Anda di halaman 1dari 9

EFEKTIFITAS PEMBERIAN ANTARA SAYUR KELOR DAN SAYUR BAYAM

TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN


SUKORAME KOTA KEDIRI TAHUN 2018

Dewi Kartika Sari, Marlian


Program Studi Kebidanan DIV, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kadiri
Jalan Selomangleng No. 1 Kota Kediri, Jawa Timur

ABSTRAK
ASI adalah susu yang diproduksi seorang ibu untuk konsumsi bayi dan merupakan
sumber gizi utama bayi. Hasil survey pendahuluan dari 8 responden didapatkan 5 responden
tidak lancar dan 3 responden produksi ASInya tidak lancar. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektifitas pemberian antara sayur kelor dan sayur bayam terhadap kelancaran
produksi pada ibu nifas di Kelurahan Sukorame Kota Kediri Tahun 2018.
Rancangan penelitian menggunakan eksperimen dengan pendekatan two group pre-
test post-test. Besar sampel 14 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan
total sampling. Pengumpulan data primer menggunakan lembar observasi dan hasil penelitian
dianalisis dengan uji Mann-Whitney.
Hasil penelitian uji Mann-Whitney didapatkan p-value sebesar 1,000. Jika nilai p-value
> 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara
efektivitas sayur kelor dan sayur bayam terhadap kelancaran produksi pada ibu nifas di
Kelurahan Sukorame Kota Kediri tahun 2018.
Kesimpulan tidak ada perbedaan efektifitas antara sayur kelor dan sayur bayam
terhadap kelancaran produksi asi pada ibu nifas. Setelah dilakukan penelitian mengenai sayur
kelor dan sayur bayam diharapkan masyarakat atau ibu nifas pada umumnya mampu
mengenal makanan lain yang bisa memperlancar produksi ASI.
Kata Kunci : Kelor, Bayam, Kelancaran ASI, Ibu nifas.
PENDAHULUHAN menunjukan bahwa pemberian ASI secara
Air Susu Ibu menjadi salah satu program ekslusif selama 6 bulan merupakan intervensi
World Health Organization (WHO) dan kesehatan masyarakat yang mempunyai
Pemerintah RI yang gencar dikemukakan disektor dampak posetif terbesar untuk menurunkan
Kesehatan untuk mengurangi morbiditas dan AKB, yaitu sekitar 13% (Sentara laktasi
mortalitas anak. Asi adalah sumber nutrisi yang Indonesia, 2010). Data Riskesdas tahun 2010
primer bagi anak sejak ia dilahirkan sampai iya menyebutkan sebesar 29,3% bayi yang
mampu mencernakan asupan lain setelah 6 bulan. mendapatkan Asi kurang dari 1 jam pertama
Lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral, setelah persalinan. Sedangkan data Riskesdas
enzim, dan hormon yang terdapat dalam ASI tidak tahun 2013 menyebutkan bahwa hanya sebesar
dapat digantikan oleh buatan industri. Asi 42% bayi Indonesia yang mendapatkan ASI
mengandung zat-zat kekebalan yang melindungi ekslusif . Angka tersebut masih dibahwa target
anak dari infeksi dan penyakit kronis, serta pencapaian standar pelayanan minimal (SPM)
mengurangi kemungkinan menderita gangguan ASI eskslusif Nasional yaitu 80%. Di Kota
kesehatan di kemudian hari seperti obesitas, Kediri tahun 2015 jumlah bayi yang diberi ASI
diabetes, dan asthma (WHO, 2014). eksklusif sebesar 2.462 (64,5%) dari jumlah
Menyusui merupakan sumber nutrisi bayi yang diperiksa yaitu 3.818 bayi (Profil
terbaik dengan komposisi bioaktif yang dapat kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2015).
meningkatkan status kesehhatan ibu dan anak, hal Data survey Dinas Kesehatan Kota
