Modul STAN - Bank Dan Lembaga Keuangan)
Modul STAN - Bank Dan Lembaga Keuangan)
KEUANGAN LAINNYA
Wurjanto Nopijantoro
Taufik Raharjo
Ambang Aries Yudanto
i
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA
Editor
Pratin
Penulis
Wurjanto Nopijantoro
Taufik Raharjo
Ambang Aries Yudanto
Desain Sampul
Irawan
Penata Letak
Tekumseh Rasyid Kholidin
Diterbitkan oleh
Politeknik Keuangan Negara STAN
Jl. Bintaro Utama Sektor V, Bintaro Jaya
Tangerang Selatan, Banten, Indonesia 15222
Telp. 021 7361654-58 Ext.113 Fax. 021 7361653
ii
SEKAPUR SIRIH
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
UANG
Tujuan Pembelajaran:
Pada bab ini mahamahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan sejarah perkembangan uang
2. Menjelaskan jenis dan fungsi uang
3. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi uang beredar
4. Menjelaskan teori kualitatif dan kuantitatif uang
5. Menjelaskan peranan uang dalam perekonomian BAB
1
serta kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama
lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya.
Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan
benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang
ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh
umum (generally accepted) benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar
diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang
merupakan kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang
Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah.
Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang: orang
Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin salarium
yang berarti garam.
Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada.
Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat
tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang,
penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit
dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-
benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama. Kemudian
muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih sebagai alat
tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama
dan tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah
dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan alat tukar karena memenuhi syarat-
syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang logam emas dan perak juga
disebut sebagai uang penuh (full bodied money). Artinya, nilai intrinsik (nilai
bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata
uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur,
menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak terbatas dalam
menyimpan uang logam. Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul
suatu anggapan kesulitan ketika perkembangan tukar-menukar yang harus
dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam mulia (emas
dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk
transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas Mula-mula
uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak
sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang
kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan
emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu
dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya,
masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat
pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan 'kertas-bukti' tersebut
sebagai alat tukar.
Suatu benda dapat dijadikan sebagai "uang" jika benda tersebut telah
memenuhi syarat-syarat tertentu. Pertama, benda itu harus diterima secara
umum (acceptability). Agar dapat diakui sebagai alat tukar umum suatu benda
harus memiliki nilai tinggi atau —setidaknya— dijamin keberadaannya oleh
pemerintah yang berkuasa. Bahan yang dijadikan uang juga harus tahan lama
2
(durability), kualitasnya cenderung sama (uniformity), jumlahnya dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat serta tidak mudah dipalsukan (scarcity).
Uang juga harus mudah dibawa, portable, dan mudah dibagi tanpa mengurangi
nilai (divisibility), serta memiliki nilai yang cenderung stabil dari waktu ke waktu
(stability of value).
Berikut pendapat dari beberapa ahli mengenai definisi uang.
1. C. Pigou (The Viel of Money)
“Money are those things that are widely used as a media for exchange”.
(uang adalah segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat
penukar).
2. Robertson (Money)
“Money is something whish is widely accepted in payments for goods”.
(uang adalah segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran
barang-barang).
a. Berdasarkan bahan
1) Uang logam
Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam; biasanya dari emas
atau perak . Uang logam memiliki tiga macam nilai: (1) Nilai intrinsik, (2)
3
Nilai nominal dan (3) Nilai tukar (riil). Ketika pertama kali digunakan,
uang emas dan uang perak dinilai berdasarkan nilai intrinsiknya, tetapi
saat ini, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai
nominalnya. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum atau tertulis di
mata uang tersebut. Dengan kata lain, nilai intrinsik adalah nilai dari
bahan yang digunakan untuk membuat mata uang. nilai nominal adalah
nilai yang tertera pada mata uang, misalnya 100, 500, dan 1000.
Sedangkan nilai tukar adalah nilai yang dapat ditukarkan dengan suatu
barang, sebagai contoh, uang Rp 5.000 dapat ditukarkan dengan
sebungkus bubur kacang hijau dan Rp 10.000 dapat ditukarkan dengan
sebungkus nasi sayur.
2) Uang kertas
Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan
cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut
penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang
dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran
yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai
kertas).
c. Berdasarkan nilainya
1) Uang Penuh (full bodied money)
Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai nominal yang
tercantum sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang
tersebut.
4
untuk membuat uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya
Rp750,00.
2. Fungsi Uang
Jika dilihat dari fungsinya, uang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
fungsi asli dan fungsi turunan.
b. Fungsi Turunan
1) Alat Pembayaran yang Sah
Sulit jika pemenuhan kebutuhan manusia yang beragam dilakukan
dengan cara barter, oleh karena itu untuk mempermudah
mendapatkan barang dan jasa, masyarakat perlu alat pembayaran
yang diterima oleh semua orang yaitu dengan uang.
5
4) Standar Pencicilan Uang
Uang dapat berfungsi sebagai standar dalam melakukan pembayaran
di kemudian hari, pencicilan utang, atau pembayaran berjangka
panjang. Misalnya pencicilan kredit sebuah bank dilakukan dengan
menggunakan uang.
6
memiliki uang tunai, J.M Keynes mengatakan tentang teori liquidity preference,
bahwa terdapat tiga motif dalam memiliki uang, yaitu motif transaksi
(transaction motive), motif berjaga-jaga (precautionary motive), motif spekulasi
(speculative motive)
Bila ada hal yang mempengaruhi permintaan uang, berarti ada hal yang
mempengaruhi penawaran uang juga, yaitu:
1. tinggi rendahnya tingkat bunga
2. tingkat pendapatan masyarakat
3. jumlah penduduk
4. keadaan letak geografis
5. struktur ekonomi masyarakat
6. penguasaan iptek
7. globalisasi ekonomi
Kebijakan pemerintah terhadap jumlah uang yang beredar di
masyarakat dilakukan dengan cara:
1. pengendalian tingkat bunga melalui politik diskonto.
2. menarik atau menambah jumlah uang yang beredar melalui politik pasar
terbuka dengan cara membeli atau menjual surat-surat berharga
(SBI/Sertifikat Bank Indonesia)
3. pemotongan nilai mata uang melalui kebijakan sanering yang dilakukan
bank sentral
4. melakukan revaluasi/devaluasi.
Dari sisi politik kebijakan moneter dapat dibedakan atas:
1. Politik Uang Ketat (Tight Money Policy)
a. peningkatan suku bunga (discount policy)
b. penjualan SBI (open market policy)
c. peningkatan cadangan kas (cash ratio)
d. pengetatan pemberian kredit
2. Politik Uang Longgar ( Easy Money Policy)
a. penurunan tingkat suku bunga
b. pembelian SBI
c. penurunan cadangan kas
d. pemberian kredit longgar
7
itu akan membantu menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi
(Sukirno, 2016:183).
Jika bank sentral menambah jumlah uang yang beredar, maka bank sentral
menempuh kebijakan monetary expansive (moneter ekspansif). Sebaliknya
jika jumlah uang dikurangi maka bank sentral bermaksud untuk menempuh
kebijakan monetary cotractive (moneter kontraktif). Wewenang Bank
sentral (Bank Indonesia) dalam melaksanakan kebijakan moneter antara
lain:
a. Menetapkan sasaran moneter atas dasar laju inflasi yang ditetapkan
b. Melakukan pengendalian moneter dengan cara:
1) Melakukan operasi pasar terbuka
2) Menetapkan tingkat diskonto (suku bunga)
3) Menetapkan cadangan wajib minimum
4) Mengatur kredit dan pembiayaan
2. Tujuan Kebijakan Moneter
Adapun tujuan dari kebijakan moneter adalah
a. Menyelenggarakan dan mengatur peredaran uang.
b. Menjaga dan memelihara kestabilan nilai uang, baik untuk dalam negeri
maupun untuk lalu lintas pembayaran luar negeri.
c. Memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran uang
giral.
d. Mencegah terjadinya inflasi (kenaikan harga barang secara umum).
3. Jenis-Jenis Kebijakan moneter
a. Kebijakan moneter kuantitatif
Kebijakan monter kuantitatif yaitu langkah-langkah bank sentral yang
tujuan utamanya adalah untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang
dan suku bunga dalam perekonomian. Misalnya dalam masa inflasi,
pengeluaran masyarakat adalah melebihi penawaran barang-barang
yang tersedia dalam perekonomian. Oleh karena itu pengeluaran perlu
dikurangi melalui pnegurangan penawaran dan kenaikan suku bunga.
Perubahan itu akan menurunkan pengeluaran agregat sehingga terjadi
keseimbangan diantara pengeluaran ekonomi dengan jumlah
penawaran barang-barang. Kebijakan moneter kuantitatif dapat
dibedakan dalam tiga jenis tindakan, yaitu:
8
pinjaman. Pinjaman ini akan diinvestasikan dan akan menambah
kegiatan ekonomi. Sebaliknya saat terjadi inflasi bank sentral akan
mengurangi penawaran uang dengan menjual surat-surat berharga.
Syarat operasi pasar terbuka sukses dan memberikan efek yang
diharapkan antara lain: Bank-bank perdagangan tidak memiliki
kelebihan cadangan; Dalam ekonomi yang telah tersedia cukup
banyak surat-surat berharga yang dapat diperjual belikan;
Mengubah suku bunga dan suku diskonto
Di dalam membantu bank-bank perdagangan, ada dua bentuk
bantuan yang dapat diberikan oleh bank sentral yaitu: memberikan
pinjaman dan membeli surat-surat berharga yang dimiliki bank
perdagangan yang memerlukan bantuan (mendiskontokan surat-
surat berharga). Dalam memberikan pinjaman bank sentral akan
menetapkan suku bunga yang harus dibayar oleh bank-bank
perdagangan atas pinjaman yang diterima. Bank sentral juga
menetapkan suku diskonto dari Sertifikat Bank Indonesia atau surat-
surat berharga lainnya yang mudah tunai yang dijual kepada bank
sentral. Tingkat yang ditentukan oleh bank sentral tersebut
dinamakan suku diskonto atau suku bank (Bank Rate).
Peranan bank sentral ini digunakan untuk mengendalikan jumlah
penawaran uang dan tingkat kegiatan ekonomi. Dalam keadaan
ekonomi dibawah tingkat yang mewujudkan kesempatan kerja yang
tinggi, bank sentral dapat mempertinggi dengan menurunkan suku
diskonto. Sehingga biaya yang harus dibayar oleh bank-bank
perdagangan lebih murah. Ini akan menggalakkan bank-bank
perdagangan memberikan pinjaman sehingga akan menambah
investasi dan mempertinggi kegiatan ekonomi.
9
berikut. Maka cadangan minimum=20%x100 milyar= Rp
20.000.000.000. sehingga jumlah uang yang beredar atau jumlah
uang yang dipinjamkan sebesar Rp 80.000.000.000.
2) Pembujukan moral
Dalam melaksanakan kebijakan ini bank sentral mengadakan
pertemuan langsung dengan bank-bank perdagangan untuk
meminta mereka melakukan langkah-langkah tertentu. Melalui
pembujukkan moral bank sentral dapat meminta bank-bank
perdagangan untuk mengurangi atau menambah keseluruhan
jumlah pinjaman, atau mengurangi atau menambah pinjaman ke
sektor-sektor tertentu, atau membuat perubahan-perubahan ke atas
suku bunga yang mereka tetapkan ke atas pinjaman yang mereka
berikan.
10
alami karena semua kegiatan perekonomian moderen, misalnya produksi,
investasi, dan konsumsi, selalu melibatkan uang. Bahkan, dalam
perkembangannya uang tidak hanya digunakan untuk mempermudah
transaksi perdagangan di pasar barang namun uang itu sendiri juga menjadi
suatu komoditas yang dapat diperdagangkan di pasar uangterjadi dalam suatu
perekonomian. Perlu diketahui bahwa perkembangan kegiatan suatu
perekonomian pada dasarnya dapat diamati dari dua sektor yang saling
berkaitan, yaitu sektor riil (barang dan jasa) dan sektor moneter (uang). Sektor
riil dan sector moneter tidak hanya berkaitan erat, kedua sektor tersebut
bahkan seperti dua sisi dari satu mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
Secara teoritis, sektor yang satu merupakan cerminan dari sektor lainnya.
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat membutuhkan uang untuk.
memperlancar kegiatan ekonominya baik berupa kegiatan produksi, investasi,
maupun konsumsi. Sebagaimana diketahui, dalam setiap kegiatan ekonomi
tersebut selalu terdapat dua macam aliran, yaitu aliran barang dan aliran uang
atau dana.
Dalam ilmu ekonomi moneter, hubungan tersebut dijelaskan melalui
teori Teori Kuantitas Uang. Fokus utama teori aliran Klasik ini adalah hubungan
antara perubahan jumlah uang beredar dan tingkat harga. Irving Fisher
menjelaskan hubungan tersebut melalui persamaan: M x V = P x T. Dalam hal
ini, M adalah jumlah uang dalam masyarakat, V adalah tingkat rata-rata
perputaran uang dari satu tangan ke tangan lain (transaction velocity of
circulation atau income velocity), P adalah harga rata-rata suatu barang, dan T
adalah volume transaksi. Yang menjadi perhatian di sini adalah kondisi V dan
T yang dianggap konstan (tidak berubah) dalam jangka waktu pendek.
Variabel-veriabel tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kelembagaan
yang ada dalam suatu masyarakat. Salah satu implikasi yang terpenting ialah
bahwa dalam jangka pendek tingkat harga umum (P) berubah secara
proposional dengan perubahan uang yang diedarkan oleh pemerintah. Dalam
jangka panjang, sejalan dengan perubahan T.
Perubahan uang beredar mempunyai pengaruh terhadap tingkat output
(nominal) masyarakat. tersebut., dapat disimpulkan bahwa dalam suatu
perekonomian aliran uang akan sebanding dengan aliran barang dan jasa.
RINGKASAN
1. Pengertian uang secara luas adalah “sesuatu yang dapat diterima umum
sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat
pembayaran utang atau sebagai alat untuk melakukan pembelian barang
dan jasa”.
11
RINGKASAN
uang penuh dan uang tanda.
7. peranan dan keterkaitan yang erat antara uang dengan kegiatan suatu
perekonomian dapat dianggap sebagai suatu hal yang bersifat alami
karena semua kegiatan perekonomian moderen, misalnya produksi,
investasi, dan konsumsi, selalu melibatkan uang. Bahkan, dalam
perkembangannya uang tidak hanya digunakan untuk mempermudah
transaksi perdagangan di pasar barang namun uang itu sendiri juga
menjadi suatu komoditas yang dapat diperdagangkan di pasar uangterjadi
dalam suatu perekonomian.
LATIHAN/PENUGASAN
Latihan
12
1) Jelaskan secara singkat sejarah uang!
2) Sebutkan dan jelaskan secara singkat jenis uang berdasarkan: (a) bahan,
(b) Lembaga yang mengeluarkan, (c) nilai!
3) Jelaskan fungsi primer dan turunan uang!
4) Jelaskan arti uang beredar dalam arti sempit dan arti luas!
5) Jelaskan yang dimaksud dengan kebijakan moneter!
Tugas
1) Dalam situasi kondisi krisis, tentu kebijakan moneter merupakan salah
satu kebijakan krusial yang ditunggu-tunggu publik untuk bisa menjaga
stabilitas perekonomian! Silakan buatlah essay yang bisa menjelaskan
kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia ketika menghadapi
situasi krisis 2008 ataupun 2020!
Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta
Totok Budisantoso, Nuritomo, 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Salemba Empat. Jakarta
https://www.bi.go.id/id/publikasi/seri-kebanksentralan/Pages/Pengertian-
Penciptaan-dan-Peranan-Uang-dalam-Perekonomian.aspx
https://t1489.wordpress.com/2010/06/01/pengertian-uang-teori-uang/
http://coreaccountingindonesia.blogspot.com/2018/04/kebijakan-moneter-
kuantitatif-dan.html
13
LEMBAGA KEUANGAN BANK
Tujuan Pembelajaran:
Pada bab ini mahamahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan sejarah Bank
2. Menjelaskan jenis dan fungsi Bank
3. Menjelaskan Bank Umum
4. Menjelaskan Bank Perkreditan Rakyat BAB
5. Menjelaskan Bank Syariah
14
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa
bank merupakan perusahaan yang bergera kdalam bidang keuangan artinya
aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga
berbicara mengenai bank tidak lepas dari berbicara mengenai uang.Kegiatan
utama dari perbankan adalah funding dan lending. Funding adalah kegiatan
menghimpun dana dari masyarakat luas sedangkan lending adalah kegiatan
memutar kembali atau menjualkan kembali dana yang telah diperoleh kepada
masyarakat dalam bentuk pinjaman.
Kira-kira tahun 2000 SM di Babylonia telah dikenal semacam bank.
Bank ini meminjamkan emas dan perak dengan tingkat bunga 20% tiap bulan
dan dikenal sebagai Temples of Babylon. Tahun 500 SM di Yunani didirikan
semacam bank, dikenal sebagai Greek Temple, yang menerima simpanan
dengan memungut biaya penyimpanan serta meminjamkan kembali kepada
masyarakat.Lalu muncuk bank di romawi yang operasinya sudah lebih luas
yakni tukar menukar mata uang menerima deposito, memberikan kredit,
mentransfer modal dan bersamaan dengan jatuhnya kota romawi pada tahun
509 SM, perbankan juga ikut jatuh. Tetapi berkembang kembali pada tahun
527-565 M.
Asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan
tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian berkembang ke Asia Barat melalui
pedagang. Lalu menyebar ke seluruh benua melalui penjajahan bangsa Eropa.
Bank awalnya dikenal dengan nama Banko yang berarti meja tempat
menukarkan uang. Hal ini digunakan oleh antar kerajaan dalam bertransaksi.
Kemudian pada zaman sekarang hal ini mirip dengan konsep perdagangan
valas. Kegiatan perbankan kemudian berkembang kepada kegiatan penitipan
dan peminjaman uang. Konsep usaha bank mulai berkembang di tahap ini.
Kemudian jasa-jasa perbankan muncul seiring perkembangan usaha
perbankan di masyaratkat.
Hingga pada tahun 1171 yang merupakan bank negara pertama yang
dipakai untuk membiayai perang di eropa mulai terkenal Bank Venicia yang
diikuti oleh Bank of Genoa dan Bank of Barcelona di tahun 1320. Di Inggris
Bank mulai terkenal pada abad ke-16, hingga pada tahun 1960 Inggris
mendirikan bank pemerintah pertama yang bertujuan untuk menghimpun dana
untuk mengembangkan kekuatan angkatan laut yang saat itu disaingi oleh
Prancis.
Saat ini masih ada 7 (tujuh) bank yang didirikan pada abad ke-17, dan
16 bank yang didirikan pada abad ke-18, daftar ini dipuncaki oleh dua bank
yang masing-masing didirikan pada abad ke-15 dan 16, yaitu Banca Monte dei
Paschi di Siena dan Berenberg Bank. Monte dei Paschi di Siena didirikan
sebagai pegadaian pada tahun 1472 dan saat ini menjadi salah satu bank
ritel terbesar di Italia. Berenberg Bank adalah bank dagang dan bank
swasta tertua di dunia dan didirikan pada tahun 1590. Bank ini masih dimiliki
keturunan pendirinya, keluarga Berenberg.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_bank_tertua_yang_masih_beroperasi).
15
Di Indonesia, Bank dibawa oleh penjajahan Hindia Belanda. Pada saat
itu didirikan beberapa bank di antaranya De Javache NV, De Post Paar Bank,
De Algemene volks Crediet Bank, NHM, NHB, De Escompto Bank NV. Di
samping itu terdapat bank-bank pribumi, china, jepang, dan eropalainnya. Di
antaranya adalah BNI, Bank Abuan Saudagar, The Matsui Bank, The Bank of
China, Batavia Bank, dll. Setelah Indonesia merdeka banyak bank milik asing
yang dinasionalisasi contohnya adalah BRI yang awalnya merupakan Syomin
Ginko. Sedangkan Bank Indonesia sendiri awalnya merupakan De Javache
Bank yang dinasionalisasi pada tahun 1951.
16
b. Bank milik swasta nasional, bank jenis ini sebagian besar dimiliki oleh
swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta,
begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swata pula.
c. Bank milik koperasi yaitu kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki
oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.
d. Bank milik asing yaitu merupakan cabang dari bank yang ada di luar
negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing.
e. Bank milik campuran yaitu kepemilikan saham bank ini dimiliki oleh
pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara
mayoritas dipegang oleh warga negara indonesia.
C. Bank Umum
Dijelaskan dalam Undang-Undang No 7 Tahun 1992, berdasarkan dari
segi tugasnya, bank dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu Bank Sentral, Bank
Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).Menurut Undang-Undang No. 10
tahun 1998, bank umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatannya termasuk mengumpulkan
dana dari masyarakat, memberikan kredit atau pinjaman kepada masyarakat,
lain dari itu juga termasuk pemindahan dana antar pihak, penyimpanan barang
17
berharga dan jasa bank lainnya. Bank umum kini dikenal juga sebagai bank
komersil (commercial bank).
1. Tugas bank umum
Tugas bank umum secara umum adalah melakukan dua kegiatan yaitu
menghimpun dana dari masyarakat (funding) dan menyalurkan
dana (lending)
18
Karya Produksi Desa (BKPD), dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang
dipersamakan berdasarkan UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992.
Tugas BPR meliputi tugas untuk menghimpun dan menyalurkan dana
dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Keuntungan BPR diperoleh dari
spread effect dan pendapatan bunga. Adapun tugas-tugas Bank Perkreditan
Rakyat adalah:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan brerupa
deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. enyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka,sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank
lain. SBI adalah sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR
apabila BPR mengalami Over Liquidity atau kelebihan likuiditas.
19
b. BPR dan Bank Umum punya tujuan yang sama yaitu menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkannnya kembali untuk
kepentingan masyarakat.
2. Perbedaan
a. SyaratPermodalan BPR JauhLebih Kecil dibandingkan Bank Umum
b. BPR punya layananTerbatas,bedadengan Bank Umum
c. Beda kegiatan usaha bank perkreditanrakyat dan bank umum
d. Beda Layanan Kredit dan Simpanan di Bank Perkreditan Rakyat dan
Bank umum
e. Jangkauan wilayah layanan BPR untukkabupatan,Bank Umum tidak
terbatas.
E. Bank Syariah
Landasan hukum Bank Syariah ialah Undang – Undang Nomor 21 Tahun
2008 tentang Perbankan Syariah, adapun pengertian dari Bank Syariah sendiri
ialah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah
dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah. Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya
dilaksanakan berasaskan Prinsip Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip
kehati-hatian, serta memiliki tujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan
kesejahteraan rakyat.
Bank Syariah wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan
dana masyarakat, selain itu Bank Syariah dapat menjalankan fungsi sosial
dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari
zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosiallainnya dan menyalurkannya
kepada organisasi pengelola zakat ataupun menghimpun dana sosial yang
berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf sesuai
dengan kehendak pemberi wakaf. Pelaksanaan fungsisosial Bank Syariah
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berikut ini jenis-jenis produk Bank Syariah yang ditawarkan, antara lain :
1. Al – Wadi’ah (Simpanan)
Al – Wadi’ah (Simpanan) adalah titipan murni dari satu pihak ke pihak lain,
baik perorangan maupun badan hukum yang dijaga dan dikembalikan bila
si penitip menghendaki. Poin – poin penting dalam Al – Wadi’ah
(Simpanan) ialah sebagai berikut:
a. Bank memanfaatkan dana titipan untuk kepentingan masyarakat dan
kepentingan negara.
b. Pihak Bank menanggung semua keuntungan dan kerugian.
c. Imbalan kepada pemilik dana, berupa bonus/giro wadiah. Tanpa
perjanjian terlebih dahulu.
20
Penyaluran dana dalam Bank Syariah dikenal dengan istilah Pembiayaan,
dengan keuntungan yang diperoleh melalui sistem bagi hasil. Empat akad
utama pembiayaan dengan bagi hasil ialah sebagai berikut.
a. Al – Musyarakah
Masing-masingpihakmemberikan dana dengan kesepakatan resiko/
keuntungan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan. Dalam praktik
perbankan Al – Musyarakah diaplikasikan dalam hal pembiayaan
proyek dan juga kegiatan investasi seperti pada lembaga keuangan
modal ventura.
b. Al – Mudharabah
Pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi
pengelola. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan .Apabila kerugian
bukan akibat kelalaian pengelola, maka ditanggung pemilik modal.
Namun, apabila kerugian disebabkan kelalaian pengelola, maka
kerugian tersebut ditanggung pengelola. Contohnya ialah, tabungan
haji atau tabungan kurban.
c. Al – Muza’arah
Kerjasama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap.
