Oleh:
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
3.1 Pengkajian.................................................................................................13
3.2 Diagnosa...................................................................................................14
3.3 Intervensi...................................................................................................14
3.4 Evaluasi ....................................................................................................16
BAB IV KASUS.............................................................................................................
4.1..............................................................................................................................
4.2..............................................................................................................................
4.3..............................................................................................................................
4.4...............................................................................................................................
4.5...............................................................................................................................
i
BAB V PENUTUP.....................................................................................................17
A. Kesimpulan ..............................................................................................17
B. Saran ........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................18
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih bisa menikmati indahnya ciptaan-
Nya. Disini penulis sangat bersyukur karena bisa menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Kegawatan Abdomen”
Dalam Makalah ini penulis mencoba untuk menjelaskan tentang Asuhan
Keperawatan Kegawatan Abdomen. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan Makalah ini. Namun tidak lepas dari
semua itu,penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan
baik dari segi penyusuan bahasa dan aspek lainnya dan jauh dari kesempurnaan,oleh
karena itu penulis mohon maaf jika terdapat tulisan ataupun kata-kata yang salah.
Penulis juga mengharapkan saran dan kritik dari makalah ini
penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Abdomen adalah sebuah rongga besar yang dililingkupi oleh otot-otot perut
pada bagian ventral dan lateral, serta adanya kolumna spinalis di sebelah dorsal.
Bagian atas abdomen berbatasan dengan tulang iga atau costae. Cavitas abdomninalis
berbatasan dengan cavitas thorax atau rongga dada melalui otot diafragma dan
sebelah bawah dengan cavitas pelvis atau rongga panggul.
Antara cavitas abdominalis dan cavitas pelvis dibatasi dengan membran serosa
yang dikenal dengan sebagai peritoneum parietalis. Membran ini juga membungkus
organ yang ada di abdomen dan menjadi peritoneum visceralis.
Evaluasi awal sangat bermanfaat tetapi terkadang cukup sulit karena adanya
jejas yang tidak jelas pada area lain yang terkait. Jejas pada abdomen dapat
disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma tajam. Pada trauma tumpul dengan
velisitas rendah (misalnya akibat tinju) biasanya menimbulkan kerusakan satu organ.
Sedangkan trauma tumpul velositas tinggi sering menimbulkan kerusakan organ
multipel.
1
Aktivitas dalam kehidupan sehari-hari memungkin seseorang untuk terkena
injury yang bisa saja merusak keutuhan integritas kulit, selama ini kita mungkin
hanya mengenal luka robek atau luka sayatan saja namun ternyata di luar itu masih
banyak lagi luka/trauma yang dapat terjadi pada daerah abdomen.
1. Tujuan umum:
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas terstruktur
keperawatan gawat darurat I dan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa/i
tentang trauma abdomen dan tindakan asuhan keperawatan pada pasien dengan
trauma abdomen.
2. Tujuan khusus:
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul
dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001).
Trauma perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau
tanpa tembusnya dinding perut dimana pada penanganan/penatalaksanaan lebih
bersifat kedaruratan dapat pula dilakukan tindakan laparatomi (FKUI, 1995).
Trauma Abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ abdomen yang
dapat menyebabkan perubahan fisiologi sehingga terjadi gangguan metabolisme,
kelainan imonologi dan gangguan faal berbagai organ (Sjamsuhidayat, 1997).
2.2 Klasifikasi
2. Laserasi
Jika terdapat luka pada dinding abdomen yang menembus rongga abdomen
harus di eksplorasi. Atau terjadi karena trauma penetrasi.
3
Trauma Abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ abdomen yang
dapat menyebabkan perubahan fisiologi sehingga terjadi gangguan metabolisme,
kelainan imonologi dan gangguan faal berbagai organ.
Trauma abdomen pada isi abdomen, menurut Suddarth & Brunner (2002)
terdiri dari:
Cedera pada isi abdomen mungkin di sertai oleh bukti adanya cedera
pada dinding abdomen.
2.3 Etiologi
Menurut (Hudak & Gallo, 2001) kecelakaan atau trauma yang terjadi pada
abdomen, umumnya banyak diakibatkan oleh trauma tumpul. Pada kecelakaan
kendaraan bermotor, kecepatan, deselerasi yang tidak terkontrol merupakan kekuatan
yang menyebabkan trauma ketika tubuh klien terpukul setir mobil atau benda tumpul
lainnya.