ini sejalan dengan tujuan SDGs nomor 2 dan 3 Kediri, Puskesmas yang pemberian ASI-nya
yaitu penanggulangan kelaparan, masalah pada tahun 2015 yang paling tinggi yaitu
kesehatan dan kesejahteraan. Bayi yang Puskesmas Ngletih sebesar 91,3%, sedangkan
mendapatkan ASI dengan standar emas makanan Puskesmas Sukorame sebesar 57,8%, tahun
bayi terbukti memiliki IQ lebih tinggi dan performa 2016 terdapat jumlah bayi 2.904 bayi, jumlah
lebih baik sehingga memiliki pekerjaan dan bayi yang diberi ASI sebanyak sebanyak 1.834
penghasilan yang layak, sehingga tentu saja bayi (63,2%) sedangkan tahun 2017 terdapat
berkesiinambungan dengan tujuan SDGs nomor 4 jumlah bayi 3.462 bayi, jumlah bayi yang
yaitu menjamin pemerataan pendidikan yang diberi ASI sebanyak sebanyak 2.236 bayi
berkualitas. Pemberian ASI eksklusif dapat (64,6%) (DinKes Kota Kediri, 2017).
membantu persamaan hak dan kewajiban laki-laki Data puskesmas Sukorame tahun 2016
dan perempuan dalam pengasuhan anak sesuai jumlah bayi 461 bayi yang diberi ASI
dengan tujuan SDGs nomor 5 yaitu kesetaraan sebanyak 266 bayi (57,7 %) , dan pada tahun
gender (IDAI, 2016). 2017 periode februari jumlah bayi sebanyak
Pada ibu tidak menyadari pentingnya 434 bayi, yang diberi ASI 267 (61,5%)
pemberian ASI, SDKI 2007 menunjukan bahwa sedangkan periode Agustus jumlah bayi 456
kurang dari satu dari tiga bayi di bawah usia enam bayi, yang diberi ASI 357 (78,3%).
bulan diberi ASI eksklusif. Oleh karena iitu, Berdasarkan hasil survey pendahuluan
sebagian besar bayi di Indonesia tidak yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 10
mendapatkan manfaat ASI terkait dengan gizi dan November 2017 sampai tanggal 17 November
perlindungan terhadap penyakit (Unicef, 2012). 2017 di KelurahanSukorame, telah dilakukan
ASI adalah susu yang diproduksi seorang wawancara pada 8 ibu menyusui didapatkan 5
ibu untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber ibu (62,5%) ibu mengalami masalah dalam
gizi utama bayi yang belum bisa mencerna kelancaran ASI berdasarkan indikator
makanan padat. ASI diproduksi didalam alveoli kelancaran ASI seperti: frekuensi menyusui
karena pengaruh hormone ibu <8 kali sehari, payudara ibu tidak tegang
prolactin dan oxitocin setelah kelahiran bayi karena tidak terisi ASI, frekuensi BAB bayi <
(Nirwana, 2014). 2-5 kali sehari. Frekuensi BAK bayi < 6 kali
Di Negara berkembang, lebih dari 10 sehari. Sedangkan 3 ibu (37,5%) ibu menyusui
juta bayi meninggal dunia pertahun. lainnya, tidak mengalami masalah kelancaran
KEMENKES RI (2009) menggungkapakan ASI atau ASI pada ibu tersebut lancar
penyebab kematian bayi di Indonesia antara berdasarkkan indikator kelancaran ASI yaitu
lain BBLR (29%), Asfiksia (27%), Tetenus seperti frekuensi menyusui > 8 kali sehari,
dan infeksi (15%), Diare dan pneumonia payudara ibu tegang karena terisi ASI,
(13%) dan masalah pemberian ASI (16%). frekuensi BAB bayi 2-5 kali sehari, dan
Penelitian di 42 negara berkembang frekuensi BAK bayi > 6 kali sehari.
Rendahnya pemberian ASI tersebut penghayatan terhadap obyek. Kesehatan ibu
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya memegang peranan dalam kelancaran produksi
karena kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI. Bila ibu tidak sehat, maupun makanannya
