Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN


“Pengembangan Kurikulum”

Dosen Pengampu:

Ibu Dr. Fetri Yeni J ., M. Pd

Ibu Elsa Rahmayanti, M.Pd

Disusu Oleh :

Kelompok 1

1. MEZA NOVITA SARI (20006026)


2. RANI NOFIAZEIN (20006033)
3. SITI MAHARANI (20006037)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Assalaamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah WT, sebab karna rahmat dan nikmat-
Nyalah saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya dan petunjuk
dari-Nya saya mungkin tidak akan dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik
dan tersusun secara sistematis.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas yang telah dititipkan
oleh Dosen pembimbing kami, agar memenuhi tugas yang telah di tetapkan dan juga agar
setiap mahasiswa dapat terlatih dalam pembuatan makalah. Makalah ini kami susun
dengan menghadapi beberapa halangan, tetapi pada akhirnya mkalah dapat terselesaikan
dengan baik.

Adapun sumber-sumber dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari berbagai buku
dan jurnal yang membahas tentang materi yang berkaitan dan juga melalui media internet.
Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada penyedia sumber
walau tidak dapat secara langsung untuk mengucapkannya.

Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitupun dengan saya
yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak
lagi kekurangan-kekurangan yang di temukan. Oleh karena itu, kami mengucapkan maaf
yang sebesar-besatnya, kami mengharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca
sekalian. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Aamiin ya rabbal „alaamiin

Wa‟alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kamis, 14 Oktober 2021

Kelompok 1
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 3


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan ................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Tingkat Pusat...................................................................................... 5
B. Tingkat Daerah ................................................................................... 6
C. Lokal (Sekolah/Kelas)........................................................................ 7
D. Manajemen Kurikulum ..................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 13
B. Saran ................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan
sebagai pedoman untuk menyususn target dalam proses belajar mengajar.
Karena dengan adanya kurikulum maka akan memudahkan setiap pengajar
dalam porses belajar mengajar, maka dengan itu perlu untuk diketahui apa arti
dari kurikulum itu. Yang dimaksud dengan kurikulum adalah suatu usaha
untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana
dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan guru
disekolah.
Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan kurikulum maka perlu
untuk diketahui bagaimana perkembangan kurikulum. Karena seperti halnya
tekhnologi dalam suatu zaman, selalu terjadi perkembangan, begitu juga
halnya dengan perkembangan kurikulum. Untuk itu maka penulis mencoba
untuk membahas tentang perkembangan kurikulum.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengembangan kurikulum dalam tingkatan pusat?
2. Bagaimana pengembangan kurikulum dalam tingkatan daerah?
3. Bagaimana pengembangan kurikulum dalam lokal(sekolah/kelas)?
4. Bagaimana pengembangan kurikulum dalam manajemen kurikulum?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum dalam tingkatan pusat


2. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum dalam tingkatan daerah
3. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum dalam lokal(sekolah/kelas)
4. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum dalam manajemen kurikulum

3
BAB II
PEMBAHASAN

Dalam kamus bahasa Indonesia kata “pengembangan” secara etimologi yaitu berarti
proses/cara, perbuatan mengembangan. Secara istilah, kata pengembangan menunjukkan
pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau cara yang baru, dimana selama kegiatan
menghasilkan suatu alat atau cara baru, dimana selama kegiatan tersebut penilaian dan
penyempurnaan terhadap alat dan cara tersebut terus dilakukan. Bila setelah mengalami
penyempurnaan akhirnya alat atau cara tersebut dipandang cukup mantap untuk digunakan
seterusnya, maka berakhirlah kegiatan pengembangan tersebut.

Pengembangan kurikulum ialah istilah yang komperhensif, didalamnya meliputi


perencanaan, penerapan, dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal dalam
membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil
tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta
didik. Didalam pengembangan kuriulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait
langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan orang yang
melibatkan banyak orang, seperti: politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta
unsur-unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan
(Sukmadinata, 2008: 42).

Pengembangan kurikulum secara umum didasarkan pada prinsip-prinsip pengembangan


kurikulum yang tertera dalam UU No. 20/2003 (pasal 36), yaitu bahwa: (1) pengembangan
kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan siswa, dan (3) Kurikulum disusun sesuai jenjang pendidikan dalam
kerangka NKRI dengan memperhatikan:

 Peningkatan iman dan takwa


 Peningkatan akhlak mulia
 Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat siswa
 Keragaman potensi daerah dan lingkungan
4
 Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
 Tuntutatn dunia kerja
 Perkembangan IPTEK dan seni
 Agama
 Dinamika perkembangan global
 Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

