Anda di halaman 1dari 8

Sejarah Perkembangan dan Fungsi Drone

Disusun Oleh :

DIVANI KHAIRUNNISA

F 221 19 044

PRODI S1 ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO
Latar Belakang :

Di zaman yang semakin modern ini menuntun kita semuanya serba canggih termasuk
teknologi. Teknologi yang canggih ini membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaan.
Teknologi canggih yang akan dibahas kali ini adalah drone.

Drone adalah pesawat terbang tanpa awak. Pesawat kecil ini mempunyai bentuk
seperti pesawat terbang atau helikopter ukuran kecil yang dapat dioperasikan tanpa awak
atau autopilot. Untuk menggunakannya, drone mempunyai remote control untuk
mengarahkan saat terbang di udara.

Hal ini yang menjadi alasan banyak digunakannya teknologi drone oleh militer
untuk menyelesaikan misi dengan risiko yang tinggi. Sebagai contoh misalnya operasi
militer dalam penyerangan terhadap petinggi militer Iran, Qasem Soleimani. Pada saat itu
dalam penyerangannya menggunakan teknologi pesawat tanpa awak. Pesawat ini dapat
dikendalikan dari jarak jauh oleh seorang pilot.

Seiring dengan perkembangan, drone dapat digunakan oleh siapa saja termasuk
masyarakat umum. Lebih seringnya drone dapat digunakan untuk merekam video liburan
atau travelling.

Menurut para ahli, definisinya dibagi menjadi 2 macam yaitu combat drone dan drone
untuk mengangkat beban. Combat drone adalah pesawat tanpa awak dengan fungsi
pengintaian, peperangan, dan penyerangan. Fungsi combat drone disesuaikan sehingga
dilengkapi dengan senjata. Sedangkan yang kedua adalah pesawat tanpa awak dengan
fungsi untuk mengangkut suatu benda. Jenis ini biasa melakukan tugas yang cukup berisiko
bagi manusia. Misalnya pengamatan yang dilakukan di tempat yang beradiasi cukup tinggi.
Jenis ini dilengkapi dengan inframerah, GPS, dan komputer atau smartphone yang
terkoneksi.

Sejarah :

Wahana tak berawak, yang dikenal sebagai drone, paling sering dikaitkan dengan serangan udara
dalam peperangan modern, tetapi sejarah mencatatnya jauh sebelum itu.

Gagasan tentang mesin terbang yang dioperasikan dari jarak jauh dikembangkan jauh lebih awal.
Pelopor dari apa yang kita anggap saat ini sebagai wahana tanpa awak tersebut adalah balon
Austria yang digunakan selama pengepungan Venesia pada tahun 1849.

Balon diisi dengan bahan peledak dan diluncurkan dari kapal Austria yang berlabuh di dekat
Venesia. Angin dimaksudkan untuk membawa balon, yang akan dipicu oleh elektromagnetisme
melalui kabel tembaga yang panjang sebagai pengendali.
Karena cuaca yang tidak dapat diprediksi, Beberapa Balon Austria ini berhasil, tetapi sebagian
balon udara malah berbalik dan mengebom Austria sendiri. Peristiwa ini membuat tidak banyak
yang berani menggunakan metode ini, meski peluang berhasilnya besar, namun juga resikonya
yang sulit ditaksir.

Balon udara Austria menjadi prototype pertama pengembangan wahana tanpa awak di Dunia.
meski tidak terlalu sukses, Tetapi idenya tetap cocok untuk pengembangan lebih lanjut.

TIPE DAN KEGUNAAN DRONE :

Berdasarkan fungsi, Drone terdiri dari beberapa jenis. Pertama,GPS Drone. Sesuai
namanya, ini merupakan Drone yang selalu terhubung dengan sinyal GPS dari satelit.
Keistimewaannya, Drone ini bisa kembali ke titik keberangkatan tanpa perlu kita
kendalikan. Drone bisa kembali ke titik awal saat mulai kehabisan baterai atau saat berada
di luar area remote control. Tentunya, terlebih dulu harus memprogram drone ini melalui
komputer sehingga bisa diatur akan berangkat ke area mana dan kembali ke titik
keberangkatannya.

