Anda di halaman 1dari 18

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

KELAS X TKJ A SMK NEGERI 1 KODI


MENGGUNAKAN BELAJAR DENGAN TEHNIK JIGSAW

DISUSUN OLEH : PETRUS BORA, SPD


NIP : 19881022 201402 1 005
UNIT KERJA : SMK NEGERI 1 KODI

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA


KELAS V SD NEGERI 1 LUBUKLINGGAU
MENGGUNAKAN BELAJAR DENGAN TEHNIK JIGSAW

Masalah yang menjadi fokus perbaikan adalah :

Bagaimana mengoptimalkan pembelajaran dikelas sehingga hasil belajar menjadi


lebih baik melalui belajar dengan tehnik Jigsaw.

Mengetahui Lubuklinggau , 30 pebruari 2007


A.n Kepala Dinas Pendidikan Nasional Penulis
Kasubdin Dikdas Diknas Kota Lubuklinggau

Drs.H. Burlian Husin ,M.Si Sugiyo, S.Pd.I


NIP 131149999 NIP 130635011
JUDUL PENELITIAN : MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA KELAS V SD NEGERI 1 LUBUKLINGGAU
MENGGUNAKAN BELAJAR DENGAN TEHNIK JIGSAW.

BIDANG ILMU : PENDIDIKAN

KATAGORI PENELITIAN : PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENELITI :

Nama Lengkap dan Gelar : SUGIYO, S.Pd.I


NIP : 130635011
Pangkat/Gol/ Jabatan : Pembina / IV/a / Pembina Sekolah Madya
Instansi Verja : Dinas Pendidikan Nasional Kota Lubuklinggau
Lokasi Penelitian : SD Negeri 3 Lubuklinggau
Lama Penelitian : 3 Bulan
Sumber Dana :-

Mengetahui Lubuklinggau , 30 Pebruari 2007


A.n Kepala Dinas Pendidikan Nasional Penulis
Kasubdin Dikdas Diknas Kota Lubuklinggau

Drs.H. Burlian Husin ,M.Si Sugiyo, S.Pd.I


NIP 131149999 NIP 130635011

iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan berkat rahmat dan
hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini dengan baik dan lancar.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil
pembelajaran khususnya matematika kelas V.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kelancaran proses penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa laporan hasil penelitian belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun untuk perbaikan da masa yang
akan datang.
Semoga hasil Penelitian ini bermanfaat.

Lubuklinggau, 30 Pebruari 2007


Penulis

SUGIYO,S.Pd.I
NIP 130635011
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS V SD NEGERI 1 LUBUKLINGGAU
MENGGUNAKAN BELAJAR DENGAN TEHNIK JIGSAW

ABSTRAK

Masalah redahnya motivasi siswa dan rendahnya hasil belajar siswa telah lama menjadi
bahan pikiran para guru dan pengawas pembina TK/SD, terutama pada mata pelajaran Matematika.
Pada umumnya siswa merasa matematika merupakan pelajaran yang menakutkan dan paling susah,
sehinga setiap kegiatan pembelajaran kurang aktif, interaktif antara guru dan siswa cenderung pasif
dan hanya menerima apa yang diberikan oleh guru.
Menjadi Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang melibatkan guru kelas, permasalahan ini
dicoba untuk diteliti melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw. Penelitian ini
melalui dua siklus. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan menggunakan model kooperatif
Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa bila dibandingkan dengan hasil belajar
sebelumnya. Pada Siklus I tingkat motivasi siswa sebesar 34,38 % sedangkan pada siklus II naik
menjadi 63,47 %. Pada hasil ulangan harian siklus I 59,39 % sedangkan pada siklus II naik menjadi
85 %.
Sebagian besar siswa menyenangi model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ini karena
siswa diberi kebebasan dan aktif dalam mengeluarkan pendapatnya sehingga terciptalah hubungan
yang baik dengan siswa begitu juga dengan guru.
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian

II. KAJIAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian
B. Lokasi Dan Karateristik Subjek Penelitian
C. Pengumpulan Data
D. Analisa Data

