Anda di halaman 1dari 11

43 Potensi Pemanfaatan Limbah Cair...

(Sally, dkk)

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU MENJADI BIOGAS


UNTUK SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI PROVINSI BANTEN
Sally, Yessica Putri Budianto, Meutia Wafa’ K. Hakim, Warsono El Kiyat*
Departemen, Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Ilmu Hayati, Universitas Surya
Email : warsono.el.kiyat@gmail.com

ABSTRACT
Tofu is one of the most produced and consumed foods in Indonesia as a source of
protein. Currently, most of the tofu producers in Indonesia are home industries with
simple production equipment, especially in Banten. Tofu production mostly produces
solid and liquid wastes. However, liquid waste contains high protein and amino acids
that can pollute the environment if it is not treated properly. It is due to this waste has
a high BOD, COD and TSS value. Therefore, the right method is needed in utilizing tofu
liquid waste by tofu producers in Indonesia by biogas production. Biogas from liquid
waste can be produced as methane or hydrogen. Tofu waste based biogas provided
benefits from various aspects, such as environmental, economic, social and health
aspects. On the other hand, tofu waste production can be one of the efforts to achieve
the Sustainable Development Goals (SDGs) in Banten. It can be implemented to achieve
clean water and sanitation points, as well as affordable and clean energy sources.

Keywords: biogas, hydrogen, methane, sustainable development goals,


tofu liquid waste

PENDAHULUAN umumnya, sesuai dengan regulasi yang


berlaku di Indonesia. Hal ini sangat
Tahu adalah salah satu produk pangan
berpengaruh terhadap pelaksanaan
yang merupakan produk olahan dari
produksi di pabrik tersebut, baik dari segi
kacang kedelai yang dibuat dengan cara
higiene, sanitasi, maupun penanganan
pemekatan protein kedelai. Tahu banyak
limbah pabrik. Beberapa produsen limbah
dikonsumsi di Indonesia sebagai lauk yang
tahu yang kurang bertanggung jawab
mengandung protein tinggi. Selain itu, tahu
terhadap limbah ini sering membuang
juga merupakan sumber protein subtitusi
limbahnya dengan tidak benar, sehingga
bagi orang yang tidak mengonsumsi
menimbulkan kerugian bagi masyarakat
produk hewani (vegetarian/vegan).
yang tinggal di sekitar pabrik. Limbah
Konsumsi tahu di Indonesia pada tahun
pabrik tahu ini dapat berbentuk padat
2015 yaitu 7,49 kg/kapita, yang
seperti ampas kedelai, sementara limbah
menunjukkan adanya kenaikan dari tahun
cair dari pabrik tahu biasanya merupakan
2012 (Wahyuningsih, 2016). Hal ini
air bekas mencuci, merendam, dan
menyebabkan industri tahu berskala kecil
merebus kacang kedelai. Limbah cair dari
sekitar 1,47% (Kemenperin, 2016).
pabrik tahu ini mengandung senyawa
Kenaikan jumlah industri tahu ini
organik seperti protein, karbohidrat, dan
menyebabkan akumulasi limbah
lemak, sehingga apabila dibuang ke dalam
mengalami peningkatan.
sungai atau danau, maka airnya menjadi
Sementara itu, produsen tahu di tercemar (Said et al., 2015). Pencemaran
Indonesia kebanyakan merupakan pabrik ini akan berdampak buruk bagi kesehatan
kecil dan sedang serta belum memenuhi masyarakat yang menggunakan air dari
persyaratan dan ketentuan pabrik pada sumber tersebut.
AGROINTEK Volume 13, No. 1 Maret 2019 44