Dengan imbalan yang telah disepakati. Pemilik lahan menyediakan
lahan, benih, dan pupuk untuk digarap oleh penggarap yang
menyediakan keahlian, tenaga, dan waktu dengan kesepakatan
imbalan bagian tertentu dari hasil panen. Dalam dunia perbankan,
kegiatan ini diaplikasikan untuk pembiayaan bidang platation atas dasar
bagi hasil panen
.
d. Al – Musaqah
Merupakan bagian dari al-Muza’arah. Penggarap hanya bertanggung
jawab atas penyiraman dan pemeliharaan dengan menggunakan dana
dan peralatan mereka sendiri. Imbalan tetap diperoleh dari persentase
hasil panen.
3. Ba’I Al – Murabahah
Ba’I Al – Murabahah merupakan kegiatan jual beli pada harga pokok
dengan tambahan keuntungan yang disepakai. Dalam hal ini, penjual
harus terlebih dahulu memberitahukan harga pokok yang ia beli
ditambah keuntungan yang diinginkannya. Kegiatan Ba’I Al –
Murabahah baru diadakan setelah ada kesepatan antara penjual
dengan pembeli, baru kemudian dilakukan pemesanan. Dalam dunia
perbankan kegiatan Ba’I Al – Murabahah terlihat pada pembiayaan
produk barang – barang investasi baik dalam negeri maupun luar
negeri seperti Letter of Credit / LC.
21
4. Ba’IAs – Salam
Ba’IAs – Salam adalah pembelian barang yang diserahkan kemudian
hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Dengan prinsip
diketahui terlebih dahulu spefikasi barang berupa jenis, kualitas, dan
jumlah barang serta pembayaran awal harus dalam bentuk uang.
5. Ba’I Al – Istihna’
Ba’I Al – Istihna’ merupakan bentuk khusus dari akad Ba’i as-Salam.
Ba’I Al – Istihna’ merupakan kontrak penjualan antara pembeli dengan
produsen dengan adanya diskusi lebih dahulu mengenai kesepakatan
harga melalui sistem tawar-menawar dan pembayaran dapat dilakukan
di muka atau secara angsuran per bulan atau di belakang sesuai
kesepakatan.
6. Al – Ijarah (Leasing)
Al – Ijarah (Leasing) ialah akad pemindahan hak guna atasbarang atau
jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri. Dalam dunia nyata, kegiatan ini
dilakukan oleh perusahaan leasing, untuk kegiatan operating lease
maupun financial lease.
7. Al – Wakalah (Amanat)
Al – Wakalah (Amanat) adalah penyerahan/pendelegasian/ pemberian
mandat dari satu pihak kepada pihak lain. Sesuai dengan yang telah
disepakati pemberi mandat.
8. Al – Kafalah (Garansi)
Al–Kafalah (Garansi) ialah jaminan yang diberikan penanggung kepada
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
disinggung, Pengalihan tanggung jawab dari satu pihak kepada pihak
lain. Pembiayaan dengan jaminan seseorang.
9. Al – Hawalah
Al – Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang berutang
kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam dunia
perbankan, dikenal kegiatan seperti anjak piutang / factory.
10. Ar – Rahn
Ar–Rahn adalah kegiatan menahan salah satu harta milik si peminjam
sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, seperti jaminan utang
atau gadai.
RINGKASAN
22
RINGKASAN
23
LATIHAN/PENUGASAN
Latihan
Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta
24
MANAJEMEN
DAN
BANK (FUNDING)
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahasiswa/i diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan pengertian sumber dana Bank
2. Menjelaskan manajemen sumber dan alokasi dana bank
3. Menjelaskan simpanan giro BAB
4. Menjelaskan simpanan tabungan
5. Menjelaskan simpanan deposito
25
saham. Perolehan dana juga harus disesuaikan dengan tujuan dari
penggunaan dana tersebut. Jika tujuannya untuk operasional sehari-hari tentu
berbeda dengan untuk investasi. Adapun berikut sumber-sumber dana bank
tersebut.
26
atas. Pencarian dari sumber dana ini relaitif labih mahal dan sifatnya hanya
sementara waktu saja. Kemudian dana yang diperoleh dari sumber ini
digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi-transaksi tertentu.
Perolehan dana dari sumber ini berasal dari:
a. Kredit likuiditas dari Bank Indonesia, yang merupakan kredit yang
diberkan oleh Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami
kesulitan dalam likuiditasnya. Kredit ini juga diberikan pada sektor-
sektor tertentu.
b. Pinjaman antar bank (call money), yaitu merupakan pinjaman yang
diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring. Pinjaman ini
bersifat jangka pendek dan bunganya relatif tinggi.
c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri, yaitu merupakan pinjaman yang
diperoleh dari perbankan luar negeri.
d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dalam hai ini bank menerbitkan
SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik
perusahaan keuangan ataupun bukan keuangan.
27
bank dari pengalokasian dana adalah memperoleh keuntungan semaksimal
mungkin.
C. Simpanan Giro
Menurut Undang-ndang perbankan nomor 10 tahun 1998, giro adalah
simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana pembayaran lainnya atau dengan cara
pemindahbukuan.
1. Cek
Cek merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank
yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar
28
sejumlah uang kepada yang disebutkan didalamnya atau kepada
pemegang cek tersebut. Artinya bank harus membayar kepada siapa saja
yang membawa cek ke bank yang memelihara rekening nasabah untuk di
uangkan sesuai dengan perysaratan yang telah ditetapkan baik secara
tunai maupun pemindahbukuan. Syarat dan hukum penggunaan cek
sebagai alat pembayaran giral seperti yang diatur dalam KUH Dagang
pasal 178 dengan syarat sebagai berikut:
a. Pada cek harus tertulis “CEK”
b. Surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar
sejumlah uang tertentu
c. Nama bank yang harus membayar (tertarik)
d. Penyebutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan
e. Tanda tangan penarik
Syarat lainnya yang dapat ditetapkan oleh bank untuk menarik sejumlah
uang yang di inginkan adalah sebagai berikut:
a. Tersedianya dana
b. Ada materai yang cukup
c. Jika ada coretan atau perubahan harus ditandatangani oleh simpemberi
cek
d. Jumlah uang yang tertulis diangka dengan hurus haruslah sama;
e. Memperlihatkan masa kadaluarsa cek, yaitu 70 hari setelah
dikeluarkannya cek tersebut
f. Tanda tangan atau stempel perusahaan harus dama dengan yang di
specimen cek tersebut
g. Tidak terblokir pihak yang berwenang
h. Resi cek sudah kembali
i. Endorsment cek benar
j. Kondisi cek sempurna
k. Rekening belum ditutup
l. Dan syarat-syarat lainnya
29
Adapun jenis-jenis cek antara lain:
a. Cek Atas Nama
Merupakan cek yang diterbitkan orang atau badan tertentu yang ditulis
didalam cek tersebut, misalnya bayarlah kepada Tn. Roy Akase
sejumlah Rp.3.000.000
c. Cek silang
Jika suatu cek yang dipojok kiri atas diberi dua tanda silang sehingga
cek tersebut berfungsi sebagai pemindahbukuan bukan tunai
d. Cek mundur
Yang merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal
sekarang, misalnya hari ini tanggal 10 mei 2001, Tn. Roy Akase
bermaksud mencairkan ceknya dimana dalam cek tersebut tertulis
tanggal 5 mei 2001. Jenis cek inilah yang disebut dengan cek mundur,
hal ini biasanya terjadi karena ada kesepakatan antara si pemberi cek
dengan si penerima cek.
e. Cek kosong
Yaitu cek yang dananya tidak tersedia sebagai contoh, misalnya
nasabah menarik cek senilai 66 juta rupiah tertulis didalam cek
tersebut, akan tetapi dana yang tersedia direkening giro tersebut hanya
ada 20 juta rupiah, jelas cek tersebut kurang jumlahnya dibandingkan
dengan jumlah yang ada.
30
Dalam hal penarikan dengan cek kosong, apabila nasabah melakukan
sampai tiga kali, maka nasabah tersebut akan di black list atau masuk
dalam daftar hitam yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, kemudian
disebarkan keseluruh perbankan sehingga yang bersangkutan tidak
dapat berhubungan dengan bank manapun. Namun, tentunya sebelum
masuk dalam daftar hitam terlebih dulu nasabah diberi peringatan baik
lisan maupun tertulis sebelumnya.
Akan tetapi, apabila bank dapat memenuhi kekurangan tersebut
dengan pertimbangan nasabah primer yang loyal terhadap bank
selama ini dengan tidak ada unsur kesengajaan dengan menggunakan
fasilitas over draft. Hal ini dilakukan untuk menghindari nasabah black
list.
2. Bilyet Giro
Bilyet giro merupakan surat perintah dari nasabah bank kepada bank yang
memelihara rekening giro nasabah tertentu. Untuk memindahbukukan
sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima
yang disebutkan namanya pada bank yang sama atau bank lainnya. Syarat
syarat yang berlaku untuk BG agar pemindahbukuannya dapat dilakukan
antara lain:
a. Ada nama bilyet giro dan nomor serinya
b. Perintah tanpa syarat untuk memindahbukukan sejumlah uang atas
beban rekening yang bersangkutan
c. Nama dan tempat bank tertarik
d. Jumlah dana yang dipindahkan dalam angka dan huruf
e. Nama pihak penerima
f. Tanda tangan penarik atau stempel jika si penarik merupakan
perusahaan
g. Tanggal dan tempat penarikan
h. Nama bank yang menerima pemindahbukuan tersebut
31
Gambar3.2: Contoh Bilyet Giro
Cek dan giro sangatlah mirip karena memang ada persamaannya, adapun
persamaan cek dan giro adalah:
a. Cek dan bilyet giro sama-sama alat pembayaran giral.
b. Cek dan giro memiliki waktu kedaluwarsa yang sama, yaitu 70 hari.
c. Keduanya, baik cek maupun giro, dapat dijadikan bahan perhitungan pada
lembaga kliring.
d. Keduanya merupakan perintah kepada bank untuk melaksanakan mutasi
pembayaran pada rekening nasabah.
Medkipun terdapat banyak persamaan antara cek dan giro, namun terdapat
beberapa perbedaan antara Cek dan Giro seperti dalam table berikut ini:
32
Cek Giro
• Cek bisa langsung diuangkan secara • Bilyet giro tidak bisa langsung
tunai di bank. diuangkan secara tunai.
• Pembayaran dari bank bisa dilakukan • Pemindahbukuan yang dilakukan
atas unjuk. bank hanya dapat dilakukan atas
• Penarikan cek akan dikenakan biaya nama.
materai. • Pihak penarik akan dibebaskan dari
• Cek memiliki fungsi sebagai surat biaya materai.
perintah dari nasabah kepada bank • Bilyet giro memiliki fungsi sebagai
untuk membayar dengan uang tunai surat perintah dari nasabah kepada
kepada orang yang ditunjuk kepada bank untuk memindahkan dananya
pemegang cek tersebut. kepada orang yang ditunjuk dan
• Cek tidak dapat diuangkan pada bank mempunyai rekening yang jelas
yang bersangkutan sebelum diberi pada bank tertentu.
tanggal penerbitannya. • Bilyet giro dapat diserahkan bank
• Hanya tercantum tanggal penerbitan sebelum tanggal efektif jika tanggal
karena dikenal adanya cek mundur. efektif tersebut lebih awal dari
• Sumber hukum Kitab Undang-Undang tanggal penerbitanya
Hukum Dagang (KUHD). • Tercantum tanggal penerbitan dan
tanggal efektif.
• Sumber hukum Peraturan Bank
Indonesia (PBI).
D. Simpanan Tabungan
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, pegertian
tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,
bilyet giro dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Salah satu
syarat yang disepakati antara bank dan si penabung adalah dalam hal
frekuensi penarikan. Penabung dapat menarik uang dua kali seminggu atau
satu kali seminggu atau satu kali sebulan atau bahkan setiap saat. Hal ini
haruslah sesuai dengan perjanjian bank dan penabung.
Alat penarikan juga tergantung dengan perjanjian antara bank dan si
penabung. Ada beberapa alat penarikan tabungan, hal ini tergantung bank
masing-masing, mau menggunakan sarana yang mereka inginkan dan dapat
digunakan sendiri-sendiri atau secara bersamaan. Alat-alat yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
1. Buku tabungan, yaitu buku dipegang nasabah, dimana berisi catatan saldo
tabungan, penarikan, penyetoran dan pembebanan-pembebanan yang
mungkin terjadi. Buku ini digunakan pada saat penarikan sehingga
langsung dapat mengurangi saldo yang ada dibuku tabungan tersebut.
2. Slip penarikan, merupakan formulir penarikan dimana nasabah cukup
menulis nama, nomor rekening, jumlah uang serta tanda tangan nasabah
33
untuk menarik sejumlah uang. Slip ini biasanya digunakan bersamaan
dengan buku tabungan.
3. Kwitansi, merupakan bukti yang dikeluarkan oleh bank yang fungsinya
sama dengan slip penarikan,dimana tertulis nama penarik, nomor penarik,
jumlah uang, dan tanda tangan penarik. Alat ini juga dapat digunakan
secara bersamaan dengan tabungan.
4. Kartu yang terbuat dari plastik, yaitu sejenis kartu kredit yang terbuat dari
plastik yang dapat digunakan untuk menarik sejumlah uang dari
tabungannya, baik bank maupun di mesin Automated Teller machine
(ATM). Mesin ATM ini biasanya tersebar ditempat tempat yang strategis.
Hal lainnya yang dapat diatur oleh bank penyelenggara dan sesuai
dengan ketentuan BI. Pengaturan sendiri oleh masing masing bank agar
tabungan dibuat semenarik mungkin sehingga nasabah bank tertarik untuk
menabung di bank yang mereka inginkan.
1. Bank penyelenggara. Setiap bank dapat menyelenggarakan tabungan, baik
bank pemerintah maupun bank swasta, dan semua bank umum serta bank
perkreditan rakyat.
2. Persyaratan penabung. Untuk syarat syarat menabung, seperti prosedur
prosedur yang harus dipenuhi seperti, jumlah setoran umum penabung,
maupun kelengkapan dokumen tergantung bank yang bersangkutan.
3. Jumlah setoran. baik untuk setoran minimal waktu pertama sekali
menabung maupun setoran selanjutnya serta jumlah minimal yang harus
tersedia di buku tabungan tersebut, juga diserahkan kepada bank
penyelenggara.
4. Pengambilan tabungan. Merupakan jumlah maksimal yang harus ditarik.
Yaitu tidak melebihi saldo minimal dan frekuensi penarikan setiap harinya,
apakah setiap saat atau setiap hari tergantung bank yang bersangkutan.
5. Bunga dan insentif. Besarnya bunga tabungan dan cara perhitungan bunga
didasarkan apakah harian, saldo rata-rata atau saldo terendah diserahkan
sepenuhnya kepada bank penyelenggara. Begitu pula dengan insentif, baik
berupa hadiah, cendramata dan lain sebagainya dengan tujuan untuk
menarik nasabah agar menabung
6. Penutupan tabungan. Syarat-syarat untuk ditutupnya tabungan oleh bank
dilakukan oleh nasabah sendiri atau ditutup oleh bank karena alasan
tertentu. Sebagai contoh nasabah sudah tidak aktif lagi melakukan
transaksi selama tiga bulan.
34
• Tanggal 30 juni setor tuani Rp.1000.000
Sedangkan pembebanan suku bunga 18% untuk perhitungan saldo
terendah, dan untuk saldo harian bunga sebagai berikut:
• Dari tanggal 1. s/d 10 bunga = 18/Tahun
• Dari tanggal 11. s/d 20 bunga = 15%/Tahun
• Dari tanggal 21. s/d 30 bunga = 20%/Tahun
Pertanyaan
Hitunglah berapa bunga bersih yang Tn. Ray Ibarahim terima dengan
menggunakan saldo terendah dan saldo harian jika dikehendaki pajak 15%.
Kemudian laporan buku tabungan
Tanggal 10 juni
Bunga = 18% x Rp.10.000.000 / 365 x 1 hr = Rp.4.932
Tanggal 11 juni
Bunga = 15% x Rp.10.000.000 / 365 hr x 1 hr = Rp.4.110
Tanggal 20 juni
Bunga = 15% x Rp.4.000.000 / 365 hr x 1 hr = Rp.1.644
Tanggal 30 juni
Bunga = 20% x Rp.5.000.000 / 365 hr x 1 hr = Rp.2.740
35
Pajak 15% x Rp.86.084 = Rp.12.913
Bunga bersih = Rp.73.171
E. Simpanan Deposito
Simpanan deposito merupakan simpanan jenis ketiga yang dikeluarkan
oleh bank. Berbeda dengan dua jenis simpanan lainnya, simpanan deposito
mengandung unsur jangka waktu (jatuh tempo) lebih 36ystem36 dan tidak
dapat ditarik setiap saat atau setiap hari. Menurut undang undang No.10
Tahun 1998 yang dimaksud dengan deposito adalah adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
Pembukaan deposito mempunyai dua pengertian dikaitkan dengan
penerapan 36ystem aplikasinya, yaitu pembukaan rekening deposito
nasabah dan penyetoran dana deposito atau booking transaksi yang
dilakukan secara terutut. Langkah pertama adalah nasabah mengajukan
permohonan membuka rekening yang di catat oleh bank sehingga nasabah
tersebut mempunyai nomor rekening deposito. Setelah mempunyai nomor
rekening di bank, nasabah dapat menyetorkan dananya (Booking transaksi)
dengan jangka waktu penyimpanan sesuai dengan permohonannya.
Syarat-syarat pembukaan rekening deposito:
1. Jumlah minimal untuk nominal yang di depositokan Rp 1 Juta (US$
5000) atau dengan kebijakan setiap bank
2. Besarnya bunga yang diberikan
3. Cara pembayaran bunga
4. Cara Pencairan Deposito
5. Perpanjangan deposito secara otomatis/ Automatic Roll-Over (ARO)
36
membawakan uang
kepada nasabah
4. Proses diatas memerlukan waktu
selama 1 hari
Jenis-jenis Deposito:
1. Deposito Berjangka
Deposito berjangka merupakan produk simpanan yang memiliki
jangka waktu, penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
sesuai tanggal yang dijanjikan antara deposan dan bank. Deposito
biasanya memiliki jangka waktu tertentu di mana uang di dalamnya
tidak boleh ditarik nasabah, dan baru bisa dicairkan sesuai dengan
tanggal jatuh temponya, biasanya deposito mempunyai jatuh tempo 1,
3, 6, atau 12 bulan.
Bila deposito dicairkan sebelum tanggal jatuh tempo, maka akan
kena penalti sesuai dengan kebijakan bank yang bersangkutan.
Contoh perhitungan:
Soal:
Ny. Dasimah ingin menerbitkan deposito berjangka untuk jangka
waktu 6 bulan, nominal yang diinginkan adalah Rp 120.000.000
dan pembayaran secara tunai. Bunga 15% per tahun. Dan bunga
diambil setia bulan tunai. Setelah jatuh tempo deposito tersebut
dicairkan dan diambil tunai
Pertanyaan :
Berapa jumlah bunga yang Ny. Dasimah terima setiap 6 bulan, jika
dikenakan pajak 12%
Jawab :
Bunga = 15% x 120.000.000 X 6/12
= Rp 9.000.000
Pajak = 12% x 9.000.000
= Rp 1.080.000
Bunga per 6 bulan = Rp 7.920.000
2. Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito memiliki kesamaan dengan deposito berjangka
dalam penerapan jangka waktu yang berlaku. Yang membedakannya
adalah sertifikat deposito menerbitkan sertifikat keterangan dari
deposito itu sendiri dan dapat diperjual-belikan atau dipindah-
tangankan kepada pihak lain.
Pencairan bunga sertifkat dapat dilakukan dimuka, tiap bulan atau jatuh
tempo, baik tunai maupun non tunai.
Contoh perhitungan sertifikat deposito:
Soal:
37
Tn. Caesar ingin membeli 15 lembar deposito (SD) nominal Rp
15.000.000,
Bunga 15% per tahun dan diambil dimuka. Jangka waktunya
adalah 12 bulan dan pembayaran secara tunai dan dikenakan
pajak 14%.
Pertanyaan :
Berapakah jumlah yang harus Tn. Caesar bayar kepada pihak
bank, jika langsung
dipotong bunga yang diambil dimuka.
Jawab :
Total nominal (SD) = 15% X 15.000.000 = Rp 225.000.000
Bunga = 15% x 225.000.000 X 12/12
= Rp 33.750.000
Pajak = 14% x 33.750.000 = Rp 4.725.000
Bunga bersih : J. Bunga – J. Pajak
= Rp 33.750.000. – Rp 4.725.000
= Rp 29.025.000
Jumlah yang harus dibayar : J. total nominal – J. Bunga bersih
= Rp 225.000.000 – Rp 29.025.000
= Rp 195.975.000
3. Deposito On Call
Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan
paling lama kurang dari 1 bulan. dan biasanya dalam jumlah yang
besar misalnya 50 juta rupiah (tergantung bank yang bersangkutan).
Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposit on call dan
sebelum deposit on call dicairkan terlebih dahulu 3 hari sebelumnya
nasabah sudah memberitahukan bank penerbit.
Contoh perhitungan Deposito On Call
Soal:
Tn. Arbi memiliki uang sejumlah Rp.300.000.000,- ingin
menerbitkan deposit on call mulai hari ini tanggal 3 Mei 2002.
Bunga yang telah dinegoisasi adalah 4% perbulan (Pm) dan
diambil pada saat pencairan. Pada tanggal 19 Mei 2002 Tn. Arbi
mencairkan deposit on call nya.
Pertanyaanya:
Berapa jumlah bunga yang Tn. Arbi terima pada saat pencairan jika
dikenakan pajak sebesar 15%
Jawab :
Lama deposit on call 3-19 hari dengan catatan pada saat pencairan
bunga tidak dihitung.
Bunga = 4% x Rp 300.000.000,- x 16/30 hari
= Rp 6.400.000,-
Pajak = 15% * Rp 6.400.000
= Rp 960.000,-
Total: Rp 5.440.000,-
38
RINGKASAN
LATIHAN/PENUGASAN
Latihan
39
1. Jelaskan bagaimana bank dapat memperoleh pendanaan untuk membiayai
kegiatan operasionalnya!
2. Apa yang dimaksud dengan primary reserve dan secondary reserve?
Jelaskan!
3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis deposito!
4. Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara cek dan giro!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tabungan sesuai dengan UU
Perbankan 10 1998?
Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta
40
MANAJEMEN KREDIT (LENDING)
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahasiswa/i diharapkan
mampu:
1. Kebijakan penggunaan dan pertimbangan penyaluran dana
2. Pengertian dan jenis kredit
3. Prinsip pemberian kredit BAB
4. Prosedur pemberian kredit
5. Kolektibilitas kredit
41
Menurut UU perbankkan no 10 tahun 1998, kredit adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pembiayaan adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah janka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Adapun beberapa tujuan dari kredit adalah sebagai berikut.
1. Mencari Keuntungan atau memperoleh hasil dari pemberian kredit,
terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa
dan dalam bentuk biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada
nasabah. Bagi bank yang terus-menerus menderita kerugian, maka besar
kemungkinan bank tersebut akan dilikuidasi
2. Membantu Usaha Nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi
maupun dana untuk modal kerja agar dapat mengembangkan dan
memperluaskan usahanya.
3. Membantu Pemerintah dalam Penerimaan pajak, Membuka kesempatan
kerja, Meningkatkan jumlah barang dan jasa
Selain beberapa tujuan yang disampaikan di atas, terdapat pula fungsi
kredit dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Meningkatkan daya guna uang.
2. Meningkatkan jumlah peredaran uang serta lalu lintas uang.
3. Meningkatkan nilai atau daya guna barang.
4. Meningkatkan peredaran atau penyebaran barang.
5. Sebagai alat penunjang stabilitas perekonomian.
6. Mengaktifkan dan meningkatkan kegunaan atau potensi ekonomi yang ada.
7. Sebagai salah satu jembatan peningkatan pemerataan pendapatan
nasional.
8. Sebagai salah satu alat untuk menjalin hubungan internasional
42
3. Jangka waktu. Setiap kredit yang diajukan pasti terdapat jangka waktu
tertentu, hal ini akan disesuaikan dengan jangka waktu yang telah
disepakati pada saat kontrak kesepakatan. Jangka waktu dapat berbentuk
jangka pendek, jangka menengah ataupun jangka panjang.
5. Balas jasa. Balas jasa didalam bank umum adalah berupa bunga dan
biaya administrasi. Hal ini merupakan keuntungan yang dapat diperoleh
oleh pihak bank
43
3. Jenis kredit dilihat dari segi jangka waktu
a. kredit jangka pendek
merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau
paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal
kerja
b. kredit jangka menengah
jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun
dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi
c. kredit jangka Panjang
merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit
jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun
44
Adapaun yang dimaksud dengan 5C adalah:
1. Character : Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari nasabah
benar-benar dapat dipercaya. Merupakan ukuran “kemauan” membayar
2. Capacity : Untuk melihat kemampuan nasabah dalam kemampuannya
di bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya. Pada akhirnya
akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit
3. Capital : Untuk melihat apakah penggunaan modalnya efektif, dapat
dilihat laporan keuangannya.
