Anda di halaman 1dari 25

TIPE KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM DAN PERAN

FUNGSI MANAGEMENT KEPERAWATAN DALAM


PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN

Dijukan untuk memenuhi salah satu tugas management keperawatan


Dosen pembimbing: Rahmat, M.Kep.

Disusun oleh:
Sabrina mulyawati 302018061
Fikri Nurul Padhli 302018071
Mega Rismayanti 302018076
Igay Prajasastya 302018086
Renanda Tri Asmira 302018099

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat yang tiada terhitung
jumlahnya. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tercurahkan ke pada Nabi
Muhammad SAW. Khususnya kepada penyusun serta selalu memberikan hidayah
dan inayahnya sehingga penyusun dapat membuat makalah ini dengan penuh rasa
syukur dan dapat mengumpulkan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah yang penyusun buat ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Management Keperawatan. Dalam penyusunanya pun penyusun mendapat
dukungan dari dosen pembimbing, teman-teman, referensi buku, e-book, e-journal
serta dukungan dari pihak lain.
Adapun makalah yang penyusun buat belum sepenuhnya sempurna, sehingga
penyusun dengan lapang dada menerima kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun sehingga dikemudian hari penyusun dapat membuat makalah
jauh lebih baik dari makalah ini. Penyusun berharap dengan makalah ini dapat
menambah pengetahuan pembaca serta menjadi inspirasi pembaca.

Bandung, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 3
BAB II. TEORETIS DAN PEMBAHASAN .......................................................... 4
A. Konsep Teori dan Prinsip Kepemimpinan dalam Islam dan Manajemen
Keperawatan................................................................................................ 4
1. Teori Manajemen Keperawatan ............................................................ 4
2. Konsep Manajemen Keperawatan......................................................... 5
3. Prinsip Dasar Kepemimpinan Manajemen Keperawatan ..................... 5
4. Konsep dasar Kepemimpinan dalam Islam ........................................... 5
5. Kriteria pemimpin ideal dalam Islam .................................................... 7
6. Prinsip- prinsip kepemimpinan dalam Islam......................................... 8
B. Fungsi Manajer Keperawatan ................................................................... 10
1. Tatanan Unit Keperawatan Sistem Manajerial ................................... 10
2. Tanggung jawab manajer Keperawatan .............................................. 11
C. Peran dan Tanggung Jawab Manajer Keperawatan .................................. 12
D. Gaya Kepemimpinan ................................................................................. 12
1. Gaya Kepemimpinan Otokratis ........................................................... 12
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis ....................................................... 14
3. Gaya Kepemimpinan Kharismatik ...................................................... 16
4. Gaya Kepemimpinan Bebas (Laissez faire) ........................................ 16
E. Penerapan teori, konsep dan prinsip kepemimpinana manajemen diruang
rawat dan puskesmas ................................................................................. 17
1. Penerapan teori manajemen diruang rawat dan puskesmas ................ 17
2. Konsep dan prinsip kepemimpinana manajemen diruang rawat dan
puskesmas ........................................................................................... 18
BAB III. PENUTUP.............................................................................................. 20

ii
iii

Kesimpulan ..................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi
sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk
mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan. Kelly dan Heidental (2004) dalam Marquis dan Huston (2000),
menyatakan bahwa manajemen keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu
proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan
untuk mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu
perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian.
Swanburg (2000) menyatakan bahwa manajemen keperawatan adalah
kelompok dari perawat manajer yang mengatur organisasi dan usaha
keperawatan yang pada akhirnya manajemen keperawatan menjadi proses
dimana perawat manajer menjalankan profesi mereka.
Manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat
pelaksana serta mengelola kegiatan keperawatan. Manajemen pelayanan
keperawatan adalah pelayanan di rumah sakit yang dikelola oleh bidang
perawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak (kepala
bidang keperawatan), manajemen menegah (kepala unit pelayanan atau
supervisor), dan manajemen bawah (kepala ruang perawatan). Keberhasilan
pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh manajer keperawatan
melaksanakan peran dan fungsinya. Manajemen keperawatan adalah proses
kerja setiap perawat untuk memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap
pasien. Tugas manager keperawatan adalah merencanakan, mengatur,
mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya
manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada
pasien (Gillies, 1994)
Islam merupaka agama rahmatan lil „alamin yang membawa berkah
kepada seluruh alam. Segala urusan dalam kehidupan dunia dan akhirat sudah
diatur sedemikian rupa agar tujuan utama Islam dapat terealisasikan. Bahkan