Trauma akibat benda tajam umumnya disebabkan oleh luka tembak yang
menyebabkan kerusakan yang besar didalam abdomen. Selain luka tembak, trauma
abdomen dapat juga diakibatkan oleh luka tusuk, akan tetapi luka tusuk sedikit
menyebabkan trauma pada organ internal diabdomen.
4
pukulan, kecelakaan kendaraan bermotor, cedera akibat berolahraga, benturan,
ledakan, deselarasi, kompresi atau sabuk pengaman. Lebih dari 50% disebabkan
oleh kecelakaan lalu lintas.
2. Trauma tembus
2.4 Patofisiologi
Trauma juga tergantung pada elastitisitas dan viskositas dari jaringan tubuh.
Elastisitas adalah kemampuan jaringan untuk kembali pada keadaan yang
sebelumnya. Viskositas adalah kemampuan jaringan untuk menjaga bentuk aslinya
walaupun ada benturan. Toleransi tubuh menahan benturan tergantung pada kedua
keadaan tersebut.. Beratnya trauma yang terjadi tergantung kepada seberapa jauh gaya
yang ada akan dapat melewati ketahanan jaringan. Komponen lain yang harus
dipertimbangkan dalam beratnya trauma adalah posisi tubuh relatif terhadap
permukaan benturan. Hal tersebut dapat terjadi cidera organ intra abdominal yang
disebabkan beberapa mekanisme:
1. Meningkatnya tekanan intra abdominal yang mendadak dan hebat oleh gaya tekan
dari luar seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang letaknya tidak benar
dapat mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ padat maupun organ berongga.
2. Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior dan vertebrae
atau struktur tulang dinding thoraks.
5
3. Terjadi gaya akselerasi-deselerasi secara mendadak dapat menyebabkan gaya
robek pada organ dan pedikel vaskuler..
6
Pathway
Trauma Abdomen
Nyeri akut
Mual/muntah
Syok
Hipovilemik
Kerusakan
Resiko ketidak
integritas kulit
seimbangan nutrisi
7
2.5 Manifestasi klinis
Menurut (Hudak & Gallo, 2001) tanda dan gejala trauma abdomen, yaitu :
1. Nyeri
2. Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat. Nyeri dapat timbul
di bagian yang luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat ditekan dan nyeri lepas.
3. Darah dan cairan
4. Adanya penumpukan darah atau cairan dirongga peritonium yang disebabkan oleh
iritasi.
5. Cairan atau udara dibawah diafragma
6. Nyeri disebelah kiri yang disebabkan oleh perdarahan limpa. Tanda ini ada saat
pasien dalam posisi rekumben.
7. Mual dan muntah
8
8. Penurunan kesadaran (malaise, letargi, gelisah)
9. Yang disebabkan oleh kehilangan darah dan tanda-tanda awal shock hemoragi.
2.6 Komplikasi
4. Infeksi
1. Foto thoraks
5. VP (Intravenous Pyelogram)
9
Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan trauma
pada ginjal
Dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan usus dalam rongga
perut. Hasilnya dapat amat membantu. Tetapi DPL inihanya alat diagnostik. Bila
ada keraguan, kerjakan laparatomi (gold standard).
Pemeriksaan khusus
a. Abdomonal Paracentesis
1
0
peritoneum setelah dimasukkan 100–200 ml larutan NaCl 0.9% selama 5
menit, merupakan indikasi untuk laparotomi.
b. Pemeriksaan Laparoskopi
2.8 Penatalaksanaan
1. Pre Hospital
1
1
prosedur ABC jika ada indikasi. Jika korban tidak berespon, maka segera buka
dan bersihkan jalan napas.
a. Airway
b. Breathing
c. Circulation
1
2
Bila ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ tersebut tidak
dianjurkan dimasukkan kembali kedalam tubuh, kemudian organ yang
keluar dari dalam tersebut dibalut kain bersih atau bila ada verban steril.
Imobilisasi pasien.
Tidak dianjurkan memberi makan dan minum.
Apabila ada luka terbuka lainnya maka balut luka dengan menekang.