Jumlah pabrik tahu di Indonesia cukup Sumber data yang digunakan pada kajian
banyak, yaitu sekitar 84.000 pabrik tahu ini merupakan data sekunder yang
berskala kecil dan menengah, serta didapatkan dari publikasi ilmiah seperti
biasanya pabrik-pabrik tahu ini merupakan jurnal, buku maupun media internet. Hasil
usaha milik keluarga (Sadzali, 2010). Di dari studi literatur diperoleh sebanyak 32
Kota Tangerang sendiri, limbah pabrik judul literatur yang digunakan untuk
tahu belum dapat ditangani dengan baik, pelaksanaan kajian. Data yang diperoleh,
sehingga menimbulkan pencemaran kemudian dianalisis secara deskriptif
lingkungan. Pada Maret 2017, terdapat (Rianti et al., 2018), dengan cara
kasus limbah pabrik tahu yang mencemari memaparkan dan membandingkan hasil-
Sungai Cisadane, yang terjadi akibat tidak hasil penelitian eksternal terkait potensi
adanya penanganan limbah yang layak dan pemanfaatan limbah cair tahu. Adapun alur
sesuai dengan standar pabrik di Indonesia. studi literatur yang digunakan, disajikan
Banyaknya pabrik tahu yang bertempat di pada Gambar 1.
tepi sungai, ditambah dengan tidak adanya
Identifikasi permasalahan industri tahu
penanganan limbah di sekitarnya dapat
mengotori Sungai Cisadane. Air sungai ini
menjadi sangat pekat, berwarna putih, dan Identifikasi potensi limbah cair tahu
di seluruh badan sungai meghasilkan bau
yang tidak sedap. Tentunya hal ini sangat
merugikan masyarakat serta menurunkan Pengumpulan referensi pemanfaatan
kelestarian lingkungan (Tangerang Pos, limbah cair tahu menjadi biogas
2017).
Permasalahan limbah ini membuat
banyak pihak memanfaatkan limbah cair Analisis data
pabrik tahu untuk diolah menjadi berbagai
produk yang berguna, sehingga dapat
mengurangi risiko pencemaran. Limbah Penyusunan artikel
tahu juga dapat dimanfaatkan menjadi
beberapa jenis produk, salah satunya yaitu
bahan bakar biogas. Biogas ini tentunya Pengambilan kesimpulan
akan berguna bagi masyarakat, terutama di
daerah pedesaan, yaitu sebagai sumber Gambar 1. Alur Studi Literatur
bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Dengan begitu, limbah air dari pabrik tahu
dapat dibuang dengan aman dan secara HASIL DAN PEMBAHASAN
bersamaan menghasilkan produk yang Limbah Cair Tahu
bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Limbah cair tahu merupakan sisa air
METODE pembuatan tahu yang tidak menggumpal,
sehingga menghasilkan air yang kental dan
Metode yang digunakan dalam kajian keruh, berwarna kekuningan, dan
ini yaitu studi literatur. Metode ini menghasilkan bau tidak sedap (Nohong,
dilakukan dengan cara mengkaji 2010). Limbah cair dapat berasal dari
pemanfaatan limbah cair tahu dan perendaman dan pencucian kedelai,
potensinya untuk diolah menjadi biogas, pencucian alat produksi, penyaringan, dan
yang dapat diaplikasikan pada skala pengepresan atau pencetakkan tahu
industri rumah tangga di Provinsi Banten. (Arifin, 2012). Walaupun limbah cair tahu
45 Potensi Pemanfaatan Limbah Cair...(Sally, dkk)

dianggap sebagai by product pembuatan Biogas


tahu yang tidak lagi berguna, namun Biogas adalah gas yang terbentuk dari
limbah cair tahu sebenarnya kaya akan penguraian bahan organik dalam keadaan
kandungan bahan organik seperti protein anaerobik (Wahyuni, 2011). Komposisi
dan asam amino. Di sisi lain, bahan organik biogas terdiri dari: 50-80% metana, CO2,
ini dapat mencemari lingkungan, karena H2S dan sedikit air, yang dapat dijadikan
mengandung biochemical oxygen demand sebagai pengganti minyak tanah atau
(BOD), chemical oxygen demand (COD), liquefied petroleum gas (LPG) (BPPT,
dan total suspended solid (TTS) yang 1997). Pada proses pembuatan biogas,
tinggi (Husin, 2003). Selain mengandung dibutuhkan rangkaian alat berupa alat
bahan organik, limbah cair tahu juga pencerna (digester), lubang masuk bahan
mengandung beberapa jenis gas, seperti: baku, lubang pengeluaran lumpur (slurry)
oksigen (O2), hidrogen sulfida (H2S), hasil pencernaan, dan pipa untuk
amonia (NH3), karbondioksida (CO2), dan mengalirkan biogas yang dihasilkan
metana (CH4). Gas metana, hidrogen langsung ke kompor maupun untuk
sulfida, dan karbon dioksida dari limbah penerangan. Pada digester, terdapat bakteri
tahu ini berpotensi untuk dimanfaatkan metana yang mencerna bahan organik
kembali menjadi biogas (Ridhuan, 2012). secara anaerob untuk menghasilkan biogas,
yang selanjutnya dialirkan melalui pipa.
Kandungan lain yang cukup tinggi
Proses anerob untuk menghasilkan biogas
dalam limbah cair tahu yaitu nitrogen (N),
ini dapat dijelaskan dalam 4 tahapan,
fosfor (P), dan kalium (K) yang berturut-
yakni: hidrolisis, pembentukan asam,
turut mencapai 43,37 mg/L, 114,36 mg/L
pembentukan asetat dan pembentukan
dan 223 mg/L (Kusumawati et al., 2015).
metana (Subekti, 2011). Adapun
Kandungan N, P, dan K yang tinggi ini
keuntungan menggunakan biogas
merupakan ancaman bagi lingkungan
sekitar, karena dapat menyebabkan dibandingkan bahan bakar lainnya adalah:
eutrofikasi yang berujung pada algae 1. Membantu memperlambat pemanasan
blooming (Widyastuti et al., 2015). global dengan menurunkan emisi gas
Adapun solusi pemanfaatan yang dapat rumah kaca seperti CO2.
digunakan dengan adanya kandungan N, P, 2. Memanfaatkan dan mengurangi limbah
dan K yaitu dengan diolah menjadi pupuk seperti kotoran hewan maupun limbah
organik (Siswoyo dan Hermana, 2017). hasil industri pangan.
3. Mewujudkan adanya bahan bakar yang
Industri Rumah Tangga Pangan
ramah lingkungan.
Industri rumah tangga pangan adalah 4. Menghemat biaya yang dikeluarkan
unit usaha dengan pekerja 1-4 orang yang untuk membeli bahan bakar bagi para
pelaksanaannya berlangsung di rumah, peternak ataupun pemilik industri yang
dengan peralatan produksi pangan yang menghasilkan limbah yang dapat
masih bersifat manual atau semi otomatis dimanfaatkan menjadi biogas.
(BPS, 2014). Pada umumnya, proses
produksi dan manajemen dalam industri Sumber penghasil biogas yang paling
rumah tangga masih sangat sederhana dan umum berasal dari kotoran hewan seperti
tradisional. Pengembangan industri rumah sapi yang mengandung banyak bakteri
tangga terus dilakukan, karena industri ini penghasil gas metana dalam perutnya
mendayagunakan masyarakat sekitar dan (Franthena, 2015). Selain dari kotoran sapi,
biasanya memanfaatkan sumber daya alam sumber potensial lainnya adalah limbah
lokal (Kuncoro dan Widjajanto, 2001). cair tahu yang mengandung banyak bahan
AGROINTEK Volume 13, No. 1 Maret 2019 46

