Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI

TUGAS 01
ASAL-USUL LAUT
GEOLOGI LAUT

OLEH :

MOH EDWIN
F 121 14 051

PALU
2018
A. ASAL USUL TERBENTUKNYA LAUTAN

Kehadiran lautan sebagimanan tampak sekarang ini, tidak terlepas dari


proses pembentukan bumi. Karena lautan merupakan bagian dari bumi, sehingga
baik asal usulnya maupun aspek aspek dan proses proses selanjutnya merupakan
rentetan proses alam yang masih tetap bekerja. Umur bumi sekarang diperkirakan
sudah mencapai 4,5 milyard tahun yang lalu, namun kapan terbentuknya lautan
masih merupakan misteri. Yang jelas kejadian lautan merupakan rentetan
proses-proses alam yang bekerja hingga sekarang dan masih tetap berlangsung
terus.
a. Hipotesa Pelepasan
Lempeng

Bertolak dari teori kabut oleh Laplace (1796), yang beranggapan bahwa
bumi merupakan bagian dari pada tata surya, mulanya berasal dari
gumpalan gumpalan kabut yang berputar (terpilin). Dan seterusnya menjadi
cairan pijar hingga terjadi pembekuan akibat penurunan temperatur. Pada
kondisi ini bumi dalam keadaan tidak stabil, karena pada bagian dalamnya
masih cair dan panas. Sehingga terciptalah kondisi dimana mudah terjadi
peretakan peretakan di antara dua lapisan yang berbeda fase. Terjadinya
peretakan-peretakan dan mungkin dalam waktu relatif agak lama, bumi
tetap berputar dan bergerak mengelilingi planet induk (matahari),
terjadilah pelepasan sebagian lapisan luar dari bumi akibat adanya gaya
lemparan (centrifugal) tidak seimbang dengan gaya tarikan bumi
(centripetal). Terlepasnya sebagian permukaan bumi tersebut maka
terbentuklah cekungan yang nantinya terisi air, membentuk lautan.

Lapisan bumi yang telah terlepas diduga sebagai bulan atau planet yang
mengelilingi bumI. Dalam sistem tata surya dapat dilihat bahwa material-
material atau planet-planet yang terlepas dari induknya akan tetap
terkontrol dan mengelilingi dimana planet tersebut berasal.
Berbagai macam penelitian telah membuktikan bahwa batuan dasar
penyusun lautan itu berbeda dengan penyusun benua. Hal tersebut terjadi
akibat pemisahan secara konsentrik ke arah inti bumi terhadap cairan
(magma) basa, dimana cairan basa lebih berat turun ke arah inti bumi
membentuk magma basa hingga ultra basa. Cairan lebih ringan (asam)
naik mengapung di atas cairan basa, sehingga terjadi suatu fase magma yang
berbeda sifat fisik dan kimianya. Akibat dari pemisahan ini, menyebabkan
batuan benua bersifat asam dan batuan samudra (lautan) bersifat basa.

Kapan terisinya cekungan tersebut di atas, masih merupakan


masalah yang harus dipecahkan. Suatu cara menentukan umur
daripada lautan berdasarkan banyaknya garam-garam yang terlarut dalam
air laut persatuan waktu. Itupun belum bisa mengunkapkan secara pasti,
karena kehadiran atau komposisi daripada air laut banyak dipengaruhi
faktor lingkungan. Sedangkan kita telah ketahui, bahwa di permukaan
bumi terdapat berbagai macam dan kondisi lingkungan yang berbeda.

Terisinya cekungan-cekungan di permukaan bumi oleh air dapat


dihubungkan dengan temperatur permukaan bumi, yang
memungkinkan terjadinya pengembunan gas-gas air (H2O). Dan pada saat
itulah diduga terbentuknya lautan dengan barbagai reaksi kimia dan interaksi
di dalamnya.

b. Teori Undasi

Telah dijelaskan oleh Van Bemmelen (1932-1935), bahwa adanya


permukaan bumi yang tidak rata yaitu sebagian cekungan dan sebagian
tonjolan (pegunungan), diakibatkan oleh gelombang turun naik terhadap
bagian bumi yang cair (magma) Timbulnya gerakan gelombang tersebut
akibat pengaruh pemisahan magma dari yang basa ke yang asam dan dari
basa ke ultrabasa, sehingga terdapat empat susunan magma yaitu mulai dari
atas: asam, intermediat, basa dan ultrabasa.
c. Teori Tektonik lempeng