IV. HASIL PENELITIA DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian Siklus I
B. Hasil Penelitian Siklus II

V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru bukan hanya dituntut untuk terampil dalam
memberikan materi pelajaran yang lebih baik tetapi diharapkan juga mampu membantu mengatasi
kesulitan – kesulitan belajar yang alami siswa dan mampu menumbuh kembangkan kesadaran
peserta didik untuk belajar.
Kesadaran peserta didik untuk belajar sendiri sangat dibutuhkan guna membekali diri untuk
mengikuti pelaksanaan pembeajaran berikutnya sehingga peserta didik mempunyai kesiapan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) ideal adalah 75%
atau sekolah menetapkan kriteria lebih tinggi atau lebih rendah dari Kriteria Ketuntasan Minimal
Ideal sesuai dengan Standar Kompetensi dan kemampuan siswa. Namun dari jumlah siswa kelas V
SD Negeri 1 Lubuklinggau sebanyak 28 siswa hanya 50 % saja yang memiliki motivasi belajar
yang cukup baik, namun masih banyak yang beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang
menakutkan dan paling susah, sehingga hasil prestasi belajar siswa masih jauh dari yang
diharapkan.
Untuk mengatasi beberapa masalah yang berkaitan dengan minat dan motivasi belajar siswa
guru dan penulis sudah mencoba dengan cara memberi tugas dirumah atau PR dari materi-materi
yang telah diberikan. Dari cara – cara tersebut memang mampu meningkatkan hasil belajar siswa
namun kurang efektif dan hanya beberapa siswa saja yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal. Kurangnya minat dan motivasi belajar siswa juga sangat dipengaruhi kemampuan guru
dalam menyajikan pelajaran. Dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran ( KTSP )
siswa bukan hanya memahami materi pelajaran untuk mengembangakan kemampuan intelektual
saja akan tetapi bagaimana pengetahuan yang akan dipahami itu dapat mewarnai perilaku yang
ditampilkan dalam kehidupannya.
Berdasarkan masalah diatas penulis berusaha mencari alternatif apakah ada yang dapat
membantu membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa. Dalam menyajikan materi pelajaran
guru memiliki metode, model dan strategi yang dapat menunjang minat dan motivasi belajar siswa,
akan tetapi metode, model dan strategi tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi siswa sehingga siswa ikut terlibat dan aktif dalam pelajaran, salah satu model
pembelajaran yang dianggap cocok untuk dipakai dalam pembelajaran Matematika yaitu model
pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw yang diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa dalam pelajaran matematika.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas pokok masalah yang penulis bahas dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah ”Apakah dengan menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw yang diharapkan dapat meningkatkan minat hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri 1 Lubuklinggau dalam pelajaran matematika ”.

C. Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini untuk mengetahui apakah menggunakan model
pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran
matematika.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat :
1. Bagi Guru, dapat dijadikan sebagai alternatif dalam perbaikan pembelajaran untuk
meningkatkan pemahaman materi pembelajaran matematika.
2. Bagi Sekolah, untuk bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas hasil pendidikan.
3. Bagi siswa, untuk lebih mampu memahami materi pelajaran dan meningkatkan hasil belajar
serta mengembangkan sikap saling ketergantungan secara positip, menumbuhkan minat
belajar yang lebih tinggi, menimbulkan rasa tanggung jawab yang tinggi, dan komonikasi
antar siswa dan semangat untuk kerjasama.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik
Istilah model pembelajaran berbeda dengan strategi pembelajaran, metode pembelajaran,
dan prinsip pembelajaran. Model pembelajaran meliputi suatu model yang menyeluruh. Menurut
Anita Lie ( 2002;27 ) “ Falsafah yang mendasari model pembelajaran dalam pendidikan adalah
Homo Homini Socius. Falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial, kerjasama
merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelansungan hidup.
Sedangkan menurut Depdiknas ( 2005 : 44 ) “ Pembelajaran Kooperatif adalah
mengupayakan seseorang peserta didik mampu mengajarkan sesuatu kepada peserta lain “. Dengan
kata lain mengajarkan teman sebaya, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan ia mampu menjadi nara sumber.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai 3 tujuan pembelajaran,
yaitu:
1. Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas –
tugas akademik.
2. Penerimaan terhadap individu
Yaitu penerimaan yang luas bagi siswa terhadap orang berbeda menurut ras, budaya kelas
sosial, kemampuan ketidakmampuan.
3. Pengembangan keterampilan sosial
Yaitu mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi
Menurut Salvin ( 1991 : 4 ) pembelajaran kooperatif mempunyai ciri – ciri sebagai berikut:
1. Untuk menuntaskan materi belajarnya siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
3. Diupayakan dalam kelompok terdiri ras, suku, budaya, dan jenis kelamin yang berbeda.
4. Penghargaan kelompok lebih diuatamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.
Salah satu model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan nilai prestasi belajar siswa
yaitu Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Menurut Arason yang dikutip Rahmadi ( 2006 :
18 ) “ Jigsaw atau gigi gergaji adalah odel belajar kelompok yang dibagi menjadi 4 – 6 orang “.
Pelajaran dibagi beberapa bagian sehingga setiap siswa mempelajari setiap bagian tersebut. Semua
siswa dengan bagian pelajara yang sama belajar bersama dalam sebuah kelompok yang dikenal
dengan kelompok Jigsaw.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw
tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok yang dilakukan dalam kelompok. Ada unsur –
unsur kooperatif yang membedakannya dengan belajar kelompok yang dilakukan asal – asalan.
Dalam melaksanakan pembelajaran banyak sekali model pembelajaran yang kita temui
tetapi tidak semua model dapat kita terapkan dalam semua kegiatan pembelajaran, misalnya dalam
pembelajaran matematika guru harus jeli memilih model yang tepat sesuai dengan Kopetensi Dasar
yang akan dicapai. Salah salah satu kenyataan yang dialami siswa kelas V SD Negeri 1
Lubuklinggau kesulitan dalam memahami beberapa materi seperti menghitung campuran pada
pecahan dan soal – soal cerita. Kesulitan itu tidak terpecahkan karena proses pembelajaran hanya
berjalan satu arah, dan guru sering mendominasi kegiatn pembelajaran tersebut. Siswa hanya diam
dan menerima apa yang diberikan oleh guru.
Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw adalah :
1. Menyajikan metode alternatif disamping metode ceramah
2. Mengkaji ketergantungan positip dalam menyampaikan dan menerima informasi diantara
anggota kelompok.
3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih berbicara dan mendengarkan dalam
menyampaikan informasi.
Sebelum pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw dimulai, sebaiknya siswa dilatih terlebih dahulu
langkah – langkah model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw dapat berjalan dengan lancar.
Langkah – langkah model pembelajaran yaitu ;
1. Membentuk kelompok kooperatif awal :
a. Siswa dibagi kedalam kelompok kecil yang beranggotakan 4 – 6
b. Bagikan wacana atau tugas yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan
c. Masing – masing siswa dalam kelompok mendapatkan wacana atau tugas yang berbeda –
beda dan memahami informasi yang ada didalamnya.
2. Kelompok Ahli
a. Kumpulkan masing – masing siswa yang memiliki wacana atau tugas yang sama kedalam
satu kelompok sehinggah jumlah kelompok ahli sesuai dengan wacana atau tugas yang
diberikan oleh guru
b. Dalam kelompok ahli ini ditugaskan siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan
wacana atau tugas yang menjadi tanggung jawab.
c. Tugaskan bagi semua anggota ahli untuk memahami dan dapat menyampaikan informasi
tentang hasil wacana atau tugas yang telah dipahami kepada kelompok Kooperatif ( awal ).
d. Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing – masing siswa
kembali sekelompok kooperatif ( awal )
e. Beri kesempatan secara bergiliran masing – masing siswa untuk menyampaikan hasil dari
tugas yang dikerjakan di kelompok ahli
f. Apabila kelompok telah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing – masing
kelompok melaporkan hasilnya dan guru memberi klarifikasi
Dalam model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw ini penilaian kelompok lebih diutamakan
daripada penilaian individu. Untuk penilaian hasil belajar individu pada model kooperatif Tipe
Jigsaw ini bisa diadakan kuis secara individu, setelah itu individu tiap kelompok dirata-ratakan.
Kelompok yang rata – ratanya lebih tinggi bisa diberi penghargaan. Penilaian untuk Jigsaw meliputi
nilai dasar ( base score ), nilai perkembangan ( inprovemenpoint ), dan penilaian tim ( team scoring
procedures ). Nilai dasar yaitu rata – rata kuis. Sedangkan nilai perkembangan diperoleh dengan
acuan yang ditentukan. Sedangkan nilai tim diperoleh dari nilai rata – rata dari nilai perkembangan
stiap kelompok. Setelah diketahui rata – rata nilai perkembangan masing – masing kelompok diberi
predikat khusus. Siswa bekerjasama dengan metode gotong royong. Mereka saling membantu
mempersiapkan diri untuk tes kemudian masing – masing mengerjakan tes sendiri – sendiri dan
menerima nilai pribadi.

