SKRIPSI
OLEH:
AMRIZA ANSARI NASUTION
NIM. 121000427
OLEH:
AMRIZA ANSARI NASUTION
NIM. 121000427
2017”ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya
tidak melakukan penjiplakan atau mengutip dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
saya, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Faktor terpenting yang dapat menurunkan kematian ibu dan bayi baru lahir
adalah dengan meningkatkan akses ibu hamil terhadap persalinan yang sehat
dengan cara memberikan kemudahan pembiayaan untuk menghilangkan hambatan
finansial ibu hamil dan keluarga. Pelayanan kebidanan dan neonatal dapat
dimanfaatkan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama. Fasilitas tingkat pertama
dapat melakukan klaim non kapitasi pada BPJS Kesehatan.
Penelitian ini merupakan penelitiandeskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Pengumpulan data dengan wawancara mendalam, dilakukan pada 4 orang bidan
praktek mandiri, 2 orang klinik pratama dan dokter praktek perorangan, 2 orang
BPJS Kesehatan sebagai informan kunci
Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons bidan praktek mandiri yang
bekerjasama dengan bpjs tentang proses pengklaiman dana non kapitasi yaitu
respons bidan dalam prosedur administrasi rumit. Kurangnya pemahaman bidan
tentang prosedur admnistrasi serta kurang aktifnya pihak BPJS memberikan
informasi tentang prosedur administrasi, waktu pelaksanaan klaim cukup lama,
besaran klaim tidak sesuai dengan yang diklaim, sikap petugas BPJS baik.
Disarankan kepada BPJS Kesehatan untuk memberikan sosialisasi tentang
prosedur administrasi, menghindari keterlambatan pengklaiman, menambah tim
verifikasi. Memberikan kelonggaran waktu pengajuan klaim. Kepada klinik
ataupundokter jejaring untuk membantu bidan memberitahukan keluarga peserta
bersalin menggunakan BPJS untuk menglengkapi dan membawa persyaratan
berkas ketika hendak melahirkan. Kepada bidan untuk menghindari kesalahan
pengisian berkas dan memberitahu klinik berkas klaim apa saja yang harus
dibawa oleh pasien.
iii
iv
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas
dengan judul “Respons Bidan Praktek Mandiri Yang Bekerjasama Dengan BPJS
Padang Sidempuan Tahun 2017”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi
bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
kepada pihak yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini dan juga
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, MSi selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
4. dr. Fauzi, SKM, selaku Dosen Pembimbing IIyang telah banyak memberikan
baik.
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan kritik dan saran demi
6. Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dosen Pembimbing Akademik, Fakultas
7. Seluruh dosen dan staff di FKM USU khususnya Departemen AKK yang telah
8. H. Agus Salim Nst, SE dan Elida, SH, selaku orang tua penulis yang selalu
memberikan dukungan, perhatian, kasih sayang serta doa yang tiada henti
9. Bripda Afika Octarina Nasution dan Andini Sofina Nasution, selaku saudara
skripsi ini.
ini.
11. Untuk Sahabat (Fadlan Athfin, Rio Ferdi, Arief, Budi Setiawan, Ahmad
Taufik, Shirlia Vera, Nurul Husnah, Siti Dwi) untuk segala bantuan, motivasi,
12. Untuk Rizky, Dolly, Angga, Sonda, Kandar, Lusi dan sepupu-sepupu yang
vi
14. Untuk semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan, arahan
maka saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan dan kesempurnaannya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan
Penulis
vii
Halaman
viii
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 69
LAMPIRAN
ix
xi
xii
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
xiii
PENDAHULUAN
mekanisme asuransi sosial dimana setiap peserta wajib membayar iuran guna
Kesehatan, pasal 5 ayat 1 yang menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak
yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan.
sosial ekonominya pada suatu bangsa dan negara yang sedang berkembang seperti
yang setinggi-tingginya agar terwujud manusia Indonesia yang bermutu, sehat dan
produktif.