makanan yang mempengaruhi produksi ASI, kurang atau kekurangan darah untuk membawa
kurangnya kesadaran serta motivasi dan sikap nutrein yang akan diolah oleh sel- sel acini
ibu yang rendah untuk menyusui.. payudara (Notoadmojo, 2010).
Jones, et al, (2003) menemukan bahwa Tanaman kelor (Moringa oleifera (lamk)
menyusui dapat mencegah 13% kematian merupakan bahan makanan lokal yang memiliki
balita. 16% kematian neonatus dapat dicegah potensi untuk dikembangkan dalam kuliner ibu
bila bayi mendapat ASI pada hari pertama menyusui, karena mengandung senyawa fitosterol
setelah lahir, dan angka tersebut meningkat yang berfungsi meningkatkan dan memperlancar
menjadi 22% bila bayi melakukan IMD dalam produksi ASI (efek laktagogum). Secara teoritis,
satu 1 pertama setelah lahir (edmond, et al, senyawa-senyawa yang mempunyai efek
2006) epidemiologi menunjukan bahwa laktagogum diantaranya adalah sterol. Sterol
wanita yang tidak menyusui lebih tinggi resiko merupakan senyawa golongan steroid
kanker payudara dan kanker ovarium, serta (Nurmalasari, 2008). Mengutip Mindbodygreen,
obesitas, diabetes tipe 2, sindrom metabolik, sebuah studi yang dipinpin oleh Dr. Minchelle A.
dan penyakit kardiovaskuler (Rahma, 2008). Taup, MD, menemukan bahwa kelompok ibu
Meskipun manfaat-manfaat dari menyusui yang rutin mengonsumsi kapsul daun
menyusui ini telah telah didokumentasikan di kelor sebanyak dua kali sehari mengalami
seluruh dunia, hanya 39% anak-anak dibawah peningkatan produksi ASI yang cukup tinggi,
enam bulan mendapatkan ASI eksklusif pada Bayam merupakan salah satu sumber
tahun 2012. Angka global ini hanya meningkat mineral dan vitamin serta phytoestrogen yang
dengan sangat perlahan selama beberapa diyakini untuk meningkatkan laktasi. Beberapa
dekade terakhir, sebagian karena rendahnya nutrisi yang terkandung dalam bayam adalah
tingkat menyusui di beberapa negara-negara vitamin B6, protein, thiamin, asam folat, kalsium,
besar, dan kurangnya dukungan untuuk ibu kalium dan Vitamin. Kandungan vitamin B6 dalam
menyusui dari lingkungan sekitar (UNICEF, bayam akan membantu dalam menyediakan
2013). persedian produksi ASI. Selain itu sayuran bayam
Ada beberapa faktor yang juga merupakan sumber asam folat yang sangat
mempengaruhi produksi ASI yaitu makanan, penting untuk ibu menyusui.
ketenangan jiwa dan pikiran, perawatan Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin
payudara, anatomi payudara, faktor fisiologis, mencari solusi atau alternatif terapi yang mudah
perawatan payudara, anatomi payudara, faktor dilakukan dan tidak memerlukan biaya yang mahal
fisiologis, pola isterahat, umur kehamilan saat untuk meningkatkan produksi ASI salah satunya
melahirkan, konsumsi rokok dan alkohol dengan pemberian sayur kelor dan sayur bayam.
(Kristiyansari, 2009). Jumlah ASI yang sedikit Jadi peneliti tertarik untuk meneliti tentang
bisa diatasi dengan mengkonsumsi sayur- efektifitas pemberian antara sayur kelor dan sayur
sayuran dan buah yang tepat (Sakka, dkk, bayam terhadap kelancaran produksi ASI pada ibu
2014). nifas di Kelurahan Sukorame tahun 2018.
Penyebab produksi ASI berkurang
adalah tidak dilakukan persiapan puting BAHAN DAN METODE
terlebih dahulu dan kurangnya reflek oksitosin Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental.
