(Sally, dkk)
ABSTRACT
Tofu is one of the most produced and consumed foods in Indonesia as a source of
protein. Currently, most of the tofu producers in Indonesia are home industries with
simple production equipment, especially in Banten. Tofu production mostly produces
solid and liquid wastes. However, liquid waste contains high protein and amino acids
that can pollute the environment if it is not treated properly. It is due to this waste has
a high BOD, COD and TSS value. Therefore, the right method is needed in utilizing tofu
liquid waste by tofu producers in Indonesia by biogas production. Biogas from liquid
waste can be produced as methane or hydrogen. Tofu waste based biogas provided
benefits from various aspects, such as environmental, economic, social and health
aspects. On the other hand, tofu waste production can be one of the efforts to achieve
the Sustainable Development Goals (SDGs) in Banten. It can be implemented to achieve
clean water and sanitation points, as well as affordable and clean energy sources.
Jumlah pabrik tahu di Indonesia cukup Sumber data yang digunakan pada kajian
banyak, yaitu sekitar 84.000 pabrik tahu ini merupakan data sekunder yang
berskala kecil dan menengah, serta didapatkan dari publikasi ilmiah seperti
biasanya pabrik-pabrik tahu ini merupakan jurnal, buku maupun media internet. Hasil
usaha milik keluarga (Sadzali, 2010). Di dari studi literatur diperoleh sebanyak 32
Kota Tangerang sendiri, limbah pabrik judul literatur yang digunakan untuk
tahu belum dapat ditangani dengan baik, pelaksanaan kajian. Data yang diperoleh,
sehingga menimbulkan pencemaran kemudian dianalisis secara deskriptif
lingkungan. Pada Maret 2017, terdapat (Rianti et al., 2018), dengan cara
kasus limbah pabrik tahu yang mencemari memaparkan dan membandingkan hasil-
Sungai Cisadane, yang terjadi akibat tidak hasil penelitian eksternal terkait potensi
adanya penanganan limbah yang layak dan pemanfaatan limbah cair tahu. Adapun alur
sesuai dengan standar pabrik di Indonesia. studi literatur yang digunakan, disajikan
Banyaknya pabrik tahu yang bertempat di pada Gambar 1.
tepi sungai, ditambah dengan tidak adanya
Identifikasi permasalahan industri tahu
penanganan limbah di sekitarnya dapat
mengotori Sungai Cisadane. Air sungai ini
menjadi sangat pekat, berwarna putih, dan Identifikasi potensi limbah cair tahu
di seluruh badan sungai meghasilkan bau
yang tidak sedap. Tentunya hal ini sangat
merugikan masyarakat serta menurunkan Pengumpulan referensi pemanfaatan
kelestarian lingkungan (Tangerang Pos, limbah cair tahu menjadi biogas
2017).
Permasalahan limbah ini membuat
banyak pihak memanfaatkan limbah cair Analisis data
pabrik tahu untuk diolah menjadi berbagai
produk yang berguna, sehingga dapat
mengurangi risiko pencemaran. Limbah Penyusunan artikel
tahu juga dapat dimanfaatkan menjadi
beberapa jenis produk, salah satunya yaitu
bahan bakar biogas. Biogas ini tentunya Pengambilan kesimpulan
akan berguna bagi masyarakat, terutama di
daerah pedesaan, yaitu sebagai sumber Gambar 1. Alur Studi Literatur
bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Dengan begitu, limbah air dari pabrik tahu
dapat dibuang dengan aman dan secara HASIL DAN PEMBAHASAN
bersamaan menghasilkan produk yang Limbah Cair Tahu
bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Limbah cair tahu merupakan sisa air
METODE pembuatan tahu yang tidak menggumpal,
sehingga menghasilkan air yang kental dan
Metode yang digunakan dalam kajian keruh, berwarna kekuningan, dan
ini yaitu studi literatur. Metode ini menghasilkan bau tidak sedap (Nohong,
dilakukan dengan cara mengkaji 2010). Limbah cair dapat berasal dari
pemanfaatan limbah cair tahu dan perendaman dan pencucian kedelai,
potensinya untuk diolah menjadi biogas, pencucian alat produksi, penyaringan, dan
yang dapat diaplikasikan pada skala pengepresan atau pencetakkan tahu
industri rumah tangga di Provinsi Banten. (Arifin, 2012). Walaupun limbah cair tahu