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
tolak ukur dalam menilai kesehatan suatu bangsa, oleh sebab itu pemerintah
berupaya keras menurunkan AKI dan AKB melalui program Gerakan Sayang Ibu
1
Universitas Sumatera Utara
2
menurunkan AKI dan AKB. Bidan sebagai ujung tombak atau tenaga kesehatan
Faktor terpenting yang dapat menurunkan kematian ibu dan bayi baru lahir
adalah meningkatkan akses ibu hamil terhadap persalinan yang sehat dengan cara
pada ibu hamil dan keluarga, maka pada tahun 2010 Kementrian Kesehatan
berjenjang sesuai dengan kebutuhan medis dimulai dari fasilitas tingkat pertama.
pertama dapat berupa Puskesmas atau yang setara, Praktik Dokter, Praktik Dokter
Kesehatan Tahun (2004), JKN merupakan upaya untuk menjamin dan melindungi
keguguran dan pelayanan Keluarga Berencana (KB) pasca salin pada fasilitas
pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang terdiri dari puskesmas,
klinik pratama dan dokter praktek perorangan yang bekerjasama dengan BPJS
kapitasi pada BPJS Kesehatan, untuk mengajukan klaim persalinan FKTP harus
memasukkan data pelayanan dan identitas peserta dalam aplikas Primary Care (P-
biaya klaim dari BPJS harus sesuai dengan ketentuan dan alur pengajuan klaim
yaitu seperti klaim persalinan, rawat inap dan rujukan oleh fasilitas kesehatan
tingkat I adalah berkas persalinan, rawat inap dan rujukan dari bidan praktek
mandiri yang diserahkan ke FKTP yang telah bekerjasama dengan bidan tersebut
Kesehatan, 2014)
bahwa bidan yang ada di Kota Padang Sidempuan sebanyak 245 orang bidan.
Bidan yang menjalankan praktek mandiri dan telah mempunyai Surat Izin Praktek
administrasi yang cukup rumit, seperti melengkapi berkas yang memiliki syarat
yang cukup banyak yaitu, kuitansi asli rangkap 3 bermaterai, formulir pengajuan
persalinan, bukti pelayanan yang sudah ditandatangani oleh faskes dan peserta
atau anggota keluarga seperti; salinan lembar pelayanan pada buku KIA sesuai
nifas, termasuk pelayanan bayi baru lahir dan KB pasca persalinan. Apabila
peserta tidak memiliki buku KIA, maka dapat digunakan kartu ibu atau
Pembayaran klaim membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu lebih dari 1 bulan.
Kemudian pencairan dana tidak sesuai dengan jumlah yang diklaim disebabkan
oleh adanya tunggakan pada peserta BPJS Mandiri ketika proses klaim
petugas BPJS haru memverifikasi data yang cukup banyak. Petugas yang tidak
tanggap dalam menangani proses pengklaiman dana non kapitasi, sehingga bidan
kebidanan dan neonatal. Motivasi BPM mengikuti program JKN adalah untuk
jumlah klaim yang telah ditentukan dan BPM dapat bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan tanpa melalui sistem jejaring dengan dokter keluarga. Dari faktor
kurangnya peran aktif dari pemerintah dan organisasi IBI terhadap BPM. Hal ini
terdapat beberapa masalah dalam koordinasi dan kerja tim serta keterlambatan
penyerahan dan tidak lengkap dokumen serta belum adanya billing system
Sam Ratulangi Tondano. Proses pengklaiman dana non kapitas yang dilakukan
peneliti ingin mengetahui apa faktor masalah yang terjadi pada proses
pengklaiman dana non kapitasi terhadap bidan praktek mandiri yang melakukan
Hutaimbaru.
Hutaimbaru.
pengklaiman.