4. Colleteral : Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik
yang bersifat fisik maupun non fisik
5. Condition : Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi
dan politik sekarang serta prospek usaha dari sector yang dijalankan
45
lengkap maka nasabah segera melengkapi dan apabila sampai waktu
tertentu tidak bisa melengkapi maka sebaiknya dibatalkan saja
3. Wawancara I
Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langusng
berhadapan dengan calon peminjam untuk meyakinkan apakah berkas-
berkas tersebut sesuai dan lengkap
4. On The Spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai
objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan
5. Wawancara II
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-
kekurangan pada saat setelah pemeriksaan ke lapangan
6. Keputusan Kredit
Menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, biasanya keputusan
kredit mencakup : jumlah uang yang diterima, jangka waktu kredit, biaya-
biaya yang harus dibayar
8. Realisasi Kredit
Diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan
membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan
9. Penyaluran/penarikan Dana
Pencairan atau pengambilan uang sebagai realisasi dari pemberian kredit
dan dapat diambil secara sekaligus atau bertahap
E. Kolektibilitas Kredit
Kolektibilitas kredit adalah tingkat kedisiplinan seseorang atau badan
terhadap pembayaran utang yang dimilikinya. Jika kolektibilitas kredit
seseorang jelek, maka bank pasti akan menolak pengajuan pinjaman yang
diajukan. Karena kolektibilitas kredit yang jelek berarti seseorang debitur
cenderung suka tersendat-sendat dalam membayar utangnya. Tujuan
penetapan kolektibilitas kredit adalah untuk mengetahui kualitas kredit
sehingga bank dapat mengantisipasi risiko kredit secara dini karena risiko
kredit dapat mempengaruhi kelangsungan usaha bank. Di samping itu,
46
penetapan kolektibilitas kredit digunakan untuk menetapkan tingkat cadangan
potensi kerugian akibat kredit bermasalah.
Menurut Peraturan Bank Indonesia (BI) No. 7/2/PBI/2005, ada lima
kolektibilitas kredit yang jadi ukuran bank untuk menyetujui atau menolak
pengajuan pinjaman, yaitu :
1. Lancar (pas)
Suatu kredit dikatakan lancar apabila:
a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu
b. Memiliki mutasi rekening yang aktif
c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai
4. Diragukan (doubtful)
Suatu kredit dikatakan diragukan apabila:
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang
telah melampaui 180 hari
b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen
c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari
d. Terjadi kapitalisasi bunga
e. Dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun
pengikatan jaminan
5. Macet (loss)
Suatu kredit dikatakan macet apabila :
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang
telah melampaui 270 hari
47
b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru
c. Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada
nilai yang wajar
RINGKASAN
Ringkasan
1. Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih
dikenal dengan kredit. Pengalokasian dana dapat pula dilakukan dengan
membelikan berbagai aset yang dianggap menguntungkan bank. Arti lain
dari alokasi dana adalah penjualan dana yang telah dihimpun dalam bentuk
simpanan. Penjualan dana ini dimaksudkan agar bank dapat memperoleh
keuntungan seoptimal mungkin.
4. Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, bank harus merasa yakin bahwa
kredit tersebut akan benar-benar akan kembali. Oleh karena itu bank
melakukan penilaian kredit sebelum kredit tersebut diberikan dan penilaian
yang digunakan yaitu prinsip pemberian kredit yaitu analisis 5C dan 7P.
5. Pemberian kredit bukan perkara yang mudah, ada beberapa prosedur yang
perlu dilalui dalam pemberian kredit. Adapun prosedur pemberian kredit
antara lain pengajuan berkas-berkas, penyelidikan berkas pinjaman,
wawancara I, On The Spot, wawancara II, keputusan kredit,
penandatangan akad kredit, realisasi kredit, dan penyeluran dana.
48
RINGKASAN
penetapan kolektibilitas kredit digunakan untuk menetapkan tingkat
cadangan potensi kerugian akibat kredit bermasalah.
LATIHAN/PENUGASAN
Latihan
1. Menurut UU Perbankan No 10 Tahun 1998, apakah yang dimaksud dengan
kredit? Jelaskan!
2. Sebut dan jelaskan tiga tujuan utama bank dalam memberikan atau
menyalurkan kredit kepada para nasabahnya!
3. Dalam aktivitas pemberian kredit kepada para nasabahnya, terdapat istilah
unsur-unsur pemberian kredit. Sebut dan jelaskan unsur-unsur dalam
pemberian kredit!
4. Sebelum memberikan kredit kepada para nasabahnya, bank terlebih
dahulu melakukan analisis dengan menerapkan prinsip 5C. Sebut dan
jelaskan!
5. Demikian pula, bank menganalisis dengan menerapkan prinsip 7P, sebut
dan jelasakan!
Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta
49
50
SUKU BUNGA
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahasiswa/i diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan Jenis-jenis suku bunga
2. Menjelaskan Metode dan perhitungan bunga
3. Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi dan penentuan suku BABbunga
1. Bunga Simpanan
Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah
yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga
yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Contoh : jasa giro, bunga
tabungan, dan bunga deposito.
2. Bunga Pinjaman
51
Bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus
dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Contoh : bunga kredit.
Diketahui :
52
Pokok pinjaman: Rp24.000.000; Bunga per tahun: 10%; Tenor pinjaman:
24 bulan
Cicilan pokok: Rp24.000.000 : 24 bulan = Rp1.000.000/bulan
Bunga = SP x i x (30/360)
- Bunga efektif bulan 1 = 24.000.000 x 10% x (30/360) = Rp200.000
Cicilan pokok + bunga bulan 1 = Rp1.000.000 + Rp200.000 =
Rp1.200.000
- Bunga efektif bulan 2 = 23.000.000 x 10% x (30/360) = Rp191.667
Cicilan pokok + bunga bulan 2 = Rp1.000.000 + Rp191.667 =
Rp1.191.667
- Bunga efektif bulan 2 = 22.000.000 x 10% x (30/360) = Rp183.333
Cicilan pokok + bunga bulan 2 = Rp1.000.000 + Rp183.333 =
Rp1.183.333
Dan seterusnya hingga bulan ke-24
3. Annuity Rate
Metode Anuitas merupakan modifikasi dari Metode Efektif. Metode ini
mengatur sedemikian rupa agar jumlah angsuran pokok dan bunga yang
dibayar sama setiap bulan, dimana hanya komposisi bunga dan pokok
angsuran yang terus berubah secara periodik, angsuran pokok atau pokok
utang per bulannya akan semakin membesar namun pada saat yang
bersamaan besaran bunga per bulannya akan mengecil.Seperti bunga
efektif, bunga anuitas biasanya dipakai pada perhitungan kredit jangka
panjang misalnya KPR atau kredit usaha.
Cara Perhitungan Annuity Rate :
Yaya mengajukan KTA sebesar Rp120 juta dengan jangka waktu kredit 12
bulan, dan dikenakan bunga pinjaman sebesar 10% per tahun
secara annuity rate. Berapakah angsuran per bulan yang harus dibayar?
Diketahui :
Pokok pinjaman: Rp120.000.000; Bunga per tahun: 10%; Tenor pinjaman:
12 bulan
Cicilan pokok:
0,1
120.000.000 × ( 12
0,1
)
1−(1+ )−12
12
= Rp10.549.906
Kondisi suku bunga dapat dibagi menjadi dua, yaitu fixed rate dan floating
rate.
1. Fixed Rate
Secara sederhana adalah bunga yang diberikan tidak berubah-ubah.
Persentase bunga tetap akan selalu sama dari awal pinjaman hingga
pelunasan tagihannya
53
2. Floating Rate
Bunga mengambang dipengaruhi oleh pergerakan kondisi pasar. Jika
bunga pasaran menurun, bunga pinjaman juga ikut turun. Sebaliknya,
jika ada kenaikan suku bunga, bunga yang dibebankan akan naik.
2. Persaingan
Dalam kondisi bank kekurangan dana, sementara tingkat persaingan dalam
memperebutkan dana simpanan cukup ketat, maka bank harus bersaing
dengan bank lainnya, Bank harus meningkatkan bunga simpanan diatas
rata rata bunga pasar.
3. Kebijakan Pemerintah
Perbankan harus menaati peraturan mengenai bunga bank maksimal /
minimal yang di keluarkan oleh pemerintah.
4. Target Laba
Jika Bank menginginkan laba yang besar maka bunga pinjaman akan di
tingkatkan sesuai dengan kebutuhan Supply and Demand.
5. Jangka Waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya,
hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko macet di masa
mendatang. Demikian pula sebaliknya
6. Kualitas Jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang
dibebankan dan sebaliknya.
54
Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah
jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini
disebabkan produk yang kompetitif tingkat perputaran produknya tinggi
sehingga pembayarannya diharapkan lancar.
9. Hubungan Baik
Dalam praktiknya, bank menggolongkan nasabah antara nasabah utama
dan nasabah biasa. Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta
loyalitas nasabah yang bersangkutan kepada bank. Nasabah yang memiliki
hubungan baik dengan bank tentu penentuan suku bunganya pun berbeda
dengan nasabah biasa.
2. Biaya Operasi
Dalam melakukan kegiatan setiap bank membutuhkan berbagai sarana dan
prasarana baik berupa manusia maupun alat. Penggunaan sarana dan
prasarana ini memerlukan sejumlah biaya yang harus ditanggung bank
sebagai biaya operasi. Biaya operasi adalah biaya yang dikeluarkan oleh
bank dalam melaksanakan operasinya. Terdiri dari biaya gaji pegawai,
administrasi, pemeliharaan, dan lain lain.
55
disengaja. Oleh karena itu, pihak bank perlu mencadangkannya sebagai
sikap bersiaga dengan cara membebankan sejumlah persentase tertentu
terhadap kredit yang disalurkan.
5. Pajak
Pajak merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah kepada bank
yang memberikaan fasilitas kredit kepada nasabahnya.
RINGKASAN
1. Bunga bank adalah balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan
prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual
produknya. Macam bunga bank yang diberikan kepada bunga simpanan
dan bunga pinjaman.
3. Besar kecilnya suku bunga sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, baik dari
ihak internal maupun eksternal, antara lain kebutuan dana, persaingan,
kebijakan pemerintah, target laba, jangka waktu, kualitas jaminan, reputasi
debitur, produk yang kompetitif, hubungan baik, dan jaminan pihak ke 3.
4. Dalam menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan diberikan
kepada para debitur, dapat dipengaruhi dengan beberapa komponen
antara lain cost of fund, biaya operasi, cadangan risiko kredit, laba yang
diinginkan, dan pajak.
LATIHAN/PENUGASAN
56
Latihan
1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam bunga bank, berikut ini: (a) Flat
rate; (b) Sliding rate/Effective rate; (c) Annuity rate!
2. Sebutkan dan jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi suku bunga!
3. Adi mengajukan KTA sebesar Rp240 juta dengan jangka waktu kredit 12
bulan, dan dikenakan bunga pinjaman sebesar 10% per tahun. Jawablah
pertanyaan berikut:
a. Apabila dikenakan bunga flat rate, berapakah angsuran per bulan
yang harus dibayar?
b. Apabila menggunakan sliding rate, berapakah angsuran per bulan
yang harus dibayar?
c. Apabila menggunakan annuity rate, berapakah angsuran per
bulan yang harus dibayar?
Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta
57
JASA BANK LAINNYA
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahamahasiswa/i
diharapkan mampu:
1. Menjelaskan fungsi pokok dan lingkup usaha bank
2. Menjelaskan jasa bank umum
BAB
2. Fasilitas, semakin lengkap jasa yang disediakan, bank tersebut juga harus
memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan operasionalnya.
58
3. Personel, semakin lengkap jasa yang disediakan, personel yang dibutuhkan
bank pun semakin banyak guna mengoperasikan dan menjalankan kegiatan
jasa bank tersebut.
4. Jenis Bank, kelengkapan jasa bank juga tergantung pada jenis bank,
apakah bank tersebut bank umum atau BPR? Atau dari segi statusnya,
apakah bank tersebut bank devisa atau bank non-devisa? Jenis bank ini
tentu memengaruhi banyaknya fasilitas yang disediakan oleh bank tersebut.
Seperti bank devisa tentu akan menawarkan jasa yang lebih lengkap
daripada bank non-devisa. Status cabang bank pun memengaruhi
banyaknya fasilitas yang ditawarkan, apakah kantor cabang penuh, cabang
pembantu, atau kantor kas.
2. Fee Based, dimana keuntungan bank berasal dari transaksi yang diberikan
pihak perbankan dalam jasa-jasa bank lainnya.
Dewasa ini, kebutuhan fee based semakin meningkat. Hal ini
disebabkan keuntungan dari spread based semakin kecil karena semakin
ketatnya persaingan dalam bidang perbankan.
Perolehan keuntungan dari jasa-jasa bank ini relatif kecil, namun
mengandung kepastian karena risiko yang dihadapi lebih kecil dibandingkan
dengan risiko kredit. Selain itu, ragam penghasilan jasa ini cukup banyak,
sehingga pihak perbankan dapat lebih meningkatkan jasa-jasa bank lainnya.
Jasa-jasa bank ini juga berperan dalam memperlancar transaksi simpanan dan
pinjaman. Keuntungan yang diperoleh dari jasa-jasa bank antara lain:
59
Untuk menunjang berkembangnya usaha perbankan, maka bank tidak
hanya mengandalkan aktivitas lending saja untuk mendapatkan keuntungan.
Namun bank juga mencari keuntungan dari fee atau fasilitas layanan
perbankan. Dengan kata lain, keuntungan bank juga berasal dari transaksi
yang diberikan pihak perbankan dalam jasa-jasa bank lainnya. Beberapa jasa
bank lainnya adalah sebagai berikut:
1. Kiriman Uang (Transfer)
Merupakan jasa pengiriman uang lewat bank, baik dalam kota, luar
kota, maupun luar negeri. Lama pengiriman dan besarnya biaya kirim
tergantung sarana yang digunakan untuk mengirim. Pengiriman uang lewat
transfer memberikan keuntungan, baik bagi nasabah maupun bank.
Keuntungan yang diperoleh yaitu:
a. Bagi Nasabah
- Pengiriman yang lebih cepat
- Aman sampai tujuan
- Pengiriman dapat dilakukan lewat telepon dengan pembebanan
rekening
- Prosedur mudah dan murah
b. Bagi Bank
- Memperoleh biaya kirim
- Memperoleh biaya provisi dan komisi
2. Kliring
Merupakan jasa penyelesaian utang piutang antarbank dengan cara
saling menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga
kliring. Tujuan dilaksanakan kliring antara lain Memajukan dan
memperlancar lalu lintas pembayaran giral; Agar perhitungan penyelesaian
utang piutang dapat dilaksanakan dengan lebih mudah, aman, dan efisien.
Warkat yang dapat dikliringkan adalah warkat-warkat yang berasal dari
dalam kota, seperti cek, bilyet giro, wesel bank, Surat Bukti Penerimaan
Transfer dari luar kota, dan Lalu Lintas Giral (LLG)/nota kredit. Adapun
proses penyelesaian warkat di lembaga kliring antara lain:
a. Kliring keluar, yaitu membawa warkat-warkat ke lembaga kliring dan
meyerahkannya kepada yang berhak. Terdiri dari penyerahan surat-
surat debet keluar dan penyerahan Nota Kredit keluar.
b. Kliring masuk, yaitu menerima warkat dari lembaga kliring dan diproses
di bank bersangkutan. Terdiri dari penerimaan surat-surat debet masuk
dan penyerahan Nota Kredit masuk.
60
menang adalah yang jumlah tagihannya melebihi pembayaran warkat
kliringnya. Bank yang kalah adalah sebaliknya.
Bagi bank yang menang menunjukkan prestasi bank tersebut dalam
membina nasabahnya. Bagi bank yang kalah menutup sejumlah kekalahan
pada hari yang bersangkutan. Apabila tidak dapat ditutup, bank tersebut
dapat memperoleh pinjaman call money.
3. Inkaso
Merupakan jasa bank untuk menagihkan warkat-warkat yang berasal
dari luar kota atau luar negeri. Warkat yang dapat diinkasokan adalah
warkat-warkat yang berasal dari luar kota atau luar negeri, seperti cek,
bilyet giro, kuitansi, surat aksep, deviden, kupon, money order, dan surat
berharga lainnya. Lama penagihan warkat dan besar biaya tagih yang
dibebankan tergantung pada bank yang bersangkutan. Adapun proses
penyelesaian inkaso adalah
a. Inkaso berdokumen, dimana surat yang diinkasokan disertai oleh
dokumen yang mewakilinya,
b. Inkaso tidak berdokumen, dimana surat yang diinkasokan tidak disertai
oleh dokumen yang mewakilinya.
Penagihan warkat ke luar negeri merupakan inkaso keluar, sedangkan
penerimaan warkat dari luar negeri merupakan inkaso masuk. Jika tidak
ada cabang di luar negeri, inkaso keluar dapat dilakukan melalui “bank
koresponden.”
61
atau menyimpan cukup melaporkan dan menunjukkan kartu identitas Safe
Deposit Box. Jika anak kunci yang dipegang nasabah hilang, nasabah
cukup melaporkannya ke bank dengan membawa surat keterangan dari
kepolisian. Untuk memperpanjang kembali, nasabah dikenakan setoran
jaminan kunci yang baru,
5. Bank Card
Bank card merupakan “kartu plastik“ yang dikeluarkan oleh bank yang
diberikan kepada nasabahnya untuk dapat dipergunakan sebagai alat
pembayaran di tempat-tempat tertentu seperti supermarket, pasar
swalayan, hotel, restoran, tempat hiburan, dan tempat lainnya. Di samping
itu, dengan kartu ini juga dapat di uangkan (mengambil uang tunai) di
berbagai tempat seperti di ATM (Automated Teller Machine). ATM
biasanya tersebar diberbagai tempat yang strategis seperti dipusat
perbelanjaan, hiburan dan perkantoran. Sistem kerja bank card melalui dari
permohonan sampai dengan melakukan transaksi dapat dijelaskan sebagai
berikut,
a. Cara kerja kartu ini mulai dari nasabah mengajukan permohonan
sebagai pemegang kartu dengan memenuhi segala peraturan yang ada.
b. Bank akan menerbitkan kartu apabila “ disetujui “ dan diserahkan ke
nasabah
c. Dengan kartu ini pemegang kartu berbelanja di suatu tempat dengan
bukti pembayarannya.
d. Pihak pedagang akan menagihkan ke bank dan bank akan bayar sesuai
perjanjian
e. Bank akan menagihkan ke pemegang kartu berdasarkan bukti
pembelian dengan disertai suku bunga.
f. Pemegang kartu akan membayar sejumlah nominal yang tertera sampai
batas waktu yang telah ditentukan
6. Bank Notes
Bank Notes merupakan uang kartal asing yang dikeluarkan dan diterbitkan
oleh bank di luar negeri. Bank notes dikenal dengan istilah “ devisa tunai “
yang mempunyai sifat-sifat seperti uang tunai. Tidak semua notes dapat di
perjual belikan, hal ini tergantung dari pada peraturan devisa di negara
yang asal bank notes. Sedangkan yang dimaksud dengan jual beli bank
notes merupakan transaksi antara valuta yang dapat ditrima
pembayarannya dan dapat diperjualbelikan dan diperdagangkan kembali
sesuai dengan nilai tukar yang terjadi pada saat itu.
Dalam transaksi jual beli bank notes, bank mengelompokan bank notes
kedalam dua klasifikasi. Yaitu bank notes yang lemah dan bank notes yang
kuat dan bank biasanya lebih menyukai bank notes yang nilainya kuat.
62
Pengelompokan bank notes yang kuat berdasarkan kategori sebagai
berikut:
a. Bank Notes tersebut mudah diperjualbelikan
b. Nilai tukar terkendali/stabil
c. Frekuensi penjualan sering terjadi
d. Dan pertimbangan lainya
Sedangkan kelompok bank notes yang lemah kebalikan dari bank notes
yang kuat, dalam pengelompokan ini tergantung dari bank yang
bersangkutan. Dalam prakteknya bank tidak selalu menerima penjualan
dan pembelian bank notes. Hal ini disebabkan beberapa alasan berikut ini:
a. Kondisi bank notes cacat/rusak
b. Tergolong dalam valuta lemah
c. Tidak memiliki persediaaan
d. Diragukan keabsahannya
Untuk bank notes yang lemah dan sulit diperdagangkan, maka bank
menjualnya kembali kepada Bank Indonesia atau kantor pusat bank yang
bersangkutan. Penjualan bank notes juga dilakukan antar bank dan juga
diperjualbelikan ditravel, outhorized changer (pedagangan valuta asing)
dan tempat lainya.
Contoh bank notes yang tergolong dalam kategori kuat adalah sebagai
berikut:
- USD : United State Dollar (Amerika)
- SGD : Singapore Dollar (Singapura)
- GPB : Gret Britain Poundstarling (Ingris)
- AUD : Australian Dollar (Australia)
- DEM : Deutsche Mark (Jerman)
- JPY : Japanese Yen (Jepang)
- HKD : Hongkong Dollar (Hongkong)
Sedangkan bank notes yang masuk dalam kategori golongan lemah antara
lain:
- ITL : Italia Lira (Itali)
- NLG : Netherlands Guilder (Belanda)
- FRF : French Franc (Prancis)
- CAD : Canadian Dollar (Canada)
- NZD : New Zealands Dollar (Selendia Baru)
- MYR : Malaysian Ringgit (Malaysia)
- THB : Thai Baht (Thailand)
7. Travellers Cheque
Travellers Cheque dikenal dengan nama cek wisata atau cek perjalanan
yang biasanya digunakan oleh mereka yang hendak berpergian atau sering
dibawah oleh turis. Travelers cheque diterbitkan dalam pecahan-pecahan
63
tertentu seperti halnya uang kartal dan diterbitkan dalam mata uang rupiah
dan mata uang asing.
Penggunaan travellers cheque dapat dibelanjakan di berbagai tempat
terutama di mana bank yang mengeluarkan travellers cheque tersebut
melakukan pengikat dan perjanjian. Disamping itu, travelers cheque juga
dapat diuangkan di berbagai bank
Travellers cheque yang diterbitkan dalam mata uang asing dalam setiap
transaksinya baik transaksi penjualan maupun traksaksi pencairan
menggunakan kurs. Kurs yang digunakan baik dalam pembelian maupun
penjualan travelers cheque valas adalah kurs devisa umum. Keuntungan
serta manfaat penggunaan travellers cheque terutama bagi mereka yang
suka berpergian / berwisata antara lain sebagai berikut.
a. Memberikan kemudahan berbelanja, karena travellers cheque dapat
dibelanjakan atau diuangkan di berbagai tempat.
b. Mengurangi risiko kehilangan uang karena setiap travellers chaque
dilayani secara diganti.
c. Memberikan rasa percaya diri, karena si pemakai travellers cheque
dilayani secara prima
d. Dapat dijadikan cedera mata atau pun hadiah buat teman kolega atau
nasabah
e. Biasanya untuk pembelian travellrs cheque, tidak dikenakan biaya,
begitu pula pada saat pencairannya, namun hal ini sangat tergantung
kepada bank yang menerbitkannya.
Jenis-jenis travellers cheque yang beredar dapat di lihat dari segi mata
uang antara lain Travellers chaque mata uang rupiah dan Travellers
chaque dalam vulta asing yang diterbitkan oleh bank yang bersetatus bank
devisa.
64
tergantung dari jenis L/Cnya. Adapun jenis-jenis L/C antara lain sebaga i
berikut.
a. Revocable L/C
Merupakan L/C yang setiap saat dapat dibatalkan atau diubah secara
sepihak oleh bank permbuka (opening bank) tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu kepada beneficiary.
b. Irrevocable L/C
Kebalikan dari Revocable yaitu L/C yang tidak dapat dibatalkan atau
diubah tanpa persetujuan dari semua pihak yang terlibat.
c. Sight L/C
Merupakan L/C yang syarat pembayarannya langsung pada saat
dokumen diajukan oleh eksportir kepada advise bank
d. Usance L/C
Sedangkan usance L/C merupakan L/C yang pembayarannya baru
dilakukan dengan tangga waktu tertentu, misalnya satu bulan dari
pengapalan barang atau satu bulan setelah penunjukkan dokumen.
e. Restricted L/C
Merupakan L/C yang pembayarannya atau penerusan L/C hanya
dibatasi kepada bank – bank tertentu saja yang namanya tercantum
dalam L/C.
f. Unrestricted L/C
L/C membebaskan negosiasi dokumen di bank manapun
h. Transferable L/C
Merupakan L/C yang memberikan kepada beneficiary untuk
memindahkan sebagian atau seluruh nilai L/C kepada satu, atau
beberapa pihak lainnya.
i. Revolving L/C
L/C yang pernggunaanya dapat dilakukan secara berulang – ulang
65
Faktor-faktor lain yang mempunyai andil besar dalam proses penyelesaian
L/C adalah dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Dokumen-dokumen L/C
yang dibutuhkan meliputi :
a. Bill of lading ( B/L ) atau konosmen.
