Anda di halaman 1dari 4

Seminar

Nasional “Archipelago Engineering” (ALE) 2018


Ambon, 26 April 2018




STUDI EKSPERIMENTAL LAJU KOROSI PADA KAPAL BAJA
Sonja Treisje A. Lekatompessy1, Gerard R. Latuhihin2
Email: 1Sonja_lekatompessy@yahoo.com
Fakultas Teknik Universitas Pattimura Jl. Ir. Putuhena Poka, Ambon

ABSTRAK

Korosi merupakan perkaratan, sedangkan perkaratan terjadi karena adanya reaksi reduksi- oksidasi. Peristiwa ini biasa
terjadi di dalam pelat kapal sebagai akibat interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam penulisan ini disajikan hasil
penelitian tentang analisa ketahanan korosi pada pelat baja yang biasa dipakai sebagai material kapal dengan mengamati
perubahan massa yang hilang. Pengendalian korosi pelat baja dilakukan dengan melapiskan cat ke dalam permukaan
baja selanjutnya ditempatkan di dalam lingkungan korosif. Penentuan suhu serta waktu tunggu pelapisan cat pada kapal
merupakan fokus penelitan ini, karena produk cat yang seringkali dipakai di dok Perikani memiliki ketentuannya
sendiri. Kemudian analisa ketahanan korosif plat baja dengan suhu dan waktu tunggu yang berbeda-beda meliputi
beberapa pengujian di dalam laboratorium antara lain kekuatan dan daya lekat. Produk cat yang diambil ialah
Internasional, sedangkan variable suhu dan waktu tunggu pengecatan masing-masing 2 yang selanjutnya disimulasikan
pada pelat baja ST-40 dengan ketebalan 8 mm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laju korosi pada plat baja yang
diaplikasikan dengan suhu rendah dan waktu sedikit akan memiliki laju korosi yang cukup tinggi.

Kata Kunci: korosi logam, cat



PENDAHULUAN Penentuan produk cat yang tepat dan tahan
Dalam dunia industri perkapalan baja terhadap pengaruh lingkungan korosif bukanlah
merupakan bahan yang sering kali digunakan hal yang mudah, karena produk cat yang ada di
sebagai komponen pelat utama baik lambung pasaran saat ini, khususnya cat untuk kapal laut
maupun konstruksi dari sebuah kapal. Dampak hanya diformulasikan untuk daerah tropis,
ancaman korosi cukup besar sehingga diperlukan komposisi dan karakteristiknya belum tentu sama.
beberapa cara untuk melindungi baja tersebut dari Merk cat yang biasa digunakan di dok ini
berbagai kerusakan yang mungkin terjadi dengan merupakan cat kapal Internsdional. Merk cat
tujuan memperpanjang umur pakai material tersebut memiliki beberapa kriteria saat
tersebut. pengecatan salah satunya suhu pada saat
Ada beberapa prinsip pencegahan korosi yang pengecatan haruslah 380C serta waktu tunggu
telah berkembang. Pencegahan korosi pada baja untuk pelapisan berikutnya ialah 4 jam, ditinjau
yang cukup luas dikenal adalah dengan cara dari kondisi lapangan suhu yang digunakan rata-
melapisi baja dengan lapisan penghalang rata dibawah standar dikarenakan hujan serta
(coatings). Coating biasanya dilakukan saat kapal mendung yang pada akhir-akhir ini sering terjadi.
baru selesai di buat maupun saat Dalam kondisi demikian karena perusahaan
pengedokan/reparasi kapal. Permasalahan yang dituntut untuk mengejar waktu deadline maka
terjadi khususnya pada saat reparasi kapal dapat seringkali mengabaikan suhu serta waktu yang
menghambat pekerjaan pada suatu galangan menjadi standar peraturan dari merk cat tersebut.
secara keseluruhan, oleh karena itu diperlukan Untuk itu perlu diteliti performance dari cat
pemecahan masalah pada tiap kasus yang terjadi tersebut jika dipaksakan dalam kondisi demikian,
pada dok tersebut. PT. Perikani Nusantara adalah ataupun jika sesuai standar, dan merk cat lain
salah satu perusahaan negara yang bergerak tanpa standar, yang meliputi katahanan terhadap
dibidang reparasi kapal. lingkungan asam, maupun kekuatan adhesi cat.
Dewasa ini permasalahan yang berkaitan Sasaran utama penelitian ini adalah untuk
dengan pengecatan sering ditemukan di dok mengetahui performance dari pengecatan yang
terkait. Permasalahan tersebut akan berpengaruh menggunakan cat merk International serta standar
pada kegagalan pengecatan dan sangat berkaitan suhu dan waktu international dengan pengecatan
terhadap pengaruh laju korosi pada kapal. cat merk international yang tidak menggunakan