dan prolaktin, asupan gizi yang berkurang pendekatan two group pre-test post-test. Populasi
yang di dapat ibu menyusui tidak terpenuhi. dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di
Bisa juga kerena ibu kurang istirahat Kelurahan Sukorame Kota Kediri tahun 2018.
(kecapean), dan faktor hormonal (hormon Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
testosterone), pengetahuan ibu yang kurang nifas di Kelurahan Sukorame Kota Kediri tahun
memadai tentang ASI ekslusif, beredarnya 2018. Penelitian ini dilakukan dengan pemberian
mitos yang kurang kurang baik, kesibukan ibu 100 gram kelor dan 100 gram bayam selama 7 hari.
bekerja, perawatan payudara. Lebih cepat Uji yang digunakan dengan Uji Mann-Whitney.
dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi
terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai
suatu penghayatan terhadap objek
dilingkungan tertentu sebagai suatu
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Sayur Kelor Terhadap Peningkatan
Hasil Kelancaran Produksi ASI pada Ibu Nifas di
Identifikasi Produksi ASI Sebelum Kelurahan Sukorame Kota Kediri Tahun 2018
Pemberian sayur Kelor dan sayur bayam pada Ibu
Nifas di Kelurahan Sukorame Kota Kediri Tahun Tabel 3 Analisis Sayur Kelor Terhadap
Peningkatan Kelancaran Produksi ASI pada Ibu
Kriteria Nifas
Kelancaran Kelor Bayam
produksi ASI F % F %
Lancar 0 0 2 28,6
Tidak lancar 7 100 5 71,4
Total 7 100 7 100
Sumber : Data Primer
Penelitian, 2018
2018
Tabel 1 Distribusi Frekuensi kelancaran
Produksi ASI Sebelum Pemberian Sayur Kelor dan
Sayur Bayam pada Ibu Nifas di Kelurahan
Sukorame Kota Kediri Tahun 2018.
Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan
Berdasarkan hasil penelitian kelancaran produksi asi sebelum pemberian sayur
menunjukkan, seluruh responden (100%) produksi kelor dari 7 responden didapat seluruh responden
ASI sebelum pemberian sayur kelor kriteria tidak kriteria tidak lancar dan sesudah pemberian sayur
lancar yaitu sebanyak 7 responden dan sebagian kelor hampir seluruhnya dari responden menjadi
besar dari responden (71,4%) produksi ASI lancar sebanyak 6 responden (85,7%) dan sebagian
sebelum pemberian bayam memiliki kriteria kecil dari responden kriteria tidak lancar sebanyak
tidak lancar yaitu sebanyak 5 responden 1 responden (14,3%).
Identifikasi Kelancaran Produksi ASI Berdasarkan hasil analisa melalui uji
Sesudah Pemberian sayur Kelor dan Sayur Bayam wilcoxon dengan SPSS didapatkan hasil positive
pada Ibu Nifas di Kelurahan Sukorame Kota Kediri rank yaitu 6 yang artinya antara sebelum dan
Tahun 2018. sesudah di berikan sayur kelor terdapat
Tabel 2 Distribusi Frekuensi kelancaran peningkatan kelancaran produksi ASI pada ibu
Produksi ASI Sesudah Pemberian Sayur Kelor dan nifas dan hasil ties sebesar 1 yang artinya
Sayur Bayam pada Ibu Nifas di Kelurahan kelancaran produksi ASI antara sebelum dan
Sukorame Kota Kediri Tahun 2018. sesudah pemberian sayur kelor tetap artinya tidak
ada penurunan maupun peningkatan. Nilai p.Value
0,014 dimana, nilai p < 0,05. Karena p value < 0,05
maka H1 diterima atau Ho ditolak yang artinya ada
pengaruh pemberian sayur kelor terhadap
kelancaran produksi ASI pada ibu nifas.
Analisis Sayur Bayam Terhadap Peningkatan
Kelancaran Produksi ASI pada Ibu Nifas di
Kelurahan Sukorame Kota Kediri Tahun 2018