2017.
pelaksanaan kebijakan JKN oleh tenaga bidan dalam proses dan prosedur
TINJAUAN PUSTAKA
semata-mata suatu gerakan yang positif, setiap jenis kegiatan (activity) yang
ditimbulkan oleh suatu perangsang dapat juga disebut respons. Secara umum
respons atau tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau kesan yang didapat
(Rakhmat, 1999).
melakukan persalinan BPJS Kesehatan dan besaran biaya yang didapat tidak
sikap bidan sehingga tidak ada kepuasan sendiri bagi pasien yang melakukan
respons atau tidak respons tidak terlepas dari pembahasan sikap. Melihat sikap
yang mendetail, ide-ide, rasa takut, ancaman dan keyakinan tentnag suatu hal
8
Universitas Sumatera Utara
9
yang khusus. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa cara pengungkapan
b. Penilaian
teori komunikasi, karena respons merupakan timbal balik dari apa yang
menjadi tiga bagian yaitu kategori respons kognisi (cognition), afeksi (affection)
tentang objek sikap. Secara verbal, pemikiran seseorang dapat diidentifikasi dari
Karena itu, informasi tentang respons ini banyak kita peroleh informasinya secara
tidak langsung.
Konteks respons kognitif dalam konteks penelitian ini yaitu menuju pada
syarat dan proses serta alur pengklaiman, dimana hal ini menjadi acuan dalam
Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap
merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukannya pencatatan
Didalamnya terjadi proses berpikir yang pada akhirnya terwujud dalam sebuah
pemahaman. Pemahaman ini yang kurang lebih disebut persepsi/ sebelum terjadi
pada manusia, diperlukan sebuah stimuli yang harus ditangkap melalui organ
tubuh yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk memahami lingkungannya.
simpulkan dari evaluasi atau perasaan seseorang atas objek dari sikapnya. Kalau
dari verbal, sekali lagi kita bisa memperolehnya dari apakah ia memuji atau
berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari
oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap
Sikap (Attitude) adalah istilah yang mencerminkan rasa senang, tidak senang
atau perasaan biasa-biasa saja (netral) dari seseorang terhadap sesuatu. Sesuatu
bias benda, kejadian, situasi, orang-orang atau kelompok. Apabila yang timbul
terhadap sesuatu itu adalah perasaan senang, maka disebut sikap positif,
sedangkan perasaan tidak senang disebut sikap negatif. Apabila timbul perasaan
biasa saja berarti sikapnya netral. Karena sikap dipelajari, maka sikap dapat
bersangkutan pada waktu dan tempat yang berbeda-beda. Dalam sikap yang
tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan. Inilah yang membedakannya dari
Dalam hal ini yang berkaitan dengan respons yang bersifat afektif yaitu
baik itu pengguna BPJS Kesehatan atau membayar premi langsung. Dimana sikap
dapat menilai kinerja seorang bidan dalam melihat kualitas bidan tersebut melalui
keinginan, komitmen dan tindakan yang terkait dengan objek sikap. Dalam bentuk
verbal kita bisa memperhatikan apa yang dikatakan seseorang tentang yang
seandainya berada di situasi tertentu. Sikap suka atau tidak suka terhadap suatu
objek, institusi atau kejadian, bisa kita ketahui melalui respons verbal atau
nonverbal. Respons itu bisa berbentuk kognitif yang merefleksikan persepsi kita
afektif yang terkait dengan evaluasi dan perasaan seseorang; dan juga bisa bersifat
melihatnya. Dengan kata lain gerakan, suara, ukuran, tindak tanduk dan ciri-ciri
3. Faktor situasi
manapun respons itu timbul perlu mendapat perhatian. Situasi merupakan faktor
2.2 Bidan
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang
kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien sesuai dengan kewenangan
dan kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin
Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada sarana kesehatan
Bidan yang dapat membuka praktik bidan mandiri harus terlebih dahulu
berikut :
dengan perundang-undangan.
persyaratan meliputi :
berlaku.
yang dibutuhkan.
undangan.
sistematis
g. Mematuhi standar.
