dimilikinya.
Untuk itulah disusunlah UU no 9 tahun 2016 tentang Pencegahan dan
Penanganan Krisis Sistem Keuangan. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan
stabilitas sistem keuangan yang kokoh guna menghadapi ancaman, baik dari
dalam negeri maupun luar negeri maka diperlukan upaya pencegahan krisis
sistem keuangan. Untuk alasan itulah, maka dibentuk Komite Stabilitas Sistem
Keuangan (KSSK). KSSK berfungsi untuk menyelenggarakan pencegahan dan
penanganan Krisis Sistem Keuangan untuk melaksanakan kepentingan dan
ketahanan negara di bidang perekonomian. Lebih lanjut, KSSK memiliki tugas
sebagai berikut:
a. melakukan koordinasi dalam rangka pemantauan dan pemeliharaan
Stabilitas Sistem Keuangan;
b. melakukan penanganan Krisis Sistem Keuangan; dan
c. melakukan penanganan permasalahan Bank Sistemik, baik dalam
kondisi Stabilitas Sistem Keuangan normal maupun kondisi Krisis
Sistem Keuangan.

Sedangkan, wewenang dari KSSK adalah


a. Menetapkan keputusan mengenai tata kelola Komite Stabilitas Sistem
Keuangan dan sekretariat Komite Stabilitas Sistem Keuangan
b. Membentuk gugus tugas atau kelompok kerja untuk membantu
pelaksanaan tugas Komite Stabilitas Sistem Keuangan
c. Menetapkan kriteria dan indikator untuk penilaian kondisi Stabilitas
Sistem Keuangan

94
d. Melakukan penilaian terhadap kondisi Stabilitas Sistem Keuangan
berdasarkan masukan dari setiap anggota Komite Stabilitas Sistem
Keuangan, beserta data dan informasi pendukungnya
e. Menetapkan langkah koordinasi untuk mencegah Krisis Sistem
Keuangan dengan mempertimbangkan rekomendasi dari setiap
anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan
f. Merekomendasikan kepada Presiden untuk memutuskan perubahan
status Stabilitas Sistem Keuangan, dari kondisi normal menjadi kondisi
Krisis Sistem Keuangan atau dari kondisi Krisis Sistem Keuangan
menjadi kondisi normal
g. Merekomendasikan kepada Presiden untuk memutuskan langkah
penanganan Krisis Sistem Keuangan
h. Menyerahkan penanganan permasalahan solvabilitas Bank Sistemik
kepada Lembaga Penjamin Simpanan
i. Menetapkan langkah yang harus dilakukan oleh anggota Komite
Stabilitas Sistem Keuangan untuk mendukung pelaksanaan
penanganan permasalahan Bank Sistemik oleh Lembaga Penjamin
Simpanan
j. Menetapkan keputusan pembelian oleh Bank Indonesia atas Surat
Berharga Negara yang dimiliki Lembaga Penjamin Simpanan untuk
penanganan Bank
k. Merekomendasikan kepada Presiden untuk memutuskan
penyelenggaraan dan pengakhiran Program Restrukturisasi Perbankan.

KSSK ini beranggotakan pihak-pihak sebagai berikut:


1. Menteri Keuangan sebagai koordinator merangkap anggota dengan
hak suara;
2. Gubernur Bank Indonesia sebagai anggota dengan hak suara;
3. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan sebagai anggota
dengan hak suara; dan
4. Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan sebagai
anggota tanpa hak suara.

RINGKASAN
.
1. Arsitektur Perbankan Indonesia (API) merupakan suatu kerangka dasar
sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan
arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan.

2. Peranan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral atau bank to bank dalam
pembangunan memang penting dan sangat dibutuhkan keberadaannya.
Hal ini disebabkan bahwa pembangunan di sektor apa pun selalu
membutuhkan dana dan dana ini diperoleh dari sektor lembaga keuangan

95
RINGKASAN
termasuk bank. Tugas-tugas Bank Indonesia sebagai bank to bank adalah
mengatur, mengoordinasi, mengawasi, serta memberikan tindakan llepada
dunia perbankan. Bank Indonesia juga mengurus dana yang dihimpun dari
masyarakat agar disalurkan kembali ke masyarakat benar-benar efektif
penggunaannya sesuai dengan tujuan pembangunan. Bank Indonesia juga
mengatur dan mengawasi kegiatan perbankan secara keseluruhan.

3. Otoritas moneter adalah suatu entitas yang memiliki wewenang untuk


mengendalikan jumlah uang yang beredar pada suatu negara dan memiliki
hak untuk menetapkan suku bunga dan parameter lainnya yang
menentukan biaya dan persediaan uang. Umumnya otoritas moneter
adalah bank sentral, meskipun kadang kala lembaga eksekutif pemerintah
mempunyai hak tertinggi untuk menetapkan kebijakan moneter dengan
cara mengendalikan bank sentral. Ada berbagai jenis otoritas moneter
lainnya, seperti dibentuknya satu bank sentral untuk beberapa negara,
terdapatnya suatu dewan yang mengontrol jumlah uang yang beredar
terhadap mata uang lain, dan juga diperbolehkannya beberapa entitas
untuk mencetak uang kertas ataupun uang logam, di Indonesia Lembaga
yang bertugas sebagai otoritas moneter di Indonesia berada pada Bank
Indonesia.

4. Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga negara yang dibentuk


berdasarkan UU no. 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan
sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi thd keseluruhan
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. OJK didirikan untuk menggantikan
peran BAPEPAM-LK. OJK diberikan kewenangan untuk melakukan
tindakan pencegahan kerugian konsumen dan masyarakat. Bentuk
perlindungan adalah meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk
menghentikan kegiatannya apabila kegiatan tersebut berpotensi
menimbulkan kerugian terhadap masyarakat. OJK juga memberikan
peringatan kepada perusahaan yang dianggap menyimpang agar segera
memperbaikinya. Dengan demikian, kehadiran OJK benar-benar dapat
memberikan perlindungan sepenuhnya kepada masyarakat.

5. Bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya


dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat
menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan
fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran
serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai
kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Dengan menjalankan fungsi-
fungsi tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada
masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan.
Analisa kesehatan bank di Indonesia dilakukan oleh Bank Indonesia setiap
1 tahun sekali. Metode yang digunakan dengan menilai 6 aspek, yang

96
RINGKASAN
dikenal dengan metode CAMELS (capital, asset, management, earning,
liquidity, sensitivity)

6. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), yaitu lembaga independen yang


dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang
Lembaga Penjamin Simpanan (UU LPS) yang diubah dengan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2009. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, LPS
merupakan lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan
nasabah penyimpan dan turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan
sesuai kewenangannnya. Simpanan nasabah bank konvensional yang
dijamin LPS berbentuk: tabungan, deposito, giro, sertifikat deposito, dan
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Selain itu, LPS juga
menjamin simpanan nasabah bank syariah yang berbentuk: giro wadiah,
tabungan wadiah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah
.
7. KSSK dibentuk berdasarkan UU no 9 tahun 2016 tentang Pencegahan dan
Penanganan Krisis Sistem Keuangan. KSSK berfungsi untuk
menyelenggarakan pencegahan dan penanganan Krisis Sistem Keuangan
untuk melaksanakan kepentingan dan ketahanan negara di bidang
perekonomian. KSSK memiliki tugas sebagai berikut: melakukan
koordinasi dalam rangka pemantauan dan pemeliharaan Stabilitas Sistem
Keuangan; melakukan penanganan Krisis Sistem Keuangan; dan
melakukan penanganan permasalahan Bank Sistemik, baik dalam kondisi
Stabilitas Sistem Keuangan normal maupun kondisi Krisis Sistem
Keuangan.

LATIHAN/PENUGASAN

Latihan

1. Sebutkan enam pilar Arsitektur Perbankan Indonesia!


2. Gambarkan Struktur Perbankan Indonesia sesuai visi API! Jelaskan
dengan singkat!
3. Sebutkan tugas-tugas Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas
Keuangan!
4. Sebutkan dan jelaskan dengan singkat lima instrument kebijakan moneter
yang dilakukan oleh Bank Indonesia!
5. Jelaskan fungsi dan peran Otoritas Jasa Keuangan!

97
6. Jelaskan fungsi dan peran Lembaga Penjamin Simpanan!
7. Jelaskan siapa saja yang berada dalam keanggotaan Komite Stabilitas
Sistem Keuangan!

Referensi
Budisantoso, T., & Nuritomo. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Ed.
3. Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir. (2013). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Raja Grafindo.

98
PASAR UANG
DAN
VALUTA ASING

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahasiswa/i diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan tujuan pasar uang &valas
2. Menjelaskan jenis transaksi di Pasar uang&valas
3. Menjelaskan instrumen dan Indikator
4. Menjelaskan lembaga yang terlibat dalam pasar uang dan valas
5. Menjelaskan risiko investasi di pasar valas

Untuk mengawali kegiatan belajar, Pindailah kode bar


disamping, simak video dalam daftar video dan
pelajari serta pahamilah isi materi yang ada di
dalamnya.

A. Pengertian Dan Tujuan Pasar Uang Dan Valas


Seiring dengan berkembangnya zaman yang mengakibatkan kebutuhan
yang semakin berkembang, kita dituntut untuk kreatif dan cerdas dalam
memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga muncul pasar-pasar yang mampu
menyediakan kebutuhan tersebut. Diantara beberapa perkembangan pasar
adalah pasar uang dan pasar valuta asing (valas).
Pasar Uang (Money Market) merupakan pertemuan dalam suatu pasar
yang abstrak untuk memperoleh demand dan supply dana jangka pendek,
dimana para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon
pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui
perantara. Sedangkan yang dimaksud dengan dana jangka pendek adalah
dana-dana yang dihimpun dari perusahaan maupun perorangan dengan
batasan waktu dari satu hari sampai satu tahun, yang dapat diperjualbelikan di
dalam pasar uang.

99
Tujuan adanya pasar uang dibagi menjadi dua sisi, bagi pihak yang
membutuhkan dana dan bagi pihak yang kelebihan dana. Tujuan bagi pihak
yang membutuhkan dana antara lain memenuhi kebutuhan jangka pendek,
memenuhi kebutuhan likuiditas, memenuhi kebutuhan modal kerja, mengalami
kalah kliring, sehingga harus membayar kekalahan. Di sisi lain, tujuan bagi
pihak yang kelebihan dana adalah memperoleh penghasilan dengan tingkat
suku bunga tertentu, membantu pihak-pihak yang kesulitan dana, dan
spekulasi (dengan harapan memperoleh keuntungna besar dalam waktu
singkat dan dalam kondisi ekonomi tertentu).
Sedangkan Pasar Valuta Asing (Foreign Exchange Market)
merupakan pasar di mana transaksi valas dilakukan baik antar negara maupun
dalam suatu negara yang dapat dilakukan oleh suatu badan/perusahaan atau
secara perorangan dengan berbagai tujuan. Transaksi valuta asing ini berupa
perdagangan/pertukaran mata uang suatu negara dengan negara lain. Adapun
tujuan adanya pasar valas adalah sebagai berikut:
1. Untuk transaksi pembayaran
Dalam transaksi export-import, dapat dilakukan dengan mata uang importir,
exportir maupun asing
2. Mempertahankan daya beli
Devaluasi untuk meningkatkan ekspor, sehingga daya beli Pemegang
rupiah dalam negeri akan menurun
3. Pengiriman uang ke luar negeri
Penukaran Valas dilakukan di negara pengirim
4. Mencari keuntungan Dengan adanya kenaikan kurs
Selain mendapatkan suku bunga dan kemudahan penarikan
5. Pemagaran risiko
Untuk mengurangi risiko kenaikan kurs terhadap utang dalam valuta asing
6. Kemudahan berbelanja
Kemudahan bagi para travelers keluar negeri dengan Travel Cheque yang
nominalnya mengikuti kurs

B. Jenis Transaksi Di Pasar Valas


Dalam perdagangan internasional tidak semua penyerahan dapat
dilakukan pada saat transaksi, karena jarak yang relatif jauh, perbedaan waktu,
dan volume transaksi yang besar. Maka, terdapat tiga macam jenis transaksi
valas yang dapat dilakukan:
1. Transaksi Tunai (Spot Transaction)
a. Value Today, penyerahan dilakukan pada tanggal (hari) dilakukannya
transaksi. Sering juga disebut cash sattlement
b. Value Tomorrow, penyerahan dilakukan pada hari kerja berikutnya atau
disebut one day sattlement.
c. Value Spot, penyerahan dilakukan dua hari kerja setelah transaksi.
2. Transaksi Tunggak (Forward Transaction)

100
Dalam transaksi forward/forward contract, penyerahan dilakukan beberapa
hari mendatang, baik secara mingguan atau bulanan. Transaksi forward
sering disebut sebagai transaksi berjangka karena memiliki janagka waktu
tertentu. Akibat dibayar dengan jangka waktu, maka rate yang digunakan
dalam transaksi forward lebih tinggi jika dibandingan transaksi spot.
3. Transaksi Barter (Swap Transaction)
Merupakan kombinasi antara pembeli dan penjual untuk dua mata uang
secara tunai yang diikuti membeli dan menjual kembali mata uang yang
sama secara tunai dan tunggak secara simultan dengan batas waktu yang
berbeda.Tujuan dari transaksi barter adalah untuk menjaga kemungkinan
dari kerugian yang disebabkan perubahan kurs. Transaksi barter dapat
dilakukan oleh Bank Indonesia dengan bank atau antara bank dengan
nasabahnya.

C. Instrumen Dan Indikator Pasar Uang


1. Instrumen Pasar Uang
Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar
uang jenisnya cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang diterbitkan
oleh badan-badan usaha swasta dan negara serta lembaga-lembaga
pemerintah. Adapun beberapa Instrumen pasar uang yang ada di Indonesia
antara lain adalah:
a. Interbank Call Money
Merupakan kredit atau pinjaman yang harus segera dilunasi/ dibayar
apabila sudah ada tagihan atau panggilan dari pihak pemberi dana
(kreditor). Jangka waktu kredit berkisar antara 1 hari sampai dengan 7 hari.
Interbank Call Money pinjaman antar bank yang terjadi dalam proses
kliring. Agar terhindar dari sanksi apabila tidak dapat menutupi kekalahan
kliring, bank yang kalah dapat meminjam dana dari bank lain. Proses
pemberian call money pada prinsipnya tidak berbeda dengan pemberian
kredit umumnya. Namun ada beberapa kententuan dari pemberian call
money ini yaitu :
1) Diberikan kepada bank yang mengalami kalah kliring dan kekurangan
likuiditas.
2) Besaran pinjaman call money tidak boleh melebihi kalah kliring hari ini.
3) Instrument pinjaman dapat berupa promes
4) Maksimal jangka waktu 7 hari dan apabila tidak dapat dilunasi dalam
waktu jatuh tempo, maka akan berubah menjadi pinjaman biasa.
b. SBI
Sertifikat Berharga Indonesia atau SBI adalah surat berharga yang
diterbitkan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia). Penerbitan dilakukan atas

101
tunjuk dengan nominal tertentu dan penerbitan SBI biasanya dikaitkan
dengan kebijaksanaan pemerintah terhadap operasi pasar terbuka dalam
mengangani masalah jumlah uang yang beredar. Tujuan dari pembelia SBI
adalah sebagai akibat kelebihan dana yang tidak disalurkan untuk
sementara waktu, namum jika pihak investor dapat menjual kepada pihak
Bank Indonesia atau pihak lainnya jika memerlukan dana kembali.
c. Sertifikat Deposito
Sertifikat Deposito merupakan alternative utrama bagi perbankan untuk
memenuhi dana jangka pendek. Sertifikat Deposito diterbikat atas tunjuk
dengan nominal tertentu dan pencairannya dapat dilakukan setelah jatuh
tempo. Jika investor memerlukan dana, Sertifikat Deposito dapat
diperjualbelikan kepada lembaga atau pihak umum.
d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
SBPU diperkenalkan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu alat untuk
melakukan operasi pasar terbuka dalam rangka ikut menstabilkan nilai
rupiah. Penerbitan warkat-warkat dapat berupa wesel atau promes dengan
jangka waktu antara 30 hari sampai dengan 180 hari.
e. Banker’s Acceptance
Merupakan wesel yang diberi cap “accepted”. Banker’s Acceptance terjadi
dalam perdegangan luar negeri. Wesel yang sudah diberi cap “accepted”
dapat diperjualbelikan dengan jaminan pihak bank importer atau pihak
importir sendir.
f. Commercial Paper
Commercial Paper merupakan kertas berharga yang dapat diperdagangkan
dipasr uang dengan jangka waktu yang tidak lebih dari 1 tahun. Yang
termasuk ke dalam jenis Commercial Paper adalah promes yang
diterbitkan perusahaan lembaga keuangan, termasuk bank dan tidak
disertai jaminan tertentu. Keuntungan penjulan Commercial Paper dapat
berupa bunga seperti kredit ataupun menggunakan sistem diskonto.
Kelebihan : pihak penerbit tidak perlu menyediakan jaminan tertentu dan
tingkat suku bunga lebih rendah jika dibandingkan kredit lainnya.
Kekurangannya : sulit diperjualbelikan karena tidak ada jaminan dan hanya
bisa digunakan untuk modal kerja.
g. Treasury Bills
Merupakan instrument pasar modal yang diterbitkan oleh Bank Sentral
dalam jangka pendek. Diterbitkan di luar negeri atas unjuk dan dengan
nominal tertentu. Keuntungannya adalah bagi pembeli faktor kepercayaan
akan dibayar kembali mengingat diterbitkan oleh bank pemerintah dan
mudah diperjualbelikan.
h. Repurchase Agreement.

102
Merupakan bentuk surat berharga yang juga dapat diperjualbelikan dengan
suatu perjanjian tertulis bahwa si penjual akan membeli kembali surat-surat
berharga tersebut. Pemebelian kembali surat berharga disertai dengan
perjanjian yaitu harga dan tanggal jatuh temponya dan diperjualbelikan
secara diskonto. Instrumen yang diperjualbelikan : Serifikat Deposito, SBI,
SBPU, serta Treasury Bills.
2. Indikator Pasar Uang
Indikator pasar uang sangat diperlukan untuk mengukur atau paling tidak
mengamati perkembangan pasar uang. Indikator pasar uang meliputi:
a. BI RATE
Adalah tingkat suku bunga jangka pendek dengan tenor satu bulan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia secara periodik. BI Rate Berfungsi sebagai
sinyal kebijkan moneter guna mencapai target inflansi dan menjaga
stabilitas nilai uang rupiah. Penetapan suku Bunga BI Rate diharapkan
dapat mempengaruhi tingkat suku bunga pasar uang antar bank , suku
bunga simpanan, suku bunga kredit, dan suku bunga lainnya.
b. JIBOR (Jakarta Interbank Offered Rate)
JIBOR adalah suku bunga acuan bagi Pasar Uang Antar Bank (PUAB) dan
merupakan suku bunga indikasi penawaran transaksi (PUAB) di Indonesia
yang berasal dari data suku bunga penawaran Bank-Bank Pelapor yang
ditetapkan BI sebagai contributor JIBOR untuk menentukan tingkat bunga
deposito dan bunga pinjaman perbankan di Indonesia.
c. Inflasi
Merupakan kondisi di mana harga naik secara terus menerus.
d. Kurs
Merupakan nilai suatu mata uang negara tertentu yang diukur,
dibandingkan atau dinyatakan dalam mata uang negara lain.