B/L mempunyai fungsi sebagai bukti tanda pengiriman, bukti kontrak
pengangkutan dan penyerahan barang, dan ukti pemilikan atau
dokumen pemilikan barang
b. Draf ( wesel )
Merupakan perintah yang tidak bersyarat dalam bentuk tertulis yang
ditujukan oleh seseorang yang menariknya dan mengharuskan orang
yang dialamatkan atau si tertarik untuk membayar pada saat diminta
atau pada waktu yang telah ditentukan untuk membayar sejumlah
uang kepada orang yang ditunjuk atau kepada si pemegang wesel.
c. Faktur (invoice)
Merupakan daftar perincian harga dari barang-barang yang
dikeluarkan oleh penjual atas suatu transaksi sebagai tanda bukti
transaksi dan dapat juga dijadikan sebagai alat tagihan.
d. Asuransi
Merupakan perusahaan yang akan menanggung dan mengganti
terhadap kerugian yang akan di alami para eksportir apabila terjadi
kehilangan atau kerusakan barangnya.
f. Certificate of origin
Merupakan surat keterangan asal barang yang diekspor
g. Certificate of inspection
Merupakan surat keterangan pemeriksaan tentang keadaan barang
yang dibuat oleh independent surfeyor.
h. Dan lain-lain
66
Tujuan pemberian bank garansi oleh pihak bank kepada si penerima
jaminan atau yang dijaminkan adalah sebagai berikut :
a. Memberikan bantuan fasilitas dan kemudahan dalam memperlancar
transaksi nasabah
b. Bagi pemegang jaminan bank garansi adalah untuk memberikan
keyakinan bahwa pemegang jaminan tidak akan menderita kerugian bila
pihak yang dijaminkan melalaikan kewajibannya, karena pemegang
akan mendapat ganti rugi dari pihak perbankan.
c. Menumbuhkan rasa saling percaya antara pemberi jaminan, yang
dijaminkan dan yang menerima jaminan.
d. Memberikan rasa aman dan ketenteraman dalam berusaha baik, bagi
bank maupun bagi pihak lainnya.
e. Bagi bank di samping keuntungan yang di atas juga akan memperoleh
keuntungan yang di atas juga akan memperoleh keuntungan dari biaya –
biaya yang harus dibayar nasabah serta jaminan lawan yang diberikan.
Kemudian bank garansi terdiri dari berbagai jenis. Jenis ini dapat dilihat
tujuannya sebagai berikut.
a. Bank garansi untuk penangguh bea cukai yang merupakan bank garansi
yangdiberikan kepada kantor bea cukai untuk kepentingan pemilik
barang guna penangguhan pembayaran bea masuk atau barang yang
dikeluarkan oleh pelabuhan.
b. Bank garansi untuk pita cukai tembakau, yaitu bea cukai yang diberikan
kepada kantor bea cukai untuk kepentingan yang menjamin (pengusaha
pabrik rokok) guna penangguhan pembayaran pita cukai tembakau atas
rokok-rokok yang akan dikeluarkan dari pabrik untuk peredaran.
c. Bank garansi untuk tender dalam negeri yaitu bank garansi yang
diberikan kepada bouwheer (yang member pekerjaan) untuk
kepentingan kontraktor/levaransir yang akan mengikui tender dalam
negeri.
d. Bank garansi untuk pelaksanaan pekerjaan
e. Bank garansi untuk uang muka pekerjaan
f. Bank garansi untuk tender luar negri
g. Bank garansi untuk perdagangan
h. Bank garansi untuk penyerahan barang
i. Bank garansi untuk mendapatkan keterangan pemasukan barang
67
Besarnya provisi ditetapkan berdasarkan tujuan penggunaan bank
garansi dan ditetapkan berdasarkan tujuan penggunaan bank garansi
dan ditetapkan besarkan persentase.
RINGKASAN
1. Jasa-jasa bank lainnya merupaka kegiatan perbnkan yang ketiga setelah
menghimpun dan menyalurkan dana. Pemberian jasa-jasa bank ini
68
RINGKASAN
dilakukan untuk mendukung dan memperlancar kegiatan menghimpun
dan menyalurkan dana. Semakin lengkap jasa bank yang diberikan akan
semakin baik dan mempermudah nasabah, dalam arti jika nasabah
hendak melakukan suatu transaksi perbankan, cukup di satu bank saja,
tidak perlu mencari bank lain yang menyediakan jasa yang mereka
butuhkan. Lengkap atau tidaknya jasa bank yang diberikan sangat
tergantung pada kemampuan bank itu sendiri
LATIHAN/PENUGASAN
Latihan
69
Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta
70
Otoritas Moneter
dan
Jasa Keuangan
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahasiswa/i diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan tentang Arsitektur Perbankan Indonesia (API)
2. Menjelaskan Peran Bank Indonesia dalam stabilitas keuangan
3. Menjelaskan tentang Otoritas moneter di Indonesia
4. Menjelaskan tentang Otoritas jasa keuangan
5. Menjelaskan cara Penilaian kesehatan bank
6. Menjelaskan Perkembangan perbankan di Indonesia
7. Menjelaskan tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
8. Menjelaskan tentang Komite Stabilitas Sistem Keuangan
71
Arsitektur Perbankan Indonesia mempunyai enam pilar yang
mendukung arah kebijakan pengembangan indutri perbankan Indonesia, yang
terdiri atas:
1. Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi
nasional yang berkesinambungan.
2. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan
mengacu pada standar internasional.
3. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang
tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi risiko.
4. Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat
kondisi internal perbankan nasional.
5. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya
industri perbankan yang sehat.
6. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan.
72
Gambar 7.1: Struktur Perbankan Indonesia sesuai visi API
73
2. Pengaturan Perbankan
Program peningkatan kualitas pengaturan perbankan “Menciptakan sistem
pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada standar
internasional“. Program ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas
pengaturan serta memenuhi standar pengaturan yang mengacu pada
international best practices. Program tersebut dapat dicapai dengan
penyempurnaan proses penyusunan kebijakan perbankan serta penerapan
25 Basel Core Principles for Effective Banking Supervision secara bertahap
dan menyeluruh. Dalam jangka waktu lima tahun ke depan diharapkan
Bank Indonesia telah sejajar dengan negara-negara lain dalam penerapan
international best practices termasuk 25 Basel Core Principles for Effective
Banking Supervision. Dari sisi proses penyusunan kebijakan perbankan
diharapkan dalam waktu dua tahun ke depan Bank Indonesia telah memiliki
sistem penyusunan kebijakan perbankan yang efektif yang telah melibatkan
pihak-pihak terkait dalam proses penyusunannya.
3. Pengawasan Perbankan
Program peningkatan indepedensi dan pola pengawasan perbankan yang
efektif dapat dicapai dengan adanya peningkatan kompetensi pemeriksa
bank, peningkatan koordinasi antarlembaga pengawas, upaya
pengembangan pengawasan berbasis risiko (risk based supervision
development), peningkatan efektivitas penegakan hukum (enforcement),
dan konsolidasi organisasi sektor Perbankan di lingkungan Bank Indonesia.
Dalam jangka waktu dua tahun ke depan diharapkan fungsi pengawasan
bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia akan lebih efektif dan sejajar
dengan pengawasan yang telah lebih dulu dilakukan oleh otoritas
pengawas di negara lain berdasar 25 basel core principles.
4. Manajemen Perbankan
Program pningkatan kualitas manajemen dan operasional perbankan
"Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat
kondisi internal perbankan nasional". Program ini bertujuan untuk
meningkatkan good corporate governance (GCG), kualitas manajemen
resiko dan kemampuan operasional manajemen. Semakin tingginya
standar GCG dengan didukung oleh kemampuan operasional (termasuk
manajemen risiko) yang handal diharapkan dapat meningkatkan kinerja
operasional perbankan. Dalam waktu dua sampai lima tahun ke depan
diharapkan kondisi internal perbankan nasional menjadi semakin kuat.
5. Infrastruktur Perbankan
“Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya
industri perbankan yang sehat". Program ini bertujuan untuk
mengembangkan sarana pendukung operasional perbankan yang efektif
seperti credit bureau, lembaga pemeringkat kredit domestik, dan
pengembangan skim penjaminan kredit. Pengembangan credit bureau
74
akan membantu perbankan dalam meningkatkan kualitas keputusan
kreditnya. Penggunaan lembaga pemeringkat kredit dalam publicly-traded
debt yang dimiliki bank akan meningkatkan transparansi dan efektivitas
manajemen keuangan perbankan. Sedangkan pengembangan skim
penjaminan kredit akan meningkatkan akses kredit bagi masyarakat. Dalam
waktu tiga tahun ke depan diharapkan telah tersedia infrastruktur
pendukung perbankan yang mencukupi.
6. Perlindungan Nasabah
Proram peningkatan perlindungan nasabah "Mewujudkan pemberdayaan
dan perlindungan konsumen jasa perbankan“. Program ini bertujuan untuk
memberdayakan nasabah melalui penetapan standar penyusunan
mekanisme pengaduan nasabah, pendirian lembaga mediasi independen,
peningkatan transparansi informasi produk perbankan dan edukasi bagi
nasabah. Dalam waktu dua sampai lima tahun ke depan diharapkan
program-program tersebut dapat meningkatkan kepercayaan nasabah
pada sistem perbankan.
75
independen, dan dibentuk dengan undang-undang. Lembaga inilah yang
kemudian pada tahun 2011 berdiri dan dinamakan Otoritas Jasa Keuangan
(akan dibahas pada sub-bab berikutnya).
Peranan lain Bank Indonesia adalah dalam hal menyalurkan uang
terutama uang kartal (kertas dan logam) di mana Bank Indonesia mempunyai
hak tunggal untuk menyalurkan uang kartal. Kemudian mengendalikan jumlah
uang yang beredar dan suku bunga dengan maksud untuk menjaga kestabilan
nilai rupiah. Adapun beberapa tujuan Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat diukur dengan
atau tercermin dari perkembangan laju inflasi
2. Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. Hal ini dapat diukur
dengan atau tercermin dari perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata
uang negara lain
76
stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan
instrumen dalam menjaga stabilitas sistem keuangan itu adalah:
1. Menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam
operasi pasar terbuka Bank Indonesia dituntut untuk mampu
menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang.
2. Menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan
Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu dilakukan melalui
mekanisme pengawasan dan regulasi.
3. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran Sebagai otoritas
dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia memiliki informasi dan keahlian
untuk mengidentifikasi risiko potensial dalam sistem pembayaran.
4. Mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas
keuangan Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan
indikator macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan.
Hasil riset dan pemantauan tersebut, selanjutnya akan menjadi
rekomendasi bagi otoritas terkait dalam mengambil langkah-langkah yang
tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan.
5. Sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui fungsi bank sentral
sebagai lender of the last resort (LoLR) Fungsi LoLR merupakan peran
tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis
guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi
sebagai LoLR mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal
maupun krisis.
77
memberikan kewenangan yang besar kepada Bank Indonesia untuk
merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter di Indonesia. Dengan
persepsi lain, maka otoritas moneter menjadi sepenuhnya milik Bank
Indonesia, sedangkan lembaga Dewan Moneter ditiadakan.
Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia yang
merupakan lembaga negara independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak lain,
kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-Undang.
Menurut UU Nomor 23 Tahun 1999, Bank Indonesia mempunyai tujuan agar
otoritas moneter dapat menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
yang efektif dan efisien melalui sistem keuangan yang sehat, transparan,
terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan yang didukung oleh sistem
pembayaran yang lancar, cepat, tepat dan aman, serta pengaturan dan
pengawasan bank yang memenuhi prinsip kehati-hatian. Dalam menjalankan
otoritas moneternya, Bank Indonesia menerapkan lima instrumen kebijakan
moneter yaitu:
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar
dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government
securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan
membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang
beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga
pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain
diantaranya adalah SBI atau Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau
Surat Berharga Pasar Uang.
78
5. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi.
Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-
hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar
dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk
memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
79
perusahaan yang dijalankan semakin sehat dan lancar yang pada akhirnya
akan memperoleh keuntungan yang berlipat.
1. Visi
Menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya,
melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu
mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional
yang berdaya saing global serta dapat memajukan kesejahteraan umum.
2. Misi
a. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel
b. Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan
stabil
c. Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
3. Tujuan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:
a. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel,
b. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil, dan
c. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
4. Fungsi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi menyelenggarakan
sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.
5. Tugas
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai tugas melakukan pengaturan
dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan,
sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB.
6. Wewenang
Mengenai wewenang OJK dalam melaksanakan tugas-tugasnya dapat
dijelaskan sebagai berikut:
• Wewenang OJK dalam tugas pengaturan dan pengawasan jasa
keuangan di sektor Perbankan, terdiri atas:
a. Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang
meliputi:
1. perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank,
anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan
80
dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi
bank, serta pencabutan izin usaha bank; dan
2. kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan
dana, produk hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa;
b. pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang
meliputi:
1. likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio
kecukupan modal minimum, batas maksimum pemberian
kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan
bank;
2. laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank;
3. sistem informasi debitur;
4. pengujian kredit (credit testing); dan
5. standar akuntansi bank;
c. pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehatihatian bank,
meliputi:
1. manajemen risiko;
2. tata kelola bank;
3. prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang; dan
4. pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan;
dan
d. pemeriksaan bank.
• Wewenang OJK dalam tugas pengaturan lembaga bank dan non
bank adalah:
a. Menetapkan peraturan pelaksanaan UU no 21 tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan;
b. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan;
c. menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
d. menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa
keuangan;
e. menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
f. menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah
tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
g. menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola
statuter pada Lembaga Jasa Keuangan;
h. menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,
memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
i. menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di sektor
jasa keuangan.
81
• Wewenang OJK dalam tugas pengawasan lembaga bank dan
nonbank adalah:
a. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap
kegiatan jasa keuangan;
b. mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan
oleh Kepala Eksekutif;
c. melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan
Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa
Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di
sektor jasa keuangan;
d. memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan
dan/atau pihak tertentu;
e. melakukan penunjukan pengelola statuter;
f. menetapkan penggunaan pengelola statuter;
g. menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundangundangan di sektor
jasa keuangan; dan
h. memberikan dan/atau mencabut:
1. izin usaha;
2. izin orang perseorangan;
3. efektifnya pernyataan pendaftaran;
4. surat tanda terdaftar;
5. persetujuan melakukan kegiatan usaha;
6. pengesahan;
7. persetujuan atau penetapan pembubaran; dan
8. penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundangundangan di sektor jasa keuangan.
82
c. Landasan Sosiologis
1) Globalisasi dalam sistem keuangan dan pesatnya kemajuan di
bidang teknologi dan informasi serta inovasi finansial telah
menciptakan sistem keuangan yang sangat kompleks, dinamis,
dan saling terkait antar subsektor keuangan baik dalam hal
produk maupun kelembagaan
2) Adanya lembaga jasa keuangan yang memiliki hubungan
kepemilikan di berbagai subsektor keuangan menambah
kompleksitas transaksi dan interaksi antar lembaga jasa
keuangan di dalam sistem keuangan
3) Banyaknya permasalahan lintas sektoral di sektor keuangan yang
meliputi tindakan moral hazard, belum optimalnya perlindungan
konsumen jasa keuangan, dan terganggunya stabilitas sistem
keuangan
9. Struktur Organisasi
Struktur organisasi OJK terdiri atas Dewan Komisioner OJK dan
Pelaksana kegiatan. operasional.
a. Struktur Dewan Komisioner terdiri atas:
1) Ketua merangkap anggota;
2) Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota;
3) Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota;
4) Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota;
5) Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap
anggota;
6) Ketua Dewan Audit merangkap anggota;
7) Anggota yang membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen;
8) Anggota ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota
Dewan Gubernur Bank Indonesia; dan
9) Anggota ex-officio dari Kementerian Keuangan yang merupakan
pejabat setingkat eselon I Kementerian Keuangan.
b. Pelaksana kegiatan operasional terdiri atas:
1) Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen Strategis I;
83
2) Wakil Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen
Strategis II;
3) Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan memimpin bidang
Pengawasan Sektor Perbankan;
4) Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal memimpin bidang
Pengawasan Sektor Pasar Modal;
5) Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya memimpin
bidang Pengawasan Sektor IKNB; Ketua Dewan Audit memimpin
bidang Audit Internal dan Manajemen Risiko; dan
6) Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan
Konsumen memimpin bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen.
b. Profesionalisme
Bekerja dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kompetensi
yang tinggi untuk mencapai kinerja terbaik.
c. Sinergi
Berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan baik internal
maupun eksternal secara produktif dan berkualitas.
d. Inklusif
Terbuka dan menerima keberagaman pemangku kepentingan serta
memperluas kesempatan dan akses masyarakat terhadap industri
keuangan.
e. Visioner
Memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat kedepan (Forward
looking) serta dapat berpikir di luar kebiasaan (Out of The Box
Thinking).
84
2) Kegiatan usaha bank, antara lain sumer dana, penyediaan dana,
dan aktivitas di bidang jasa
b. Kesehatan Bank
1) Likuidasi, rentabilitas, solvailitas, kualitas aset, rasio kecukupan
modal minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio
pinjaman terhadap simpanan, dan pemcadangan bank
2) Laporan bank terkait kesehatan dan kinerja bank, sistem informasi
debitur, pengujian kredut, standar akuntansi bank
d. Pemeriksaan Bank
Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang:
1) Menertapkan peraturan pelaksanaan undang-undang
2) Menertapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan
3) Menetapkan peraturan dan keputusan OJK
4) Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa
keuangan
5) Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK
6) Menerapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah
tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu
Untuk melaksanakan tugas pengawasan, OJK mempunyai
wewenang:
1) Menetapkan kebijakan operasional tehadap kegiatan jasa
keuangan
2) Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan
oleh kepala eksekutif
3) Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan
konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan
4) Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan
atau pihak tertentu
5) Memberikan atau mencabut izin usaha, izin orang perseorangan,
pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, dan lain-lain.
85
fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta
dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya,
terutama kebijakan moneter. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut
diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta
bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan.
Analisa kesehatan bank di Indonesia dilakukan oleh Bank Indonesia setiap
1 tahun sekali. Metode yang digunakan dengan menilai 6 aspek, yang dikenal
dengan metode CAMELS (capital, asset, management, earning, liquidity,
sensitivity)
1. Capital
Yang dinilai adalah permodalan yang didasarkan kepada kewajiban
penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada
CAR (Capital Adequaci Ratio) yang telah ditetapkan BI. Perbadngan rasio
tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
(AMTR) dan sesuai ketentuan pemerintah CAR tahun 1999 minimal 8%.
2. Asset
Upaya yang dilakukan adalah untuk menilai jenis-jenis aset y;ing dimiliki
oleh bank. Penilaian aset harus sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia
dengan memperbandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan
terhadap aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva
produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat
dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.
3. Management
Menilai kualitas manajemen dapat dilihat hari kualitas manusianya dalam
mengelola bank. Kualitas manusia juga dilihat dari segi pendidikan serta
pengalaman para karyawannya dalam menangani berbagai kasus yang
terjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan,
manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan
manajemen likuiditas.
4. Earning
Mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan.
Kemampuan ini dilapokan dalam suatu periode. Kegunaan aspek ini juga
untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank
bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara
rentabilitas terus meningkat di atas standar yang telah ditetapkan.
5. Liquidity
Penilaian terhadap aspek likuiditas bank. Suatu bank dapat diikatakan
likuid, apabila bank yang bersangkutan mampu membayar semua
hutangnya terutama hutang-hutang jangka pendek. Dikatakan likuid jika
86
pada saat ditagih bank mampu membayar. Kemudian bank juga harus
dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai.
6. Sensitivity
Sensitivity to market risk yaitu merupakan penilaian pendekatan kuantitatif
dan kualitatif, faktor sensitivitas terhadap resiko pasar yang antara lain
dilakukan melalui penilaian terhadap komponen modal atau cadangan yang
dibentuk untuk mencover fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan
potensial loss sebagai akibat fluktuasi suku bunga, Komponen modal atau
cadangan yang dibentuk untuk mencover fluktuasi nilai tukar dibandingkan
dengan potensial loss sebagai akibat fluktuasi nilai tukar dan kecukupan
penerapan system menejemen resiko pasar.
87
3. Lembaga-Lembaga Perbankan Dan Perkreditan Periode Tahun 1960-1966
Pada awal kemerdekaan , lembaga keuangan dan perbankan masih
mewarisi keadaan jaman penjajahan yang didominasi oleh bank-bank swasta
milik Belanda dan beberapa bank asing lain. Sesudah itu, dilakukan
nasionalisasi atas bank-bank tersebut. Hanya satu bank yang bukan
merupakan hasil nasionalisasi yaitu BNI 1946 dan sempat menjadi bank
sirkulasi selama pendudukan.
a. JB menjadi Bank Indonesia sebagai bank sentral
b. NHM menjadi bank Rakyat Indonesia
c. Escompto menjadi Bank Umum Negara
88
a) Kondisi perbankan di Indonesia sebelum serangkaian paket – paket
deregulasi di sektor riil dan moneter.
b) Kondisi perbankan di Indonesia setelah munculnya deregulasi sampai
dengan masa sebelum terjadinya krisis ekonomi pada akhir tahun 1980-an.
1) Mulai 1 Juni 1983 Bank diberikan keleluasaan untuk menentukan suku
bunga deposito dan pinjaman; pengurangan KLBI; penghapusan pada
kredit dan pembatasan aset lain.
2) UU Perbankan baru no. 7 menggarisbawahi soal peniadaan pemisahan
perbankan berdasarkan kepemilikan.
3) PP No. 68 1996, yang menguntungkan para nasabah karena nasabah
bank akan tahu persis rapor banknya.
4) BI mengeluarkan SBI sejak 1984
5) BI sejak 1985 mengeluarkan ketentuan perdagangan SBPU dan
fasilitas diskonto oleh BI
89
2) Kredit tumbuh 4,18%
3) Dana tumbuh 4,5%
4) Masih terdapat pertumbuhan walaupun tidak secepat semester I 2015
5) Akibat depresiasi rupiah, terjadi perubahan risiko pasar melalui neraca
(liabilities dan aset valas) dan jenis banknya. Secara regulasi, threshold
valas maksimal 20% dari modal. Saat ini secara industri posisi devisa
netto (PDN) masih sekitar 5%.
90
deposito, giro, sertifikat deposito, dan bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu. Selain itu, LPS juga menjamin simpanan nasabah bank syariah
yang berbentuk: giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah dan
deposito mudharabah.
Secara detil, LPS mempunyai beberapa tugas dalam menjalankan
fungsinya, antara lain:
1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan
simpanan
2. Melaksanakan penjaminan simpanan
3. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif
memelihara stabilitas sistem perbankan
4. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian
bank gagal yang tidak berdampak sistemik
5. Melaksanakan penanganan bank gagal yang berdampak sistemik
Untuk menunjang tugas dan fungsi tersebut, LPS diberikan wewenang
antara lain:
1. Menetapkan dan memungut premi penjaminan dan kontribusi ketika bank
pertama kali menjadi peserta sekaligus melakukan pengelolaan kekayaan
dan kewajiban LPS
2. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan
keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak
melanggar kerahasiaan bank sekaligus melakukan rekonsiliasi, verifikasi
dan konfirmasi atas data tersebut
3. Menetapkan syarat, tata cara dan ketentuan pembayaran klaim
4. Menunjuk, menguasakan, dan menugaskan pihak lain bertindak atas nama
LPS, untuk melaksanakan sebagian tugas tertentu
5. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan
simpanan termasuk menjatuhkan sanksi administratif bagi yang melanggar
ketentuan
Untuk transaksi transfer masuk dan keluar serta inkaso bukan
merupakan bentuk simpanan, sehingga tidak dijamin. Kecuali transfer keluar
dari simpanan yang belum keluar dari bank masih diperlakukan sebagai
simpanan. Begitu juga transfer masuk yang sudah diterima bank untuk
nasabah diperlakukan sebagai simpanan, meskipun belum dibukukan ke
rekening.
Nilai simpanan yang dijamin LPS adalah Rp2 miliar maksimal per
nasabah per bank. Apabila nasabah mempunyai beberapa rekening simpanan
dalam satu bank, maka simpanan yang dijamin dihitung dari jumlah saldo
seluruh rekening. Nilai simpanan yang dijamin meliputi: simpanan pokok
ditambah bunga untuk bank konvensional dan simpanan pokok ditambah bagi
hasil untuk bank syariah. Sedangkan untuk simpanan diatas Rp2 miliar
diselesaikan Tim Likuidasi berdasarkan likuidasi kekayaan bank. Untuk
nasabah yang mempunyai rekening gabungan (joint account), maka saldo
pada rekening gabungan dibagi sama besar antar pemilik rekening.