organik. Apabila bahan organik tersebut 8. Decent work and economy growth
diuraikan dengan benar, dapat (Pekerjaan yang pantas dan
menghasilkan gas metana dan karbon pertumbuhan ekonomi),
dioksida sebagai bahan dasar pembuatan 9. Industry, innovation and
biogas. Menurut penelitian Ridhuan infrastructure (Industri, Inovasi dan
(2012), hasil konversi bahan organik Infrastruktur),
menjadi gas metana dalam limbah cair tahu 10. Reduced inequalities (Pengurangan
mencapai 50% sehingga limbah cair tahu ketidaksetaraan),
merupakan sumber yang potensial untuk 11. Sustainable cities and communities
dimanfaatkan menjadi biogas. Terdapat (Kota-kota dan komunitas yang
berbagai penelitian yang telah mencoba berkelanjutan),
memanfaatkan limbah cair tahu menjadi 12. Responsible consumption and
biogas (Subekti, 2011; Ridhuan, 2012; production (Konsumsi dan produksi
Shaffitri et al., 2015). Dengan adanya yang bertanggung jawab),
penelitian-penelitian tersebut, limbah cair 13. Climate action (Iklim),
tahu terbukti memiliki potensi untuk diolah 14. Life below water (Kehidupan di bawah
menjadi biogas, guna mengurangi air),
pencemaran lingkungan dan menjaga 15. Life on land (Kehidupan di darat),
sanitasi air. 16. Peace, ustice and strong Institution
(Perdamaian, keadilan dan institusi
Sustainable Development Goals yang kuat), dan
Sustainable Development Goals 17. Partnership for the goals (Kerja sama
adalah serangkaian himbauan yang untuk mencapai SDGs).
menyuarakan berbagai aksi seperti Apabila semua poin dalam SDGs
pemberantasan kemiskinan, menjaga dapat dilakukan dengan baik, maka
lingkungan planet bumi, dan memastikan diharapkan terjadi peningkatan kualitas
semua manusia menikmati hidup yang hidup secara berkelanjutan, khususnya
sejahtera dan damai (UNDP, 2012). bagi generasi masa depan. Indonesia
Himbauan yang terdiri atas 17 poin ini merupakan salah satu negara yang
pertama kali dirumuskan pada Konferensi tergabung dalam PBB juga berkomitmen
PBB di Rio de Jainero pada tahun 2012. untuk melakukan 17 poin ini. Sejak tahun
Dengan tujuan ingin menyelesaikan 1970-2010, Indonesia merupakan salah
masalah mendesak seputar lingkungan, satu dari 10 negara terbaik dalam
politik, dan ekonomi, maka dirumuskanlah peningkatan indeks pengembangan
ketujuh belas poin tersebut seperti: manusia (Human Development Index).
Salah satu sektor di Indonesia yang
1. No poverty (Tidak ada kemiskinan) mengalami perbaikan adalah menurunnya
2. Zero hunger (Tidak ada kelaparan) tingkat kemiskinan dari 19% menjadi 11%
3. Good health and well being (Kesehatan dalam rentang waktu tahun 2000-2015
yang baik) (UNDP, 2015). Terlepas dari pencapaian
4. Quality education (Pendidikan yang Indonesia, negara ini juga masih
berkualitas), menghadapi berbagai persoalan seperti
5. Gender equality (Kesetaraan gender), kerusakan lingkungan dan perubahan
6. Clean water and sanitation (Air bersih iklim. Permasalahan ini sangat berdampak
dan Sanitasi), bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia
7. Affordable and clean energy (Energi karena sebagian besar sektor ekonomi di
yang terjangkau dan bersih), Indonesia mengandalkan sumber daya
alam. Sayangnya, hal ini berbanding lurus
47 Potensi Pemanfaatan Limbah Cair...(Sally, dkk)

