Anda di halaman 1dari 10

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN

DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM


(Studi Kasus PT. PLN (Persero) Area Malang)

CORPORATE PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM DESIGN


WITH PERFORMANCE PRISM METHOD
(Case Study in PT. PLN (Persero) Area Malang)

Riga Pamungkas Nugraheni1), Mochamad Choiri2), Remba Yanuar Efranto3)


Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang, 65145, Indonesia
E-mail : missriga23@gmail.com1), moch.choiri76@ub.ac.id2) , remb4@ub.ac.id3)

Abstrak

Pengukuran kinerja merupakan proses untuk mengetahui kesuksesan yang dicapai organisasi atau
individu dalam mencapai tujuannya. Pengukuran kinerja akan bermanfaat bagi banyak organisasi. Salah
satu manfaatnya adalah menyediakan suatu pendekatan yang terfokus pada rencana strategis, tujuan dan
performansi. Selain itu terdapat pula suatu pelaporan kinerja pada top management. Pengukuran kinerja
tingkat korporasi merupakan tolak ukur penting yang dapat menunjukkan bagaimana performansi
perusahaan secara keseluruhan.Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kinerja tingkat korporasi
perusahaan yang bertujuan untuk mengetahui nilai performansi perusahaan secara keseluruhan.
Hasilpenelitian menggunakan metode Performance Prism didapatkan nilai indeks total sebesar
8,269 yang masuk dalam katagori hijau, sehingga dapat dinyatakan kinerja perusahaan secara keseluruhan
telah memenuhi performa yang diharapkan.

Kata kunci (keywords):Pengukuran Kinerja, Performance Prism, Stakeholder, Objective Matriks, Key
Performance Indicator.

1.Pendahuluan Oleh karena itu metode pengukuran


Perkembangan dunia industri yang kinerja dengan Performance Prism
semakin cepat mendorong perusahaan untuk digunakan untuk memperbaiki metode
meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan pengukuran kinerja yang telah ada
dan berkembang. Kualitas Sumber Daya sebelumnya pada PT. PLN Area Malang.
Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor Penggunaan Performance Prism ini
untuk meningkatkan produktivitas suatu didukung dengan Analytic Hierarchy
organiasasi atau instansi.Kondisi PT. PLN Process (AHP), Scoring System dengan
Area Malang ini belum sepenuhnya metode OMAX, dan Traffic Light System.
mendukung kondisi perekonomian Indonesia Pengukuran kinerja ini merekomendasikan
yang terus tumbuh, dimana pertumbuhan proses perbaikan yang dapat digunakan
ekonomi tersebut juga diikuti pertumbuhan sesuai dengan hasil pengukuran kinerja yang
permintaan energi listrik. Oleh karena itu dilakukan. Dengan adanya rekomendasi
PT. PLN Area Malang harus berusaha perbaikan ini, perusahaan dapat mengetahui
memperbaiki kinerja dengan berbagai cara, permasalahan yang terjadi dan
salah satunya adalah dengan melakukan mempertimbangkan untuk melakukan
peninjauan terhadap sistem pengukuran langkah korektif.
kinerja yang dijalankan saat ini, pengukuran Berdasarkan latar belakang di atas,
kinerja sangat penting bagi perusahaan, maka rumusan masalah yang akan diteliti
dengan mengukur kinerja perusahaan dapat adalah sebagai berikut:
melakukan analisis apakah perusahaan 1. Bagaimana merancang sistem
berjalan pada arah yang benar dalam pengukuran kinerja di PT. PLN Area
pencapaian tujuan perusahaan. Malang pada tingkat korporasi dengan
pendekatan Performance Prism.