A. Tingkat Pusat

Pengembangan kurikulum pusat juga merupakan adminsitrator dalam pendidikan yang


terdiri atas: direktur bidang pendidikan, pusat pengembangan kurikulum, kepala kantor
wilayah, kepala kantor kabupaten dan kecamatan serta kepala sekolah. Peranan
administrator tingkat (direktur dan kepala pusat) dalam pengembangan kurikulum adalah
menyusun dasar- dasar hukum, menyusun kerangka dasar serta program inti kurikulum.
Kerangka dasar dan program inti tersebut akan menentukan minimum course yang
dituntut. Administrator tingkat pusat bekerja sama dengan ahli pendidikan dan ahli bidang
studi di Perguruan Tinggi serta meminta persetjuannya terutama dalam penyusunan
kurikulum sekolah.
Di tingkat pusat, lembaga yang secara khusus mengkaji dan menjadi dapurnya
pengembangan kurikulum nasional yaitu Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas dan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Keterlibatan para administrator di tingkat
pusat dalam pengembangan kurikulum yaitu menyusun dasar-dasar hukum, kerangka
dasar kurikulu, serta standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebagai negara kesatuan yang menganut sistem sentralisasi dalam bidang pendidikan,
di Indonesia kurikulum semua jenjang dikembangkan di tingkat nasional. Perangkat yang
diperlukan untuk menunjang pelaksanaan kurikulum yang berlaku secara nasional,
dirancang dan dikembangkan pada tingkat nasional. Pada tingkat nasional pengembangan
kurikulum dilakukan oleh tim tertentu seperti yang dikemukakan oleh Marsh dan Willis
(2007: 153) bahwa : “at the national level, curriculum development is undertaken by
teams, the composition of which may vary but that usually include both subject specialists
and experts in curriculum design.

5
Pada tingkatan ini pengembangan kurikulum dibahas dalam lingkup nasional, meliputi
jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah, baik secara vertical maupun secara herisontal
dalam rangka merealisasikan tujuan pendidikan nasional. Jalur pendidikan sekolah
merupakan pendidikan yang diselenggarakan disekolah melalui kegiatan pembelajaran
berjenjang dan berkesinambungan. Sedangkan jalur pendidikan diluar sekolah merupakan
pendidikan yang diselenggarakan diluar sekolah melalui kegiatan pembelajaran yang tidak
harus berjenjang dan berkesinambungan, di sini termasuk pendidikan keluarga.
Secara vertical berkaitan dengan kuntiunitas pengembangan kurikulum antara berbagai
jenjang pendidikan ( pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi ). Sedangkan
secara horizontal berkaitan dengan keselarasan antar berbagai jenis pendidikan dalam
berbagai jenjang. Dalam kaitannya dengan kurikulum berbasisi kompetensi (KBK),
pengembangan kurikulum tingkat nasional dilakukan dalam rangka mengembangkan
standar kompetensi untuk masing-masing jenjang dan jenis pendidikan, terutama pada
jalur pendidikan sekolah.

B. Tingkat Daerah

Pada tingkat daerah para administrator daerah (dalam hal Dinas Pendidikan
Provinsi/Kabupaten/Kota) sampai kepala sekolah mengembangkan kurikulum sekolah
yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah. Pada tingkat daerah,
dikembangkan kurikulum muatan lokal untuk daerah (provinsi) yang bersangkutan.

1. Pengertian Kurikulum daerah


Kurikulum daerah adalah kurikulum yang disusun berdasarkan kebutuhan
daerah yang bahan kajian dan pelajarannya disesuaikan dengan lingkungan alam,
sosial, budaya dan ekonomi serta kebutuhan pembangunan, daerah yang
diorganisasikan dalam mata pelajaran yang berdiri sendiri.

2. Tujuan Kurikulum daerah


a. Memperkenalkan peserta didik kepada lingkungannya sendiri, ikut
melestarikan budaya daerahnya termasuk kerajinan, keterampilan yang
menghasilkan nilai ekonomi di daerahnya.
6
b. Memberikan bekal kemampuan dan keterampilan untuk hidup di masyarakat
dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, serta dapat
menolong diri sendiri dan orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

3. Manfaat Kurikulum daerah


Pembelajaran ini memberi banyak peluang yang alamiah untuk berbagai
keterampilan “Kehidupan” seperti kemampuan untuk mengidentifikasi,
mengumpulkan dan menilai informasi, dan kemampuan untuk mengidentifikasi dan
mengembangkan suatu kebiasaan bekerja sama yang dapat menyelaraskan antara
bekerja sama yang dapat menyelaraskan antara bekerja dengan berbagi tanggung
jawab dan bekerja mandiri. Kemampuan- kemampuan ini memberi sumbangan
yang besar kepada tercapainya tujuan-tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Dengan kegiatan simulasi pengembangan komponen lingkup pembelajaran
mahasiswa sebagai guru dan murid SD/ serta pelaksanaan berbagai kegiatan
pengembangan yang sesungguhnya yang mampu menciptakan anak aktif dan
kreatif.

