Anda di halaman 1dari 9

AKHLAK TERHADAP LINGKUNGAN ALAM

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur

Mata Kuliah : Kajian Akhlak Aplikatif

Dosen Pengampu: M.A. Hermawan, M.S.I

Disusun Oleh :

Ani NasikhatulMillah 1917402100

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI

PURWOKERTO

2021
A. PENDAHULUAN
Manusia sebagai khalifah di bumi ini memiliki tugas unuk menjaga alam sekitar.
Dunia yang menjadi tempat hidup manusia beserta isinya merupakan sama-sama
makhluk Allah Swt. Yang selalu memuji asma-Nya. Merusak alam berarti secara tidak
langsung dapat merusak kehidupan manusia karena manusia itu bergantung pada alam.
Akhlak kepada lingkungan alam berarti tingkah laku kepada lingkungan sekitar,
bagaimana cara kita bisa menjaga apa yang berada disekitar kita baik berupa hewan,
tumbuh-tumbuhan, gunung, sungai dan lain sebagainya. Bahkan secara lebih luas, akhlak
terhadap lingkungan alam berarti bagaimana cara kita berbuat baik kepada seluruh
ciptaan Allah Swt yang ada di alam semesta.
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkunga alam itu
bersumber dari fungsi manusia sebagi khalifah di bumi ini. Kekhalifahan menuntut
adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia dengan lingkungan
alamnya. Akhlak yang baik terhadap lingkungan alam adalah ditunjukkan kepada
penciptaan suasana yang baik, serta pemeliharan lingkungan agar tetap membawa
kesegaran, kenyamanan hidup, tanpa membuat kerusakan dan populasi sehingga pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap manusia itu sendiri.
B. PEMBAHASAAN
1. Pengertian Akhlak Terhadap Lingkungan Alam
Secara bahasa akhlak bentuk jamak dari kata khuluk, yang berarti budi pekerti,
tingkah laku atau tabiat. Sedangkan menurut Al- Ghazali, akhlak adalah suatu sifat
yang tertanam dalam jiwa, dari sifat itu timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah,
dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran lebih dulu (Mansur, 2007: 222)1
Berakhlak terhadap lingkungan alam adalah menjalin dan mengembangkan
hubungan yang harmonis dengan alam sekitar. Lingkungan alam yang terkelola
dengan baik dapat memberi manfaat yang berlipat-lipat. Sebaliknya, alam yang
dibiarkan atau hanya diambil manfaatnya akan mendatangkan malapetaka bagi
manusia. 2
2. Hubungan Manusia dengan Lingkungan Alam
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan
orang lain dan tentu hidup di dalam sebuah lingkungan. Berbicara tentang lingkungan
berarti manusia tidak akan terlepas dari perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Dalam

1
Khaidir, dkk, Pendidikan Akhlak Anak Usia Dini, (Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini, 2021) hal
1.
2
Hasbi W, Pendidikan Agama Islam Era Modern, (Yogyakarta: PT LeutikaPrio, 2019) hal 88.
kehidupan sehari-hari manusia pasti akan membutuhkan kerukunan, kedamaian, serta
ketentraman, salah satu langkah agar manusia hidup damai dalam sebuah lingkungan
alam adalah dengan menanamkan nilai-nilai akhlak dalam diri kita. 3
Lingkungan alam merupakan salah satu bagian dari integrasi kehidupan manusia.
Sehingga lingkungan alam harus dipandang sebagai salah satu komponen ekosistem
yang memiliki nilai untuk dihormati, dihargai, dan tidak disakiti, lingkungan
memiliki nilai dirinya sendiri. Integritas ini menyebabkan setiap perilaku manusia
dapat berpengaruh terhadap lingkungan disekitarnya, perilaku positif dapat
menyebabkan lingkungan alam tetap lestari dan perilaku negative dapat menyebabkan
lingkungan alam menjadi rusak.
Dalam perspektif Islam manusia dan lingkungan alam memiliki hubungan relasi
yang erat karena Allah Swt menciptakan alam ini termasuk di dalamnya manusia dan
lingkungan alam dalam keseimbangan dan keserasian. Keseimbangan dan keserasian
ini harus dijaga agar tidak mengalami kerusakan. Kelangsungan kehidupan di alam
ini pun saling terkait yang jika salah satu komponen mengalami gangguan luar biasa
maka akan berpengaruh terhadap komponen yang lain.4
Dalam pandangan Islam, alam semesta termasuk bumi seisinya adalah ciptaan
Allah Swt dalam keadaaan yang seimbang, professional dan terukur atau mempunyai
ukuran-ukuran, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Alam merupakn sebuah entitas atau realitas (empirik) yang tidak dapat berdiri
sendiri, akan tetapi berhubungan dengan manusia dan denganrealitas yang lain, yang
ghaib dan supra empirik. Manusia merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
alam. Sebagai bagian dari alam, keberadaan manusia di alam adalah untuk saling
membutuhkan, saling terkait dengan makhluk yang lain dan masing-masing makhluk
mempunyai peran yang berbeda-beda. Manusia disamping mempunyai peran sebagai
bagian atau komponen alam, manusia mempunyai peran dan posisi khusus diantara
komponen alam dan makhluk ciptaan Allah Swt yang lain sebagai khalifah, di bumi.

