Dewa Syaputra Utomo - 195080307111002 - UTS Pak Yahya Biotok
Dewa Syaputra Utomo - 195080307111002 - UTS Pak Yahya Biotok
NIM : 195080307111002
Kelas : T03
UTS BIOTOKSIKOLOGI PAK YAHYA
b) Infeksi : Infeksi adalah keracunan karena tertelannya mikrobia hidup dalam jumlah
yang tinggi bersama makanan sehingga mikrobia tersebut mengakibatkan
keracunan.
e) Endotoksin : Endotoksin terletak di dalam sel sel atau membran luar bakteri, ini
disebut sebagai zat terkait sel yang bertanggung jawab atas komponen struktural
bakteri. Endotoksin juga disebut sebagai Lipopolysaccharides atau LPS.
2.) Bakteri yang berhubungan dengan (Foodborne diseases) menurut Nadya dan
Asharina (2016) yang sering ditemukan pada penderita foodborne disease di negara
berkembang seperti Indonesia di antaranya E. coli (15-20%), Shigella sp.(5-15%),
Salmonella sp. (1- 5%), Vibrio colerae (5-10%), Campylobacter jejuni (15-20%).
3.) a. Mikosis adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur. Jamur adalah
mikroorganisme yang termasuk golongan eukariotik dan tidak termasuk golongan
tumbuhan. Jamur berbentuk sel atau benang bercabang dan mempunyai dinding sel
yang sebagian besar terdiri atas kitin dan glukan dan sebagian kecil dari selulosa
atau kitosan (Aprilianti et al., 2019).
c) Aflatoxins {B1, B2, G1, G2, M1} : Menurut Aini (2012), Aflatoksin merupakan
cemaran alami yang dihasilkan oleh beberapa spesies dari fungi Aspergillus yang
banyak ditemukan di daerah beriklim panas dan lembap, terutama pada suhu 27-
40°C (80-104° F) dan kelembapan relatif 85%. Aflatoksin B1 dihasilkan oleh kedua
spesies, sementara G1 dan G2 hanya dihasilkan oleh A. parasiticus. Aflatoksin M1,
dan M2 ditemukan pada susu sapi dan merupakan epoksida yang menjadi senyawa
antara. Aflatoksin B1, senyawa yang paling toksik, berpotensi merangsang kanker,
terutama kanker hati. Serangan toksin yang paling ringan adalah lecet (iritasi) ringan
akibat kematian jaringan (nekrosis).
e)Zearalenone : Zearalenon adalah salah satu jenis mikotoksin yang dihasilkan oleh
jamur Fusarium graminearum dan dapat mempunyai efek sitotoksik. Zearalenone
adalah mikotoksin non steroid disintesis melalui jalur polipeptida dengan berbagai
cara Jamur fusarium. Zearalenone memiliki efek negative yang berpengaruh pada
sistem reproduksi dengan menyebabkan structural perubahan pada uterus, ovarium,
dan plasenta hewan yang terkena
4.) Tempe bongkrek merupakan salah satu jenis makanan khas Banyumas yang
terbuat dari ampas kelapa yang difermentasi dengan bantuan kapang Rhizopus
oligosporus. Tempe bongkrek dapat beracun dan berbahaya jika dikonsumsi karena
adanya kontaminasi dengan Pseudomonas cocovenenans. Pseudomonas
cocovenenans inilah yang menyebabkan keracunan saat mengkonsumsi tempe
bongkrek karena dapat menghasilkan 2 toksin yaitu toksoflavin dan asam bongkrek.
Toksoflavin terbentuk karena adanyanya degradasu minyak kelapa dengan
memproduksi enzim yang menghidrolisis gliserida menjadi gliserol dan asam lemak.
Hasil dari degradasi gliserol ini disebut toksoflavin sedangkan asam bongkrek
berasal dari asam lemaknya.
5.) Beberapa alga penyebab harmful menurut Aprianti et al. (2018), antara lain
Pseudonitzschia, Nitzschia, Skeletonema, Skeletonema, dan Chaetoceros.
Pseudonitzschia dan Nitzschia dapat menyebabkan ASP (Amnesic Shellfish
Poisoning) pada manusia. Kemudian Skeletonema dan Thalassiosira menyebabkan
Hypoxia dan anoxia pada perairan. Sedangkan untuk Chaetoceros memiliki dampak
mekanik pada insang ikan (pada pernapasan)
DAFTAR PUSTAKA
Moenek, D. Y., Haryanto, A., & Tabu, C. R. (2016). Perubahan Patologis Hepar
Akibat Cemaran Aflatoksin B1 Pada Pakan Ayam Pedaging Komersial Di
Kota Kupang. Jurnal Kajian Veteriner, 4(1), 5-11.
Aprilianti, E. A., Salim, M., & Tumpuk, S. (2019). Pengaruh Konsentrasi Ekstrak
Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga L.) terhadap Pertumbuhan Jamur
Candida Albicans dengan Metode Dilusi. Jurnal Laboratorium
Khatulistiwa, 2(2), 49-52.
Aini, N. (2012). Aflatoksin: cemaran dan metode analisisnya dalam
makanan. Indonesian Pharmaceutical Journal, 2(2), 54-61.
Aprianti, N. S., Sulardiono, B., & Nitisupardjo, M. (2015). Kajian Tentang
Fitoplankton yang Berpotensi Sebagai HABs (Harmful Algal Blooms) di
Muara Sungai Plumbon, Semarang. Journal of Management of Aquatic
Resources, 4(3), 132-138.