MATA KULIAH
TEKNOLOGI JARINGAN AKSES
DISUSUN OLEH :
Muzzayar Mahbub
Frezy Susanto.M.H
Mohammad Syaiful Lutfi
Mujahidah Achiru
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014
KATA PENGATAR
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini yang sangat pesat berdampak pada
teknologi di dunia telekomunikasi semakin berkembang cepat.
Perkembangan ini sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan
masyarakat untuk memperoleh informasi. Komunikasi suara, gambar, dan
data menjadi sarana penghubung antar manusia yang berjauhan jaraknya.
Kebutuhan layanan komunikasi yang mengalami peningkatan ini tidak
sejalan dengan peningkatan kapasitas media transmisi telekomunikasi.
Akibatnya, aliran informasi mengalami hambatan, seperti kecepatan transfer
data yang lambat, dan biaya yang semakin meningkat. Oleh karena itu,
banyak penemuan media transmisi baru yang meningkatkan kapasitas dan
kecepatan transfer data, mulai dari serat optik hingga satelit. Selain media
tersebut, ada media lainnya yang kurang menjadi perhatian, namun sangat
baik untuk dijadikan media transmisi alternatif komunikasi, yaitu media
jaringan komunikasi melalui kabel listrik atau dikenal dengan Power Line
Communication (PCL).
Oleh karena itu, saya bermaksud untuk mengulas tentang Power Line
Communication ini untuk memberi pemahaman kepada kita sehingga PCL
menjadi sarana media komunikasi pilihan dan menjadi pertimbangan untuk
dikembangkan di Indonesia.
BAB II
MATERI PEMBAHASAN
C. Prinsip Kerja
Power Line Communication (PLC) terdiri atas 4 elemen perangkat keras yaitu :
• Main station, menghubungkan infrastruktur komunikasi dengan gardu
distribusi tegangan rendah induk (240-415 volt) dan bekerja sebagai
pengkonsentrasi kinerja tinggi dari traffic protocol internet (IP).
• Base Station, menginjeksikan sinyal-sinyal data ke dalam sisi tegangan
rendah dari transformer daya.
• Conditioning Unit (CU), modul di sisi pelanggan yang memisahkan kembali
frekuensi rendah (listrik) dengan frekuensi tinggi (data).
• Customer Premises Equipment (CPE), modem PLC
Secara khusus frekuensi sinyal daya listrik berkisar di range 50/60 Hz.
Kemudian sinyal data dinaikkan ke frekuensi UHF dalam kisaran range
500/600 MHz sehingga data dapat dilapiskan ke atas kabel utama listrik
tanpa terjadi kondisi saling melemahkan. Interferensi diminimalkan
dengan memecah arus data ke bentuk paket-paket sebelum diinjeksikan
ke dalam jaringan listrik.
D. Cara Kerja PLC dalam Mentransmisikan Data
Cara kerja sistem PLC dalam mengirim data melalui kabel listrik arus AC
terbagi dua bagian zona prosedur yaitu prosedur untuk bagian luar gedung
(Outdoor PLC) dan prosedur untuk bagian dalam gedung (Indoor PLC).
Prosesnya diawali dari Outdoor PLC. Sinyal data dari jaringan backbone
internet bergerak menuju OM (Outdoor Master). OM ini bertindak sebagai
administrator di sistem outdoor PLC yang menjadi gateway antara jaringan
lokal dengan jaringan backbone internet. Untuk menghubungkan jaringan
lokal kabel listrik dengan jaringan backbone, PLC masih memerlukan
infrastruktur telekomunikasi konvensional seperti kabel tembaga atau serat
optik (FO-fiber optik). Di OM, sinyal data dibawa terlebih dahulu ke
transformator (trafo) distribusi listrik untuk menurunkan tegangan listrik yang
tinggi (12 KV) menjadi listrik bertegangan rendah (380 V) agar sinyal data bisa
ditransmisikan. Namun, sinyal data sebenarnya tidak dapat melalui trafo atau
alat penurun tegangan di gardu listrik, sehingga diperlukan alat untuk
memadukan/menumpangkan sinyal data dengan arus listrik bertegangan
rendah. Alatnya itu disebut unit pengkonsentrasi (CU-Consentration Unit).
Proses penumpangan ini membutuhkan frekuensi skala rendah yaitu sekitar 1-
50 MHz.
Setelah ditumpangkan dengan aliran listrik, sinyal data tadi lalu menuju
repeater yang terdapat di Access Network (Jaringan Akses) yang berfungsi
sebagai penguat sinyal, karena dalam jarak tempuh yang jauh, sinyal mungkin
mengalami pelemahan, sehingga perlu dilakukan penguatan agar sinyal data
benar-benar sampai ke tujuan. Kemudian dari repeater menuju ke OAP
(Outdoor Access Point) yaitu titik akses outdoor yang menghubungkan sistem
outdoor dan sistem indoor. Disini terdapat router yang membagi jaringan
listrik yang terdapat sinyal data ke semua pelanggan. Pada OAP, juga terdapat
adapter indoor yang menyediakan interface antara
jaringan data internal, PC, telepon, dan perangkat peripheral di satu sisi,
dan pada jaringan backbone internet, telepon, dan perangkat sejenis disisi
lainnya. Adapter tersebut dilengkapi interface standar seperti modem
ethernet PLC untuk mengubah sinyal analog ke digital agar bisa diterima oleh
PC, dan analog interface telepon untuk menghubungkan jaringan listrik ke
telepon.
E. Metode Modulasi
Dalam penerapan PLC, kualitas suara dan data sangat bergantung pada
bandwidth, frekuensi yang digunakan, dan SNR (signal-noise ratio). Bandwidth
tinggi dapat dicaai dengan menaikkan nilai SNR, namun untuk meningkatkan nilai
SNR berdampak pada munculnya gangguan noise karena adanya efek radiasi
pada kabel. Namun, masalah itu dapat diatasi dengan menggunakan dua metode
modulasi. Metode yang pertama yaitu CDM (Code Division Multiplexing) dimana
sinyal informasi dapat tersebar dalam kisaran frekuensi yang lebar, dan tingkat
sinyal informasi dibuat sangat rendah sehingga diharapkan tidak terganggu
dengan noise yang tinggi di PLC. Metode yang kedua yaitu dengan menggunakan
teknik modulasi
OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Metode ini lebih banya
digunakan oleh vendor karena dinilai cukup stabil dan lebih efisien dari teknik
modulasi lainnya.
BAB III
KESIMPULAN
http://www.elektroindonesia.com/elektro/ut26.html
http://www.powerlinecommunications.net/AscomPowerlineCommunication.html
http://www.lonestarbroadband.org/technology/powerlines.html
http://www.powerlineworld.com/powerlineintro.html