C. Lokal (sekolah/kelas)

Pada pengembangan kurikulum lokal (sekolah atau kelas) para kepala sekolah
sebagai adminstrator pendidikan yang berada pada level yang paling bawah (Sekolah)
memiliki wewenang dalam membuat operasionalisasi pelaksanaan kurikulum di
sekolah masing- masing. Para kepala sekolah sebagai administrator pendidikan inilah
sebenarnya yang secara terus menerus terlibat dalam pengembangan dan implementasi
kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Pengembangan pada tingkat sekolah mencakup pengembangan program
caturwulan, mingguan, kokurikuler, dan ekstrakulikuler. Kegiatan kokurikuler
dilakukan di luar jam pelajaran terjadwal tetapi ditetapkan dala struktur kegiatan
kurikuler. Tujuan kegiatan ini adalah agar murid memahami secara lebih mendalam
suatu hal yang dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler (Depdikbud, P2SD,
1989/1990). Satu contoh kegiatan kokurikuler adalah menugaskan murid

7
mengumpulkan informasi tentang macam-macam layanan bank dengan mengunjungi
bank di daerahnya.

Kegiatan ekstrakulikuler dikembangkan untuk menunjang pencapaian tujuan


intrakulikuler yang dilakukan murid di luar jam pelajaran di sekolah atau di luar
sekolah (Depdikbud, P2SD, 1989/1990). Kegiatan ini dilakukan berkala pada waktu
tertentu saja. Menurut Fisher et.al (2000) dalam Marsh dan Willis (2007: 154) : ”at
the school level, teachers often work cooperatively in deciding how to coordinate
subject matter, both within academy areas (such as mathematics, reading, music, and
art) and among years or grade levels”. Pada tingkat sekolah, para guru sering bekerja
sama dalam memutuskan bagaimana untuk mengkoordinasikan mata pelajaran.

Tingkat ini merupakan tahap kewenangan guru untuk mengembangkan pengajaran


di kelas. Untuk mengembangkan program pengejaran di kelas, maka guru perlu
memperolehnya lebih lanjut dalam bentuk satuan pelajaran (SP). Satuan pelajaran
merupakan suatu system yang memiliki komponen-komponen:

a. Tujuan intruksional umum yang diambil dari GBPP.


b. Tujuan Inruksional khusus, ini merupakan penjabaran dari tujuan intruksional
umum oleh guru.
c. Materi pelajaran.
d. Kegiatan belajar mengajar.
e. Alat dan sumber belajar.
f. Evaluasi.

Artinya Kegiatan pegembangan kurikulum tingkat pengajaran dikelas ini tergantung


pada keinisiatipan guru. Meskipun kurikulum tertulis yang ada sangat bagus, tetapi
kalau ada ditangan guru yang tidak berinisiatif, maka hasilnya tidak akan memuaskan.
Suatu ungkapan Not The Song but the singer kiranya berlaku dalam proses
pembelajaran yang ada dalam kelas, bukan lagunya yang menarik tapi penyanyinya.
Dengan demikian yang diharapkan adalah the best curriculum and the best teacher.

8
D. Manajemen Kurikulum
George R Terry mendefinisikan manajemen adalah suatu proses yang khas yang
terdiri dari tindakan-tindakan, perecanaan, pengorganisasian, penggiatan dan
pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah
ditetepkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
Manajemen kurikulum ialah suatu system pengelolaan kurikulum yang kooperatif,
komperhensif, sistematik, dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.
Dalam pelaksanaannya, manajemen berbasis sekolah (MBS) dan kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP).

Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari kurikulum tingkat satuan


pendidikan (KTSP) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Lingkup manajemen
kurikulum ini meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi
kurikulum. Pada tingkat satuan pendidikan kegiatan kurikulum lebih mengutamakan
untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar
kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang
bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang terintegritas
dengan peserta didik maupun dengan lingkungan di mana sekolah itu berada.

Pada tahap ini, kegiatan pengembangan kurikulum adalah berupa penyusunan


satuan pelajaran. Kegiatan pada tingkat ini menjadi kewajiban/tugas guru. Pada tingkat
kelas, guru relatif bebas untuk membuat keputusan kurikuler, baik tentang apa yang
mereka ajarkan dan bagaimana mereka mengajar (Marsh dan Willis, 2007: 154).