91
Jika terjadi risiko terhadap bank di mana nasabah menyimpan uang
didalamnya dan masih masuk dalam nilai simpanan yang dijamin LPS, maka
nasabah bisa melakukan klaim kepada LPS. Apabila nasabah mempunyai
kewajiban pada bank, maka pembayaran klaim penjaminan terhadap nasabah
terlebih dahulu memperhitungkan kewajibannya (set off). Adapun cara
pembayaran klaim nasabah adalah sebagai berikut:
1. LPS menentukan simpanan nasabah yang layak bayar, setelah rekonsiliasi
dan verifikasi data simpanan nasabah bank yang dicabut izin usahanya
dalam waktu 90 hari kerja sejak izin usaha bank dicabut
2. LPS mulai membayar simpanan yang layak bayar selambat-lambatnya 5
hari kerja sejak verifikasi dimulai
3. Jangka waktu pengajuan klaim penjaminan adalah 5 tahun sejak izin usaha
dicabut
Bagi nasabah yang merasa dirugikan, dapat mengajukan keberatan
kepada LPS yang didukung dengan bukti nyata dan jelas, serta melakukan
upaya hukum melalui pengadilan. LPS menjamin simpanan seluruh bank
konvensional dan bank syariah di wilayah Republik Indonesia, baik Bank
Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Apabila nasabah mendapatkan bunga simpanan melebihi suku bunga
wajar yang ditetapkan LPS, maka simpanan tersebut tidak dijamin LPS, baik
simpanan pokok maupun bunganya. Nasabah dapat menunggu pengumuman
hasil rekonsiliasi dan verifikasi simpanan tahap I di kantor bank, media cetak
dan website LPS. Selain itu nasabah harus memenuhi syarat-syarat berikut ini
agar klaimnya dibayar LPS:
1. Simpanan nasabah tercatat dalam pembukuan bank
2. Nasabah tidak memperoleh bunga simpanan yang melebihi tingkat suku
bunga wajar yang ditetapkan LPS atau nasabah tidak menerima imbalan
yang tidak wajar dari bank
3. Nasabah tidak melakukan tindakan yang merugikan bank, seperti: memiliki
kredit macet
Sesuai Pasal 37B Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1999 tentang
Perbankan, setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang disimpan pada
bank yang bersangkutan. Sehingga untuk menjamin simpanan masyarakat
pada bank tersebut dibentuk LPS. Ketentuan tersebut dipertegas kembali
dalam Pasal 12 UU LPS yang menyebutkan bahwa setiap bank yang
melakukan kegiatan usaha di wilayah Republik Indonesia wajib menjadi
peserta penjaminan LPS.
Semua biaya peserta penjaminan simpanan LPS akan ditanggung oleh
bank yang bersangkutan, sehingga nasabah tidak dibebani biaya apapun.
Namun hak nasabah atas bunga simpanan terhenti ketika bank tersebut
dicabut izin usahanya. Jenis bank peserta penjaminan LPS meliputi: bank
umum dan BPR, termasuk bank nasional, bank campuran dan bank asing,
serta bank konvensional dan bank syariah.
Agar simpanan nasabah di bank mendapatkan jaminan oleh LPS, maka
sebagai peserta penjaminan LPS, setiap bank wajib:
92
1. Menyerahkan dokumen, antara lain:
a. Salinan anggaran dasar dan akta pendirian bank
b. Salinan dokumen perizinan bank
c. Surat keterangan dari LPP mengenai tingkat kesehatan bank
d. Surat pernyataan dari pemegang saham atau pengendali bagi yang
berbadan hukum koperasi serta kantor pusat dari cabang bank asing,
direksi dan komisaris
e. Menyampaikan laporan secara berkala, membayar kontribusi
kepesertaan dan premi penjaminan
93
H. Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK)
Belajar dari krisis keuangan tahun 1997-1998, Pemerintah melakukan
berbagai upaya perbaikan untuk membangun sistem keuangan yang lebih
tangguh dan siap dalam menghadapi krisis sistem keuangan. Upaya perbaikan
tersebut meliputi penataan kembali kelembagaan yang ada, antara lain melalui
reorganisasi Kementerian Keuangan, amendemen Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, pendirian Lembaga Penjamin Simpanan
yang diatur dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga
Penjamin Simpanan, serta pendirian Otoritas Jasa Keuangan yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan.
Mekanisme koordinasi dalam rangka menciptakan dan memelihara
stabilitas sistem keuangan secara terpadu dan efektif menjadi semakin penting
setelah munculnya krisis keuangan global pada awal tahun 2008. Indonesia
melanjutkan penyusunan dan penerapan kebijakan strategis di berbagai sektor
keuangan, termasuk mempersiapkan Undang-Undang tentang Pencegahan
dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan sebagai landasan hukum bagi
lembaga untuk berkoordinasi dalam menjaga dan menciptakan stabilitas
sistem keuangan. Undang-Undang ini melengkapi peraturan perundang-
undangan yang telah ada untuk pencegahan dan penanganan krisis sistem
keuangan, terutama untuk permasalahan yang tidak dapat ditangani oleh
lembaga secara sendiri-sendiri sesuai dengan wewenang yang dimilikinya.
Untuk itulah disusunlah UU no 9 tahun 2016 tentang Pencegahan dan
Penanganan Krisis Sistem Keuangan. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan
stabilitas sistem keuangan yang kokoh guna menghadapi ancaman, baik dari
dalam negeri maupun luar negeri maka diperlukan upaya pencegahan krisis
sistem keuangan. Untuk alasan itulah, maka dibentuk Komite Stabilitas Sistem
Keuangan (KSSK). KSSK berfungsi untuk menyelenggarakan pencegahan dan
penanganan Krisis Sistem Keuangan untuk melaksanakan kepentingan dan
ketahanan negara di bidang perekonomian. Lebih lanjut, KSSK memiliki tugas
sebagai berikut:
a. melakukan koordinasi dalam rangka pemantauan dan pemeliharaan
Stabilitas Sistem Keuangan;
b. melakukan penanganan Krisis Sistem Keuangan; dan
c. melakukan penanganan permasalahan Bank Sistemik, baik dalam
kondisi Stabilitas Sistem Keuangan normal maupun kondisi Krisis
Sistem Keuangan.
94
d. Melakukan penilaian terhadap kondisi Stabilitas Sistem Keuangan
berdasarkan masukan dari setiap anggota Komite Stabilitas Sistem
Keuangan, beserta data dan informasi pendukungnya
e. Menetapkan langkah koordinasi untuk mencegah Krisis Sistem
Keuangan dengan mempertimbangkan rekomendasi dari setiap
anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan
f. Merekomendasikan kepada Presiden untuk memutuskan perubahan
status Stabilitas Sistem Keuangan, dari kondisi normal menjadi kondisi
Krisis Sistem Keuangan atau dari kondisi Krisis Sistem Keuangan
menjadi kondisi normal
g. Merekomendasikan kepada Presiden untuk memutuskan langkah
penanganan Krisis Sistem Keuangan
h. Menyerahkan penanganan permasalahan solvabilitas Bank Sistemik
kepada Lembaga Penjamin Simpanan
i. Menetapkan langkah yang harus dilakukan oleh anggota Komite
Stabilitas Sistem Keuangan untuk mendukung pelaksanaan
penanganan permasalahan Bank Sistemik oleh Lembaga Penjamin
Simpanan
j. Menetapkan keputusan pembelian oleh Bank Indonesia atas Surat
Berharga Negara yang dimiliki Lembaga Penjamin Simpanan untuk
penanganan Bank
k. Merekomendasikan kepada Presiden untuk memutuskan
penyelenggaraan dan pengakhiran Program Restrukturisasi Perbankan.
RINGKASAN
.
1. Arsitektur Perbankan Indonesia (API) merupakan suatu kerangka dasar
sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan
arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan.
2. Peranan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral atau bank to bank dalam
pembangunan memang penting dan sangat dibutuhkan keberadaannya.
Hal ini disebabkan bahwa pembangunan di sektor apa pun selalu
membutuhkan dana dan dana ini diperoleh dari sektor lembaga keuangan
95
RINGKASAN
termasuk bank. Tugas-tugas Bank Indonesia sebagai bank to bank adalah
mengatur, mengoordinasi, mengawasi, serta memberikan tindakan llepada
dunia perbankan. Bank Indonesia juga mengurus dana yang dihimpun dari
masyarakat agar disalurkan kembali ke masyarakat benar-benar efektif
penggunaannya sesuai dengan tujuan pembangunan. Bank Indonesia juga
mengatur dan mengawasi kegiatan perbankan secara keseluruhan.
96
RINGKASAN
dikenal dengan metode CAMELS (capital, asset, management, earning,
liquidity, sensitivity)
LATIHAN/PENUGASAN
Latihan
97
6. Jelaskan fungsi dan peran Lembaga Penjamin Simpanan!
7. Jelaskan siapa saja yang berada dalam keanggotaan Komite Stabilitas
Sistem Keuangan!
Referensi
Budisantoso, T., & Nuritomo. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Ed.
3. Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir. (2013). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Raja Grafindo.
98
PASAR UANG
DAN
VALUTA ASING
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahasiswa/i diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan tujuan pasar uang &valas
2. Menjelaskan jenis transaksi di Pasar uang&valas
3. Menjelaskan instrumen dan Indikator
4. Menjelaskan lembaga yang terlibat dalam pasar uang dan valas
5. Menjelaskan risiko investasi di pasar valas
99
Tujuan adanya pasar uang dibagi menjadi dua sisi, bagi pihak yang
membutuhkan dana dan bagi pihak yang kelebihan dana. Tujuan bagi pihak
yang membutuhkan dana antara lain memenuhi kebutuhan jangka pendek,
memenuhi kebutuhan likuiditas, memenuhi kebutuhan modal kerja, mengalami
kalah kliring, sehingga harus membayar kekalahan. Di sisi lain, tujuan bagi
pihak yang kelebihan dana adalah memperoleh penghasilan dengan tingkat
suku bunga tertentu, membantu pihak-pihak yang kesulitan dana, dan
spekulasi (dengan harapan memperoleh keuntungna besar dalam waktu
singkat dan dalam kondisi ekonomi tertentu).
Sedangkan Pasar Valuta Asing (Foreign Exchange Market)
merupakan pasar di mana transaksi valas dilakukan baik antar negara maupun
dalam suatu negara yang dapat dilakukan oleh suatu badan/perusahaan atau
secara perorangan dengan berbagai tujuan. Transaksi valuta asing ini berupa
perdagangan/pertukaran mata uang suatu negara dengan negara lain. Adapun
tujuan adanya pasar valas adalah sebagai berikut:
1. Untuk transaksi pembayaran
Dalam transaksi export-import, dapat dilakukan dengan mata uang importir,
exportir maupun asing
2. Mempertahankan daya beli
Devaluasi untuk meningkatkan ekspor, sehingga daya beli Pemegang
rupiah dalam negeri akan menurun
3. Pengiriman uang ke luar negeri
Penukaran Valas dilakukan di negara pengirim
4. Mencari keuntungan Dengan adanya kenaikan kurs
Selain mendapatkan suku bunga dan kemudahan penarikan
5. Pemagaran risiko
Untuk mengurangi risiko kenaikan kurs terhadap utang dalam valuta asing
6. Kemudahan berbelanja
Kemudahan bagi para travelers keluar negeri dengan Travel Cheque yang
nominalnya mengikuti kurs
100
Dalam transaksi forward/forward contract, penyerahan dilakukan beberapa
hari mendatang, baik secara mingguan atau bulanan. Transaksi forward
sering disebut sebagai transaksi berjangka karena memiliki janagka waktu
tertentu. Akibat dibayar dengan jangka waktu, maka rate yang digunakan
dalam transaksi forward lebih tinggi jika dibandingan transaksi spot.
3. Transaksi Barter (Swap Transaction)
Merupakan kombinasi antara pembeli dan penjual untuk dua mata uang
secara tunai yang diikuti membeli dan menjual kembali mata uang yang
sama secara tunai dan tunggak secara simultan dengan batas waktu yang
berbeda.Tujuan dari transaksi barter adalah untuk menjaga kemungkinan
dari kerugian yang disebabkan perubahan kurs. Transaksi barter dapat
dilakukan oleh Bank Indonesia dengan bank atau antara bank dengan
nasabahnya.
101
tunjuk dengan nominal tertentu dan penerbitan SBI biasanya dikaitkan
dengan kebijaksanaan pemerintah terhadap operasi pasar terbuka dalam
mengangani masalah jumlah uang yang beredar. Tujuan dari pembelia SBI
adalah sebagai akibat kelebihan dana yang tidak disalurkan untuk
sementara waktu, namum jika pihak investor dapat menjual kepada pihak
Bank Indonesia atau pihak lainnya jika memerlukan dana kembali.
c. Sertifikat Deposito
Sertifikat Deposito merupakan alternative utrama bagi perbankan untuk
memenuhi dana jangka pendek. Sertifikat Deposito diterbikat atas tunjuk
dengan nominal tertentu dan pencairannya dapat dilakukan setelah jatuh
tempo. Jika investor memerlukan dana, Sertifikat Deposito dapat
diperjualbelikan kepada lembaga atau pihak umum.
d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
SBPU diperkenalkan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu alat untuk
melakukan operasi pasar terbuka dalam rangka ikut menstabilkan nilai
rupiah. Penerbitan warkat-warkat dapat berupa wesel atau promes dengan
jangka waktu antara 30 hari sampai dengan 180 hari.
e. Banker’s Acceptance
Merupakan wesel yang diberi cap “accepted”. Banker’s Acceptance terjadi
dalam perdegangan luar negeri. Wesel yang sudah diberi cap “accepted”
dapat diperjualbelikan dengan jaminan pihak bank importer atau pihak
importir sendir.
f. Commercial Paper
Commercial Paper merupakan kertas berharga yang dapat diperdagangkan
dipasr uang dengan jangka waktu yang tidak lebih dari 1 tahun. Yang
termasuk ke dalam jenis Commercial Paper adalah promes yang
diterbitkan perusahaan lembaga keuangan, termasuk bank dan tidak
disertai jaminan tertentu. Keuntungan penjulan Commercial Paper dapat
berupa bunga seperti kredit ataupun menggunakan sistem diskonto.
Kelebihan : pihak penerbit tidak perlu menyediakan jaminan tertentu dan
tingkat suku bunga lebih rendah jika dibandingkan kredit lainnya.
Kekurangannya : sulit diperjualbelikan karena tidak ada jaminan dan hanya
bisa digunakan untuk modal kerja.
g. Treasury Bills
Merupakan instrument pasar modal yang diterbitkan oleh Bank Sentral
dalam jangka pendek. Diterbitkan di luar negeri atas unjuk dan dengan
nominal tertentu. Keuntungannya adalah bagi pembeli faktor kepercayaan
akan dibayar kembali mengingat diterbitkan oleh bank pemerintah dan
mudah diperjualbelikan.
h. Repurchase Agreement.
102
Merupakan bentuk surat berharga yang juga dapat diperjualbelikan dengan
suatu perjanjian tertulis bahwa si penjual akan membeli kembali surat-surat
berharga tersebut. Pemebelian kembali surat berharga disertai dengan
perjanjian yaitu harga dan tanggal jatuh temponya dan diperjualbelikan
secara diskonto. Instrumen yang diperjualbelikan : Serifikat Deposito, SBI,
SBPU, serta Treasury Bills.
2. Indikator Pasar Uang
Indikator pasar uang sangat diperlukan untuk mengukur atau paling tidak
mengamati perkembangan pasar uang. Indikator pasar uang meliputi:
a. BI RATE
Adalah tingkat suku bunga jangka pendek dengan tenor satu bulan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia secara periodik. BI Rate Berfungsi sebagai
sinyal kebijkan moneter guna mencapai target inflansi dan menjaga
stabilitas nilai uang rupiah. Penetapan suku Bunga BI Rate diharapkan
dapat mempengaruhi tingkat suku bunga pasar uang antar bank , suku
bunga simpanan, suku bunga kredit, dan suku bunga lainnya.
b. JIBOR (Jakarta Interbank Offered Rate)
JIBOR adalah suku bunga acuan bagi Pasar Uang Antar Bank (PUAB) dan
merupakan suku bunga indikasi penawaran transaksi (PUAB) di Indonesia
yang berasal dari data suku bunga penawaran Bank-Bank Pelapor yang
ditetapkan BI sebagai contributor JIBOR untuk menentukan tingkat bunga
deposito dan bunga pinjaman perbankan di Indonesia.
c. Inflasi
Merupakan kondisi di mana harga naik secara terus menerus.
d. Kurs
Merupakan nilai suatu mata uang negara tertentu yang diukur,
dibandingkan atau dinyatakan dalam mata uang negara lain.
103
d. Individu-individu, misalnya: rumah tangga membeli Sertifikat Bank
Indonesia.
2. Lembaga Pasar Valas
Terdapat beberapa Lembaga yang terlibat dalam pasar valas, Lembaga-
lembaga tersebut antara lain:
a. Bank-Bank Besar
Bank-bank besar bertaraf internasional dapat dikatakan sebagai pelaku
yang
menciptakan pasar valuta asing. Sehingga bank disebut sebagai market
maker. Bank bertindak sebagai dealer yang beroperasi di pasar antar bank
dan di pasar klien. Bank selain perantara bagi nasabah yang bertransaksi
di pasar valuta asing, juga melakukan transaksi atas rekening bank itu
sendiri. Keuntungan: selisih kurs jual dan beli. (Selisih kurs akan menjadi
kecil dengan adaya persaingan antar bank)
Bank berskala menengah dan kecil membeli dan menjual mata uang asing
dengan melakukan transaksi pada bank skala besar.
b. Dunia Usaha
Beberapa perusahaan dalam aktivitasnya melakukan pembayaran barang
atau jasa dalam mata uang asing. Perusahaan yang melakukan ekspor
(ekspotir) atau impor (importir) membutuhkan mata uang asing dalam
transaksinya. Kebutuhan terhadap mata uang asing dari suatu perusahaan
terkadang relatif kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan dari bank dan
spekulan. Transaksi yang dilakukannya terkadang hanya memberikan
pengaruh kecil terhadap perubahan kurs. meskipun demikian arus
perdagangan mata uang asing dari perusahaan-perusahaan ini dalam
jangka panjang merupakan faktor yang dapat berpengaruh terhadap
perubahan kurs.
c. Bank Sentral
Bank sentral merupakan otoritas moneter tertinggi dari suatu negara dan
memegang peran yang sangat penting dalam mekanisme di pasar valuta
asing. Bank sentral memilki fungsi sebagai stabilator pasar valas
Senantiasa berupaya untuk mengendalikan suplai mata uang, inflasi, dan
ataupun suku bunga. Terkadang bank sentral menggunakan cadangan
devisanya untuk menstabilkan kurs di pasar dengan cara membeli atau
menjual mata uang domestik. Bank sentral memasuki pasar valuta asing
untuk melakukan intervensi agar kurs mata uang domestik berada dalam
kisaran yang paling menguntungkan untuk pertumbuhan ekonomi negara
sehingga akan memberikan dampak yang positif terhadap laju
perekonomian negara. Kegiatan ekonomi akan sangat termotivasi pada
tingkat kurs yang stabil.
d. Perusahaan Manajemen Investasi
104
Perusahaan Manajemen Investasi merupakan perusahan yang mengelola
sejumlah rekening atas nama nasabahnya. perusahaan melakukan
transaksi di pasar untuk mendapatkan mata uang asing tertentu. Mata uang
asing yang diperoleh digunakan untuk transaksi pembelian saham di luar
negeri. Transaksi terhadap mata uang asing yang dilakukan oleh mereka
bukan merupakan tujuan utamanya, sehingga transaksi bukan untuk
spekulasi ataupun untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.
e. Pialang Mata Uang Asing
Pialang mata uang asing adalah perusahaan yang didirikan khusus untuk
melakukan kegiatan jasa perantara bagi kepentingan sejumlah nasabahnya
di pasar valuta asing yang mempertemukan antara penjual dan pembeli.
Pialang bertindak atas nama nasabahnya, perorangan, dealer atau bank.
Pialang akan memperoleh imbalan atas jasa yang dilakukannya.
Keuntungan: Spekulan mendapatkan keuntungan dari setiap perubahan
nilai kurs. Mereka tidak mempunyai transaksi bisnis atau komersial yang
harus dipenuhi di pasar valuta asin, sehingga pada dasarnya spekulan
tidak membutuhkan mata uang asing untuk membiayai transaksi
internasional.
105
kerugian total dari modal yang diinvestasikan, atau bisa juga karena
pergantian presiden atau gubernur bank sentral yang dianggap kurang
melindungi nilai investasi para investor.
g. Risiko Likuiditas, apalagi instrumen yang dimiliki sulit untuk dijual
kembali sebelum jatuh tempo.
2. Risiko Pasar Valuta Asing
Risiko-risiko yang ada dalam pasar valuta asing adalah sebagai berikut:
a. Risiko Pasar
Risiko Pasar dalam pasar valuta asing adalah risiko kerugian yang
timbul dari pergerakan harga pasar. Risiko jenis ini timbul dari
perubahan tingkat suku bunga, kurs valuta asing.
b. Risiko Settlement
Risiko dimana penyelesaian dalam sistem transfer tidak berjalan
sebagaimana mestinya; dengan kata lain jika salah satu pihak tidak
menerima valuta asing yang dibeli (pada saat jatuh tempo), maka pihak
tersebut harus menutupi dan membiayai defisit tersebut sampai pihak
lawan memenuhi kewajiban.
RINGKASAN
1. Pasar Uang (Money Market) merupakan pertemuan dimana para pemilik
dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang
membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara. Tujuan
adanya pasar uang dibagi menjadi dua sisi, bagi pihak yang membutuhkan
dana dan bagi pihak yang kelebihan dana. Tujuan bagi pihak yang
membutuhkan dana antara lain memenuhi kebutuhan jangka pendek,
memenuhi kebutuhan likuiditas, memenuhi kebutuhan modal kerja,
mengalami kalah kliring, sehingga harus membayar kekalahan. Di sisi lain,
tujuan bagi pihak yang kelebihan dana adalah memperoleh penghasilan
dengan tingkat suku bunga tertentu, membantu pihak-pihak yang kesulitan
dana, dan spekulasi (dengan harapan memperoleh keuntungna besar dalam
waktu singkat dan dalam kondisi ekonomi tertentu).
2. Pasar Valuta Asing (Foreign Exchange Market) merupakan pasar di mana
transaksi valas dilakukan baik antar negara maupun dalam suatu negara
yang dapat dilakukan oleh suatu badan/perusahaan atau secara perorangan
dengan berbagai tujuan. Transaksi valuta asing ini berupa
perdagangan/pertukaran mata uang suatu negara dengan negara lain.
3. Dalam perdagangan internasional tidak semua penyerahan dapat dilakukan
pada saat transaksi, karena jarak yang relatif jauh, perbedaan waktu, dan
volume transaksi yang besar. Maka, terdapat tiga macam jenis transaksi
valas yang dapat dilakukan antara lain transaksi tunai, transaksi tunggak,
dan transaksi barter.
4. Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar uang
jenisnya cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang diterbitkan
oleh badan-badan usaha swasta dan negara serta lembaga-lembaga
106
RINGKASAN
pemerintah. Sedangkan indikator pasar uang sangat diperlukan untuk
mengukur atau paling tidak mengamati perkembangan pasar uang.
Pelaku utama dalam pasar uang adalah lembaga-lembaga keuangan,
perusahaan-perusahaan besar, Lembaga-lembaga pemerintah, Individu-
individu, risiko investasi di pasar valas
LATIHAN/PENUGASAN
Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pasar uang serta apa tujuan dari
adanya pasar uang?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pasar valas serta apa tujuan dari
adanya pasar valas?
3. Jelaskan perbedaan mendasar antara pasar uang dengan pasar valas!
4. Sebut dan jelaskan tiga instrumen yang sering digunakan dalam transaksi
di pasar uang!
5. Tidak dipungkiri bahwa berinvestasi di pasar uang dan pasar valas
mengandung risiko. Sebut dan jelaskan dua risiko berinvestasi di pasar
uang dan pasar valas!
Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta
107
ASURANSI
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahasiswa/i diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan sejarah asuransi
2. Menjelaskan manfaat dan Penggolongan asuransi
3. Menjelaskan manajemen risiko
4. Menjelaskan perhitungan premi asuransi
108
berdasarkan prinsip syariah guna saling menolong dan melindungi dengan
cara memberikan penggantian kepada peserta atau pemegang polis karena
kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita peserta
atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya peserta atau
pembayaran yang didasarkan pada hidupnya peserta dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Dalam perjanjian asuransi, pihak tertanggung dan penanggung
mengikat suatu perjanjian tentang hak dan kewajiban masing-masing.
Perusahaan asuransi membebankan sejumlah premi yang harus dibayar
tertanggung. Premi yang harus dibayar sebelumnya sudah diperhitungkan
terlebih dahulu dengan nilai risiko yang akan dihadapi. Semakin besar risiko
maka semakin besar premi yang harus dibayar dan sebaliknya. Perjanjian
asuransi tertuang dalam polis asuransi, dimana disebutkan syarat-syarat, hak-
hak, kewajiban masing-masing pihak, jumlah uang yang dipertanggungkan dan
jangka waktu asuransi.
