Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dewa Syaputra Utomo

NIM : 195080307111002
Kelas : T03
UTS BIOTOKSIKOLOGI PAK YAHYA

1. Apa yang anda ketahui tentang a) Intoksikasi, b) Infeksi c.Toksikoinfeksi d)


Eksotoksin, e) Endotoksin f). Neurotoksin silahkan diterangkan.
2. Bakteri yang berhubungan dengan (Foodborne diseases) apa saja yang
menyebabkan penyakit dan bersifat pathogen.
3. Apa yang anda ketahui tentang a) Mikosis, b) Mikotoksikosis c.) Aflatoxins
{B1, B2, G1, G2, M1} d) Ochratoxin A e)Zearalenone f) Fumonisins g)
Trichothecenes Patulin h)Moniliform. Terangkan
4. Tempe bongkrek adalah makanan tradisional daerah Banyumas dan
sekitarnya. Tempe ini sering menimbulkan keracunan. Kenapa tempeini timbul
racun. Terangkan
5. Harmful algal blooms (HABS) adalah kondisi lingkungan air laut dan air
tawar berubah warna akibat Booming Algae yang menyebabkan keracunan.
Coba terangkan Algae apa saja dan Toksinnya apa.
Jawab :
1.) a) Intoksikasi : Intoksikasi adalah penyakit yang disebabkan karena tertelannya
toksin dalam makanan yang sebelumnya diproduksi oleh mikroba. Gejala
penyakit timbul lebih cepat daripada infeksi yaitu 3-12 jam setelah makanan
dikonsumsi, yang ditandai dengan muntah- muntah hebat dan diare. Akibat
kontaminasi mikroba pada makanan dapat dibagi 2 kategori yaitu food poisoning
dan food borne

b) Infeksi : Infeksi adalah keracunan karena tertelannya mikrobia hidup dalam jumlah
yang tinggi bersama makanan sehingga mikrobia tersebut mengakibatkan
keracunan.

c) Toksikoinfeksi : toksikoinfeksi adalah terjadinya sekresi racun bila sel mikroba


telah berada dalam tubuh. Contoh mikroba yang mengakibatkan toksikoinfeksi
adalah Bacillus cereus dan Clostridium perfringers.
d) Eksotoksin : Eksotoksin umumnya disekresikan oleh bakteri dan bertindak secara
enzimatik atau dengan aksi langsung sel inang. Ini dilepaskan oleh bakteri ke
sekitarnya. Eksotoksin adalah protein atau polipeptida, dan sebagian besar darinya
bertindak di lokasi jaringan yang jauh dari titik awal pertumbuhan bakteri atau invasi.

e) Endotoksin : Endotoksin terletak di dalam sel sel atau membran luar bakteri, ini
disebut sebagai zat terkait sel yang bertanggung jawab atas komponen struktural
bakteri. Endotoksin juga disebut sebagai Lipopolysaccharides atau LPS.

f) Neurotoksin : Neurotoksin adalah sebuah toksin yang beraksi di sel saraf - neuron


- biasanya dengan berinteraksi pada protein membran. Banyak bisa dan toksin
lainnya yang organisme gunakan untuk bertahan melawan vertebrata adalah
neurotoksin.

2.) Bakteri yang berhubungan dengan (Foodborne diseases) menurut Nadya dan
Asharina (2016) yang sering ditemukan pada penderita foodborne disease di negara
berkembang seperti Indonesia di antaranya E. coli (15-20%), Shigella sp.(5-15%),
Salmonella sp. (1- 5%), Vibrio colerae (5-10%), Campylobacter jejuni (15-20%).

3.) a. Mikosis adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur. Jamur adalah
mikroorganisme yang termasuk golongan eukariotik dan tidak termasuk golongan
tumbuhan. Jamur berbentuk sel atau benang bercabang dan mempunyai dinding sel
yang sebagian besar terdiri atas kitin dan glukan dan sebagian kecil dari selulosa
atau kitosan (Aprilianti et al., 2019).

b. Mikotosikosis : merupakan penyakit yang disebabkan oleh toksin yang dihasilkan


oleh jamur yang termakan bersama-sama bahan pakan yang tercemar jamur.
Mikotosikosis disebabkan oleh mikotoksin yang merupakan metabolit sekunder dari
fungi yang disintesis dan dikeluarkan selama pertumbuhan fungi tertentu yang
umum tumbuh dalam bahan baku atau pakan jadi (Moenek, et al., 2016).

c) Aflatoxins {B1, B2, G1, G2, M1} : Menurut Aini (2012), Aflatoksin merupakan
cemaran alami yang dihasilkan oleh beberapa spesies dari fungi Aspergillus yang
banyak ditemukan di daerah beriklim panas dan lembap, terutama pada suhu 27-
40°C (80-104° F) dan kelembapan relatif 85%. Aflatoksin B1 dihasilkan oleh kedua
spesies, sementara G1 dan G2 hanya dihasilkan oleh A. parasiticus. Aflatoksin M1,
dan M2 ditemukan pada susu sapi dan merupakan epoksida yang menjadi senyawa
antara. Aflatoksin B1, senyawa yang paling toksik, berpotensi merangsang kanker,
terutama kanker hati. Serangan toksin yang paling ringan adalah lecet (iritasi) ringan
akibat kematian jaringan (nekrosis). 