B. Hipotesis Tindakan
Dengan menggunakan model kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw guru harus memperhatikan
latar belakang pengalaman siswa dan membantu mengaktifkan pengalaman agar bahan pelajaran
menjadi lebih bermakna. Sehingga kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran dapat
diselesaikan dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam mengatasi permasalahan yang dirumuskan maka dirancanglah suatu rencana tindakan
dalam bentuk siklus. Direncanakan ada 2 siklus yang terdiri dari 2 kali pertemuan setiap 1 siklus.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rencana Penelitian
Penelitian tindakan ini akan dilakukan di kelas V SD Negeri 1 Lubuklinggau pada semester
II tahun pelajaran 2006 / 2007 dengan jumlah siswa 28 orangdengan mengambil Standar
Kompetensi Pecahan. Siswa Kelas V SD Negeri 1 Lubuklinggau memiliki kemampuan bervariasi.
Proses pelaksanaan tindakan ini merupakan suatu siklus kegiatan yang meliputi beberapa
kegiatan yaitu :
1. Rencana Tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
3. Pemantauan dan Evaluasi
4. Analisis Data dan Refleksi
1. Rencana Tindakan
- Menyiapkan perangkat pembelajaran
- Menyiapkan kelompok belajar yang terdiri 4 orang. Pembagian kelompok dilakukan secara
heterogen dengan memperhatikan kemampuan akademis yang terdiri dari siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.
- Membagi tugas tiap kelompok
- Memberi arahan tentang apa yang harus dikerjakan dan diskusikan dalam kelompok
- Mendiskusikan tugas masing – masing kelompok
- Mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok lain menanggapi
- Memberikan penilaian terhadap tiap kelompok
2. Pelaksanaan Tindakan
Langkah – langkah pelaksanaan tindakan sebagai berikut :
- Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
- Menyajikan Informasi
- Mengorganisasikan siswa dalam kelompok – kelompok belajar
- Membimbing kelompok belajar dan bekerja
- Mengadakan evaluasi
- Memberikan penghargaan secara individu atau kelompok
3. Pemantauan dan Evaluasi
Evaluasi hasil belajar adalah suatu proses untuk menentukan nilai belajar melalui kegiatan
penilaian atau pengukuran hasil belajar.

Pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan dengan :


- Mengamati tingkat motivasi relajar siswa
- Analisis hasil ulangan harian siswa

B. Lokasi dan Karateristik Subjek Penelitian


1. Gambaran Umum Daerah Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah SD Negeri 1 Lubuklinggau yang beralamat di Jl. Garuda Kelurahan
Lubuk Durian Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota Lubuklinggau .
SD Negeri 1 Lubuklinggau ada 6 kelas yaitu kelas 1 sampai kelas 6, siswa yang dijadikan objek
penelitian adalah siswa kelas V. Keadaan fisik sekolah sangat baik, bangunan sudah permanent,
yang terdiri 3 gedung , 6 ruang belajar, 1 ruang kantor. Penduduk Kelurahan Lubuk Durian
merupakan penduduk heterogen yang terdiri dari penduduk pribumi dan pendatang dari daerah lain.

2. Karateristik Subjek Penelitian


Siswa kelas V SD Negeri 1 Lubuklinggau yang dijadikan objek penelitian berjumlah 28
siswa yang terdiri 12 laki-laki dan 16 perempuan. Pada umumnya orang tua siswa petani dan
pedagang, tapi ada juga yang Pegawai Negeri.

C. Pengumpulan Data
Data penelitian berupa prestasi dari catatan keaktifan siswa pada waktu proses
pembelajaran. Pengumpulan data menggunakan metode pengamatan. Jenis pengamatan yang
digunakan adalah pengamatan partisipasi. Pengamatan ini menggunakan alat bantu daftar cek dan
tes.