Manajemen pengembangan kurikulum berarti, melaksanakan kegiatan


pengembangan kurikulum berdasarkan pola pikir manajemen, atau berdasarkan proses
manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen, yaitu terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, atau impelementasi dan pengendalian. Manajemen
pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang berkenaan dengan upaya
yang dilakukan dalam rangka pengembangan kurikulum untuk mencapai tujuan
pendidikan. Upaya tersebut merupakan proses yang berkesinambungan yaitu dengan
diawali perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.

9
Terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen
kurikulu, yaitu:

a. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan


aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulu, Pertimbangan
bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan
kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
b. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan demokrasi,
yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang
seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk
mencapai tujuan kurikulum.
c. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen
kurikulum, perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
d. Efektivitas dan efisiensi, rangkaian manajemen kurikulum harus
mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi untuk memcapai tujuan kurikulum
sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna
dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relative singkat.
e. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetaplan dalam kurikulum, proses
manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan
tujuan kurikulum (Rusman, 2009: 4).
Adapun Fungsi dari manajemen kurikulum:

a. Meningkatkkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan


sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan
yang terencana dan efektif.
b. Meningkatkan keadilan (equality) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai
hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapau peserta didik
tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan
ekstra dan korikuler yang dikelola secara integritas dala mencapai tujuan
kurikulum.
c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif,
10
dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa
dalam belajar.
d. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses
pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang
telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian,
ketidaksesuaian antara desain dengan impelementasi dapat dihindarkan.

Selanjutnya tahapan manajemen kurikulum di sekolah meliputi :

a. Analisis kebutuhan
b. Merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis
c. Menentukan desain kurikulum
d. Membuat rencana induk (mater plan): pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian.

Adapun beberapa dasar yang menjadikan Manajemen Kurikulum sebagai suatu


disiplin ilmu yaitu :

a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada


pasal 36 ayat 2 yang menyebutkan bahwa “kurikulum pada semua jenjang dan
jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasikan sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi dan siswa”.
b. Peraturan menteri pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.

Proses manajemen kurikulum merupakan proses awal untuk mencapai sasaran


ideal. Sasaran ideal yang dimaksud ialah optimalisasi memformulasikan semua
tindakan edukatf tersebut dalam suasana dinamis dan demoktratis. Sehingga acuan
yang dibuat harus fleksibel, terbuka serta merangsang, dinamika fitra peserta didik
secara optimal. Manajemen kurikulum merupakan pengelolaan dan pengaturan
pembelajaran yang diiringi dengan materi pembelajaran, sehingga para guru dan murid
11
akan mengikuti serangkaian proses menajemen kurikulum yang telah ditetapkan.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum pusat juga


merupakan adminsitrator dalam pendidikan yang terdiri atas: direktur bidang
pendidikan, pusat pengembangan kurikulum, kepala kantor wilayah, kepala
kantor kabupaten dan kecamatan serta kepala sekolah. Pada tingkat daerah para
administrator daerah (dalam hal Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota)
sampai kepala sekolah mengembangkan kurikulum sekolah yang disesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan daerah.Pada pengembangan kurikulum lokal
(sekolah atau kelas) para kepala sekolah sebagai adminstrator pendidikan yang
berada pada level yang paling bawah (Sekolah) memiliki wewenang dalam
membuat operasionalisasi pelaksanaan kurikulum di sekolah masing-masing.

Manajemen pengembangan kurikulum berarti, melaksanakan kegiatan


pengembangan kurikulum berdasarkan pola pikir manajemen, atau berdasarkan
proses manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen, yaitu terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, atau impelementasi dan
pengendalian. Manajemen pengembangan kurikulum merupakan suatu proses
yang berkenaan dengan upaya yang dilakukan dalam rangka pengembangan
kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan. Upaya tersebut merupakan
proses yang berkesinambungan yaitu dengan diawali perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.

B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang
menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan
kelemahan karena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi
yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Maka dari itu, kami
banyak berharap kepada para pembaca memberikan kritikan dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnyanya makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca

13
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2007. Pengembangan Kurikulum. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Hendayat Sutopo, Westy Soemanto. 2005. Pembinaan dan Pengembangan


Kurikulum Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara

Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. (1992). Pengembangan dan Inovasi Kurikulum.


Jakarta: Depdikbud.

Reksoatmodjo, N. R. (2010). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan


Kejuruan. Bandung: Refika Aditama.

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta : Rajawali pers.

Sudjana, Nana. 2005. Dasar – Dasar Proses Mengajar. Bandung : Sinar Baru Albensindo.

Suwilah. (2014). Landasan Pengembangan Kurikulum. [Online]. Tersedia :


http://suwilah.wordpress.com. [14 Oktober 2021].

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Prescott, W dan Bolam, R. (1976). Supporting Curriculum Development . Walton Hall: The
Open University Press.

14

Anda mungkin juga menyukai