1
2

hal-hal kecil pun diatur. Begitu juga dengan kepemimpinan, baik sosok,
kategori ataupun gaya keemimpinan seseorang. Kepemimpinan dalam bahasa
inggris disebut Leadership dan dalam bahasa arab disebut Zi‟amah atau
Imamah. Tujuan dari pembahasan mengenai kepemimpinan sendiri tidak luput
dari di era sekarang yaitu akhir zaman cukup sulit untuk menemukan sosok
pemimpin yang baik
Kepemimpinan merupakan lokomotif organisasi yang selalu menarik di
bicarakan. Daya Tarik ini di dasarkan pada latar historis yang menunjukan arti
penting keberadaan seorang pemimpin dalam setiap kegiatan kelompok dan
kenyataan bahwa kepemimpinan merupakan sentrum dalam pola interaksi
antar komponen organisasi . lebih dari itu kepemimpinan dan peranan
menentukan kelahiran pertumbuhan dan kedewasaan serta kematian
organisasi.
Peran dan fungsi perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap kedudukan dalam system,dimana dapat dipengaruhi oleh
keadaan social baik dari profesi perawat maupun profesi luar perawat yang
bersifat konstan. Peran perawat menurut konsorium ilmu kesehatan tahun1989
teriri dari peran sebagai pemberi asuhan keperawatan , advokat pasien,
pendidik , coordinator ,kolaborator konsultan , dan peneliti. Melihat fungsinya
yang luas maka perawat professional harus dipersiapkan dengan mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan tentang kepemimpinan. Pemimpin perawat
dibutuhkan baik sebagai pelaksana asuhan keperawatan , pendidik, manager,
ahli, dan bidang riset keperawatan (azis alimul, 2004)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah,
diantaranya.
1. Bagaimana Konsep Teori dan Prinsip Kepemimpinan (dalam islam dan
Manajemen Keperawatan)?
2. Apa saja Fungsi Manajer keperawatan?
3. Apa saja Peran dan Tanggung Jawab manajer keperawatan?
4. Bagaimana Gaya Kepemimpinan: perbedaan dan penggunaannya?
3

5. Bagaimana Penerapan teori konsep dan prinsip kepemimpinan dalam


islam manajemen di ruang rawat dan puskesmas?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah management keperawatan dan
menambah pengetahuan mengenai kepemimpinan dan peran fungsi
management keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. untuk mengetahui bagaimana Konsep Teori dan Prinsip
Kepemimpinan (dalam islam dan Manajemen Keperawatan);
b. untuk mengetahui apa saja Fungsi Manajer keperawatan;
c. untuk mengetahui apa saja Peran dan Tanggung Jawab manajer
keperawatan;
d. untuk mengetahui bagaimana Gaya Kepemimpinan: perbedaan dan
penggunaannya;
e. untuk mengetahui bagaimana Penerapan teori konsep dan prinsip
kepemimpinan dalam islam manajemen di ruang rawat dan puskesmas.
BAB II
TEORETIS DAN PEMBAHASAN

A. Konsep Teori dan Prinsip Kepemimpinan dalam Islam dan Manajemen


Keperawatan
Pada jaman Nabi Muhammad (Yasin, 2007) mayoritas pembekam
berstatus budak. Dalam konteks kekinian tenaga medis pada pengobatan
bekam memiliki latar belakang status sosial yang beragam seperti perawat,
dokter, dosen, mahasiswa, pegawai kantoran, ibu rumah tangga, dan lain-lain.
Selain status sosial, pada praktiknya para pembekam memiliki metode yang
berbeda.
Perbedaan metode ini dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan yang
berbeda baik formal maupun non formal. Pengaruh secara langsung dapat
dilihat dalam proses pembekaman, alat yang digunakan, dan pandangan yang
berbeda dari masing-masing tenaga bekam mengenai pengobatan bekam.
Walaupun perbedaan-perbedaan tersebut nampak, pembekam memiliki
peran penting dalam tersebarnya metode bekam ke masyarakat. Dalam hal
komunitas, tenaga kesehatan bekam memiliki sejumlah komunitas contoh
(Sayidun, 2008, p. 42-43) Asosiasi Bekam Indonesia (ABI) Jakarta yang
memiliki peran dalam melindungi dan mencegah pembekam dari tindakan
malpraktek. Selain itu asosiasi ini juga sering mengadakan pelatihan dan akan
melakukan standarisasi dalam menggunakan pengobatan bekam. Selain ABI,
terdapat berbagai macam perkumpulan orang-orang yang mengembangkan
pengobatan bekam diantaranya Asosiasi Praktisi Herbal Thibbun Nabawi,
Herbal Naturaid Centre (HNC), dan Komunitas Pengobatan Nabawi (KPN)
(Jumarodin& Sulistyowati, 2008, p. 81; Komunitas pengobatan, n.d, paragraf
1). Beberapa diantaranya sudah membuka sekolah herbalis dan mendirikan
klinik sebagai tempat melakukan proses pengobatan.
1. Teori Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan keperawatan
melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga, dan masyarakat.