Secara umum perkembangan asuransi di Indonesia dibagi menjadi dua
tahap penting yaitu zaman penjajahan (sampai tahun 1942) dan zaman
kemerdekaan (sesudah Perang Dunia II). Kegiatan asuransi pertama kali hadir
di Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Asuransi diperlukan oleh
Belanda untuk menjamin kelangsungan bisnisnya di bidang perkebunan dan
perdagangan. Jenis asuransi yang telah diperkenalkan Belanda pada waktu itu
masih sangat terbatas dan sebagian besar terdiri dari asuransi kebakaran dan
pengangkutan. Pada prakteknya, asuransi di Hindia Belanda lebih terfokus
pada kegiatan perdagang dankepentingan bangsa Belanda, Inggris, dan
bangsa Eropa lainnya. Hal ini disebabkan oleh diterapkannya praktek monopoli
oleh pemerintah Belanda sehingga manfaat dan peranan asuransi belum
dirasakan oleh masyarakat pribumi.
Pada masa setelah kemerdekaan, ada dua tahap penting perkembangan
asuransi di Indonesia yaitu:
1. Nasionalisasi Perusahaan asuransi asing
Perusahaan asuransi peninggalan penjajah Belanda yang dinasionalisasi
adalah NV Assurantie Maatshappij De Nederlandern dan Bloom Vander EE
tahun 1845 menjadi PT Asuransi Bendasraya. Selain itu Asuransi De
Nederlanden Van 1845 dinasionalisasi menjadi PT. Asuransi Jiwasraya
109
mendirikan beberapa perusahaan asuransi baru untuk menunjang
kesejahteraan masyarakat yaitu:
a. Asuransi Jasa Rahardja untuk melindungi masyarakat dari resiko
kecelakaan lalu lintas
b. Perum Taspen untuk Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri
c. Perum Asabri untuk anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
d. Jamsostek, yaitu asuransi kecelakaan tenaga kerja perusahaan swasta
Perkembangan asuransi modern di Indonesia dimulai dengan semakin
banyaknya perusahaan asuransi yang berdiri di awal tahun 1980-an. Beberapa
diantaranya seperti AIA Financial, Allianz, Avrist AXA Mandiri, CIGNA,
Prudential, dan Asuransi Sinar Mas hadir dan menawarkan berbagai macam
produk perlindungan dan bahkan investasi. Hal ini semakin menambah
alternative pilihan bagi masyarakat untuk medapatkan perlindungan terhadap
resiko seperti yang diharapkan. Di tahun 2000an berkembang pula asuransi
dengan prinsip Syariah yang menyusul berkembangnya industri perbankan
syariah. Di sisi lain pemerintah juga semakin tanggap dengan kebutuhan
masyarakat akan perlindungan sehingga mulai tahun 2014 lahir Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Ketenagakerjaan
sebagai gabungan fungsi dan peran dari Jamsostek dan Askes pada periode
sebelumnya.
Pelaksanaan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan
pihak nasabahnya tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Setiap
perjanjian dilakukan mengandung prisnip-prinsip auransi. Tujuannya adalah
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari antara pihak
perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya. Prinsip-prinsip yang
dimaksud adalah :
1. Insurable Interest merupakan hal berdasarkan hukum untuk
mempertanggung jawabkan suatu Risiko berkaitan dengan keuangan, yang
diakui sah secara hukum antara tertanggung dan suatu yang
dipertanggungkan dan dapat menimbulkan hak dan kewajiban keuangan
secara hukum.
2. Utmost Good faith atau itikad baik dalam penetapansetiap suatu kontrak
haruslah didasarkan pada i’itikad baik antara tertanggung dan penanggung
mengenai seluruh informasi baik materil maupun immateril.
110
kekuatan lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan
independen.
b. Bagi Nasabah
1) Memberikan rasa aman
2) Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik
kembali
3) Terhindar dari risiko kerugian atau kehilangan
4) Memperoleh penghasilan di masa yang akan datang
5) Memperoleh penggantian akibat kerusakan atau kehilangan
2. Penggolongan Asuransi
a. Menurut Sifat Pelaksanaannya
1) Asuransi sukarela
Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara
sukarela, dan semata-mata dilakukan atas kesadaran
seseorang akan kemungkinan terjadinya risiko kerugian atas
sesuatu yang dipertanggungkan.
2) Asuransi wajib
Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-
pihak terkait yang pelakasanaannya dilakukan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
111
b. Menurut Jenis Usaha Perasuransian
Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian jenis
usaha perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis :
1) Usaha Asuransi
a) Asuransi kerugian, yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa
dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan
manfaat dn tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang timbul dari peristiwa yag tidak pasti. Usaha asuransi
kerugian ini dapat dipilah sebagai berikut:
• Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup
risiko kebakaran.
• Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan
penanggung atau perusahaan asuransi akan menjamin
kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya
kehilangan atau kerusakan saat pelayaran.
• Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang
tidak dapat digolongkan kedala kedua asuransi diatas,
missal : asuransi kendaraan bermotor, asuransi
kecelakaan diri, dan lain sebagainya.
b) Asuransi jiwa (life insurance), adalah suatu jasa yang
diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan
risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya
seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa
memberikan:
• Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu
kecelakaan.
• Santunan bagi tertanggung yang meninggal
• Bantuan untuk menghindari kerugian yang
disebabkan oleh meninggalnya orang kunci
• Penghimpunan dana untuk persiapan pensiun
Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan
menjadi tiga, yaitu :
• Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance), biasanya
polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai
tertentu dengan premi yang dibayar secara periodik
(bulanan, triwulanan, semesteran, dan tahunan).
• Asuransi jiwa kelompok (group life insurance),
asuransi jiwa ini biasanya dikeluarkan tanpa ada
pemeriksaan medis atas suatu kelompok orang di
bawah satu polis induk di mana masing-masing
anggota kelompok menerima sertifikat partisipasi.
• Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance),
dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal
tertentu. Premi umumnya dibayar mingguan yang
112
dibayarkan di rumah pemilik polis kepada agen yang
disebut debit agent.
113
penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk
kepentingan tertanggung.
2) Pialang reasuransi adalah usaha yang memberikan jasa
keperantaraan dalam penetapan reasuransi dan
penanganan ganti rugi reasuransi dewan bertindak untuk
kepentingan perusahaan asuransi.
3) Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang memberikan
jasa penilaian terhadap kerugian pada objek asuransi yang
dipertanggungkan.
4) Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa
konsultan aktuaria.
5) Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa
keperantaraan dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk
dan atas nama penanggung.
c. Menurut The Chartered Insurance Institute London
1) Asuransi kerugian (property insurance), merupakan
pertanggungan untuk semua milik yang berupa harta benda
yang memiliki risiko. Jenisnya ada :
a) Asuransi kebakaran (fire insurance)
b) Asuransi pengangkutan (marine insurance)
c) Asuransi penerbangan (flight insurance)
d) Asuransi kecelakaan (accident insurance)
C. Manajemen Risiko
Klasifikasi Risiko dalam Asuransi
1. Risiko Murni (Pure Risk)
Karakteristik dari pure risk adalah risiko bila itu memang terjadi pasti
menimbulkan kerugian dan apabila tidak terjadi maka tidak akan menimbulkan
kerugian maupun tidak akan menimbulkan keuntungan. Kerugian yang
mungkin pasti terjadi. Contoh dari risiko ini adalah kebakaran, kecelakaan,
bangkrut dan lain sebagainya.
114
2. Risiko Spekulatif (Speculative Risk)
Mengandung dua kemungkinan jika peristiwa yang dianggap risiko
tersebut benar-benar terjadi. Misalnya ketika berinvestasi saham, maka
peristiwa atau proses investasi tersebut akan menimbulkan risiko spekulatif,
yaitu di satu sisi ada kemungkinan untung secara finansial dan di lain sisi ada
risiko kerugian.
115
Setelah kita memahami asuransi beserta dengan risiko-risiko yang
dapat dipertanggungkan, maka sebenarnya dalam proses menghadapi risiko-
risiko tersebut dikenal dengan adanya manajemen risiko. Risiko manajemen di
perlukan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis risiko, tingkat kerugian yang
diakibatkan dan bagaimana menentukan langkah-langkah preventif dalam
menanggulangi risiko tersebut.
Risk management bisa diilustrasikan dari hal paling sederhana hingga
dengan cara-cara yang rumit untuk langkah preventif dalam skala besar.
Dalam kasus sederhana di kehidupan sehari-hari, mengunci pintu mobil atau
pintu rumah merupakan salah satu langkah risk management yang dapat
dilakukan oleh siapa saja. Dengan mengunci mobil berarti sudah dapat
mengklasifikasikan risiko apa saja yang mungkin terjadi ketika memarkir mobil,
sehingga hal tersebut mengambil langkah preventif dengan mengunci mobil
tersebut.
Dalam skema besar risk management dimulai dengan adanya
identifikasi risiko (risk identification) dan evaluasi risiko (risk evaluation) untuk
mengetahui frekuensi serta tingkat kerugian yang mungkin ditimbulkan.
Setelah itu dilakukan yang namanya prosedur pengendalian risiko (risk control)
untuk mengetahui kerugian apa saja yang bisa ditimbulkan apakah itu kerugian
finansial atau kerugian fisik. Setelah itu ada banyak langkah yang bisa diambil
seperti meminimalisir risiko, mengalihkan risiko (asuransi), atau menghilangkan
risiko itu sama sekali.
Memahami jenis risiko dan manfaat ikut program asuransi akan
membuat lebih berhati-hati dalam menjalani kehidupan dan merasa nyaman
ikut program asuransi yang sesuai dengan kebutuhan. Jangan gegabah dan
cepat terbuai dengan kelebihan dan fasilitas dari setiap produk asuransi yang
ditawarkan, jika tidak mau mengalami kerugian karena memiliki produk
asuransi yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
116
Contoh : Asuransi Rumah
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya biaya
premi adalah nilai pertanggungan. Jika biaya yang dibutuhkan untuk
membangun kembali rumah tersebut mahal, berarti nilai pertanggungannya
akan mahal. Nilai pertanggungan yang tinggi berarti premi yang perlu dibayar
juga tinggi. Jika asuransi rumah all risk, berarti aset yang perlu dilindungi akan
bertambah. Nilai pertanggungan yang dibutuhkan juga akan bertambah.
Untuk menghitung premi, perlu menghitung nilai pertanggungan sebuah
rumah. Cara sederhananya adalah dengan mengetahui luas bangunan serta
biaya yang dibutuhkan untuk membangun rumah tersebut.
Sebagai contoh: Jika luas bangunan rumah, 100 m2, dengan biaya
yang dibutuhkan untuk membangun rumah tersebut adalah Rp5 juta/m2, maka
nilai pertanggungan yang dibutuhkan adalah Rp5 juta/m2 x 100 m2 = Rp500
juta
Rate premi adalah tingkat premi yang dikenakan dengan nilai berbeda
dari 1 perusahaan asuransi dengan lainnya. Rate premi ada yang dihitung
dengan satuan permil (‰) ada pula yang dihitung dengan satuan persentase
(%). Dengan mengambil nilai pertanggungan di atas, dengan rate premi
0,2194% atau 2,194‰ maka biaya premi yang harus dibayar adalah:
Rp500 juta x 0,2194% = Rp1.097.000
2. Nilai Properti
Perkembangan nilai properti yang ditentukan oleh lokasi dan harga pasar
properti akan mengubah biaya pembangunan sehingga mengubah nilai
pertanggungan.
3. Akses Transportasi
Sebuah rumah dengan akses transportasi yang mudah akan membutuhkan
premi yang lebih murah dengan rumah yang aksesnya sulit dijangkau.
117
Sebagai contoh, jika terjadi kebakaran maka rumah dengan akses yang mudah
akan lebih cepat didatangi mobil pemadam kebakaran. Tentu setiap
perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda, ada yang menilai sebuah premi
dengan faktor yang lebih banyak, ada pula yang lebih sederhana.
RINGKASAN
1. . Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi
dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh
perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk memberikan penggantian
kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya
yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau memberikan pembayaran
yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang
didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah
ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. Dalam
undang-undang tersebut, disampaikan pula tentang gambaran asuransi
syariah sebagai perkembangan industri perasuransian.
118
RINGKASAN
terfokus pada kegiatan perdagang dankepentingan bangsa Belanda, Inggris,
dan bangsa Eropa lainnya. Hal ini disebabkan oleh diterapkannya praktek
monopoli oleh pemerintah Belanda sehingga manfaat dan peranan asuransi
belum dirasakan oleh masyarakat pribumi.
6. Cara menghitung premi asuransi cukup mudah yaitu dengan mengalikan tarif
premi yang diberlakukan dikalikan dengan jumlah tanggungan. Tarif Premi
Asuransi ditentukan oleh luas jaminan risiko yang dikehendaki juga jenis dan
sifat penggunaan harta benda yang dipertanggungkan. Harga
Pertanggungan adalah nilai dari tiap harta benda yang diasuransikan. Cara
penentuan Harga Pertanggungan adalah dengan perhitungan harga wajar
dalam kondisi “saat ini” dari harta benda yang diasuransikan, bukan nilai
komersial dan menyangkut lokasi, Keunikan atau Nilai seninya.
LATIHAN/PENUGASAN
Latihan
119
1. Jelaskan dengan singkat pengertian asuransi!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan premi dan polis asuransi!
3. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip pelaksanaan perjanjian asuransi
antara perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya!
4. Sebutkan manfaat asuransi bagi perusahaan asuransi dan nasabah!
5. Jelaskan penggolongan asuransi berdasar sifat pelaksanaannya!
6. Jelaskan pengertian dari risiko-risiko berikut:
a. Risiko Murni
b. Risiko Spekulatif
c. Risiko Khusus
Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta
KARTU PLASTIK
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahasiswa/i diharapkan
mampu:
1. Pengertian kartu plastik
120 2. Pihak-pihak yang terlibat
3. Sistem kerja kartu plastik
4. Jenis-jenis kartu kredit
5. Cara memilih kartu kredit
6. Keuntungan dan kerugian kartu kredit
Untuk mengawali kegiatan belajar, Pindailah kode bar
disamping, simak video dalam daftar video dan
pelajari serta pahamilah isi materi yang ada di
dalamnya.
121
Dinners Jaya Indonesia untuk kartu dinners dan PT Kassa Multi Finance untuk
kartu kassa.
122
Apabila nasabah pemegang kartu melakukan transaksi, maka sistem
kerja penagihannya adalah sebagai berikut.
1. Pemegang kartu melakukan transaksi dengan menunjukkan kartu dan
menandatangani bukti transaksinya.
2. Pihak pedagang akan menagihkan ke bank atau lembaga pembiayaan
berdasarkan bukti transaksinya dengan nasabah.
3. Bank atau lembaga pembiayaan akan membayar kembali kepada merchant
sesuai dengan perjanjian yang telah mereka sepakati.
4. Bank atau lembaga pembiayaan akan menagihkan ke pemegang kartu
berdasarkan bukti pembelian sampai batas waktu tertentu.
5. Pemegang kartu akan membayar sejumlah nominal yang tertera sampai
batas waktu yang telah ditentukan dan apabila terjadi keterlambatan, maka
nasabah akan dikenakan bunga dan denda.
b. Charge Card
Kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran suatu transaksi
barang dan jasa, kemudian pemegangkartu diwajibkan membayar
kembali secara penuh seluruh taguhannya pada akhir bulan atau bulan
berikutnya dengan atau tanpa beban tambahan. Penggunaan kartu ini
tidak dibatasi limitnya. Keterlambatan pembayaran kartu ini akan
123
dikenakan denda keterlambatan (late charge) oleh bank sebesar
persentase tertentu. Namun kelebihannya pemegang kartu ini tidak
akan dikenakan bunga setiap pembayarannya. Contoh kartu ini : BCA
Card, Hero Master, Dinners Club.
d. Cash Card
Kartu tunai, sering disebut kartu ATM yaitu kartu yang dapat digunakan
untuk penarikan tunai baik di counter-counter bank maupun pada
anjungan ATM. Seorang pemegang kartu ATM harus memiliki rekening
tabungan di bank. Penarikan hanya bisa dilakukan bila saldo yang
dimiliki mencukupi untuk ditarik.
124
GNNT ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
penggunaan instrumen non tunai, sehingga berangsur-angsur terbentuk
suatu komunitas atau masyarakat yang lebih menggunakan instrumen
non tunai (Less Cash Society/LCS) khususnya dalam melakukan
transaksi atas kegiatan ekonominya.
Dibandingkan negara-negara ASEAN, penggunaan transaksi
pembayaran berbasis elektronik yang dilakukan masyarakat Indonesia
relatif masih rendah, sementara dengan kondisi geografi dan jumlah
populasi yang cukup besar, masih terdapat potensi yang cukup besar
untuk perluasan akses layanan sistem pembayaran di Indonesia. Untuk
itu, Bank Indonesia bersama perbankan sebagai pemain utama dalam
penyediaan layanan sistem pembayaran kepada masyarakat perlu
memiliki visi yang sama dan komitmen yang kuat untuk mendorong
penggunaan transaksi non tunai oleh masyarakat dalam mewujudkan
LCS. (Siaran Pers Bank Indonesia, 14 Agustus 2014)
Tabel 10.1 Daftar Penyelenggara Uang Elektronik yang Telah Memperoleh
Izin dari Bank Indonesia (Per 17 April 2020)
125
Tanggal Efektif Nama Produk Nama Produk
No. Nama
Operasional Server Based Chip Based
126
Tanggal Efektif Nama Produk Nama Produk
No. Nama
Operasional Server Based Chip Based
2019
43 PT MNC Teknologi 1 December Spinpay -
Nusantara 2019
44 PT Kereta Commuter 14 November - KMT
Indonesia 2019
45 PT Mass Rapid Transit 25 November - MTT
2019
46 PT Astra Digital Arta 18 Februari AstraPay -
2020
47 PT Bank OCBC NISP 2 Maret 2020 One Wallet -
48 PT Rpay Finansial Digital 18 Maret 2020 Yourpay -
Indonesia
49 PT Visi Jaya Indonesia 6 April 2020 Eidupay -
127
2. Nasabah melengkapi persyaratan, seperti:
a. Menyerahkan fotokopi bukti diri seperti KTP
b. Menyerahkan slip gaji atau surat keterangan penghasilan
c. Biaya administrasi
Yaitu biaya yang dibebankan kepada setiap pemegang kartu yang akan
menarik uang tunai di ATM
d. Biaya denda
128
Biaya denda diperoleh dari keterlambatan pembayaran, di samping
bunga yang sudah dijelaskan sebelumnya.
RINGKASAN
.
129
1. Kartu plastik merupakan kartu yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga
non-bank. Kartu plastik diberikan kepada nasabah untuk dapat dipergunakan
sebagai alat pembayaran di berbagai tempat seperti supermarket, pasar
swalayan, hotel, restoran, tempat hiburan, dan tempat-tempat lainnya. Di
samping itu, dengan kartu ini juga dapat diuangkan di berbagai tempat
seperti ATM (Automated Teller Machine). ATM biasanya tersebar di berbagai
tempat yang strategis seperti di pusat perbelanjaan, hiburan, dan
perkantoran.
2. Transaksi yang dilakukan dengan menggunakan kartu plastik melibatkan
berbagai pihak yang saling berkepentingan. Masing-masing pihak satu sama
lain terikat perjanjian baik mengenai hak maupun kewajibannya. Pihak-pihak
yang terlibat ini antara pada akhirnya akan membentuk suatu sistem kerja
kartu kredit itu sendiri.
3. Sistem kerja kartu kredit adalah dengan melibatkan pihak-pihak yang saling
berkepentingan. Sistem kerja ini melibatkan pemegang kartu, perusahaan
yang mengeluarkan kartu dan pihak pedagang (merchant).
4. Jenis kartu kredit tersebut dapat dilihat dari sisi fungsi dan wilayah
berlakunya. Dari sisi fungsi terdapat kartu kredit, charge card, kartu debit,
cash card, dan check guarantee card. Sedangkan dari sisi wilayah
berlakunya terdapat kartu plaktik local dan internasional.
LATIHAN/PENUGASAN
Latihan
1. Sebut dan jelaskan tiga pihak yang terlibat dalam transaksi kartu kredit!
2. Dilihat dari segi fungsinya, kartu kredit dapat dibagi menjadi 5 jenis, sebut
dan jelaskan!
3. Sebut dan jelaskan ciri-ciri kartu kredit yang baik!
4. Bagaimana persyaratan umum guna memperoleh kartu kredit? Jelaskan!
5. Selain memiliki keuntungan, pemegang kartu kredit juga memiliki kerugian.
Jelaskan kerugian bagi pemegang kartu kredit!
Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta
Bank Indonesia
130
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahasiswa/i diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan tugas dan fungsi Bank Dunia
2. Menjelaskan tugas dan fungsi International Monetary Fund
3. Menjelaskan tugas dan fungsi Bank Pembangunan Asia/Asian Development
Bank
4. Menjelaskan tugas dan fungsi Bank Pembangunan Islam/Islamic
Development Bank
5. Menjelaskan tugas dan fungsi Financial Stability Board (FSB)
B. Bank Dunia
Bank Dunia adalah lembaga keuangan internasional yang menyediakan
pinjaman kepada negara berkembang untuk program pemberian modal.
Awalnya, Bank Dunia bertujuan mengatur keuangan, merekonstruksi,
membangun infrastruktur dan membantu korban perang setelah terjadi Perang
Dunia II. Bantuan Bank Dunia selanjutnya dialihkan kepada pemberian
131
bantuan pinjaman dalam rangka membantu negara-negara berkembang yang
menjadi anggota Bank Dunia. Tujuan Bank Dunia di Mata Internasional antara
lain :
1. Membantu rekonstruksi dan pembangunan dengan cara memfasilitasi
investasi modal untuk tujuan tertentu suatu negara.
2. Mendorong investasi lewat jaminan atau pinjaman.
3. Membantu perdagangan internasional dengan cara mempertahankan
keseimbangan saldo pembayaran.
4. Menyusun pinjaman internasional yang dapat membiayai proyek negara
baik besar ataupun kecil dengan jaminan.
5. Kegiatannya didasari untuk mempengaruhi investasi internasional sehingga
tercipta keadaan ekonomi yang damai.
Selain tujuan, ada pula fungsi dari Bank Dunia yaitu untuk
menuntaskan kemiskinan khususnya di negara-negara berkembang dan
negara miskin. Fungsi Bank Dunia dapat dicermati sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesejahteraan penduduk melalui kesehatan dan pendidikan.
2. Turut serta mengembangkan bidang kehidupan sosial, pemerintahan dan
membangun sebagai cara untuk mengurangi kemiskinan.
3. Membantu kemampuan pemerintah untuk memberikan pelayanan
berkualitas, efisien dan transparan.
4. Melestarikan lingkungan hidup.
5. Mendukung pengembangan bisnis di sektor swasta.
6. Turut andil dalam pembentukan stabilitas ekonomi supaya tetap dalam
kondisi stabil untuk investasi dan perencanaan jangka panjang.
Bantuan yang diberikan oleh Bank Dunia dari tahun ke tahun semakin
beragam. Hal ini sesuai pula dengan perkembangan negara-negara di dunia.
Jenis bantuan yang dapat dibiayai oleh Bank Dunia antara lain pembangunan
jalan, pembangkit listrik, pembangunan pelabuhan, jaringan telekomunikasi,
pengembangan dunia pendidikan, dan bidang-bidang lainnya yang sesuai
dengan tujuan Bank Dunia.
Sumber dana Bank Dunia diperoleh dari Bank Dunia sendiri,
pemerintah-pemerintah asing dan modal swasta. Kemudian dana tersebut
disalurkan kepada negara-negara yang membutuhkan dengan risiko
dibebankan kepada negara yang bersangkutan.
Asal mula Bank Dunia adalah dari International Bank for Reconstruction
and Development (IBRD) yang didirikan dalam rangka memecahkan masalah
moneter dan masalah keuangan liannya. Bank Dunia didirikan pada tahun
1945 bersamaan dengan pendirian IMF. Tujuan pendirian kedia lembaga ini
sama yaitu dalam rangka penyediaan perangkat moneter dan keuangan untuk
menuju kearah kemakmuran dunia. Bank dunia mulai melakukan kegiatannya
sejak 1946.
Bank Dunia saat ini memiliki dua keanggotaan yang meliputi :
1. International finance corporation (IFC)
Kegiatan lembaga ini dalam rangka memberikan bantuan kepada sector-
sektor swasta negara-negara berkembang.
132
2. International development association(IDA)
Kegiatan sama dengan IFC, hanya bantuan lebih ditujukan kepada negara-
negara miskin dan dengan persyaratan pinjaman yang lebih mudah. IDA
juga turut ikut mensponsori kegiatan ICSID (international for the settlement
investment development).
Didirikan pada saat yang sama dan tujuan yang relative sama,
perbedaaan Bank Dunia dengan IMF antara lain :
1. Pinjaman IMF dikhususkan untuk masalah ekonomi jangka pendek.
Pinjaman ini memberi dukungan umum untuk neraca pembayaran negara
dan cadangan internasional, sementara negara mengambil tindakan
kebijakan untuk mengatasi kesulitannya. Grup Bank Dunia sebaliknya lebih
konsentrasi pada isu-isu jangka panjang dan berusaha mendorong
pertumbuhan ekonomi terintegrasi.