2. Hospital
a. Trauma penetrasi
Bila ada dugaan bahwa ada luka tembus dinding abdomen, seorang
ahli bedah yang berpengalaman akan memeriksa lukanya secara lokal untuk
menentukan dalamnya luka. Pemeriksaan ini sangat berguna bila ada luka
masuk dan luka keluar yang berdekatan.
d. Uretrografi
e. Sistografi
Ini digunakan untuk mengetauhi ada tidaknya cedera pada kandung
kencing, contohnya pada:
Fraktur pelvis
1
3
a. Pengambilan contoh darah dan urine
b. Pemeriksaan rontgen
1
4
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA ABDOMEN
3.1 Pengkajian
Dasar pemeriksaan fisik ‘head to toe’ harus dilakukan dengan singkat tetapi
menyeluruh dari bagian kepala ke ujung kaki.
1. Aktifitas/istirahat
Data Subyektif : Pusing, sakit kepala, nyeri, mulas,
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
Data Subyektif : Perubahan tingkah laku/ kepribadian (tenang atau dramatis)
4. Eliminasi
6. Neurosensori.
Data Subyektif : Kehilangan kesadaran sementara, vertigo
1
5
7. Nyeri dan kenyamanan
Data Subyektif : Sakit pada abdomen dengan intensitas dan lokasi yang
berbeda, biasanya lama.
8. Pernafasan
9. Keamanan
Data Subyektif : Trauma baru/ trauma karena kecelakaan.
4. DX 4: Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang.
1
6
No.Dx Tujuan Rencana Rasionl
1. Tujuan: Setelah Mandiri
diberikan tindakan — untuk mengidentifikasi
— Kaji tanda-tanda vital.
keperawatan defisit volume cairan.
diharapkan volume — mengidentifikasi
— Pantau cairan
cairan tidak keadaan perdarahan,
parenteral dengan
mengalami serta Penurunan
elektrolit, antibiotik
kekurangan. sirkulasi volume cairan
dan vitamin
menyebabkan
Kriteria hasil:
kekeringan mukosa dan
Intake dan output
pemekatan urin. Deteksi
seimbang
dini memungkinkan
Turgor kulit baik
terapi pergantian cairan
Perdarahan (-)
segera.
— awasi tetesan untuk
— Kaji tetesan infus.
mengidentifikasi
kebutuhan cairan.
Kolaborasi :
— cara parenteral
— Berikan cairan
membantu memenuhi
parenteral sesuai
kebutuhan nuitrisi
indikasi.
tubuh.
— Mengganti cairan dan
— Cairan parenteral ( IV
elektrolit secara adekuat
line ) sesuai dengan
dan cepat.
umur.
— menggantikan darah
— Pemberian tranfusi
yang keluar.
darah.
2. Tujuan: setelah Mandiri
diberikan tindakan — Kaji karakteristik
— Mengetahui tingkat
keperawatan nyeri.
nyeri klien.
diharapkan nyeri — Beri posisi semi
— Mengurngi kontraksi
dapat hilang atau fowler.
abdomen
terkontrol. — Anjurkan tehnik
— Membantu mengurangi
manajemen nyeri
Kriteria hasil: rasa nyeri dengan
seperti distraksi
mengalihkan perhatian
Skala nyeri 0 — Managemant
— lingkungan yang
Ekspresi tenang lingkungan yang
nyaman dapat
nyaman.
memberikan rasa
nyaman klien
1
— Kolaborasi pemberian
7 — analgetik membantu
analgetik sesuai
mengurangi rasa nyeri.
indikasi.
3.4 Evaluasi
BAB IV
KASUS
4.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny.C
Umur : 68 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Sumberporong - Lawang
Tanggal Pengkajian : 19 Februari 2021
1
8
Nama : Tn. N
Umur : 45 tahun
Alamat : Sumberporong - Lawang
Hubungan dengan klien : Anak
2
0
Ekstermitas atas dan bawah tidak ada oedem, turgor kulit baik. Kekuatan otot ektermitas atas
dan bawah dalam batas normal.
Pemeriksaan Penunjang
a) Hasil laboratorium tanggal 19 Februari 2021
b) Hemoglobin : 14,5 g/dl (n : 14-17,5 g/dl)
c) Eritrosit : 5,05 106/ul (n : 4,5-5,9 106/ul)
d) Leukosit : 12,1 103/ul (n : 4,0-11,3 103/ul)
e) Hematokrit : 43,8% (n : 40-52%)
f) Trombosit : 204
g) Gol darah : O
h) HBSAG : -
Analisis Data
No Data (Sign & Symptom) Etiologi Problem
1. DS : Penurunan Pola nafas tidak
Klien mengatakan sesak nafas ekspansi paru efektif
Klien mengatakan perut sebelah
kanan terasa ampeg
DO :
Klien gelisah
R : 26x/menit
2. DS : Trauma Nyeri akut
Klien mengatakan perut sebelah abdomen
kanan sakit
P : bila bergerak dan bernafas
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : perut sebelah kanan
S : 7
T : hilang timbul
DO :
2
1
Klien tampak mengerang-erang
menahan sakit.
Terdapat luka lecet dan jejas pada
abdomen sebelah kanan
3. DS : - Luka non- Resiko infeksi
DO : penetrasi
Terdapat luka lecet pada perut kanan abdomen
Terdapat jejas dan hematoma pada
abdomen sebelah kanan
Hb : 14,5 g/dl
Leukosit : 12,1 103/ul
2
2
2N Nyeri berhubungan adanya 19-02-2021
trauma abdomen atau luka penetrasi
abdomen. Perawat
2
3
keperawatan 1x10 Beri posisi nyaman Untuk menenangkan
menit, nyeri teratasi Ajarkan teknik relaksasi klien dan keluarga.
Dengan KH : Kolaborasi pemberian Meningkatkan
Klien mengatakan analgetik kenyamanan klien.
nyeri Mengurangi
berkurang/hilang ketegangan otot
Klien tenang tidak sehingga mengurangi
mengerang-erang nyeri.
kesakitan Analgetik berfungsi
Skala nyeri 1-3 menghilangkan nyeri
3. Setelah dilakukan Pasang kateter Untuk mengurangi
tindakan Pasang NGT aktivitas klien.
keperawatan 1x20 Pasang trail pada tempat Untuk mengetahui
menit, tidak terjadi tidur klien adanya perdarahan
infeksi Ajurkan keluarga untuk dalam.
Dengan KH : menemani klien Menurunkan resiko
Tidak ada tanda- Monitor hasil laboratorium cidera.
tanda infeksi terutama Hb Memenuhi kebutuhan
Tidak ada Kolaborasi pemberian klien.
perdarahan antibiotik Mengetahui
Suhu tubuh normal : perkembangan klien
36-37 Mencegah infeksi
1.4 Implementasi
2
4
kontaminasi bakteri dan feses. Mengambil sample darah
Memasang trail tempat tidur
Memonitor NGT
Memberikan injeksi cefotaxim
1g
4.5 Evaluasi
TGL DIAGNOSA EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
19-02-2021 Pola nafas tidak efektif S : Perawat
berhubungan dengan klien mengatakan
penurunan ekspansi paru sesak nafas
berkurang
klien mengatkan
lebih nyaman
R : 24x/menit
A : masalah teratasi
P : intervensi
dihentikan
19-02-2021 Nyeri berhubungan adanya S : Perawat
klien mengatakan
trauma abdomen atau luka
nyeri sedikit
penetrasi abdomen. berkurang
O:
klien masih gelisah
klien masih tampak
merintih kesakitan
A:
masalah teratasi
sebagian
P:
lanjutkan intervensi
di bangsal
19-02-2021 Resiko tinggi infeksi b/d S : - Perawat
O:
kontaminasi bakteri dan
urine jernih tidak ada
feses. perdarahan.
Volume urine 200cc
Keluaran NGT cairan
bersih
Hb : 14,5 g/dl
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
lanjutkan intervensi
di bangsal
2
5
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
5.2.1.1 Bagi petugas kesehata atau instansi kesehatan agar lebih meningkatkan
pelayanan kesehatan terutama pada trauma abdomen untuk pencapaian kualitas
2
6
keperawatan secara optimal dan sebaiknya proses keperawatan selalu
dilaksanakan secara berkesinambungan.
5.2.1.2 Bagi klien dan keluarga, Perawatan tidak kalah pentingnya dengan pengobatan
karena bagaimanapun teraturnya pengobatan tanpa perawatan yang sempurna
maka penyembuhan yang diharapkan tidak tercapai, oleh sebab itu perlu adanya
penjelasan pada klien dan keluarga mengenai manfaat serta pentingnya kesehatan.
2
7
DAFTAR PUSTAKA
2
8