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat


pada tabel 2 menunjukkan, hampir seluruhnya dari
responden (85,7%) produksi ASI sesudah
pemberian sayur kelor memiliki kriteria lancar
yaitu sebanyak 6 responden dan sesudah pemberian
sayur bayam hampir seluruhnya dari responden
(85,7%) memiliki kriteria lancar yaitu sebanyak 6
responden.
Tabel 4 Analisis Sayur Bayam Terhadap Berdasarkan tabel 5 diatas, setelah
Peningkatan Kelancaran Produksi ASI pada Ibu dilakukan uji statistik menggunakan uji komparatif
Nifas di Kelurahan Sukorame Kota Kediri Tahun Mann-Whitney diperoleh hasil Mean Ranks
2018 pemberian sayur kelor sebesar 7,50 mean ranks
pemberian sayur bayam sebesar 7,50 dan nilai U
sebesar 25,500 nilai W sebesar 52,500 dan nilai Z
= -,000 dengan ρ-value sebesar 1,000 . Jika nilai ρ
> 0,05 maka H0 diterima, H1 ditolak yang artinya
tidak ada perbedaan yang bermakna antara
pemberian sayur kelor dan sayur bayam terhadap
peningkatan produksi ASI ibu nifas. Berdasarkan
nilai mean ranks dapat disimpulkan bahwa
pemberian sayur dan sayur bayam sama-sama
berpengaruh terhadap peningkatan produksi ASI.
Berdasarkan tabel 4 diatas, menunjukkan Pembahasan
kelancaran produksi asi sebelum pemberian sayur Berdasarkan uji statistik menggunakan uji
bayam dari 7 responden didapat sebagian besar dari komparatif Mann-Whitney diperoleh hasil Mean
responden kriteria tidak lancar sebanyak 5 Ranks pemberian sayur kelor sebesar 7,50 mean
responden (71,4%) dan sesudah pemberian sayur ranks pemberian sayur bayam sebesar 7,50 dan
bayam didapat hampir seluruhnya dari responden nilai U sebesar 25,500 nilai W sebesar 52,500 dan
menjadi lancar sebanyak 6 responden (85,7%) dan nilai Z = -,000 dengan ρ-value sebesar 1,000 . Jika
sebagian kecil dari responden kriteria tidak lancar nilai ρ > 0,05 maka H0 diterima, H1 ditolak yang
sebanyak 1 responden (14,3%). artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara
Berdasarkan hasil analisa melalui uji pemberian sayur kelor dan sayur bayam terhadap
wilcoxon dengan SPSS didapatkan hasil positive peningkatan produksi ASI ibu nifas. Berdasarkan
rank yaitu 4 yang artinya antara sebelum dan nilai mean ranks dapat disimpulkan bahwa
sesudah di berikan sayur bayam terdapat pemberian sayur dan sayur bayam sama-sama
peningkatan kelancaran produksi ASI pada ibu berpengaruh terhadap peningkatan produksi ASI.
nifas dan hasil ties sebesar 3 yang artinya Dengan demikian, berdasarkan pada
kelancaran produksi ASI antara sebelum dan penelitian ini dapat diartikan bahwa pemberian
sesudah pemberian sayur bayam tetap artinya tidak sayur kelor dan sayur bayam merupakan makanan
ada penurunan maupun peningkatan. Nilai p.Value yang dapat memperlancar produksi ASI ibu nifas.
0,046 dimana, nilai p < 0,05. Karena p value < 0,05 Tetepi kedua perlakuan tersebut tidak memiliki
maka H1 diterima atau Ho ditolak yang artinya ada perbedaan efektifitas dalam meningkatkan
pengaruh pemberian sayur bayam terhadap produksi ASI. Tanaman kelor (Moringa Oleifera)
kelancaran produksi ASI pada ibu nifas. mengandung senyawa sterol (turunannya
Analisis Pemberian Antara Sayur Kelor dan fitosterol) dan polifenol yang berfungsi
Sayur Bayam Terhadap Peningkatan Kelancaran meningkatkan kadar hormon prolaktin untuk
Produksi ASI pada Ibu Nifas di Kelurahan produksi ASI. Fitosterol adalah hormon yang
Sukorame Kota Kediri Tahun 2018. merangsang hormone desitosn untuk memicu
Tabel 5 Hasil Analisis Pemberian Antara pengeluaran dan pengalirann ASI, serta memiliki
Sayur Kelor dan Sayur Bayam Terhadap efek lactogugum yang dapat meningkatkan jumlah
Peningkatan Kelancaran Produksi ASI pada dan mutu ASI karena mengandung zat yang
Ibu Nifas di Kelurahan Sukorame Kota Kediri bersifat hormonal. Dalam 100 gr daun kelor
Tahun 2018. mengandung Fe 5,49 mg, presentase fitosterol
(sitosterol) adalah sebesar 1,15% dan stigmasterol
sebesar 1,52% (Kristina, 2014).
Bayam merupakan makanan tradisional
untuk meningkatkan suplai susu. Tidak hanya
menyediakan suplai gizi yang cukup akan tetapi
sayuran mampu dicerna.Sayuran hijau seperti
bayam merupakan sumber mineral dan vitamin
serta pytoestrogen yang diyakini untuk
meningkatkan laktasi. Bayam kaya akan
kandungan vitamin B6, protein thiamin, asam folat,
kalium, kalium dan vitamin yang dibutuhkan. 10.1542/peds.2005-1496. .(diakses
Vitamin B6 akan membantu dalam menyediakan tanggal 1 januari, 2018).
persedian produksi ASI. Selain itu, bayam Etin Raharjo. 2007. Cooperative Learning