E. Analisis Data
Data yang diperoleh dari produk tindakan diolah dengan menggunakan analisis statistik,
sedangkan data dari pengamatan proses pembelajaran diolah dengan tehnik analisis kualitatif,
instrumen yang digunakan untuk memperoleh data kualitatif adalah lembaran pengamatan dan
lembaran catatan. Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui isi rangkuman peserta didik,
yang dikerjakan secara berkelompok dan mempresentasikan hasil diskusinya. Unsur yang diamati
ialah keterlibatan peserta didik, kelancaran, sistematika dan isi. Lembaran ini sudah dirancang
dalam bentuk tabel dan diisi dengan memberi tanda kriteria.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Siklus I
Penelitian ini berlansung dalam dua siklus. Pada tiap siklus pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw. Hasil belajar diambil dari hasil ulangan
harian. Pada siklus I yang diadakan pada minggu kedua januari sampai minggu ketiga januari 2007
dengan standar kompetensi menyelesaikan soal cerita dengan hitung campuran pada pecahan.
Waktu yang diperlukan 2 x 35 menit.
Dari pengamatan pada siklus I yang dilakukan penulis diperoleh data dari motivasi hasil
belajar dengan pembelajaran menggunakan model kooperatif Tipe Jigsaw terlihat pada tabel
berikut:
Tabel. Distribusi Frekuensi Tingkat motivasi dan hasil belajar siswa pada siklus I
No Rentang Nilai Sebutan Jumlah siswa ( %)
1 ≤ 4,4 Sangat Kurang
2 4,5 – 5,4 Kurang 21,88 %
3 5,5 – 6,4 Hampir cukup 43, 75 %
4 6,4 – 7,4 Cukup 25,00 %
5 7,5 – 8,4 Lebih dari cukup 9,38 %
6 8,5 – 9,4 Baik -
7 9,5 – 10 Sangat Baik -
JUMLAH 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat siswa yng memiliki tingkat motivasi belajar yang cukup baik
hanya sedikit sekali dan perlu ditingkatkan lagi.
Berdasarkan hasil siklus I diadakan refleksi dalam upaya perbaikan, maka perlu rencana
yang matang pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Dari kegiatan refleksi maka terungkap
kelemahan – kelemahan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya. Kelemahan – kelemahan itu
antara lain :
1. Kurangnya waktu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran .
2. Interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru belum tercipta belum
tercapai
3. Siswa masih malu dalam mengungkapkan pendapaymya
4. Masih banyak sisa yang tidak aktif didalam kegiatan pembelajaran.
B. Siklus II
Hasil penelitian pada siklus II yang diadakan pada minggu pertama dan kedua bulan
pebruari 2007. Dengan sub pokok soal cerita yang berkaitan dengan operasi hitung campuran pada
pecahan. Pelaksanaan tindakan dan kegiatan ini sesuai dengan perencanaan. Dari hasil refleksi pada
siklus I telah dilakukan perbaikan pada rencana kedua sebagai berikut :
1. Waktu pada siklus I hanya 2 x 35 menit sedangkan pada siklus II ditambah menjadi 3 x 35
menit
2. Ruang belajar diatur sebelum proses belajar dimulai
3. Memasukan suatu permainan yang berkaitan dengan pembelajaran yang membuat siswa
tertarik untuk belajar.
Dari kegiatan pembelajaran pada siklus II diperoleh hasil belajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw terlihat dalam tabel berikut :

Tabel. Distribusi Frekuensi Tingkat motivasi dan hasil belajar siswa pada siklus II
No Rentang Nilai Sebutan Jumlah siswa ( %)
1 ≤ 4,4 Sangat Kurang 0,00 %
2 4,5 – 5,4 Kurang 0,00 %
3 5,5 – 6,4 Hampir cukup 6,25 %
4 6,4 – 7,4 Cukup 21,87 %
5 7,5 – 8,4 Lebih dari cukup 31,25 %
6 8,5 – 9,4 Baik 15,63 %
7 9,5 – 10 Sangat Baik 25,00 %
JUMLAH 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat peningkatan yang sangat signifikan, walaupun masih ada yang
mencapai nilai ketuntasan namun sudah mampu meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.
Dengan melihat perkembangan hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hail penelitian yang dilakukan selama 2 siklus, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw dapat menumbuh kembangkan
semangat ban kemampuan serta motivasi belajar siswa
2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa terbukti dari tabel frekwensi tingkat motivasi dan hasil belajar siswa yang
menunjukan peningkatan hasil dari siklus I
3. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw harus dengan persiapan yang
matang baik persiapan perangkat pembelajaran maupun mengaktifkan siswa bagi seorang
guru
4. Pada pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw memerlukan seorang guru
yang kreatif dan sarana dan prasarana yang sangat menunjang agar memperoleh hasil yang
memuaskan.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diadakan selama dua siklus maka penulis menyarankan
bahwa :
1. Model pembelajaran kooperatif ini dapat digunakan pada pelajaran lain selain matematika.
2. Untuk mengembangkan proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif Tipe
Jigsaw ini membutuhkan alat dan sarana yang menunjang, untuk itu diharapkan kepada
kepala sekolah untuk dapat membantu menfasilitasi alat dan sarana tersebut agar kegiatan
pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Belajar Mengajar. Direktorat Pendidikan Dasar dan
Menengah Umum, Jakarta

Depdikbud, 1998. Pokok – Pokok Pengajaran Matematika Sekolah ; Jakarta

Depdiknas, 2006. KTSP Sekolah Dasar . Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Lie. Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta. Grasindo

Anda mungkin juga menyukai