4
5

2. Konsep Manajemen Keperawatan


Konsep dasar manajemen keperawatan adalah manajemen partisipatif
yang berlandaskan kepada paradigma keperawatan yaitu manusia, perawat,
kesehatan dan lingkungan dengan merumuskan kerangka konsep menjadi
kerangka kerja untuk menunjang praktek keperawatan dan merupakan
keyakinan dasar dari tim perawatan.
3. Prinsip Dasar Kepemimpinan Manajemen Keperawatan
Keberhasilan manajemen keperawatan dalam mengelola suatu
organisasi keperawatan dapat dicapai melalui upaya penerapan prinsip-
prinsip manajemen keperawatan yaitu:
a. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu
yang efektif
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan
g. Divisi keperawatan yang baik
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif
i. Pengembangan staf
j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan
4. Konsep dasar Kepemimpinan dalam Islam
Konsep kepemimpinan dalam Islam sebenarnya memiliki dasar-dasar
yang sangat kuat dan kokoh. Ia dibangun tidak saja oleh nilai-nilai
transendental, namun telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu oleh
nabi Muhammad SAW, para Shahabat dan Al-Khulafa' Al-Rasyidin.
Pijakan kuat yang bersumber dari Al- qur'an dan Assunnah serta dengan
bukti empiriknya telah menempatkan konsep kepemimpinan Islam sebagai
salah satu model kepemimpinan yang diakui dan dikagumi oleh dunia
internasional.
Tokoh pemimpin (imam) menjadi harapan dalam penciptaan
masyarakat adil dan makmur sebagai salah satu tujuan terbentuknya
6

Negara. Karena itu pergeseran dari harapan atau penyimpangan dari


makna hakiki kepemimpinan dan sikap keteladanan, menjadi sumber
pemuasan ambisi, akan mengakibatkan munculnya pemerintahan tirani.
Keberhasilan seseorang dalam memimpin tidak saja ditentukan oleh
seberapa tinggi tingkat kepemimpinannya, tetapi yang paling penting
adalah seberapa besar pengaruh baik yang dapat diberikan kepada orang
lain.
Secara etimologi kepemimpinan berarti Khilafah, Imamah, Imaroh,
yang mempunyai makna daya memimpin atau kualitas seorang pemimpin
atau tindakan dalam memimpin. Sedangkan secara terminologinya adalah
suatu kemampuan untuk mengajak orang lain agar mencapai tujuan-tujuan
tertentu yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah
upaya untuk mentransformasikan semua potensi yang terpendam menjadi
kenyataan.
Dalam pandangan Islam, kepemimpinan merupakan amanah dan
tanggungjawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada anggota-
anggota yang dipimpinya, tetapi juga akan dipertanggungjawabkan
dihadapan Allah Swt. Jadi, pertanggungjawaban kepemimpinan dalam
Islam tidak hanya bersifat horizontal-formal sesama manusia, tetapi
bersifat vertical-moral, yakni tanggungjawab kepada Allah Swt di akhirat
nanti. Seorang pemimpin akan dianggap lolos dari tanggungjawab formal
dihadapan orang-orang yang dipimpinnya, tetapi belum tentu lolos ketika
ia bertanggungjawab dihadapan Allah Swt. Kepemimpinan sebenarnya
bukan sesuatu yang mesti menyenangkan, tetapi merupakan
tanggungjawab sekaligus amanah yang amat berat yang harus diemban
dengan sebaik-baiknya. Allah Swt berfirman:
"Dan orang-orang yang memelihara amanah (yang diembankannya)
dan janji mereka, dan orang-orang yang memelihara sholatnya." (QS.Al
Mukminun 8-9)
Seorang pemimpin harus bersifat amanah, sebab ia akan diserahi
tanggungjawab. Jika pemimpin tidak mempunyai sifat amanah, tentu yang
terjadi adalah penyalahgunaan jabatan dan wewenang untuk hal-hal yang
7

tidak baik. Itulah mengapa nabi Muhammad SAW juga mengingatkan agar
menjaga amanah kepemimpinan, sebab hal itu akan
dipertanggungjawabkan, baik didunia maupun diakhirat. Nabi bersabda:
"setiap kalian adalah pemimpin, dan kalian akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya" (HR. Bukhori). Nabi
Muhammad SAW juga bersabda: "Apabila amanah disia-siakan maka
tunggulah saat kehancuran. Waktu itu ada seorang shahabat bertanya: apa
indikasi menyia- nyiakan amanah itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab:
apabila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka
tunggulah saat kehancurannya" (HR. Bukhori)
5. Kriteria pemimpin ideal dalam Islam
Dalam konsep Syari‟at Islam, kriteria yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin telah dirumuskan dalam suatu cakupan sebagai berikut:
a. Pemimpin haruslah orang-orang yang amanah, amanah dimaksud
berkaitan dengan banyak hal, salah satu di antaranya berlaku adil.
Keadilan yang dituntut ini bukan hanya terhadap kelompok, golongan
atau kaum muslimin saja, tetapi mencakup seluruh manusia bahkan
seluruh makhluk, dalam Q.S An-Nisa‟: 58:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
melihat”
b. Seorang pemimpin haruslah orang-orang yang berilmu, berakal sehat,
memiliki kecerdasan, kearifan, kemampuan fisik dan mental untuk
dapat mengendalikan roda kepemimpinan dan memikul
tanggungjawab. Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S An-Nisa‟: 83:
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan
ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka
menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka,
tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan
8

dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri) kalau


tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah
kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).”
c. Pemimpin harus orang-orang yang beriman, bertaqwa dan beramal
shaleh, tidak boleh orang dhalim, fasiq, berbut keji, lalai akan perintah
Allah Swt dan melanggar batas-batasnya. Pemimpin yang dhalim,
batal kepemimpinannya.
d. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tatanan kepemimpinan sesuai
dengan yang dimandatkan kepadanya dan sesuai keahliannya.
Sebaliknya Negara dan rakyat akan hancur bila dipimpin oleh orang
yang bukan ahlinya. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw “Apabila
diserahkan suatu urusan kepada yang bukan ahlinya maka tungguhlah
kehancuran suatu saat”.
e. Senantiasa menggunakan hukum yang telah ditetapkan Allah, seperti
yang Allah jelaskan dalam al-Qur‟an.
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan
Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
f. Tidak meminta jabatan, atau menginginkan jabatan tertentu, sabda
Rasulullah Saw “ Sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan
ini kepada seseorang yang memintanya, tidak pula kepada orang yang
berambisi untuk mendapatkannya.” (H.R . Muslim).
6. Prinsip- prinsip kepemimpinan dalam Islam
a. Prinsip Tauhid
Prinsip tauhid merupakan salah satu prinsip dasar dalam
kepemimpinan Islam.Sebab perbedaan akidah yang fundamental dapat
menjadi pemicu dan pemacu kekacauan suatu umat.Oleh sebab itu,
Islam mengajak kearah satu kesatuan akidah diatas dasar yang dapat
diterima oleh semua lapisan masyarakat, yaitu tauhid. Dalam alqur'an
9

sendiri dapat ditemukan dalam Q.S An-nisa: 48, Q.S Al- imron: 64 dan
Q.S Al Ikhlas.
b. Prinsip Musyawarah (Syuro)
Musyawarah berarti mempunyai makna mengeluarkan atau
mengajukan pendapat. Dalam menetapkan keputusan yang berkaitan
dengan kehidupan berorganisasi dan bermasyarakat musyawarah
dalam konteks membicarakan persoalan-persoalan tertentu dengan
anggota masyarakat, termasuk didalamnya dalam hal berorganisasi.
Hal ini sebagaimana terdapat pada terjemahan surat Al-Imran: 158.
"bermusyawarahlah kamu (Muhammad) dengan mereka dalam urusan
tertentu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
bertawakkalah kepada Allah Swt. Sesungguhnya Allah Swt mencintai
orang- orang yang bertawakkal kepada-Nya".
c. Prinsip Keadilan (Al-'adalah)
Dalam memanage pemerintahan, keadilan menjadi suatau keniscayaan,
sebab pemerintah dibentuk antara lain agar tercipta masyarakat yang
adil dan makmur. Jadi, sistem pemerintahan Islam yang ideal adalah
sistem yang mencerminkan keadilan yang meliputi persamaan hak
didepan umum, keseimbangan (keproposionalan) dalam memanage
kekayaan alam misalnya, distribusi pembangunan, adanya
balancingpower antara pihak pemerintah dengan rakyatnya.
d. Prinsip Kebebasan (al-Hurriyah)
Kebebasan dalam pandangan al-Qur'an sangat dijunjung tinggi
termasuk dalam menentukan pilihan agama sekaligus.Namun
demikian, kebebasan yang dituntut oleh Islam adalah kebebasan yang
bertanggungjawab. Kebebasan disini juga kebebasan yang dibatasi
oleh kebebasan orang lain. Dalam konteks kehidupan politik, setiap
individu dan bangsa mempunyai hak yang tak terpisahkan dari
kebebasan dalam segala bentuk fisik, budaya, ekonomi dan politik
serta berjuang dengan segala cara asal konstitusional untuk melawan
atas semua bentuk pelanggaran.
10

e. Kepemimpinan Rasulullah SAW


Kepemimpinan Rasulullah SAW tidak bisa terlepas dari kehadiran
beliau yaitu sebagai pemimpin spiritual dan pemimpin rakyat.Prinsip
dasar dari kepemimpinan beliau adalah keteladanan.Dalam memimpin
beliau lebih memgutamakan Uswah al-Hasanah pemberian contoh
kepada para shahabatnya. Sebagaimana digambarkan dalam Al-qur'an:
"dan sesungguhnya engkauMuhammad benar-benar berada dalam
akhlaq yang sangat agung" (QS. Al-qolam: 4). Keteladanan Rasulullah
SAW antara lain tercermin dalam sifat-sifat beliau, Shiddiq, Amanah,
Tabliq, Fathonah. Inilah karakteristik kepemimpinan Rasulullah SAW.