Adapun hak yang diterima oleh bidan menurut Permenkes RI No. 1464
keluarga pasien.
kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang
Persyaratan bagi praktek bidan yang ingin bekerja sama dengan BPJS,
adalah;
Menurut Permenkes RI No. 71 Tahun 2013, adapun hak dan kewajiban yang
peserta paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak dokumen klaim
diterima lengkap.
ketentuan berlaku;
disepakati.
disepakati;
yang dibeliran kepada peserta paling lambat 15 (lima belas) hari kerja
f. Bukti pelayanan yang sudah ditandatangani oleh faskes dan peserta atau
Apabila peserta tidak memiliki buku KIA, dapat digunakan kartu ibu
2.4.1 Standar Tarif Pelayanan Kebidanan dan Neonatal dalam Program JKN
pelayanan kebidanan pada puskesmas, rumah sakit dan fasilitas pelayanan swasta
yang bekerjasama dengan BPJS. Manfaat pelayanan kebidanan dan neonatal yang
pemeriksaan PNC dan bayi baru lahir (neonatus) dan pelayanan keluarga
tingkat pertama yang besaran pembayarannya yang diklaim oleh BPJS Kesehatan
berjenis tarif non kapitasi, dimana FKTP adalah fasilitas yang melakukan
menyatakan bahwa tarif non kapitasi yang diberlakukan pada FKTP yang
penunjang pelayanan rujuk balik, pelayanan skrining tertentu, rawat inap tingkat
darurat di fasilitas kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
oleh bidan atau dokter bersifat non kapitasi yaitu pembayaran klaim oleh BPJS
dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan dengan ketentuan sebagai berikut;
rupiah).
kali kunjungan ibu nifas dan neonates pertama (KF1-KNI1) dan kunjungan
ibu nifas dan neonates kedua (KF2-KN2) serta satu kali kunjungan
neonatus ketiga (KN3) dan satu kali kunjungan ibu nifas ketiga (KF3),
sebesar Rp. 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah) untuk tiap kunjungan
dan diberikan kepada pemberi pelayanan yang pertama dalam kurun waktu
kunjungan.
bahwa:
pembinaan terhadap jejaring oleh faskes induk maksimal 10% dari total
1 (satu) kali pada trimester pertama, 1 (satu) kali pada trimester kedua dan
2 (dua) kali pada trimester ketiga kehamilan dan tidak dapat dipecah
(dapat bersamaan dengan klaim persalinan yang diajukan atau terpisah jika
kepada peserta.
dan PNC di satu tempat yang sama (baik oleh FKTP maupun jejaring
bidan sesuai dengan prosedur). Pemeriksaan ANC dan PNC pada tempat
kali kunjungan).
9. Kartu ibu dan buku kesehatan ibu dan anak (Buku KIA) disediakan oleh
kebidanan.
Rp. 750.000,00 tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) hanyalah Puskesmas
prasarana faskes.
pasca salin serta komplikasi yang terkait dengan kehamilan, persalinan, nifas dan
KB pasca salin yang dilakukan secara struktur dan berjenjang. Menurut BPJS
Kesehatan tentang pelaksanaan BPJS dalam kebidanan dan neonatal terbagi atas
cakupan pelayanan, biaya pelayanan dan kebidanan dan neonatal dan prosedur
pelayanan.
memberikan saran dan informasi pada ibu hamil mengenai tempat kelahiran
Tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat,
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dari suatu proses persalinan.
Pemeriksaan ANC juga memberikan manfaat bagi ibu dan janin, antara
lain;
a. Bagi Ibu
memberikan ASI.
b. Bagi Janin
manusia.
2. Persalinan
Pemeriksaan bayi baru lahir dan ibu pasca persalinan sangat penting untuk
memastikan kesehatan dan keselamatan bayi dan ibu, terutama pada masa nifas
awal yaitu setelah kelahiran bayi dan selama 7 (tujuh) hari pertama setelah
setelah kelahiran adalah masa-masa resiko tinggi. Kematian bayi lahir hidup
dalam masa 28 hari sejak kelahiran dikenal sebagai tingkat kematian neonatal
(neonatal mortality rate) dilaporkan terjadi di seluruh dunia. Begitu juga dengan
bayinya.
sehat.