D. Lembaga Yang Terlibat Dalam Pasar Uang Dan Pasar Valas


1. Lambaga Pasar Uang
Berbeda dengan pasar modal, pasar uang tidak memerlukan tempat
tertentu sehingga tidak diperlukan penyelenggara pasar seperti halnya pasar
modal. Pelaku utama dalam pasar uang adalah sebagai berikut:
a. Lembaga-lembaga keuangan. misalnya: bank, dana pension dan
perusahaan asuransi.
b. Perusahaan-perusahaan besar, misalnya: perusahaan yang sudahgo
public menerbitkan commercial paper.
c. Lembaga-lembaga pemerintah, misalnya: Bank Indonesia menerbitkan
Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

103
d. Individu-individu, misalnya: rumah tangga membeli Sertifikat Bank
Indonesia.
2. Lembaga Pasar Valas
Terdapat beberapa Lembaga yang terlibat dalam pasar valas, Lembaga-
lembaga tersebut antara lain:
a. Bank-Bank Besar
Bank-bank besar bertaraf internasional dapat dikatakan sebagai pelaku
yang
menciptakan pasar valuta asing. Sehingga bank disebut sebagai market
maker. Bank bertindak sebagai dealer yang beroperasi di pasar antar bank
dan di pasar klien. Bank selain perantara bagi nasabah yang bertransaksi
di pasar valuta asing, juga melakukan transaksi atas rekening bank itu
sendiri. Keuntungan: selisih kurs jual dan beli. (Selisih kurs akan menjadi
kecil dengan adaya persaingan antar bank)
Bank berskala menengah dan kecil membeli dan menjual mata uang asing
dengan melakukan transaksi pada bank skala besar.
b. Dunia Usaha
Beberapa perusahaan dalam aktivitasnya melakukan pembayaran barang
atau jasa dalam mata uang asing. Perusahaan yang melakukan ekspor
(ekspotir) atau impor (importir) membutuhkan mata uang asing dalam
transaksinya. Kebutuhan terhadap mata uang asing dari suatu perusahaan
terkadang relatif kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan dari bank dan
spekulan. Transaksi yang dilakukannya terkadang hanya memberikan
pengaruh kecil terhadap perubahan kurs. meskipun demikian arus
perdagangan mata uang asing dari perusahaan-perusahaan ini dalam
jangka panjang merupakan faktor yang dapat berpengaruh terhadap
perubahan kurs.
c. Bank Sentral
Bank sentral merupakan otoritas moneter tertinggi dari suatu negara dan
memegang peran yang sangat penting dalam mekanisme di pasar valuta
asing. Bank sentral memilki fungsi sebagai stabilator pasar valas
Senantiasa berupaya untuk mengendalikan suplai mata uang, inflasi, dan
ataupun suku bunga. Terkadang bank sentral menggunakan cadangan
devisanya untuk menstabilkan kurs di pasar dengan cara membeli atau
menjual mata uang domestik. Bank sentral memasuki pasar valuta asing
untuk melakukan intervensi agar kurs mata uang domestik berada dalam
kisaran yang paling menguntungkan untuk pertumbuhan ekonomi negara
sehingga akan memberikan dampak yang positif terhadap laju
perekonomian negara. Kegiatan ekonomi akan sangat termotivasi pada
tingkat kurs yang stabil.
d. Perusahaan Manajemen Investasi

104
Perusahaan Manajemen Investasi merupakan perusahan yang mengelola
sejumlah rekening atas nama nasabahnya. perusahaan melakukan
transaksi di pasar untuk mendapatkan mata uang asing tertentu. Mata uang
asing yang diperoleh digunakan untuk transaksi pembelian saham di luar
negeri. Transaksi terhadap mata uang asing yang dilakukan oleh mereka
bukan merupakan tujuan utamanya, sehingga transaksi bukan untuk
spekulasi ataupun untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.
e. Pialang Mata Uang Asing
Pialang mata uang asing adalah perusahaan yang didirikan khusus untuk
melakukan kegiatan jasa perantara bagi kepentingan sejumlah nasabahnya
di pasar valuta asing yang mempertemukan antara penjual dan pembeli.
Pialang bertindak atas nama nasabahnya, perorangan, dealer atau bank.
Pialang akan memperoleh imbalan atas jasa yang dilakukannya.
Keuntungan: Spekulan mendapatkan keuntungan dari setiap perubahan
nilai kurs. Mereka tidak mempunyai transaksi bisnis atau komersial yang
harus dipenuhi di pasar valuta asin, sehingga pada dasarnya spekulan
tidak membutuhkan mata uang asing untuk membiayai transaksi
internasional.

E. Risiko Investasi Di Pasar Uang Dan Pasar Valas


Dalam setiap aktivitas bisnis pasti menimbulkan risiko. Termasuk dalam
aktivitas dalam pasar uang dan pasar valas ini. Berikut adalah beberapa risiko
pada pasar uang dan pasar valas.
1. Risiko Pasar Uang
Meski dikenal sebagai investasi dengan resiko yang lebih rendah,
bukanberarti investasi di pasar uang tidak beresiko. Berikut macam-macam
resiko yang dapat terjadi dalam investasi di pasar uang:
a. Risiko Pasar, yaitu risiko yang berkaitan dengan turunnya harga surat
berharga dan tingkat bunga/bagi hasil naik mengakibatkan investor
mengalami capital loss.
b. Risiko Reinvesment, yaitu investor terpaksa menempatkan pendapatan
yang diperoleh dari bunga kredit/ bagi hasil pembiayaan atau surat-
surat berharga ke investasi lain yang berpendapat rendah akibat
turunnya tingkat bunga/ bagi hasil.
c. Risiko Gagal Bayar, yaitu risiko yang terjadi akibat peminjam (debitor)
atau pengguna pembiayaan tidak memenuhi kewajibannya sesuai
dengan yang diperjanjikan
d. Risiko Inflasi, yaitu adanya kenaikan harga-harga barang dan jasa-jasa
yang akan menurunkan daya beli atas pendapatan yang diterima.
e. Risiko Valuta, yaitu adanya perubahan terhadap kurs mata uang asing
apabila mengalami perubahan yang merugikan.
f. Risiko Politik, berkaitan dengan perubahan peraturan yang
mengakibatkan turunnya pendapatan suatu investasi atau akan terjadi

105
kerugian total dari modal yang diinvestasikan, atau bisa juga karena
pergantian presiden atau gubernur bank sentral yang dianggap kurang
melindungi nilai investasi para investor.
g. Risiko Likuiditas, apalagi instrumen yang dimiliki sulit untuk dijual
kembali sebelum jatuh tempo.
2. Risiko Pasar Valuta Asing
Risiko-risiko yang ada dalam pasar valuta asing adalah sebagai berikut:
a. Risiko Pasar
Risiko Pasar dalam pasar valuta asing adalah risiko kerugian yang
timbul dari pergerakan harga pasar. Risiko jenis ini timbul dari
perubahan tingkat suku bunga, kurs valuta asing.
b. Risiko Settlement
Risiko dimana penyelesaian dalam sistem transfer tidak berjalan
sebagaimana mestinya; dengan kata lain jika salah satu pihak tidak
menerima valuta asing yang dibeli (pada saat jatuh tempo), maka pihak
tersebut harus menutupi dan membiayai defisit tersebut sampai pihak
lawan memenuhi kewajiban.

RINGKASAN
1. Pasar Uang (Money Market) merupakan pertemuan dimana para pemilik
dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang
membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara. Tujuan
adanya pasar uang dibagi menjadi dua sisi, bagi pihak yang membutuhkan
dana dan bagi pihak yang kelebihan dana. Tujuan bagi pihak yang
membutuhkan dana antara lain memenuhi kebutuhan jangka pendek,
memenuhi kebutuhan likuiditas, memenuhi kebutuhan modal kerja,
mengalami kalah kliring, sehingga harus membayar kekalahan. Di sisi lain,
tujuan bagi pihak yang kelebihan dana adalah memperoleh penghasilan
dengan tingkat suku bunga tertentu, membantu pihak-pihak yang kesulitan
dana, dan spekulasi (dengan harapan memperoleh keuntungna besar dalam
waktu singkat dan dalam kondisi ekonomi tertentu).
2. Pasar Valuta Asing (Foreign Exchange Market) merupakan pasar di mana
transaksi valas dilakukan baik antar negara maupun dalam suatu negara
yang dapat dilakukan oleh suatu badan/perusahaan atau secara perorangan
dengan berbagai tujuan. Transaksi valuta asing ini berupa
perdagangan/pertukaran mata uang suatu negara dengan negara lain.
3. Dalam perdagangan internasional tidak semua penyerahan dapat dilakukan
pada saat transaksi, karena jarak yang relatif jauh, perbedaan waktu, dan
volume transaksi yang besar. Maka, terdapat tiga macam jenis transaksi
valas yang dapat dilakukan antara lain transaksi tunai, transaksi tunggak,
dan transaksi barter.
4. Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar uang
jenisnya cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang diterbitkan
oleh badan-badan usaha swasta dan negara serta lembaga-lembaga

106
RINGKASAN
pemerintah. Sedangkan indikator pasar uang sangat diperlukan untuk
mengukur atau paling tidak mengamati perkembangan pasar uang.
Pelaku utama dalam pasar uang adalah lembaga-lembaga keuangan,
perusahaan-perusahaan besar, Lembaga-lembaga pemerintah, Individu-
individu, risiko investasi di pasar valas

LATIHAN/PENUGASAN
Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pasar uang serta apa tujuan dari
adanya pasar uang?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pasar valas serta apa tujuan dari
adanya pasar valas?
3. Jelaskan perbedaan mendasar antara pasar uang dengan pasar valas!
4. Sebut dan jelaskan tiga instrumen yang sering digunakan dalam transaksi
di pasar uang!
5. Tidak dipungkiri bahwa berinvestasi di pasar uang dan pasar valas
mengandung risiko. Sebut dan jelaskan dua risiko berinvestasi di pasar
uang dan pasar valas!

Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta

107
ASURANSI

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahasiswa/i diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan sejarah asuransi
2. Menjelaskan manfaat dan Penggolongan asuransi
3. Menjelaskan manajemen risiko
4. Menjelaskan perhitungan premi asuransi

Untuk mengawali kegiatan belajar, Pindailah kode bar


disamping, simak video dalam daftar video dan
pelajari serta pahamilah isi materi yang ada di
dalamnya.

A. Pengertian Dan Sejarah Asuransi


Menurut Undang-Undang Nomer 40 Tahun 2014 tentang
perasuransian, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan
asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh
perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang
timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau memberikan pembayaran yang
didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang
didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah
ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. Dalam undang-
undang tersebut, disampaikan pula tentang gambaran asuransi syariah
sebagai perkembangan industri perasuransian.
Asuransi Syariah adalah kumpulan perjanjian, yang terdiri atas
perjanjian antara perusahaan asuransi syariah dan pemegang polis dan
perjanjian di antara para pemegang polis, dalam rangka pengelolaan kontribusi

108
berdasarkan prinsip syariah guna saling menolong dan melindungi dengan
cara memberikan penggantian kepada peserta atau pemegang polis karena
kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita peserta
atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya peserta atau
pembayaran yang didasarkan pada hidupnya peserta dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Dalam perjanjian asuransi, pihak tertanggung dan penanggung
mengikat suatu perjanjian tentang hak dan kewajiban masing-masing.
Perusahaan asuransi membebankan sejumlah premi yang harus dibayar
tertanggung. Premi yang harus dibayar sebelumnya sudah diperhitungkan
terlebih dahulu dengan nilai risiko yang akan dihadapi. Semakin besar risiko
maka semakin besar premi yang harus dibayar dan sebaliknya. Perjanjian
asuransi tertuang dalam polis asuransi, dimana disebutkan syarat-syarat, hak-
hak, kewajiban masing-masing pihak, jumlah uang yang dipertanggungkan dan
jangka waktu asuransi.
Secara umum perkembangan asuransi di Indonesia dibagi menjadi dua
tahap penting yaitu zaman penjajahan (sampai tahun 1942) dan zaman
kemerdekaan (sesudah Perang Dunia II). Kegiatan asuransi pertama kali hadir
di Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Asuransi diperlukan oleh
Belanda untuk menjamin kelangsungan bisnisnya di bidang perkebunan dan
perdagangan. Jenis asuransi yang telah diperkenalkan Belanda pada waktu itu
masih sangat terbatas dan sebagian besar terdiri dari asuransi kebakaran dan
pengangkutan. Pada prakteknya, asuransi di Hindia Belanda lebih terfokus
pada kegiatan perdagang dankepentingan bangsa Belanda, Inggris, dan
bangsa Eropa lainnya. Hal ini disebabkan oleh diterapkannya praktek monopoli
oleh pemerintah Belanda sehingga manfaat dan peranan asuransi belum
dirasakan oleh masyarakat pribumi.
Pada masa setelah kemerdekaan, ada dua tahap penting perkembangan
asuransi di Indonesia yaitu:
1. Nasionalisasi Perusahaan asuransi asing
Perusahaan asuransi peninggalan penjajah Belanda yang dinasionalisasi
adalah NV Assurantie Maatshappij De Nederlandern dan Bloom Vander EE
tahun 1845 menjadi PT Asuransi Bendasraya. Selain itu Asuransi De
Nederlanden Van 1845 dinasionalisasi menjadi PT. Asuransi Jiwasraya

2. Pendirian dan penggabungan perusahaan asuransi baru


Pada masa kemerdekaan ada dua langkah penting pemerintah terkait
perkembangan asuransi di Indonesia yaitu penggabungan asuransi PT
Asuransi Bendasraya yang bergerak dalam asuransi rupiah dan PT Umum
Internasional Underwriters (PT UIU) yang bergerak dalam asuransi valuta
asing menjadi PT Asuransi Jasa Indonesia atau lebih dikenal dengan nama
Asuransi Jasindo. Selain penggabungan asuransi, pemerintah juga

109
mendirikan beberapa perusahaan asuransi baru untuk menunjang
kesejahteraan masyarakat yaitu:
a. Asuransi Jasa Rahardja untuk melindungi masyarakat dari resiko
kecelakaan lalu lintas
b. Perum Taspen untuk Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri
c. Perum Asabri untuk anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
d. Jamsostek, yaitu asuransi kecelakaan tenaga kerja perusahaan swasta
Perkembangan asuransi modern di Indonesia dimulai dengan semakin
banyaknya perusahaan asuransi yang berdiri di awal tahun 1980-an. Beberapa
diantaranya seperti AIA Financial, Allianz, Avrist AXA Mandiri, CIGNA,
Prudential, dan Asuransi Sinar Mas hadir dan menawarkan berbagai macam
produk perlindungan dan bahkan investasi. Hal ini semakin menambah
alternative pilihan bagi masyarakat untuk medapatkan perlindungan terhadap
resiko seperti yang diharapkan. Di tahun 2000an berkembang pula asuransi
dengan prinsip Syariah yang menyusul berkembangnya industri perbankan
syariah. Di sisi lain pemerintah juga semakin tanggap dengan kebutuhan
masyarakat akan perlindungan sehingga mulai tahun 2014 lahir Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Ketenagakerjaan
sebagai gabungan fungsi dan peran dari Jamsostek dan Askes pada periode
sebelumnya.
Pelaksanaan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan
pihak nasabahnya tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Setiap
perjanjian dilakukan mengandung prisnip-prinsip auransi. Tujuannya adalah
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari antara pihak
perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya. Prinsip-prinsip yang
dimaksud adalah :
1. Insurable Interest merupakan hal berdasarkan hukum untuk
mempertanggung jawabkan suatu Risiko berkaitan dengan keuangan, yang
diakui sah secara hukum antara tertanggung dan suatu yang
dipertanggungkan dan dapat menimbulkan hak dan kewajiban keuangan
secara hukum.

2. Utmost Good faith atau itikad baik dalam penetapansetiap suatu kontrak
haruslah didasarkan pada i’itikad baik antara tertanggung dan penanggung
mengenai seluruh informasi baik materil maupun immateril.

3. Indemnity atau ganti rugi artinya mengendalikan posisi keuangan


tertanggung setelah terjadi kerugian seperti pada posisi sebelum terjadinya
kerugian tersebut. Dalam hal ini berlaku bagi kontrak asuransi jiwa dan
asuransi kecelakaan karenaprinsip ini didasarkan kepaa kerugian bersifat
keuangan.

4. Proximate Cause adalah suatu sebab aktif, efisien yang mangakibatkan


terjadinya suatu peristiwa secara berantai atau berurutan dan intervensi

110
kekuatan lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan
independen.

5. Subrogation merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti


rugi kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan
kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian.

6. Contribution suatu prisnsip dimana penanggung berhak mengajak


penanggung-penanggung lain yang memiliki kepentingan yang sama untuk
iktu bersamam membayar ganti rugi kepada seseorang tertanggung,
meskipun jumlah tanggungan masing-masing penanggung belum tentu
sama besarnya.

B. Manfaat Dan Penggolongan Asuransi


1. Manfaat Asuransi
Adanya indutri perasuransian tentunya akan mendatangkan manfaat,
baik manfaat bagi perusahaan asuransi maupun bagi nasabah. Adapun
manfaat-manfaat asuransi adalah sebagai berikut:
a. Bagi Perusahaan Asuransi
1) Keuntungan dari premi yang diberikan kepada nasabah
2) Keuntungan dari hasil penyertaan modal di perusahaan lain
3) Keuntungan dari hasil bunga dari investasi di surat-surat berharga

b. Bagi Nasabah
1) Memberikan rasa aman
2) Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik
kembali
3) Terhindar dari risiko kerugian atau kehilangan
4) Memperoleh penghasilan di masa yang akan datang
5) Memperoleh penggantian akibat kerusakan atau kehilangan

2. Penggolongan Asuransi
a. Menurut Sifat Pelaksanaannya
1) Asuransi sukarela
Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara
sukarela, dan semata-mata dilakukan atas kesadaran
seseorang akan kemungkinan terjadinya risiko kerugian atas
sesuatu yang dipertanggungkan.
2) Asuransi wajib
Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-
pihak terkait yang pelakasanaannya dilakukan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
pemerintah.

111
b. Menurut Jenis Usaha Perasuransian
Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian jenis
usaha perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis :
1) Usaha Asuransi
a) Asuransi kerugian, yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa
dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan
manfaat dn tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang timbul dari peristiwa yag tidak pasti. Usaha asuransi
kerugian ini dapat dipilah sebagai berikut:
• Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup
risiko kebakaran.
• Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan
penanggung atau perusahaan asuransi akan menjamin
kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya
kehilangan atau kerusakan saat pelayaran.
• Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang
tidak dapat digolongkan kedala kedua asuransi diatas,
missal : asuransi kendaraan bermotor, asuransi
kecelakaan diri, dan lain sebagainya.
b) Asuransi jiwa (life insurance), adalah suatu jasa yang
diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan
risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya
seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa
memberikan:
• Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu
kecelakaan.
• Santunan bagi tertanggung yang meninggal
• Bantuan untuk menghindari kerugian yang
disebabkan oleh meninggalnya orang kunci
• Penghimpunan dana untuk persiapan pensiun
Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan
menjadi tiga, yaitu :
• Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance), biasanya
polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai
tertentu dengan premi yang dibayar secara periodik
(bulanan, triwulanan, semesteran, dan tahunan).
• Asuransi jiwa kelompok (group life insurance),
asuransi jiwa ini biasanya dikeluarkan tanpa ada
pemeriksaan medis atas suatu kelompok orang di
bawah satu polis induk di mana masing-masing
anggota kelompok menerima sertifikat partisipasi.
• Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance),
dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal
tertentu. Premi umumnya dibayar mingguan yang

112
dibayarkan di rumah pemilik polis kepada agen yang
disebut debit agent.

c) Reasuransi (reinsurance) adalah pertanggungan ulang atau


pertanggungan yang dipertanggungkan atau asuransi dari
asuransi. Reasuransi adalah suatu system penyebaran
risiko dimana penanggung menyebarkan seluruh atau
sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada
penanggung yang lain. Penyebaran risiko tersebut dapat
dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu koasuransi dan
reasuransi. Koasuransi adalah pertanggungan yang
dilakukan secara bersama atas suatu objek asuransi.
Sedangkan reasuransi adalah proses untuk untuk
mengasuransikan kembali pertanggung jawaban pada
pihak tertanggung.
Fungsi reasuransi adalah :
• Meningkatkan kapasitas akseptasi.
• Alat penyebaran risiko.
• Meningkatkan stabilitas usaha.
• Meningkatkan kepercayaan.
Mekanisme untuk reasuransi antara lain:
• Treaty dan facultative reinsurance. Dalam model ini,
reasuradur memberikan sejumlah pertanggungan
yang diinginkan dengan perjanjian kontrak dan
reasuradur harus menerima jumlah yang
ditawarkan.
• Reasuransi proporsional. Pembagian risiko antara
ceding company dengan reasuradur dilakukan
secara proporsional berdasarkan jumlah retensi
yang telah ditetapkan. Retensi adalah jumlah
maksimum risiko yang ditahan atau ditanggung oleh
ceding company.
• Reasuransi nonproporsional. Bentuk ini memberikan
kemungkinan bagi reasuradur untuk tidak
membayar klaim atau membayar klaim terbatas
jumlah yang ada di treaty. Treaty dalam mekanisme
reasuransi adalah pertanggungan yang dilakukan
berdasarkan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat
yang dituangkan dalam suatu perjanjian antara
ceding company dan reasuradur yang mana
reasuradur mengikatkan diri untuk menerima setiap
penutupan yang diberikan oleh ceding company.
2) Usaha Penunjang
1) Pialang asuransi adalah usaha yang memberikan jasa
keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan

113
penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk
kepentingan tertanggung.
2) Pialang reasuransi adalah usaha yang memberikan jasa
keperantaraan dalam penetapan reasuransi dan
penanganan ganti rugi reasuransi dewan bertindak untuk
kepentingan perusahaan asuransi.
3) Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang memberikan
jasa penilaian terhadap kerugian pada objek asuransi yang
dipertanggungkan.
4) Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa
konsultan aktuaria.
5) Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa
keperantaraan dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk
dan atas nama penanggung.
c. Menurut The Chartered Insurance Institute London
1) Asuransi kerugian (property insurance), merupakan
pertanggungan untuk semua milik yang berupa harta benda
yang memiliki risiko. Jenisnya ada :
a) Asuransi kebakaran (fire insurance)
b) Asuransi pengangkutan (marine insurance)
c) Asuransi penerbangan (flight insurance)
d) Asuransi kecelakaan (accident insurance)

2) Asuransi tanggung gugat (liability insurance) adalah asuransi


untuk melindungi tertanggung terhadap kerugian yang timbul
dari gugatan pihak ketiga karena kelalaian tertanggung.