Kedua, Delivery Drone. Drone ini bisa dibilang sebagai troli melayang. Mampu
membawa sejumlah barang untuk menuju tujuan yang sudah ditetapkan tanpa melalui
jalanan. Kemampuan angkat Drone ini berkisar 8-13,6 kg dalam satu kali angkut. Awalnya,
drone ini dirancang oleh perusahaan retail online Amazon untuk mengantarkan barang-
barang yang dipesan. Sebuah keranjang yang didesain khusus terletak di bagian bawah
untuk menampung barang. Kini, Delivery Drone juga banyak dimanfaatkan pihak militer
untuk mengirim logistik ke area yang sulit dijangkau. Bisa juga digunakan untuk mengirim
obat-obatan dan bahan penting lainnya ke daerah yang terkena bencana.

Ketiga, Photography Drone. Drone ini memang didesain untuk mengambil foto.
Ukurannya tidak terlalu besar, tapi cukup untuk membawa kamera digital, plus sejumlah
pelindung di sekitar lensa agar aman dari kondisi cuaca maupun kotoran. Alat kendalinya
pun  selalu dilengkapi dengan satu tombol khusus yang terkoneksi dengan shutter di
kamera yang menggantung di bawah drone. Drone ini juga dilengkapi dengan wifi,
sehingga kamu bisa melihat secara langsung objek sebelum menjadikannya sebuah foto.
Keempat, Racing Drone. Drone ini bentuknya didesain ramping tapi mampu bertahan
menghadapi tekanan angin saat berada di atas. Karena dipakai untuk balapan, drone ini
lebih mengutamakan kecepatan. Tak heran jika kecepatan drone ini bisa mencapai 70-80
km/jam. Butuh mesin yang tidak biasa untuk bisa menjadikan drone ini bisa dipakai di
arena balapan. Agar tidak terjadi bentrokan, setiap drone dipastikan punya frekuensi sinyal
yang berbeda.

Kelima, Endurance Drone. Pernah lihat video dari angle yang sangat tinggi,
kemungkinan itu menggunakan Endurance Drone. Karena drone ini bisa mencapai ribuan
meter dari permukaan tanah. Drone ini pun bisa dipakai selama berjam-jam. Jenis ini
umum dipakai oleh militer atau lembaga lain yang butuh memetakan sebuah wilayah yang
luas. Tidak sembarang orang bisa menerbangkan drone ini. Karena hanya mereka yang
memiliki izin saja yang bisa menerbangkan sesuatu hingga lebih dari 400 kaki di atas
permukaan laut.

Keenam, Ready to Fly atau RTF Drone. Anda tak akan banyak menemukan
kesulitan untuk menerbangkan drone ini. Keluarkan dari dalam boks, charge baterai
sampai penuh, dan Anda pun bisa segera menerbangkannya. Mengendalikan RTF drone
pun relatif mudah, karena memang dirancang untuk para pemula. Bentuknya cenderung
mirip dengan Quadcopter dalam ukuran kecil sehingga memudahkan mereka yang baru
belajar mengendalikan drone.

Ketujuh, Trick Drone. Jika Anda sudah mulai bisa mengendalikan RTF drone, kini
saatnya mencoba jenis Trick Drone. Jenis ini tidak hanya bisa diajak naik-turun atau belok
kanan-kiri saja. Tapi bisa melakukan sejumlah trik seperti berputar ke atas dan manuver-
manuver menarik lainnya. Ukurannya tak terlalu besar, panjangnya sekitar 26 cm saja.
Beratnya pun hanya beberapa puluh gram. Dilengkapi dengan alat kendali yang cukup user
friendly bagi para pemula di dunia drone. Umumnya sudah dilengkapi dengan kamera
kecil. Tapi kualitas rekamannya belum HD.