133
1. Penerimaan anggota IMF yang baru
2. Peninjauan quota masing-masing anggota
3. Hak untuk menarik keanggotaan seseorang
Selain tujuan yang telah disebutkan diatas, pendirian IMF memiliki
tujuan yang tertera dalam articles of agreement. Adapun tujuan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Menjadi tempat secara permanen bagi pertemuan-pertemuan dan
perundingan untuk mencapai kerjasama internasional dalam bidang
keuangan
2. Membantu memperluas perdagangan internasional yang seimbang
diantara para anggotanya dan membantu perekonomian para anggotanya.
3. Berusaha meniadakan competitive depreciations dan mengusahakan
tercapainya stable exchange rate
134
internasional kepada negara-negara maju untuk ikut serta di dalam membantu
negara-negara yang sedang berkembang
ADB memiliki visi “wilayah Asia dan Pasifik yang bebas dari
kemiskinan.” Adapun misi ADB adalah membantu mengurangi kemiskinan
dan meningkatkan kondisi serta kualitas kehidupan negara anggota ADB yang
berasal dari kalangan negara sedang berkembang. Sama seperti World Bank,
ADB memiliki rating triple-A dari Standard and Poors, Moody’s, dan Fitch
2. Keanggotaan ADB
Keanggotaan ADB terbuka bagi negara-negara anggota Economic and
Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP), negara-negara
regional lainnya, dan juga negara-negara maju di luar wilayah Asia yang
menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan lembaga khusus
dari PBB (Special Agencies).
Sampai dengan 2019 lalu, ADB memiliki 68 anggota, yang mana 48
negara berasal dari Asia Pasifik sedangkan 19 berasal dari luar wilayah
Asia Pasifik. Indonesia merupakan salah satu negara pendiri ADB di tahun
1966. Saat ini Indonesia memiliki 578.100 saham atau sekitar 5,43% dari
total saham, lalu memiliki jumlah kekuatan suara sebesar 617.797 suara
atau 4,65% dari keseluruhan jumlah suara, atau 7,14% dari total suara
keanggotaan regional.
3. Keorganisasian ADB
Pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi ADB adalah Dewan
Gubernur yang terdiri atas para Gubernur negara anggota. Setiap negara
anggota diwakili oleh seorang Gubernur dan seorang Gubernur Pengganti
yang diangkat oleh masing-masing negara. Para Gubernur bertemu dan
135
bersidang satu kali dalam satu tahun, namun dapat bersidang di luar itu
apabila diusulkan oleh lima negara melalui Direksi. Gubernur ADB untuk
Indonesia dijabat oleh Menteri Keuangan, sedangkan Gubernur Pengganti
dijabat oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional. Saat ini pun,
Indonesia diamanahi menjadi Vice Chair of The Board of Governor dari
ADB, dalam hal ini adalah Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan
RI.
Untuk melaksanakan tugas sehari-hari, Gubernur dapat mendelegasikan
sebagian atau seluruh wewenangnya kepada Direktur Eksekutif yang
tergabung di dalam Dewan Direksi. Direksi terdiri atas 12 orang Direktur
Eksekutif, dengan perincian 8 orang dipilih oleh Gubernur yang mewakili
anggota regional Asia dan 4 orang mewakili anggota nonregional Asia.
Para Direktur Eksekutif ditunjuk oleh Dewan Gubernur dan secara umum
tugasnya adalah melaksanakan tugas operasional ADB.
ADB diketuai oleh seorang Presiden (Chairman of The Board of Director)
yang berasal dari negara anggota regional Asia dan dipilih oleh Dewan
Gubernur untuk jangka waktu 5 tahun, dan dapat dipilih kembali. Presiden
menunjuk dan memberhentikan pegawai sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan oleh Direksi. Di samping dibantu oleh 12 Direktur, Presiden
juga dibantu oleh tiga orang Wakil Direktur atau Wakil Presiden yang
diangkat oleh Direksi atas rekomendasi Presiden. Wakil Presiden bertugas
mengatur serta melaksanakan tugas-tugas Bank yang ditetapkan oleh
Direksi dan menggantikan Presiden apabila yang bersangkutan
berhalangan.
4. Sumber Pembiayaan
ADB mengumpulkan dana melalui penerbitan obligasi di pasar modal
dunia. Selain itu, ADB juga mengandalkan kontribusi dari para anggota,
laba ditahan dari kegiatan peminjaman dana, dan pembayaran kembali
pinjaman. ADB juga menyediakan pinjaman dan hibah yang berasal dari
sejumlah dana khusus.
Pada tahun 2018, permintaan akan bantuan ADB terus
meningkat. Komitmen baru pada 2018 mencapai $ 21,58 miliar dalam
bentuk pinjaman dan hibah, melebihi target $ 19,71 miliar dan total 2017
sebesar $ 19,69 miliar. Dari total 2018, komitmen sektor swasta melihat
pertumbuhan tahun-ke-tahun sebesar 37% menjadi sekitar $ 3,14 miliar,
level tertinggi hingga saat ini. Operasi sektor swasta ADB juga
memobilisasi pembiayaan bersama senilai $ 7,17 miliar. Termasuk
pembiayaan bersama dan bantuan teknis resi dan komersial, komitmen
ADB tahun lalu adalah $35,82 miliar, naik 13 % dari 2017.
5. Instrumen Pinjaman
ADB menawarkan beberapa jenis instrumen keuangan untuk sektor publik
yang mencakup pinjaman, hibah, bantuan teknis, penjaminan, penyertaan
modal dan produk manajemen utang. Khusus untuk instumen pinjaman
136
diberikan dalam skema Ordinary Capital Resources (OCR) dan Asian
Development Fund (ADF). Sebagian besar pinjaman dari ADB berupa
skema OCR, yakni pool of funds dengan terms yang mendekati pasar
(komersil) yang ditawarkan untuk negara berpendapatan menengah
seperti Indonesia. Sementara pinjaman ADF merupakan skema pinjaman
dengan bunga sangat rendah disertai hibah guna membantu mengurangi
kemiskinan di negara-negara anggota ADB.
137
1. Mengatur investasi modal Islam.
2. Menyeimbangkan antara investai dan pembangunan di Negara Islam.
3. Memilih lahan/sektor yang cocok untuk investasi dan mengatur
penelitiannya.
4. Memberi saran dan bantuan teknis bagi proyek-proyek yang dirancang
untuk investasi regional di Negara-negara Islam.
Kelanjutan proposal yang diajukan oleh Mesir ini diagendakan kembali
pada siding Menteri Luar Negeri Negara-negara Islam (OKI) di Benghazi Libya
bulan Maret 1973. Kemudian pada bulan Juli 1973 negara-negara Islam
penghasil minyak yang diwakili oleh komite ahli bertemi di Jeddah dalm rangka
membicarakan pendirian Bank Islam Internasional. Pada pertemuan kedua,
bulan Mei 1974 dibahas rancangan anggaran dasar dan rancangan anggaran
rumah tangga.
Akhirnya rancangan pendirian Bank Pembangunan Islam atau Islamic
Development Bank (IDB) disetujui pada siding Menteri Keuangan OKI di
Jeddah tahun 1975. Modal dasar pendirian IDB adalah 2 miliar Dinar Islam
atau setara dengan 2 miliar Special Drawing Right (SDR). Keanggotaan IDB
seluruhnya adalah Negara-negara yang tergabung dalam OKI. Saat ini IDB
memiliki jumlah anggota 43 negara yang bertugas memberikan pinjaman
bebas bunga untuk proyek infrastruktur dan pembiayaan kepada Negara
anggota berdasarkan partisipasi modal Negara tersebut.
Terdapat 56 negara sebagai pemegang saham di dalam bank ini. Arab
Saudi merupakan sebagai pemegang saham yang terbesar di bank ini. Libya
merupakan Negara kedua pemegang saham terbesar, manakala Iran yang
ketiga terbesar. Berikut adalah pemegang-pemegang saham yang lain
(mengikuti benua dan urutan nilai saham yang dipegang) :
138
Afrika Asia Amerika Eropa
16. Mali 17. Azerbaijan
17. Chad 18. Afghanistan
18. Mauritania 19. Lebanon
19. Gambia 20. Kyrgyzstan
20. Mozambiqu 21. Maldives
e 22. Tajikistan
21. Dijibouti 23. Turkmenist
22. Guinea- an
Bissau 24. Uzbekistan
23. Sierra
Leone
24. Somalia
25. Togo
26. Comoros
27. Cote
d’lvoire
RINGKASAN
1. Bank Dunia adalah lembaga keuangan internasional yang menyediakan
pinjaman kepada negara berkembang untuk program pemberian modal.
Awalnya, Bank Dunia bertujuan mengatur keuangan, merekonstruksi,
membangun infrastruktur dan membantu korban perang setelah terjadi
Perang Dunia II. Bantuan Bank Dunia selanjutnya dialihkan kepada
pemberian bantuan pinjaman dalam rangka membantu negara-negara
berkembang yang menjadi anggota Bank Dunia.
139
RINGKASAN
LATIHAN/PENUGASAN
Latihan
1. Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara Bank Dunia dan IMF!
2. Sebutkan fungsi dari didirikannya Asian Development Bank!
3. Jelaskan secara singkat latar belakang pendirian Islamic Development
Bank!
4. Jelaskan secara singkat tujuan didirikannya Financial Stability Board!
Penugasan
1. Silakan buat mind map ataupun infografis mengenai keseluruhan Lembaga
Keuangan Internasional yang telah dijelaskan di Bab ini! Buatlah dengan
140
pendekatan yang kreatif!
Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta
141
FINANCIAL TECHNOLOGY
DAN
CRYPTOCURRENCY
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahasiswa/i diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan pengertian fintech
2. Menjelaskan perkembangan fintech di Indonesia
3. Menjelaskan jenis layanan fintech
4. Menjelaskan peranan fintech dalam perekonomian Indonesia
5. Menjelaskan pengertian cryptocurrency dan perkembangannya
A. Pengertian Fintech
Bagian dari kehidupan sehari-hari, karena setiap aktivitas yang dijalani
oleh masyarakat tidak terlepas dari adanya teknologi. Pemanfaatan atas
perkembangan teknologi sudah terbukti memberikan banyak kemudahan bagi
masyarakat, baik dari segi waktu maupun fasilitas yang dirasakan.
Salah satu perkembangan teknologi yang saat ini menjadi bahan kajian
di Indonesia adalah Teknologi Finansial atau Financial Technology (Fintech)
dalam lembaga perbankan. Menurut definisi yang dikemukakan oleh National
Digital Research Centre (NDRC), teknologi finansial (Fintech) adalah istilah
yang digunakan untuk menyebut suatu inovasi di bidang jasa finansial, di mana
142
istilah tersebut berasal dari kata “financial” dan “technology” (Fintech) yang
mengacu pada inovasi finansial dengan sentuhan teknologi modern.
Bank Indonesia mendefinisikan Financial Technology (Fintech)
merupakan hasil gabungan antara jasa keuangan dengan teknologi yang
akhirnya mengubah model bisnis dari konvensional menjadi moderat, yang
awalnya dalam membayar harus bertatap-muka dan membawa sejumlah uang
kas, kini dapat melakukan transaksi jarak jauh dengan melakukan pembayaran
yang dapat dilakukan dalam hitungan detik saja. Menurut World Bank dalam
(Nizar, 2017) Financial Technology (Fintech) didefinisikan sebagai industri
yang terdiri dari perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknologi agar
sistem keuangan dan penyampaian layanan keuangan lebih efisien.
Sedangkan menurut Financial Stability Board, FinTech juga didefinisikan
sebagai inovasi teknologi dalam layanan keuangan yang dapat menghasilkan
model-model bisnis, aplikasi, proses atau produk-produk dengan efek material
yang terkait dengan penyediaan layanan keuangan.
Dari berbagai macam pengertian oleh beberapa ahli mengenai apa itu
fintech, dapat disimpulkan bahwa pada intinya fintech adalah pengembamgan
baru industri jasa keuangan berupa konsep yang mengadaptasi perkembangan
teknologi yang dipadukan dengan bidang finansial yang didalamnya terdapat
inovasi dengan harapan bisa menghadirkan proses transaksi keuagan yang
lebih efektif, efisien, aman, serta moderen. Perkembangan fintech di satu sisi
terbukti membawa manfaat bagi konsumen, pelaku usaha, maupun
perekonomian nasional, namun di sisi lain memiliki potensi risiko yang apabila
tidak dimitigasi secara baik dapat mengganggu sistem keuangan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, serta untuk mendorong
inovasi di bidang keuangan dengan menerapkan prinsip perlindungan
konsumen serta manajemen risiko dan kehati-hatian guna tetap menjaga
stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan sistem pembayaran yang
efisien, lancar, aman, dan andal, Bank Indonesia sebagai otoritas sistem
pembayaran telah menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) dan Peraturan
Anggota Dewan Gubernur (PADG) mengenai Teknologi Finansial
dan Regulatory Sandbox.
Melalui PBI Nomor 19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi
Finansial, Bank Indonesia mengatur mengenai kewajiban pendaftaran di Bank
Indonesia bagi Penyelenggara Teknologi Finansial yang melakukan kegiatan
sistem pembayaran. Kewajiban pendaftaran tersebut dikecualikan bagi
Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang telah memperoleh izin dari
Bank Indonesia dan bagi Penyelenggara Teknologi Finansial yang berada
dibawah kewenangan otoritas lain.
Selanjutnya Bank Indonesia akan mengumumkan Penyelenggara
Teknologi Finansial yang telah terdaftar dalam laman resmi Bank Indonesia.
Kewajiban pendaftaran dimaksud tidak menghilangkan kewajiban
Penyelenggara Teknologi Finansial untuk mengajukan perizinan kepada Bank
Indonesia maupun otoritas terkait. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
mengeluarkan Peraturan OJK Nomor 13/POJK.02/2018 tentang Inovasi
143
Keuangan Digital di Sektor Jasa Keuangan sebagai ketentuan yang
memayungi pengawasan dan pengaturan industri financial technology.
Pokok-pokok pengaturan Inovasi Keuangan Digital (IKD) antara lain
mekanisme pencatatan dan pendaftaran fintech. Setiap penyelenggara IKD
baik perusahaan startup maupun Lembaga Jasa Keuangan (LJK) akan melalui
tiga tahap proses sebelum mengajukan permohonan perizinan:
1. Pencatatan kepada OJK untuk perusahaan Startup/non-LJK. Permohonan
pencatatan secara otomatis termasuk permohonan pengujian Regulatory
Sandbox. Sedangkan untuk LJK, permohonan Sandbox diajukan kepada
pengawas masing-masing bidang (Perbankan, Pasar Modal, IKNB).
2. Proses Regulatory Sandbox berjangka waktu paling lama satu tahun dan
dapat diperpanjang selama 6 bulan bila diperlukan.
3. Pendaftaran/perizinan kepada OJK.
Selanjutnya, mengenai mekanisme pemantauan dan pengawasan
fintech dalam hal ini OJK akan menetapkan penyelenggara IKD yang wajib
mengikuti proses Regulatory Sandbox. Hasil uji coba Regulatory Sandbox
ditetapkan dengan status direkomendasikan, perbaikan, dan tidak
direkomendasikan.
Penyelenggara IKD yang sudah menjalani Regulatory Sandbox dan
berstatus direkomendasikan dapat mengajukan permohonan pendaftaran
kepada OJK. Untuk pelaksanaan pemantauan dan pengawasan,
penyelenggara IKD diwajibkan untuk melakukan pengawasan secara mandiri
dengan menyusun laporan self assessment yang sedikitnya memuat aspek
tata kelola dan mitigasi risiko. Penyelenggara IKD dilarang mencantumkan
nama dan/atau logo OJK namun dapat mencantumkan nomor tanda
tercatat/terdaftar. Dalam jangka menengah, OJK dapat menunjuk pihak lain
(Asosiasi Penyelenggara IKD yang diakui oleh OJK) yang bertugas dalam
pengawasan IKD.
144
Kong 57% dan India 39%. Meskipun demikian, fintech di Indonesia tetap
mempunyai potensi besar untuk lebih berkembang ke depannya, karena
berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 2017, pertumbuhan digitalisasi
di Indonesia menjadi salah yang tercepat di dunia, bahkan mengalahkan China
dan Brazil.
Menurut data dari OJK, sampai bulan Januari 2019, penyaluran
pinjaman fintech mencapai Rp25,92 triliun. Jumlah penyaluran tersebut naik
14,36% dari awal tahun 2018 yang tercatat senilai Rp22,67 triliun. Angka ini
masih tergolong kecil, karena berdasarkan penelitian OJK pada tahun 2016,
terdapat kesenjangan pendanaan di Indonesia sebesar Rp989 triliun per
tahunnya. Kesenjangan tersebut disebabkan kebutuhan pendanaan sebesar
Rp1.649 triliun tak mampu dipenuhi oleh lembaga keuangan yang hanya
memiliki total aliran dana Rp 660 triliun. Oleh karena itu, industri fintech di
Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang lagi ke
depannya mengingat masih banyaknya kebutuhan pendanaan yang diperlukan
oleh masyarakat belum terpenuhi. Sampai saat ini, berdasarkan data statistik
OJK per tanggal 1 Februari 2019, terdapat 99 perusahaan fintech lending yang
telah terdaftar dan berizin di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan 54 fintech
sistem pembayaran yang terdaftar di Bank Indonesia (BI). Masih terdapat
beberapa perusahaan lagi yang masih dalam proses perizinan sehingga
Jumlah perusahaan fintech ini juga akan terus bertambah.
2. Market Aggregator
145
Ada pula situs atau platform fintech yang bertindak sebagai market
aggregator/e-aggregator. Jadi lewat website atau platform aplikasinya,
tersedia beragam informasi layanan keuangan. Fintech ini menggumpulkan
dan mengolah data yang bisa dimanfaatkan konsumen untuk membantu
pengambilan keputusan. Contohnya untuk produk kartu kredit, kredit tanpa
agunan, asuransi, sampai dengan KPR dan kredit kendaraan bermotor,
bisa juga tiket transportasi seperti pesawat. Startup ini memberikan
perbandingan produk mulai dari harga, fitur hingga manfaat. Contohnya,
DuitPintar.com, Cekaja, Cermati, KreditGogo, Tunaiku, traveloka dan lain-
lain.
146
Pesatnya perkembangan dan pemanfaatan fintech, secara tidak
langsung menjadi pendorong perekonomian Indonsia. Adapun beberapa
peranan fintech dalam perekonomian Indonesia antara lain:
1. Meningkatkan Produk Domestik Bruto atau PDB
Perkembangan fintech di Indonesia mampu meningkatkan Produk
Domestik Bruto atau PDB sebesar Rp25,97 triliun baik secara langsung
maupun tidak langsung. Selain itu, konsumsi rumah tangga mampu
meningkat hingga Rp8,94 triliun. Kedua hal tersebut menunjukkan
keberadaan fintech telah mampu meningkatkan perekonomian Indonesia
secara makro. Selain itu, kehadiran fintech juga mampu menyumbang
penyerapan tenaga kerja sebesar 215.433 orang yang tidak hanya dari
sektor-sektor tersier namun sektor primer yaitu pertanian, juga mengalami
penyerapan tenaga kerja yang cukup besar, yaitu 9.000 orang.
147
Tak dapat dipungkiri fintech memberi kemudahan dengan jangkauan luar
biasa bagi mereka yang belum terjangkau produk keuangan dari bank.
Selain itu, fintech juga menyentuh generasi muda yang sudah familiar
dengan internet dan memanfaatkan internet dalam segala kebutuhannya.
Mengapa tidak? Nyatanya fintech juga dapat membuat segalanya lebih
sederhana dan efisien. Fintech juga membuka peluang usaha bagi
generasi Y yang selalu aktif menyelesaikan masalah. Bila tidak ditemukan
solusi, mereka akan membangun usaha startup dengan tujuan
menghasilkan solusi bagi masyarakat.
148
Sebagai ilustrasi, cryptocurrency seperti Bitcoin terdiri dari jaringan-jaringan
mandiri. Tiap jaringan yang mandiri tersebut memiliki catatan yang lengkap
tentang sejarah semua transaksi yang terjadi serta setiap saldo yang dimiliki
oleh setiap akun pemilik Bitcoin.
Pada akhir setiap transaksi dan setelah adanya konfirmasi, suatu
transaksi akan langsung, dapat diketahui oleh semua jaringan yang terhubung
dengan jaringan blockchain tersebut. Sebuah transaksi akan selalu berisi
penjelasan bahwa telah terjadi transaksi dari A memberikan sejumlah Bitcoin
kepada B dan kemudian ditandatangani secara digital oleh A dengan
memberikan private key (dalam bentuk sandi alfanumerik) ke dalam sistem.
Setelah ditandatangani oleh A, maka transaksi itu akan secara otomatis
diumumkan pada jaringan. Serangkaian proses inilah yang sebenarnya
menunjukkan bahwa cryptocurrency sama sekali tidak membutuhkan manusia
atau kepercayaan antara para penggunanya. Hanya dengan menggunakan
pengamanan yang berupa algoritma matematika yang kompleks yang
menjanjikan keamanan dan ketidakmungkinan untuk dimanipulasi.
a. Amerika Serikat
Pada awalnya bitcoin berasal dan dikembangkan di Amerika Serikat.
Hal inilah yang membuat perkembangan bitcoin di negeri Paman Sam
jauh lebih baik apabila dibandingkan negara lain. Meski demikian,
penggunaan bitcoin di AS belum terlalu banyak jumlahnya yaitu sekitar
25%. Penggunaan ini kebanyakan untuk pembayaran belanja online.
Bahkan, bitcoin bisa digunakan untuk membayar biaya kuliah dan
tagihan lain. Pemerintah AS telah membuat kebijakan khusus bagi para
turis yang akan berkunjung ke wilayah tersebut. Sebelumnya peraturan
yang ada hanyalah mewajibkan pemeriksaan akun media sosial, tetapi
saat ini turis wajib menunjukkan mata uang digital yang dimiliki. Aturan
baru ini digagas oleh Sen Chuck Grassley. Undang-undang tersebut
diperkenalkan pada tanggal 25 Mei 2017.
Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin mengatakan, fokus
utama AS terkait perkembangan crypto currency adalah memastikan
penggunaannya. Ia mengaku, AS tidak ingin mata uang tersebut
digunakan untuk aktivitas terlarang dan mengajak negara-negara lain
untuk bergabung dengan Amerika Serikat dalam mengaturnya. Mnuchin
mengaku tetap mendorong perkembangan fintech dan inovasi. Akan
tetapi, ia juga ingin memastikan semua pasar keuangan tetap aman. Ia
pun mendesak seluruh dunia untuk ikut memiliki regulasi yang sama.
Aturan yang berlaku di AS untuk Bitcoin dan mata uang virtual lainnya
harus mematuhi peraturan terkait anti pencucian uang.Sebanyak 100
perusahaan telah.
b. Eropa
149
Randal Quarles, wakil ketua pengawasan Federal Reserve
mengatakan, volume crypto currency yang tersembunyi dapat menjadi
"masalah" dalam hal kebijakan moneter. (Bank for International
Settlements) lebih netral melihat fenomena ini. Bagi mereka crypto
currency adalah opsi, sama dengan mata uang yang dibuat
sebelumnya, juga memiliki nilai positif dan negatif. Tinggal bagaimana
menyikapinya. Karena mata uang virtual dan bursa yang digunakan
untuk perdagangan mereka tidak diatur dalam undang-undang Uni
Eropa, regulator memperingatkan bahwa investor crypto currency tidak
dilindungi jika terjadi pertukaran yang keluar dari bisnis atau serangan
cyber.
c. Jepang
Pemerintah Jepang sudah mengesahkan bitcoin sebagai mata uang
legal untuk transaksi digital. Pengesahan ini ditandai dengan
banyaknya retailer yang menerima pembayaran dengan bitcoin. Jumlah
stores yang menerima pembayaran digital dengan bitcoin sudah lebih
dari 4.500 outlet. Seperti Nikkei yang mengalami lonjakan transaksi
setelah bekerja sama dengan bitcoin menjelang penghujung tahun
2017.
Bahkan, ada camera store di Jepang yang hanya menerima
pembayaran dengan bitcoin dan tidak menerima pembayaran dalam
bentuk lain seperti uang cash yen ataupun visa/master. Proses
pembelian di toko tersebut menjadi sangat mudah dan cepat tanpa ada
biaya tambahan yang dibebankan oleh pihak ketiga. Sekalipun bitcoin
telah disahkan sebagai mata uang legal di Jepang, tetapi menurut Mai
mata uang konvensional seperti Yen masih belum tergantikan. Hal ini
dikarenakan keterbatasan mesin top up bitcoin di Jepang dan akan
memakan waktu bagi orang awam untuk mengenal bitcoin dan
memahami proses penukaran dari mata uang konvensional menjadi
bitcoin.
d. Indonesia
Tingkat perkembangan cryptocurrency dari tahun ke tahun dinilai cukup
signifikan. Perkembangan salah satu jenis cryptocurrency yang
mempunyai nilai terbesar saat ini yaitu bitcoin, tidak hanya marak terjadi
di luar negeri, namun juga mulai merambah ke Indonesia.
