Anda di halaman 1dari 12

PANCASILA

Makalah Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah


Civic Education
Dosen Pengampu: Miftahul Huda, M. Kom

Disusun Oleh:

1. Achmad Murodda Qolbi Ahdal Azamy 2042115020


2. Muhammad Arief Rahman 2042115012

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SAMARINDA

2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat kehadirat Allah SWT, atas berkat
rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Sholawat serta salam tidak lupa selalu kita kirimkan kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya,
dan seluruh ummatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Tugas ini penulis susun sebagai sarana belajar mahasiswa mata kuliah
Civic Education untuk memperoleh nilai yang sempurna. Ucapan terimakasih
kepada pembimbing yaitu Bapak Miftahul Huda, M.Kom., selaku Dosen Civic
Education dan bantuan dari berbagai pihak karena tidak menutup kemungkinan
akan adanya kendala dalam penyelesaian tugas ini.

Selain itu, penulis sadar bahwa dalam penyelesaian tugas ini masih jauh
dari kesempurnaan, karena itu saran dan kritik guna penyempurnaan tugas ini
sangat penulis harapkan. Diakhir kami berharap makalah sederhana ini dapat
dimengerti oleh setiap pihak yang membaca. Penulis pun meminta maaf yang
sebesar-besarnya apabila dalam makalah ini terdapat perkataan yang tidak
berkenan di hati.

Samarinda, Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN

1. Latar Belakang..............................................................................................1

2. Rumusan Masalah.........................................................................................2

3. Tujuan Pembahasan......................................................................................2

4. Manfaat Pembahasan....................................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN

1. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara..........................................4

2. Pancasila Sebagai Pedoman Dasar Hukum Dalam Bermasyarakat,


Berbangsa dan Bernegara.....................................................................................5

3. Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup.......................................................6

4. Membedakan Ideologi dengan Filsafat.........................................................7

BAB III: PENUTUP

1. Kesimpulan...................................................................................................8

2. Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA‌.‌.............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Terdapat berbagai macam pengertian kedudukan dan fungsi


Pancasila yang masing-masing harus dipahami sesuai dengan konteks
kausalitasnya, dalam pengertian proses terbentuknya Pancasila secara
kausalitas. Misalnya Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia, sebagai Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia, sebagai
Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia dan masih banyak kedudukan dan
fungsi Pancasila lainnya. Seluruh Kedudukan dan fungsi Pancasila itu
bukanlah berdiri secara sendiri-sendiri, namun bilamana kita kelompokkan
maka akan kembali pada dua kedudukan dan fungsi pokok Pancasila yaitu
sebagai dasaar Filsafat Negara dan sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia.
Sebelum Pancasila dirumuskan dan disahkan sebagai Dasar filsafat
Negara, nilai-nilainya telah ada pada Bangsa Indonesia yang merupakan
pandangan hidup yaitu berupa nilai-nilai adat-istiadat dan kebudayaan,
serta sebagai kausa materialis Pancasila. Dalam pengertian inilah maka
antara Pancasila dengan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan sehingga
Pancasila sebagai Jatidiri Bangsa Indonesia. Setelah bangsa Indonesia
mendirikan negara, maka oleh pembentuk Negara Pancasila disahkan
menjadi dasar Negara Republik Indonesia. Sebagai suatu bangsa dan
negara Indonesia memiliki cita-cita, gagasan, ide-ide tertuang dalam
Pancasila maka dalam pengertian inilah Pancasila berkedudukan sebagai
ideologi Bangsa dan Negara Indonesia dan sekaligus sebagai Asas
Persatuan dan Kesatuan bangsa dan Negara Indonesia. Dengan demikian,
Pancasila sebagai dasar filsafat negara, secara objektif diangkat dari
pandangan hidup yang sekaligus juga sebagai filsafat hidup bangsa
Indonesia yang telah ada dalam sejarah bangsa sendiri. Jadi jikalau

1
disimpulkan berbagai kedudukan dan fungsi Pancasila tersebut, di antara
satu dan lainnya adalah hubungan kausalitas.

2. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang di atas maka diperoleh perumusan


masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara?


2. Bagaimana Pancasila sebagai pedoman dasar hukum dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara?
3. Apa itu ideologi terbuka dan ideologi tertutup?
4. Bagaimana membedakan ideologi dengan filsafat?

