BINAWARGA CIANJUR
ABSTRAK: Alat Peraga Torso Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Sekolah Dasar Penelitian
ini di latar belakangi oleh permasalahan rendahnya hasil belajar siswa, terutama dalam pembelajaran
IPA, dengan menggunakan alat peraga torso. Seubyek penelitian adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar
dengan jumlah siswa 20 orang, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 orang siswi perepuan. Hasil belajar
pada evaluasi diakhiri pembelajaran seteleh menggunakan alat peraga sebagai berikut: nilai awal siswa
sebelum tindakan menunjukan nilai rata-rata 62.90 yang masih dibawah KKM setelah melakukan
tindakan nilai rata-rata siswa meningkat 80.35 kesimpulan yang dapat diambil dari penggunaan alat
peraga torso pada mata pelajaran IPA tentang rangka manusia terbukti dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
ABSTRACT: Figure Tool For Improving Learning Torso science Sekolah Dasar. This research at
backlight problems of low background by learning outcomes of students, especially in science
learning, using the props torso. Seubyek research was Elementary School grade IV by the number of
students Binawaga 20 people, consisting of 11 of male students and 9 people female students
humiliation of women. Results of study on the evaluation teaching ends after use props as follows: the
beginning value students before action indicates the average value 62.90 that still below KKM after
taking action mean value 80.35 students increased the conclusion that can be taken from the use the
props torso on the subjects IPA about of the skeleton proved to be improving student learning
outcomes.
A. PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
K. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
atau dalam istilah Bahasa Inggris disebut dengan Classroom Action Reseach.
Suharsimi Arikunto (2008:3) mengatakan bahwa penelitian tindalan kelas meripakan
suatu pencermatan terhadapa kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.
Penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif oleh pelaku tindakan, dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
Veri Anggani Putra, 2013
Pengggunaan Alat Peraga Torso Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Rangka Manusia
Di Kelas Iv Sdn Binawarga
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran
tersebut dilakukan (Wardani, 2006:2).
L. Model Penelitian
Sebagaiman dijelaskan sebelumnya PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang
dilakukan dalam siklus berulang.Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Suhardjono, 2008), yang dapat digambarkan
sebagai berikut.
Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan
Tindakan I Tindakan I
Siklus I
Refleksi I Pengamatan/
Pengumpulan data I
Permasalahan
Perencanaan Pelaksanaan
baru hasil
Tindakan III Tindakan III
refleksi II
Berdasarkan hasil belajar yang diukur melalui evaluasi pada setiap siklusnya di akhir
pembelajarran yang telah dilakukan mulai dari obeserveri awal hasil pembelajaran tentang rangka
manusia di kelas IV nilai rata-rata kelas hanya 62.90 hasil tersebut di anggap kurang dari KKM yang
telah di tentukan.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan penggunaan alat peraga torso tentang rangka manusia di
kelas IV, berdasarkan data hasil pembelajaran pada tindakan siklus I menunjukan nilai rata-rata kelas
67.40 dan jumlah siswa yang mencapai nilai di atas kkm sebanyak 10 orang dari 20 siswa seluruhnya
atau 50% siswa yang mencapai nilai di atas kkm yang telah ditentukan. Pada pelaksanaan siklus II
Veri Anggani Putra, 2013
Pengggunaan Alat Peraga Torso Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Rangka Manusia
Di Kelas Iv Sdn Binawarga
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hasil rekomendasi dari siklus I di peroleh beberapa masukan yang akan di coba di terapkan, antara lain
: (1)Sebelum pada kegiatan inti guru menyebutkan bagian-bagian dari rangkan seperti rangka kepala,
rangka badan dan rangka anggota gerak. Mencatat hal yang penting dari penjelasan guru,(1)Guru harus
menerapkan strategi kerja kelompok kolaboratif atau kolaborasi siswa yang tidak aktif di picu oleh
guru agar mau bertanya kepada temannya, dan mengajukan pendapat. Kemudian pada siklus ketiga
yang juga hasil rekomendasi siklus sebelumnya, berdasarkan hasil siklus kedua di proleh juga
beberapa masukan-masukan yang akan di coba kembali pada siklus ini di antara nya guru menggali
pengetahuan awal siswa tentang rangka manusia, diantaranya rangka kepala, dan rangka badan,
kemudian siswa diminta membentuk kelompok dan di bimbing oleh guru untuk mengamati atau
mengidentifikasi tentang rangka anggota gerak dengan menggunakan alat peraga torso, setelah
mengamati alat peraga torso kemudian setiap kelompok di minta untuk mempersentasikan hasil
diskusinya di depan kelas dan kemudian d tanggapi oleh kelompok lain
Pelaksanaan siklus satu penggunaan alat praga torso dalam pembelajaran dilaksanakan sebelum
pada kegiatan inti guru menyebutkan bagian-bagian dari rangkan seperti rangka kepala, rangka badan
dan rangka anggota gerak.Sebelum mengidentifikasi bagian-bagian rangka kepala guru membimbing
siswa agar mencatat hal yang penting dari penjelasan guru harus menerapkan strategi kerja kelompok
kolaboratif atau kolaborasi siswa yang tidak aktif di picu oleh guru agar mau bertanya kepada
temannya, dan mengajukan pendapat, dan pada kegiatan ini diperoleh hasil rata-rata siswa mencapai
71.35
Perencanaan pada siklus III merupakan rekomendasi dari siklus I dan II berdasarkan hasil siklus
II di peroleh beberapa masukan-masukan yang akan di coba pada siklus ini yaitu: (1) guru menggali
pengetahuan siswa tentang rangka manusia (2) guru menyebutkan bagian-bagian rangka dan siswa di
suruh mencatat hal-hal yang penting pada saat pembelajaran (3) semua kelompok mempersentasikan
hasil diskusinya di depan kelas. Setiap perwakilan kelompik diminta untuk menjelaskan
pengamatannya dan semua siswa di harapkan aktif dalam proses pembelajaran, pada siklus ketiga nilai
rata-rata siswa mencapai 80.50
Diperoleh hasil tes dari pelaksaan sebelum penggunaan alat peraga torso, sesudah penggunaan
alat peraga torso siklus I, siklus II, dan siklus III. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
100
90
80,5
80 71,35
67,4
Rata-rata Nilai Siswa
70 62,9
60
50 2013
Veri Anggani Putra,
nilaiPelajaran
Pengggunaan Alat40Peraga Torso Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata rata-rataIpa Tentang Rangka Manusia
Di Kelas Iv Sdn Binawarga
Universitas pendidikan
30 indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
20
10
Gambar 4.2 Rata-rata Nilai Siswa
Berdasarkan data pada 4.9 terlihat perubahan dan peningkatan hasil nilai belajar.
Perbandingan rata-rata nilai siswa pada sebelum penggunaan alat peraga torso (62.90), sesudah
penggunaan alat peraga torso siklus 1 (67.40), siklus 2 (71.35) dan siklus 3 (80.50) berarti telah
terjadi peningkatan yang signifikan meningkat sesuai yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S (2008: 3). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar
Catharina (2004: 3). Mengartikan belajar sebagai “proses penting bagi perubahan prilaku manusia
dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan”.
Darsono, S (2006: 24). Mendefenisikan belajar adalah “belajar merupakan suatu kegiatan”