Diawali suatu anggapan oleh Wegener (1929), bahwa benua


yang sekarang ini selalu bergerak terapung di atas bahan yang cair. Banyak
bukti dan gejala gejala pergerakan lempeng bumi yang dapat dipelajari, seperti
terjadinya busur gunung api di indonesia, jalur jalur gempa bumi, naiknya
suhu air laut, bentuk kecocokan diantara dua pulau atau benua yang
berhadapan (Amerika Selatan dan Afrika), kesamaan kesamaan litologi
dan gejala gejala geologi diantara dua pulau, serta kelainan kemagnetan dan
gaya berat bumi diantara dua tempat berdekatan. Bagaimana suatu lempeng
dapat berpisah atau berbenturan, tentunya untuk memberikan suatu jawaban
atas pernyataan tersebut diperlukan suatu pendekatan terhadap gejala-gejala
alam berupa analisis ketektonikan bumi. Ini dapat di pahami bahwa yang
menyebabkan suatu lempeng bumi dapat bergerak adalah akibat pengaruh
gaya konveksi dalam perut bumi

Dari ketiga teori tentang asal usul lautan dapat disimpulkan bahwa:

Teori pelepasan lempeng adalah mengungkapkan fase tertua kejadian


lautan. Teori undasi merupakan pembuktian gangguan keseimbangan
isostatik akibat pengaruh gerakan vertikal setelah pembekuan kulit bumi,
Sedang teori tektonik lempeng membahas lebih jauh tentang pergerakan
pergerakan lempeng bumi dalam kaitannya dengan perkembangan lautan baru.

B. SEJARAH PENJELASAN PEMBUKTIAN LAPISAN BUMI SECARA


ILMIAH

Pengetahuan tentang bumi terus berkembang dari masa ke masa. Dahulu


kala, sebelum IPTEK berkembang, mungkin pengetahuan tentang bumi hanya
sebatas apa yang tampak di permukaan bumi saja, seperti gunung, lembah,
samudera, dan lain sebagainya. Tetapi, berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kita berhasil maju lebih jauh lagi dengan mengungkap fakta bahwa
ternyata bumi memiliki lapisan-lapisan penyusun. Seluruh lapisan inilah yang
bergabung menjadi satu dan memberi bentuk bagi bumi.

Struktur bagian dalam bumi yang berbentuk sebagai suatu bidang


yang tidak rata mula-mula tidak diketahui sampai dengan mulai
dikembangkannya ilmu baru yang dapat mencatat terjadinya gempa bumi
(seismology) baru baru ini. Dengan cara ini dapat dicatat tenaga yang
dikeluarkan oleh adanya gempa bumi yang merambat kepermukaan bumi.
Dari data-data tersebut kemudian dapat ditarik kesimpulan tentang susunan
dari bumi ini. Pada saat ini sudah ada bukti yang kuat, bahwa bumi terdiri
atas beberapa lapisan dimana setiap lapisan mempunyai kepadatan (density)
dan komposisi yang berbeda-beda satu sama lain.

Adapun urutan lapisan-lapisan tersebut seperti yang terlihat pada


Gambar dibawah ini adalah Atmosfer, Hidrosfer, Litosfer (lapisan kerak
bumi), Astenosfer, dan pusat Bumi (central core) (Hutabarat dan Evans,
1985).
Gambar 1. Struktur Bumi mulai dari Atmosphere, Hydrosphere,
Lithosphere, Asthenosphere, sampai dengan inner core
(sumber: Pinet, 1992).

a. Atmosfer

Lapisan terluar yang terdiri dari bermacam-macam gas, seperti nitrogen,


oksigen, karbondioksida, uap air dan gas-gas lain (inert gas).

b. Hidrosfer

Terdiri dari semua air bebas yang terdapat di permukaan bumi yang
berbentuk sebagai laut, samudera, dan danau-danau air tawar. Seluruhnya

berjumlah 361 juta km2 atau kira-kira meliputi 71 % dari seluruh luas
permukaan bumi.

c. Litosfer (lapisan kerak


bumi)

Lapisan keras yang tebalnya antara 600–700 km membentuk dua tipe


lapisan keras permukaan yaitu;

1. Continental crust yang terdiri dari batu-batu granit yang membentuk


hampir seluruh massa tanah yang terdapat di dunia (menutupi hampir

sekitar 149 juta km2 atau kira-kira 29 % dari seluruh permukaan bumi).

2. Oceanic crust yang terdiri dari batu-batu basal yang melapisi lembah-
lembah laut yang dalam.

d. Astenosfer

Bagian atas astenosfer dipercaya secara relatif adalah lunak dan dapat
mengalir secara lambat sekali. Sedangkan bagian bawah astenosfer adalah
keras.Lapisan litosfer yang berbentuk seperti lempengan mengapung di atas
lapisan astenosfer sehingga dinamakan lempeng tektonik (tectonic
plate).Hal ini dapat dibayangkan sebagai massa es yang besar mengapung
di atas air.

e. Pusat Bumi

Adalah lapisan bumi yang sangat padat yang kaya mengandung logam-logam
besi dan nikel.

Anda mungkin juga menyukai