Anda di halaman 1dari 5

ABSTRAK

EKSPRESI CD-10 DAN OSTEOPONTIN SEBAGAI INDIKATOR


AGRESIVITAS LOKAL DAN PREDIKTOR KEKAMBUHAN TUMOR
PADA AMELOBLASTOMA: TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan: Ameloblastoma adalah tumor odontogenik jinak, yang bersifat agresif secara
lokal dan cenderung berperilaku agresif dengan tingkat kekambuhan yang tinggi. Adanya
beberapa marker molekuler spesifik seperti CD-10 dan Osteopontin dapat digunakan sebagai
penanda untuk menggambarkan agresifitas lokal dan prediktor rekurensi pada ameloblastoma.
Tujuan : Tulisan ini bertujuan membuat tinjauan terkini terkait agresifitas dan rekurensi
Ameloblastoma Peningkatan aktivitas sel tumor yang diamati melalui pengamatan peningkatan
ekspresi imunohistokimia dengan marker antibodi yang spesifik yang dapat menggambarkan
tingkat bone remodelling, adhesi sel, migrasi sel, dan proliferasi sel stroma tumor pada
ameloblastoma. Tinjauan ini sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu panduan dalam
tatalaksana ameloblastoma, serta memberikan gambaran prognosis dari perawatan. Kesimpulan:
Ekspresi CD10 pada sel stroma ameloblastoma dikaitkan berhubungan dengan invasi tumor ke
matriks ekstraseluler, sehingga proliferasi sel stroma yang mengekspresikan CD10 yang
merupakan bagian dari mekanisme profil agresivitas lokal pada ameloblastoma. Pengikatan OPN
ke reseptor pada membran sel tumor ameloblastoma dapat meningkatkan migrasi, invasi, dan
penyebaran sel tumor, sehingga peningkatan ekspresi OPN yang tinggi dikaitkan dengan
prognosis yang buruk pada berbagai tumor.

Kata kunci: Ameloblastoma, Immunohistokimia, CD-10, Osteopontin


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ameloblastoma adalah neoplasma odontogenik yang jarang, bersifat jinak, tumbuh
lambat tetapi invasif lokal, terjadi pada sekitar 1% dari semua tumor mulut dan 18% dari seluruh
tumor odontogenik. Tumor terjadi pada orang dewasa dengan rentang usia 20-50 tahun, dengan
predileksi jenis kelamin yang hampir sama antara pria dan wanita. Ameloblastoma lebih sering
terjadi di mandibula daripada di maksila dan menunjukkan kecenderungan untuk terjadi pada
bagian posterior dari mandibular. 1
Berdasarkan klasifikasi terbaru oleh World Health Organization (2017), ameloblastoma
didefinisikan sebagai neoplasia jinak epitelial yang memiliki ciri – ciri tumbuh progresif, invasif,
dan memeliki tendensi untuk rekuren bila tidak diambil secara menyeluruh. Ameloblastoma
diklasifikasikan berdasarkan klinis dan histopatologi menjadi, solid multikistik, unikistik, perifer
atau ekstraoseus dan amelobastoma metastatik; dengan angka kejadian tersering adalah solid
multikistik dan unikistik. Tatalaksana ameloblastoma yang ada hingga saat ini meliputi eksisi
tumor yang luas (reseksi mandibula) untuk meminimalisir rekurensi. Lesi yang berukuran besar
dapat merusak struktur penting dari tulang rahang, prosedur pembedahan seringkali
meninggalkan defek dan morbiditas yang luas sehingga menyebabkan tindakan rekonstruksi
menjadi lebih sulit. Ameloblastoma juga memiliki potensi untuk tumbuh kembali (rekuren),
sehingga pemahaman terhadap potensi agresivitas ameloblastoma yang berbeda- beda pada tiap
subtipenya akan banyak membantu klinisi untuk menentukan tatalaksana yang tepat untuk
ameloblastoma sehingga potensi terjadinya rekurensi dapat diminimalisir. 2
Banyak penelitian telah dilakukan sebagai upaya untuk menjelaskan sifat invasif pada
ameloblastoma. Namun, mekanisme molekuler yang tepat masih belum dijelaskan dengan baik.
Beberapa penelitian telah melakukan identifikasi aktivitas invasif hingga resiko rekurensi pada
ameloblastoma melauli marker molekular antibodi monoklonal untuk mengetahui pola perilaku
pertumbuhan ameloblastoma yang diharapkan dapat mengarah untuk deteksi penyebab,
mengklasifikasikan keganasan, dan juga untuk memprediksi sifat invasif dan rekurensi pada
ameloblastoma. 3
Berdasarkan fungsi biologisnya, molekular marker yang terlibat pada ameloblastoma dapat
dibedakan menjadi 6, antara lain 3 :
1. Molekular Marker yang terlibat pada degradasi extracellular matrix : ECM, MMP-2, MMP-14,
TIMP-2
2. Molekular Marker yang terlibat pada hilangnya adesi sel dan terlibat pada migrasi sel : CD-138/
Syndecan-1, E-Cadherin
3. Molekular Marker yang terlibat pada yang terlibat pada Remodeling tulang : OPN
4. Molekular Marker yang terlibat pada Pertumbuhan tumor dan angiogenesis : FGF, VEGF
5. Molekular Marker yang terlibat pada Fungsi stroma sel tumor pada invasi ameloblastoma : CD-
10
6. Molekular Marker yang terlibat pada Proliferasi sel pada ameloblastoma : P21, P27