45 Potensi Pemanfaatan Limbah Cair...(Sally, dkk)
organik. Apabila bahan organik tersebut 8. Decent work and economy growth
diuraikan dengan benar, dapat (Pekerjaan yang pantas dan
menghasilkan gas metana dan karbon pertumbuhan ekonomi),
dioksida sebagai bahan dasar pembuatan 9. Industry, innovation and
biogas. Menurut penelitian Ridhuan infrastructure (Industri, Inovasi dan
(2012), hasil konversi bahan organik Infrastruktur),
menjadi gas metana dalam limbah cair tahu 10. Reduced inequalities (Pengurangan
mencapai 50% sehingga limbah cair tahu ketidaksetaraan),
merupakan sumber yang potensial untuk 11. Sustainable cities and communities
dimanfaatkan menjadi biogas. Terdapat (Kota-kota dan komunitas yang
berbagai penelitian yang telah mencoba berkelanjutan),
memanfaatkan limbah cair tahu menjadi 12. Responsible consumption and
biogas (Subekti, 2011; Ridhuan, 2012; production (Konsumsi dan produksi
Shaffitri et al., 2015). Dengan adanya yang bertanggung jawab),
penelitian-penelitian tersebut, limbah cair 13. Climate action (Iklim),
tahu terbukti memiliki potensi untuk diolah 14. Life below water (Kehidupan di bawah
menjadi biogas, guna mengurangi air),
pencemaran lingkungan dan menjaga 15. Life on land (Kehidupan di darat),
sanitasi air. 16. Peace, ustice and strong Institution
(Perdamaian, keadilan dan institusi
Sustainable Development Goals yang kuat), dan
Sustainable Development Goals 17. Partnership for the goals (Kerja sama
adalah serangkaian himbauan yang untuk mencapai SDGs).
menyuarakan berbagai aksi seperti Apabila semua poin dalam SDGs
pemberantasan kemiskinan, menjaga dapat dilakukan dengan baik, maka
lingkungan planet bumi, dan memastikan diharapkan terjadi peningkatan kualitas
semua manusia menikmati hidup yang hidup secara berkelanjutan, khususnya
sejahtera dan damai (UNDP, 2012). bagi generasi masa depan. Indonesia
Himbauan yang terdiri atas 17 poin ini merupakan salah satu negara yang
pertama kali dirumuskan pada Konferensi tergabung dalam PBB juga berkomitmen
PBB di Rio de Jainero pada tahun 2012. untuk melakukan 17 poin ini. Sejak tahun
Dengan tujuan ingin menyelesaikan 1970-2010, Indonesia merupakan salah
masalah mendesak seputar lingkungan, satu dari 10 negara terbaik dalam
politik, dan ekonomi, maka dirumuskanlah peningkatan indeks pengembangan
ketujuh belas poin tersebut seperti: manusia (Human Development Index).
Salah satu sektor di Indonesia yang
1. No poverty (Tidak ada kemiskinan) mengalami perbaikan adalah menurunnya
2. Zero hunger (Tidak ada kelaparan) tingkat kemiskinan dari 19% menjadi 11%
3. Good health and well being (Kesehatan dalam rentang waktu tahun 2000-2015
yang baik) (UNDP, 2015). Terlepas dari pencapaian
4. Quality education (Pendidikan yang Indonesia, negara ini juga masih
berkualitas), menghadapi berbagai persoalan seperti
5. Gender equality (Kesetaraan gender), kerusakan lingkungan dan perubahan
6. Clean water and sanitation (Air bersih iklim. Permasalahan ini sangat berdampak
dan Sanitasi), bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia
7. Affordable and clean energy (Energi karena sebagian besar sektor ekonomi di
yang terjangkau dan bersih), Indonesia mengandalkan sumber daya
alam. Sayangnya, hal ini berbanding lurus
47 Potensi Pemanfaatan Limbah Cair...(Sally, dkk)
serta memiliki jangka suhu 45-55°C. Dari Adapun bahan yang diperlukan adalah 75
hasil pengamatan, didapatkan bahwa liter limbah cair tahu yang akan
penggunaan reaktor yang terbuat dari dimasukkan ke dalam reaktor. Reaktor
alumunium ini berpotensi untuk digunakan yang dihasilkan harus ditutup agar
untuk menghasilkan CH4 yang dapat didapatkan lingkungan anaerob, sehingga
diubah menjadi listrik secara langsung. Hal bakteri metanogen dapat melakukan
ini karena biogas yang dihasilkan fermentasi. Dari hasil penelitian,
mengandung CH4 yang cukup tinggi, yakni didapatkan bahwa biogas baru mulai dapat
79,5% (Faisal et al., 2016). Selain dengan dihasilkan di dalam reaktor pada hari ke-5.
