Anda di halaman 1dari 5

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN MUDA - Pemanjangan faktor koagulasi dan membaik dengan

pemberian fosfolipid
ABORTUS Pengelolaan APS secara umum : heparin subkutan, aspirin,
 Merupakan persalinan kurang bulan (< 20 minggu / BB < 500 g) prednison, immunoglobulin
sebelum usia janin memungkinkan untuk hidup.  Trombofilia herediter
 Abortus spontan : abortus yang berlangsung tanpa tindakan  Defek plasenta / mikrotrombi (ec pada kehamilan terjadi
 Abortus provokatus : abortus yg terjadi dengan sengaja hiperkoagulasi akibat  faktor prokoagulan,  antikoagulan, 
(provokatus medisinalis & kriminalis) fibrinolitik)
 Bedah ibu (pengangkatan dini corpus luteum atau ovarium 
ABORTUS SPONTAN bila diangkat pada usia <10 minggu perlu diberi suplemen
 > 80 % terjadi pada trimester pertama (separuhnya disebabkan progesteron (8 – 10 minggu  1x dosis 150 mg im 17-
oleh anomali kromosom) hidroksiprogesteron kaproat, kalau 6 – 8 minggu kasi 2 dosis)
 Keguguran dini biasanya disertai perdarahan ke dalam desidua  Trauma abdomen
basalis dan nekrosis jaringan sekitar  ovum terlepas   Defek Uterus (septum uterus, anomali duktus mulleri,
rangsang kontraksi uterus  ekspulsi leiomioma uterus besar & multipel, sindroma asherman) 
 Meskipun mekanisme2 dalam abortus tidak selalu jelas, selama deteksi dengan : Histerosalpingografi & USG
3 bulan pertama kehamilan ekspulsi spontan hampir selalu  Inkompetensi serviks (ec dilatasi & kuretasi, konisasi,
didahului oleh kematian mudigah. kauterisasi ; penanganannya dapat dilakukan cerclage (KI :
perdarahan, ruptur membran, kontraksi uterus), seminggu
FAKTOR JANIN : kelainan kromosom (penyebab utama)  95% sebelum dan sesudah pembedahan dilarang berhub kelamin)
disebabkan oleh kesalahan gametogenesis ibu, 5% disebabkan  tindakan cerclage terdapat 2 jenis : tipe McDonald dan tipe
kesalahan ayah. Shirodkar, dilakukan pada usia kehamilan 12 – 14 minggu
Abortus aneuploid (75% terjadi pada usia < 8 minggu) FAKTOR AYAH : kelainan kromosom sperma
 Trisomi autosom (13, 16, 18, 21, 22)  kelainan kromosom KLASIFIKASI KLINIS ABORTUS SPONTAN
yang tersering a) ABORTUS IMMINENS (abortus yg mengancam)
 Monosomi X  kelainan kromosom spesifik tunggal tersering  Abortus permulaan  abortus dg perdarahan bercak dr jalan
 sindroma turner lahir, tanpa atau disertai nyeri perut bawah ringan dan , hasil
 Triploidi  berhubungan dengan degenerasi plasenta hidropik konsepsi masih baik dalam kandungan/ masih dapat
(molar) dipertahankan.
 Lain-lain : tetraploid, anomali struktur  Pemeriksaan luar : besar uterus masih sesuai usia kehamilan
 Pemeriksaan dalam : fluksus (+) sedikit, OUE tertutup
Abortus euploid (insidensi tertinggi pada usia 13 minggu)
 Pemeriksaan penunjang :
 Insiden meningkat pada usia > 35 tahun - ß-HCG masih (+)
- Untuk menentukan prognosis : tes B-HCG urin dengan
FAKTOR IBU : pengenceran 1/10 dan tanpa pengenceran, bila 22nya