CD-10 dikaitkan dengan diferensiasi dan pertumbuhan sel neoplastik, dan ekspresi CD10
ditemukan meningkat dengan peningkatan displasia tumor. Sebuah Studi melaporkan bahwa
pada ameloblastoma konvensional dengan risiko kekambuhan yang tinggi berkorelasi positif
dengan imunoreaktivitas yang tinggi pada ekspresi CD10 sel stroma peritumoral. Pada penelitian
tersebut persentase sel CD10-positif pada stroma peritumoral juga ditunjukkan secara signifikan
lebih tinggi daripada varian ameloblastoma unicystic dan ameloblastoma perifer. Ekspresi CD10
dalam sel stroma dikaitkan dengan invasi tumor lokal, dan bahwa proliferasi sel stroma positif
CD10 merupakan bagian dari mekanisme pertumbuhan invasif pada varian ameloblastoma.
Terapi imun CD10 mungkin berguna untuk mengidentifikasi area dengan perilaku agresif secara
lokal juga pada ameloblastoma risiko rendah. 5
Osteopontin (OPN), berhubungan dengan remodeling tulang dan memainkan peran
induktif dalam proses mineralisasi. OPN juga dapat meningkatkan adhesi dan migrasi sel. Dalam
studi OPN pada ameloblastoma, baik sel mirip ameloblas maupun sel seperti retikulum stellat
menunjukkan ekspresi OPN dan CD44v6 yang tinggi. Ada juga imunostain integrin yang kuat
pada membran sel osteoklas. Pengikatan OPN ke reseptor membran sel osteoklas integrin dapat
mengaktifkan osteoklas dan meningkatkan aktivitas osteolitiknya. Selain itu, pengikatan OPN ke
reseptor membran sel tumor ameloblastoma CD44v6 dapat meningkatkan migrasi, invasi, dan
penyebaran sel tumor. 3
Aplikasi molekular marker pada permeriksaan imunohistokimia dapat memberikan
gambaran terhadap yang lebih mendalam terhadap tumor epitel atau mesenkimal. Tumor
odontogenik memiliki karakteristik histologis yang khas, diagnosis dapat dibuat dengan
memperhatikan morfologi, membandingkan radiologi dan gambaran klinis lainnya. Pada
beberapa permasalahan seperti lesi kistik, ukuran biopsi yang kecil, dan identifikasi perubahan
ganas, bisa diidentifikasi dengan menggunakan imunohistokimia. Melalui ekspresi dari marker
molekuler dengan pemeriksaan Immunohistokimia, dapat dilakukan analisis tentang tingkat bone
remodelling, adhesi sel, migrasi sel, dan Proliferasi sel stroma tumor pada ameloblastoma
sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap pemilihan perawatan, serta memberikan
gambaran tentang prognosis dari masing masing kasus ameloblastoma yang telah dilakukan
tindakan perawatan. Marker molekuler dapat menjadi alat bantu dalam penegakan diagnosis,
pilihan terapi, pencegahan morbiditas terkait terapi ekstensif, prediksi rekurensi, namun juga
potensial dalam mengevaluasi terjadinya rekurensi. 4

Marker molekuler atau penanda tumor yang akan dibahas adalah CD-10 dan Osteopontin,
yang dapat menunjukkan ekspresi adanya adhesi sel, migrasi sel, proliferasi sel stroma tumor,
dan remodeling tulang pada ameloblastoma. dengan menganilisis hal tersebut diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap pemilihan perawatan dari ameloblastoma dengan tingkat
agresivitas yang berbeda-beda, serta memberikan gambaran tentang prognosis dari masing
masing kasus ameloblastoma yang telah dilakukan tindakan perawatan bedah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan masalah penelitian yaitu apakah ekspresi
CD-10 dan Osteopontin dapat digunakan sebagai indikator agresivitas lokal dan prediktor
rekurensi pada ameloblastoma

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Penulisan ini bertujuan untuk menunjukkan ekspresi dari Osteopontin, dan CD-10 pada
pemeriksaan imunohistokimia, sebagai indikator agresivitas local dan faktor prognosis pada
ameloblastoma, sehingga dapat menjadi panduan dalam melakukan tatalaksana ameloblastoma
serta prognosis dari ameloblastoma pada varian yang berbeda.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mendeskripsikan pola ekspresi dan distribusi CD-10 & Osteopontin pada ameloblastoma
2. Menganalisis pola ekspresi dan distribusi CD10 & Osteopontin melalui imunohistokimia sebagai
indikator agresivitas lokal dan prediktor rekurensi pada kasus ameloblastoma
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Memberikan kontribusi pada bidang keilmuan kedokteran gigi dan bidang Bedah
Mulut dan Maksilofasial khususnya perihal marker molekuler pada ameloblastoma
1.4.2 Manfaat Praktis
Diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis dalam bidang Bedah Mulut dan
Maksilofasial terutama dalam kebijakan tatalaksana pasien dengan ameloblastoma yaitu :
1. Evaluasi hasil HPA pasien ameloblastoma dengan penggunaan marker CD-10 dan Osteopontin
untuk prediktor resiko rekurensi
2. Monitoring pada pasien ameloblastoma dengan ekspresi marker CD-10 dan Osteopontin yang
tinggi

Anda mungkin juga menyukai