122
2. Usulan perbaikan kinerja apa saja yang diselesaikan sesuai dengan tujuan yang telah
dapat diterapkan pada PT. PLN Area ditetapkan.
Malang berdasarkan metode
Performance Prism? 2.2Pengumpulan Data
Tujuan yang ingin dicapai dalam Pengumpulan data merupakan proses
penelitian ini adalah : mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam
1. Merancang kinerja PT. PLN (Persero) penelitian
Area Malang menggunakan metode 1. Misi, dan Struktur Organisasi
Performance Prismsehingga dapat Pada tahap ini untuk mengetahui visi, misi,
diperoleh gambaran mengenai kinerja dan struktur oraganisasi pada PT. PLN
perusahaan secara menyeluruh. (Persero) Area Malang Kota.
2. Menentukan rekomendasi perbaikan 2. Identifikasi Lima Perspektif Performance
kinerja pada PT. PLN (Persero) Area Prism Perusahaan
Malang berdasarkan analisis metode Pada tahap ini, identifikasi variable kinerja
Performance Prism. berdasarkan lima faset perspektif masing-
masing stakeholder perusahaan. Lima
perspektif itu antara lain: Stakeholder
2. Metode Penelitian Satisfaction, Stakeholder Contribution,
2.1 Tahap Pendahuluan Strategi, Proceses, dan Capability.
1. Studi lapangan 3. Identifikasi Kuisioner Perusahaan
Dalam tahap ini dicari dan ditentukan Pada tahap ini, terdapat tiga hasil kuisioner
perusahaan yang akan dijadikan obyek yaitu kuisioner stakeholder, kuisioner
penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan perspektif Performance Prism tiap
dalam studi lapangan ini yaitu: stakeholder, dan kuisioner aktivitas
a. Melakukan observasi kondisi yang dalam setiap perspektif stakeholder
terjadi di perusahaan saat ini. Performance Prism.
b. Melakukan wawancara kepada pihak
perusahaan tentang permasalahan 3. Hasil dan Pembahasan
yang ada pada perusahaan. 3.1 Pengolahan Data
2. Studi Pustaka (Literature Reseacrh) Pengukuran Kinerja dengan
Studi pustaka dapat diartikan sebagai menggunakan Performance Prism di PT.
segala sesuatu usaha yang dilakukan oleh PLN (Persero) Area Malang dapat dilihat
peneliti untuk menghimpun informasi yang dari perhitungan kuisioner. Pengukuran
relevan dengan topik atau masalah uang Kinerja disini untuk mengetahui bagaimana
akan sedang diteliti. Informasi itu dapat performansi kinerja yang ada di pada
diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan perusahaan, sehingga akan diketahui
penelitian, ketetapan-ketetapan, buku aktivitas mana saja yang perlu adanya
tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber rekomendasi perbaikan.
yang tercetak maupun secara elektronik.
Studi pustaka yang berhubungan dengan 3.2 Identifikasi Lima Faset Performance
penelitian ini adalah mengenai pengukuran Prism
kinerja dengan menggunakan metode Tahap awal dengan mengidentifikasi
performance prism. lima faset atau persprktif Performance
3. Identifikasi dan Perumusan Masalah Prismdengan lima pertanyaan kunci untuk
Pada tahap ini, mengindentifikasi masing-masing kelompok stakeholder pada
masalah-masalah apa saja yang terjadi pada PT. PLN (Persero) Area Malang kemudian
perusahaan yang sedang diamati sehingga dibuat daftar aktivitas berdasarkan dari
memudahkan langkah penelitian dalam identifikasi Performance Prismtersebut.
melakukan perumusan masalah yang akan Pihak yang menentukan aktivitas yaitu
diteliti. semua asisten manager, sebab asisten
4. Penetapan Tujuan Penelitian manager merupakan orang yang paling
Langkah selanjutnya adalah penetapan mengerti kinerja perusahaan terutama bidang
tujuan dari penelitian ini. Penetapan tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Asisten
dilakukan agar peneliti agar peneliti dapat manager yang dimaksud antara lain Asisten
fokus terhadap masalah yang akan Manager Perencanaan dan Evaluasi, Asisten