dengan kekayaan alam yang dimiliki, energi terbarukan sehingga mengurangi


Indonesia merupakan salah satu penghasil penggunaan bahan bakar fosil,
gas rumah kaca tertinggi di dunia serta minimalisasi, efek rumah kaca dan
memiliki laju deforestasi yang tinggi. pencemaran lingkungan sehingga
memberikan dampak yang baik terhadap
Faktor energi juga berpengaruh pada lingkungan, serta meningkatkan nilai
keberlanjutan dunia. Sebagian besar, ekonomi dari limbah tersebut (Subekti,
energi didapatkan dari bahan bakar fosil, 2011).
yang digunakan untuk keperluan utilitas
listrik. Ditambah lagi, selain merupakan Gas metana (CH4) merupakan gas
sumber daya yang tidak dapat yang tidak berbau dan berwarna, namun
diperbaharui, bahan bakar fosil juga sangat beracun dan mudah terbakar sehingga
tidak ramah lingkungan. Energi merupakan dapat membahayakan keselamatan
kontributor dominan dalam terjadinya manusia (Kaswinarni, 2007). Fermentasi
perubahan iklim, yaitu dengan metana biasanya terdiri atas dua tahapan
menyumbang sekitar 60% dari gas rumah yakni pembentukan asam dengan
kaca secara global (UNDP, 2015). mikroorganisme acidogen, lalu dilanjutkan
pembentukan metana oleh mikroorganisme
Produksi Gas Metana (CH4) metanogen (Zhu et al., 2002). Produksi
Produksi biogas merupakan salah satu CH4 yang dibuat dari LCT memanfaatkan
alternatif yang dapat dilakukan untuk bakteri methanogen, yakni bakteri yang
mengolah limbah dengan kadar bahan menghasilkan metana dalam jumlah
organik yang tinggi, dan merupakan salah banyak sebagai produk samping
satu pendekatan terhadap pencapaian poin metabolisme energi, yakni hingga 60%
nomor 7 dalam SDGs yakni energi yang (Ridhuan, 2012; Whitman et al., 2014).
terjangkau dan bersih. Sebenarnya, Ciri lain dari bakteri metanogen adalah
implementasi produksi biogas skala merupakan bakteri anaerob, serta tergolong
rumahan telah dilakukan di Indonesia, dalam Archaebacteria. Adapun substrat
seperti yang diinisiasi oleh BIRU (Biogas utama dalam pembuatan CH4 adalah H2
Rumah) yang telah membangun hingga 20 dan CO2, format, dan asetat.
ribu unit di seluruh Indonesia. Akan tetapi, Dalam memanfaatkan
reaktor yang dihasilkan lebih berfokus mikroorganisme anaerobik dari limbah,
pada pembuatan biogas dari kotoran cair, terdapat beberapa jenis reaktor dan
ternak, bukan LCT sehingga dibutuhkan metode yang dapat digunakan seperti up
aplikasi reaktor biogas yang dibuat dari flow an-up flow anaerobic filter process
LCT. (UAFP), up flow anaerobic sludge blanket
(UASB), anaerobic attached-film
Gas yang biasanya diproduksi dari expanded-bed reactor (AAFEB),
LCT adalah gas metana (CH4) mengingat anaerobic fluidized bed reactor (AFBR),
air limbah tahu memiliki kandungan anaerobic mixed microflora under
metana hingga lebih dari 50% maupun thermophilic conditions, dan thermophilic
hidrogen (Zhu et al., 2002; Subekti, 2011). stirred anaerobic (TSA) reactor. Faisal et
Kegiatan produksi biogas dari LCT al. (2016) melakukan penelitian
memberikan beberapa keuntungan, menggunakan reaktor TSA yang
terutama bagi produsen tahu yang sebagian digunakan untuk menghasilkan CH4
besar merupakan industri skala kecil. dengan bantuan bakteri termofilik. Reaktor
Adapun beberapa keuntungan tersebut tersebut menggunakan sistem batch,
mencakup: biogas dapat dijadikan sebagai memiliki pengaduk yang berputar 3 rpm,
AGROINTEK Volume 13, No. 1 Maret 2019 48