3
Hasnawati, Akhlak Kepada Lingkungan, Jurnal Pendais Volume 2 No. 2 Desember 2020. hal 204-205.
4
Harahap Z Rabiah, Etika Islam Dalam Mengelola Lingkungan Hidup, Jurnal EduTech Vol. 1 No 1 Maret
2015, Hal 4-5.
Manusia dalam hubungannya dengan Allah Swt, juga berhubungan dengan
lingkungan alam sebagai sesama makhluk ciptaan Allah Swt. Dalam berhubungan
dengan Allah Swt manusia memerlukan lingkungan alam sebagai sarana untuk
mengenal dan memahami Allah Swt. Oleh krena itu, hubungan antara manusia
dengan alam lingkungan hidupnya mempunyai fungsi antara lain:
a. Hubungan keimanan dan peribadatan. Alam semesta berfungsi sebagai sarana
bagi manusia untuk mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah Swt. Oleh karena
itu, manusia dilarang memperhamba alam dan dilarang menyembah kecuali hanya
kepada Allah Swt yang menciptkan alam semesta ini.
b. Hubungan pemanfaatan yang berkelanjutan. Alam dengan segala sumberdayanya
diciptakan Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dalam
memanfaatkan sumberdaya alam guna memenuhi kehidupan maka harus
dilakukan dengan wajar (tidak boleh berlebihan atau boros).
c. Hubungan pemeliharaan untuk semua makhluk. Manusia mempunyai kewajiban
untuk selalu memelihara alam untuk keberlanjutan kehidupan, tidak hanya
manusia tetapi untuk semua makhluk hidup lainnya.
3. Metode Penumbuhan Akhlak Terhadap Lingkungan Alam
Untuk menumbuhkan akhlak terhadap lingkungan alam maka diperlukan metode
tertentu sebagai cara untuk memahami, menggali, mengembangkan akhlak
lingkungan atau dapat dipahami sebagai jalan untuk menanamkan pemahaman akhlak
lingkungan pada seseorang sehingga dapat menjadi pribadi yang memilki perilaku
ramah dan peduli terhadap lingkungan alam. Pelaksanaan metode ini didasarkan pada
prinsip bahwa pengajaran akhlak lingkungan alam disampaikan dalam suasana
menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan dan motivasi. Metode
penumbuhan akhlak terhadap lingkungan alam dapat dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
a. Mengajarkan
Penumbuhan akhlak lingkungan alam mengandaikan pengetahuan teoritis tentang
konsep-konsep nilai terkait perilaku ramah lingkungan dan pengelolaan
lingkungan. Seseorang untuk dapat memiliki kesadaran dan melakukan perilaku
ramah lingkungan, terlebih dahulu harus mengetahui nilai-nilai penting
lingkungan bagi kehidupan dan bagaimana cara menggelolanya. Proses
pengajaran mengenai lingkungan alam bisa dilakukan secara langsung, baik
melalui pemberian informasi dengan pembelajaran maupun dengan cara yang
lain.
b. Keteladanan
Keteladanan dalam pendidikan adalah metode ifluentif yang paling menyakinkan
keberhasilan dalam mepersiapkan daan membentuk anak dalam moral dan
spiritual. Dalam konteks penumbuhan akhalak lingkungan alam metode ini sangat
penting karena akhlak merupakan kawasan afektif yang terwujud dalam tingkah
laku. Metode ini didasari pada pemahaman bahwa tingkah laku anak muda
dimulai dengan imitation atau meniru dan ini berlaku sejak masih kecil. Apa yang
dikatakan orang yang lebih tua maka akan terekam dan dimunculkan kembali oleh
anak. Anak belajar melakukan sesuatu dari sekitarnya, khususnya yang terdekat
dan mempunyai intesitas rasional tinggi. Dalam konteks penumbuhan akhlak
terhadap lingkungan alam, keteladanan ini memiliki pengaruh yang sangat kuat.
Bagaimana mungkin orang lain akan dapat menumbuhkan akhlak lingkungan
dalam dirinya kalau orang yang mengajarkan tidak pernah bersikap dan
berperilaku yang diajarkan.
c. Pembiasaan
Unsur penting bagi penumbuhan akhlak adalah bukti dilaksanakannya nilai-nilai
normative akhlak itu sendiri. Penumbuhan akhlak akan dapat terlaksana apabila
dilakukan dengan pembiasaan yang terus menerus sehingga menjadi kebiasaan
yang melekat dalam pribadi seseorang. Proses pembiasaan ini dapat dilakukan
secara bertahap dan di mulai dari hal yang ringan atau mudah. Untuk itu
diperlukan adanya suasana atau tempat yang mendukung bagi terciptanya proses
pembiasaan. Penyediaan fasilitas, penempelan papan petunjuk, himbauan,
larangan, brosur dan lain sebagainya, yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk
menumbuhkan kesadaran kolektif untuk secara bersama membiasakan perilkau
ramah terhadap lingkungan alam.
d. Refleksi
Akhlak lingkungan alam yang akan dibentuk oleh penumbuhan melalui dengan
berbagai macam cara dan kebijakan senantiasa perlu dievaluasi dan direfleksi
secara berkesinambungan dan kritis. Segala bentuk tindakan dan pembiasaan
dalam menumbuhkan akhlak terhadap lingkungan alam yang telah dilaksanakan,
perlu dilakukan refleksi untuk melihat sejauh mana keluarga, kelompok
masyarakat atau pihak yang melakukannya telah berhasil atau gagal dalam
menumbuhkan akhlak terhadap lingkungan alam. Proses refleksi dapat dilakukan
dengan cara mengajak untuk memikirkan kembali apa yang dirasakan manfaat
yang diterima dan hikmah apa yang diterima mengenai perilaku yang telah
dilakukan dan dibiaskan yang kaitannya dengan pengelolaan lingkungan alam.5
4. Studi Kasus
Indonesia adalah Negara hukum. Setiap pelanggaran akan dikenakan hukum yang
sesuai dengan Undang-undang Dasar yang berlaku. Undang-undang khususnya
tentang lingkungan hidup No. 32 Tahun 2009 secara tertulis memberikan banyak
kontribusi dalam pemeliharan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pada pasal 2
disebutkan bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
dan mencegah terjadinya pencemaraan, atau kerusakan lingkungan hidup meliputi
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan
hukum.
Kondisi Indonesia saat ini semakin memburuk akibat masalah-masalah
lingkungan alam yang terjadi. Akibat penebangan liar ataupun karena kemarau
panjang beberapa daerah di Indonesia seperti Kalimantan dan Sumatera terkena
kebakaran hutan dan mengakibatkan terjadinya polusi udara yang menggu kesehatan
masyarakat sekitarnya. Akibat penebangan liar itu juga terjadi banjir bandang di
berbagai daerah di Indonesia bahkan di kota besar seperti Jakarta yang sering terjadi
banjir. Longsor juga sering melanda di berbagai daerah Indonesi karena kondisi tanah
yang tidak stabil akibat tidak ada penompang yang berupa kar pohon, akhirnya pada
musim hujan, tanah akan semakin tidak stabil dan akhirnya terjadi longsor. Longsor