5. Pelayanan KB
kesehatan tingkat pertama menurut panduan praktis teknis verifikasi klaim BPJS
Kesehatan Tahun 2014 cakupan pelayanan yang dilakukan oleh bidan seperti
c. Rekapitulasi pelayanan;
1. Nama penderita,
2. Nomor identitas,
4. Tanggal pelayanan,
g. Bukti pelayanan yang sudah ditandatangi oleh faskes dan peserta atau
kartu ibu atau keterangan pelayanan lainnya pengganti buku KIA yang
seperti:
kepada peserta.
Prosedur
Administrasi
Pengklaiman
Kesesuaian besaran
klaim dengan
penerimaan dana
proses pengklaiman yang dilakukan BPJS untuk dana non kapitasiterhadap bidan
pelaksanaan dana klaim dan kesesuaian besaran klaim dengan penerimaan dana.
Dari empat indicator tersebut dapat menjadi landasan bagaimana respons bidan
Hutaimbaru 2017.
atau penilaian yang bersifat positif lebih mendominasi maka dapat disimpulkan
biaya pengklaiman dana non kapitasi di FKTP Kecamatan Hutaimbaru bagus dan
dapat sambutan positif oleh bidan. Namun jika bidan memiliki penilaian negatif
pada masing-masing indikator atau pelainan yang bersifat negatif lebih dominan
dapat disimpulkan biaya pengklaiman dana non kapitasi yang diterima oleh bidan
METODE PENELITIAN
yang bertujuan untuk menjelaskan tentang respons bidan pada proses pengkaliaman
dana non kapitasi dalam kebijakan BPJS di Kecamatan Hutaimbaru Kota Padang
Kesehatan dan bidan terkendala prosedur administrasi yang rumit serta waktu
pengklaiman yang cukup lama, verivikasi data yang cukup lama serta pencairan dana
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai dengan
yaitu teknik dimana peneliti mempunyai atau memiliki kecenderungan untuk memilih
30
Universitas Sumatera Utara
31
mendalam berkaitan dengan topik penelitian yaitu tentang respons bidan praktek
mandiri terhadap dana non kapitasi oleh BPJS Kesehatan. Informan yang digunakan
dalam penelitian ini berjumlah 8 orang yaitu, 4 orang bidan praktek mandiri, 2 orang
klinik pratama, 2 orang petugas BPJS sebagai perbandingan triangulasi yang peneliti
lakukan.
6 Suhada, S.Kep 49 S1
7 Dian 40 S1
1. Wawancara
penggunaan data yang dibutuhkan tuntuk tujuan penelitian dengan cara tanya
2. Dokumentasi
harian, dokumen pemerintah ataupun swasta, laporan, artefak, foto, data dari
3.5 Triangulasi
Menurut Miles dan Huberman (2009) terdapat tiga metode analisa data
kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses ini
benar-benar terkumpul.
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.
3. Penarikan Kesimpulan
sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang
HASIL PENELITIAN
34
Universitas Sumatera Utara
35
1 KelurahanHutaimbaru 8
2 Kelurahan Lubuk Raya 4
3 Kelurahan Palopat Maria 4
4 Kelurahan Sabungan Jae 4
5 Kel. LembahLubukManik 5
6 Desa Singali 2
7 Desa PartihamanSaroha 3
8 Desa Sabungan Sipabangun 5
9 Desa Huta Padang 2
10 Desa Tinjoman 4
JUMLAH 41
Sumber : Profil Puskesmas Hutaimbaru 2016
dengan rincian 7.846 jiwa yang berjenis kelamin laki-laki dan 8.227 jiwa
3.727 KK.
1 Dokter Umum 3
2 Dokter Gigi 1
3 Perawat 12
4 Perawat Gigi 0
5 Bidan 24
6 Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat 0
7 Tenaga Ahli Sanitasi 0
8 Tenaga Teknisi Medis/ Lab 0
9 Umum 3
Sumber : Profil Puskesmas Hutaimbaru 2016
orang saja yang memiliki Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) dan hanya 4 orang saja
4.2 Respons Bidan Praktek Mandiri Pada Proses Klaim Non Kapitasi
Tentang Prosedur Administrasi Pengklaiman
Respons bidan praktek mandiri pada proses klaim non kapitasi tentang
yang diberikan oleh bidan terhadap tindakan yang harus dijalankan berkaitan
dengan kegiatan pelaksanaan kebijakan tuntutan ataupun hak yaitu berupa berkas
karena harus tulis tangan. Fotokopi identitas, kwitansi, formulir serta syarat syarat
foto ibu dan bayi masih ribet dan bidan masih mengalami kesalahan dalam
pengisian berkas.