3. Tujuan Pembahasan

Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka penulis


mempunyai tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini. Adapun
tujuan dari penelitian ini agar memperoleh gambaran yang jelas dan tepat
serta terhindar meluasnya masalah dalam memahami makalah. Tujuan
pembahasan ini adalah:
1. Untuk mengetahui Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara.
2. Untuk mengetahui Pancasila sebagai pedoman dasar hukum dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Untuk mengetahui apa itu ideologi terbuka dan ideologi tertutup.
4. Untuk mengetahui perbedaan ideologi dengan filsafat.

4. Manfaat Pembahasan

Adapun manfaat pembahasan dalam makalah ini adalah:


1. Mengetahui Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara.

2
2. Mengetahui Pancasila sebagai pedoman dasar hukum dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Mengetahui apa itu ideologi terbuka dan ideologi tertutup.
4. Mengetahui apa itu ideologi terbuka dan ideologi tertutup.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara


Isitilah ideologi berasal dari kata ‘idea’ yang berarti ‘gagasan,
konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan ‘logos’ yang berarti ‘ilmu’. Kata
‘idea’ berasal dari kata bahasa Yunani ‘eidos’ yang artinya ‘bentuk’. Di
samping itu ada kata ‘idein’ yang artinya ‘melihat’. Maka secara harfiah,
ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide (the science of ideas), atau
ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari,
‘idea’ disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah
cita-cita yang bersifat tetap, yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang
bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham.
Memang pada hakikatnya antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat
merupakan satu kesatuan. Dasar ditetapkan karena ada cita-cita yang mau
dicapai. Sebaliknya, cita-cita ditetapkan berdasarkan atas suatu landasan.
Dengan demikian ideologi mencakup pengertian tentang idea-idea,
pengertian dasar, gagasan-gagasan dan cita-cita.
“Pengertian Pancasila sebagai ‘ideologi negara’ adalah nilai-nilai
yang terkandung di dalam Pancasila menjadi cita-cita normatif di dalam
penyelenggaraan negara. Secara luas, pengertian Pancasila sebagai ideologi
“Negara Indonesia adalah visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia, yaitu terwujudnya kehidupan yang
menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan,
berkerakyatan, serta menjunjung tinggi nilai keadilan.”
“Pancasila sebagai ideologi negara yang berarti sebagai cita-cita
bernegara dan sarana yang mempersatukan masyarakat perlu perwujudan
yang konkret dan operasional aplikatif,” sehingga tidak hanya dijadikan
slogan belaka.”

4
2. Pancasila Sebagai Pedoman Dasar Hukum Dalam Bermasyarakat,
Berbangsa dan Bernegara
Pancasila sebagai dasar hukum dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara secara khusus tertuang dalam alinea IV dari pembukaan
UUD 1945, itu adalah asas pokok pembentukan pemerintahan Negara
Indonesia, yaitu tentang: tujuan negara, ketentuan diadakannya UUD,
bentuk negara, dan tentang dasar falsafah negara pancasila.
Berikut penggalan alinea IV dari Pembukaan UUD 1945:
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Pasal 2 Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-Undangan menyatakan ‘Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum negara’.
1. Ketuhanan yang Maha Esa sudah tercantum dalam Pasal 29
Ayat (1) yang berbunyi ‘negara berdasar atas Ketuhanan yang
Maha Esa’.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab tercantum dalam Bab XA
tentang hak asasi manusia.

5
3. Persatuan Indonesia telah ditentukan dalam Pasal 1 Ayat (1)
yang berbunyi ’Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan…’,
dan juga dalam pasal-pasal yang mengatur tentang struktur
pemerintahan Indonesia yang bersifat unitary (kesatuan) dan
disentralisasi.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan telah dijamin dalam Pasal 1 Ayat
(2), dan Bab VII tentang DPR yang menyerahkan kewenangan
pembuatan Undang-Undang kepada DPR yang merupakan
badan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dijamin dalam
Bab XA tentang hak asasi manusia, serta Bab XIV tentang
perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial.

3. Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup


Ideologi sebagai suatu sistem pemikiran (System of Thought), maka
ideologi terbuka itu merupakan suatu sistem pemikiran terbuka.
Sedangkan ideologi tertutup itu merupakan suatu sistem pemikiran
tertutup. Ideologi tertutup merupakan cita-cita satu kelompok orang yang
mendasari suatu program untuk mengubah dan memperbarui masyarakat.
Dengan demikian adalah menjadi ciri ideologi tertutup, bahwa atas nama
ideologi dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada
masyarakat.
Tanda pengenal lain mengenai ideologi tertutup adalah bahwa
isinya bukan hanya berupa nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan
intinya terdiri dari tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang keras,
yang diajukan dengan mutlak. Jadi bersifat totaliter dan akan menyangkut
segala segi kehidupan. Contohnya ialah ideologi komunisme yang dianut
di beberapa negara.

6
Sesuatu yang berlaku bagi ideologi tertutup, tidak berlaku bagi
ideologi terbuka. Ciri khas ideologi terbuka adalah bahwa nilai-nilai dan
cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari
suatu kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri. Ideologi
terbuka tidak diciptakan oleh negara melainkan digali dan ditemukan
dalam masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, ideologi terbuka adalah
milik seluruh rakyat. Misalnya, Ideologi Pancasila yang dianut oleh
Negara Indonesia.

4. Membedakan Ideologi dengan Filsafat


Ada beberapa hal menjadi perbedaan antara ideologi dengan
filsafat, diantaranya:
1. Filsafat mengacu pada pendekatan pragmatis untuk melihat dan
menganalisis kehidupan. Ideologi mengacu pada seperangkat
keyakinan dan aturan dalam suatu kelompok atau kumpulan tertentu.
2. Filsafat bertujuan untuk memahami dunia sebagaimana adanya
sedangkan ideologi lahir dari visi masa depan dan bertujuan untuk
mengubah keadaan saat ini menjadi visi tertentu.
3. Filsafat itu objektif sedangkan ideologi bersifat dogmatis dan menolak
untuk berpastisipasi dalam diskusi apapun yang tidak sesuai dengan
ideologi tersebut.
4. Filsafat tidak memiliki dampak sebanyak ideologi terhadap dunia,
karena ideologi bertujuan untuk bertujuan menyebarkan kepercayaan
dan memaksakannya pada masyarakat yang lain.
5. Sejumlah ideologi didasari oleh filsafat, tetapi tidak sebaliknya.

7
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Pancasila sebagai ideologi negara yang berarti sebagai cita-cita


bernegara dan sarana yang mempersatukan masyarakat perlu perwujudan
yang konkret dan operasional aplikatif,” sehingga tidak hanya dijadikan
slogan belaka.” Pancasila sebagai dasar hukum dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara secara khusus tertuang dalam alinea IV dari
pembukaan UUD 1945, itu adalah asas pokok pembentukan pemerintahan
Negara Indonesia, yaitu tentang: tujuan negara, ketentuan diadakannya
UUD, bentuk negara, dan tentang dasar falsafah negara pancasila.
Ideologi sebagai suatu sistem pemikiran (System of Thought), maka
ideologi terbuka itu merupakan suatu sistem pemikiran terbuka.
Sedangkan ideologi tertutup itu merupakan suatu sistem pemikiran
tertutup. Sejumlah ideologi didasari oleh filsafat, tetapi tidak sebaliknya
Jadi jikalau disimpulkan berbagai kedudukan dan fungsi Pancasila
tersebut, di antara satu dan lainnya adalah hubungan kausalitas.

2. Saran

Demikianlah pokok bahasan makalah ini, besar harapan ini dapat


bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan
referensi, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar
makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan
datang.

8
DAFTAR PUSTAKA‌‌

‌Oetojo Oesman. 1993. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa. Surabaya: Karya


Anda.

Kaelan, 2016. Pendidikan Indonesia. Yogyakarta: Paradigma.

_____. Apa Perbedaan Filsafat dan Ideologi? (2018, January 5).


INIRUMAHPINTAR.com.

Andrew, S.U.dan, Sandra Dewi. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia


Serta Perkembangan Ideologi Pancasila Pada Masa Orde Lama, Orde
Baru, dan Era Reformasi. Pekan Baru: Riau.

(2021).Slideplayer.info.
https://slideplayer.info/slide/4082240/12/images/2/Materi+Pancasila+sebaga
i+Sistem+of+idea+Pancasila+sebagai+pedoman.jpg.

Anda mungkin juga menyukai