reaktor TSA, terdapat pula anaerobik Proses fermentasi dapat dilanjutkan dan
baffled reactor yang dapat digunakan biogas yang dihasilkan dapat dikumpulkan.
dalam mengolah LCT. Limbah cair Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui
dialirkan secara teratur sehingga bahwa jumlah biogas yang dihasilkan
mengalami kontak dengan lumpur aktif berbanding lurus dengan lama fermentasi
yang terdapat pada dinding-dinding sekat sehingga semakin lama fermentasi
di reaktor (Kaswinarni, 2007). Dapat pula dilakukan, maka semakin banyak pula zat
dilakukan penggabungan dua metode atau biogas yang dapat diproduksi.
lebih untuk memahami lebih dalam terkait
pemanfaatan LCT ini. Penelitian yang Produksi Gas Hidrogen (H2)
dilakukan oleh Setiawan dan Rusdjijati Penggunaan H2 sebagai sumber energi
(2014) menggabungkan metode memiliki beberapa keuntungan jika
peningkatan kualitas produk Taguchi dibandingkan dengan gas metana seperti
dengan penggunaan reaktor UASB untuk nilai termal yang lebih tinggi, memiliki
mengetahui faktor-faktor yang dominan stabilitas pH dengan jangka yang lebih
dalam mempengaruhi pembentukan besar, serta sumber karbon yang
limbah cair tahu sebagai bahan bakar dibutuhkan oleh mikroorganisme
biogas. Dari hasil pengamatan yang penghasil hidrogen bersifat lebih
dianalisis secara statistik, didapatkan bervariasi. Produksi hidrogen dengan
bahwa faktor yang paling mempengaruhi memanfaatkan LCT dapat dilakukan oleh
kualitas gas secara berurutan adalah suhu jenis bakteri yang lebih banyak misalnya
digester, tingkat keasaman limbah cair, bakteri anoksigen fototrof seperti
rasio karbon-nitrogen, serta berat kering Rhodobacter sphaeroides dan R.
limbah. Berdasarkan hasil penelitian, capsulatus maupun bakteri anaerobik
didapatkan bahwa kondisi optimum heterotrof seperti C. butyricum dan
produksi CH4 dapat dicapai apabila suhu Methanobacterium sp. (Zhu et al., 2002).
digester adalah 35°C, pH limbah berada Namun, pembuatan H2 dengan bakteri
pada kisara 6,8, serta dilakukan pengaturan anoksigen fototrof lebih diutamakan
rasio karbon-nitrogen dengan level karena memiliki tingkat konversi substrat
tertinggi (Setiawan dan Rusdjijati, 2014). yang lebih tinggi dan dapat diaplikasikan
Riduan (2012) melakukan penelitian pada limbah dengan kadar zat organik yang
terkait reaktor biogas yang berpotensi sangat tinggi (Zhu et al., 2002; Zheng et al.,
untuk diaplikasikan pada produsen tahu 2010).
berskala kecil dan menengah mengingat Meskipun terdapat beberapa
alat yang digunakan cukup sederhana. Alat keuntungan dari pembuatan H2 berbahan
penghasil biogas yang diteliti terdiri atas dasar LCT, akan tetapi kandungan NH4+
dua bagian yakni reaktor atau pencerna dapat menjadi hambatan bagi bakteri
berkapasitas 90 liter dan wadah pengumpul anoksigen fototrof dalam memproduksi H2.
biogas yang keduanya terbuat dari plastik.