Fakultas Teknik Universitas Pattimura,


ISSN : 2620-3995 70
Seminar Nasional “Archipelago Engineering” (ALE) 2018
Ambon, 26 April 2018

standar suhu dan waktu international pada daerah E sell = E kanan – E kiri.
bottom kapal. Tujuan dari penelitian ini ialah Semakin besar harga E sell, berarti semakin
untuk mengetahui bagaimana laju korosi daerah mudah reaksi reduksi-oksidasi tersebut
bottom kapal dengan perlakuan pengecatan berlangsung, demikian juga sebaliknya, semakin
menggunakan cat merk international dan standar kecil harga E sell semakin susah reaksi reduksi-
waktu serta suhunya sesuai dan tidak sesuai oksidasi tersebut berlangsung.
dengan standar pabrik international.
Untuk memperlambat korosi, ada beberapa
cara yang bisa ditempuh, yaitu: pelapisan logam,
KAJIAN TEORI DAN METODE
pengecatan, perlindungan katodik, dan
Peristiwa korosi adalah perkaratan. Sedangkan
memperkecil katalisator dalam sistem.
perkaratan terjadi karena adanya reaksi reduksi-
oksidasi. NACE (National Association of Pada dasarnya cat dapat dikelompokan
Corrosion Engineer) mendefinisikan korosi sebagai [The Protective Action of Organic on
sebagai penurunan mutu suatu material (biasanya Steel: A review ]: wahana (vehicle), terdiri dari
baja) atau sifat-sifatnya yang diakibatkan oleh pelarut dan resin cat, yaitu zat cair yang
reaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menjadikan cat memiliki fluiditas dan bila
Trethewey (1988) memberikan definisi korosi mengering atau menguap meninggalkan selaput
sebagai penurunan mutu baja akibat reaksi kering yang padat (dry film); Pigmen yang
elektrokimia dengan lingkungannya [Korosi untuk tersuspensikan dalam wahana. Pigmen
Mahasiswa dan Rekayasawan ]. Secara prinsip mengendalikan laju korosi atau laju difusi
bahwa fenomena korosi hanya akan terjadi jika reaktan-reaktan pada selaput kering (dry film);
memenuhi keempat faktor berikut [Organic Aditif yang mempercepat proses pengeringan atau
Coating Technology]: Anoda, merupakan daerah memungkinkan lapisan cat kering lebih tahan
baja yang mengalami korosi (teroksidasi) ; terhadap lingkungan kerjanya.
Katoda, merupakan daerah baja yang tidak Faktor Suhu dan Waktu pada pelapisan
terkorosi (tereduksi) ;Elektrolit, sebagai media pengecatan berpengaruh terhadap proses
penghantar listrik; Penghubung antara anoda pengeringan cat. Selain Selain sifat-sifat cat
dengan katoda (metallic path). basah, perlu juga diketahui bagaimana cat tersebut
Pada dasarnya semua baja tidak stabil dan dapat mengering sesuai dengan waktu dan
cenderung bereaksi dengan lingkungannya, kualitas yang dikehendaki
dengan membentuk senyawa oksida atau karbonat Rancangan dan prosedur penelitian yang
yang bersifat stabil. Kecenderungan baja untuk dilakukan antara lain : mempersiapkan spesimen
melepaskan elektron pada saat terjadi proses berupa pelat baja ST-40 tebal 8 mm berukuran
reaksi elektro-kimia dalam membentuk korosi, 5x8 cm; cat yang digunakan pada bottom area,
menunjukkan sifat keaktifan dari baja yang menggunakan cat merk Internasional. Proses
bersangkutan. Reaksi reduksi oksidasi adalah jika pengecatan dilakukan sesuai prosedur, yaitu:
ada reaktan yang melepas elektron (spesi ini sebelum pengecatan dimulai terlebih dahulu
mengalami reaksi oksidasi, zatnya sering disebut dilakukan penyiapan permukaan yang bertujuan
reduktor) dan menerima elektron (spesi ini agar cat dapat menempel dengan baik pada
mengalami reaksi reduksi, zatnya sering disebut permukaan baja. Pekerjaan persiapan ini meliputi
oksidator) maka dikatakan reaksi reduksi oksidasi pembersihan secara mekanis (pengamplasan) dan
dapat berlangsung. Tingkat kemudahan/ kesulitan pencucian dengan detergen, yang bertujuan untuk
reaksi reduksi – oksidasi sangat tergantung pada menghilangkan debu, kotoran, minyak, lemak dan
kemudahan dari masing-masing reduktor untuk pengotor lainnya dari baja. Tahap pengecatan
melepas elektronnya dan oksidator dalam selanjutnya dilakukan dengan menggunakan
menerima pasangan elektronnya. Sedangkan metode penyemprotan bertekanan (air spraying)
tingkat kemudahan/kesulitan reaksi reduksi– dengan peralatan utama hand air sprayer dan
oksidasi dapat dilihat dari tingkat energi yang kompresor udara. Pengecatan dilakukan dengan
diperlukan untuk reaksi tersebut. Energi yang tekanan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
muncul dari reaksi ini dilambangkan sebagai namun temperature divariasikan. Pada akhirnya
Potensial Sel standar (E sell), yang secara ketebalan cat hasil pengecatan diukur dengan alat
matematik dapat dituliskan seperti berikut: monimeter. Tiap spesimen diambil 8 titik
E sell = E reduksi – E oksidasi atau pengukuran. Waktu tunggu pelapisan cat untuk

Fakultas Teknik Universitas Pattimura,


ISSN : 2620-3995 71
Seminar Nasional “Archipelago Engineering” (ALE) 2018
Ambon, 26 April 2018

masing-masing suhu: 240C step I 1 jam step II 2


jam; 240C step I 2 jam step II 4 jam; 310C step I 1 mm/yr =
!".! .!
! .! .!
jam step II 2 jam; 310C step I 2 jam step II 4 jam.
Pengujian laju korosi dengan menggunakan !"#$$ .!
HCl dan NaCl. Berikut urutan dari metode yang µm/yr =
! .! .!
akan digunakan: Pengujian korosi (Immersion di mana, W= massa yang hilang akibat
Test) untuk spesimen yang dicat (coating) terkorosi (mg);
mengacu pada ASTM G31-72 (Practice for D= rapat massa (gr/cm3)
Laboratory Immersion Corrosion Testing of =7.8 mgr/m3atau 490lb/ft3;
Metals). Metode ini biasa digunakan untuk A= luas permukaan (in2);
mengetahui ketahanan material (pelapis) pada T= lama pengujian (jam).
kondisi yang mirip dengan lingkungan sebenarnya
yaitu ketahanan terhadap larutan asam dan garam. HASIL DAN PEMBAHASAN
Larutan yang digunakan pada pengujian ini adalah Ø Immersion test dengan menggunakan HCl
asam khlorida (HCl 1,5M). Sebelum pengujian 1,5M secara kasat mata dapat dilihat spesimen
ini, spesimen ditimbang dahulu untuk mengetahui yang dilapisi cat dengan suhu 240C lebih cepat
berat awal sebelum pengujian. Spesimen ini terkorosi. Spesimen tersebut lebih cepat
ditimbang dengan menggunakan alat timbang berkarat dan terkikis catnya.
elektronik. Dalam ASTM G31-72 dicantumkan
dua harga volume larutan korosif persatuan luas Laju korosi
spesimen yaitu 20 dan 40 ml/cm2. Volume yang
dipilih adalah 20 ml/cm2. Pemilihan ini semata- 5,000 2,122 1,556 1,415 1,273
mata berdasarkan pertimbangan ekonomis. jadi
dibutuhkan larutan sebanyak 500 ml. Durasi 0,000
pengujian selama 2 minggu. Peralatan dan bahan a b c d
yang digunakan pada pengujiaan penyemprotan
garam antara lain: salt droplet cabinet, gun spray, Gambar 1. Laju korosi material pada
kompresor, larutan garam (NaCl) sebagai media Immersion Testdengan HCl 1,5 M
korosi dan clarke’s solution. Lama pengujian 4
minggu. Larutan garam dibuat dengan bahan Gambar 1 memperlihatkan bahwa benda uji a, b,
berturut-turut adalah: 26,5 gram NaCl; 2,4 gram c, d mempunyai laju korosi terbesar 2.122 MPY.
MgCl; 3,3 gram MgSO4; 1,1 gram CaCl2; 0,73 Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
gram KCl; 0,2 gram NaHCO3; 0,28 gram NaBr. material yang diperlakukan dengan suhu rendah
Semua bahan ini dilarutkan dalam 1 (satu) liter mengalami laju korosi yang cukup besar
aquades atau air suling. Sebelum pengujian ini, dibandingkan yang lainnya.
spesimen ditimbang dahulu untuk mengetahui
berat awal sebelum pengujian. Spesimen ini Ø Immersion test dengan menggunakan NaCl
ditimbang dengan menggunakan alat timbang secara kasat mata dapat dilihat spesimen tidak
elektronik. banyak perubahan namun ada bagian-bagian
Selanjutnya dilakukan pengujian daya lekat cat spesimen yang terlihat bereaksi dan
dengan menggunakan ujung pisau yang tajam, membentuk pola pada spesimen.
dibuat kotak-kotak kecil dengan panjang rusuk 1 –
2 mm sebanyak 100 kotak. Tempelkan selotip Laju korosi
yang daya lekatnya kuat pada kotak-kotak
tersebut, kemudian sentakkan selotip tersebut 12,380
20,000 7,783
dengan cepat. Dengan melihat berapa jumlah 4,245 1,768
kotak yang rusak, maka didapat persentase untuk 0,000
menilai daya lekat cat berdasarkan standar ASTM a b c d
3359-87. Menghitung laju korosi dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Gambar 2. Laju korosi material pada
Immersion Test dengan NaCl.
!"# .!
MPY =
! .! .!

Fakultas Teknik Universitas Pattimura,


ISSN : 2620-3995 72
Seminar Nasional “Archipelago Engineering” (ALE) 2018
Ambon, 26 April 2018

Ketahanan korosi terhadap larutan garam yang


disemprotkan pada pelat yang dilapisi cat
dianalisa dengan membandingkan material pelat
satu dengan pelat lainnya yang telah diberi DAFTAR PUSTAKA
perlakuan berbeda-beda tergantung suhu dan
Anonim, 2004. Standard Practice for Laboratory
waktu tunggu pengecatan. Hasil perhitungan
Immersion Corrosion Testing of Metal.
disajikan didalam Gambar 2. Terlihat bahwa
United States of America: ASTM G31-72.
spesimen a, b, c, dan d yang merupakan material
yang mendapat perlakuan pengecatan mempunyai Bayuseno, A.P. 2009. Analisa Laju Korosi pada
laju korosi dibawah nilai 20 MPY yang berarti Baja untuk Material Kapal dengan dan
nilai tersebut masih dapat dikatakan baik. Akan Tanpa Perlindungan Cat. Jurnal Rotasi
tetapi material yang diberi perlakuan pada suhu Vol. 11, No. 3
dan waktu tunggu minim memiliki nilai yang Fontana, and Mars Guy. 1987. Corrosion
paling besar sehingga memiliki laju korosi yang Engineering. International edition. Mc.
tinggi dibandingkan dengan yang lainnya.
Graw Hill Inc.
Ø Pengujian daya lekat cat, kesemua cat Kenneth R. Trethewey, and John Chamberlain.
menunjukkan daya lekat yang baik terhadap
1991. Korosi untuk Mahasiswa dan
pelat yang dilindunginya. Namun cat dengan Rekayasawan. Terjemahan Alex Tri
suhu 240 dan waktu tunggu pelapisan 1 jam Kantjono Widodo. PT. Gramedia Pustaka
kurang baik daya lekatnya. Untuk cat dengan
Utama. Jakarta
suhu 240 dan waktu tunggu pelapisan 1 jam
kerusakan catnya hingga 30%. Van Vlack, and H. Lawrence. 1994. Ilmu dan
Teknologi Bahan (Ilmu Baja dan Bukan
KESIMPULAN Baja., 5th ed. PT. Erlangga
Ø Material yang dicat dalam keadaan suhu Zdunek, A.D., et al. 1995. Inspection and
rendah (240) dan waktu tunggu pelapisan 1 Evaluation of Protective Coatings by Visual
jam pada pengujian immersion test larutan Imaging Techniques. Northwestern
HCl 1,5M memiliki laju korosi lebih tinggi University
dibandingkan dengan suhu dan waktu tunggu
yang lain.
Ø Material yang dicat dalam keadan suhu

rendah (240) dan waktu tunggu pelapisan 1

jam pada pengujian penyemprotan garam
memiliki laju korosi lebih tinggi
dibandingkan dengan suhu dan waktu tunggu
yang lain.
Ø Semakin tinggi suhu yang digunakan dan
semakin lama waktu tunggu pelapisan pada
proses pengecatan maka hasil yang diperoleh
semakin baik, laju korosi akan semakin kecil
sehingga kapal tidak cepat mengalami
perkaratan.








Fakultas Teknik Universitas Pattimura,


ISSN : 2620-3995 73

Anda mungkin juga menyukai