hasilnya +  baik
 Infeksi : Bakteri (Listeria monositogenes, klamidia trachomatis,
- USG  pertumbuhan janin (ukuran, DJJ, gerakan),
BV), virus (HIV, sifilis, CMV, HSV), parasit ( toxoplasma gondii),
keadaan plasenta
spirokaeta (treponema palidum)
I. Bila hasil USG baik : hasil konsepsi utuh, DJJ baik :
- Adanya endotoksin & eksotoksin
- Rawat jalan, tdk perlu tirah baring total
- Infeksi plasenta  insuff plasenta
- Jgn melakukan akt berlebih atau koitus
- Infeksi kronis endometrium (ascending infection)  ggg
- Kontrol ANC sesuai jadwal selanjutnya
implantasi
- Bila perdarahan msh berlangsung  USG 1 mgg kemudian
- Amnionitis
II. Bila hasil USG meragukan : hsl konsepsi utuh, DJJ tdk jelas
- Kerusakan genetik & anatomik embrio
- USG 1 minggu kemudian
 Kelainan debilitas kronik : TBC, Ca
III. Bila hasil USG buruk : janin mati
 Kelainan endokrin :
- Evakuasi dg cara trgantung usia kehamilan
- Hipotiroidisme
 Penanganan :
- Progesteron 
- Tirah baring
- DM
- Spasmolitik
 Nutrisi
- Progesteron
 Obat-obatan & faktor lingkungan (rokok, alkohol, kafein, radiasi - Boleh pulang setelah tidak terjadi perdarahan, tp tidak
(>5rads), toksin lingk (arsen, timbal, formaldehid, benzen, etilen boleh berhub seksual selama 2 minggu maupun berakt
oksida), kontrasepsi) berat
 Faktor imun (autoimun)  SLE, APS - Pada keguguran, perdarahan terjadii diikuti dengan kram
Kriteria APS : abdomen beberpa jam/hari kemudian (nyeri ritmik di
- Thrombosis vaskular anterior , nyeri punggung bawah persisten, rasa tertekan
- Komplikasi kehamilan ( ≥ 3 kali abortus tanpa sebab yg di panggul)
jelas, ≥1 kematian janin / kelahiran prematur & berhub b) ABORTUS INSIPIENS
deg insuff plasenta atau PEB)  Abortus sedang berlangsung  perdarahan ringan – sedang dr
- Lab ( IgG dan IgM pada 2x pengukuran dengan jarak 6 jalan lahir disertai nyeri perut bawah yg kuat dan dpt berakhir
minggu) mjd abortus inkomplit / komplit
 Pemeriksaan luar : besar uterus masih sesuai usia kehamilan,  Etiologi : kegagalan reaksi thd antigen lymphocyte trophoblast
gerak janin & gerak jantung janin masih jelas walau sdh tdk cross reactive (Th/ transfusi leukosit atau heparinisasi)
normal inkompetensi serviks (tampak pembukaan canalis servikalis >8
 Pemeriskaan dalam : fluksus (+), OUE terbuka, hasil konsepsi mm & ketuban menonjol pada trimester 2)
msh dlm rahim, ketuban utuh, dpt menonjol g) ABORTUS INFEKSIOSA / ABORTUS FEBRILIS
 Pemeriksaan penunjang :  Abortus yg disertai infeksi pada alat genital  penyebaran
- B-HCG masih + infeksi pada peredaran darah tubuh atau peritoneum
- USG (septikemia / peritonitis)
 Penanganan :  Yang paling sering : endomiometritis
- Periksa stabilitas hemodinamik  GK : febris tinggi, takikardi, perdarahan pervaginam berbau,
- Evakuasi  kuretase bila perdarahan byk nyeri tekan, leukositosis
- Uterotonika pasca evakuasi (metilergometrin 3x0,125 mg)  Pemeriksaan dalam : OUE terbuka  teraba sisa jaringan, nyeri