serta memiliki jangka suhu 45-55°C. Dari Adapun bahan yang diperlukan adalah 75
hasil pengamatan, didapatkan bahwa liter limbah cair tahu yang akan
penggunaan reaktor yang terbuat dari dimasukkan ke dalam reaktor. Reaktor
alumunium ini berpotensi untuk digunakan yang dihasilkan harus ditutup agar
untuk menghasilkan CH4 yang dapat didapatkan lingkungan anaerob, sehingga
diubah menjadi listrik secara langsung. Hal bakteri metanogen dapat melakukan
ini karena biogas yang dihasilkan fermentasi. Dari hasil penelitian,
mengandung CH4 yang cukup tinggi, yakni didapatkan bahwa biogas baru mulai dapat
79,5% (Faisal et al., 2016). Selain dengan dihasilkan di dalam reaktor pada hari ke-5.
reaktor TSA, terdapat pula anaerobik Proses fermentasi dapat dilanjutkan dan
baffled reactor yang dapat digunakan biogas yang dihasilkan dapat dikumpulkan.
dalam mengolah LCT. Limbah cair Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui
dialirkan secara teratur sehingga bahwa jumlah biogas yang dihasilkan
mengalami kontak dengan lumpur aktif berbanding lurus dengan lama fermentasi
yang terdapat pada dinding-dinding sekat sehingga semakin lama fermentasi
di reaktor (Kaswinarni, 2007). Dapat pula dilakukan, maka semakin banyak pula zat
dilakukan penggabungan dua metode atau biogas yang dapat diproduksi.
lebih untuk memahami lebih dalam terkait
pemanfaatan LCT ini. Penelitian yang Produksi Gas Hidrogen (H2)
dilakukan oleh Setiawan dan Rusdjijati Penggunaan H2 sebagai sumber energi
(2014) menggabungkan metode memiliki beberapa keuntungan jika
peningkatan kualitas produk Taguchi dibandingkan dengan gas metana seperti
dengan penggunaan reaktor UASB untuk nilai termal yang lebih tinggi, memiliki
mengetahui faktor-faktor yang dominan stabilitas pH dengan jangka yang lebih
dalam mempengaruhi pembentukan besar, serta sumber karbon yang
limbah cair tahu sebagai bahan bakar dibutuhkan oleh mikroorganisme
biogas. Dari hasil pengamatan yang penghasil hidrogen bersifat lebih
dianalisis secara statistik, didapatkan bervariasi. Produksi hidrogen dengan
bahwa faktor yang paling mempengaruhi memanfaatkan LCT dapat dilakukan oleh
kualitas gas secara berurutan adalah suhu jenis bakteri yang lebih banyak misalnya
digester, tingkat keasaman limbah cair, bakteri anoksigen fototrof seperti
rasio karbon-nitrogen, serta berat kering Rhodobacter sphaeroides dan R.
limbah. Berdasarkan hasil penelitian, capsulatus maupun bakteri anaerobik
didapatkan bahwa kondisi optimum heterotrof seperti C. butyricum dan
produksi CH4 dapat dicapai apabila suhu Methanobacterium sp. (Zhu et al., 2002).
digester adalah 35°C, pH limbah berada Namun, pembuatan H2 dengan bakteri
pada kisara 6,8, serta dilakukan pengaturan anoksigen fototrof lebih diutamakan
rasio karbon-nitrogen dengan level karena memiliki tingkat konversi substrat
tertinggi (Setiawan dan Rusdjijati, 2014). yang lebih tinggi dan dapat diaplikasikan
Riduan (2012) melakukan penelitian pada limbah dengan kadar zat organik yang
terkait reaktor biogas yang berpotensi sangat tinggi (Zhu et al., 2002; Zheng et al.,
untuk diaplikasikan pada produsen tahu 2010).
berskala kecil dan menengah mengingat Meskipun terdapat beberapa
alat yang digunakan cukup sederhana. Alat keuntungan dari pembuatan H2 berbahan
penghasil biogas yang diteliti terdiri atas dasar LCT, akan tetapi kandungan NH4+
dua bagian yakni reaktor atau pencerna dapat menjadi hambatan bagi bakteri
berkapasitas 90 liter dan wadah pengumpul anoksigen fototrof dalam memproduksi H2.
biogas yang keduanya terbuat dari plastik.
49 Potensi Pemanfaatan Limbah Cair...(Sally, dkk)

Hal ini dipengaruhi oleh NH4+ yang PT. Gintung Sari Jaya, Industri Tahu
menjadi inhibitor nitrogenase, yang Mekarsari, PT. Mitra Boga Segar, PT.
mengkatalis proses reduksi H+ menjadi H2 Tahu Dua Sekawan, PT. Tahu Sari Wangi,
pada kondisi anaerobik tanpa adanya gas dan PT. Usaha Jaya (Kemenperin, 2016).
nitrogen (Koku, 2002). Untuk menghindari Selain ketujuh pabrik tahu skala besar
adanya efek buruk dari NH4+, berbagai tersebut, kebanyakan pabrik tahu berskala
metode terbaru telah dibuat dan kecil dan menengah (skala rumah tangga)
diaplikasikan. Salah satunya adalah dengan tidak terdaftar pada data statistik milik
memfokuskan pada bakteri yang Kemenperin.
digunakan. Zheng (2010) melakukan Perusahan tahu baik perusahaan skala
preparasi Rhodobacter sphaeroides mutan besar maupun skala kecil tidak hanya
yang bersifat glutamin auksotrof. Bakteri menghasilkan produk tahu, namun juga
mutan ini diisolasi dari wild-type R. menghasilkan hasil sampingan berupa
spharoides lalu ditumbuhkan pada media limbah padat dan limbah cair tahu. Limbah
serum pada kondisi anaerobik, selanjutnya cair tahu dapat berasal dari proses
diberikan mutagen berupa etil metana pencucian kedelai, perendaman kedelai,
sulfonat (EMS). Dari hasil pengamatan, penirisan, dan pemisahan padatan dengan
didapatkan bahwa mutan yang dihasilkan cairan tahu. Oleh karena itu, jumlah limbah
secara signifikan dapat menghasilkan cair tahu cukup banyak, dimana jumlahnya
hidrogen hingga dua kali lipat lebih banyak dapat mencapai 94,5% dari total bahan
dibandingkan dengan R. spharoides yang baku (kacang kedelai dan air) yang
ditemukan di alam. digunakan (Said et al., 2015). Limbah cair
Meskipun beberapa teknologi terkait tahu sangat berpotensi dijadikan biogas
produksi gas hidrogen telah dilakukan oleh karena konversi bahan organiknya mampu
berbagai peneliti, akan tetapi aplikasinya menghasilkan sebanyak 50% gas metana
dalam skala industri rumah tangga masih (Ridhuan, 2012).
sangat terbatas. Terlebih, penelitian yang
telah dilakukan masih berskala Analisis Ekonomi Pembuatan Biogas
laboratorium, sehingga diperlukan Berbahan Dasar Limbah Cair Tahu di
penelitian lebih lanjut terkait penerapan Provinsi Banten
produksi biogas pada skala yang lebih Pada bagian awal telah dijelaskan
besar. bahwa alat yang dibutuhkan dalam
pembuatan biogas berupa tangki sebagai
Potensi Bahan Baku Limbah Cair Tahu tempat menyimpan limbah sementara atau
di Banten untuk Pembuatan Biogas disebut juga dengan storage tank, alat
Banten merupakan salah satu provinsi pencerna (digester) dan pipa. Dengan kata
yang memproduksi biji kedelai. Produksi lain, pembuatan biogas tidak
kedelai di Provinsi Banten terus membutuhkan peralatan yang rumit,
meningkat, dimana pada tahun 2014 adalah sehingga masih dapat dilakukan oleh
sebesar 6,38 ribu ton biji kering menjadi industri berskala rumah tangga. Priyadi
7,06 ribu ton biji kering pada tahun 2015 dan Subiyanta (2016) menunjukkan bahwa
(BPS, 2016). Biji kedelai ini dapat diolah biaya investasi yang dibutuhkan untuk
menjadi berbagai produk, salah satunya instalasi biogas, pembelian tanah (20 m2),
adalah untuk memproduksi tahu. Menurut dan generator adalah Rp. 25.000.000
data dari Kemenperin RI, terdapat dengan biaya operasi sebesar Rp.
sebanyak 7 pabrik tahu skala besar di 8.900.000/tahun. Biogas yang dihasilkan
provinsi Banten, yaitu PT. Family Baru, dapat langsung dimanfaatkan untuk
AGROINTEK Volume 13, No. 1 Maret 2019 50

