Anda di halaman 1dari 12

PLC

(POWER LINE COMMUNICATION)

MATA KULIAH
TEKNOLOGI JARINGAN AKSES

DISUSUN OLEH :

Muzzayar Mahbub
Frezy Susanto.M.H
Mohammad Syaiful Lutfi
Mujahidah Achiru

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014
KATA PENGATAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Segala puji hanya milik Allah atas


limpahan rahmat dan nikmat-Nya yang begitu besar, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Ucapan terima kasih kami
hanturkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman atas bantuan dan
partisipasinya, sehingga kami bisa menghadirkan hasil diskusi kami dan
mempersentasekannya.

Makalah ini disusun dengan harapan bisa menjadi


pertanggungjawaban terhadap materi yang dibebankan kepada kami.
Dan juga dapat menjadi media referensi untuk para civitas akademika
yang lain.

Penulisan makalah ini telah dilaksanakan dengan semaksimal


mungkin. Oleh karena itu, kritik dan saran senantiasa penyusun harapkan
agar ke depan lebih baik lagi. Dan dengan segala kerendahan, penyusun
mengucapkan terimah kasih.

Gowa, 14 Februari 2014

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................

A. Latar Belakang

BAB II MATERI PEMBAHASAN ....................................................

A. Defenisi Power Line Communication...................................

B. Spesifikasi Power Line Communication ..............................

C. Prinsip Kerja Power Line Communication……………………

D. Cara Kerja PLC dalam Mentransmisikan Data ...................

E. Keunggulan dan Kelemahan dalam Penerapan PLC .........

F. Metode Modulasi ……………………………………………….

BAB III KESIMPULAN ....................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini yang sangat pesat berdampak pada
teknologi di dunia telekomunikasi semakin berkembang cepat.
Perkembangan ini sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan
masyarakat untuk memperoleh informasi. Komunikasi suara, gambar, dan
data menjadi sarana penghubung antar manusia yang berjauhan jaraknya.
Kebutuhan layanan komunikasi yang mengalami peningkatan ini tidak
sejalan dengan peningkatan kapasitas media transmisi telekomunikasi.
Akibatnya, aliran informasi mengalami hambatan, seperti kecepatan transfer
data yang lambat, dan biaya yang semakin meningkat. Oleh karena itu,
banyak penemuan media transmisi baru yang meningkatkan kapasitas dan
kecepatan transfer data, mulai dari serat optik hingga satelit. Selain media
tersebut, ada media lainnya yang kurang menjadi perhatian, namun sangat
baik untuk dijadikan media transmisi alternatif komunikasi, yaitu media
jaringan komunikasi melalui kabel listrik atau dikenal dengan Power Line
Communication (PCL).
Oleh karena itu, saya bermaksud untuk mengulas tentang Power Line
Communication ini untuk memberi pemahaman kepada kita sehingga PCL
menjadi sarana media komunikasi pilihan dan menjadi pertimbangan untuk
dikembangkan di Indonesia.
BAB II
MATERI PEMBAHASAN