Berkembangnya kepopuleran bitcoin di Indonesia ditandai dengan
bertambahnya masyarakat Indonesia yang memiliki bitcoin dan
menggunakan bitcoin dalam transaksi mereka, serta mulai bermunculan
forum-forum yang membahas mengenai segala hal tentang bitcoin.
Perkembangan cryptocurrency di Indonesia yang semakin
menunjukkan peningkatan juga dapat dilihat dari jumlah pengguna
bitcoin di PT Bitcoin Indonesia yang telah mencapai kurang lebih 290
ribu pengguna dimana 50% di antara mereka merupakan pengguna
150
yang aktif per harinya. Banyaknya pengguna tersebut juga diprediksi
akan terus meningkat seiring dengan berkembangnya jumlah populasi
serta meningkatnya penggunaan internet di kalangan masyarakat.
Pengguna bitcoin di Indonesia bukan merupakan kalangan menengah
ke atas dikarenakan kalangan menengah ke atas di Indonesia masih
dinilai cukup konservatif dalam penerimaan sebuah teknologi baru. Hal
tersebut berbanding terbalik dengan kondisi di luar Indonesia, dimana
kebanyakan pengguna cryptocurrency justru merupakan kalangan
menengah ke atas dengan kondisi finansial yang menjanjikan.
Saat ini di Indonesia kebanyakan pengguna cryptocurrency
memanfaatkan koin mereka untuk keperluan investasi, transaksi atau
pembayaran, dan juga remitansi, yaitu melakukan proses transfer ke
negara yang berbeda. Namun, seiring dengan meningkatnya minat
masyarakat Indonesia akan investasi bitcoin, juga terdapat beberapa
kendala yang berpotensi dalam menyurutkan minat masyarakat
terhadap cryptocurrency.
Salah satu kendala terbesar di Indonesia terkait dengan
berkembangnya cryptocurrency adalah Bank Indonesia yang belum
mengakui dan bahkan melarang segala transaksi menggunakan bitcoin,
karena bitcoin bukan merupakan alat pembayaran yang sah di
Indonesia. Apabila dilihat dari pengertian resmi pemerintah Indonesia
mengenai mata uang menurut Pasal 1 Ayat 1 UU No. 7 Tahun 2011
yang menyebutkan bahwa, “Mata uang adalah uang yang dikeluarkan
oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Rupiah”. Hal tersebut juga dikuatkan dengan bunyi pasal 2 ayat 2 UU
No. 23 Tahun 1999 yang berbunyi, “Uang rupiah adalah alat
pembayaran yang sah di wilayah negara Republik Indonesia”.
Jadi, cryptocurrency tidak termasuk ke dalam undang-undang yang
telah disebutkan di atas, sebab cryptocurrency merupakan mata uang
yang tidak dikeluarkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
hal tersebut juga menjadi sebuah fakta yang otomatis menyebutkan
bahwa cryptocurrency bukan merupakan alat pembayaran yang sah di
Indonesia. Meskipun keberadaan cryptocurrency belum diregulasi oleh
pihak Bank Indonesia, namun Bank Indonesia juga mengeluarkan
pernyataan bahwa cryptocurrency dapat digunakan, dapat disimpan
maupun diperjualbelikan sebagai aset oleh masyarakat.
Selain hal tersebut di atas, terdapat juga tantangan-tantangan lain yang
harus dihadapi dalam investasi cryptocurrency, diantaranya yaitu:
a. Cryptocurrency tidak mempunyai klasifikasi yang jelas. Tidak dapat
dipastikan bahwa cryptocurrency merupakan mata uang atau hanya
sebatas komoditas.
b. Adanya scam yang merupakan sebuah tindakan penipuan yang
mengakibatkan beralihnya kepercayaan orang terhadap sesuatu.
Contohnya, di Indonesia masyarakatnya sudah terbiasa dengan
bujuk rayu untuk cepat kaya melalui sebuah MLM atau Multi Level
151
Marketing yang tidak jelas dan akhirnya harus berakhir dengan
sebuah penipuan. Hal tersebut juga yang menyebabkan masyarakat
menunjukkan rasa skeptis terhadap cryptocurrency.
c. Pemahaman masyarakat awam mengenai cryptocurrency yang
masih kurang jelas sehingga berakibat pada kurangnya penerimaan
cryptocurrency di masyarakat Indonesia.
2) BAPPEBTI
BAPPEBTI adalah Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
yang bertugas mengawasi dan mengatur perdagangan berjangka di
Indonesia. BAPPEBTI secara aktif merumuskan regulasi akan mata
uang crypto di Indonesia.
4) Bank Indonesia
Bank Indonesia sebagai sentral kebijakan moneter di Indonesia sedang
melakukan kajian penerbitan Central Bank Digital Currency (CBDC)
yang rencananya akan selesai pada tahun 2020.
152
menyelenggarakan diskusi publik bertemakan blockchain guna
mendorong edukasi ke masyarakat.
2) Blockchainmedia.id
Platform yang bermarkas di Medan merupakan platform yang dibangun
atas kepedulian komunitas dan pegiat blockchain di Indonesia.
3) Coin Daily
Sebuah portal berita cryptocurrency pertama Indonesia yang
menghadirkan berita seputar koin, blockchain, dan crypto.
1) PlayGame
PlayGame merupakan sebuah platform gaming berbasis blockchain
yang menciptakan ekosistem gaming dengan memanfaatkan mata
uang crypto.
2) Pundi X
Pundi X adalah jasa layanan Point-of-Sale (POS) multi-currency untuk
toko ritel yang menerima pembayaran menggunakan mata uang crypto.
3) Senarai XYZ
Senarai adalah situs pembelian, e-commerce, material logistik,
keuangan, dan akuntansi.
4) HARA
Sebuah platform pertukaran data (big data exchange) yang berbasis
teknologi blockchain.
5) VEXANIUM
153
Merupakan sebuah Indonesia Public Blockchain yang memanfaatkan
teknologi blockchain untuk membangun online marketplace untuk para
pedagang.
6) Lubna.io
Merupakan sebuah aplikasi trading mata uang crypto yang
mempermudah generasi muda di Indonesia dalam berinvestasi.
d. Mining
Mining dalam industri blockchain adalah suatu cara untuk mendapatkan
mata uang crypto. Berikut perusahaan yang menawarkan jasa mining aset
digital di Indonesia:
1) Unicoin Mining
Platform jasa layanan mining aset digital yang menawarkan cloud
mining dan juga hosting mining rig pada mining farm mereka.
2) Honest Mining
Platform jasa layanan mining aset digital yang menggunakan sistem
masternode dalam cloud mining.
2) Rekeningku.com
Platform lokal Indonesia tempat penukaran berbagai mata uang digital
kepada institusi dan profesional.
3) Triv
Situs beli dan jual berbagai e-currency, broker secara real-time dari 100
bank di Indonesia yang beroperasi selama 24 jam tanpa offline.
4) Bitocto
Platform marketplace online yang menghubungkan orang yang membeli
atau menjual aset digital dengan Rupiah (IDR).
154
5) Upbit
Platform yang memperdagangkan berbagai altcoin seperti Bitcoin,
Ethereum, Bitcoin Cash, Ripple, Litecoin, Dash, Neo.
6) GOPAX
Adalah sebuah platform layanan pertukaran aset digital terintegrasi
yang menawarkan pertukaran dengan fitur keamanan kelas satu.
7) DigitalExchange.id
Platform exchange untuk jual beli mata uang kripto dengan fitur-fitur
seperti transaksi cepat, digital wallet terpercaya, dan transaksi yang
aman.
1) Blocktech
Perusahaan jasa yang menawarkan jasa konsultansi di bidang
Blockchain & Cryptocurrency
2) Blockchain Zoo
Sebuah perusahaan konsultasi di Indonesia yang hanya fokus di
Blockchain consulting, disebut sebagai perusahaan yang bersifat
technologically agnostic, dan sama sekali tidak bermain di
cryptocurrency dan trading.
3) Standard Alpha
Perusahaan yang menyediakan layanan dan jasa penasihat/konsultasi
untuk perusahaan atau bisnis yang ingin berinovasi menggunakan
teknologi blockchain.
4) Nusantara Blockchain Indonesia
Perusahaan teknologi kelas internasional yang menggunakan teknologi
blockchain di semua sektor bisnis dengan keamanan adaptif.
5) BlockSphere
Perusahaan pelopor solusi IT di Indonesia yang berfokus memberikan
bantuan berupa konsultasi kepada perusahaan yang berfokus pada
teknologi blockchain.
155
Sudah banyak komunitas blockchain dan cryptocurrency yang bermunculan
di Indonesia. Komunitas-komunitas ini ditujukan sebagai bentuk dukungan
untuk pengembangan blockchain.
1) BLOCKCHAIN SPACE
Indonesia Blockchain Space adalah perusahaan startup penyedia jasa
layanan mentor yang memberikan berbagai macam solusi untuk
perusahaan dengan basis teknologi blockchain.
4) CRYPTOWATCH
Adalah komunitas terbuka yang fokus pada diskusi, kolaborasi, dan
edukasi seputar cryptocurrency. Cryptowatch memiliki komunitas online
telegram yang cukup aktif setiap harinya.
3) OnlinePajak
156
Merupakan aplikasi pajak yang membantu mempermudah dalam
menyelesaikan wajib pajak.
4) Veiris
Merupakan aplikasi berbasis blockchain yang menggunakan ekosistem
visual komputer untuk mempermudah mengidentifikasi data pelanggan
secara cepat.
RINGKASAN
.
1. Salah satu perkembangan teknologi yang saat ini menjadi bahan kajian di
Indonesia adalah Teknologi Finansial atau Financial Technology (FinTech)
dalam lembaga perbankan. Menurut definisi yang dikemukakan oleh
National Digital Research Centre (NDRC), teknologi finansial (FinTech)
adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu inovasi di bidang jasa
finansial, di mana istilah tersebut berasal dari kata “financial” dan
“technology” (FinTech) yang mengacu pada inovasi finansial dengan
sentuhan teknologi modern.
2. Industri fintech saat ini berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai dengan
semakin banyak berdirinya startup di bidang fintech. Fintech menawarkan
berbagai jenis jasa keuangan, antara lain seperti peer to peer (P2P) lending
(peminjaman), crowdfunding, payment gateway (alat pembayaran),
dan manajemen investasi. Dari beberapa jenis usaha tersebut, layanan
P2P lending dan sistem pembayaran yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat. Di Indonesia sendiri, fintech juga telah berkembang,
meskipun masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara lain seperti
China, Hong Kong dan India. Saat ini, berdasarkan data yang dikeluarkan
oleh perusahaan konsultan manajemen bisnis McKinsey & Company dalam
laporan terbarunya berjudul Digital Banking in Indonesia: Building Loyalty
and Generating Growth, tingkat penetrasi penggunaan layanan keuangan
melalui fintech di Indonesia masih sekitar 5%. Angka tersebut tersebut jauh
lebih rendah dibandingkan dengan negara China dengan presentasi 67%,
Hong Kong 57% dan India 39%. Meskipun demikian, fintech di Indonesia
tetap mempunyai potensi besar untuk lebih berkembang ke depannya,
karena berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 2017, pertumbuhan
digitalisasi di Indonesia menjadi salah yang tercepat di dunia, bahkan
mengalahkan China dan Brazil.
3. Fintech sendiri dapat dibedakan menjadi fintech 2.0 dan fintech 3.0. Fintech
2.0 adalah fintech yang dikembangkan oleh industri jasa keuangan non
157
RINGKASAN
bank. Fintech jenis ini sudah tentu tunduk pada aturan perundang-
undangan perbankan, pasar modal, atau industry keuangan non bank
(IKNB). Sedangkan fintech 3.0 adalah fintech yang dikembangkan oleh
perusahaan-perusahaan rintisan (start up).
4. Crypto currency terdiri dari dua kata yaitu crypto yang artinya rahasia dan
currency yang artinya uang. Secara sederhana kita bisa mengartikan crypto
currency sebagai sebuah teknologi mata uang virtual yang mana
menggunakan sistem kriptografi untuk mengamankan transaksinya. Tidak
seperti mata uang yang setiap hari kita gunakan, crypto currency tidak
punya bentuk fisik karena memang ada di dunia virtual dan berbentuk
digital. Secara harfiah, crypto currency mungkin bisa diuraikan dari kata
cryptography (kriptografi/kode rahasia) dan currency (mata uang).
LATIHAN/PENUGASAN
Latihan
Referensi
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta
158
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Raja Grafindo. Jakarta
https://www.bi.go.id/id/publikasi/seri-kebanksentralan/Pages/Pengertian-
Penciptaan-dan-Peranan-Uang-dalam-Perekonomian.aspx
https://t1489.wordpress.com/2010/06/01/pengertian-uang-teori-uang/
http://coreaccountingindonesia.blogspot.com/2018/04/kebijakan-moneter-
kuantitatif-dan.html
159
LAMPIRAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
Program Studi Diploma III Kebendaharaan Negara
Mata Kuliah Kode Rumpun Bobot Semester Tgl Revisi
MK (sks)
Bank dan Lembaga MKK 2 (Dua) IV 11 Maret 2020
Keuangan (Empat)
Otorisasi Penyusun RP Koordinator Ka Prodi
RMK
160
2. UU No 21 Thn 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan
3. UU No 21 Thn 2008 Tentang Perbankan Syariah
4. UU No. 7 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas UU No. 24
Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan
5. UU No. 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem
Keuangan
6. Peraturan Presiden No. 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan
Inklusif
Media Pembelajaran Software: Hardware:
Microsoft Windows, Linux PC/Laptop, Infocus/LCD, Whiteboard
Microsoft Office (Excel, Word,
Powerpoint)
Chandra Kusuma
Moch. Achmad Lilik C. I. B.
Rido Parulian Panjaitan
Team teaching
Suwandi
Wirawan Setiadji
Yonathan Setianto Hadi
Mata kuliah
-
prasyarat
M Bentuk &
Kriteria
g CP Mata Metode Estimas
Materi Pembelajaran Penilaian Referensi
ke Kuliah Pembelajara i Waktu
/ Tagihan
- n
1 Mahasiswa 1. Pengertian dan Bentuk : 2 x 50” Aktifitas Kasmir, Bab
mampu sejarah Perkuliahan kelas, & 2
memahami dan perkembangan ua Perkenalan diskusi
menjelaskan ng RPS
uang 2. Jenis dan fungsi Perkenalan
uang Proporsi
3. Faktor yang Aktivitas,
mempengaruhi UTS dan
uang beredar UAS
4. Teori kualitatif
dan kuantitatif Metode:
uang Ceramah
5. Peranan uang Diskusi
dalam Tanya
perekonomian Jawab
161
2 Mahasiswa 1. Pengertian dan Bentuk: 2 x 50” Aktifitas Kasmir, Bab
mampu sejarah Bank Perkuliahan kelas, 3
memahami dan 2. Jenis dan fungsi Metode: presentasi
menjelaskan Bank Ceramah , UU No. 3
serta 3. Bank Umum Diskusi dan/atau Thn 2004
membedakan 4. Bank Perkreditan Tanya diskusi Tentang
lembaga Rakyat Jawab Bank
keuangan Bank 5. Bank Syariah Indonesia
UU No 21
Thn 2011
Tentang
Otoritas
Jasa
Keuangan
UU No 21
Thn 2008
Tentang
Perbankan
Syariah
162
5 Mahasiswa 1. Jenis-jenis suku Bentuk: 2 x 50” Aktifitas Kasmir, Bab
mampu bunga Perkuliahan kelas, 6
memahami dan 2. Metode dan Metode: presentasi
menjelaskan perhitungan Ceramah ,
tentang suku bunga Diskusi dan/atau
bunga 3. Faktor yang Tanya diskusi
mempengaruhi Jawab
dan penentuan
suku bunga
6 Mahasiswa 1. Fungsi pokok dan Bentuk: 2 x 50” Aktifitas Kasmir, Bab
mampu lingkup usaha Perkuliahan kelas, 7
memahami dan bank Metode: presentasi
menjelaskan 2. Jasa bank umum Ceramah , kuis
jasa bank Diskusi dan/atau
lainnya Tanya diskusi
Jawab
163
9 Mahasiswa 1. Arsitektur Bentuk: 2 x 50” Aktifitas Kasmir, Bab
mampu perbankan Perkuliahan kelas, 8 & 21
memahami dan indonesia (api) Metode: presentasi
menjelaskan 2. Peran Bank Ceramah , UU No 21
otoritas Indonesia dalam Diskusi dan/atau Thn 2011
moneter dan stabilitas Tanya diskusi Tentang
jasa keuangan keuangan Jawab Otoritas
3. Otoritas moneter Jasa
di Indonesia Keuangan
4. Otoritas jasa
keuangan
5. Penilaian
kesehatan bank UU No. 7
6. Perkembangan Tahun 2009
perbankan di tentang LPS
Indonesia
7. Lembaga
Penjamin
Simpanan (LPS)
164
11 Mahasiswa 5. Pengertian kartu Bentuk: 2 x 50” Aktifitas Kasmir, Bab
mampu plastik Perkuliahan kelas, 19
memahami dan 6. Pihak-pihak yang Metode: presentasi
menjelaskan terlibat Ceramah ,
Kartu Plastik 7. Sistem kerja kartu Diskusi dan/atau
plastik Tanya diskusi
8. Jenis-jenis kartu Jawab
kredit
9. Cara memilih kartu
kredit
10. Keuntungan dan
kerugian kartu
kredit
12 Mahasiswa 1. Bank Dunia Bentuk: 2 x 50” Aktifitas Kasmir, Bab
mampu 2. International Perkuliahan kelas, 20
memahami dan Monetary Fund Metode: presentasi
menjelaskan 3. Bank Ceramah , UU No. 9
Lembaga Pembangunan Asia Diskusi dan/atau Tahun 2016
Keuangan 4. Bank Tanya diskusi tentang
Internasional Pembangunan Jawab Pencegaha
Islam n dan
5. Komite Stabilitas
Penangana
Sistem Keuangan
(KSSK) dan n Krisis
Financial Stability Sistem
Board (FSB) Keuangan
13 Mahasiswa 1. Pengertian fintech Bentuk: 2 x 50” Aktifitas Peraturan
mampu dan financial Perkuliahan kelas, Presiden
memahami dan inclusion Metode: presentasi No. 82
menjelaskan 2. Perkembangan Ceramah , dan/atau Tahun 2016
perkembanga fintech dan Diskusi diskusi tentang
Keuangan financial inclusion Tanya Strategi
Berbasis di Indonesia Jawab Nasional
Teknologi atau 3. Jenis layanan
Keuangan
financial fintech
Inklusif
Technology 4. Peranan fintech
(Fintech) dan dlm perekonomian
Indonesia Sumber
mata uang
6. Pengertian Lain
digital
(cryptocurrency cryptocurrency dan
). perkembangannya
14 Mahasiswa Reviu Pertemuan 9-13 Bentuk: 2 x 50” Aktifitas
mampu dan Kuis Perkuliahan kelas,
memahami dan Review presentasi
menjelaskan Materi 9-13 , kuis
perkuliahan Kuis dan/atau
pada pertemuan diskusi
9-13. Metode:
Ceramah
Diskusi
Tanya
Jawab
165
UJIAN AKHIR SEMESTER
NO UNSUR Persentase
Kehadiran 6%
Sikap dan Partisipasi Kelas 6%
1 AKTIVITAS Tugas 30%
9%
Kuis 9%
2 UTS 35%
3 UAS 35%
TOTAL 100%
BIODATA PENULIS
Riwayat pendidikan:
Tahun
PerguruanTinggi Fakultas/Jurusan/Prodi
Lulus
D-4/S-1 Universitas Airlangga Ekonomi Pembangunan
S-2 Universitas Indonesia Magister Ekonomi
S-3
166
3 Ekonomi Makro
4 Perencanaan Anggaran Negara
5 Monitoring dan Evaluasi Anggaran
Karya ilmiah:
Keterangan penerbitan
(tahun/periode, nama
Judul artikel/buku
jurnal/penerbit
buku/publikasian)
Dasar-Dasar Praktek Penyusunan APBN di ISBN 978-602-17675-3-5
Indonesia
Postur APBN Indonesia ISBN 978-602-17675-4-2
Pokok-Pokok Siklus APBN di Indonesia: ISBN 978-602-17675-2-8
Penyusunan Konsep Kebijakan dan Kapasitas
Fiskal Sebagai Langkah Awal
Pokok-Pokok Proses Penyusunan Anggaran ISBN 978-602-17675-5-9
Belanja Kementerian Negara/Lembaga
BIODATA PENULIS
Riwayat pendidikan:
Tahun
PerguruanTinggi Fakultas/Jurusan/Prodi
Lulus
D-4/S-1 Universitas Sebelas Maret Ekonomi Pembangunan
S-2 Universitas Sebelas Maret Manajemen
167
1 Manajemen
2 Kapita Selekta Pengembangan Kepribadian
3 Etika dan Pandidikan Anti Korupsi
4 Kewarganegaraan
5 Hukum Keuangan Negara
6 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
7 Pengelolaan BMN
Karya ilmiah:
Keterangan penerbitan
Judul artikel/buku (tahun/periode, nama
jurnal/penerbit buku/publikasian)
Efektivitas Diklat Prajabatan Pola Baru Bagi Info Artha
Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Volume 2, 2017, halaman 20-34
Keuangan
Pendampingan Pengembangan Produk Dinamisia: Jurnal Pengabdian
Unggulan Kawasan Perdesaan Pada Usaha Kepada Masyarakat
Berbasis Komunitas Desa Cibogo Volume 2 (2), 341-346
Pengelolaan Embung Desa Menuju Desa Dinamisia: Jurnal Pengabdian
Wisata Melalui Bumk Tanjung Anom Kepada Masyarakat
Volume 2 (2), 2018, 347-354
Pengelolaan Keuangan Bisnis Online Abdi Laksana
Menggunakan Telepon Pintar Volume 1 (1) 2020
Pembuatan Rencana Anggaran Biaya Bagi Dinamisia: Jurnal Pengabdian
Badan Usaha Milik Desa Di Kabupaten Kepada Masyarakat
Tangerang Volume 3 2019
Determinan Perilaku Kepatuhan Pajak Pada Jurnal Kajian Ekonomi dan
Profesi Dokter Keuangan Daerah
Volume 3 (3), 2019
Asistensi Pembuatan Laporan Keuangan Wikrama Parahita: Jurnal
Berbasis Android Bagi Usaha Mikro, Kecil, Pengabdian Masyarakat
Dan Menengah Volume 2 (2), 2018, halaman 75-78
168
Keterangan penerbitan
Judul artikel/buku (tahun/periode, nama
jurnal/penerbit buku/publikasian)
Evaluasi Pembelajaran Mata Kuliah Sistem Info Artha
Monitoring Dan Evaluasi Anggaran Dengan Volume 1, 2017, halaman 35-46
Pendekatan Model Evaluasi Kualitas Dan
Output Pembelajaran (EKOP)
Badan Usaha Milik Desa, Utopia atau BUMDesa Pilar Kekuatan Indonesia:
Distopia Bunga Rampai Pemikiran & Praktik
Pembangunan Desa
2019
Sukses adalah Hak Semua BUMDesa BUMDesa Pilar Kekuatan Indonesia:
Bunga Rampai Pemikiran & Praktik
Pembangunan Desa
Tiki-Taka ala BUMDesa FC BUMDesa Pilar Kekuatan Indonesia:
Bunga Rampai Pemikiran & Praktik
Pembangunan Desa
BIODATA PENULIS
Riwayat pendidikan:
Tahun
PerguruanTinggi Fakultas/Jurusan/Prodi
Lulus
D-4/S-1 Universitas Islam Indonesia Ekonomi Manajemen
S-2 Universitas Gadjah Mada Master of Business
Administration
S-2 University of Melbourne Master of Management
169
Mata kuliah yang diasuh:
No Nama Mata Kuliah
1 Manajemen
2 Penilaian Usaha I
3 Penilaian Usaha II
4 Pengantar Ilmu Ekonomi
5 Manajemen Keuangan
Karya ilmiah:
Keterangan penerbitan
Judul artikel/buku (tahun/periode, nama jurnal/penerbit
buku/publikasian)
Pengering Ekonomis Untuk Optimalisasi Dinamisia: Jurnal Pengabdian
Kapasitas Produksi Rengginan Kepada Masyarakat 4 (1), 43-49,
2020
Aplikasi UKM sebagai Solusi Alternatif SULUH: Jurnal Abdimas 1 (2), 88-94
Pengelolaan Keuangan dan Upaya 2020
Manajemen Risiko pada BumDes Kemudo
Makmur
Badan Usaha Milik Desa, Utopia atau BUMDesa Pilar Kekuatan Indonesia:
Distopia Bunga Rampai Pemikiran & Praktik
Pembangunan Desa
2019
Sukses adalah Hak Semua BUMDesa BUMDesa Pilar Kekuatan Indonesia:
Bunga Rampai Pemikiran & Praktik
Pembangunan Desa
Tiki-Taka ala BUMDesa FC BUMDesa Pilar Kekuatan Indonesia:
Bunga Rampai Pemikiran & Praktik
Pembangunan Desa
170