menyalakan lampu petromaks, kompor Manfaat Produksi Biogas Dilihat dari


gas, atau diubah menjadi energi listrik Berbagai Aspek
melalui generator. Dengan daya generator Pembuatan biogas dari limbah cair
sebesar 1.200 watt, dapat dihasilkan energi tahu ini dapat memberikan manfaat dari
listrik sebanyak 28.800 watt/hari (Priyadi berbagai aspek, seperti aspek lingkungan,
dan Subiyanta, 2016). aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek
Salah satu jenis reaktor yang juga kesehatan. Pembuatan biogas dari limbah
telah diterapkan oleh produsen tahu di cair tahu ini dapat digunakan sebagai
Boyolali adalah fixed dome anaerobic pengolahan limbah alami yang dapat
reactor yang memanfaatkan proses menyelesaikan masalah limbah cair tahu
anaerobik mikroorganisme (Faisal et al., yang jumlahnya cukup banyak. Hal ini
2016). Limbah cair tahu yang dihasilkan dapat membuat jumlah limbah cair tahu
dari pabrik dengan kapasitas 600 kg setiap yang dibuang menjadi berkurang dan
harinya disimpan selama sekitar tiga jam di lingkungan menjadi lebih bersih dan
dalam tangki penyimpanan dengan volume nyaman. Pembuatan biogas ini juga dapat
yang berukuran 0,77 m3, lalu dialirkan ke mengurangi permasalahan lingkungan,
reaktor dengan volume 30 m3 dan seperti mengurangi polusi udara, polusi
didiamkan selama 6 hari sebelum akhirnya tanah, dan pemanasan global. Selain itu,
limbah sisa yang tidak menghasilkan biogas memiliki banyak manfaat dan dapat
biogas akan dibuang ke sungai. Hasil digunakan sebagai pengganti energi.
penelitian oleh Kaswinarni (2007) Energi alternatif berupa biogas ini
menunjukkan bahwa biaya operasional memiliki harga yang lebih murah
sekitar Rp. 60.000/bulan, biaya dibandingkan dengan energi lainnya
operasional/m3 limbah/bulan Rp. 12.000 seperti BBM dan LPG. Biogas ini memiliki
dan beban biaya bangunan IPAL/m3 air harga yang lebih murah karena mampu
limbah sekitar Rp. 5.000.000 dengan biaya menghasilkan energi yang dapat
investasi totalnya adalah sekitar Rp. diperbaharui dan mudah diperbanyak, serta
31.000.000. Sistem penanganan limbah ini biaya modal, proses, dan pemeliharaannya
perlu dilakukan maintenance secara yang ekonomis atau tidak terlalu mahal.
berkala agar hasil pengolahan limbah tetap Biogas dari limbah cair tahu ini dapat
maksimal dan efisien. Dana yang menghemat pengeluaran masyarakat
dikeluarkan oleh masyarakat yang karena memiliki harga yang lebih murah
menggunakan biogas ini tergolong cukup dan tentunya dengan kualitas yang tinggi,
murah. Di Banyumas, masyarakat hanya serta aman karena tidak mudah meledak.
perlu mengeluarkan dana sebesar Rp. Di sisi lain, biogas yang diproduksi akan
15.000/bulan/keluarga sebagai harga untuk menghasilkan energi dan hasil samping
perawatan alat-alat tersebut (Andrianto, berupa pupuk yang dapat meningkatkan
2015). Dengan melihat dari beberapa nilai ekonomis dari limbah cair tahu, yang
contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa pada akhirnya dapat dijual untuk
memungkinkan bagi produsen tahu di meningkatkan pendapatan produsen tahu
Provinsi Banten untuk melakukan tersebut. Hal ini menyebabkan para
pengolahan limbah cair tahu menjadi produsen tahu dapat hidup dengan lebih
biogas, dengan syarat kapasitas minimum sejahtera. Selain itu, pembuatan biogas ini
pabrik adalah sekitar 600 kg. juga dapat memberikan manfaat dalam
aspek kesehatan karena dapat mengurangi
bau yang akan memberikan dampak
negatif bagi kesehatan manusia (Wahyuni,
2011).
51 Potensi Pemanfaatan Limbah Cair...(Sally, dkk)