49 Potensi Pemanfaatan Limbah Cair...(Sally, dkk)
Hal ini dipengaruhi oleh NH4+ yang PT. Gintung Sari Jaya, Industri Tahu
menjadi inhibitor nitrogenase, yang Mekarsari, PT. Mitra Boga Segar, PT.
mengkatalis proses reduksi H+ menjadi H2 Tahu Dua Sekawan, PT. Tahu Sari Wangi,
pada kondisi anaerobik tanpa adanya gas dan PT. Usaha Jaya (Kemenperin, 2016).
nitrogen (Koku, 2002). Untuk menghindari Selain ketujuh pabrik tahu skala besar
adanya efek buruk dari NH4+, berbagai tersebut, kebanyakan pabrik tahu berskala
metode terbaru telah dibuat dan kecil dan menengah (skala rumah tangga)
diaplikasikan. Salah satunya adalah dengan tidak terdaftar pada data statistik milik
memfokuskan pada bakteri yang Kemenperin.
digunakan. Zheng (2010) melakukan Perusahan tahu baik perusahaan skala
preparasi Rhodobacter sphaeroides mutan besar maupun skala kecil tidak hanya
yang bersifat glutamin auksotrof. Bakteri menghasilkan produk tahu, namun juga
mutan ini diisolasi dari wild-type R. menghasilkan hasil sampingan berupa
spharoides lalu ditumbuhkan pada media limbah padat dan limbah cair tahu. Limbah
serum pada kondisi anaerobik, selanjutnya cair tahu dapat berasal dari proses
diberikan mutagen berupa etil metana pencucian kedelai, perendaman kedelai,
sulfonat (EMS). Dari hasil pengamatan, penirisan, dan pemisahan padatan dengan
didapatkan bahwa mutan yang dihasilkan cairan tahu. Oleh karena itu, jumlah limbah
secara signifikan dapat menghasilkan cair tahu cukup banyak, dimana jumlahnya
hidrogen hingga dua kali lipat lebih banyak dapat mencapai 94,5% dari total bahan
dibandingkan dengan R. spharoides yang baku (kacang kedelai dan air) yang
ditemukan di alam. digunakan (Said et al., 2015). Limbah cair
Meskipun beberapa teknologi terkait tahu sangat berpotensi dijadikan biogas
produksi gas hidrogen telah dilakukan oleh karena konversi bahan organiknya mampu
berbagai peneliti, akan tetapi aplikasinya menghasilkan sebanyak 50% gas metana
dalam skala industri rumah tangga masih (Ridhuan, 2012).
sangat terbatas. Terlebih, penelitian yang
telah dilakukan masih berskala Analisis Ekonomi Pembuatan Biogas
laboratorium, sehingga diperlukan Berbahan Dasar Limbah Cair Tahu di
penelitian lebih lanjut terkait penerapan Provinsi Banten
produksi biogas pada skala yang lebih Pada bagian awal telah dijelaskan
besar. bahwa alat yang dibutuhkan dalam
pembuatan biogas berupa tangki sebagai
Potensi Bahan Baku Limbah Cair Tahu tempat menyimpan limbah sementara atau
di Banten untuk Pembuatan Biogas disebut juga dengan storage tank, alat
Banten merupakan salah satu provinsi pencerna (digester) dan pipa. Dengan kata
yang memproduksi biji kedelai. Produksi lain, pembuatan biogas tidak
kedelai di Provinsi Banten terus membutuhkan peralatan yang rumit,
meningkat, dimana pada tahun 2014 adalah sehingga masih dapat dilakukan oleh
sebesar 6,38 ribu ton biji kering menjadi industri berskala rumah tangga. Priyadi
7,06 ribu ton biji kering pada tahun 2015 dan Subiyanta (2016) menunjukkan bahwa
(BPS, 2016). Biji kedelai ini dapat diolah biaya investasi yang dibutuhkan untuk
menjadi berbagai produk, salah satunya instalasi biogas, pembelian tanah (20 m2),
adalah untuk memproduksi tahu. Menurut dan generator adalah Rp. 25.000.000
data dari Kemenperin RI, terdapat dengan biaya operasi sebesar Rp.
sebanyak 7 pabrik tahu skala besar di 8.900.000/tahun. Biogas yang dihasilkan
provinsi Banten, yaitu PT. Family Baru, dapat langsung dimanfaatkan untuk
AGROINTEK Volume 13, No. 1 Maret 2019 50