sudah lengkap diberikan bidan kepada klinik. Ada keluhan bidan berupa terlalu
bahwa klinikhanya memfasilitasi bidan untuk klaim ke BPJS sebagai bagian dari
ketentuan.
4.3 Respons Bidan Praktek Mandiri Pada Proses Klaim Non Kapitasi
Tentang Ketepatan Waktu Pelaksaan Klaim
Respons bidan praktek mandiri pada proses klaim non kapitasi tentang
pengklaimannya.
“Biasa emang agak lama itu cairnya, nggak tentu. Tapi kalo buat
ibu sih nggak apa anggap aja nabung jadi nanti gitu cair banyak.
Bisa dibilang sebulanan baru cair”(informan 1)
bahwa klaim setelah berkas sampai ke BPJS bisa sampai 1 bulan lebih dan apabila
“Klaimnya itu biasa 1 sampai 2 bulan gitu baru keluar, itupun kalo
gadak kita salah berkas, kalo ada bisa makin lama. Pokoknya gak
pas la 15 hari kerja kayak peraturan”(informan 3)
bahwa klaim bisa berlangsung 1 sampai 2 bulan lamanya, tidak sesuai dengan
berkas serta kurangnya tim verifikasi berkas menjadi penyebab lamanya klaim.
untuk waktu pengklaiman yang dilakukan bidan praktek mandiri bisa sampai 1-2
bidannya. Serta kesalahan berkas dan kurangnya tim verifikasi menambah lama
waktu pencairan.
4.4 Respons Bidan Praktek Mandiri Pada Klaim Non Kapitasi Tentang
Kesesuaian Besaran Klaim Dengan Penerimaan Dana
Respons bidan praktek mandiri pada klaim non kapitasi terhadap kesesuai
besaran klaim dengan penerimaan dana merupakan tanggapan ataupun sikap baik
maupun buruk yang diberikan oleh bidan terhadap ketepatan banyaknya klaim
berikut :
“Besar dana yang saya terima itu 90% dari yang diklaim, 10%
untuk klinik sebagai biaya administrasi. Ini kalau pasien yang
diklaim membayar iuran secara rutin, jika ada tunggakan pada
pembayaran iuran maka dana tidak cair. Untuk potongan 10%
bagi saya tidak masalah namanya klinik juga membantu saya
untuk proses pengklaiman” (Informan 1)
dana yang diterima 90% dari yang diklaim, dan 10% sisanya untuk biaya
“Nggak full memang yang diklaim segitu yang diterima karena ada
ketentuan kita sama orang klinik, jadi kadang langsung dipotong
orang itu tiap kali cair. Kalo untuk berapa ibu gak bisah kasih
tau”(informan 4)
diketahui bahwa ada ketentuan kerjasama dengan klinik sehingga klaim yang
“Untuk dana klaim sebenarnya dari pihak BPJS 100%, cuman ada
potongan 10% untuk biaya administrasi. Udah taunya bidan
itu”(Informan 5)
diketahui bahwa klaim yang diterima dari BPJS 100% namun ada biaya
administrasi 10%.
tergantung perjanjian.