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Limbah cair dari pabrik tahu Andrianto, A. (2015) Biogas from Tofu
merupakan suatu bahan yang sangat Industry Waste Sustains Energy
berguna untuk pembuatan produk-produk Needs. Tersedia pada:
berbasis energi dan agrikultur. Penggunaan https://nasional.tempo.co/read/6341
limbah cair dari pabrik tahu ini dapat 58/biogas-from-tofu-industry-waste-
menurunkan efek kerusakan lingkungan sustains-energy-needs (Diakses: 29
yang ditimbulkan apabila limbah cair ini November 2018).
dibuang begitu saja. Limbah cair dari Arifin, F. (2012) Uji kemampuan chlorella
pabrik tahu dapat digunakan sebagai bahan sp. sebagai bioremidiator limbah cair
dasar dalam pembuatan biogas, yaitu tahu. UIN Maulana Malik Ibrahim.
sebagai penghasil gas metana serta gas [BPPT] Badan Pengkajian dan Penerapan
hidrogen yang memiliki nilai termal yang Teknologi (1997) Teknologi
tinggi. Produksi biogas dapat memberikan Pengolahan Limbah Tahu-Tempe
berbagai dampak positif apabila ditinjau dengan Proses Biofilter Anaerob dan
dari berbagai aspek seperti aspek ekonomi, Aerob. Tersedia pada:
sosial, lingkungan, dan kesehatan. Dari http://www.enviro.bppt.go.id
hasil pemaparan, pembuatan biogas (Diakses: 14 Oktober 2018).
memungkinkan untuk diaplikasikan oleh [BPS] Badan Pusat Statistik (2014)
produsen tahu yang berada di Indonesia, Perusahaan Industri Pengolahan.
termasuk yang berlokasi di Provinsi Tersedia pada:
Banten. Selain untuk meningkatkan nilai https://www.bps.go.id/subjek/view/i
ekonomi dari limbah cair tahu, hal ini juga d/9#subjekViewTab1 (Diakses: 20
dapat menjadi salah satu upaya dalam November 2018).
pencapaian Sustainable Development [BPS] Badan Pusat Statistik (2016)
Goals, terutama pada poin energi Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai
terjangkau dan bersih.Daging kupang 2015, Berita Resmi Statistik. Jakarta.
merah setelah dilakukan perendaman pada Tersedia pada:
jus semanggi 10%, 20%, 30% dan lama https://banten.bps.go.id/backend/brs
waktu perendaman 60 menit, 90 menit dan _ind/brsInd-20151102144009.pdf.
120 menit diperoleh perlakuan terbaik pada Faisal, M. et al. (2016) “Treatment and
konsentrasi jus semanggi 30% waktu Utilization of industrial Tofu Waste
perendaman 120 menit yang dapat in Indonesia,” Asian Journal of
menurunkan cemaran logam berat pada Chemistry, 28(3), hal. 501–507.
kupang merah yaitu Cu dari 47,49 ppm Franthena, A. (2015) Pemanfaatan Limbah
menjadi 19,86 ppm (turun 58,18%), Pb dari Sekam Padi dan Kotoran Sapi dalam
21,30 ppm menjadi 0,886 ppm (turun Pembuatan Biogas Menggunakan
95,84%), Cr dari 2,33 ppm menjadi 0,758 Alat Anaerobic Biodiegester.
ppm (turun 67,509 %), Cd dari 1,64 ppm Universitas Diponegoro.
menjadi 0,81 ppm (turun 50,67%), Hg dari Husin, A. (2003) Pengolahan Limbah Cair
0,54 ppm menjadi 0,02 ppm (turun Industri Tahu Menggunakan Biji
95,55%). Karakteristik daging kupang Kelor (Moringa oleifera Seeds)
merah setelah dilakukan perendaman Sebagai Koagulan. Medan.
dalam jus semanggi yaitu kadar protein Kaswinarni (2007) Kajian Teknis
9,10%, kadar abu 1,78% dan kadar air dari Pengolahan Limbah Padat dan Cair
84,51% Industri Tahu. Universitas
Diponegoro.
AGROINTEK Volume 13, No. 1 Maret 2019 52