5
Asaad Ilyas, Akhlak Lingkungan , (Tangerang Selatan: Majelis Lingkungan Hidup PP Muhamadiyah,
2011) hal 17-18.
tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga dapat merenggut ratusan bahkan ribuan
orang.
Pada realitanya, pelaksanaan UUD khususnya tentang lingkungan hidu di
Indonesia belum terlaksana secara efektif sebagaimana mestinya. Hal tersebut
dibuktikan dengan beberapa kasus yang terjadi. Seperti dalam kasus pencemaran
lingkungan yang dilakukan oleh PT Indorayon Utama di Sumatra Utara dan PT
Freeport Indonesia di Papua sesungguhnya disebabkan oleh perilaku perusahaan yang
tidak bertanggungjawab dan tidak peduli terhadap lingkungan alam. Contoh lain:
illegal logging, impor limbah secara illegal dari luar negeri dan perdagangan satwa
liar. Kasus-kasus ini tidak hanya menyangkut perorangan tetapi birokrasi pemerintah.
Demikian juga dengan kasus sampah di DKI Jakarta, terkait dengan persoalan
perilaku moral manusia, khususnya korupsi dalam tubuh birokrasi pemerintah.
Bahkan kasus-kasus lingkungan yang terkait dengan globalisasi perdagangan dan
berbagai perjanjian internasional lainnya adalah persoalan moral menyangkut
kelicikan manusia dan Negara bangsa dalam melakukan manipulasi yang merugikan
kepentingan orang lain termasuk lingkungan hidup.
Contoh kasus yang lain yaitu pembakaran yang dilakukan oleh masyarakat
pendalaman Kalimantan. Walaupun hal yang dilakukan dalam rangka untuk
menjadikan lahan pertanian, tetapi hal ini terbukti tidak efektif karena penjalaran api
yang begitu cepat menyebabkan melebarnya lahan yang terbakar. Hal ini tentunya
sangat berakibat buruk tidak hanya bagi masyarakat setempat tetapi juga masyarakat
dunia karena pulau Kalimantan merupakan paru-paru dunia yang memproduksi
banyak oksigen untuk kelangsungan hidup manusia.6
Dapat disimpulkan dari beberapa kasus di atas mengindikasikan berbagai bentuk
kerusakan yang terjadi akibat daripihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Dengan
demikian, adakah yang salah dengan hukum di Indonesia, sehingga banyak potensi-
potensi kerusakan terjadi dimana-mana. Hal ini mengisyaratkan bahwa, kerusakan-
kerusakan yang terjadi akibat dari degradasi moral, akhlak dan ketidaksadaran