Kedelapan, Drone Militer. Sesuai dengan namanya, fungsi drone adalah untuk
kepentingan bidang militer. Jenis drone yang populer pada drone militer ini ialah UAV
Predator dan juga Reaper. Indonesia pun memiliki drone militer, seperti Puna Wulung,
Puna Pelatuk, Puna Sriti, Puna Gagak serta Puna Alap-alap.

Kesepuluh, Drone Konsumer. Jenis dari drone konsumer ini sering digunakan
sebagai hobi para pengguna ataupun bisa dijadikan untuk pembuatan sebuah video
maupun fotografi. Karena fungsinya yang sering digunakan untuk memenuhi hobi, maka
drone ini pun dilengkapi dengan kamera yang memiliki resolusi tinggi. Beberapa drone
yang biasa digunakan sebagai drone konsumer ialah DJI Mavic Pro, GoPro Karma serta DJI
Phantom.

Kesebelas, Drone Profesional. Sama seperti drone konsumer, drone ini pun biasa
digunakan sebagai alat untuk produksi sebuah video ataupun project. Sehingga kamera
yang dimiliki pada drone ini tentu saja lebih baik daripada drone konsumer. Drone ini pun
termasuk dalam jenis Quadcopter atau drone yang memiliki 4 baling-baling. Salah satu
drone profesional yang sering digunakan ialah DJI Inspire series, baik itu Inspire 1, Inspire
1 Pro atau Raw, serta Inspire 2.

Keduabelas, Drone Industrial. Drone jenis ini merupakan tingkat lanjutan dari
drone profesional. Karena merupakan jenis drone lanjutan maka baling-baling yang
dimiliki pun cukup banyak atau biasa disebut sebagai konfigurasi multirotor. Drone jenis
ini pun sering digunakan untuk industri film besar ataupun bisa digunakan pada bidang
pertanian. Drone yang digunakan pada bidang pertanian bukan untuk merekam lahan
pertanian yang ada loh, melainkan untuk membantu menyemprotkan pestisida ataupun
pupuk. Contoh drone yang biasa digunakan sebagai drone industrial ialah Yamaha Rmax,
DJI MG1, Alta 8 Pro serta DJI Matrice 600. (*dari berbagai sumber)

MANFAAT SERTA KEGUNAAN DRONE DALAM ARSITEKTUR :


Beberapa negara UE, termasuk Republik Ceko, Prancis, Jerman, Irlandia, Italia,
Belanda, Norwegia, Rumania, dan Swedia, juga memiliki peraturan nasional, sementara
banyak lainnya masih belum mengatasi masalah ini. Dalam semua kasus di mana peraturan
ada, drone harus terbang dalam garis pandang visual, pada ketinggian kurang dari 500
kaki, dan dengan massa take-off maksimum kurang dari 25 kilogram.
Kemungkinan untuk drone drone dengan kamera high-definition, pemindai
inframerah dan sensor termal memungkinkan untuk mengumpulkan data penting yang
dapat mempengaruhi proyek sedini fase desain. Mereka dapat mensurvei situs, memeriksa
kualitas konstruksi dan memotret bangunan yang sudah selesai, dengan kemampuan yang
lebih kuat di mata berkat peningkatan dalam masa pakai baterai dan fitur lainnya. Namun,
penggunaan drone membutuhkan investasi dalam sumber daya dan pelatihan, sehingga
banyak di antara perusahaan arsitektur yang menggunakan drone memilih untuk
mempekerjakan spesialis drone pihak ketiga.
AECOM baru-baru ini menerima izin untuk penggunaan drone dalam operasi
komersial. Paul Clarke, Direktur Teknis Infrastruktur Cerdas di AECOM menjelaskan cara
perusahaan menggunakan drone: “Drone mengurangi kebutuhan untuk menempatkan staf
dan sumber daya dalam posisi berisiko, memungkinkan pengulangan ke survei,
pemeriksaan dan penilaian, dan menawarkan cara yang cepat dan ekonomis untuk
memperoleh data. Kami mampu memotret video 4k atau HD, 16MP foto dan dapat
mencapai akurasi ± 40mm dari data fotogrametri. ”

Perusahaan San Fransisco lainnya, Arsitek Lanskap Antonia Bava, menggunakan


drone secara internal untuk membuat rencana induk bertahap untuk proyek desain
perumahan. Untuk proyek mereka di Sonoma County, para arsitek menggunakan orbital,
pengukuran referensi dan foto untuk mendapatkan wawasan tentang detail properti.
Mereka memproses bahan di DroneDeploy (Drone & UAV Mapping Software) melalui
proses yang sangat cepat.