3) Asuransi jiwa (life insurance)


Asuransi jiwa terdiri atas :
a) Asuransi kecelakaan
b) Asuransi jiwa
c) Anuitas
d) Asuransi industry
e) Asuransi kerugian (general insurance)
f) Reasuransi (reinsurance)

C. Manajemen Risiko
Klasifikasi Risiko dalam Asuransi
1. Risiko Murni (Pure Risk)
Karakteristik dari pure risk adalah risiko bila itu memang terjadi pasti
menimbulkan kerugian dan apabila tidak terjadi maka tidak akan menimbulkan
kerugian maupun tidak akan menimbulkan keuntungan. Kerugian yang
mungkin pasti terjadi. Contoh dari risiko ini adalah kebakaran, kecelakaan,
bangkrut dan lain sebagainya.

114
2. Risiko Spekulatif (Speculative Risk)
Mengandung dua kemungkinan jika peristiwa yang dianggap risiko
tersebut benar-benar terjadi. Misalnya ketika berinvestasi saham, maka
peristiwa atau proses investasi tersebut akan menimbulkan risiko spekulatif,
yaitu di satu sisi ada kemungkinan untung secara finansial dan di lain sisi ada
risiko kerugian.

3. Risiko Khusus (Particular Risk)


Risiko khusus adalah suatu risiko yang dampak maupun penyebabnya
hanya mempengaruhi lingkungan lokal (pribadi) baik secara kuantitas maupun
kualitas. Contohnya adalah pengangguran ataupun seorang pencuri. Ketika
seseorang mencuri maka risiko yang ditimbulkan hanya mempengaruhi
individu tersebut.

4. Risiko Fundamental (Fundamental Risk)


Risiko fundamental akan menimbulkan dampak yang sangat luas.
Risiko ini bisa disebabkan oleh faktor atau pihak tertentu seperti bencana alam,
kebijakan pemerintah dan lain sebagainya.

5. Risiko Individu (Individual Risk)


Risiko individu adalah berbagai macam kemungkinan yang terjadi di
kehidupan sehari-hari yang dapat mempengaruhi kapasitas finansial
seseorang, harta kekayaanya maupun risiko tanggung-jawab. Individual
risk dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu personal risk, property
risk dan liability risk. Dalam personal risk sering kali dikaitkan dengan pengaruh
suatu hal atau kemungkinan-kemungkinan yang secara langsung akan
berdampak pada individu tertentu, seperti finansial seseorang. Contoh risiko
pribadi adalah cacat fisik, kehilangan pekerjaan, meninggal dunia dan lain
sebagainya.

6. Risiko Harta (property risk)


Merupakan kerugian yang terkait dengan kepemilikan suatu benda
akibat kehilangan, pencurian ataupun kerusakan. Risiko harta dapat
dikategorikan lagi menjadi dua jenis yaitu kerugian secara langsung (direct
losses) dan kerugian tak langsung (consequential).

7. Risiko Tanggung-Gugat (liability risk)


Merupakan risiko tanggung-jawab yang harus kita berikan kepada pihak
lain. Dengan kata lain, risiko ini untuk menanggung kerugian orang lain akibat
ulah atau hal yang kita sebabkan. Misalnya, dalam peristiwa kecelakaan, ketika
menabrak orang lain maka ini disebut dengan risiko tanggung-gugat (liability
risk).

115
Setelah kita memahami asuransi beserta dengan risiko-risiko yang
dapat dipertanggungkan, maka sebenarnya dalam proses menghadapi risiko-
risiko tersebut dikenal dengan adanya manajemen risiko. Risiko manajemen di
perlukan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis risiko, tingkat kerugian yang
diakibatkan dan bagaimana menentukan langkah-langkah preventif dalam
menanggulangi risiko tersebut.
Risk management bisa diilustrasikan dari hal paling sederhana hingga
dengan cara-cara yang rumit untuk langkah preventif dalam skala besar.
Dalam kasus sederhana di kehidupan sehari-hari, mengunci pintu mobil atau
pintu rumah merupakan salah satu langkah risk management yang dapat
dilakukan oleh siapa saja. Dengan mengunci mobil berarti sudah dapat
mengklasifikasikan risiko apa saja yang mungkin terjadi ketika memarkir mobil,
sehingga hal tersebut mengambil langkah preventif dengan mengunci mobil
tersebut.
Dalam skema besar risk management dimulai dengan adanya
identifikasi risiko (risk identification) dan evaluasi risiko (risk evaluation) untuk
mengetahui frekuensi serta tingkat kerugian yang mungkin ditimbulkan.
Setelah itu dilakukan yang namanya prosedur pengendalian risiko (risk control)
untuk mengetahui kerugian apa saja yang bisa ditimbulkan apakah itu kerugian
finansial atau kerugian fisik. Setelah itu ada banyak langkah yang bisa diambil
seperti meminimalisir risiko, mengalihkan risiko (asuransi), atau menghilangkan
risiko itu sama sekali.
Memahami jenis risiko dan manfaat ikut program asuransi akan
membuat lebih berhati-hati dalam menjalani kehidupan dan merasa nyaman
ikut program asuransi yang sesuai dengan kebutuhan. Jangan gegabah dan
cepat terbuai dengan kelebihan dan fasilitas dari setiap produk asuransi yang
ditawarkan, jika tidak mau mengalami kerugian karena memiliki produk
asuransi yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

D. Perhitungan Premi Asuransi


Cara menghitung premi asuransi cukup mudah yaitu dengan
mengalikan tarif premi yang diberlakukan dikalikan dengan jumlah
tanggungan.
Jumlah Premi = Tarif Premi X Total Harga Pertanggungan
Tarif Premi Asuransi ditentukan oleh luas jaminan risiko yang
dikehendaki juga jenis dan sifat penggunaan harta benda yang
dipertanggungkan.
Harga Pertanggungan adalah nilai dari tiap harta benda yang
diasuransikan. Cara penentuan Harga Pertanggungan adalah dengan
perhitungan harga wajar dalam kondisi “saat ini” dari harta benda yang
diasuransikan, bukan nilai komersial dan menyangkut lokasi, Keunikan atau
Nilai seninya.

116
Contoh : Asuransi Rumah
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya biaya
premi adalah nilai pertanggungan. Jika biaya yang dibutuhkan untuk
membangun kembali rumah tersebut mahal, berarti nilai pertanggungannya
akan mahal. Nilai pertanggungan yang tinggi berarti premi yang perlu dibayar
juga tinggi. Jika asuransi rumah all risk, berarti aset yang perlu dilindungi akan
bertambah. Nilai pertanggungan yang dibutuhkan juga akan bertambah.
Untuk menghitung premi, perlu menghitung nilai pertanggungan sebuah
rumah. Cara sederhananya adalah dengan mengetahui luas bangunan serta
biaya yang dibutuhkan untuk membangun rumah tersebut.
Sebagai contoh: Jika luas bangunan rumah, 100 m2, dengan biaya
yang dibutuhkan untuk membangun rumah tersebut adalah Rp5 juta/m2, maka
nilai pertanggungan yang dibutuhkan adalah Rp5 juta/m2 x 100 m2 = Rp500
juta
Rate premi adalah tingkat premi yang dikenakan dengan nilai berbeda
dari 1 perusahaan asuransi dengan lainnya. Rate premi ada yang dihitung
dengan satuan permil (‰) ada pula yang dihitung dengan satuan persentase
(%). Dengan mengambil nilai pertanggungan di atas, dengan rate premi
0,2194% atau 2,194‰ maka biaya premi yang harus dibayar adalah:
Rp500 juta x 0,2194% = Rp1.097.000

Faktor Lain yang Mempengaruhi Premi


Perhitungan premi di atas adalah cara yang paling sederhana, pada
praktiknya, perusahaan asuransi memiliki beberapa pertimbangan lain, di
antaranya:

1. Risiko Kerusakan dan Risiko Bangunan Itu Sendiri


Risiko kerusakan biasanya ditentukan dari lingkungan tempat rumah tersebut
berada. Misalnya jika rumah berada di lingkungan rawan banjir, maka premi
akan lebih tinggi.
Selain itu, risiko dari bangunan itu sendiri juga akan mempengaruhi tingkat
premi. Misalnya pabrik korek api harus membayar premi yang lebih tinggi
dibandingkan pabrik permen.

2. Nilai Properti
Perkembangan nilai properti yang ditentukan oleh lokasi dan harga pasar
properti akan mengubah biaya pembangunan sehingga mengubah nilai
pertanggungan.

3. Akses Transportasi
Sebuah rumah dengan akses transportasi yang mudah akan membutuhkan
premi yang lebih murah dengan rumah yang aksesnya sulit dijangkau.

117
Sebagai contoh, jika terjadi kebakaran maka rumah dengan akses yang mudah
akan lebih cepat didatangi mobil pemadam kebakaran. Tentu setiap
perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda, ada yang menilai sebuah premi
dengan faktor yang lebih banyak, ada pula yang lebih sederhana.

RINGKASAN
1. . Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi
dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh
perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk memberikan penggantian
kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya
yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau memberikan pembayaran
yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang
didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah
ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. Dalam
undang-undang tersebut, disampaikan pula tentang gambaran asuransi
syariah sebagai perkembangan industri perasuransian.

2. Asuransi Syariah adalah kumpulan perjanjian, yang terdiri atas perjanjian


antara perusahaan asuransi syariah dan pemegang polis dan perjanjian di
antara para pemegang polis, dalam rangka pengelolaan kontribusi
berdasarkan prinsip syariah guna saling menolong dan melindungi dengan
cara memberikan penggantian kepada peserta atau pemegang polis karena
kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita peserta
atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya peserta atau
pembayaran yang didasarkan pada hidupnya peserta dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.

3. Secara umum perkembangan asuransi di Indonesia dibagi menjadi dua


tahap penting yaitu zaman penjajahan (sampai tahun 1942) dan zaman
kemerdekaan (sesudah Perang Dunia II). Kegiatan asuransi pertama kali
hadir di Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Asuransi diperlukan oleh
Belanda untuk menjamin kelangsungan bisnisnya di bidang perkebunan dan
perdagangan. Jenis asuransi yang telah diperkenalkan Belanda pada waktu
itu masih sangat terbatas dan sebagian besar terdiri dari asuransi kebakaran
dan pengangkutan. Pada prakteknya, asuransi di Hindia Belanda lebih

118
RINGKASAN
terfokus pada kegiatan perdagang dankepentingan bangsa Belanda, Inggris,
dan bangsa Eropa lainnya. Hal ini disebabkan oleh diterapkannya praktek
monopoli oleh pemerintah Belanda sehingga manfaat dan peranan asuransi
belum dirasakan oleh masyarakat pribumi.

4. Manfaat-manfaat asuransi dapat dilihat dari sisi perusahaan asuransi dan


nasabah. Manfaat bagi perusahaan asuransi adalah keuntungan dari premi
yang diberikan kepada nasabah, keuntungan dari hasil penyertaan modal di
perusahaan lain, dan keuntungan dari hasil bunga dari investasi di surat-
surat berharga. Sedangkan keuntungan bagi nasabah adalah memberikan
rasa aman, merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik
Kembali, terhindar dari risiko kerugian atau kehilangan, memperoleh
penghasilan di masa yang akan datang, dan memperoleh penggantian akibat
kerusakan atau kehilangan.

5. Dalam skema besar risk management dimulai dengan adanya identifikasi


risiko (risk identification) dan evaluasi risiko (risk evaluation) untuk
mengetahui frekuensi serta tingkat kerugian yang mungkin ditimbulkan.
Setelah itu dilakukan yang namanya prosedur pengendalian risiko (risk
control) untuk mengetahui kerugian apa saja yang bisa ditimbulkan apakah
itu kerugian finansial atau kerugian fisik. Setelah itu ada banyak langkah
yang bisa diambil seperti meminimalisir risiko, mengalihkan risiko (asuransi),
atau menghilangkan risiko itu sama sekali.

6. Cara menghitung premi asuransi cukup mudah yaitu dengan mengalikan tarif
premi yang diberlakukan dikalikan dengan jumlah tanggungan. Tarif Premi
Asuransi ditentukan oleh luas jaminan risiko yang dikehendaki juga jenis dan
sifat penggunaan harta benda yang dipertanggungkan. Harga
Pertanggungan adalah nilai dari tiap harta benda yang diasuransikan. Cara
penentuan Harga Pertanggungan adalah dengan perhitungan harga wajar
dalam kondisi “saat ini” dari harta benda yang diasuransikan, bukan nilai
komersial dan menyangkut lokasi, Keunikan atau Nilai seninya.

LATIHAN/PENUGASAN

Latihan

119
1. Jelaskan dengan singkat pengertian asuransi!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan premi dan polis asuransi!
3. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip pelaksanaan perjanjian asuransi
antara perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya!
4. Sebutkan manfaat asuransi bagi perusahaan asuransi dan nasabah!
5. Jelaskan penggolongan asuransi berdasar sifat pelaksanaannya!
6. Jelaskan pengertian dari risiko-risiko berikut:
a. Risiko Murni
b. Risiko Spekulatif
c. Risiko Khusus

Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta

KARTU PLASTIK

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahasiswa/i diharapkan
mampu:
1. Pengertian kartu plastik
120 2. Pihak-pihak yang terlibat
3. Sistem kerja kartu plastik
4. Jenis-jenis kartu kredit
5. Cara memilih kartu kredit
6. Keuntungan dan kerugian kartu kredit
Untuk mengawali kegiatan belajar, Pindailah kode bar
disamping, simak video dalam daftar video dan
pelajari serta pahamilah isi materi yang ada di
dalamnya.

A. Pengertian Kartu Plastik


Kartu plastik merupakan kartu yang dikeluarkan oleh bank atau
lembaga non-bank. Kartu plastik diberikan kepada nasabah untuk dapat
dipergunakan sebagai alat pembayaran di berbagai tempat seperti
supermarket, pasar swalayan, hotel, restoran, tempat hiburan, dan tempat-
tempat lainnya. Di samping itu, dengan kartu ini juga dapat diuangkan di
berbagai tempat seperti ATM (Automated Teller Machine). ATM biasanya
tersebar di berbagai tempat yang strategis seperti di pusat perbelanjaan,
hiburan, dan perkantoran.
Kartu plastik atau yang lebih dikenal sebagai kartu kredit atau uang
plastik merupakan sebuah inovasi di bidang keuangan yang mampu
menggantikan fungsi uang sebagai alat pembayaran. Di samping itu, kartu
plastik ini dapat pula digunakan untuk berbagai keperluan sehingga
kegunaannnya menjadi multi fungsi. Risiko-risiko seperti kehilangan,
pemalsuan, dan perampokan yang rawan terjadi pada uang tunai sedikit
banyak dapat dieliminasi dengan penggunaan kartu plastik atau kartu kredit.
Penggunaan kartu plastik di Indonesia masih relatif baru, yaitu sekitar
tahun delapan puluhan. Keluarnya Keputusan Menteri Keuangan Nomor
1251/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember telah mengubah peta penyebaran
kartu plastik semakin luas. Berdasarkan keputusan tersebut, bisnis kartu
plastik digolongkan sebagai kelompok usaha jasa pembiayaan.
Pelopor pengembangan usaha kartu plastik di Indonesia dilakukan oleh
Citibank dan Bank Duta. Dewasa ini jenis kartu plastik yang beredar semakin
luas seperti, Master Card, Visa BCA Card, Dinner Club, Kassa Card, dan Amex
Card. Khusus untuk Dinners dan Kassa Card merupakan kartu kredit yang
bukan dikeluarkan oleh bank, tetapi oleh perusahaan pembiayaan seperti PT

121
Dinners Jaya Indonesia untuk kartu dinners dan PT Kassa Multi Finance untuk
kartu kassa.

B. Pihak-Pihak Yang Terlibat


Transaksi yang dilakukan dengan menggunakan kartu plastik
melibatkan berbagai pihak yang saling berkepentingan. Masing-masing pihak
satu sama lain terikat perjanjian baik mengenai hak maupun kewajibannya.
Pihak-pihak yang terlibat ini antara pada akhirnya akan membentuk suatu
sistem kerja kartu kredit itu sendiri.
Dalam sistem kartu kredit ada tiga pihak yang terlibat yaitu:
1. Bank atau perusahaan pembiayaan baik sebagai penerbit dan pembayar;
2. Pedagang (merchant), sebagai tempat belanja seperti, hotel,
supermarket, pasar swalayan, tempat-tempat hiburan, restoran, dan
tempat-tempat lainya dimana bank mengikat perjanjian;
3. Pemegang kartu (card holder), adalah nasabah yang namanya tertera
dalam kartu tersebut dan yang berhak menggunakannya untuk berbagai
keperluan transaksi.

C. Sistem Kerja Kartu Plastik


Sistem kerja kartu plastik adalah dengan melibatkan pihak-pihak yang
saling berkepentingan. Sistem kerja ini melibatkan pemegang kartu,
perusahaan yang mengeluarkan kartu dan pihak pedagang (merchant).
Sistem kerja kartu plastik mulai dari permohonan penerbitan kartu,
transaksi pembelanjaan sampai dengan penagihan yang dilakukan oleh
lembaga pembayar dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nasabah mengajukan permohonan penerbitan kartu dengan memenuhi
segala peraturan yang telah dibuat.
2. Bank atau lembaga pembiayaan akan menerbitkan kartu apabila “disetujui”
setelah melalui penelitian terhadap kredibilitas dan kapabilitas calon
nasabah, kemudian diserahkan ke nasabah.
3. Dengan kartu yang sudah disetujui pemegang kartu berbelanja di suatu
tempat dengan bukti pembayarannya.

Gambar 10.1 Gambar Sistem Kerja Kartu Platik

122
Apabila nasabah pemegang kartu melakukan transaksi, maka sistem
kerja penagihannya adalah sebagai berikut.
1. Pemegang kartu melakukan transaksi dengan menunjukkan kartu dan
menandatangani bukti transaksinya.
2. Pihak pedagang akan menagihkan ke bank atau lembaga pembiayaan
berdasarkan bukti transaksinya dengan nasabah.
3. Bank atau lembaga pembiayaan akan membayar kembali kepada merchant
sesuai dengan perjanjian yang telah mereka sepakati.
4. Bank atau lembaga pembiayaan akan menagihkan ke pemegang kartu
berdasarkan bukti pembelian sampai batas waktu tertentu.
5. Pemegang kartu akan membayar sejumlah nominal yang tertera sampai
batas waktu yang telah ditentukan dan apabila terjadi keterlambatan, maka
nasabah akan dikenakan bunga dan denda.