- Antibiotik profilaksis slm 3 hari (seftriakson 1 x2 gr) pd adnexa & uterus
c) ABORTUS INKOMPLIT  Komplikasi : syok septik
 Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri & masih  Penanganan :
ada yg tertinggal  perdarahan sedikit/banyak dr jalan lahir - Antibiotik Penisilin 4 x 1,2 juta U + gentamisin 2 x 80 mg +
(trgantung sisa konsepsi) & nyeri perut bawah kuat metronidazol 2 x 1 gr  dilanjutkan antibiotik sesuai hasil
 Pemeriksaan luar : besar uterus lebih kecil dr usia kehamilan, kultur
DJJ (-) - Kuretase dilakukan 6 jam setelah antibiotik adekuat
 Pemeriksaan dalam : fluksus (+), OUE terbuka, teraba sisa diberikan
jaringan dr OUE - Uterotonika pasca evakuasi
 Pemeriksaan penunjang :  antibiotik dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam
- B-HCG masih (+)
- USG : janin mati KEHAMILAN ANEMBRIONIK (BLIGHTED OVUM)
 Penanganan :  Kehamilan dimana mudigah tidak terbentuk tapi kantong
- Periksa stabilitas hemodinamik gestasi tetap terbentuk
- Evakuasi  kuretase bila perdarahan byk  Biasanya sekitar 14 – 16 minggu akan terajdi abortus spontan
- Uterotonika pasca evakuasi (metilergometrin 3x0,125 mg)  Diagnosis ditegakkan pada usia kehamilan 7 -8 minggu bila
- Antibiotik profilaksis slm 3 hari (seftriakson 1 x 2 gr) pada hasil USG kantong gestasi tidak berkembang / tidak ada
d) ABORTUS KOMPLIT gambaran mudigah  evaluasi 2 minggu kemudian bila
 Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri hasilnya mudigah tetap tidak ada tetapi kantong gestasi
 Pemeriksaan luar : besar uterus lebih kecil dr usia kehamilan  membesar  blighted ovum dpt ditegakkan
perdarahan dr jalan lahir sedikit, DJJ (-)  Penanganan : D&K
 Pemeriksaan dalam : fluksus (-), OUE tertutup / bila terbuka 
teraba rongga uterus kosong PENGAKHIRAN KEHAMILAN
 Pemeriksaan penunjang :  Usia ≤ 12 minggu
- B-HCG masih + sampai 7-10 hari post abortus - Kuretase vakum ; Kuretase tajam
- USG : janin (-) - Dilatasi & kuretase tajam
 Penanganan :  Usia >12 – 20 minggu
- Uterotonika +/- - Misoprostol 200 mcg intravaginal setiap 6 jam (dpt diulang
- Antibiotik profilaksis slm 3 hari (seftriaxon 1 x 2gr) 1 x 6 jam stlh pemberian pertama) atau misoprosol SL 400
e) MISSED ABORTION mg setiap 6 jam (dapat diulang 1x)
 Embrio/fetus telah meninggal di dalam rahim & seluruhnya - Pemasangan batang laminaria slm 12 jam
masih tertahan di dalam rahim slm 8 minggu/lebih  tidak ada - Kombinasi pemasangan laminaria dan misoprostol atau
keluhan, perdarahan +/- pemberian tetes oksitosin 10 IU dlm 500 cc D5% 20
 Pemeriksaan luar : besar uterus lebih kecil dr usia kehamilan, tts/menit (maks 60 tts/menit)
tanda-tanda kehamilan sekunder menghilang, DJJ (-) - Dilakukan kuretase bila masih tdpt sisa jaringan
 Pemeriksaan dalam : fluksus +/-, OUE tertutup  Usia >20 -28 minggu
 Pemeriksaan penunjang : - Misoprostol 100 mcg intravaginal setiap 6 jam (dpt diulang