123
Manager Kontruksi, Asisten Manager Dari tabel diatas di dapat
Jaringan, Asisten Manager Transaksi Energi, Concistensy Ratio sebesar 0.005 yang berarti
Asisten Manager Pelayanan dan nilai tersebut sudah konsisten.
Administrasi. Berikut ini adalah tabel hasil
pembobotan Performance Prism dalam
3.3 Pemilihan Variabel Kinerja setiap stakeholder.
Setelah mengidentifikasi stakeholder
berdasarkan kelima perspektif Performance Tabel 2. Stakeholder Investor
Prism, langkah selanjutnya adalah menyusun Kriteria Bobot
daftar aktivitas, dan melakukan Investor Satisfaction 0.204
brainstorming dengan semua asistem Investor Contribution 0.420
manager perusahaan tentang parameter Investor Strategies 0.138
pengukuran kinerja apa saja yang selama ini Investor Processes 0.128
Investor Capabilities 0.111
dijalankan di PT. PLN (Persero) Area
Consistency Ratio 0.004
Malang.
Pada stakeholder investor, investor
3.4 Pembobotan dan Pengakatagorian contribution memiliki tingkat kepentingan
Aktivitas paling tinggi yaitu dengan bobot sebesar
Parameter-parameter yang telah 0,420.
dirumuskan diatas kemudian dituangkan ke
dalam bentuk kuisioner untuk diberikan Tabel 3. Stakeholder Customer
kembali kepada semua asisten manager PT. Kriteria Bobot
PLN (Persero) Area Malang untuk diberi Customer Satisfaction 0.369
bobot sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Customer Contribution 0.250
Bobot untuk masing-masing katagori Customer Strategies 0.166
kemudian diolah lebih lanjut menggunakan Customer Processes 0.124
Analitycal Hierarchy Process (AHP) untuk Customer Capabilities 0.090
menentukan tingkat kepentingan perusahaan Consistency Ratio 0.044
terhadap aktivitas tersebut.
Pembobotan dilakukan sebanyak 3 Pada stakeholder customer,
kali. Pembobotan tersebut adalah customer satisfaction memiliki tingkat
pembobotan antar stakeholder, pembobotan kepentingan paling tinggi yaitu dengan bobot
antar perspektif performance prism, sebesar 0,369.
pembobotan anar aktivitas dalam setiap
Tabel 4. Stakeholder Employee
perspektif stakeholder performance prism.
Kriteria Bobot
Dari ketiga pembobotan yang dilakukan,
Employee Satisfaction 0.191
akan didapatkan nilai pembobotan
perusahaan secara keseluruhan. Employee Contribution 0.393
Adapun hasil pembobotan Employee Strategies 0.136
Performance Prism pada PT. PLN (Persero) Employee Processes 0.135
Area Malang menggunakan Analitycal Employee Capabilities 0.145
Hierarchy Process (AHP) dengan Consistency Ratio 0.035
menggunakan microsoft excel, yaitu sebagai
berikut: Pada stakeholder employee,
employee contribution memiliki tingkat
Tabel 1. Bobot setiap Stakeholder kepentingan paling tinggi yaitu dengan bobot
Stakeholder Bobot CR sebesar 0,393.
Investor 0.350
Customer 0.350 Tabel 5. Stakeholder Supplier
Employee 0.139 0.005 Kriteria Bobot
Supplier 0.081 Supplier Satisfaction 0.233
Regulator 0.081 Supplier Contribution 0.354
Supplier Strategies 0.180
Supplier Processes 0.134
Supplier Capabilities 0.098
Consistency Ratio 0.048