D. Jenis-Jenis Kartu Kredit


Keleluasaan dan kebebasan dalam menggunakan sangat dibatasi
kepada jenis kartu kredit yang dimiliki seseorang. Setiap jenis kartu kredit
memiliki keunggulan dan kelemahan, oleh karena itu nasabah harus pandai
dalam memilih kartu plastik yang sesuai dengan keperluannya. Jenis kartu
kredit tersebut dapat dilihat dari berbagai sisi yang akan dijelaskan di bawah
ini.
1. Dilihat dari segi fungsi
a. Kartu Kredit (Credit Card)
Kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual-
beli barang dan jasa, kemudian pelunasan atas penggunaannya dapat
dilakukan sekaligus atau secara angsuran sejumlah minimum tertentu.
Pemegang kartu kredit (Card Holder) akan diberikan kredit limit,
sehingga penggunaan kartu kredit tidak boleh melebihi limit yang telah
ditetapkan oleh bank penerbit (Issuer). Bila penggunaan melebihi limit
tertentu maka card holder wajib membayar kelebihan tersebut dengan
tingkat bunga yang lebih tinggi ditambah angsuran wajib sejumlah
minimum tertentu pada setiap tanggal jatuh tempo setiap bulan yang
ditetapkan oleh Issuae atau bank. Angsuran wajib dimaksud adalah
angsuran terhadap penggunaan kartu kredit dalam batas plafon/limit
yang disepakati.

b. Charge Card
Kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran suatu transaksi
barang dan jasa, kemudian pemegangkartu diwajibkan membayar
kembali secara penuh seluruh taguhannya pada akhir bulan atau bulan
berikutnya dengan atau tanpa beban tambahan. Penggunaan kartu ini
tidak dibatasi limitnya. Keterlambatan pembayaran kartu ini akan

123
dikenakan denda keterlambatan (late charge) oleh bank sebesar
persentase tertentu. Namun kelebihannya pemegang kartu ini tidak
akan dikenakan bunga setiap pembayarannya. Contoh kartu ini : BCA
Card, Hero Master, Dinners Club.

c. Kartu Debit (Debit Card)


Kartu yang dapat digunakan sebagai perintah bayar atau pendebetan
terhadap rekening pemegangnya. Transaksi dengan menggunakan
kartu debet adalah transaksi tunai yang pembayarannya tidak dengan
uang tunai, tetapi melalui pembebanan rekening pemegang kartu debet
dan pengkreditan terhadap rekening merchant. Seorang pemegang
kartu debit harus memiliki saldo rekening di bank penerbit kartu debet.
Kartu ini juga dapat digunakan untuk penarikan tunai sebagaimana
kartu ATM.

d. Cash Card
Kartu tunai, sering disebut kartu ATM yaitu kartu yang dapat digunakan
untuk penarikan tunai baik di counter-counter bank maupun pada
anjungan ATM. Seorang pemegang kartu ATM harus memiliki rekening
tabungan di bank. Penarikan hanya bisa dilakukan bila saldo yang
dimiliki mencukupi untuk ditarik.

e. Check Guarantee Card


Kartu yang dapat dignakan sebagai jaminan dalam penarikan cek oleh
pemegang kartu tersebut.

f. Uang Elektronik (Electronic Money)


Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang
Uang Elektronik (Electronic Money), yang dimaksud dengan uang
elektronik adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur (1)
diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh
pemegang kepada penerbit, (2) nilai uang disimpan secara elektronik
dalam suatu media seperti server atau chip, (3) digunakan sebagai alat
pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang
elektronik tersebut, dan (4) nilai uang elektronik yang disetor oleh
pemegang dan dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur
mengenai perbankan.
Penggunaan uang elektronik semakin marak terutama setelah
dicanangkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) pada tanggal 14
Agustus 2014. Pencanangan ini ditandai dengan penandatanganan
Nota Kesepahaman antara Bank Indonesia dengan Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan,
Pemerintah Daerah serta Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh
Indonesia sebagai komitmen untuk mendukung GNNT.

124
GNNT ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
penggunaan instrumen non tunai, sehingga berangsur-angsur terbentuk
suatu komunitas atau masyarakat yang lebih menggunakan instrumen
non tunai (Less Cash Society/LCS) khususnya dalam melakukan
transaksi atas kegiatan ekonominya.
Dibandingkan negara-negara ASEAN, penggunaan transaksi
pembayaran berbasis elektronik yang dilakukan masyarakat Indonesia
relatif masih rendah, sementara dengan kondisi geografi dan jumlah
populasi yang cukup besar, masih terdapat potensi yang cukup besar
untuk perluasan akses layanan sistem pembayaran di Indonesia. Untuk
itu, Bank Indonesia bersama perbankan sebagai pemain utama dalam
penyediaan layanan sistem pembayaran kepada masyarakat perlu
memiliki visi yang sama dan komitmen yang kuat untuk mendorong
penggunaan transaksi non tunai oleh masyarakat dalam mewujudkan
LCS. (Siaran Pers Bank Indonesia, 14 Agustus 2014)
Tabel 10.1 Daftar Penyelenggara Uang Elektronik yang Telah Memperoleh
Izin dari Bank Indonesia (Per 17 April 2020)

Tanggal Efektif Nama Produk Nama Produk


No. Nama
Operasional Server Based Chip Based

1 PT Artajasa Pembayaran 21 November MYNT E-Money -


Elektronis 2012
2 PT Bank Central Asia Tbk 3 Juli 2009 Sakuku Flazz

3 PT Bank CIMB Niaga 27 Maret 2013 Rekening Ponsel -

4 PT Bank DKI 3 Juli 2009 Jakarta One (JakOne) JakCard

5 PT Bank Mandiri (Persero) 3 Juli 2009 Mandiri e-Cash Mandiri e-Money


Tbk
6 PT Bank Mega Tbk 3 Juli 2009 Mega Virtual Mega Cash

7 PT Bank Negara Indonesia 3 Juli 2009 UnikQu TapCash


(Persero) Tbk
8 PT Bank Nationalnobu 29 April 2013 Nobu e-Money Nobu e-Money

9 PT Bank Permata 23 Januari 2013 BBM Money -

10 PT Bank Rakyat Indonesia 29 Desember T bank Brizzi


(Persero) Tbk 2010
11 PT Finnet Indonesia 1 Juni 2012 Finpay Money (d/h Mobile -
Cash)
12 PT Indosat, Tbk 3 Juli 2009 IMkas (d/h PayPro d/h -
Dompetku)
13 PT Nusa Satu Inti Artha 25 Maret 2013 DokuPay -

125
Tanggal Efektif Nama Produk Nama Produk
No. Nama
Operasional Server Based Chip Based

14 PT Skye Sab Indonesia 3 Juli 2009 Skye Mobile Money SkyeCard


15 PT Telekomunikasi 3 Juli 2009 Flexy Cash iVas Card
Indonesia, Tbk
16 PT Telekomunikasi Selular 3 Juli 2009 T-Cash Tap Izy
17 PT XL Axiata, Tbk 29 Maret 2011 XL Tunai -
18 PT Smartfren Telecom Tbk 16 Juni 2014 Uangku -
19 PT Dompet Anak Bangsa (d/h 29 September Gopay -
PT MV Commerce Indonesia) 2014
20 PT Witami Tunai Mandiri 5 Januari 2015 Truemoney -
21 PT Espay Debit Indonesia 20 Juli 2016 Dana (d/h Unik) -
Koe
22 PT Bank QNB Indonesia Tbk 1 Maret 2017 Dooet -
23 PT BPD Sumsel Babel 4 April 2017 - BSB Cash
24 PT Buana Media Teknologi 29 Mei 2017 Gudang Voucher -
25 PT Bimasakti Multi Sinergi 14 Juni 2017 Speed Cash -
26 PT Visionet Internasional 22 Agustus 2017 OVO Cash -
27 PT Inti Dunia Sukses 10 Oktober 2017 iSaku -
28 PT Veritra Sentosa 1 Juni 2018 Paytren -
Internasional
29 PT Solusi Pasti Indonesia 20 Juli 2018 KasPro -
(d/h PayU)
30 PT Bluepay Digital 8 Agustus 2018 Bluepay Cash -
Internasional
31 PT Ezeelink Indonesia 8 Agustus 2018 Ezeelink -
32 PT E2Pay Global Utama 4 September M-Bayar -
2018
33 PT Cakra Ultima Sejahtera 5 November DUWIT -
2018
34 PT Airpay International 28 November SHOPEEPAY -
Indonesia 2018
35 PT Bank Sinarmas Tbk 6 Desember Simas E-Money -
2018
36 PT Transaksi Artha Gemilang 11 Februari OttoCash -
2019
37 PT Fintek Karya Nusantara 22 Februari LinkAja -
2019
38 PT Max Interactives 6 Mei 2019 Zipay -
Tecnologies
39 PT Sarana Pactindo 30 Agustus 2019 PACCash -
40 PT Datacell Infomedia 7 November PAYDIA -
2019
41 PT Netzme Kreasi Indonesia 23 Desember Netzme -
2019
42 PT Bank BNI Syariah 30 Desember Hasanahku -

126
Tanggal Efektif Nama Produk Nama Produk
No. Nama
Operasional Server Based Chip Based

2019
43 PT MNC Teknologi 1 December Spinpay -
Nusantara 2019
44 PT Kereta Commuter 14 November - KMT
Indonesia 2019
45 PT Mass Rapid Transit 25 November - MTT
2019
46 PT Astra Digital Arta 18 Februari AstraPay -
2020
47 PT Bank OCBC NISP 2 Maret 2020 One Wallet -
48 PT Rpay Finansial Digital 18 Maret 2020 Yourpay -
Indonesia
49 PT Visi Jaya Indonesia 6 April 2020 Eidupay -

Sumber: Bank Indonesia

2. Menurut Wilayah Berlakunya


a. Kartu Plastik Lokal, yaitu kartu plastik yang berlaku pada wilayah
tertentu misalnya seluruh Indonesia.
b. Kartu Plastik Internasional, yaitu kartu plastic yang berlaku dan dapat
digunakan di seluruh dunia. Contoh : Visa, American Express, carte
balanc, Master Card, Dinners Club.

E. Cara Memilih Kartu Kredit


Cara memilih jenis kartu yang baik dapat dilihat dari berbagai segi. Ada
beberapa cara untuk memilih kartu kredit yang baik. Tentu saja hal ini lebih
banyak disesuaikan dengan keinginan pemohon. Setiap kartu mempunyai
kelebihan dan kekekurangannya masing-masing.
Secara umum kartu kredit dikatakan baik apabila:
1. Persyaratan untuk memperoleh kartu kredit relatif ringan
2. Proses cepat dan mudah serta tidak bertele-tele
3. Mempunyai jaringan yang luas, sehingga dengan mudah dapat
dibelanjakan di berbagai tempat yang diinginkan
4. Biaya penggunaan yang relatif rendah seperti uang iuran tahunan dan
bunga yang dibebankan ke pemegang kartu
5. Kartu harus dapat digunakan dengan multi fungsi
6. Penggunaan kartu memberikan rasa bangga kepada pemakainya

Persyaratan untuk memperoleh kartu plastik tergantung bank atau


lembaga yang mengeluarkannya, namun secara umum tidak jauh berbeda.
Persyaratan secara umum adalah sebagai berikut.
1. Nasabah mengajukan permohonan dengan mengisi formulir permohonan
yang sudah disiapkan oleh lembaga penerbit.

127
2. Nasabah melengkapi persyaratan, seperti:
a. Menyerahkan fotokopi bukti diri seperti KTP
b. Menyerahkan slip gaji atau surat keterangan penghasilan

3. Pihak bank atau lembaga pembiayaan akan melakukan penelitian langsung


ke alamat calon pemegang kartu dan lewat telepon. Tujuan penelitian ini
untuk melihat kebenaran data yang dibuat serta kredibilitas dan kapabilitas
nasabah tersebut. Penelitian juga ditujukan ke lembaga lain untuk melihat
daftar black-list nasabah.
4. Pihak bank atau lembaga pembiayaan akan menyetujui penerbitan kartu
jika dari hasil penelitian dianggap layak dan mengirimkan kartu tersebut
kepada nasabah

F. Keuntungan Dan Kerugian Kartu Kredit


Bagi nasabah pemegang kartu dengan memiliki kartu kredit, baik yang
dikeluarkan oleh bank maupun lembaga pembiayaan diharapkan akan
memberikan berbagai keuntungan. Demikian pula bagi lembaga penerbit kartu
kredit tersebut. Oleh karena itu, penggunaan kartu kredit dalam setiap
transaksi akan memberikan berbagai keuntungan kepada berbagai pihak
walaupun dalam praktiknya terdapat juga kerugiannya. Adapun keuntungan
yang diperoleh dari kartu kredit tersebut adalah sebagai berikut.
1. Keuntungan bagi bank atau lembaga pembiayaan
a. Iuran tahunan yang dikenakan kepada setiap pemegang kartu.
Perolehan iuran ini sangat besar setiap tahunnya. Bayangkan bila
sebuah bank memiliki satu juta pemegang kartu kredit dengan iuran Rp
150.000,- setiap tahunnya, maka uang yang diperoleh dari iuran
tersebut berjumlah 150 miliar per tahun. Dengan demikian, semakin
banyak pemegang kartu, semakin banyak pula iuran yang diperoleh.

b. Bunga yang dikenakan pada saat berbelanja


Masih dengan contoh yang tadi, jika nasabah berbelanja atau
mengambil uang tunai sebesar 100 miliar per bulan dan dianggap 60%
dari nasabah terlambat melakukan pembayaran, maka akan dikenakan
bunga sekitar 2,5% hingga 5% per bulan, dan anggaplah nasabah
tersebut dikenakan 3% per bulan. Maka penghasilan dari bunga
tersebut sudah sejumlah 1,8 miliar per bulan atau 21,6 miliar per tahun
dan semakin besar yang menunggak berarti semakin banyak perolehan
bunganya.

c. Biaya administrasi
Yaitu biaya yang dibebankan kepada setiap pemegang kartu yang akan
menarik uang tunai di ATM

d. Biaya denda

128
Biaya denda diperoleh dari keterlambatan pembayaran, di samping
bunga yang sudah dijelaskan sebelumnya.

2. Keuntungan bagi pemegang kartu


a. Kemudahan berbelanja dengan cara kredit, jadi nasabah tidak perlu
membawa uang tunai untuk melakukan transaksi
b. Kemudahan memperoleh uang tunai selama 24 jam dan 7 hari dalam
seminggu di berbagai tempat strategis sehingga memudahkan untuk
memenuhi keperluan uang tunai yang mendadak
c. Bagi sebagian kalangan memegang kartu kredit memberikan kesan
bonafiditas sehingga memberikan kebanggaan tersendiri

3. Keuntungan bagi pedagang


a. Dapat meningkatkan omset penjualan, hal ini disebabkan adanya
minimal pembelanjaan serta akibat pemegang kartu merasa tidak
membayar tunai sehingga menggunakan sekehendaknya, maka
biasanya pemegang kartu boros dalam melakukan transaksi.
b. Sebagai bentuk pelayanan yang diberikan kepada para pelanggannya
sehingga pelanggan selalu kembali untuk melakukan hal yang sama
secara berulang-ulang.
Di samping keuntungan dari bank card yang sudah disebutkan,
tentunya ada kerugian yang akan timbul jika tidak dilakukan dengan hati-hati.
Kerugian memang suatu risiko yang pasti ada di setiap kegiatan bisnis.
Kerugian tersebut tidak hanya monopoli bank atau lembaga pembiayaan, tetapi
juga bagi si pemegang kartu. Kerugian tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Kerugian bagi bank dan lembaga pembiayaan
Jika terjadi kemacetan pembayaran oleh nasabah yang berbelanja atau
mengambil uang tunai sulit untuk ditagih mengingat persetujuan penerbitan
kartu kredit biasanya tanpa jaminan benda berharga sebagaimana
layaknya kartu kredit. Bahkan jaminan hanya dengan jaminan bukti
penghasilan saja sudah cukup untuk memperoleh kartu kredit

2. Kerugian bagi nasabah pemegang kartu


Biasanya nasabah agak boros dalam berbelanja. Hal ini disebabkan
nasabah merasa tidak mengeluarkan uang tunai untuk belanja sehingga
kadang ada hal yang tidak perlu, dibelikan juga. Kemudian kerugian
nasabah disebabkan karena sebagian pedagang membebankan biaya
tambahan untuk setiap kali melakukan transaksi. Kerugian lainnya adalah
adanya limit yang diberikan kadang terlalu kecil.

RINGKASAN
.

129
1. Kartu plastik merupakan kartu yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga
non-bank. Kartu plastik diberikan kepada nasabah untuk dapat dipergunakan
sebagai alat pembayaran di berbagai tempat seperti supermarket, pasar
swalayan, hotel, restoran, tempat hiburan, dan tempat-tempat lainnya. Di
samping itu, dengan kartu ini juga dapat diuangkan di berbagai tempat
seperti ATM (Automated Teller Machine). ATM biasanya tersebar di berbagai
tempat yang strategis seperti di pusat perbelanjaan, hiburan, dan
perkantoran.
2. Transaksi yang dilakukan dengan menggunakan kartu plastik melibatkan
berbagai pihak yang saling berkepentingan. Masing-masing pihak satu sama
lain terikat perjanjian baik mengenai hak maupun kewajibannya. Pihak-pihak
yang terlibat ini antara pada akhirnya akan membentuk suatu sistem kerja
kartu kredit itu sendiri.
3. Sistem kerja kartu kredit adalah dengan melibatkan pihak-pihak yang saling
berkepentingan. Sistem kerja ini melibatkan pemegang kartu, perusahaan
yang mengeluarkan kartu dan pihak pedagang (merchant).
4. Jenis kartu kredit tersebut dapat dilihat dari sisi fungsi dan wilayah
berlakunya. Dari sisi fungsi terdapat kartu kredit, charge card, kartu debit,
cash card, dan check guarantee card. Sedangkan dari sisi wilayah
berlakunya terdapat kartu plaktik local dan internasional.

LATIHAN/PENUGASAN

Latihan
1. Sebut dan jelaskan tiga pihak yang terlibat dalam transaksi kartu kredit!
2. Dilihat dari segi fungsinya, kartu kredit dapat dibagi menjadi 5 jenis, sebut
dan jelaskan!
3. Sebut dan jelaskan ciri-ciri kartu kredit yang baik!
4. Bagaimana persyaratan umum guna memperoleh kartu kredit? Jelaskan!
5. Selain memiliki keuntungan, pemegang kartu kredit juga memiliki kerugian.
Jelaskan kerugian bagi pemegang kartu kredit!

Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta
Bank Indonesia

Lembaga Keuangan Internasional

130
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahasiswa/i diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan tugas dan fungsi Bank Dunia
2. Menjelaskan tugas dan fungsi International Monetary Fund
3. Menjelaskan tugas dan fungsi Bank Pembangunan Asia/Asian Development
Bank
4. Menjelaskan tugas dan fungsi Bank Pembangunan Islam/Islamic
Development Bank
5. Menjelaskan tugas dan fungsi Financial Stability Board (FSB)

Untuk mengawali kegiatan belajar, Pindailah kode bar


disamping, simak video dalam daftar video dan
pelajari serta pahamilah isi materi yang ada di
dalamnya.

A. Lembaga Keuangan Internasional


Lembaga keuangan internasional adalah lembaga internasional yang
didirikan oleh lebih dari satu negara dan tunduk di bawah hukum internasional.
Pemilik atau pemegang sahamnya adalah pemerintah negara, tetapi ada
juga lembaga internasional dan organisasi lain yang menjadi pemegang
saham. Umumnya didirikan untuk menangani masalah–masalah yang bersifat
internasional, baik berupa bantuan pinjaman maupun bantuan lainnya. Adapun
Lembaga keuangan internasional yang akan dibahas dalam tulisan ini
diantaranya Bank Dunia (World Bank), International Monetary Fund (IMF),
Bank Pembangunan Asia, Bank Pembangunan Islam.

B. Bank Dunia
Bank Dunia adalah lembaga keuangan internasional yang menyediakan
pinjaman kepada negara berkembang untuk program pemberian modal.
Awalnya, Bank Dunia bertujuan mengatur keuangan, merekonstruksi,
membangun infrastruktur dan membantu korban perang setelah terjadi Perang
Dunia II. Bantuan Bank Dunia selanjutnya dialihkan kepada pemberian

131
bantuan pinjaman dalam rangka membantu negara-negara berkembang yang
menjadi anggota Bank Dunia. Tujuan Bank Dunia di Mata Internasional antara
lain :
1. Membantu rekonstruksi dan pembangunan dengan cara memfasilitasi
investasi modal untuk tujuan tertentu suatu negara.
2. Mendorong investasi lewat jaminan atau pinjaman.
3. Membantu perdagangan internasional dengan cara mempertahankan
keseimbangan saldo pembayaran.
4. Menyusun pinjaman internasional yang dapat membiayai proyek negara
baik besar ataupun kecil dengan jaminan.
5. Kegiatannya didasari untuk mempengaruhi investasi internasional sehingga
tercipta keadaan ekonomi yang damai.
Selain tujuan, ada pula fungsi dari Bank Dunia yaitu untuk
menuntaskan kemiskinan khususnya di negara-negara berkembang dan
negara miskin. Fungsi Bank Dunia dapat dicermati sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesejahteraan penduduk melalui kesehatan dan pendidikan.
2. Turut serta mengembangkan bidang kehidupan sosial, pemerintahan dan
membangun sebagai cara untuk mengurangi kemiskinan.
3. Membantu kemampuan pemerintah untuk memberikan pelayanan
berkualitas, efisien dan transparan.
4. Melestarikan lingkungan hidup.
5. Mendukung pengembangan bisnis di sektor swasta.
6. Turut andil dalam pembentukan stabilitas ekonomi supaya tetap dalam
kondisi stabil untuk investasi dan perencanaan jangka panjang.
Bantuan yang diberikan oleh Bank Dunia dari tahun ke tahun semakin
beragam. Hal ini sesuai pula dengan perkembangan negara-negara di dunia.
Jenis bantuan yang dapat dibiayai oleh Bank Dunia antara lain pembangunan
jalan, pembangkit listrik, pembangunan pelabuhan, jaringan telekomunikasi,
pengembangan dunia pendidikan, dan bidang-bidang lainnya yang sesuai
dengan tujuan Bank Dunia.
Sumber dana Bank Dunia diperoleh dari Bank Dunia sendiri,
pemerintah-pemerintah asing dan modal swasta. Kemudian dana tersebut
disalurkan kepada negara-negara yang membutuhkan dengan risiko
dibebankan kepada negara yang bersangkutan.
Asal mula Bank Dunia adalah dari International Bank for Reconstruction
and Development (IBRD) yang didirikan dalam rangka memecahkan masalah
moneter dan masalah keuangan liannya. Bank Dunia didirikan pada tahun
1945 bersamaan dengan pendirian IMF. Tujuan pendirian kedia lembaga ini
sama yaitu dalam rangka penyediaan perangkat moneter dan keuangan untuk
menuju kearah kemakmuran dunia. Bank dunia mulai melakukan kegiatannya
sejak 1946.
Bank Dunia saat ini memiliki dua keanggotaan yang meliputi :
1. International finance corporation (IFC)
Kegiatan lembaga ini dalam rangka memberikan bantuan kepada sector-
sektor swasta negara-negara berkembang.