- B-HCG (-) 1 x 6 jam stlh pemberian pertama)
- USG - pemasangan batang laminaria slm 12 jam
- Lab : Hb, Ht, trombosit, fibrinogen, D-dimer, pT, aPTT, - pemberian tetes oksitosin 5 IU dlm 500 cc D5% 20 – 60
BT/CT tts/menit
 Penanganan : - kombinasi misoprostol & oksitosin u/ janin hidup/mati
- Usia <12 minggu  D&K langsung - kombinasi laminaria & oksitosin u/ janin mati
- Usia 12 – 20 minggu bila serviks masih kaku  induksi - dilakukan histerektomi bila persalinan pervaginam gagal
dulu (oksitosin 10U dlm 500cc D5% 20 tts/mnt (maks  Usia >28 minggu
50U)/ misoprostol sublingual 400 mcg 2dd)  bila tidak - Misoprostol 50 mcg intravaginal setiap 6 jam (dpt diulang
berhasil  pasien diistirahatkan 1 hari  induksi lagi 1 x 6 jam stlh pemberian pertama)
(maks 3 kali)  kuretase - Pemasangan metrolisa 100 cc NaCL slm 12 jam
- Uterotonika pasca evakuasi - Pemberian tetes oksitosin 5 IU dlm 500 cc D5% 20 – 60
- Antibiotik profilaksis slm 3 hari (seftriakson 1 x 2 gr) tts /menit
f) ABORTUS HABITUALIS - Kombinasi ketiga cara di atas
 Abortus spontan yang terjadi ≥ 3 kali berturut-turut - Dilakukan SC bila persalinan pervaginam gagal
KEHAMILAN EKTOPIK - Bisa syok hipovolemik
- Nyeri abdomen :
 Kehamilan yang hasil konsepsinya berimplantasi di luar kavum  uterus membesar& lunak tapi tdk sesuai usia
uteri dan dpt berakhir dg abortus atau ruptur tuba (Kehamilan kehamilan
Ektopik Terganggu)  nyeri goyang serviks (+) / slinger pijn (+)
 Lokasi :  nyeri pd perabaan + ada massa pada adnexa
- Kehamilan tuba : pars ampullaris (tersering)  cavum douglas dpt menonjol + nyeri tekan 
- Kehamilan ektopik lain : Serviks uteri, ovarium, abdominal defekasi nyeri
- Intraligamenter  Diagnosis Banding
- Kehamilan ektopik heterotropik : 1 di luar uterus, 1 di - Kista ovarium pecah
kavum uterus - Torsio kista
- Kehamilan ektopik bilateral - Kista terinfeksi
 Etiologi : - Abortus imminens
Prinsip : hambatan dalam nidasi embrio ke endometrium - Appendisitis
- faktor tuba  Pemeriksaan Penunjang :
 disfungsi silia tuba - Laboratorium : Hb-Ht serial (3kali berturut2 selan 1 jam) ,
 perubahan bentuk & patensi tuba (post rekanalisasi leukosit, B-HCG serum, PP test
tuba, kelainan endometriosis tuba, divertikel - USG
saluran tuba, tumor di tuba) - Kuldosentesis
- faktor abnormalitas zigot  Posisi litotomi
 tumbuh terlalu cepat dan besar  Aseptik & antiseptik vulva vagina
- faktor ovarium  Pasang spekulum
 produksi ovum yg ditangkap oleh tuba kontralateral  Bibir belakang porsio dijepit
- faktor hormonal  Tusuk cavum douglas dg jarum spinal no.18 &
 penggunaan pil KB (progesteron)  gerakan tuba spuit 10 cc  lakukan pengisapan darah
melambat  Interpretasi :
- lain2 o Darah merah segar, dlm be2rapa menit
 penggunaan IUD  peradangan pd endometrium / membeku  a/v yg tertusuk
endosalping o Darah tua coklat – hitam, tdk membeku,
 Patologi atau bekuan2 kecil  hematokel