6
M Rizawati, “Akhlak Terhadap Lingkungan”, http://mrizawati.blogspot.com/2014/05/makalah-akhlak-
terhadap-lingkungan.html?m=, (diakses pada Jum’at 29 Oktober 2021, pukul 18:57).
mereka terkait pentingnya menjaga dan memelihara lingkungan alam. Padahal suatu
hal yang mustahil apabila manusia bisa hidup tanpa alam raya ini.7
C. KESIMPULAN
Berakhlak terhadap lingkungan alam adalah bagaimana kita bisa menjaga
lingkungan disekitar kita. Bisa memanfaatkan dengan baik apa saja yang ada di
lingkungan alam. Oleh karena itu, lingkungan alam dan manusia itu tidak bisa dipisahkan
karena mereka itu saling membutuhkan satu sama lain. banyak sekali cara yang dapat
dilakukan agar manusia dapat menumbuhkan akhlak terhadap lingkungan alam antara
lain dengan mengajarkan, keteladanan, pembioasaan dan refleksi. Jika kita tidak bisa
menumbuhkan berakhlak terhadap lingkungan alam maka lingkungan alam ini akan rusak
misalnya adanya penebangan liar yang menyebabkan banjir dan tanah longsor, kerusakan
ini diakibatkan karena ulahnya manusia sendiri. Oleh karena itu, manusia harus bisa
menjaga lingkungan alam dengan berakhlak yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

W, Hasbi. 2019. Pendidikan Agama Islam Era Modern. Yogyakarta: PT LeutikaPrio. hal 88.
7
Tatik Maisaroh, “Akhlak Terhadap Lingkungan Hidup Dalam Al-Qur’an (Studi Tafsir Al-Misbah)”,
Skripsi, Jurusan Ilmu Al-Qur’an Tafsir UIN Raden Intan, Lampung. (Lampung, Fakultas Ushuluddin UIN Raden
Intan, 2017) hal 96-97.
Hasnawati. 2020. Akhlak Kepada Lingkungan, Jurnal Pendais Volume 2 No. 2 Desember, hal
204-205.
Harahap Z Rabiah. 2015. Etika Islam Dalam Mengelola Lingkungan Hidup, Jurnal EduTech Vol.
1 No 1 Maret, hal 4-5.
Asaad Ilyas, 2011, Akhlak Lingkungan. Tangerang Selatan: Majelis Lingkungan Hidup PP
Muhamadiyah.
Khaidir, dkk. 2021. Pendidikan Akhlak Anak Usia Dini. Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.

Maisaroh, Tatik, 2017. Akhlak Terhadap Lingkungan Hidup Dalam Al-Qur’an (Studi Tafsir Al-
Misbah). Skripsi. Tidak di terbitkan. Jurusan Ilmu Al-Qur’an Tafsir UIN Raden Intan:
Lampung.
Rizawati, M. “Akhlak Terhadap Lingkungan”, http://mrizawati.blogspot.com/2014/05/makalah-
akhlak-terhadap-lingkungan.html?m. Diakses pada Jum’at 29 Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai