Teknik Peekapalan
Teknik Peekapalan
STUDI EKSPERIMENTAL LAJU KOROSI PADA KAPAL BAJA
Sonja Treisje A. Lekatompessy1, Gerard R. Latuhihin2
Email: 1Sonja_lekatompessy@yahoo.com
Fakultas Teknik Universitas Pattimura Jl. Ir. Putuhena Poka, Ambon
ABSTRAK
Korosi merupakan perkaratan, sedangkan perkaratan terjadi karena adanya reaksi reduksi- oksidasi. Peristiwa ini biasa
terjadi di dalam pelat kapal sebagai akibat interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam penulisan ini disajikan hasil
penelitian tentang analisa ketahanan korosi pada pelat baja yang biasa dipakai sebagai material kapal dengan mengamati
perubahan massa yang hilang. Pengendalian korosi pelat baja dilakukan dengan melapiskan cat ke dalam permukaan
baja selanjutnya ditempatkan di dalam lingkungan korosif. Penentuan suhu serta waktu tunggu pelapisan cat pada kapal
merupakan fokus penelitan ini, karena produk cat yang seringkali dipakai di dok Perikani memiliki ketentuannya
sendiri. Kemudian analisa ketahanan korosif plat baja dengan suhu dan waktu tunggu yang berbeda-beda meliputi
beberapa pengujian di dalam laboratorium antara lain kekuatan dan daya lekat. Produk cat yang diambil ialah
Internasional, sedangkan variable suhu dan waktu tunggu pengecatan masing-masing 2 yang selanjutnya disimulasikan
pada pelat baja ST-40 dengan ketebalan 8 mm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laju korosi pada plat baja yang
diaplikasikan dengan suhu rendah dan waktu sedikit akan memiliki laju korosi yang cukup tinggi.
standar suhu dan waktu international pada daerah E sell = E kanan – E kiri.
bottom kapal. Tujuan dari penelitian ini ialah Semakin besar harga E sell, berarti semakin
untuk mengetahui bagaimana laju korosi daerah mudah reaksi reduksi-oksidasi tersebut
bottom kapal dengan perlakuan pengecatan berlangsung, demikian juga sebaliknya, semakin
menggunakan cat merk international dan standar kecil harga E sell semakin susah reaksi reduksi-
waktu serta suhunya sesuai dan tidak sesuai oksidasi tersebut berlangsung.
dengan standar pabrik international.
Untuk memperlambat korosi, ada beberapa
cara yang bisa ditempuh, yaitu: pelapisan logam,
KAJIAN TEORI DAN METODE
pengecatan, perlindungan katodik, dan
Peristiwa korosi adalah perkaratan. Sedangkan
memperkecil katalisator dalam sistem.
perkaratan terjadi karena adanya reaksi reduksi-
oksidasi. NACE (National Association of Pada dasarnya cat dapat dikelompokan
Corrosion Engineer) mendefinisikan korosi sebagai [The Protective Action of Organic on
sebagai penurunan mutu suatu material (biasanya Steel: A review ]: wahana (vehicle), terdiri dari
baja) atau sifat-sifatnya yang diakibatkan oleh pelarut dan resin cat, yaitu zat cair yang
reaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menjadikan cat memiliki fluiditas dan bila
Trethewey (1988) memberikan definisi korosi mengering atau menguap meninggalkan selaput
sebagai penurunan mutu baja akibat reaksi kering yang padat (dry film); Pigmen yang
elektrokimia dengan lingkungannya [Korosi untuk tersuspensikan dalam wahana. Pigmen
Mahasiswa dan Rekayasawan ]. Secara prinsip mengendalikan laju korosi atau laju difusi
bahwa fenomena korosi hanya akan terjadi jika reaktan-reaktan pada selaput kering (dry film);
memenuhi keempat faktor berikut [Organic Aditif yang mempercepat proses pengeringan atau
Coating Technology]: Anoda, merupakan daerah memungkinkan lapisan cat kering lebih tahan
baja yang mengalami korosi (teroksidasi) ; terhadap lingkungan kerjanya.
Katoda, merupakan daerah baja yang tidak Faktor Suhu dan Waktu pada pelapisan
terkorosi (tereduksi) ;Elektrolit, sebagai media pengecatan berpengaruh terhadap proses
penghantar listrik; Penghubung antara anoda pengeringan cat. Selain Selain sifat-sifat cat
dengan katoda (metallic path). basah, perlu juga diketahui bagaimana cat tersebut
Pada dasarnya semua baja tidak stabil dan dapat mengering sesuai dengan waktu dan
cenderung bereaksi dengan lingkungannya, kualitas yang dikehendaki
dengan membentuk senyawa oksida atau karbonat Rancangan dan prosedur penelitian yang
yang bersifat stabil. Kecenderungan baja untuk dilakukan antara lain : mempersiapkan spesimen
melepaskan elektron pada saat terjadi proses berupa pelat baja ST-40 tebal 8 mm berukuran
reaksi elektro-kimia dalam membentuk korosi, 5x8 cm; cat yang digunakan pada bottom area,
menunjukkan sifat keaktifan dari baja yang menggunakan cat merk Internasional. Proses
bersangkutan. Reaksi reduksi oksidasi adalah jika pengecatan dilakukan sesuai prosedur, yaitu:
ada reaktan yang melepas elektron (spesi ini sebelum pengecatan dimulai terlebih dahulu
mengalami reaksi oksidasi, zatnya sering disebut dilakukan penyiapan permukaan yang bertujuan
reduktor) dan menerima elektron (spesi ini agar cat dapat menempel dengan baik pada
mengalami reaksi reduksi, zatnya sering disebut permukaan baja. Pekerjaan persiapan ini meliputi
oksidator) maka dikatakan reaksi reduksi oksidasi pembersihan secara mekanis (pengamplasan) dan
dapat berlangsung. Tingkat kemudahan/ kesulitan pencucian dengan detergen, yang bertujuan untuk
reaksi reduksi – oksidasi sangat tergantung pada menghilangkan debu, kotoran, minyak, lemak dan
kemudahan dari masing-masing reduktor untuk pengotor lainnya dari baja. Tahap pengecatan
melepas elektronnya dan oksidator dalam selanjutnya dilakukan dengan menggunakan
menerima pasangan elektronnya. Sedangkan metode penyemprotan bertekanan (air spraying)
tingkat kemudahan/kesulitan reaksi reduksi– dengan peralatan utama hand air sprayer dan
oksidasi dapat dilihat dari tingkat energi yang kompresor udara. Pengecatan dilakukan dengan
diperlukan untuk reaksi tersebut. Energi yang tekanan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
muncul dari reaksi ini dilambangkan sebagai namun temperature divariasikan. Pada akhirnya
Potensial Sel standar (E sell), yang secara ketebalan cat hasil pengecatan diukur dengan alat
matematik dapat dituliskan seperti berikut: monimeter. Tiap spesimen diambil 8 titik
E sell = E reduksi – E oksidasi atau pengukuran. Waktu tunggu pelapisan cat untuk