- Hasil konsepsi mati dini & diresorbsi retrouterina
 Pd implantasi diluar cavum uteri  ovum yg - Laparoskopi diagnostik
dibuahi akan cepat mati ec vaskularisasi <<   Penatalaksanaan :
resorbsi total  tidak ada keluhan, hanya telat 1. Konservatif :
mens be2rapa hari - Bila fertilitas masih diperlukan dpt diberi methotrexate
- Abortus ke dlm lumen tuba (MTX) dg syarat :
 Perdarahan ec pembukaan pemb. Darah vili korialis  Hemodinamik stabil (perdarahan ≤ 100 ml)
pd dinding tuba  pelepasan mudigah sebagian /  Kehamilan belum pecah
total  bila total, mudigah dikeluarkan dalam  Usia kehamilan <8 mgg
lumen tuba, didorong oleh darah ke ostium tuba  Tdk ada cairan bebas pd pemeriksaan USG
pars abdominalis  Kantung kehamilan <3cm
 Bila pelepasan sebagian  perdarahan akan  Tdk ada pulsasi jantung janin
berlangsung terus  mola kruenta  tuba  B-HCG < 10.000 IU/ml
membesar & kebiru2an (hematosalping)  darah  Tdk ada KI MTX dg dosis 50 mg/m2 atau 1 mg/kgBB
mengalir ke rongga perut  cavum douglas  IV & faktor sitrovorum 0,1 mg/kgBB IM selang-
terbentuk hematokel retrouterina seling tiap hari slm 8 hari
- Ruptur dinding tuba 2. Aktif (Operatif) :
 Sering terjadi pada implantasi ovum di isthmus - Laparotomi
 Ec penembusan vili korialis sampai ke peritoneum - Salpingektomi
 Bisa ruptur spontan atau ec trauma ringan (koitus - Salpingostomi / reanastomosis tuba
atau pemeriksaan vaginal) - Reseksi segmen
 Perdarahan dlm rongga perut & perdarahan dlm  pemilihan salpingektomi atau salpingostomi tergantung dr :
lumen tuba bila pseudokapsularis mudigah pecah kondisi penderita,keinginan penderita akan f(x) reproduksinya,
 Gambaran klinik : lokasi KE, kondisi anatomik organ pelvis,
- Tidak khas sampai terjadi abortus atau ruptur tuba 3. Transfusi bila Hb <8 gr%
 Diagnosis KET:
- terlambat haid (amenore) KEHAMILAN PARS INTERSTITIALIS TUBA
- biasanya tjd 6 – 8 minggu stlh haid terakhir  Biasa terjadi pd kehamilan yg lebih tua, dpt mencapai akhir
- tanda2 subjektif kehamilan (mual muntah) bulan ke-4
- nyeri abdomen tiba2 + spotting (mula2 nyeri pd 1 sisi   Perdarahan sgt banyak
menjalar ke tengah (ec darah masuk ke rongga perut)
 Th/ laparotomi : wedge resection pd kornu uteri
- GK jarang : nyeri menjalar ke bahu (ec darah di rongga
perut merangsang diafragma), perdarahan pervaginam (ec KEHAMILAN EKTOPIK GANDA
pelepasan desidua dr kavum uteri akibat ggg  Pada laparotomi ditemukan uterus yg membesar sesuai usia
pembentukan hormon HCG), pingsan kehamilan & 2 corpus luteum
 pd foto rontgen : bag terendah anak tinggi letaknya, anak letak
KEHAMILAN OVARIAL paksa
 Kriteria diagnosis dr Spiegelberg :  membuat foto rontgen dengan sonde di dlm kavum uteri/
- Tuba pada sisi kehamilan hrs normal histerosalpingografi
- Kantong janin hrs ditemukan di dlm ovarium
- Kantong janin dihubungkan dg uterus oleh lig ovarii
proprium
- Jaringan ovarium yg nyata ditemukan di dalam kantong
janin

