AKUN
TABILI
TAS
3. Tingkatan akuntabilitas!
a. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang
seperti kejujuran, integritas, moral dan etika.
b. Akuntabilitas Individu.
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi
kewenangan. Pemberi kewenangan bertanggung jawab untuk memberikan
arahan yang memadai, bimbingan, dan sumber daya serta menghilangkan
hambatan kinerja, sedangkan PNS sebagai aparatur negara bertanggung jawab
untuk memenuhi tanggung jawabnya.
c. Akuntabilitas Kelompok.
Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka pembagian
kewenangan dan semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok
yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan yang penting dalam
tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.
d. Akuntabilitas Organisasi.
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah
dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi /
institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders lainnya.
e. Akuntabilitas Stakeholder.
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna layanan, dan
pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap
kinerjanya. Jadi akuntabilitas stakehoider adalah tanggungjawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif
bermartabat.
Dalam video tersebut Jaya sebagai PNS telah melakukan tingkatan-tingkatan
akuntabilitas secara keseluruhan.
4. Jenis-jenis akuntabilitas!
a. Akuntabilitas Vertikal
Akuntabilitas vertikal yaitu akuntabilita berbentuk pertanggungjawaban yang
dilaksanakan kepada atasan.
b. Akuntabilitas Horizontal
Akuntabilitas horizontal yaitu akuntabilitas berbentuk pertanggungjawaban
yang dilaksanakan kepada orang maupun lembaga yang sejajar.
Dalam video tersebut Jaya sudah melakukan pertanggungjawaban terhadap atasan
dan individu dan lembaga sejajarnya.
8. Jelaskan apa saja yang dapat memicu munculnya praktek kecurangan dalam suatu
organisasi!
Pada umumnya kecurangan (fraud) terjadi karena 3 hal yang dapat terjadi secara
bersamaan, yaitu :
1. Peluang untuk melakukan fraud. Peluang ini biasanya muncul sebagai akibat
lemahnya pengendalian internal di organisasi. Terbukanya kesempatan ini,
juga dapat menggoda individu atau kelompok yang sebelumnya tidak
memiliki motif untuk melakukan fraud.
2. Insentif atau tekanan untuk melakukan fraud. Beberapa contoh pressure dapat
timbul karena masalah keuangan pribadi. Sifat-sifat buruk seperti berjudi,
narkoba berhutang berlebihan dan tenggat waktu dan targer kerja yang tidak
realistis.
3. Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan tindakan fraud. Hal ini terjadi
karena seseorang mencari pembenaran atas aktifitasnya yang mengandung
fraud. Pada umumnya pelaku merasa bahwa tindakan kecurangannya tersebut
merupakan haknya, bahkan pelaku merasa telah berjasa karena telah berbuat
banyak untuk organisasi. Dalam beberapa kasus lainnya, pelaku tergoda
karena rekan kerjanya juga melakukan tindakan fraud dan tidak menerima
sanksi.