124
Pada stakeholder supplier, supplier Jumlah pelanggan yang melakukan
contribution memiliki tingkat kepentingan pembelian kembali ke perusahaan pada 0.762
paling tinggi yaitu dengan bobot sebesar periode tertentu
0,354. Saran/umpan balik pelanggan 0.238
Consistency Ratio 0
Tabel 6. Stakeholder Regulator Customer Strategies
Kriteria Bobot Jumlah mutu tegangan pelayanan 0.234
Regulator Satisfaction 0.104 Peningkatan pelayanan gangguan
0.354
Regulator Contribution 0.352 Penyulangan
Regulator Strategies 0.116 Peningkatan rasio kerusakan 0.180
Regulator Processes 0.254 Peningkatan Recovery Time 0.134
Regulator Capabilities 0.173 Peningkatan Respon Time 0.098
Consistency Ratio 0.039 Consistency Ratio 0
Customer Processes
Pada stakeholder regulator, Meningkatkan kualitas layanan 0.762
regulator contribution memiliki tingkat Penerapan Senyum Sapa Salam (3S) 0.238
kepentingan paling tinggi yaitu dengan bobot Consistency Ratio 0
sebesar 0,352. Berikut adalah hasil Customer Capabilities
pembobotan antar aktivitas dalam setiap Standard lead time untuk merespon
0.643
saran/umpan balik
perspeltif stakeholderPerformance Prism
Tingkat keloyalitasan perusahaan 0.357
sebagai berikut: Consistency Ratio 0
Tabel 7. Stakeholder Investor
Tabel 9. Stakeholder Employee
Investor Satisfaction Bobot
Employee Satisfaction Bobot
ROE 0.316
Realisasi klaim pengobatan pegawai
ROA (Return on Asset) 0.524
dan pensiunan 0.490
Kepuasan Pelayanan Investor 0.159
Consistency Ratio 0 Jaminan biaya kesehatan karyawan 0.339
Investor Contribution Jaminan sarana dan prasaranan
Tingkat pertambahan investasi 0.705 karyawan 0.171
Ide/saran dari investor yang Consistency Ratio 0
0.295 Employee Contribution
diimplementasikan
Consistency Ratio 0 Kesiapan aspek budaya kerja 0.583
Investor Strategies Tingkat Kedisiplinan Karyawan 0.417
Tingkat Pertambahan Pemasukan 0.705 Consistency Ratio 0
Tingkat penambahan Daya (kVA) per Employee Strategies
0.295 Pelatihan dan pengembangan karyawan 0.442
periode
Consistency Ratio 0 Tingkat kemampuan karyawan 0.310
Investor Processes Tingkat ketrampilan karyawan 0.248
Biaya Bunga Tagihan 0.762 Consistency Ratio 0
Kesesuaian dan ketepatan pembayaran Employee Capabilities
0.238 Analisa Potensi Personil 0.583
tagihan
Consistency Ratio 0 Sitematika pelayanan yang dapat
Investor Capabilities dipahami oleh karyawan 0.417
Keakurayan laporan keungan per Consistency Ratio 0
0.792
periode tertentu Employee Capabilities
Management Review 0.208 Analisa Potensi Personil 0.583
Consistency Ratio 0 Sitematika pelayanan yang dapat
dipahami oleh karyawan 0.417
Tabel 8. Stakeholder Customer Consistency Ratio 0
Customer Satisfaction Bobot
Indeks Kepuasan Pelanggan 0.332 Tabel 10. Stakeholder Supplier
Meningkatkan kualitas dan kecepatan Supplier Satisfaction Bobot
0.288 Lamanya Pembayaran 0.615
layanan
Kecepatan penyambungan pasang baru 0.215 Tingkat kepuasan Supplier 0.385
Delta Daya Tersambung 0.165 Consistency Ratio 0
Consistency Ratio 0 Supplier Strategies
Customer Contribution Tingkat optimalisasi pengadaan 0.417

