Anda di halaman 1dari 3

MORAL,MORALITAS,ETIKA,ETIKET DAN KODE ETIK PROFESI HUKUM

Weldo Amando Sulaiman


02011281823258
weldoamando71@gmail.com
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Nilai dan etika adalah dua istilah yang tidak dapat dipisahkan dan sering digunakan
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Nilai itu sendiri dapat diartikan sebagai
sesuatu yang dianggap benar. Memiliki sifat yang abstrak, bukan konkret. Nilai hanya bisa
dipikirkan, dipahami, dan dihayati. Nilai juga berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan,
dan hal-hal yang bersifat batiniah. Oleh sebab itu nilai bukanlah suatu hal yang bisa dipelajari
dan terdapat teorinya secara jelas. Lalu, sistem nilai dapat diartikan sebagai seperangkat hal
yang saling bergantung, saling disesuaikan, dan konsisten terhadap suatu aturan. Sedangkan
etika merupakan bagian filsafat yang meliputi hidup baik, menjadi orang yang baik, berbuat
baik dan menginginkan hal baik dalam hidup. Etika, sebagaimana metoda filsafat,
mengandung permusyawaratan dan argumen eksplisit untuk membenarkan tindakan tertentu
(etika praktis) juga membahas asas-asas yang mengatur karakter manusia ideal atau kode etik
profesi tertentu (etika normatif). (Robert C. Solomon.1984)
Istilah Etika itu sendiri berasal dari bahasa Prancis yakni Etiquete yang berarti tata
pergaulan yang baik antara manusia atau peraturan/ketentuan yang menetapkan tingkah laku
yang baik dalam hubungan dengan orang lain. Istilah yang sepadan dengan etika seperti
tatakrama, tata sopan santun, norma sopan santun, tata cara bertingkah laku yang baik,
perilaku yang baik dan menyenangkan. Kata tata krama berasal dari kata tata yang berarti
adat aturan atau norma, sedangkan kata krama berarti sopan santun, kelakuan, tindakan dan
perbuatan, sedangkan kata pergaulan menunjukkan hubungan manusia dengan manusia lain.
Dengan demikian pengertian etika dan tatakrama pergaulan berarti sopan santun atau tata
sopan santun antar sesama manusia.
Berikut macam macam etika
1. etika deskriptif: Etika deskriptif berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni
mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi
dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam
penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan
kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
Contoh: tatakrama kepada orang tua
2. etika normatif : Etika yang berusaha menelaah dan memberikan penilaian suatu
tindakan etis atau tidak, tergantung dengan kesesuaiannya terhadap norma-norma
yang sudah dilakukan dalam suatu masyarakat. Norma rujukan yang digunakan untuk
menilai tindakan wujudnya bisa berupa tata tertib, dan juga kode etik profesi.
Contoh : Etika yang bersifat individual seperti kejujuran, disiplin, dan tanggung
jawab
3. etika Deontologi: adalah suatu tindakan dinilai baik buruk berdasarkan apakah
tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Dengan kata lain, suatu tindakan
dianggap baik karena tindakan itu memang baik pada dirinya sendiri, sehingga
merupakan kewajiban yang harus kita lakukan.
4. Etika Teleologi : etika yang menilai baik buruk suatu tindakan berdasarkan tujuan
atau akibat dari tindakan tersebut. suatu tindakan dinilai baik kalau bertujuan baik dan
mendatangkan akibat baik. Kita bisa bertindak berbeda dalam situasi yang lain
tergantung dari penilaian kita tentang akibat dari tindakan tersebut. demikian pula,
suatu tindakan yang jelas-jelas bertentangan dengan norma dan nilai moral bisa di
benarkan oleh kita teleologi hanya karena tindakan itu membawa akibat yang baik.
5. Etika keutamaan : keutamaan sangat menghargai kebebasan dan rasionalitas
manusia, karena pesan moral hanya di sampaikan melalui cerita dan teladan hidup
para tokoh lalu membiarkan setiap orang untuk menangkap sendiri pesan moral itu.

Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang sangat penting. Nilai-nilai
moral sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota suatu
kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu bangsa dapat dinilai
melalui karakter moral masyarakatnya. Manusia dalam hidupnya harus taat dan patuh pada
norma-norma, aturan-aturan, adat istiadat, undang-undang dan hukum yang ada dalam suatu
masyarakat. Berkaitan dengan norma-norma, aturanaturan, adat istiadat, undang-undang dan
hukum yang mengatur kehidupan manusia dibuat atas kesepakatan sekelompok manusia atau
aturan yang berasal dari hukum Tuhan (wahyu) agar manusia dapat hidup sesuai dengan
norma yang disepakati dalam komunitas kehidupan manusia maupun hukum dari Tuhan.
Secara eksplisit, moral merupakan hal-hal yang berkaitan dengan proses sosialisasi
individu dalam kehidupan bermasyarakat. Moral juga dapat dikatakan sebagai nilai
keabsolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Sementara itu banyak orang yang
menaruh harapan terhadap lembaga pendidikan agar tidak hanya memberi bekal pengetahuan
(knowledge) ataupun ketrampilan (skill) saja kepada anak didik, melainkan juga pemahaman
dan pembentukan soft skill seperti watak, sikap dan perilaku (attitude) di dalam kehidupan
sehari-hari.
Moralitas merupakan suatu fenomena manusiawi yang universal yang menjadi ciri
yang membedakan manusia dengan binatang. Pada binatang tidak ada kesadaran tentang baik
dan buruk, yang boleh dan tidak boleh, harus dan yang tidak pantas dilakukan baik keharusan
alami maupun keharusan moral. Keharusan alamiah terjadi dengan sendirinya sesuai hukum
alam, sedangkan keharusan moral adalah hukum yang mewajibkan manusia melakukan atau
tidak melakukan.

PERBEDAAN ETIKA DAN ETIKET


- Pada dasarnya, Etika merupakan falsafah moral dan merupakan cara hidup yang
benar, dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama yang bersifat absolut. Dengan kata
lain, norma dan nilai yang ada di dalam diri Anda. Etika bersifat mutlak dan berasal
dari hati nurani. Orang dengan Etika yang baik akan selalu memiliki niat yang baik
dalam berperilaku.
- Etiket merupakan tata cara pergaulan yang baik antar sesama manusia dan bersifat
relatif. Etiket adalah cara Anda berhubungan dengan orang disekitar Anda. Berbeda
dengan etika yang berasal dari dalam diri orang tersebut, etiket adalah bagaimana cara
kita bersikap sopan dihadapan orang, bagaimana cara kita menjaga perilaku terhadap
orang disekitar kita.
PERBEDAAN ETIKA DAN HUKUM
- Etika keberadaannya tidak tertulis, sedangkan hukum dalam bentuk tertulis atau
terbukukan sebagai hukum negara.
- Etika bersifat subjektif dan fleksibel, sedangkan hukum bersifat objektif dan tegas.
- Etika tidak memerlukan bukti fisik dalam menjatuhkan vonis, sebaliknya hukum
memerlukan bukti fisik dalam menjatuhkan vonis.
- Etika bersifat memberikan tuntunan, sedangkan hukum bersifat menuntut.
- Etika tidak memerlukan alat untuk menjamin pelaksanaannya, hukum memerlukan
alat penegak hukum untuk pelaksanaannya.
- Etika, juga digambarkan sebagai filsafat moral, adalah sistem prinsip-prinsip moral
yang berkaitan dengan apa yang baik bagi individu dan masyarakat. Hukum adalah
sistem aturan dan pedoman yang ditegakkan melalui lembaga sosial untuk mengatur
perilak

Etika profesi muncul pertama kali di Inggris pada abad ke 18, dalam bidang
kedokteran (medical ethic). Seorang physician Inggris bernama Thomas Percival merancang
sebuah naskah kode etik “code of medical ethics”. Dalam rancangannya tersebut dia
memperkenalkan istilah medical ethics dan medical jurisprudence. Yang dibeberapa tahun
kemudian untuk pertama kalinya Pemerintah Inggris mengesahkan Undang-undang tentang
Apoteker yang lebih tepatnya pada tahun 1815. Semenjak saat itu Negara mulai
memperhatikan dan membuat peraturan mengenai kedokteran dan kesehatan yang mana di
dalamnya diatur pula mengenai etika profesinya. Kemudian pada tahun 1846 Amerika Serikat
mulai mengembangkan dan membuat susunan naskah tentang kode etik organisasi yang di
dalamnya mengatur mengenai kewajiban-kewajiban maupun hak-hak dari seorangphysician
oleh karenanya dibentuklah American Medical Association (AMA). Kemudian pada tahun
1847 naskah tersebut disahkan menjadi Code of Medical Ethics. etika profesi itu adalah
sebatas kode etik yang di berlakukan oleh masingmasing organisasi profesi hukum, hal
tersebut berada dalam konteks etika sebagai sisitem nilai. Namun apabila etika profesi itu di
kaji secara sistematis, metodis, dan objektif untuk mencari rasionalitas di balik alasan-alasan
moral dari sistem nilai yang dipilih itu, berarti etika profesi di sini merupakan bagian atau
cabang dari ilmu (filsafat).
Etika dan profesi hukum memiliki hubungan satu sama lain, bahwa etika profesi
adalah sebagai sikap hidup, yang mana berupa kesediaan untuk memberikan pelayanan
professional di bidang hukum terhadap masyarakat dengan keterlibatan penuh dan keahlian
sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas yang berupa kewajiban terhadap
masyarakat yang membutuhkan pelayanan hukum disertai refleksi seksama, dan oleh karena
itulah di dalam melaksanakan profesi terdapat kaidah-kaidah pokok berupa etika profesi.

Anda mungkin juga menyukai