Saat menggunakan citra satelit untuk perencanaan situs umum di antara para
arsitek, visual ini sering tersedia dalam resolusi rendah dan menghasilkan data yang
kurang akurat. Data yang dikumpulkan oleh drone benar-benar dapat menghilangkan
kebutuhan untuk menyewa surveyor tanah untuk membuat survei topografi. Sebagai
gantinya, arsitek dapat menggunakan informasi ini untuk membuat model 3D yang akurat
dari medan dan situs dan mengimpornya secara langsung ke dalam perancangan dan
pemodelan perangkat lunak seperti Rhino.
KESIMPULAN

Drone adalah pesawat terbang tanpa awak. Pesawat kecil ini mempunyai bentuk
seperti pesawat terbang atau helikopter ukuran kecil yang dapat dioperasikan tanpa awak
atau autopilot. Untuk menggunakannya, drone mempunyai remote control untuk
mengarahkan saat terbang di udara.

Hal ini yang menjadi alasan banyak digunakannya teknologi drone oleh militer
untuk menyelesaikan misi dengan risiko yang tinggi. Sebagai contoh misalnya operasi
militer dalam penyerangan terhadap petinggi militer Iran, Qasem Soleimani. Pada saat itu
dalam penyerangannya menggunakan teknologi pesawat tanpa awak. Pesawat ini dapat
dikendalikan dari jarak jauh oleh seorang pilot.

Seiring dengan perkembangan, drone dapat digunakan oleh siapa saja termasuk
masyarakat umum. Lebih seringnya drone dapat digunakan untuk merekam video liburan
atau travelling.

Dalam Arsitektur, drone dengan kamera high-definition, pemindai inframerah dan


sensor termal memungkinkan untuk mengumpulkan data penting yang dapat
mempengaruhi proyek sedini fase desain. Mereka dapat mensurvei situs, memeriksa
kualitas konstruksi dan memotret bangunan yang sudah selesai, dengan kemampuan yang
lebih kuat di mata berkat peningkatan dalam masa pakai baterai dan fitur lainnya. Namun,
penggunaan drone membutuhkan investasi dalam sumber daya dan pelatihan, sehingga
banyak di antara perusahaan arsitektur yang menggunakan drone memilih untuk
mempekerjakan spesialis drone pihak ketiga.

Kelemahan drone ialah, visual ini sering tersedia dalam resolusi rendah dan
menghasilkan data yang kurang akurat. Data yang dikumpulkan oleh drone benar-benar
dapat menghilangkan kebutuhan untuk menyewa surveyor tanah untuk membuat survei
topografi. Sebagai gantinya, arsitek dapat menggunakan informasi ini untuk membuat
model 3D yang akurat dari medan dan situs dan mengimpornya secara langsung ke dalam
perancangan dan pemodelan perangkat lunak seperti Rhino.
DAFTAR PUSTAKA

https://liupurnomo.com/pengertian-dan-sejarah-perkembangan-drone/

(Written by Liu Purnomo Posted on Oktober 6, 2020)

https://nagitec.com/mengenal-jenis-dan-fungsi-drone/

https://www.liputan6.com/tekno/read/3906118/drone-adalah-unmanned-aerial-vehicle-
berikut-ini-macam-macam-dan-fungsinya

( 28 February 2019)

https://ind.architecturaldesignschool.com/how-drones-can-be-used-architecture-60154

(2021-11-11)

Anda mungkin juga menyukai