125
Evaluasi kinerja Supplier 0.583 tengah, dan level terendah untuk aktivitas I-1
Consistency Ratio 0 dengan menggunakan metode OMAX.
Supplier Processes Diketahui:
Ketepatan waktu penyelesasian Target 2012 = >15%
kebutuhan 1.000 Tahun 2011 = 16%
Consistency Ratio 0 Tahun 2012 = 17%
Supplier Capabilities Karena target yang ditentukan telah
Meningkatkan e-procurement 0.722
dicapai perusahaan, maka dibuat target
Ketepatan dan persetujuan harga
dengan Supplier 0.278
optimal yang bisa dicapai dalam keadaan
Consistency Ratio 0 optimal yaitu sebesar 20%. Hal ini
didasarkan pada pencapaian nilai 20% dinilai
Tabel 11. Stakeholder Regulator mampu dicapai sabagai target optimum.
Regulator Satisfaction Bobot Untuk level 8 diisi dengan nilai 15% kerena
Jumlah ketidaksesuaian terhadap 0.295 nilai ini sudah memenuhi target sehingga
peraturan pada periode tertentu sudah masuk traffic light hijau, sedangkan
Laporan penyusunan Uraian Pekerjaan 0.199 level 10 diisi dengan nilai 20%. Level 0 diisi
(UP) dengan nilai terendah yang mungkin dicapai
Indeks kepuasan Auditor 0.506 perusahaan dalam keadaan terburuk, dalam
Concistency Ratio 0 hal ini nilai )% adalah nilai terendah yang
Regulator Contribution mungkin terjadi.
Ide/saran dari Regulator 1.000 Hal yang sama dilakukan pada setiap
Concistency Ratio 0 aktivitas untuk memperoleh masing-masing
RegulatorStrategies level (level 0 sampai level 10). Setelah
Kelengkapan laporan penyusunan Audit
diperoleh nilai masing-masing level pada
Internal dan Eksternal 1.000
Concistency Ratio 0
setiap aktiviats, selanjutnya adalah mengisi
Frekuensi perhitungan Audit Internal dan 0.583 nilai level, weight, dan value pada bagian
Eksternal monitoring. Bagian monitoring tersebut diisi
Integritas Layanan Publik (ILP) 0.417 berdasarkan kinerja yang telah diukur untuk
Concistency Ratio 0 tahun 2012.
Regulator Capabilities
Dokumen Panduan Audit 1.000 3.6 Analisa Hasil menggunakan Traffic
Concistency Ratio 0 Light System
Dengan menggunakan sistem
3.5 Scoring System dengan Model pengukuran kinerja berdasarkan Performance
Objective Matrix (OMAX) dan Traffic Prism yang didukung dengan model
Light System penilaian Objectives Matrix (OMAX),
Langkah selanjutnya, model perusahaan dapat melakukan pemantauan
pengukuran kinerja tersebut dapat dipadukan terhadap semua aspek kinerjanya dan segera
dengan model scoring system yaitu model melakukan tindakan perbaikan dan
OMAX (objectives matrix) sebagaimana pencegahan (Corrective & Preventive Action)
fungsinya untuk menyamakan skala nilai dari untuk membenahi kinerja perusahaan yang
masing-masing indikator, sehingga masih berada pada level yang rendah.
pencapaian terhadap tiap-tiap parameter yang Dalam hal ini dapat juga dipadukan
ada dan mengetahui kinerja perusahaan dengan Traffic Light System. Traffic
secara keseluruhan. LightSystem menggunakan tiga warna yaitu
Pada model OMAX, level 10 diisi warna hijau dengan ambang batas 8 sampai
dengan target optimum pada tahun 2012. dengan 10 yang berarti kinerja perusahaan
Pencapaian kinerja pada tahun sebelumnya, telah mencapai performa yang diharapkan.
yaitu 2011, diletakkan pada level 3 untuk Warna kuning dengan ambang batas 4
mendapatkan nilai tengah. Level 0 diisi sampai 7 artinya achievement dari suatu
dengan nilai terendah yang mungkin dicapai performa perusahaan yang diharapkan belum
PT. PLN (Persero) Area Malangdalam tercapai, sehingga pihak manajemen harus
keadaan terburuk. lebih memperhatikan aspek kinerja tersebut.
Berikut ini adalah contoh perhitungan Warna merah dengan ambang batas lebih
nilai interval antara level tertinggi, nilai kecil atau sama dengan 3 yang menunjukkan