A. Defenisi Power Line Communication


Power Line Communication (PLC) adalah sistem komunikasi yang
membawa data melalui kabel transmisi listrik, sehingga jaringan listrik dapat
berfungsi sebagai media untuk komunikasi selain berfungsi sebagai
penghantar daya listrik. Kabel yang biasa digunakan (RJ 11 dan RJ 45) akan
diganti dengan kabel langsung dari daya listrik AC. PLC mentransmisikan
informasi dengan menggunakan aliran listrik sebagai carrier (pembawa) sinyal
informasi karena sinyal itu sendiri dapat dikonversi dari digital ke analog.
PLC lebih populer bila digunakan untuk akses internet selain komunikasi
suara dan gambar. Di dunia, PLC di populerkan penggunaannya oleh Norweb
Communication (perusahaan patungan Inggris dan Kanada), dan di Indonesia,
teknologi ini dikembangkan oleh ICON+ (Indonesia Comnet Plus) yang
merupakan anak perusahaan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
PLC termasuk media komunikasi pita lebar (broadband) dengan
kecepatan yang bisa dicapai sekarang ini maksimal 4,5 Mbps. Tidak hanya
akses internet saja yang dapat dilakukan, tapi PLC juga dapat digunakan
sebagai media komunikasi suara (VoIP), transmisi video (Video on Demand)
dan lainnya. PLC juga bisa digunakan sebagai LAN, di rumah atau di
perkantoran dapat digunakan sebagai media sharing antar komputer dan
perangkat peripheral lainnya, dan alat untuk menerapkannya yaitu Powerline
Ethernet Adapter. Untuk koneksi internet diperlukan modem khusus PLC yang
disebut dengan terminal jaringan (network termination) yang berfungsi
sebagai penghubung kabel listrik ke komputer dan mengkonversi sinyal listrik
menjadi sinyal digital. Saat pengiriman suara dan data, kualitasnya sangat
dipengaruhi oleh bandwidth, frekuensi yang digunakan, dan SNR (signal-noise
ratio).
B. Spesifikasi Power Line Communication
 Kecepatan maksimal 256 Kbps sampai 45 Mbps (70x lebih cepat
daripada ISDN).
 Arus listrik dapat digunakan untuk pembawa sinyal informasi dan data,
karena data itu sendiri dapat dikonversi dari format digital menjadi
analog.
 Berjalan di frekuensi rendah pada arus listrik bertegangan AC.
 Menggunakan modem khusus BPL (Broadband Over Power Lines),
berbeda dengan modem konvensional yang berbasis dial-up.
 PLC diselenggarakan oleh anak perusahaan PLN yaitu Icon+.

C. Prinsip Kerja
Power Line Communication (PLC) terdiri atas 4 elemen perangkat keras yaitu :
• Main station, menghubungkan infrastruktur komunikasi dengan gardu
distribusi tegangan rendah induk (240-415 volt) dan bekerja sebagai
pengkonsentrasi kinerja tinggi dari traffic protocol internet (IP).
• Base Station, menginjeksikan sinyal-sinyal data ke dalam sisi tegangan
rendah dari transformer daya.
• Conditioning Unit (CU), modul di sisi pelanggan yang memisahkan kembali
frekuensi rendah (listrik) dengan frekuensi tinggi (data).
• Customer Premises Equipment (CPE), modem PLC
Secara khusus frekuensi sinyal daya listrik berkisar di range 50/60 Hz.
Kemudian sinyal data dinaikkan ke frekuensi UHF dalam kisaran range
500/600 MHz sehingga data dapat dilapiskan ke atas kabel utama listrik
tanpa terjadi kondisi saling melemahkan. Interferensi diminimalkan
dengan memecah arus data ke bentuk paket-paket sebelum diinjeksikan
ke dalam jaringan listrik.
D. Cara Kerja PLC dalam Mentransmisikan Data

Gambar 1 : Jaringan PLC

Cara kerja sistem PLC dalam mengirim data melalui kabel listrik arus AC
terbagi dua bagian zona prosedur yaitu prosedur untuk bagian luar gedung
(Outdoor PLC) dan prosedur untuk bagian dalam gedung (Indoor PLC).
Prosesnya diawali dari Outdoor PLC. Sinyal data dari jaringan backbone
internet bergerak menuju OM (Outdoor Master). OM ini bertindak sebagai
administrator di sistem outdoor PLC yang menjadi gateway antara jaringan
lokal dengan jaringan backbone internet. Untuk menghubungkan jaringan
lokal kabel listrik dengan jaringan backbone, PLC masih memerlukan
infrastruktur telekomunikasi konvensional seperti kabel tembaga atau serat
optik (FO-fiber optik). Di OM, sinyal data dibawa terlebih dahulu ke
transformator (trafo) distribusi listrik untuk menurunkan tegangan listrik yang
tinggi (12 KV) menjadi listrik bertegangan rendah (380 V) agar sinyal data bisa
ditransmisikan. Namun, sinyal data sebenarnya tidak dapat melalui trafo atau
alat penurun tegangan di gardu listrik, sehingga diperlukan alat untuk
memadukan/menumpangkan sinyal data dengan arus listrik bertegangan
rendah. Alatnya itu disebut unit pengkonsentrasi (CU-Consentration Unit).
Proses penumpangan ini membutuhkan frekuensi skala rendah yaitu sekitar 1-
50 MHz.
Setelah ditumpangkan dengan aliran listrik, sinyal data tadi lalu menuju
repeater yang terdapat di Access Network (Jaringan Akses) yang berfungsi
sebagai penguat sinyal, karena dalam jarak tempuh yang jauh, sinyal mungkin
mengalami pelemahan, sehingga perlu dilakukan penguatan agar sinyal data
benar-benar sampai ke tujuan. Kemudian dari repeater menuju ke OAP
(Outdoor Access Point) yaitu titik akses outdoor yang menghubungkan sistem
outdoor dan sistem indoor. Disini terdapat router yang membagi jaringan
listrik yang terdapat sinyal data ke semua pelanggan. Pada OAP, juga terdapat
adapter indoor yang menyediakan interface antara
jaringan data internal, PC, telepon, dan perangkat peripheral di satu sisi,
dan pada jaringan backbone internet, telepon, dan perangkat sejenis disisi
lainnya. Adapter tersebut dilengkapi interface standar seperti modem
ethernet PLC untuk mengubah sinyal analog ke digital agar bisa diterima oleh
PC, dan analog interface telepon untuk menghubungkan jaringan listrik ke
telepon.