KEHAMILAN SERVIKAL
 Kriteria diagnosis Rubin :
- Kelenjar serviks ditemukan di sebrang tmpt implantasi
plasenta
- Implantasi plasenta hrs berada di bwh a.uterina atau
dibwh peritoneum viserale uterus
- Janin tdk boleh berada di korpus uterus
- Implantasi plasenta di serviks hrs kuat
 Kesulitan diagnosis mnrt Rubin : harus dilakukan histerektomi
atau biopsi jaringan yg adekuat
 Kriteria diagnosis Paalman & Mc Elin :
- OUI tertutup
- OUE terbuka sebagian
- Seluruh hasil konsepsi berada di dlm endoserviks
- Perdarahan uterus stlh fase amenore tnp nyeri
- Serviks lunak & membesar > besar dr fundus  gambaran
hour glass uterus.

KEHAMILAN EKTOPIK KRONIK (HEMATOKEL)


 Umumnya terjadi stlh ruptur tuba atau abortus tuba dan
selanjutnya janin tumbuh terus krn mendapat cukup zat2
makanan & oksigen dr plaenta yg memperluas insersinya pd
jaringan sekitarnya  kehamilan abdominal  janin biasanya
akan meninggal stlh mencapai umur tertentu (supurasi,
mumifikasi, kalsifikasi, atau litopedion)
 Pengelolaan pada kehamilan ektopik lanjut  laparotomi 
selaput janin dipotong pd daerah yg mengandung sdkt pemb
darah, janin dikeluarkan hati2, talipusat diptong dekat plasenta,
dan plasenta ditinggalkan (ec tmpt implantasi plasenta minim
kontraksi  tdk dpt menutup pemb darah  perdarahan
hebat bila dilepas)