B. Fungsi Manajer Keperawatan


Perawat manager adalah perawat yang bertanggung jawab untuk suatu unit
di Rumah Sakit, Puskesmas atau Klinik. Perawat manager bertanggungjawab
dalam perencanaan perawatan pasien, peningkatan kualitas, penetapan tujuan
dan penganggaran. Perawat manajer juga menyusun jadwal dan penugasan
staf, menevaluasi kinerja, pengembangan professional dan penyediaan peluang
peningkatan pendidikan dan karir yang berkelanjutan, sehingga perawat
manajer wajib untuk memastikan staf melaksanakan semua tugas dengan
penuh tanggungjawab serta memastikan semuanya berfungsi seperti mesin
yang diminyaki dengan baik.
Jika managemen merupakan proses dimana aspek interpersonal dan
teknikal digunakan untuk mencapai tujuan organisasi, sedangkan manager
adalah orang yang mengelola proses kerja untuk mencapai tujuan organisasi.
1. Tatanan Unit Keperawatan Sistem Manajerial
Di tatanan unit keperawatan sistem manajerial meliputi tiga tingkatan
diantaranya adalah Top manajer, middle manajer dan lower manajer
a. Untuk Top Manajer menentukan kebijakan keperawatan ditingkat atas,
menerjemahkan kebijakan dan aturan organisasi yang ada di
institusi,serta mengelola manajer pada tingkat middle manager, sebagai
contohnya adalah direktur keperawatan.
11

b. Middle manajer merupakan sistem manajerial di keperawatan yang


berada pada posisi tengah. Manajer ini bertugas menerjemahkan dan
meneruskan kebijakan dari top manager, mengelola manager pada
tingkat front line seperti kepala ruang, kepala seksi, koordinator
penanggung jawab unit perawatan, serta penanggung jawab unit.
c. Lower manajer adalah manajer yang berada pada tingkatan yang paling
rendah yang bertugas mengelola staf perawatan (provider) yang
memberikan pelayanan keperawatan pada pasien ( customer), yang
termasuk dalam jajaran lower manajer tersebut adalah kepala ruang
dan ketua tim perawatan.
2. Tanggung jawab manajer Keperawatan
a. Mencapai goal atau tujuan rumah sakit sebagai institusi dan atau
bagian bidang keperawatan
b. Mempertahankan kualitas asuhan keperawatan dengan segala
keterbatasan fasilitas yang ada
c. Mendorong motivasi staf perawatan dan pasien, sehingga menurunkan
angka absen kerja dan memperbaiki produktivitas
d. Meningkatkan kemampuan staff, peer dan bawahan untuk malakukan
perubahan dalam rangka mencapai kualitas
e. Mengembangkan kekuatan, spirit, dan tanggung jawab moral dari tim
f. Mengembangkan profesional staf,yang menjadi tanggung jawabnya
g. Mencari kesempatan untuk meningkatkan kemajuan dan
pengembangan hal-hal baru di bidang keperawatan (enterprenir)
h. Mengambil tindakan untuk memperbaiki dan menghadapi gangguan
masalah yang tidak diharapkan (penanganan gangguan)
i. Menentukan sumber daya manusia yang dibutuhkan dan
mengalokasikan sesuai dengan kebutuhan (pengalokasi sumber daya)
j. Mewakili bagian atau institusi dalam melakukan tawar menawar atau
sebagai penengah ( penegosiasi)
12

C. Peran dan Tanggung Jawab Manajer Keperawatan


Figur seorang pemimpin harus memiliki karakter berpendidikan,
berpengalaman dalam substansi tugas dan tanggung jawabnya (Suarli dalam
Pasthikarini et al., 2018). Manajer memegang peran penting dalam
memotivasi staf untuk mencapai tujuan organisasi (Nursalam dalam
Pasthikarini et al., 2018). Oleh karena itu, bahwa seorang manajer/kepala
ruang harus mampu menciptakan motivasi kerja perawat dalam hal
memberikan pujian kepada perawat yang dapat menyelesaikan tugas dengan
baik, dan dalam berinovasi dalam memberikan atau menciptakan motivasi
bagi perawat pada saat bekerja.
Peran manajer menurut Mintzberg dalam (Sihombing et al., 2021)
dikategorikan dalam tiga komposisi utama yaitu:
1. Peran Interpersonal: sebagai representatif, pemimpin, dan penghubung.
2. Peran informasional: monitor, disseminator dan juru bicara.
3. Peran pengambil keputusan (decisional): etrepreneur, orang yang mampu
bertindak secara cepat saat organisasi menghadapi situasi yang tidak
diharapkan, berespon cepat dalam membuat atau menerima keputusan
signifikan, atau negosiator.