[Kemenperin] Kementerian Perindustrian Said, N. I. et al. (2015) Teknologi


(2016) Perkembangan Jumlah Unit Pengolahan Limbah Tahu-Tempe
Usaha Industri Besar dan Sedang dengan Proses Biofilter Anaerob dan
Indonesia. Tersedia pada: Aerob. Tersedia pada:
http://kemenperin.go.id/statistik/ibs_ http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/A
indikator.php?indikator=1 (Diakses: rtikel/Limbahtt/limbahtt.html
14 Oktober 2018). (Diakses: 29 November 2018).
Koku, H. (2002) “Aspects of the Setiawan, A. dan Rusdjijati, R. (2014)
metabolism of hydrogen production “Peningkatan Kualitas Biogas
by Rhodobacter sphaeroides,” 27, Limbah Cair Tahu dengan Metode
hal. 1315–1329. Taguchi,” in Prosiding SNATIF Ke-
Kuncoro, M. dan Widjajanto, K. (2001) 1. Kudus: Universitas Muria Kudus,
“Analisis Profil dan Masalah Industri hal. 35–40.
Kecil dan Rumah Tangga: Studi Shaffitri, L. R., Syaukat, Y. dan Ekayani,
Kasus di Kabupaten Ngawi, Jawa M. (2015) “Peranan BUMDes dalam
Timur,” Jurnal Ekonomi Pengelolaan Limbah Cair Tahu dan
Pembangunan, 6(1), hal. 33–51. Pemanfaatan Biogas,” Risalah
Kusumawati, K., Muhartini, S. dan KEbijakan Pertanian dan
Rogomulyo, R. (2015) “Pengaruh Lingkungan, 2(2), hal. 137–143.
konsentrasi dan frekuensi pemberian Siswoyo, E. dan Hermana, J. (2017)
limbah tahu terhadap pertumbuhan “Pengaruh Air Limbah Industri Tahu
dan hasil bayam (Amaranthus terhadap Laju Pertumbuhan
tricolor L.) pada media pasir pantai,” Tanaman Bayam Cabut (Amaranthus
Vegetalika, 4(2), hal. 48–62. tricolor),” Jurna Sains dan
Nohong, N. (2010) “Pemanfaatan Limbah Teknololgi Lingkungan, 9(2), hal.
Tahu sebagai Bahan Penyerap 105–113.
Logam Krom , Kadmiun dan Besi Subekti, S. (2011) “Pengolahan limbah cair
Dalam Air Lindi TPA,” Jurnal tahu menjadi biogas sebagai bahan
Pembelajaran Sains, 6(2), hal. 257– bakar alternatif,” in rosiding Seminar
269. Nasional Sains dan Teknologi ke-2.
Priyadi, F. dan Subiyanta, E. (2016) “Studi Semarang: Universitas Wahid
Potensi Biogas dari Kotoran Ternak Hasyim, hal. 61–66.
Sapi sebagai Energi Alternatif untuk Tangerang Pos (2017) Pabrik Tahu Asal
Penerangan,” in Prosiding Elektronik Tangsel, Diduga Cemari Sungai
SNIRT. Cirebon: Universitas Tujuh Cisadane. Tersedia pada:
Belas Agustus 1945 Cirebon. ttps://tangerangpos.com/2017/03/23/
Rianti, A. et al. (2018) “Potensi Ekstrak pabrik-tahu-asal-tangsel-diduga-
Kulit Petai (Parkia speciosa) sebagai cemari-sungai-cisadane/ (Diakses:
Sumber Antioksidan,” Jurnal Dunia 19 November 2018).
Gizi, 1(1), hal. 10–19. [UNDP] United Nations Development
Ridhuan, K. (2012) “Pengolahan Limbah Programme (2012) What are the
Cair Tahu Sebagai Energi Alternatif Sustainable Development Goals?
Biogas yang ramah lingkungan,” Tersedia pada:
TURBO, 1(1), hal. 1–9. http://www.undp.org/content/undp/e
Sadzali, I. (2010) “Potensi limbah tahu n/home/sustainable-development-
sebagai biogas,” Jurnal UI untuk goals.html. (Diakses: 20 November
Bangsa Seri Kesehatan, Sains, dan 2018).
Teknologi, 1(2), hal. 62–69.
53 Potensi Pemanfaatan Limbah Cair...(Sally, dkk)

[UNDP] United Nations Development Fitoplankton di Waduk Panglima


Programme (2015) About Indonesia. Besar Soedirman Kabupaten
Tersedia pada: Banjarnegara,” Biosfera, 32(1), hal.
http://www.id.undp.org/content/indo 35–41.
nesia/en/home/countryinfo/. Zheng, G. H., Wang, L. dan Kang, Z. H.
(Diakses: 20 November 2018). (2010) “Feasibility of biohydrogen
Wahyuni, S. (2011) Menghasilkan Biogas production from tofu wastewater
dari Aneka Limbah. Jakarta: with glutamine auxotrophic mutant
Agromedia Pustaka. of Rhodobacter sphaeroides,”
Wahyuningsih, S. (2016) “Konsumsi dan Renewable Energy. Elsevier Ltd,
Neraca Penyediaan - Penggunaan 35(12), hal. 2910–2913. doi:
Kedelai,” Buletin Konsumsi Pangan, 10.1016/j.renene.2010.04.030.
7(1), hal. 31–42. Zhu, H. et al. (2002) “Hydrogen production
Whitman, W., Bowen, T. dan Boone, D. as a novel process of wastewater
(2014) “The methanogenic bacteria,” treatment — studies on tofu
in Rosenberg, E. et al. (ed.) In The wastewater with entrapped R.
Prokaryotes. Berlin: Springer, hal. sphaeroides and mutagenesis,”
123–163. International Journal of Hydrogen
Widyastuti, E., Sukanto, S. dan Energy, 27(11–12), hal. 1349–1357.
Setyaningrum, N. (2015) “Pengaruh
Limbah Organik terhadap Status
Tropik , Rasio N/P serta Kelimpahan

Anda mungkin juga menyukai