132
2. International development association(IDA)
Kegiatan sama dengan IFC, hanya bantuan lebih ditujukan kepada negara-
negara miskin dan dengan persyaratan pinjaman yang lebih mudah. IDA
juga turut ikut mensponsori kegiatan ICSID (international for the settlement
investment development).
Didirikan pada saat yang sama dan tujuan yang relative sama,
perbedaaan Bank Dunia dengan IMF antara lain :
1. Pinjaman IMF dikhususkan untuk masalah ekonomi jangka pendek.
Pinjaman ini memberi dukungan umum untuk neraca pembayaran negara
dan cadangan internasional, sementara negara mengambil tindakan
kebijakan untuk mengatasi kesulitannya. Grup Bank Dunia sebaliknya lebih
konsentrasi pada isu-isu jangka panjang dan berusaha mendorong
pertumbuhan ekonomi terintegrasi.

2. IMF berfokus pada kinerja ekonomi makro, serta kebijakan makroekonomi


dan keuangan, sedangkan Bank Dunia lebih luas ke berbagai sektor
ekonomi, hingga proyek pembangunan dan reformasi di seluruh sektor.
Bank Dunia hanya memberi pinjaman untuk ekonomi negara sedang
berkembang atau sedang transisi, sedangkan IMF bisa memberi pinjaman
ke seluruh negara anggota, negara kaya atau negara miskin.

C. International Monetary Fund


International Monetary Fund/Dana Moneter Internasional adalah
organisasi internasional beranggotakan 189 negara yang bertujuan
mempererat kerja sama moneter global, memperkuat kestabilan keuangan,
mendorong perdagangan internasional, memperluas lapangan pekerjaan
sekaligus pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dan mengentaskan kemiskinan
di seluruh dunia.
IMF dibentuk pada tahun 1944 dalam Konferensi Bretton Woods yang
dihadiri oleh 44 negara. Kemudian diresmikan tahun 1945 dengan 29 negara
anggota. IMF sejak awal bertujuan menataulang sistem pembayaran
internasional. Negara anggota menyumbangkan dana cadangan menggunakan
sistem kuota. Dana cadangan tersebut dapat dipinjam oleh negara-negara
yang mengalami kesulitan dalam neraca pembayarannya.
Struktur organisasi IMF terdiri dari para anggota dimana pemimpinnya
dipegang oleh Board of Governors, seorang gubernur dan seorang pengganti
yang ditunjuk oleh masing-masing anggota. Dewan ini memegang kekuasaan
tertinggi dan biasanya dewan melakukan pertemuan setahun sekali. Sebagian
dari tugas dan kekuasaan didelegasikan kepada executive directors. Executive
directorlah yang bertanggungjawab terhadap pekerjaan sehari-hari dimana
jumlahnya sebanyak 12 orang yang dipilih dan diangkat dari anggota IMF.
Tidak semua tugas dan kekuasaannya diserahkan kepada executive directors.
Kekuasaan dan tugas yang masih tetap dipegang oleh board of governor
adalah sebagai berikut :

133
1. Penerimaan anggota IMF yang baru
2. Peninjauan quota masing-masing anggota
3. Hak untuk menarik keanggotaan seseorang
Selain tujuan yang telah disebutkan diatas, pendirian IMF memiliki
tujuan yang tertera dalam articles of agreement. Adapun tujuan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Menjadi tempat secara permanen bagi pertemuan-pertemuan dan
perundingan untuk mencapai kerjasama internasional dalam bidang
keuangan
2. Membantu memperluas perdagangan internasional yang seimbang
diantara para anggotanya dan membantu perekonomian para anggotanya.
3. Berusaha meniadakan competitive depreciations dan mengusahakan
tercapainya stable exchange rate

4. Menghilangkan exchange restrictions


5. Membantu para anggota yang mengalami kesukaran dalam pinjaman luar
negeri agar jangan mengambil tindakan-tindakan yang dapat merugikan
negara yang bersangkutan dan Negara lainnya. Tujuannya adalah untuk
memberikan kepercayaan kepada para anggotanya.
6. Mengurangi waktu dan besarnya disekuilibrium dalam neraca pembayaran
Negara anggota IMF.
Kemudian kegiataan IMF diutamakan untuk membantu Negara
anggotanya melalui Bank Sentral masing-masing anggota IMF. Keanggotaan
IMF megucurkan bantuan berupa kredit melalui bank sentral mengingat bank
sentral memegang peranan penting dan pengambil kebijakan keuangan
tertinggi di negaranya.
Sumber pendanaan IMF berasal dari sumbangan para anggotanya
yang dikenal dengan Quota. Sumber ini dapat berupa emas atau valuta
masing-masing anggota. Besarnya quota dihitung berdasarkan mata uang US
Dolar. Quota ditinjau setiap 5 tahun sekali dan disesuaikan dengan kebutuhan
dari anggota masing-masing serta kebutuhan perdagangan internasional. Di
samping itu, para anggota diwajibkan pula untuk membayar iuran kepada IMF.

D. Bank Pembangunan Asia


Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) adalah
sebuah bank internasional yang berkantor pusat di Filipina yang membantu
pertumbuhan sosial dan pertumbuhan ekonomi di Asia dengan cara
memberikan pinjaman kepada negara-negara miskin. ADB didirikan pada
tanggal 19 Desember 1966 di Manila. Piagam pendiriannya ditandatangani
oleh perwakilan dari 31 negara.Sebagai salah satu lembaga keuangan
internasional, ADB menunjukkan perhatian yang cukup besar dalam
membantu pembangunan di negara-negara berkembang (Developing Member
Countries/DMCs). Pemberian bantuan ADB tersebut dilatarbelakangi oleh
pertimbangan adanya himbauan dan permintaan dari badan-badan

134
internasional kepada negara-negara maju untuk ikut serta di dalam membantu
negara-negara yang sedang berkembang
ADB memiliki visi “wilayah Asia dan Pasifik yang bebas dari
kemiskinan.” Adapun misi ADB adalah membantu mengurangi kemiskinan
dan meningkatkan kondisi serta kualitas kehidupan negara anggota ADB yang
berasal dari kalangan negara sedang berkembang. Sama seperti World Bank,
ADB memiliki rating triple-A dari Standard and Poors, Moody’s, dan Fitch

1. Tujuan dan Fungsi


Tujuan utama didirikannya ADB adalah untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi dan kerja sama di kawasan Asia dan Timur Jauh serta ikut
membantu memperlancar proses pembangunan ekonomi di negara
berkembang yang menjadi anggotanya. Dalam rangka mencapai
tujuannya, ADB melaksanakan fungsi-fungsi berikut:
a. Memberikan pinjaman dan melakukan investasi modal (equity
investment) untuk mempercepat pembangunan ekonomi dan sosial
negara berkembang;
b. Memberikan bantuan teknis dalam rangka persiapan dan pelaksanaan
proyek pembangunan;
c. Mempromosikan investasi untuk sektor publik dan swasta demi tujuan
pembangunan;
d. Membuat tanggapan terhadap permintaan tenaga teknik dari negara
anggota dalam rangka koordinasi perencanaan dan penyusunan
kebijakan.

2. Keanggotaan ADB
Keanggotaan ADB terbuka bagi negara-negara anggota Economic and
Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP), negara-negara
regional lainnya, dan juga negara-negara maju di luar wilayah Asia yang
menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan lembaga khusus
dari PBB (Special Agencies).
Sampai dengan 2019 lalu, ADB memiliki 68 anggota, yang mana 48
negara berasal dari Asia Pasifik sedangkan 19 berasal dari luar wilayah
Asia Pasifik. Indonesia merupakan salah satu negara pendiri ADB di tahun
1966. Saat ini Indonesia memiliki 578.100 saham atau sekitar 5,43% dari
total saham, lalu memiliki jumlah kekuatan suara sebesar 617.797 suara
atau 4,65% dari keseluruhan jumlah suara, atau 7,14% dari total suara
keanggotaan regional.

3. Keorganisasian ADB
Pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi ADB adalah Dewan
Gubernur yang terdiri atas para Gubernur negara anggota. Setiap negara
anggota diwakili oleh seorang Gubernur dan seorang Gubernur Pengganti
yang diangkat oleh masing-masing negara. Para Gubernur bertemu dan

135
bersidang satu kali dalam satu tahun, namun dapat bersidang di luar itu
apabila diusulkan oleh lima negara melalui Direksi. Gubernur ADB untuk
Indonesia dijabat oleh Menteri Keuangan, sedangkan Gubernur Pengganti
dijabat oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional. Saat ini pun,
Indonesia diamanahi menjadi Vice Chair of The Board of Governor dari
ADB, dalam hal ini adalah Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan
RI.
Untuk melaksanakan tugas sehari-hari, Gubernur dapat mendelegasikan
sebagian atau seluruh wewenangnya kepada Direktur Eksekutif yang
tergabung di dalam Dewan Direksi. Direksi terdiri atas 12 orang Direktur
Eksekutif, dengan perincian 8 orang dipilih oleh Gubernur yang mewakili
anggota regional Asia dan 4 orang mewakili anggota nonregional Asia.
Para Direktur Eksekutif ditunjuk oleh Dewan Gubernur dan secara umum
tugasnya adalah melaksanakan tugas operasional ADB.
ADB diketuai oleh seorang Presiden (Chairman of The Board of Director)
yang berasal dari negara anggota regional Asia dan dipilih oleh Dewan
Gubernur untuk jangka waktu 5 tahun, dan dapat dipilih kembali. Presiden
menunjuk dan memberhentikan pegawai sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan oleh Direksi. Di samping dibantu oleh 12 Direktur, Presiden
juga dibantu oleh tiga orang Wakil Direktur atau Wakil Presiden yang
diangkat oleh Direksi atas rekomendasi Presiden. Wakil Presiden bertugas
mengatur serta melaksanakan tugas-tugas Bank yang ditetapkan oleh
Direksi dan menggantikan Presiden apabila yang bersangkutan
berhalangan.

4. Sumber Pembiayaan
ADB mengumpulkan dana melalui penerbitan obligasi di pasar modal
dunia. Selain itu, ADB juga mengandalkan kontribusi dari para anggota,
laba ditahan dari kegiatan peminjaman dana, dan pembayaran kembali
pinjaman. ADB juga menyediakan pinjaman dan hibah yang berasal dari
sejumlah dana khusus.
Pada tahun 2018, permintaan akan bantuan ADB terus
meningkat. Komitmen baru pada 2018 mencapai $ 21,58 miliar dalam
bentuk pinjaman dan hibah, melebihi target $ 19,71 miliar dan total 2017
sebesar $ 19,69 miliar. Dari total 2018, komitmen sektor swasta melihat
pertumbuhan tahun-ke-tahun sebesar 37% menjadi sekitar $ 3,14 miliar,
level tertinggi hingga saat ini. Operasi sektor swasta ADB juga
memobilisasi pembiayaan bersama senilai $ 7,17 miliar. Termasuk
pembiayaan bersama dan bantuan teknis resi dan komersial, komitmen
ADB tahun lalu adalah $35,82 miliar, naik 13 % dari 2017.

5. Instrumen Pinjaman
ADB menawarkan beberapa jenis instrumen keuangan untuk sektor publik
yang mencakup pinjaman, hibah, bantuan teknis, penjaminan, penyertaan
modal dan produk manajemen utang. Khusus untuk instumen pinjaman

136
diberikan dalam skema Ordinary Capital Resources (OCR) dan Asian
Development Fund (ADF). Sebagian besar pinjaman dari ADB berupa
skema OCR, yakni pool of funds dengan terms yang mendekati pasar
(komersil) yang ditawarkan untuk negara berpendapatan menengah
seperti Indonesia. Sementara pinjaman ADF merupakan skema pinjaman
dengan bunga sangat rendah disertai hibah guna membantu mengurangi
kemiskinan di negara-negara anggota ADB.

E. Bank Pembangunan Islam


Bank Pembangunan Islam atau Islamic Development Bank merupakan
satu institusi pembangunan keuangan berbagai hal terletak di Jeddah, Arab
Saudi. Selain Jeddah menjadi pusat operasi, Bank Pembangunan Islam juga
terdapat pejabat-pejabat yang terletak di Rabat, Maghrib; Kuala Lumpur,
Malaysia; Almaty, Kazakhstan dan Dakar,Senegal. Bank ini juga mempunyai
wakil bidang dari Negara-negara seperti Afghanistan, Azerbaijan, Bangladesh,
Guinea, Conakry, Indonesia, Iran, Nigeria, Pakistan, Sierra Leone, Sudan,
Uzbekistan dan Yemen.
Ide awal pembentukan Bank Islam International guna memayungi
sistem keuangan Negara-negara Islam di seluruh dunia adalah proposal yang
diajukan oleh Mesir pada siding Menteri Luar Negeri Negara-negara Islam
(OKI) di Karachi, Pakistan bulan Desember tahun 1970. Proposal ini berisi
tentang studi pendirian Bank Islam Internasional yang difokuskan untuk
Perdagangan dan Pembangunan (International Islamic Bank for Trade and
Development) dan pendirian Federasi Bank Islam (Federation of Islamic
Banks). Proposal ini kemudian dikaji oleh 18 negara Islam. Isi dari proposal
tersebut mengusulkan sistem keuangan yang selama ini didasarkan kepada
bunga harus diganti dengan sistem kerja sama dengan skema bagi hasil, baik
bagi untung maupun bagi rugi.
Hal-hal yang terkandung dalam usulan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mengatur transaksi komersial antarnegara-negara Islam.
2. Mengatur institusi pembangunan dan investasi.
3. Merumuskan masalah transfer, kliring serta settlement antar Bank Islam
sebagai langkah awal menuju terbentuknya sistem ekonomi Islam yang
terpadu.
4. Membantu mendirikan institusi sejenis Bank Sentral Syariah di Negara-
negara Islam.
5. Mendukung upaya-upaya bank sentral di Negara Islam dalam hal
pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang sejalan dengan kerangka kerja
Islam.
6. Mengatur administrasi dan mendayagunakan dana zakat.
7. Mengatur kelebihan likuiditas bank-bank sentral Negara Islam.
Dan diusulkan pula pembentukan badan-badan khusus yang disebut
Badan Investasi dan Pembangunan Negara-negara Islam. Fungsi Badan ini
adalah sebagai berikut :

137
1. Mengatur investasi modal Islam.
2. Menyeimbangkan antara investai dan pembangunan di Negara Islam.
3. Memilih lahan/sektor yang cocok untuk investasi dan mengatur
penelitiannya.
4. Memberi saran dan bantuan teknis bagi proyek-proyek yang dirancang
untuk investasi regional di Negara-negara Islam.
Kelanjutan proposal yang diajukan oleh Mesir ini diagendakan kembali
pada siding Menteri Luar Negeri Negara-negara Islam (OKI) di Benghazi Libya
bulan Maret 1973. Kemudian pada bulan Juli 1973 negara-negara Islam
penghasil minyak yang diwakili oleh komite ahli bertemi di Jeddah dalm rangka
membicarakan pendirian Bank Islam Internasional. Pada pertemuan kedua,
bulan Mei 1974 dibahas rancangan anggaran dasar dan rancangan anggaran
rumah tangga.
Akhirnya rancangan pendirian Bank Pembangunan Islam atau Islamic
Development Bank (IDB) disetujui pada siding Menteri Keuangan OKI di
Jeddah tahun 1975. Modal dasar pendirian IDB adalah 2 miliar Dinar Islam
atau setara dengan 2 miliar Special Drawing Right (SDR). Keanggotaan IDB
seluruhnya adalah Negara-negara yang tergabung dalam OKI. Saat ini IDB
memiliki jumlah anggota 43 negara yang bertugas memberikan pinjaman
bebas bunga untuk proyek infrastruktur dan pembiayaan kepada Negara
anggota berdasarkan partisipasi modal Negara tersebut.
Terdapat 56 negara sebagai pemegang saham di dalam bank ini. Arab
Saudi merupakan sebagai pemegang saham yang terbesar di bank ini. Libya
merupakan Negara kedua pemegang saham terbesar, manakala Iran yang
ketiga terbesar. Berikut adalah pemegang-pemegang saham yang lain
(mengikuti benua dan urutan nilai saham yang dipegang) :

Tabel 11.1: Anggota IDB


Afrika Asia Amerika Eropa
1. Nigeria 1. U.A.E. 2. Surinam 1. Turkey
2. Algeria 2. Qatar e 2. Albani
3. Mesir 3. Kuwait a
4. Algeria 4. Pakistan
5. Maghribi 5. Indonesia
6. Sudan 6. Malaysia
7. Gabon 7. Bangladesh
8. Senegal 8. Yemen
9. Cameroon 9. Jordan
10. Guinea 10. Oman
11. Burkina 11. Iraq
Faso 12. Brunei
12. Niger 13. Bahrain
13. Uganda 14. Palestine
14. Benin 15. Kazakhstan
15. Tunisia 16. Syria

138
Afrika Asia Amerika Eropa
16. Mali 17. Azerbaijan
17. Chad 18. Afghanistan
18. Mauritania 19. Lebanon
19. Gambia 20. Kyrgyzstan
20. Mozambiqu 21. Maldives
e 22. Tajikistan
21. Dijibouti 23. Turkmenist
22. Guinea- an
Bissau 24. Uzbekistan
23. Sierra
Leone
24. Somalia
25. Togo
26. Comoros
27. Cote
d’lvoire

F. Financial Stability Board (FSB)


Didirikan pada tahun 2009, Dewan Stabilitas Keuangan (FSB)
merupakan badan internasional yang memonitor dan membuat rekomendasi
mengenai sistem keuangan global. Hal ini dilakukan dengan mengoordinasikan
otoritas-otoritas keuangan nasional dan badan-badan pengatur standar
internasional pada saat mereka bekerja untuk mengembangkan peraturan,
pengawasan yang kuat serta kebijakan sektor keuangan lainnya. Badan ini
juga mengarahkan pada adanya situasi yang adil dan setara dengan
mendorong pengimplementasian koheren atas kebijakan-kebijakan ini di
seluruh sektor dan yurisdiksi. FSB, bekerja melalui para anggotanya, mencoba
memperkuat sistem keuangan dan meningkatkan stabilitas pasar keuangan
internasional. Kebijakan yang dikembangkan sejalan dengan agenda ini
diimplementasikan oleh yurisdiksi-yurisdiksi dan pihak-pihak otoritas nasional.
Piagam FSB disahkan oleh kepala-kepala negara dan pemerintahan Kelompok
20. FSB adalah pendiri Global Legal Entity Identifier Foundation (GLEIF) dan
mengangkat Dewan Direksi GLEIF yang pertama.

RINGKASAN
1. Bank Dunia adalah lembaga keuangan internasional yang menyediakan
pinjaman kepada negara berkembang untuk program pemberian modal.
Awalnya, Bank Dunia bertujuan mengatur keuangan, merekonstruksi,
membangun infrastruktur dan membantu korban perang setelah terjadi
Perang Dunia II. Bantuan Bank Dunia selanjutnya dialihkan kepada
pemberian bantuan pinjaman dalam rangka membantu negara-negara
berkembang yang menjadi anggota Bank Dunia.