D. Gaya Kepemimpinan
1. Gaya Kepemimpinan Otokratis
Istilah otokrasi berasal dari bahasa yunani. Istilah otokratis berasal dari
dua kata yaitu: autos dan kratos. Autos berarti sendiri atau diri pribadi,
kratos adalah kekuasaan atau kekuatan. Otokrasi adalah suatu bentuk
pemerintahan yang kekuasaan politiknya dipegang oleh satu orang. Jadi
otokratis berarti berkuasa sendiri secara mutlak (centre of authority).
Kepemimpinan otokratis merupakan kepemimpinan yang dilakukan oleh
seorang pemimpin dengan prilaku otoriter.
Gaya Kepemimpinan Otoriter/Authoritarian adalah gaya pemimpin
yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari
dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab
dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para
13

bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. (Hasibuan,


2003)
a. Indikator gaya kepemimpinan otoktasi
1) Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus
dipatuhi,
2) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal,
3) berambisi untuk merajai situasi,
4) Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri,
5) Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang
rencana dan tindakan yang akan dilakukan,
6) Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas
pertimbangan pribadi,
7) Adanya sikap eksklusivisme,
8) Selalu ingin berkuasa secara absolut,
9) Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku,
Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka
patuh.
b. Kelebihan
1) Keputusan akan dapat diambil dengan cepat karena mutlak hak
pemimpin.
2) Mudah dilakukan pengawasan.
3) Tujuan lebih mudah dicapai, karena hanya mengadopsi
kepentingan satu orang.
4) Dengan alasan yang sama, tidak pernah terjadi konflik kepentingan
dalam organisasi.
c. Kekurangan
1) Anggota organisasi tidak bisa berinovasi, minim kreasi.
2) Anggota organisasi tidak bisa menyampaikan pendapatnya dan
tidak memiliki posisi tawar dalam pengambilan keputusan.
3) Pemimpin terlalu berkuasa, sehingga biasanya sering terjadi abuse
of power.
14

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis


Kepemimpinan demokratis ditandai dengan adanya suatu struktur yang
pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang
kooperatif yang artinya atasan menolak segala bentuk persaingan dan
atasan dapat bekerjasama dengan karyawan dalam mengambil keputusan.
Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi,
dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan
diri sendiri. Kepemimpinan demokratis ialah kepemimpinan yang aktif,
dinamis dan terarah. Aktif dalam menggerakkan dan memotivasi.
Seorang pemimpin yang memiliki karakteristik gaya kepemimpinan
demokratis selalu akan memotivasi para karyawan untuk dapat
meningkatkan kinerja dari karyawan tersebut. Dinamis dalam
mengembangkan dan memajukan organisasi. Terarah pada tujuan bersama
yang jelas. Pada gaya kepemimpinan ini memungkinkan setiap anggota
untuk berpartisipasi secara aktif dalam pertukaran pendapat, gagasan dan
pandangan untuk dapat memecahkan suatu permasalahan yang terjadi pada
organisasi. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin
mengutamakan hubungan antar manusia yaitu hubungan antara bawahan
dan atasan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan produktivitas
pegawai dengan sering mendorong bawahan untuk ikut andil dalam
menentukan pengambilan keputusan yang tepat. Penerapan gaya
kepemimpinan demokratis ini dapat mempererat hubungan antar atasan
dan bawahan, tumbuhnya rasa saling memiliki dan terbinanya moral yang
tinggi. Selain itu dalam gaya kepemimpinan ini komunikasi dan koordinasi
sangatlah penting untuk dapat menentukan sebuah keputusan. Pada gaya
kepemimpinan demokratis ini proses pengambilan keputusan
membutuhkan waktu yang relatif lama karena harus menentukan titik temu
dari ide atau gagasan yang di ajukan dan diperlukan adanya toleransi yang
tinggi agar tidak terjadi perselisih pemahaman.
a. Indikator gaya kepemimpinan demokrasi
1) Wewenang pimpinan tidak mutlak
2) Terdapat pelimpahan sebagian wewenang kepada bawahan
15

3) Keputusan atau Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan


bawahan
4) Komunikasi berlangsung timbal balik
5) Pengawasan dilakukan secara wajar
6) Prakarsa datang dari pimpinan maupun bawahan
7) Penyaluran aspirasi bawahan secara luas
8) Tugas diberikan bersifat permintaan
9) Pujian dan kritik seimbang
10) Pimpinan mendorong prestasi bawahan
11) Kesetiaan bawahan secara wajar
12) Memperhatikan perasaan bawahan
13) Suasana saling percaya, menghormati dan menghargai
b. Kelebihan
1) Hubungan antara pemimpin dan bawahan harmonis dan tidak kaku
2) Keputusan dan kebijaksanaan diambil melalui diskusi sehingga
bawahan akan merasa dihargai dan dibutuhkan peranannya
3) Mengembangkan daya kreatif dari bawahan karena dapat
mengajukan pendapat dan saran
4) Bawahan akan merasa percaya diri dan nyaman sehingga bisa
mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk menyelesaikan
tugasnya
5) Tidak mudah lahir kubu oposisi karena pemimpin dan bawahan
sejalan
c. Kekurangan
1) Proses pengambilan keputusan akan berlangsung lama karena
diambil secara musyawarah
2) Sulitnya dalam pencapaian kata mufakat karna pendapat setiap
orang jelas berbeda
3) Akan memicu konflik apabila keputusan yang diambil tidak sesuai
dan apabila ego masing-masing anggota tinggi
16