merupakan sumber yang merupakan nutrisi penting Analisi Model Pembelajaran IPS.
untuk ibu menyusui (Rachmawati, 2009). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat
bahwa pemberian sayur kelor dan sayur bayam Fikawati, dkk. 2013. Kajian Implementasi
merupakan dua perlakuan yang diberikan kepada dan Kebijakan Air Susu ibu Eksklusif
responden, tetapi tidak ada perbedaan yang dan Inisiasi Menyusu Dini di Indonesia.
bermakna, hal ini dilihat dari hasil penelitian, Depok: Jurnal Makara seri
sebelum pemberian sayur kelor dan sayur bayam Kesehatan.(diakses tanggal 1 Desember,
banyak responden ASInya tidak lancar, tetapi 2017).
Setelah pemberian sayur kelor yang mengandung
fitosterol dan sayur bayam yang mengandung Firdaus, Herry. 2014. Pemberian ASI
vitamin dan pytoestrogen, banyak responden Eksklusif di Indonesia (Diakses tanggal
ASInya menjadi lancar, akan tetapi 31 Januari, 2018).
keefektifitasnya sama-sama merupakan jenis
sayuran yang bisa melancarkan produksi ASI. Hal Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
ini menurut menurut Entin, (2002) ibu Indonesian Pediatric Society. Nilai
nifasmemerlukan bantuan agar proses menyusui
lebih berhasil, salah satunya adalah dengan cara Nutrisi Air Susu Ibu [internet]. c 2013 ; cited
mengkomsumsi bahan makanan yang mampu 2014 jan13] Avaliable from
merangsang produksi ASI. http://idai.or.id. (diakses tanggal 19
November, 2017).
Jones, et.al (2003). Accounting Information
DAFTAR PUSTAKA
System–A business Process Approach,
Ambarwati, weni.2009. ASI Menyusui Dan
Thomson Learning, USA. (diakses tanggal
Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika.
19 November, 2017).
Ambarwati, dan Diah W.2010.Asuhan Jongrungruangchok, Suchada, Supawan
Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Nuha Bunrathep, and Thanapat Songsak. 2010.
Medika. “Nutrients and minerals content of
eleven different samples of Moringa
Atikah, 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. oleifera cultivated in Thailand.” J
Yogyakarta: Nuha Medika. Health Res 24 (3): 123- 127.(diakses
tanggal 20 November, 2017).
Arikunto. 2011. Prosedur Penelitian
Juliani E. (2009). Hubungan beban kerja
Suatu Pendekatan Praktis. Gala
perawat pelaksana dengan pelaksanaan
Ilmu. Jakarta: Rireka Cipta.
perilakucaring menurut persepsi klien di
Irna Lantai Jantung RS Husada Jakarta.
Budiati T., Setyowati., Helena N. 2010.
FakultasKedokteran Ilmu Keperawatan:
Peningkatan Produksi ASI Ibu Nifas
Universitas Indonesia.
Seksio Sesarea Melalui Pemberian
Jakartahttp://lenteraimpian.wordpress.c
Paket “SUKSES ASI. Jurnal
om /2011/04/04/ asi-eksklusif-dan-
Keperawatan Indonesia, 13(2):59-
caramenyusui-yang-benar/(diakses
66.(diakses tanggal 1 Desember, 2017).
tanggal 1 Desember, 2017).
Kartonoetal. 2012 Nutrition During
Damai & Dian. 2011. Asuhan kebidanan
Lactation. Report of the Subcommittee
masa nifas: belajar menjadi bidan
on Nutrition During Lactation,
profesional. Bandung : Refika Aditama
Committee on Nutritional Status During
.
Pregnancy and Lactation, Food and
Edmond, et.al. 2006. Delayed Breastfeeding
Nutrition Board. National Academy
Initiation Increases Risk of. Neonatal
Press, Washington, DC. 309 pp. (diakses
Mortality. Pediatrics. 117 (3). doi:
tanggal 20 November, 2017).
Diponegoro.(diakses tanggal 22
Kemenkes RI. 2014.Infodatin. Pusat Data November, 2017).
Dan Informasi Kementrian
Kesehatan RIJakarta: Kementrian Mardiana A.2013. Hubungan Lama Menyusu
Kesehatan RI.(diakses tanggal 20 pada Inisiasi Menyusu Dini dengan
November, 2017). Keberhasilan Menyusui Eksklusif
pada Ibu Primipara di RSU
2015. Pedoman Pelaksanaan Lasinrang Pinrang. [Tesis].
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Bandung:Universitas
Dini Tumbuh Kembang Anak Padjajaran.(diakses tanggal 24
Ditingkat Pelayanan Kesehatan November, 2017).
Dasar. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.(diakses tanggal Misra. 2014. Pengaruh Modernisasi Sistem
20 November, 2017). Administrasi Perpajakan Terhadap
tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena
Krisnadi, S. & Effendi, J. 2010. (1998). Pajak Di Kantor Pelayananpajak
(Kpp) Pratama Padang. Jurnal
Faktor-faktor yang Berpengaruh
Akuntansi.
terhadap Motivasi Pemberian ASI
Eksklusif pada Ibu yang Melahirkan
di RS HS Bandung. Majalah Nirwana A.B. 2014. ASI & Susu Formula
Kedokteran Bandung, 30(2) 92-10 Kandungan dan Manfaat ASI dan
(diakses tanggal 25 November, Susu Formula. Yogyakarta: Nuha
2017). Medika.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi


Kristina, 2003. Pemberian ASI Eksklusif Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
kepada Bayi dan Faktor-Faktor Rineka Cipta.
yang Mempengaruhi di Novianti, Ratih. (2009). Menyusui Itu
Indonesia, Tesis FKM UI. Indah.Yogyakarta : OCTOPUS
Depok Anggota
IKAPI
Kristiyanasari. 2011. ASI, Menyusui&
SADARI. Yogyakarta: Penerbit Novita, M dan Nurhenti. (2016). Hubungan
Nuha Medika Antara Pemberian ASI Eksklusif
Dengan Kemampuan Motorik Kasar
Bayi 6-24 Bulan. Jurnal Mahasiswa
Kurniawan, B. 2013. Determinan Teknologi Pendidikan 5 (1).
Keberhasilan Pemberian Air Susu http://ejournal.unesa.ac.id/article/1
IbuEksklusif. Jurnal Kedokteran 8008/19/article.pdf. (diakses
Brawijaya, Vol. 27, No. 4, Agustus tanggal 24 November, 2017).
2013.(diakses tanggal 24
November, 2017). Nurmalasari, M.D. 2008. Isolasi kandungan
senyawa daun sauropus androgynus
Lisa, Ulfa Farah. 2012. Hubungan (L.)Merr (isolat fraksi n-heksana :
Pemberian ASI Ekslusif dengan etil asetat = 80:20). Undergraduate
Perkembangan Motorik Kasar Theses ofAirlangga
Balita di Kelurahan Brontokusuman University.(diakses tanggal 23
Kecamatan Mergangsan November, 2017).
Yogyakarta. Jurnal Ilmial, Vol 1. No
2. Pertiwi, A. D., Wirawanni, Y. 2014..
Hubungan Karakteristik Ibu dan
Lusiana Noor. 2008. Analisis Kegunaan Lama Pemberian ASI Eksklusif
Rasio-Rasio Keuangan Dalam dengan Penyakit Infeksi dan Status
Memprediksi Perubahan Laba Gizi Bayi Usia 1-6 Bulan di Wilayah
(Studi Empiris: Pada Perusahaan Kerja Puskesmas Bugangan
Perbankan Yang Terdaftar Di BEI). Kecamatan Semarang Timur. Karya
Skripsi. Semarang: Universitas
tulis Ilmiah. Program Sudi Ilmu Gizi Karyawan dalam Sistem Penggajian.
Fakultas Kedokteran Universitas Skripsi. Fakultas Ekonomi
Diponegoro. Semarang.(diakses Universitas Pembangunan Nasional
tanggal 22 November, 2017). “Veteran”. Jakarta.