139
RINGKASAN

2. International Monetary Fund/Dana Keuangan Internasional adalah


organisasi internasional beranggotakan 189 negara yang bertujuan
mempererat kerja sama moneter global, memperkuat kestabilan keuangan,
mendorong perdagangan internasional, memperluas lapangan pekerjaan
sekaligus pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dan mengentaskan
kemiskinan di seluruh dunia. Alasannya adalah pasar modal swasta
internasional tidak sempurna dan banyak negara yang tidak mampu
mengakses pasar keuangan. Ketidaksempurnaan pasar dan pendanaan
neraca pembayaran menjadi alas an pendanaan resmi. Tanpa pendanaan
resmi, Negara tersebut akan menerapkan kebijakan ekonomi yang buruk
demi menutupi ketidakseimbangan neraca pembayarannya. IMF
menyediakan berbagai sumber alternative dalam masalah keuangan.

3. Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) adalah


sebuah bank internasional yang berkantor pusat di Filipina yang membantu
pertumbuhan sosial dan pertumbuhan ekonomi di Asia dengan cara
memberikan pinjaman kepada negara-negara miskin.

4. Bank Pembangunan Islam atau Islamic Development Bank merupakan satu


institusi internasional pembangunan keuangan yang berprinsip syariah.

5. Financial Stability Board (FSB) merupakan badan internasional yang


memonitor dan membuat rekomendasi mengenai sistem keuangan global.
Hal ini dilakukan dengan mengoordinasikan otoritas-otoritas keuangan
nasional dan badan-badan pengatur standar internasional pada saat
mereka bekerja untuk mengembangkan peraturan, pengawasan yang kuat
serta kebijakan sektor keuangan lainnya.

LATIHAN/PENUGASAN

Latihan
1. Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara Bank Dunia dan IMF!
2. Sebutkan fungsi dari didirikannya Asian Development Bank!
3. Jelaskan secara singkat latar belakang pendirian Islamic Development
Bank!
4. Jelaskan secara singkat tujuan didirikannya Financial Stability Board!

Penugasan
1. Silakan buat mind map ataupun infografis mengenai keseluruhan Lembaga
Keuangan Internasional yang telah dijelaskan di Bab ini! Buatlah dengan

140
pendekatan yang kreatif!

Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta

141
FINANCIAL TECHNOLOGY
DAN
CRYPTOCURRENCY

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahasiswa/i diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan pengertian fintech
2. Menjelaskan perkembangan fintech di Indonesia
3. Menjelaskan jenis layanan fintech
4. Menjelaskan peranan fintech dalam perekonomian Indonesia
5. Menjelaskan pengertian cryptocurrency dan perkembangannya

Untuk mengawali kegiatan belajar, Pindailah kode bar


disamping, simak video dalam daftar video dan
pelajari serta pahamilah isi materi yang ada di
dalamnya.

A. Pengertian Fintech
Bagian dari kehidupan sehari-hari, karena setiap aktivitas yang dijalani
oleh masyarakat tidak terlepas dari adanya teknologi. Pemanfaatan atas
perkembangan teknologi sudah terbukti memberikan banyak kemudahan bagi
masyarakat, baik dari segi waktu maupun fasilitas yang dirasakan.
Salah satu perkembangan teknologi yang saat ini menjadi bahan kajian
di Indonesia adalah Teknologi Finansial atau Financial Technology (Fintech)
dalam lembaga perbankan. Menurut definisi yang dikemukakan oleh National
Digital Research Centre (NDRC), teknologi finansial (Fintech) adalah istilah
yang digunakan untuk menyebut suatu inovasi di bidang jasa finansial, di mana

142
istilah tersebut berasal dari kata “financial” dan “technology” (Fintech) yang
mengacu pada inovasi finansial dengan sentuhan teknologi modern.
Bank Indonesia mendefinisikan Financial Technology (Fintech)
merupakan hasil gabungan antara jasa keuangan dengan teknologi yang
akhirnya mengubah model bisnis dari konvensional menjadi moderat, yang
awalnya dalam membayar harus bertatap-muka dan membawa sejumlah uang
kas, kini dapat melakukan transaksi jarak jauh dengan melakukan pembayaran
yang dapat dilakukan dalam hitungan detik saja. Menurut World Bank dalam
(Nizar, 2017) Financial Technology (Fintech) didefinisikan sebagai industri
yang terdiri dari perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknologi agar
sistem keuangan dan penyampaian layanan keuangan lebih efisien.
Sedangkan menurut Financial Stability Board, FinTech juga didefinisikan
sebagai inovasi teknologi dalam layanan keuangan yang dapat menghasilkan
model-model bisnis, aplikasi, proses atau produk-produk dengan efek material
yang terkait dengan penyediaan layanan keuangan.
Dari berbagai macam pengertian oleh beberapa ahli mengenai apa itu
fintech, dapat disimpulkan bahwa pada intinya fintech adalah pengembamgan
baru industri jasa keuangan berupa konsep yang mengadaptasi perkembangan
teknologi yang dipadukan dengan bidang finansial yang didalamnya terdapat
inovasi dengan harapan bisa menghadirkan proses transaksi keuagan yang
lebih efektif, efisien, aman, serta moderen. Perkembangan fintech di satu sisi
terbukti membawa manfaat bagi konsumen, pelaku usaha, maupun
perekonomian nasional, namun di sisi lain memiliki potensi risiko yang apabila
tidak dimitigasi secara baik dapat mengganggu sistem keuangan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, serta untuk mendorong
inovasi di bidang keuangan dengan menerapkan prinsip perlindungan
konsumen serta manajemen risiko dan kehati-hatian guna tetap menjaga
stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan sistem pembayaran yang
efisien, lancar, aman, dan andal, Bank Indonesia sebagai otoritas sistem
pembayaran telah menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) dan Peraturan
Anggota Dewan Gubernur (PADG) mengenai Teknologi Finansial
dan Regulatory Sandbox.
Melalui PBI Nomor 19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi
Finansial, Bank Indonesia mengatur mengenai kewajiban pendaftaran di Bank
Indonesia bagi Penyelenggara Teknologi Finansial yang melakukan kegiatan
sistem pembayaran. Kewajiban pendaftaran tersebut dikecualikan bagi
Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang telah memperoleh izin dari
Bank Indonesia dan bagi Penyelenggara Teknologi Finansial yang berada
dibawah kewenangan otoritas lain.
Selanjutnya Bank Indonesia akan mengumumkan Penyelenggara
Teknologi Finansial yang telah terdaftar dalam laman resmi Bank Indonesia.
Kewajiban pendaftaran dimaksud tidak menghilangkan kewajiban
Penyelenggara Teknologi Finansial untuk mengajukan perizinan kepada Bank
Indonesia maupun otoritas terkait. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
mengeluarkan Peraturan OJK Nomor 13/POJK.02/2018 tentang Inovasi

143
Keuangan Digital di Sektor Jasa Keuangan sebagai ketentuan yang
memayungi pengawasan dan pengaturan industri financial technology.
Pokok-pokok pengaturan Inovasi Keuangan Digital (IKD) antara lain
mekanisme pencatatan dan pendaftaran fintech. Setiap penyelenggara IKD
baik perusahaan startup maupun Lembaga Jasa Keuangan (LJK) akan melalui
tiga tahap proses sebelum mengajukan permohonan perizinan:
1. Pencatatan kepada OJK untuk perusahaan Startup/non-LJK. Permohonan
pencatatan secara otomatis termasuk permohonan pengujian Regulatory
Sandbox. Sedangkan untuk LJK, permohonan Sandbox diajukan kepada
pengawas masing-masing bidang (Perbankan, Pasar Modal, IKNB).
2. Proses Regulatory Sandbox berjangka waktu paling lama satu tahun dan
dapat diperpanjang selama 6 bulan bila diperlukan.
3. Pendaftaran/perizinan kepada OJK.
Selanjutnya, mengenai mekanisme pemantauan dan pengawasan
fintech dalam hal ini OJK akan menetapkan penyelenggara IKD yang wajib
mengikuti proses Regulatory Sandbox. Hasil uji coba Regulatory Sandbox
ditetapkan dengan status direkomendasikan, perbaikan, dan tidak
direkomendasikan.
Penyelenggara IKD yang sudah menjalani Regulatory Sandbox dan
berstatus direkomendasikan dapat mengajukan permohonan pendaftaran
kepada OJK. Untuk pelaksanaan pemantauan dan pengawasan,
penyelenggara IKD diwajibkan untuk melakukan pengawasan secara mandiri
dengan menyusun laporan self assessment yang sedikitnya memuat aspek
tata kelola dan mitigasi risiko. Penyelenggara IKD dilarang mencantumkan
nama dan/atau logo OJK namun dapat mencantumkan nomor tanda
tercatat/terdaftar. Dalam jangka menengah, OJK dapat menunjuk pihak lain
(Asosiasi Penyelenggara IKD yang diakui oleh OJK) yang bertugas dalam
pengawasan IKD.

B. Perkembangan Fintech Di Indonesia


Industri fintech saat ini berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai
dengan semakin banyak berdirinya startup di bidang fintech. Fintech
menawarkan berbagai jenis jasa keuangan, antara lain seperti peer to peer
(P2P) lending (peminjaman), crowdfunding, payment gateway (alat
pembayaran), dan manajemen investasi. Dari beberapa jenis usaha tersebut,
layanan P2P lending dan sistem pembayaran yang paling banyak digunakan
oleh masyarakat. Di Indonesia sendiri, fintech juga telah berkembang,
meskipun masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara lain seperti China,
Hong Kong dan India. Saat ini, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh
perusahaan konsultan manajemen bisnis McKinsey & Company dalam laporan
terbarunya berjudul Digital Banking in Indonesia: Building Loyalty and
Generating Growth, tingkat penetrasi penggunaan layanan keuangan melalui
fintech di Indonesia masih sekitar 5%. Angka tersebut tersebut jauh lebih
rendah dibandingkan dengan negara China dengan presentasi 67%, Hong

144
Kong 57% dan India 39%. Meskipun demikian, fintech di Indonesia tetap
mempunyai potensi besar untuk lebih berkembang ke depannya, karena
berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 2017, pertumbuhan digitalisasi
di Indonesia menjadi salah yang tercepat di dunia, bahkan mengalahkan China
dan Brazil.
Menurut data dari OJK, sampai bulan Januari 2019, penyaluran
pinjaman fintech mencapai Rp25,92 triliun. Jumlah penyaluran tersebut naik
14,36% dari awal tahun 2018 yang tercatat senilai Rp22,67 triliun. Angka ini
masih tergolong kecil, karena berdasarkan penelitian OJK pada tahun 2016,
terdapat kesenjangan pendanaan di Indonesia sebesar Rp989 triliun per
tahunnya. Kesenjangan tersebut disebabkan kebutuhan pendanaan sebesar
Rp1.649 triliun tak mampu dipenuhi oleh lembaga keuangan yang hanya
memiliki total aliran dana Rp 660 triliun. Oleh karena itu, industri fintech di
Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang lagi ke
depannya mengingat masih banyaknya kebutuhan pendanaan yang diperlukan
oleh masyarakat belum terpenuhi. Sampai saat ini, berdasarkan data statistik
OJK per tanggal 1 Februari 2019, terdapat 99 perusahaan fintech lending yang
telah terdaftar dan berizin di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan 54 fintech
sistem pembayaran yang terdaftar di Bank Indonesia (BI). Masih terdapat
beberapa perusahaan lagi yang masih dalam proses perizinan sehingga
Jumlah perusahaan fintech ini juga akan terus bertambah.

C. Jenis Layanan Fintech


Fintech sendiri dapat dibedakan menjadi fintech 2.0 dan fintech 3.0.
Fintech 2.0 adalah fintech yang dikembangkan oleh industri jasa keuangan non
bank. Fintech jenis ini sudah tentu tunduk pada aturan perundang-undangan
perbankan, pasar modal, atau industri keuangan non bank (IKNB). Sedangkan
fintech 3.0 adalah fintech yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan
rintisan (start up). Terdapat empat kategori fintech di Indonesia menurut Bank
Indonesia, yaitu:
1. Payment, Clearing, dan Settlement
Payment, Clearing, dan Settlement adalah fintech yang memberikan
layanan sistem pembayaran baik yang diselenggarakan oleh industri
perbankan maupun yang dilakukan Bank Indonesia seperti Bank
Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), Sistem Kliring Nasional
BI (SKNBI) hingga BI Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS).
Portal tersebut ada untuk menyederhanakan transaksi online, seperti e-
wallet ataupun payment gateway. Contohnya seperti GO-PAY, OVO, atau
DANA dan banyak lagi. Dalam hal ini Bank Indonesia bertanggung jawab
untuk melindungi konsumen yang terlibat dalam transaksi tersebut.

2. Market Aggregator

145
Ada pula situs atau platform fintech yang bertindak sebagai market
aggregator/e-aggregator. Jadi lewat website atau platform aplikasinya,
tersedia beragam informasi layanan keuangan. Fintech ini menggumpulkan
dan mengolah data yang bisa dimanfaatkan konsumen untuk membantu
pengambilan keputusan. Contohnya untuk produk kartu kredit, kredit tanpa
agunan, asuransi, sampai dengan KPR dan kredit kendaraan bermotor,
bisa juga tiket transportasi seperti pesawat. Startup ini memberikan
perbandingan produk mulai dari harga, fitur hingga manfaat. Contohnya,
DuitPintar.com, Cekaja, Cermati, KreditGogo, Tunaiku, traveloka dan lain-
lain.

3. Manajemen Risiko dan Investasi


Secara singkat platform fintech satu ini merupakan perencanaan keuangan
berbentuk digital. Fintech ini memberikan layanan seperti robo advisor yaitu
perangkat lunak yang memberikan layanan perencanaan keuangan dan
platform e-trading dan e-insurance. Pengguna bakal dibantu buat dapat
model investasi yang cocok. Beberapa contoh fintech yang masuk dalam
kategori ini adalah Bareksa, Investree, hingga Online-Pajak yang
membantu buat mengatur pajak.

4. Peer-to-peer lending dan crowdfunding


Peer-to-peer lending atau P2P lending merupakan layanan pinjaman dana
pada masyarakat. Bisa dana dari masyarakat itu sendiri maupun dari
perusahaan yang membangun platform tersebut. Platform ini mirip
marketplace yang mempertemukan antara si pemberi pinjaman dan
peminjam. Nantinya para investor akan mendapatkan bunga dari dana
yang dipinjamkan. Ada banyak contoh layanan P2P lending di Indonesia.
Misalnya aja KoinWorks yang menyediakan platform pemberi pinjaman dan
peminjam. Sementara itu, layanan pinjaman online ada yang bernama
UangTeman. Lalu, ada pula fintech berupa cicilan tanpa kartu kredit seperti
Kredivo.
Sedangkan Crowdfunding sendiri adalah penggalangan dana yang
menggunakan teknologi buat membiayai suatu karya atau menyumbang
korban bencana. Sesuai dengan istilah yang digunakan, layanan ini adalah
pembiayaan massal. Contoh paling populer layanan crowdfunding adalah
KitaBisa.com.
Perlu diketahui bahwa semua layanan keuangan berbasis digital yang udah
disebutkan di atas haruslah berada di pengawasan Bank Indonesia dan
OJK. Oleh sebab itu, perusahaan yang bergerak di bidang fintech tersebut
haruslah mendaftarkan diri ke OJK.

D. Peranan Fintech Dalam Perekonomian Indonesia

146
Pesatnya perkembangan dan pemanfaatan fintech, secara tidak
langsung menjadi pendorong perekonomian Indonsia. Adapun beberapa
peranan fintech dalam perekonomian Indonesia antara lain:
1. Meningkatkan Produk Domestik Bruto atau PDB
Perkembangan fintech di Indonesia mampu meningkatkan Produk
Domestik Bruto atau PDB sebesar Rp25,97 triliun baik secara langsung
maupun tidak langsung. Selain itu, konsumsi rumah tangga mampu
meningkat hingga Rp8,94 triliun. Kedua hal tersebut menunjukkan
keberadaan fintech telah mampu meningkatkan perekonomian Indonesia
secara makro. Selain itu, kehadiran fintech juga mampu menyumbang
penyerapan tenaga kerja sebesar 215.433 orang yang tidak hanya dari
sektor-sektor tersier namun sektor primer yaitu pertanian, juga mengalami
penyerapan tenaga kerja yang cukup besar, yaitu 9.000 orang.

2. Merangsang pertumbuhan ekonomi


Kehadiran Financial Technology (Fintech) yang tengah berkembang saat
ini tentu menjadi potensi tersendiri bagi perekonomian nasional. Peran
fintech yang bisa menyentuh akses keuangan ke masyarakat yang lebih
luas akan ikut menggerakkan roda perekonomian. Kehadiran fintech dalam
peta bisnis industri jasa keuangan di lain sisi memberi manfaat untuk
meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. Jika selama ini perbankan
sulit menjangkau daerah-daerah pelosok karena keterbatasan jaringan,
maka dengan teknologi, fintech mampu mengatasi persoalan itu. Dengan
adanya financial system technology ini, maka peredaran uang akan
semakin cepat karena perusahaan fintech lebih mudah dalam menyalurkan
kredit ke masyarakat ketimbang perbankan. Dengan demikian, konsumsi
meningkat dan menopang perekonomian nasional. Layanan fintech diyakini
mampu menjadi solusi bagi masih rendahnya penyaluran pembiayaan di
Indonesia. Pasalnya, ada sekitar Rp 800 triliun kebutuhan pembiayaan
yang belum bisa dipenuhi perbankan. Menurutnya, kehadiran fintech bisa
mengurangi gap yang sebesar Rp 800 triliun tersebut. Dengan demikian,
teknologi keuangan ini dapat merangsang pertumbuhan ekonomi daerah
maupun nasional.

3. Mudahnya informasi keuangan yang bisa diakses


Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan dengan adanya fintech ini bisa
membuat mata rantai transaksi keuangan semakin pendek dan membuat
pengusaha bisa lebih matang dalam merencanakan usaha. Kebaikan lain
yang akan didapatkan adalah semakin efisiennya modal sehingga biaya
yang diperlukan semakin sedikit dan keuntungan yang akan diperoleh lebih
besar. Teknologi finansial juga menjadi solusi bagi masyarakat yang tidak
memiliki akun di bank

4. Memudahkan berbagai proses dalam bidang keuangan

147
Tak dapat dipungkiri fintech memberi kemudahan dengan jangkauan luar
biasa bagi mereka yang belum terjangkau produk keuangan dari bank.
Selain itu, fintech juga menyentuh generasi muda yang sudah familiar
dengan internet dan memanfaatkan internet dalam segala kebutuhannya.
Mengapa tidak? Nyatanya fintech juga dapat membuat segalanya lebih
sederhana dan efisien. Fintech juga membuka peluang usaha bagi
generasi Y yang selalu aktif menyelesaikan masalah. Bila tidak ditemukan
solusi, mereka akan membangun usaha startup dengan tujuan
menghasilkan solusi bagi masyarakat.

5. Memudahkan sistem pembayaran


Selain berperan dalam perekonomian secara langsung, fintech juga
berperan dalam system pembayaran yang mana secara tidak langsung
berperan dalam perekonomian. Peran tersebut antara lain menyediakan
pasar bagi pelaku usaha, menjadi alat bantu untuk pembayaran,
penyelesaian/settlement dan kliring, membantu pelaksanaan investasi yang
lebih efisien, mitigasi risiko dari sistem pembayaran yang konvensional,
dan embantu pihak yang membutuhkan untuk menabung, meminjam dana
dan penyertaan modal.

E. Pengertian Crypto Currency Dan Perkembangannya


Crypto currency terdiri dari dua kata yaitu crypto yang artinya rahasia
dan currency yang artinya uang. Secara sederhana kita bisa mengartikan
crypto currency sebagai sebuah teknologi mata uang virtual yang mana
menggunakan sistem kriptografi untuk mengamankan transaksinya. Tidak
seperti mata uang yang setiap hari kita gunakan, crypto currency tidak punya
bentuk fisik karena memang ada di dunia virtual dan berbentuk digital. Secara
harfiah, crypto currency mungkin bisa diuraikan dari kata cryptography
(kriptografi/kode rahasia) dan currency (mata uang).
Disebut demikian karena mata uang virtual itu dibuat dengan
melibatkan disiplin ilmu yang berkaitan dengan sistem keamanan kode
komunikasi atau kode-kode rahasia. Crypto currency pertama kali dirancang
oleh David Chaum, seorang doktor ilmu komputer dan administrasi bisnis
jebolan University of California, Amerika Serikat. Pada tahun 1980-an, Chaum
merancang sebuah algoritma yang sangat aman dan memungkinkan
dilakukannya enkripsi (tulisan berkode/sandi) dalam melakukan transaksi dana
elektronik.