d) Ochratoxin A : Ochratoxin A (OTA) merupakan m e t a b o l i t u t a m a kelompok


Ochratoxin yang besifat toksis. Ochratoxin A bersifat racun pada banyak spesies
binatang, dengan ginjal sebagai target utama . Keracunan OTA erat kaitannya
dengan gangguan dan gagal ginjal

e)Zearalenone : Zearalenon adalah salah satu jenis mikotoksin yang dihasilkan oleh
jamur Fusarium graminearum dan dapat mempunyai efek sitotoksik. Zearalenone
adalah mikotoksin non steroid disintesis melalui jalur polipeptida dengan berbagai
cara Jamur fusarium. Zearalenone memiliki efek negative yang berpengaruh pada
sistem reproduksi dengan menyebabkan structural perubahan pada uterus, ovarium,
dan plasenta hewan yang terkena

f) Fumonisins : Fumonisins adalah racun alami yang diproduksi oleh beberapa


spesies jamur Fusarium (kapang). Sejumlah jenis fumonisin diketahui, tetapi
fumonisin B1, B2 dan B3 (juga bernama FB1, FB2 dan FB3) adalah bentuk utama
yang ditemukan dalam makanan. Fumonisins dapat memiliki efek kesehatan yang
signifikan pada ternak dan hewan lainnya. Paparan fumonisins dapat berpengaruh
pada hal yang merugikan seperti kanker dan cacat lahir.

g) Trichothecenes : Trichothecenes adalah sekelompok mikotoksin yang


menargetkan leukosit dan memiliki berbagai efek imunomodulator. Mikotoksin
trichothecene adalah sekelompok metabolit jamur seskuiter penoid yang umumnya
ditemukan sebagai kontaminan makanan berbahan dasar biji-bijian dan udara dalam
ruangan. Mikotoksin ini termasuk beberapa penghambat sintesis protein paling
ampuh yang diketahui

h) Patulin : Patulin adalah kontaminan makanan yang sering ditemukan terutama


diproduksi oleh jamur Aspergillus dan Penicillium. Patulin diduga bersifat
klastogenik, mutagenik, teratogenik dan dalam konsentrasi sitotoksik yang lebih
tinggi
i)Moniliform : filamen kalus yang berbentuk bulat

4.) Tempe bongkrek merupakan salah satu jenis makanan khas Banyumas yang
terbuat dari ampas kelapa yang difermentasi dengan bantuan kapang Rhizopus
oligosporus. Tempe bongkrek dapat beracun dan berbahaya jika dikonsumsi karena
adanya kontaminasi dengan Pseudomonas cocovenenans. Pseudomonas
cocovenenans inilah yang menyebabkan keracunan saat mengkonsumsi tempe
bongkrek karena dapat menghasilkan 2 toksin yaitu toksoflavin dan asam bongkrek.
Toksoflavin terbentuk karena adanyanya degradasu minyak kelapa dengan
memproduksi enzim yang menghidrolisis gliserida menjadi gliserol dan asam lemak.
Hasil dari degradasi gliserol ini disebut toksoflavin sedangkan asam bongkrek
berasal dari asam lemaknya.

5.) Beberapa alga penyebab harmful menurut Aprianti et al. (2018), antara lain
Pseudonitzschia, Nitzschia, Skeletonema, Skeletonema, dan Chaetoceros.
Pseudonitzschia dan Nitzschia dapat menyebabkan ASP (Amnesic Shellfish
Poisoning) pada manusia. Kemudian Skeletonema dan Thalassiosira menyebabkan
Hypoxia dan anoxia pada perairan. Sedangkan untuk Chaetoceros memiliki dampak
mekanik pada insang ikan (pada pernapasan)
DAFTAR PUSTAKA

Moenek, D. Y., Haryanto, A., & Tabu, C. R. (2016). Perubahan Patologis Hepar
Akibat Cemaran Aflatoksin B1 Pada Pakan Ayam Pedaging Komersial Di
Kota Kupang. Jurnal Kajian Veteriner, 4(1), 5-11.
Aprilianti, E. A., Salim, M., & Tumpuk, S. (2019). Pengaruh Konsentrasi Ekstrak
Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga L.) terhadap Pertumbuhan Jamur
Candida Albicans dengan Metode Dilusi. Jurnal Laboratorium
Khatulistiwa, 2(2), 49-52.
Aini, N. (2012). Aflatoksin: cemaran dan metode analisisnya dalam
makanan. Indonesian Pharmaceutical Journal, 2(2), 54-61.
Aprianti, N. S., Sulardiono, B., & Nitisupardjo, M. (2015). Kajian Tentang
Fitoplankton yang Berpotensi Sebagai HABs (Harmful Algal Blooms) di
Muara Sungai Plumbon, Semarang. Journal of Management of Aquatic
Resources, 4(3), 132-138.

Anda mungkin juga menyukai