126
kinerja yang sangat buruk karena lebih jelek C-14 Standard lead time untuk
dari pencapaian sebelumnya dan harus merespon saran/umpan
sesegera mungkin dibenahi. balik
Setelah dilakukan perhitungan dengan C-15 Tingkat keloyalitasan
menggunakan Objectives Matrix (OMAX), perusahaan
E-1 Realisasi klaim pengobatan
didapatkan nilai index total sebesar 8.613.
pegawai dan pensiunan
Jika menggunakan Traffic Light System, E-2 Jaminan biaya kesehatan
maka dapat diambil kesimpulan bahwa karyawan
kinerja PT. PLN (Pesrsero) Area Malang E-3 Jaminan sarana dan prasaranan
secara keseluruhan dapat dikatakan telah karyawan
mencapai performa yang diharapkan, E-4 Kesiapan aspek budaya kerja
walaupun ada beberapa aspek kinerja yang E-5 Tingkat kedisiplinan karyawan
masih perlu diperbaiki. Dengan model (pelanggaran)
OMAX dan Traffic Light System, dapat E-6 Pelatihan dan pengembangan
dilihat bahwa aktivitas pada PT. PLN karyawan
(Persero) Area Malang yang masuk ke dalam E-7 Tingkat kemampuan karyawan
kategori hijau, kuning, dan merah.Adapun E-8 Tingkat ketrampilan karyawan
hasil katagori berdasarkan model OMAX E-9 Pengelolaan Anggaran
dan Traffic Light System dapat ditunjukkan Pelatihan karyawan
E-10 Evaluasi rutin karyawan
pada Tabel 11 hingga 13.
E-11 Evaluasi kinerja karyawan
Tabel 11. Daftar Aktivitas Katagori Hijau E-12 Analisa Potensi Personil
Kode Aktivitas E-13 Sistematika pelayanan yang
I-1 ROE dapat dipahami oleh
karyawan
I-2 ROA ((Return on Asset)
S-2 Tingkat Kepuasan Supplier
I-3 Kepuasan Pelayanan Investor
S-3 Tingkat ketepatan kWh
I-4 Jumlah Investor yang
S-4 Kecepatan pengiriman material
mempersiapkan untuk
berinvestasi pada perusahaan S-5 Tingkat optimalisasi
I-5 Jumlah Ide/saran dari Investor pengadaan
yang diimplementasikan S-6 Evaluasi kinerja Supplier
I-7 Tingkat penambahan Daya S-7 Ketepatan waktu penyelesaian
(kVA) rencana kebutuhan
I-8 Biaya Bunga Tagihan S-8 Meningkatkan e-procurement
I-9 Kesesuaian dan ketepatan S-9 Ketepatan dan persetujuan
pembayaran tagihan harga dengan Supplier
I-10 Keakuratan laporan keuangan R-1 Jumlah ketidaksesuaian
per periode tertentu terhadap peraturan pada
periode tertentu
I-11 Management Review
C-1 Indeks Kepuasan Pelanggan R-2 Laporan penyusunan Uraian
Pekerjaan (UP)
C-2 Meningkatkan kualitas dan
kecepatan layanan R-4 Ide/Saran dari Regulator
C-3 Kecepatan penyambungan R-5 Kelengkapan laporan
pasang baru penyusunan Audit Internal dan
Eksternal
C-5 Jumlah pelanggan yang
melakukan pembelian R-6 Frekuensi perhitungan Audit
kembali ke perusahaan Internal dan Eksternal
pada periode tertentu R-7 Integritas Layanan Publik
C-6 Saran/umpan balik pelanggan (ILP)
C-7 mutu tegangan pelayanan (TR) R-8 Dokumen Panduan Audit
C-9 Peningkatan rasio kerusakan
trafo distribusi Terdapat 51 Aktivitas yang termasuk
C-10 Peningkatan Recovery Time dalam kategori hijau yang mengindikasikan
C-11 Peningkatan Respon Time bahwa performa aktivitas tersebut sudah
C-12 Meningkatkan kualitas layanan mencapai target.
C-13 Penerapan Senyum Sapa
Salam (3S)