Rahmawati. 2009 Ayah Bunda. Mencari Septiani, Nurul, et all. 2014. Hubungan
Posisi Menyusui Edisi 13- 18 April dukungan suami dengan produksi ASI
Jakarta: PT Aspira Pemuda. pada ibu nifas diwilayah kerja
Puskesmas Senori Kabupaten Tuban.
Rahma, D. 2008. Pengaruh pemberian ASI (Diakses pada tanggal 29 Januari,
eksklusif terhadap angka kejadian 2018)
diare persisten pada anak balita di
Kelurahan Pisangan Timur. Septiani, Y. 2014. Studi Karbohidrat, Lemak
Universitas Indonesia. Tesis. dan Protein pada Kecap dari Tempe.
(diakses tanggal 22 November, Skripsi. F. MIPA UNS. Surakarta.
2017). (diakses tanggal 26 November 2017).

Ramadhani E., Lubis G., Edison. 2013.


Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Simbolan JM, M Simbolan, N
dengan Angka Kejadian Diare Akut Katharina. 2007. Cegah Malnutrisi
pada Bayi Usia 0-1 Tahun di dengan Kelor.
Puskesmas Kuranji Kota Padang. Yogyakarta: Kanisius.
Jurnal Kesehatan Andalas. 2 (2):
62-66.(diakses tanggal 21 Sinambela. 2009. Pola Pengasuhan terhadap
November, 2017). Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak Balita Di Kecamatan Medan
Rizki Wiji Natia, 2012. ASI dan Panduan Ibu Belawan. Skripsi. Universitas
Menyusui. Yogyakarta: Nuha Sumatera Utara, Medan(diakses
Medika. tanggal 22 November 2017).

Rulina, Suradi, dkk. 2010. Indonesia Sujarweni, W. (2014). SPSS untuk


Menyusui. Jakarta: Ikatan Dokter Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru.
Anak Indonesia
Sulistyawati.2009. Buku Ajar Asuhan
Sakka dan Ahmadi Miru Pati, 2014.Hukum Kebidanan Ibu Nifas. Yogyakarta:
Perikatan Penjelasan Makna Pasal CV Graha media.
1233, Jakarta: Rajawali Pers.
(diakses tanggal 22 November,
2017). Sunarjono, H. 2014. Bertanam 36 Jenis
Sayuran. Jakarta: Penebar Swadaya.
Saleha, Siti. 2010. Asuhan Kebidanan Pada
Masa Nifas. Jakarta: Salemba Toma, A., & Deyno, S. (2014).
Medika. Phytochemistry and pharmacological
activities of Moringa oleifera.
Saparinto, C. 2013. Grow Your Own International Journal of
Vegetables-Panduan Praktis Pharmacognosy, 1, 222-231.(diakses
Menanam 14 Sayuran Konsumsi tanggal 25 November, 2017).
Populer di Pekarangan. Yogyakarta:
Penebar Swadaya. UNICEF. 2012. Diunduh dari International
Code of Marketing of Breast-milk
Sarwono, Prawiroharjo. 2010. Ilmu Substitutes:http://www.unicef.org/nut
Kebidanan. Ed. 4, cet.3 Jakarta : PT rition/index_24805.html(diakses
Bina Pustaka Sarwono. tanggal 22 November, 2017).
Sitti. 2010. Pengaruh Pengendalian Intern, Wagner, H., Bladt, S., 1996, Plant Drug
Kepatuhan dan Integritas Analysis:A Thin Layer
Manajemen Terhadap Perilaku Etis
Chromatography Atlas, Second milkproducts.http://www.who.int/hac/
Edition, 359, 362, 364, New York, crises/international/middle_east/Le
Springer.(diakses tanggal 22 banon_appropriate_infant_and_young
November, 2017). _child_feeding.pdf (diakses tanggal 28
November 2017).
Wahyuni & Hasifah. (2012). Faktor-Faktor .
yang Mempengaruhi Terjadinya Widuri. H. 2013. Cara Mengolah ASI
Bendungan ASI pada Ibu Post Partum Ekslusif Bagi Ibu Bekerja.Yogyakarta :
di RSKDIA Siti Fatimah Gosyen Publising.
Makasar.(diakses tanggal 22
November, 2017). Yameogo, W. C., Bengaly, D. M., Savadogo,A.,
Nikièma, P. A., Traoré, S. A.2011.
WHO.2011. WHO calls support for appropriate Determination of
infant and young child feeding in the ChemicalComposition and
current emergency in Lebanon, and Nutritionalvalues of Moringa oleifera
caution about unnecessary use of Leaves.Pakistan Journal of Nutrition
10 Vo(3)

Anda mungkin juga menyukai