Gambar 2 : Sistem Indoor PLC


D. Keunggulan dan Kelemahan dalam Penerapan PLC
Dalam penerapannya, PLC memiliki kelebihan dibandingkan dengan media
transmisi komunikasi lainnya, diantaranya adalah :
1. Mudah dalam instalasinya.

2. Mempunyai bandwidth yang memadai dan bisa dikembangkan.

3. Sinyal yang dibawa mampu menempuh jarak yang jauh.

4. Kecepatan aliran data cukup tinggi ( sekitar 2 - 4,5 Mbps)

5. Lebih ekonomis, karena jaringan hanya memanfaatkan infrastruktur jaringan


listrik yang sudah ada sekarang, sehingga tidak memerlukan sistem pengkabelan
baru.

Selain memiliki keunggulan, PLC juga memiliki kelemahan dalam penggunaannya


yaitu :
1. Noise cukup tinggi karena melalui jaringan kabel listrik, sehingga kurang baik
untuk komunikasi suara (telepon)

2. Mudah terjadi crosstalk dan interferensi karena banyaknya aliran informasi


yang hanya melewati satu jalur.

3. Adanya distorsi (penyimpangan) yang muncul disebabkan microwave, blender,


atau lampu-lampu yang on/off dalam jaringan listrik rumah tangga,
mengakibatkan lalu lintas suara dan data masih kurang stabil.

4. Atenuasi (peredaman) sinyal sangat tinggi terutama jika frekuensi kerjanya di


kisaran puluhan MHz, sehingga menyebabkan penurunan kualitas sinyal pada
suatu jarak tertentu.

E. Metode Modulasi
Dalam penerapan PLC, kualitas suara dan data sangat bergantung pada
bandwidth, frekuensi yang digunakan, dan SNR (signal-noise ratio). Bandwidth
tinggi dapat dicaai dengan menaikkan nilai SNR, namun untuk meningkatkan nilai
SNR berdampak pada munculnya gangguan noise karena adanya efek radiasi
pada kabel. Namun, masalah itu dapat diatasi dengan menggunakan dua metode
modulasi. Metode yang pertama yaitu CDM (Code Division Multiplexing) dimana
sinyal informasi dapat tersebar dalam kisaran frekuensi yang lebar, dan tingkat
sinyal informasi dibuat sangat rendah sehingga diharapkan tidak terganggu
dengan noise yang tinggi di PLC. Metode yang kedua yaitu dengan menggunakan
teknik modulasi
OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Metode ini lebih banya
digunakan oleh vendor karena dinilai cukup stabil dan lebih efisien dari teknik
modulasi lainnya.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan-penjelasan mengenai Power Line Communication dapat


ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Power Line Communication menggunakan aliran listrik sebagai media
penghantar sinyal informasi.
2. Jaringan yang digunakan belum sepenuhnya jaringan kabel listrik karena
untuk menyambungkan ke jaringan backbone maih memerlukan
infrastruktur telekomunikasi konvensional.
3. PLC cukup baik untuk mengakses intenet karena memiliki kecepatan
tinggi namun kurang baik untuk komunikasi suara karena banyaknya
noise.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.elektroindonesia.com/elektro/ut26.html

http://www.powerlinecommunications.net/AscomPowerlineCommunication.html

http://www.lonestarbroadband.org/technology/powerlines.html

http://www.powerlineworld.com/powerlineintro.html

Anda mungkin juga menyukai