3. Gaya Kepemimpinan Kharismatik


Tipe kepemimpinan kharismatik memiliki energi dan daya tarik yang
luar biasa untuk dapat mempengaruhi orang lain, maka tidaklah heran
apabila memiliki pengikut atau masa yang jumlahnya besar. Sifat
kharismatik yang dimiliki adalah karunia dari tuhan. Pemimpin
kharismatik bisa dilihat dari cara mereka berbicara, berjalan maupun
bertindak.
a. Kelebihan
1) Dapat mengkomunikasikan visi dan misi secara jelas
2) Dapat membangkitkan semangat bawahan untuk bekerja lebih giat.
3) Bisa mendapatkan pengikut dengan masa yang besar karena
sifatnya yang berkharisma sehingga bisa dipercaya.
4) Menyadari kelebihannya dengan baik sehingga bisa
memanfaatkannya semaksimal mungkin
b. Kekurangan
1) Para pemimpin kharismatik mudah mengambil keputusan yang
beresiko
2) Pemimpin kharismatik cenderung memiliki khayalan bahwa apa
yang dilakukan pasti benar karena pengikutnya sudah terlanjur
percaya
3) Ketergantungan yang tinggi sehingga regenerasi untuk pemimpin
yang berkompeten sulit
4. Gaya Kepemimpinan Bebas (Laissez faire)
Gaya kepemimpinan bebas (Laissez faire) adalah cara seorang
pimpinan dalam menghadapi bawahannya dengan memakai metode
pemberian keleluasaan pada bawahan. Pada gaya kepemimpinan bebas ini
pemimpin memberikan kebebasan secara mutlak kepada bawahannya
sedangkan pemimpin sendiri hanya memainkan peranan kecil, pemimpin
memfungsikan dirinya sebagai penasihat yang dilakukan dengan memberi
kesempatan berkompromi atau bertanya bagi anggota kelompok yang
memerlukan. Bawahan memiliki kebebasan penuh untuk proses
pengambilan keputusan dan meneyelesaikan pekerjaan dengan cara yang
17

menurut karyawan paling sesuai dengan partisipasi minimal dari


pemimpin. Pemimpin tidak pernah melakukan pengawasan terhadap sikap,
tingkah laku perbuatan dan kegiatan bawahan karena pemimpin telah
percaya dan menyerahkan sepenuhnya wewenang kepada bawahan
sehingga pemimpin tidak mengambil andil dalam proses
kepemimpinannya
a. Kelebihan
1) Dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan karyawan
dalam pengambilan keputusan yang tepat serta kreativitas untuk
memecahkan suatu permasalahan.
2) Karyawan dapat menunjukkan persoalan yang dianggap penting di
dalam organisasi dan tidak selalu bergantung pada atasan.
b. Kekurangan
1) Ada kemungkinan penyimpangan dari peraturan dan prosedur yang
ada.
2) Pengambilan keputusan yang dapat memakan banyak waktu bila
karyawan kurang berpengalaman dan dapat terjadi salah tindak.

E. Penerapan teori, konsep dan prinsip kepemimpinana manajemen diruang


rawat dan puskesmas
1. Penerapan teori manajemen diruang rawat dan puskesmas
Saat ini perawat professional mengemban peran penting dalam
praktik keperawatan mengenai kepemimpinan dan managemen
keperawatan, terlepas dari apapun aktivitas yang mereka lakukan.
Kepemimpinan dan managemen adalah dua hal yang berbeda, namun
saling terkait. Kepemimpinan didefinisikan sebagai “proses
mempengaruhi orang lain”. Manajemen tidak hanya meliputi
kepemimpinan, tetapi juga koordinasi dan integrasi sumber daya melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasikan, pengarahan, dan
pengendalian untuk mencapai tujuan dan objek spesifik dari institusi
(Huber, 2000). Pemimpin berfokus pada orang, sedangkan manajer
berfokus pada struktur.
18