1. Cara Kerja Crypto Currency


Satoshi Nakamoto telah berhasil menemukan sebuah sistem yang
revolusioner yaitu sistem yang berfungsi untuk memudahkan transaksi uang
digital terdesentralisasi. Sistem uang terdesentralisasi adalah sebuah jaringan
yang mampu menghubungkan para penggunanya tanpa kebutuhan perantara
atau pihak ketiga atau otoritas pusat seperti perbankan atau pemerintah.

148
Sebagai ilustrasi, cryptocurrency seperti Bitcoin terdiri dari jaringan-jaringan
mandiri. Tiap jaringan yang mandiri tersebut memiliki catatan yang lengkap
tentang sejarah semua transaksi yang terjadi serta setiap saldo yang dimiliki
oleh setiap akun pemilik Bitcoin.
Pada akhir setiap transaksi dan setelah adanya konfirmasi, suatu
transaksi akan langsung, dapat diketahui oleh semua jaringan yang terhubung
dengan jaringan blockchain tersebut. Sebuah transaksi akan selalu berisi
penjelasan bahwa telah terjadi transaksi dari A memberikan sejumlah Bitcoin
kepada B dan kemudian ditandatangani secara digital oleh A dengan
memberikan private key (dalam bentuk sandi alfanumerik) ke dalam sistem.
Setelah ditandatangani oleh A, maka transaksi itu akan secara otomatis
diumumkan pada jaringan. Serangkaian proses inilah yang sebenarnya
menunjukkan bahwa cryptocurrency sama sekali tidak membutuhkan manusia
atau kepercayaan antara para penggunanya. Hanya dengan menggunakan
pengamanan yang berupa algoritma matematika yang kompleks yang
menjanjikan keamanan dan ketidakmungkinan untuk dimanipulasi.

2. Perkembangan Crypto Currency

a. Amerika Serikat
Pada awalnya bitcoin berasal dan dikembangkan di Amerika Serikat.
Hal inilah yang membuat perkembangan bitcoin di negeri Paman Sam
jauh lebih baik apabila dibandingkan negara lain. Meski demikian,
penggunaan bitcoin di AS belum terlalu banyak jumlahnya yaitu sekitar
25%. Penggunaan ini kebanyakan untuk pembayaran belanja online.
Bahkan, bitcoin bisa digunakan untuk membayar biaya kuliah dan
tagihan lain. Pemerintah AS telah membuat kebijakan khusus bagi para
turis yang akan berkunjung ke wilayah tersebut. Sebelumnya peraturan
yang ada hanyalah mewajibkan pemeriksaan akun media sosial, tetapi
saat ini turis wajib menunjukkan mata uang digital yang dimiliki. Aturan
baru ini digagas oleh Sen Chuck Grassley. Undang-undang tersebut
diperkenalkan pada tanggal 25 Mei 2017.
Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin mengatakan, fokus
utama AS terkait perkembangan crypto currency adalah memastikan
penggunaannya. Ia mengaku, AS tidak ingin mata uang tersebut
digunakan untuk aktivitas terlarang dan mengajak negara-negara lain
untuk bergabung dengan Amerika Serikat dalam mengaturnya. Mnuchin
mengaku tetap mendorong perkembangan fintech dan inovasi. Akan
tetapi, ia juga ingin memastikan semua pasar keuangan tetap aman. Ia
pun mendesak seluruh dunia untuk ikut memiliki regulasi yang sama.
Aturan yang berlaku di AS untuk Bitcoin dan mata uang virtual lainnya
harus mematuhi peraturan terkait anti pencucian uang.Sebanyak 100
perusahaan telah.

b. Eropa

149
Randal Quarles, wakil ketua pengawasan Federal Reserve
mengatakan, volume crypto currency yang tersembunyi dapat menjadi
"masalah" dalam hal kebijakan moneter. (Bank for International
Settlements) lebih netral melihat fenomena ini. Bagi mereka crypto
currency adalah opsi, sama dengan mata uang yang dibuat
sebelumnya, juga memiliki nilai positif dan negatif. Tinggal bagaimana
menyikapinya. Karena mata uang virtual dan bursa yang digunakan
untuk perdagangan mereka tidak diatur dalam undang-undang Uni
Eropa, regulator memperingatkan bahwa investor crypto currency tidak
dilindungi jika terjadi pertukaran yang keluar dari bisnis atau serangan
cyber.

c. Jepang
Pemerintah Jepang sudah mengesahkan bitcoin sebagai mata uang
legal untuk transaksi digital. Pengesahan ini ditandai dengan
banyaknya retailer yang menerima pembayaran dengan bitcoin. Jumlah
stores yang menerima pembayaran digital dengan bitcoin sudah lebih
dari 4.500 outlet. Seperti Nikkei yang mengalami lonjakan transaksi
setelah bekerja sama dengan bitcoin menjelang penghujung tahun
2017.
Bahkan, ada camera store di Jepang yang hanya menerima
pembayaran dengan bitcoin dan tidak menerima pembayaran dalam
bentuk lain seperti uang cash yen ataupun visa/master. Proses
pembelian di toko tersebut menjadi sangat mudah dan cepat tanpa ada
biaya tambahan yang dibebankan oleh pihak ketiga. Sekalipun bitcoin
telah disahkan sebagai mata uang legal di Jepang, tetapi menurut Mai
mata uang konvensional seperti Yen masih belum tergantikan. Hal ini
dikarenakan keterbatasan mesin top up bitcoin di Jepang dan akan
memakan waktu bagi orang awam untuk mengenal bitcoin dan
memahami proses penukaran dari mata uang konvensional menjadi
bitcoin.

d. Indonesia
Tingkat perkembangan cryptocurrency dari tahun ke tahun dinilai cukup
signifikan. Perkembangan salah satu jenis cryptocurrency yang
mempunyai nilai terbesar saat ini yaitu bitcoin, tidak hanya marak terjadi
di luar negeri, namun juga mulai merambah ke Indonesia.
Berkembangnya kepopuleran bitcoin di Indonesia ditandai dengan
bertambahnya masyarakat Indonesia yang memiliki bitcoin dan
menggunakan bitcoin dalam transaksi mereka, serta mulai bermunculan
forum-forum yang membahas mengenai segala hal tentang bitcoin.
Perkembangan cryptocurrency di Indonesia yang semakin
menunjukkan peningkatan juga dapat dilihat dari jumlah pengguna
bitcoin di PT Bitcoin Indonesia yang telah mencapai kurang lebih 290
ribu pengguna dimana 50% di antara mereka merupakan pengguna

150
yang aktif per harinya. Banyaknya pengguna tersebut juga diprediksi
akan terus meningkat seiring dengan berkembangnya jumlah populasi
serta meningkatnya penggunaan internet di kalangan masyarakat.
Pengguna bitcoin di Indonesia bukan merupakan kalangan menengah
ke atas dikarenakan kalangan menengah ke atas di Indonesia masih
dinilai cukup konservatif dalam penerimaan sebuah teknologi baru. Hal
tersebut berbanding terbalik dengan kondisi di luar Indonesia, dimana
kebanyakan pengguna cryptocurrency justru merupakan kalangan
menengah ke atas dengan kondisi finansial yang menjanjikan.
Saat ini di Indonesia kebanyakan pengguna cryptocurrency
memanfaatkan koin mereka untuk keperluan investasi, transaksi atau
pembayaran, dan juga remitansi, yaitu melakukan proses transfer ke
negara yang berbeda. Namun, seiring dengan meningkatnya minat
masyarakat Indonesia akan investasi bitcoin, juga terdapat beberapa
kendala yang berpotensi dalam menyurutkan minat masyarakat
terhadap cryptocurrency.
Salah satu kendala terbesar di Indonesia terkait dengan
berkembangnya cryptocurrency adalah Bank Indonesia yang belum
mengakui dan bahkan melarang segala transaksi menggunakan bitcoin,
karena bitcoin bukan merupakan alat pembayaran yang sah di
Indonesia. Apabila dilihat dari pengertian resmi pemerintah Indonesia
mengenai mata uang menurut Pasal 1 Ayat 1 UU No. 7 Tahun 2011
yang menyebutkan bahwa, “Mata uang adalah uang yang dikeluarkan
oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Rupiah”. Hal tersebut juga dikuatkan dengan bunyi pasal 2 ayat 2 UU
No. 23 Tahun 1999 yang berbunyi, “Uang rupiah adalah alat
pembayaran yang sah di wilayah negara Republik Indonesia”.
Jadi, cryptocurrency tidak termasuk ke dalam undang-undang yang
telah disebutkan di atas, sebab cryptocurrency merupakan mata uang
yang tidak dikeluarkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
hal tersebut juga menjadi sebuah fakta yang otomatis menyebutkan
bahwa cryptocurrency bukan merupakan alat pembayaran yang sah di
Indonesia. Meskipun keberadaan cryptocurrency belum diregulasi oleh
pihak Bank Indonesia, namun Bank Indonesia juga mengeluarkan
pernyataan bahwa cryptocurrency dapat digunakan, dapat disimpan
maupun diperjualbelikan sebagai aset oleh masyarakat.
Selain hal tersebut di atas, terdapat juga tantangan-tantangan lain yang
harus dihadapi dalam investasi cryptocurrency, diantaranya yaitu:
a. Cryptocurrency tidak mempunyai klasifikasi yang jelas. Tidak dapat
dipastikan bahwa cryptocurrency merupakan mata uang atau hanya
sebatas komoditas.
b. Adanya scam yang merupakan sebuah tindakan penipuan yang
mengakibatkan beralihnya kepercayaan orang terhadap sesuatu.
Contohnya, di Indonesia masyarakatnya sudah terbiasa dengan
bujuk rayu untuk cepat kaya melalui sebuah MLM atau Multi Level

151
Marketing yang tidak jelas dan akhirnya harus berakhir dengan
sebuah penipuan. Hal tersebut juga yang menyebabkan masyarakat
menunjukkan rasa skeptis terhadap cryptocurrency.
c. Pemahaman masyarakat awam mengenai cryptocurrency yang
masih kurang jelas sehingga berakibat pada kurangnya penerimaan
cryptocurrency di masyarakat Indonesia.

3. Ekosistem blockchain dan cryptocurrency


Ekosistem blockchain dan cryptocurrency (digital aset) yang tengah
berkembang dengan sangat cepat membuat banyak perusahaan maupun
proyek berbasis blockchain bermunculan di Indonesia. Berikut adalah daftar
lengkap entitas yang bergerak di bidang blockchain dan cryptocurrency di
Indonesia di tahun 2019, menurut Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I).

a. Asosiasi Resmi dan Badan Pemerintahan


Ada beberapa asosiasi dan badan pemerintahan yang mengorganisir
pelaku blockchain di Indonesia, diantaranya:

1) Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I)


Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) adalah perkumpulan yang
dibentuk dengan tujuan untuk mensosialisasikan blockchain kepada
masyarakat terutama pelaku cryptocurrency agar dapat memahami dan
memanfaatkan blockchain secara optimal. A-B-I juga menjadi jembatan
antara komunitas blockchain dengan badan pemerintahan.

2) BAPPEBTI
BAPPEBTI adalah Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
yang bertugas mengawasi dan mengatur perdagangan berjangka di
Indonesia. BAPPEBTI secara aktif merumuskan regulasi akan mata
uang crypto di Indonesia.

3) Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


OJK adalah lembaga independen yang berfungsi melakukan
pengaturan dan pengawasan atas kegiatan yang melibatkan jasa
keuangan di Indonesia. OJK sendiri sedang dalam tahap mengkaji
penerapan mata uang crypto di Indonesia.

4) Bank Indonesia
Bank Indonesia sebagai sentral kebijakan moneter di Indonesia sedang
melakukan kajian penerbitan Central Bank Digital Currency (CBDC)
yang rencananya akan selesai pada tahun 2020.

5) Kementerian Komunikasi dan Informasi dan Informatika (Kemkominfo)


Kemkominfo adalah lembaga kementerian republik Indonesia yang
membidangi komunikasi dan informatika. Kemkominfo sering

152
menyelenggarakan diskusi publik bertemakan blockchain guna
mendorong edukasi ke masyarakat.

b. Media dan Informasi


Penggunaan media dan penyebaran informasi sangat penting bagi
keadaan ekosistem blockchain dan cryptocurrency di Indonesia. Beberapa
media yang bergerak di bidang blockchain dan cryptocurrency diantaranya:
1) Coinvestasi.com
Coinvestasi adalah sebuah platform media Indonesia terkemuka untuk
acara dan informasi terkait mata uang kripto, aset digital, dan teknologi
blockchain.

2) Blockchainmedia.id
Platform yang bermarkas di Medan merupakan platform yang dibangun
atas kepedulian komunitas dan pegiat blockchain di Indonesia.

3) Coin Daily
Sebuah portal berita cryptocurrency pertama Indonesia yang
menghadirkan berita seputar koin, blockchain, dan crypto.

c. Proyek Berbasis Teknologi Blockchain


Untuk meningkatkan ekosistem blockchain dan cryptocurrency
membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Berikut beberapa perusahaan
yang mendukung industri blockchain.

1) PlayGame
PlayGame merupakan sebuah platform gaming berbasis blockchain
yang menciptakan ekosistem gaming dengan memanfaatkan mata
uang crypto.

2) Pundi X
Pundi X adalah jasa layanan Point-of-Sale (POS) multi-currency untuk
toko ritel yang menerima pembayaran menggunakan mata uang crypto.

3) Senarai XYZ
Senarai adalah situs pembelian, e-commerce, material logistik,
keuangan, dan akuntansi.

4) HARA
Sebuah platform pertukaran data (big data exchange) yang berbasis
teknologi blockchain.

5) VEXANIUM

153
Merupakan sebuah Indonesia Public Blockchain yang memanfaatkan
teknologi blockchain untuk membangun online marketplace untuk para
pedagang.

6) Lubna.io
Merupakan sebuah aplikasi trading mata uang crypto yang
mempermudah generasi muda di Indonesia dalam berinvestasi.

d. Mining
Mining dalam industri blockchain adalah suatu cara untuk mendapatkan
mata uang crypto. Berikut perusahaan yang menawarkan jasa mining aset
digital di Indonesia:
1) Unicoin Mining
Platform jasa layanan mining aset digital yang menawarkan cloud
mining dan juga hosting mining rig pada mining farm mereka.

2) Honest Mining
Platform jasa layanan mining aset digital yang menggunakan sistem
masternode dalam cloud mining.

e. Exchange dan OTC


Exchange dan Over the Counter (OTC) adalah proses pertukaran dan jual
beli cryptocurrency. Di Indonesia sudah banyak perusahaan yang
menyediakan layanan platform exchange dan OTC cryptocurrency,
diantaranya:
1) Indodax
Sebuah marketplace cryptocurrency yang menyediakan pertukaran
menggunakan mata uang Rupiah (IDR). Saat ini Indodax merupakan
exchange terbesar di Asia Tenggara.

2) Rekeningku.com
Platform lokal Indonesia tempat penukaran berbagai mata uang digital
kepada institusi dan profesional.

3) Triv
Situs beli dan jual berbagai e-currency, broker secara real-time dari 100
bank di Indonesia yang beroperasi selama 24 jam tanpa offline.

4) Bitocto
Platform marketplace online yang menghubungkan orang yang membeli
atau menjual aset digital dengan Rupiah (IDR).

154
5) Upbit
Platform yang memperdagangkan berbagai altcoin seperti Bitcoin,
Ethereum, Bitcoin Cash, Ripple, Litecoin, Dash, Neo.

6) GOPAX
Adalah sebuah platform layanan pertukaran aset digital terintegrasi
yang menawarkan pertukaran dengan fitur keamanan kelas satu.

7) DigitalExchange.id
Platform exchange untuk jual beli mata uang kripto dengan fitur-fitur
seperti transaksi cepat, digital wallet terpercaya, dan transaksi yang
aman.

f. Konsultan dan Pengembangan


Pengembangan Indonesia blockchain dan cryptocurrency didukung oleh
perusahan yang menyediakan layanan jasa konsultasi dan pengembangan
bagi perusahaan startup berbasis blockchain. Di antaranya ada beberapa
perusahaan berikut:

1) Blocktech
Perusahaan jasa yang menawarkan jasa konsultansi di bidang
Blockchain & Cryptocurrency

2) Blockchain Zoo
Sebuah perusahaan konsultasi di Indonesia yang hanya fokus di
Blockchain consulting, disebut sebagai perusahaan yang bersifat
technologically agnostic, dan sama sekali tidak bermain di
cryptocurrency dan trading.

3) Standard Alpha
Perusahaan yang menyediakan layanan dan jasa penasihat/konsultasi
untuk perusahaan atau bisnis yang ingin berinovasi menggunakan
teknologi blockchain.
4) Nusantara Blockchain Indonesia
Perusahaan teknologi kelas internasional yang menggunakan teknologi
blockchain di semua sektor bisnis dengan keamanan adaptif.

5) BlockSphere
Perusahaan pelopor solusi IT di Indonesia yang berfokus memberikan
bantuan berupa konsultasi kepada perusahaan yang berfokus pada
teknologi blockchain.

g. Komunitas dan Ekosistem

155
Sudah banyak komunitas blockchain dan cryptocurrency yang bermunculan
di Indonesia. Komunitas-komunitas ini ditujukan sebagai bentuk dukungan
untuk pengembangan blockchain.
1) BLOCKCHAIN SPACE
Indonesia Blockchain Space adalah perusahaan startup penyedia jasa
layanan mentor yang memberikan berbagai macam solusi untuk
perusahaan dengan basis teknologi blockchain.

2) Indonesia Crypto Network (ICN)


Indonesia Crypto Network adalah agensi yang menawarkan jasa
layanan marketing premium untuk proyek blockchain dan
cryptocurrency internasional.

3) Indonesia Blockchain Network (IBN)


Indonesia Blockchain Network adalah sebuah komunitas yang
mengedukasi dan mendorong perkembangan teknologi blockchain di
Indonesia dan secara rutin melakukan mengadakan pelatihan untuk
memberikan edukasi terkait blockchain.

4) CRYPTOWATCH
Adalah komunitas terbuka yang fokus pada diskusi, kolaborasi, dan
edukasi seputar cryptocurrency. Cryptowatch memiliki komunitas online
telegram yang cukup aktif setiap harinya.

5) Ethereum Meetup Indonesia (EMI)


Merupakan komunitas yang bergerak dalam pengembangan teknologi
Ethereum di Indonesia. EMI seringkali mengadakan acara diskusi
mengenai blockchain.

h. Penyedia Jasa Lainnya


Saat ini sudah mulai banyak perusahaan layanan jasa yang menggunakan
blockchain dan cryptocurrency dalam sistem pembayarannya. Dibawah ini
daftar perusahaan yang menyediakan layanan jasa dengan sistem
blockchain.
1) Duitku.com
Duitku.com adalah platform pembayaran online dengan metode Social
Payment Gateway yang mempermudah pelaku usaha untuk mengirim
atau menerima dana secara otomatis.
2) Microsoft Azure
Microsoft Azure adalah sebuah platform pengelolaan data & aplikasi.
Platform ini digunakan untuk mengembangkan dan menjalankan
aplikasi web yang ada di data center microsoft.

3) OnlinePajak

156
Merupakan aplikasi pajak yang membantu mempermudah dalam
menyelesaikan wajib pajak.

4) Veiris
Merupakan aplikasi berbasis blockchain yang menggunakan ekosistem
visual komputer untuk mempermudah mengidentifikasi data pelanggan
secara cepat.

5) Amazon Web Services


AWS merupakan sebuah layanan cloud yang menawarkan tenaga
komputasi, penyimpanan data, dan pengiriman konten untuk membantu
banyak bisnis yang dikembangkan oleh Amazon.com.