“Yaa, untuk dana klaim kami dari pihak BPJS memberikan 100%
sesuai dengan yang diklaim. Untuk potongan biaya administrasi
itu tergantung kerjasama antara pihak klinik dengan bidan. Untuk
peraturan memang sudah ada setiap daerah yang memiliki
puskesmas memadai maka bidan mandiri bisa bekerjasama dengan
faskes untuk pengklaiman”(informan 7)\
diketahui bahwa pihak BPJS memberikan klaim sesuai dengan yang diklaim,
potongan biaya administrasi hanya berlaku antara pihak bidan dan faskes tempat
bidan bekerjsama.
klaim dari BPJS diterima klinik 100%, kemudian ada potongan untuk biaya
administrasi dari pihak klinik ke bidan sebesar 10%. sehingga bidan hanya
4.5 Respons Bidan Praktek Mandiri Pada Proses Klaim Non Kapitasi
Terhadap Sikap Petugas BPJS Kesehatan
Respons bidan praktek mandiri pada klaim non kapitasi terhadap sikap
petugas BPJS Kesehatan merupakan tanggapan ataupun sikap baik dan buruk
yang ditunjukkan oleh bidan terhadap sikap mencerminkan rasa senang maupun
tidak dari petugas BPJS Kesehatan pada proses klaim non kapitasi
berikut:
“Kalo sikap petugas BPJS siih, kalo ada yang kurang biasanya
mereka menghubungi saya untuk melengkapi berkasnya. Jadi kalo
menurut saya baik karena kita nggak pernah ketemu langsung
kecuali kalo ngambil berkas yang salah sama mengembalikannya
lagi” (Informan 1)
“Baik sih. Pernah waktu itu kekantor ada yang kurang berkasnya.
Orangnya sopan-sopan.”(informan 2)
diketahui bahwa sikap petugas baik dan sopan hasil ini berdasarkan pengalaman
“Baik sih kalo menurut ibu ya. Kadang kalo lota ada kurang
lengkap dia kasih tau, ngomongnya sopan”(Informan 4)
berikut kutipannya :
PEMBAHASAN
dipenuhi. Jika salah satu tahapan tidak terpenuhi maka proses pengklaiman dana
tidak diproses oleh BPJS. Prosedur administrasi pengklaiman dana non kapitasi
kapitasi BPJS adalah kuitansi asli bermaterai; Formulir Pengajuan Klaim (FPK);
rekapitulasi pelayanan; foto kopi identitas peserta BPJS; partograf yang sudah
kesehatan dan peserta atau anggota keluarga peserta, surat keterangan kelahiran.
sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan oleh BPJS yang diatur dalam
pengklaiman.
bahwa prosedur administrasi pengklaiman dana non kapitasi yang dilakukan bidan
45
Universitas Sumatera Utara
46
praktek mandiri masih sulit seperti menyiapkan berkas administrasi yang rumit
yaitu patograf; dan verifikasi BPJS terkait dana pencairan yang lama.
responden yang menyatakan mudah 8 orang (13,3%), dan sulit 52 orang (86,7%).
bersamaan sesuai dengan fase melahirkan. Sehingga setiap kejadian dalam proses
persalinan harus tercatat jelas dalam partograf. jika tidak ada partograf maka
persalinan yang diberikan. Apabila ada kejanggalan di setiap fase maka pasien
mendorong bidan untuk membuat partograf tidak setiap habis pemeriksaan untuk
memantau kemajuan persalinan. Yang mana pada kenyataannya sering kali kala I
fase aktif berjalan dengan tidak sebagaimana mestinya, hal ini disebabkan
berbagai faktor seperti kelelahan dari ibu, pembukaan serviks yang lambat namun
bidan praktek mandiri dengan pihak BPJS. Bidan di Kecamatan Hutaimbaru tentu
sudah mengetahui apa saja yang harus dilengkapi ketika hendak mengikuti
administrasi yang ada tentunya bidan dapat menolak bekerjasama. Sehingga dapat
penyebab sulit prosedur administasri bagi bidan. Serta kurang jelasnya penjelasan
adanya faktor kebutuhan aktualisasi diri sebagai bentuk pengabdian BPM kepada
BPM tidak mengikuti Jampersal karena biaya pengganti yang terlalu sedikit dan
tertib dalam masalah waktu. Waktu merupakan kondisi dimana lembaga dapat
hak fasilitas kesehatan yang menjalin kerjasama dengan BPJS adalah setiap
dengan BPJS kesehatan, serta menerima pembayaran klaim atas pelayanan yang
diberikan kepada peserta paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak dokumen
pengklaiman dana non kapitasi bidan praktek mandiri sekitar 1-2 bulan sejak
berkas klaim diajukan kepada BPJS Kesehatan. Dengan waktu tersebut bidan
terlalu lama menunggu dananya terklaim dari pihak BPJS. Dan kurangnya tenaga
Hal ini tentu tidak sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.71
tahun 2013. Dimana pihak BPJS paling lama 15 hari kerja harus memberikan
verifikasi berkas klaim yang berlangsung cukup lama. Petugas BPJS Kesehatan
harus memverifikasi berkas klaim yang masuk setiap bulannya. Serta kesalahan
pengisian berkas yang dilakukan oleh bidan juga menjadi penyebab lamanya
verifikasi yang memakan waktu yang cukup lama. Kesalahan pengisian berkas
berkasnya yang dilakukan oleh bidan dikembalikan oleh pihak BPJS Kesehatan
diperbaiki oleh bidan kemudian dikembalikan lagi kepada pihak BPJS Kesehatan.