PEMERIKSAAN USG PADA KEHAMILAN EKTOPIK


 Pada hamil normal struktur kantong gestasi dpt didteksi sjk usia
5 minggu (diamter 5 – 10 mm) dg kdr HCG 6000 – 6500 mIU/ml.
Bila HCG >6500 tapi kantong gestasi tdk ditemukan  KE
 kantung kehamilan di luar kavum uteri
 uterus membesar
 endometrium menebal ec reaksi desidua
 gambaran massa bebas / darah / cairan bebas di daerah adnexa
atau cavum douglas
 kavum uteri sering berisi cairan eksudat yang diproduksi oleh
sel desidua, yg gambarannya berupa struktur cincin anekoik
(pseudogestasional sac/ kantung gestasi palsu)

PEMERIKSAAN FISIK PD KEHAMILAN EKTOPIK


 pergerakan anak > nyeri
 palpasi anak > mudah diraba dr luar
 tumor yg mengandung anak tdk pernah mengeras
 traba tumor disamping anak : uterus yg membesar
 pada kala II, pembukaan tetap 1 cm, pada perabaan cavum
uteri  ksong
 pada percobaan dengan pitocin 2 U IV  tumor di samping
anak mengeras
MOLA HIDATIDOSA  Aktinomisin D (ACTD) 1 vial 0,5 mg/ hari IV 5 hari
- histerektomi
 Suatu kehamilan yg berkembang tidak wajar  tdk ditemukan  Pemeriksaan tindak lanjut : tes B-HCG (mencapai nilai normal 8
janin dan adanya degenerasi hidropik dari vili korialis minggu setelah evakuasi) selama 1 tahun (pasien jangan hamil
 Atau suatu kegagalan kehamilan normal dimana terjadi dulu minimal 6 bulan dg mengg kondom, diafragma, atau
proliferasi sel trofoblas scr berlebihan & dgenerasi hidropik pantang berkala) dan foto thoraks bulan ke-6 dan 12 bila ada
yang scr klinis tampak sbg gelembung2. keluhan.
 Gambaran histopatologik khas : edema stroma vili, tidak ada Jadwal pengawasan (lamanya 1 tahun):
pembuluh darah (degenerasi hidropik), proliferasi sel trofoblas - 48 jam pertama setelah evakuasi
yg berlebihan - 3 bulan ke-I : 2 minggu sekali
 Gambaran mola makroskopis : gelembung putih, tembus - 3 bulan ke-II : 1 bulan sekali
pandang, berisi cairan jernih, ukuran 1 – 2cm - 6 bulan terakhir : 2 bulan sekali
 Gejala utama : perdarahan (intermitten, sedikit-sedikit atau  Komplikasi :
sekaligus banyak). Biasanya terjadi antara bulan 1 – 7 (minggu Perdarahan, syok hipovolemik, PE/E, tirotoksikosis (ec efek
12 – 14). tirotropin like dari B-HCG), infeksi, emboli paru (migrasi sel
 Mola bisa disertai dengan preeklampsia (PE terjadi <20 trofoblas ke paru2, keganasan
minggu), atau tirotoksikosis
 Sering juga disertai dengan kista lutein (perm kista licin, Gambaran Mola Parsial Mola komplit
kekuningan, dikelilingi sel lutein) risiko 4x lebih besar terjadi Kariotipe Triploid (69 XXX Diploid (46 XX
keganasan atau 69 XXY) atau 46 XY)
 Faktor risiko : usia < 20 th atau > 40 th, nulipara, sosioekonomi Patologi
rendah, diet rendah protein, rendah asam folat, kadar karoten Mudigah janin ada Tidak ada
darah rendah amnion ada Tidak ada
Edema vili fokal Difus
KLASIFIKASI Proliferasi Fokal, ringan – Difus, ringan –
 Mola dibagi menjadi 2 : trofoblas sedang berat
- Mola parsial (sebagian kavum uteri berisi jaringan mola, Gamb Klinis
sebagian berisi janin) Diagnosis Missed abortion Gestasi mola
- Mola komplit  risiko lebih tinggi terjadi keganasan Ukuran uterus Kecil u/ usia 50% besar untuk
kehamilan usia kehamilan
PATOFISIOLOGI Kista lutein Jarang 25 – 30%
 Teori Hertig (Teori missed abortion) : kematian janin minggu 3 Penyulit medis Jarang Sering
-5  ggg peredaran darah  cairan tertimbun dalam jar. Peny. Trofoblastik 1–5% 15 – 20%
Mesenkim vili persisten
 Teori Park (Teori neoplasma)  abnormalitas sel trofoblas 
resorbsi cairan berlebih

DIAGNOSIS
 Amenore
 keluhan gestosis yg berat
 uterus yang lebih besar dari usia kehamilan
 Tidak ditemukan tanda pasti kehamilan (balotemen (-), DJJ (-))
 perdarahan pervaginam & ditemukannya gelembung mola
 Pemeriksaan B-HCG   HCG terutama pada hari ke 100
 Pemeriksaan USG  snow flake pattern atau honey comb
appearance (massa ekogenik bercampur bagian anekoik
vesikular berdiameter 5 – 10 mm) dengan atau tanpa massa
kistik multilokuler di daerah adneksa (kista teka lutein)

PENGELOLAAN MOLA HIDATIDOSA


 Perbaikan keadaan umum (tranfusi, mengatasi penyulit (PE,
tirotoksikosis)
 Pengeluaran jaringan mola
- Vakum kuretase : dilakukan 1 kali saja
 Bila gelembung sudah keluar : dilakukan kuretase
tajam untuk mengambil jaringan PA
 Bila gelembung belum keluar : dipasang laminaria
stift, 12 jam kemudian dilakukan vakum kuretase 
kuretase tajam
- Histerektomi totalis : indikasi : usia > 35 tahun dengan
anak hidup ≥ 3
 Terapi profilaksis :
- Kemoterapi (diberikan pada pasien dg resiko tinggi : hasil
PA mencurigakan, usia >35 th tp menolak histerektomi)
 Metotreksat (MTX) 20 mg/hari IM 5 hari (ditambah
as. Folat) atau

Anda mungkin juga menyukai