127
Tabel 12. Daftar Aktivitas Katagori Kuning 4. Penutup
Kode Aktivitas Dari hasil penelitian yang telah
C-4 Delta Daya Tersambung dilakukan di PT. PLN (Persero) Area
C-8 Peningkatan pelayanan Malang, dapat dibuat kesimpulan sebagai
gangguan Penyulang berikut:
S-1 Lamanya Pembayaran 1. Merancang sistem pengukuran kinerja
R-3 Indeks Kepuasan Auditor
dengan menggunakan metode
Performance Prism, didapatkan lima
Terdapat 4 Aktivitas yang masuk stakeholder yaitu investor dengan 11
dalam katagori kuning. aktivitas ini KPI, customer dengan 15 KPI, employee
mengindikasikan bahwa aktivitas tersebut dengan 13 KPI, supplier dengan 9 KPI,
belum mencapai suatu performa yang dan regulator dengan 8 KPI, sehingga
diharapkan meskipun hasilnya sudah jumlah KPI adalah 56 KPI sebagai
mendekati target yang ditetapkan. indikator kinerja PT. PLN (Persero)
Area Malang, sedangkan untuk
Tabel 13. Daftar Aktivitas Katagori Merah
pengukuran kinerja pada tingkat
Kode Aktivitas
I-6 Tingkat Pertambahan Pemasukan
korporasi PT. PLN (Persero) Area
Malang didapatkan indeks total dari
Terdapat 1 Aktivitas yang masuk perhitungan menggunakan metode
dalam katagori merah yang artinya harus Objective Matrix (OMAX) dan Traffic
segera mendapatkan perbaikan. Light System sebesar 8,269 yang artinya
Aktivitas yang termasuk dalam bahwa kinerja PT. PLN (Persero) Area
kategori hijau mengindikasikan bahwa Malang secara keseluruhan dapat
performa aktivitas tersebut sudah mencapai dikatakan telah mencapai performa yang
target yang telah ditetapkan oleh perusahaan diharapkan, tetapi dari hasil pengukuran
sehingga harus tetap dipertahankan bahkan sebanyak 51 KPI yang masuk dalam
ditingkatkan agar pencapaian dari masing- katagori hijau, 4 KPI yang masih berada
masing aktivitas dapat melebihi target yang dalam katagori kuning, dan 1 KPI masuk
diharapkan untuk tahun-tahun berikutnya. dalam katagori merah. Oleh sebab itu,
Selanjutnya, aktivitas yang termasuk dalam untuk KPI dalam katagori merah segera
kategori kuning mengindikasikan bahwa memerlukan perbaikan dan dilanjutkan
aktivitas tersebut belum mencapai suatu dengan perbaiakan KPI katagori kuning
performa yang diharapkan meskipun hasilnya agar performanya mencapai target yang
sudah mendekati target yang ditetapkan. telah ditentukan perusahaan.
Sedangkan aktivitas yang berwarna merah 2. Usulan perbaikan dilakukan pada 1
mengindikasikan aktivitas tersebut memiliki aktivitas yang berada dalam katagori
performa jauh di bawah target yang telah merah dan 4 aktivitas yang berada dalam
ditetapkan oleh perusahaan. katagori kuning:
Dari 56 aktivitas yang telah a. Aktivitas Tingkat Pertambahan
teridentifikasi, terdapat 4 aktivitas yang Pemasukan (I-6)
berada pada katagori kuning dan 1 aktivitas Rekomendasi perbaikan pada
pada katagori merah. Dengan demikian, aktivias yang masuk dalam
aktivitas yang berada pada kedua kategori katagori merah ini yaitu menambah
tersebut perlu dianalisis untuk mengetahui jumlah pelanggan baru dengan cara
penyebab belum tercapainya target dari mensosialisasi pelanaggan untuk
aktivitas tersebut serta diberikan tindakan diberikan kemudahan bagi
perbaikan. Namun aktivitas yang berada pada pelanggan untuk pemasangan baru.
kategori merah harus mendapatkan prioritas b. Aktivitas Delta Daya Tersambung
terlebih dahulu dalam tindakan perbaikannya. (C-4)
Rekomendasi perbaikan tersebut diharapkan Rekomendasi perbaikan dengan
bisa menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan pemasaran keliling
meningkatkan kinerja dari aktivitas yang pada 12 Rayon yang belum
belum mencapai target. mencapai target. Dengan adanya
pemasaran keliling dapat diberikan