Perawat dapat mengemban peran kepemimpinan dalam lingkungan


kerja mereka, dan komunitas mereka, meskipun mereka memiliki atau
tidak memiliki posisi kepemimpinan yang ditetapkan. Sebagai pemimpin
di tempat kerja (puskesmas), mereka dapat membantu dalam perbaikan
kualitas perawatan klien.
Sebagai pemimpin di profesi, perawat tidak hanya dapat membantu
perbaikan perawatan klien, tetapi juga perbaikan lingkungan kerja
perawat. Karena pengetahuan dan ketrampilan khususnya, perawat dapat
mengemban tugas memimpinnya di komunitas, membantu perubahan
yang meningkatkan kesejahteraan fisik, psikologis, dan social dalam
masyarakat sebagai satu kesatuan. Dan sebagai seorang manager dan
pemberi perawatan klien, perawat mengkoordinasikan berbagai
professional perawatan kesehatan dan layanan mereka untuk membantu
klien mendapatkan hasil akhir yang mereka inginkan.
2. Konsep dan prinsip kepemimpinana manajemen diruang rawat dan
puskesmas
a. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan
karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan
resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan
terencana.
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu
yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan
menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan
melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
sebelumnya.
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan.
Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam
pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan
keputusan di berbergai tingkat manajerial.
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang
pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin
19

utama dari seluruh tujuan keperawatan.


e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian
dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai
tujuan.
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan
yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan
pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk
memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif.
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan
memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara
pegawai.
i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya
persiapan perawat – perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih
tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan
karyawan.
j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang
meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat,
pemberian instruksi dan menetapkan prinsip – prinsip melalui
penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan
memperbaiki kekurangan.
Berdasarkan prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan
administrator seyogyanya bekerja bersama – sama dalam perencanaan
dan pengorganisasian serta fungsi – fungsi manajemen lainnya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan keperawatan melalui
upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan
dan rasa aman kepada pasien, keluarga, dan masyarakat.
2. Konsep dasar manajemen keperawatan adalah manajemen partisipatif yang
berlandaskan kepada paradigma keperawatan yaitu manusia, perawat,
kesehatan dan lingkungan
3. Konsep kepemimpinan dalam Islam sebenarnya memiliki dasar-dasar yang
sangat kuat dan kokoh.
4. Prinsip-prinsip kepemimpinan dalam islam diantaranya prinsip Tauhid, prinsip
Musyawarah (Syuro), prinsip Keadilan (Al-'adalah), dan prinsip Kebebasan
(al-Hurriyah)
5. Di tatanan unit keperawatan sistem manajerial meliputi tiga tingkatan
diantaranya adalah Top manajer, middle manajer dan lower manajer
6. Peran manajer dikategorikan dalam tiga komposisi utama yaitu: peran
Interpersonal, peran informasional, dan pera pengambil keputusan (desional)
7. Gaya kepemimpinan meliputi: gaya kepemimpinan otokratis, gaya
kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan kharismatik, dan gaya
kepemimpinan bebas (laissez faire).

20
DAFTAR PUSTAKA

Goffar A. Manajemen Dalam Islam (Perspektif Al-Qur’an Dan Hadits). Dosen


Tetap Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) At-Taqwa Bondowoso. Email :
cak_goffar@yahoo.com
Hasibuan, H. M. S. P. (2003). Manajemen Sumberdaya Manusia. Bum Aksara.
Jamal M. (2017). Teori, Tipe Kepemimpinan, Peran Dan Fungsi Manajemen
Keperawatan. Stikes Muhammadiyah Kudus. [online] dapat diakses:
https://MAKALAH+TEORI%2C+TIPE+KEPEMIMPINAN%2C+PERAN+D
AN+FUNGSI+MANAJEMEN+KEPERAWATAN&oq=MAKALAH+TEOR
I%2C+TIPE+KEPEMIMPINAN%2C+PERAN+DAN+FUNGSI+MANAJEM
EN+KEPERAWATAN&aqs=chrome..69i57.1981j0j7&sourceid=chrome&ie=
UTF-8
Julianto, M. Peran dan Fungsi Manajemen Keperawatan dalam Manajemen
Konflik. Instalasi Rawat Inap (IRNA) Gedung Prof. Dr. Soelarto, RSUP
Fatmawati, Jakarta, Indonesia.
Mugianti S. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Manajemen dan
Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan.
Mustikaningsih, D. (2021). Peran Dan Fungsi Perawat Manager.
Pasthikarini, P., Wahyuningsih, A., & Richard, S. D. (2018). Peran Manajer
Keperawatan Dalam Menciptakan Motivasi Kerja Perawat. Jurnal Penelitian
Keperawatan, 4(2). https://doi.org/10.32660/jurnal.v4i2.322
Sihombing, R. M., Tahulending, P. S., Rumerung, C. L., Hutapea, A. D., Manalu,
N. V., Simbolon, I., Purba, A. M. V., Patrisia, I., Suwandi, E. W., Sulung, N.,
& Purba, D. H. (2021). Manajemen Keperawatan (R. Watrianthos (ed.)).
Yayasan Kita Menulis.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=8QgeEAAAQBAJ&oi=fnd
&pg=PA41&dq=tanggung+jawab+manajer+keperawatan&ots=lyRFvsDhlz
&sig=x_o0y5JFrmkxaS21KPNlUF-
KGpg&redir_esc=y#v=onepage&q=tanggung jawab manajer
keperawatan&f=false

Anda mungkin juga menyukai