RINGKASAN
.
1. Salah satu perkembangan teknologi yang saat ini menjadi bahan kajian di
Indonesia adalah Teknologi Finansial atau Financial Technology (FinTech)
dalam lembaga perbankan. Menurut definisi yang dikemukakan oleh
National Digital Research Centre (NDRC), teknologi finansial (FinTech)
adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu inovasi di bidang jasa
finansial, di mana istilah tersebut berasal dari kata “financial” dan
“technology” (FinTech) yang mengacu pada inovasi finansial dengan
sentuhan teknologi modern.
2. Industri fintech saat ini berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai dengan
semakin banyak berdirinya startup di bidang fintech. Fintech menawarkan
berbagai jenis jasa keuangan, antara lain seperti peer to peer (P2P) lending
(peminjaman), crowdfunding, payment gateway (alat pembayaran),
dan manajemen investasi. Dari beberapa jenis usaha tersebut, layanan
P2P lending dan sistem pembayaran yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat. Di Indonesia sendiri, fintech juga telah berkembang,
meskipun masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara lain seperti
China, Hong Kong dan India. Saat ini, berdasarkan data yang dikeluarkan
oleh perusahaan konsultan manajemen bisnis McKinsey & Company dalam
laporan terbarunya berjudul Digital Banking in Indonesia: Building Loyalty
and Generating Growth, tingkat penetrasi penggunaan layanan keuangan
melalui fintech di Indonesia masih sekitar 5%. Angka tersebut tersebut jauh
lebih rendah dibandingkan dengan negara China dengan presentasi 67%,
Hong Kong 57% dan India 39%. Meskipun demikian, fintech di Indonesia
tetap mempunyai potensi besar untuk lebih berkembang ke depannya,
karena berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 2017, pertumbuhan
digitalisasi di Indonesia menjadi salah yang tercepat di dunia, bahkan
mengalahkan China dan Brazil.
3. Fintech sendiri dapat dibedakan menjadi fintech 2.0 dan fintech 3.0. Fintech
2.0 adalah fintech yang dikembangkan oleh industri jasa keuangan non

157
RINGKASAN
bank. Fintech jenis ini sudah tentu tunduk pada aturan perundang-
undangan perbankan, pasar modal, atau industry keuangan non bank
(IKNB). Sedangkan fintech 3.0 adalah fintech yang dikembangkan oleh
perusahaan-perusahaan rintisan (start up).
4. Crypto currency terdiri dari dua kata yaitu crypto yang artinya rahasia dan
currency yang artinya uang. Secara sederhana kita bisa mengartikan crypto
currency sebagai sebuah teknologi mata uang virtual yang mana
menggunakan sistem kriptografi untuk mengamankan transaksinya. Tidak
seperti mata uang yang setiap hari kita gunakan, crypto currency tidak
punya bentuk fisik karena memang ada di dunia virtual dan berbentuk
digital. Secara harfiah, crypto currency mungkin bisa diuraikan dari kata
cryptography (kriptografi/kode rahasia) dan currency (mata uang).

LATIHAN/PENUGASAN

Latihan

1. Menurut Bank Indonesia, apakah yang dimaksud dengan teknologi finansial


(financial technology/fintech) itu?
2. Sebut dan jelaskan empat kategori fintech menurut Bank Indonesia
3. Diantara keempat ketegori fintech, terdapat dua kategori yang cukup pesat
perkembangannya di Indonesia, yaitu kategori payment, clearing, dan
settlement serta kategori market aggregator. Jelaskan perbedaan kedua
kategori tersebut!
4. Uraikan secara singkat perbedaan antara teknologi finansial (fintech)
dengan cryptocurrency!
5. Mengapa perkembangan cryptocurrency di Indonesia relatif kurang
berkembang? Jelaskan!

Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta

158
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta

Totok Budisantoso, Nuritomo, 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.


Salemba Empat. Jakarta

https://www.bi.go.id/id/publikasi/seri-kebanksentralan/Pages/Pengertian-
Penciptaan-dan-Peranan-Uang-dalam-Perekonomian.aspx

https://t1489.wordpress.com/2010/06/01/pengertian-uang-teori-uang/

http://coreaccountingindonesia.blogspot.com/2018/04/kebijakan-moneter-
kuantitatif-dan.html

159
LAMPIRAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
Program Studi Diploma III Kebendaharaan Negara
Mata Kuliah Kode Rumpun Bobot Semester Tgl Revisi
MK (sks)
Bank dan Lembaga MKK 2 (Dua) IV 11 Maret 2020
Keuangan (Empat)
Otorisasi Penyusun RP Koordinator Ka Prodi
RMK

Rido Parulian Heru Akhmadi


Panjaitan 19790819 200012 1 003
19830509 200412
1002
Capaian Program Studi
Pembelajaran (CP) Setelah mempelajari mata pelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu
memahami dan menjelaskan konsep dan fungsi bank serta lembaga keuangan
yang ada di Indonesia.
Deskripsi Singkat Mata Kuliah ini diberikan kepada mahasiswa program studi Diploma III Jurusan
MK Kebendaharaan Negara mempelajari tentang konsep, fungsi bank, dan lembaga
keuangan di Indonesia.
Pustaka Utama:
1. Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta
2. Totok Budisantoso, Nuritomo, 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Salemba Empat. Jakarta
3. Julius R. Latumaerissa. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba
Empat. Jakarta
Pendukung:
1. UU No. 3 Thn 2004 Tentang Bank Indonesia

160
2. UU No 21 Thn 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan
3. UU No 21 Thn 2008 Tentang Perbankan Syariah
4. UU No. 7 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas UU No. 24
Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan
5. UU No. 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem
Keuangan
6. Peraturan Presiden No. 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan
Inklusif
Media Pembelajaran Software: Hardware:
Microsoft Windows, Linux PC/Laptop, Infocus/LCD, Whiteboard
Microsoft Office (Excel, Word,
Powerpoint)
Chandra Kusuma
Moch. Achmad Lilik C. I. B.
Rido Parulian Panjaitan
Team teaching
Suwandi
Wirawan Setiadji
Yonathan Setianto Hadi
Mata kuliah
-
prasyarat

M Bentuk &
Kriteria
g CP Mata Metode Estimas
Materi Pembelajaran Penilaian Referensi
ke Kuliah Pembelajara i Waktu
/ Tagihan
- n
1 Mahasiswa 1. Pengertian dan Bentuk : 2 x 50” Aktifitas Kasmir, Bab
mampu sejarah  Perkuliahan kelas, & 2
memahami dan perkembangan ua  Perkenalan diskusi
menjelaskan ng RPS
uang 2. Jenis dan fungsi  Perkenalan
uang Proporsi
3. Faktor yang Aktivitas,
mempengaruhi UTS dan
uang beredar UAS
4. Teori kualitatif
dan kuantitatif Metode:
uang  Ceramah
5. Peranan uang  Diskusi
dalam  Tanya
perekonomian Jawab

161
2 Mahasiswa 1. Pengertian dan Bentuk: 2 x 50” Aktifitas Kasmir, Bab
mampu sejarah Bank  Perkuliahan kelas, 3
memahami dan 2. Jenis dan fungsi Metode: presentasi
menjelaskan Bank  Ceramah , UU No. 3
serta 3. Bank Umum  Diskusi dan/atau Thn 2004
membedakan 4. Bank Perkreditan  Tanya diskusi Tentang
lembaga Rakyat Jawab Bank
keuangan Bank 5. Bank Syariah Indonesia

UU No 21
Thn 2011
Tentang
Otoritas
Jasa
Keuangan

UU No 21
Thn 2008
Tentang
Perbankan
Syariah

3 Mahasiswa 1. Pengertian Bentuk: 2 x 50” Aktifitas Kasmir, Bab


mampu sumber dana Bank  Perkuliahan kelas, 4
memahami dan 2. Manajemen Metode: presentasi
menjelaskan sumber  Ceramah ,
manajemen dan alokasi dana  Diskusi dan/atau
dana bank bank  Tanya diskusi
(funding) 3. Simpanan giro Jawab
4. Simpanan
tabungan
5. Simpanan
deposito
4 Mahasiswa 1. Kebijakan Bentuk: 2 x 50” Aktifitas Kasmir, Bab
mampu penggunaan dan  Perkuliahan kelas, 5
memahami dan pertimbangan Metode: presentasi
menjelaskan penyaluran dana  Ceramah ,
manajemen 2. Pengertian dan  Diskusi dan/atau
kredit (lending) jenis kredit  Tanya diskusi
3. Prinsip pemberian Jawab
kredit
4. Prosedur pemberi
an kredit
5. Kolektibilitas kredi
t

162
5 Mahasiswa 1. Jenis-jenis suku Bentuk: 2 x 50” Aktifitas Kasmir, Bab
mampu bunga  Perkuliahan kelas, 6
memahami dan 2. Metode dan Metode: presentasi
menjelaskan perhitungan  Ceramah ,
tentang suku bunga  Diskusi dan/atau
bunga 3. Faktor yang  Tanya diskusi
mempengaruhi Jawab
dan penentuan
suku bunga
6 Mahasiswa 1. Fungsi pokok dan Bentuk: 2 x 50” Aktifitas Kasmir, Bab
mampu lingkup usaha  Perkuliahan kelas, 7
memahami dan bank Metode: presentasi
menjelaskan 2. Jasa bank umum  Ceramah , kuis
jasa bank  Diskusi dan/atau
lainnya  Tanya diskusi
Jawab

7 Mahasiswa Reviu Pertemuan 1-6 Bentuk: 2 x 50”


mampu dan Kuis  Perkuliahan
memahami dan  Review
menjelaskan Materi 1-7
perkuliahan  Kuis
pada pertemuan
1-6. Metode:
 Ceramah
 Diskusi
 Tanya
Jawab

8 UJIAN TENGAH SEMESTER

163
9 Mahasiswa 1. Arsitektur Bentuk: 2 x 50” Aktifitas Kasmir, Bab
mampu perbankan  Perkuliahan kelas, 8 & 21
memahami dan indonesia (api) Metode: presentasi
menjelaskan 2. Peran Bank  Ceramah , UU No 21
otoritas Indonesia dalam  Diskusi dan/atau Thn 2011
moneter dan stabilitas  Tanya diskusi Tentang
jasa keuangan keuangan Jawab Otoritas
3. Otoritas moneter Jasa
di Indonesia Keuangan
4. Otoritas jasa
keuangan
5. Penilaian
kesehatan bank UU No. 7
6. Perkembangan Tahun 2009
perbankan di tentang LPS
Indonesia
7. Lembaga
Penjamin
Simpanan (LPS)

9 Mahasiswa 5. Pengertian dan Bentuk: 2 x 50” Aktifitas Kasmir, Bab


mampu fungsi pasar  Perkuliahan kelas, 11
memahami dan uang&valas Metode: presentasi
menjelaskan 6. Jenis transaksi di  Ceramah ,
pasar uang dan Pasar uang&valas  Diskusi dan/atau
valuta asing 7. Instrumen dan  Tanya diskusi
Indikator Jawab
8. Lembaga yang
terlibat dalam
pasar uang dan
valas
9. Risiko investasi di
pasar valas

10 Mahasiswa 7. Pengertian Bentuk: 2 x 50” Aktifitas Kasmir, Bab


mampu dan sejarah asurans  Perkuliahan kelas, 15
memahami dan i Metode: presentasi
menjelaskan 8. Manfaat dan  Ceramah ,
menjelaskan Penggolongan  Diskusi dan/atau
asuransi asuransi  Tanya diskusi
9. Manajemen risiko Jawab
10. Perhitungan premi
asuransi

164
11 Mahasiswa 5. Pengertian kartu Bentuk: 2 x 50” Aktifitas Kasmir, Bab
mampu plastik  Perkuliahan kelas, 19
memahami dan 6. Pihak-pihak yang Metode: presentasi
menjelaskan terlibat  Ceramah ,
Kartu Plastik 7. Sistem kerja kartu  Diskusi dan/atau
plastik  Tanya diskusi
8. Jenis-jenis kartu Jawab
kredit
9. Cara memilih kartu
kredit
10. Keuntungan dan
kerugian kartu
kredit
12 Mahasiswa 1. Bank Dunia Bentuk: 2 x 50” Aktifitas Kasmir, Bab
mampu 2. International  Perkuliahan kelas, 20
memahami dan Monetary Fund Metode: presentasi
menjelaskan 3. Bank  Ceramah , UU No. 9
Lembaga Pembangunan Asia  Diskusi dan/atau Tahun 2016
Keuangan 4. Bank  Tanya diskusi tentang
Internasional Pembangunan Jawab Pencegaha
Islam n dan
5. Komite Stabilitas
Penangana
Sistem Keuangan
(KSSK) dan n Krisis
Financial Stability Sistem
Board (FSB) Keuangan
13 Mahasiswa 1. Pengertian fintech Bentuk: 2 x 50” Aktifitas Peraturan
mampu dan financial  Perkuliahan kelas, Presiden
memahami dan inclusion Metode: presentasi No. 82
menjelaskan 2. Perkembangan  Ceramah , dan/atau Tahun 2016
perkembanga fintech dan  Diskusi diskusi tentang
Keuangan financial inclusion  Tanya Strategi
Berbasis di Indonesia Jawab Nasional
Teknologi atau 3. Jenis layanan
Keuangan
financial fintech
Inklusif
Technology 4. Peranan fintech
(Fintech) dan dlm perekonomian
Indonesia Sumber
mata uang
6. Pengertian Lain
digital
(cryptocurrency cryptocurrency dan
). perkembangannya
14 Mahasiswa Reviu Pertemuan 9-13 Bentuk: 2 x 50” Aktifitas
mampu dan Kuis  Perkuliahan kelas,
memahami dan  Review presentasi
menjelaskan Materi 9-13 , kuis
perkuliahan  Kuis dan/atau
pada pertemuan diskusi
9-13. Metode:
 Ceramah
 Diskusi
 Tanya
Jawab

165
UJIAN AKHIR SEMESTER

DESKRIPSI PERSENTASE (%)


Aktivitas (Kehadiran, Pertisipasi,
30%
EVALUASI DAN Kuis, dan Tugas)
TUGAS UTS 35%
UAS 35%
Total 100%

NO UNSUR Persentase

Kehadiran 6%
Sikap dan Partisipasi Kelas 6%
1 AKTIVITAS Tugas 30%
9%
Kuis 9%
2 UTS 35%
3 UAS 35%
TOTAL 100%

BIODATA PENULIS

Nama : Wurjanto Nopijantoro,


S.E, M.E
Jabatan/Keduduka : Dosen
n
Unit Kantor : Politeknik Keuangan
Negara STAN
Alamat E-mail : wurjanton@pknstan.ac.i
d

Riwayat pendidikan:
Tahun
PerguruanTinggi Fakultas/Jurusan/Prodi
Lulus
D-4/S-1 Universitas Airlangga Ekonomi Pembangunan
S-2 Universitas Indonesia Magister Ekonomi
S-3

Mata kuliah yang diasuh:


No Nama Mata Kuliah
1 Pengantar Ilmu Ekonomi
2 Ekonomi Mikro

166
3 Ekonomi Makro
4 Perencanaan Anggaran Negara
5 Monitoring dan Evaluasi Anggaran

Karya ilmiah:
Keterangan penerbitan
(tahun/periode, nama
Judul artikel/buku
jurnal/penerbit
buku/publikasian)
Dasar-Dasar Praktek Penyusunan APBN di ISBN 978-602-17675-3-5
Indonesia
Postur APBN Indonesia ISBN 978-602-17675-4-2
Pokok-Pokok Siklus APBN di Indonesia: ISBN 978-602-17675-2-8
Penyusunan Konsep Kebijakan dan Kapasitas
Fiskal Sebagai Langkah Awal
Pokok-Pokok Proses Penyusunan Anggaran ISBN 978-602-17675-5-9
Belanja Kementerian Negara/Lembaga

BIODATA PENULIS

Nama : Taufik Raharjo, S.E, M.M


Jabatan/Keduduka : Dosen/ PKN STAN
n
Unit Kantor : Politeknik Keuangan
Negara STAN
Alamat E-mail : taufik.raharjo@pknstan.ac.i
d

Riwayat pendidikan:
Tahun
PerguruanTinggi Fakultas/Jurusan/Prodi
Lulus
D-4/S-1 Universitas Sebelas Maret Ekonomi Pembangunan
S-2 Universitas Sebelas Maret Manajemen

Mata kuliah yang diasuh:


No Nama Mata Kuliah

167
1 Manajemen
2 Kapita Selekta Pengembangan Kepribadian
3 Etika dan Pandidikan Anti Korupsi
4 Kewarganegaraan
5 Hukum Keuangan Negara
6 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
7 Pengelolaan BMN

Karya ilmiah:
Keterangan penerbitan
Judul artikel/buku (tahun/periode, nama
jurnal/penerbit buku/publikasian)
Efektivitas Diklat Prajabatan Pola Baru Bagi Info Artha
Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Volume 2, 2017, halaman 20-34
Keuangan
Pendampingan Pengembangan Produk Dinamisia: Jurnal Pengabdian
Unggulan Kawasan Perdesaan Pada Usaha Kepada Masyarakat
Berbasis Komunitas Desa Cibogo Volume 2 (2), 341-346
Pengelolaan Embung Desa Menuju Desa Dinamisia: Jurnal Pengabdian
Wisata Melalui Bumk Tanjung Anom Kepada Masyarakat
Volume 2 (2), 2018, 347-354
Pengelolaan Keuangan Bisnis Online Abdi Laksana
Menggunakan Telepon Pintar Volume 1 (1) 2020
Pembuatan Rencana Anggaran Biaya Bagi Dinamisia: Jurnal Pengabdian
Badan Usaha Milik Desa Di Kabupaten Kepada Masyarakat
Tangerang Volume 3 2019
Determinan Perilaku Kepatuhan Pajak Pada Jurnal Kajian Ekonomi dan
Profesi Dokter Keuangan Daerah
Volume 3 (3), 2019
Asistensi Pembuatan Laporan Keuangan Wikrama Parahita: Jurnal
Berbasis Android Bagi Usaha Mikro, Kecil, Pengabdian Masyarakat
Dan Menengah Volume 2 (2), 2018, halaman 75-78

Efektivitas Penggunaan Dana Desa Bisman (Bisnis dan Manajemen):


The Journal of Business and
Management
Volume 1 (2)2018
Assistance For Establishment Of Cibogo Proceeding of Community D Volume
Village-Owned Enterprises (BUMDES), 1, 2018, halaman 350-355
Cisauk District, Tangerang Regency evelopment
[Asistensi Pendirian Badan Usaha Milik Desa
Cibogo

168
Keterangan penerbitan
Judul artikel/buku (tahun/periode, nama
jurnal/penerbit buku/publikasian)
Evaluasi Pembelajaran Mata Kuliah Sistem Info Artha
Monitoring Dan Evaluasi Anggaran Dengan Volume 1, 2017, halaman 35-46
Pendekatan Model Evaluasi Kualitas Dan
Output Pembelajaran (EKOP)
Badan Usaha Milik Desa, Utopia atau BUMDesa Pilar Kekuatan Indonesia:
Distopia Bunga Rampai Pemikiran & Praktik
Pembangunan Desa
2019
Sukses adalah Hak Semua BUMDesa BUMDesa Pilar Kekuatan Indonesia:
Bunga Rampai Pemikiran & Praktik
Pembangunan Desa
Tiki-Taka ala BUMDesa FC BUMDesa Pilar Kekuatan Indonesia:
Bunga Rampai Pemikiran & Praktik
Pembangunan Desa

BIODATA PENULIS

Nama : Ambang Aries Yudanto


Jabatan/Kedudukan : Dosen
Unit Kantor : Politeknik Keuangan Negara
STAN
Alamat E-mail : ariesyudanto@pknstan.ac.id

Riwayat pendidikan:
Tahun
PerguruanTinggi Fakultas/Jurusan/Prodi
Lulus
D-4/S-1 Universitas Islam Indonesia Ekonomi Manajemen
S-2 Universitas Gadjah Mada Master of Business
Administration
S-2 University of Melbourne Master of Management

169
Mata kuliah yang diasuh:
No Nama Mata Kuliah
1 Manajemen
2 Penilaian Usaha I
3 Penilaian Usaha II
4 Pengantar Ilmu Ekonomi
5 Manajemen Keuangan

Karya ilmiah:
Keterangan penerbitan
Judul artikel/buku (tahun/periode, nama jurnal/penerbit
buku/publikasian)
Pengering Ekonomis Untuk Optimalisasi Dinamisia: Jurnal Pengabdian
Kapasitas Produksi Rengginan Kepada Masyarakat 4 (1), 43-49,
2020
Aplikasi UKM sebagai Solusi Alternatif SULUH: Jurnal Abdimas 1 (2), 88-94
Pengelolaan Keuangan dan Upaya 2020
Manajemen Risiko pada BumDes Kemudo
Makmur
Badan Usaha Milik Desa, Utopia atau BUMDesa Pilar Kekuatan Indonesia:
Distopia Bunga Rampai Pemikiran & Praktik
Pembangunan Desa
2019
Sukses adalah Hak Semua BUMDesa BUMDesa Pilar Kekuatan Indonesia:
Bunga Rampai Pemikiran & Praktik
Pembangunan Desa
Tiki-Taka ala BUMDesa FC BUMDesa Pilar Kekuatan Indonesia:
Bunga Rampai Pemikiran & Praktik
Pembangunan Desa

170

Anda mungkin juga menyukai