128
kemudahan bagi pelanggan untuk Neely, A.D., and Adams, C.A.(c), (2000).
penyambungan daya. The Performance Prism in Practice, Centre
c. Aktivitas Peningkatan Gangguan for Business Performance, CranfieldSchool
Pemyulang (C-8) of Management, UK.
Rekomendasi perbaikan dengan
mengadakan pengecekan kondisi Neely, A.D., M. Kennerly, (2000).
dimana tiang listrik berdiri dan Performance Measurement Frameworks -A
melakukan penebangan pohon. Review, Centre for Business Performance,
Serta melakukan evaluasi pada Cranfield School of Management, UK.
kinerja dan pengecekan pada
seluruh sambungan konduktor dan Riggs, James, (1987). Production System.
peralatan distribusi. Oregon University US. Oregon
d. Aktivitas Lamanya Pembayaran (S-
1) Talcott Parsons, (2001). Indicators for
Rekomendasi perbaikan dengan Sustainable Develophment of Marine
melakukan perubahan budaya kerja Captures. Edward Elgar Publishing. Ltd.
dan membuat SOP agar Chetenham United Kingdom.
pelaksanaan semakin lancar.
e. Aktivitas Indeks Kepuasan Auditor Teknomo Kardi, (1999). Penggunaan Metode
(R-3) Analitycal Hierarchy Proses Dalam
Rekomendasi perbaikan dengan Menganalisa Faktor-Faktor yang
memberikan informasi dengan Mempengaruhi Pemilihan Moda Ke Kampus.
jelas kepada pihak Auditor dan Jurnal Teknik Sipil. Universitas Kristen
memberikan solusi dari permintaan Petra.
Auditor.
Vincent Gaspersz, (2003). Metode Analisis
Daftar Pustaka Untuk Peningktan Kualitas. Jakarta. PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Asropi, (2007). Membangun Key
Performance Indicator Lembaga Pelayanan
Publik, Manajemen Pembangunan No.
57/I/Tahun XVI 2007. Harirington, H.Jamer.

Hronec, (2004). Quantum Performance


Measurement Model. Jakarta. PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Mulyono, (1996). Teori Pengambilan


Keputusan, Edisi Revisi. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi UI. Jakarta.
Narbuko, (2004). Metodologi Penelitian.
Jakarta Bumi Aksara. Semi, 2000.

Neely, A.D., and Adams, C.A.(a), (2000).


Perpectives on Performances: The
Performance Prism, Centre for Business
Performance, Cranfield School of
Management, UK.

Neely, A.D., and Adams, C.A.(b), (2000).


The Performance prism Can Boost M & A
Success, Centre for Business Performance,
Cranfield School of Management, UK.

129
Lampiran 1
Tabel Perhitungan Indeks Total
Indeks Stakeholder Faset Stakeholder Aktivitas
Total Kode Bobot Value Kode Bobot Value Kode Value
A B C D E F G H
¯ (B x C) - - ¯ (E x F) - - ¯H - -
2.670 Investor 0.350 7.630 Satisfaction 0.204 37.402 I-1 2.784
I-2 4.632
I-3 1.59
Contribution 0.420 I-4 6.611
I-5 2.655
Strategies 0.138 I-6 1.939
I-7 2.507
Processes 0.128 I-8 6.305
I-9 1.969
Capabilities 0.111 I-10 6.336
I-11 1.664
3.945 Customer 0.350 11.272 Satisfaction 0.369 30.548 C-1 2.813
C-2 2.448
C-3 2.042
C-4 1.088
Contribution 0.250 C-5 6.706
C-6 2.142
Strategies 0.166 C-7 0.106
C-8 1.947
C-9 1.728
C-10 1.34
C-11 0.98
Processes 0.124 C-12 6.477
C-13 2.38
Capabilities 0.90 C-14 6.43
C-15 3.157
1.125 Employee 0.139 8.091 Satisfaction 0.191 42.361 E-1 4.90
E-2 3.051
E-3 1.368
Contribution 0.393 E-4 4.664
E-5 4.17
Strategies 0.136 E-6 3.978
E-7 2.635
E-8 1.984
Processes 0.135 E-9 3.933
E-10 1.808
E-11 2.688
Capabilities 0.145 E-12 5.83
E-13 3.336
0.529 Regulator 0.081 6.540 Satisfaction 0.233 28.069 S-1 3.075
S-2 3.272
Contribution 0.354 S-3 4.905
S-4 4.313
Strategies 0.180 S-5 3.544
S-6 5.83
Processes 0.134 S-7 8.6
Capabilities 0.098 S-8 6.736
S-9 2.224
1.260 Satisfaction 0.104 12.118 R-1 2.609
R-2 1.791
R-3 3.937

130
Indeks Stakeholder Faset Stakeholder Aktivitas
Total Kode Bobot Value Kode Bobot Value Kode Value
A B C D E F G H
Contribution 0.352 R-4 9
Strategies 0.116 R-5 9
Processes 0.254 R-6 5.83
R-7 3.753
Capabilities 0.173 R-8 10
Indeks Total = 8,269

131

Anda mungkin juga menyukai