proses verifikasi namun kesalahan pengisian berkas oleh bidan juga menambah
Kecamatan Hutaimbaru disimpulkan bahwa dana klaim dari BPJS diterima klinik
100%, kemudian ada potongan untuk biaya administrasi dari pihak klinik ke bidan
Sedangkan jika ada tunggakan dana tidak cair hingga proses tunggakan
berdasarkan kerjasama antara bidan dan klinik. Hal ini tidak menjadi masalah bagi
pihak bidan karena sudah tercantum dalam Surat Edaran Direktur Pelayanan BPJS
Kesehatan No. 143 tahun 2014 tentang Implementasi Permenkes No.59 tahun
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Niko (2014) 14 orang
yang mereka klaim. Hal ini disebabkan oleh adanya biaya administrasi yang
dikenakan kepada bidan sesuai dengan Mou kerjasama bidan dengan klinik
terkait.
administrasi. Namun ada keinginan bidan agar dapat mengklaim langsung kepada
BPJS Kesehatan atas jasa yang diberikan tanpa melalui faskes ataupun dokter
jejaring, tentunya dengan mengklaim langsung bidan dapat menerima 100% dari
dengan klinik ataupun faskes lain tentunya mempengaruhi minat bidan praktek
5.4 Sikap Petugas BPJS Terhadap Proses Klaim Yang Dilakukan Oleh Bidan
Praktek Mandiri
situasi, benda dan lain-lain. Sikap yang petugas BPJS terhadap proses
ketika adanya kesalahan berkas yang dilakukan oleh bidan praktek mandiri.
proses pengklaiman non kapitasi selalu menghubungi bidan jika ada kesalahan
Hal ini tentu sejalan dengan teori sikap Rakhmat (1999), Apabila timbul
terhadap sesuatu itu adalah perasaan senag, maka disebut sikap positif, Namun
mandiri tidak ada perasaan tidak senang yang karena sikap petugas BPJS
Kesehatan tentang proses pengklaiman dana non kapitasi. Hal tersebut karena
yang dilakukan oleh bidan praktek mandiri. Sehingga bidan merasa sikap petugas
rumit. Hal ini diakibatkan oleh banyaknya berkas klaim yang harus dilengkapi
oleh bidan. Serta kurangnya pemahaman bidan dalam mingisi berkas klaim
2. Pengajuan klaim BPJS Kesehatan pada proses klaim dana non kapitasi di
kapitasi oleh bidan praktek mandiri berlangsung hingga 1-2 bulan diakibatkan
proses verifikasi berkas yang cukup lama . Selain itu ketidaklengkapan berkas
3. Kesesuaian besaran dana klaim yang diterima oleh klinik dari BPJS sebesar
100%, kemudian ada potongan untuk biaya administrasi yang dilakukan oleh
klinik ke bidan praktek mandiri sebesar 10%. Sehingga bidan hanya menerima
sebesar 90% dari dana pengklaiman. Belum lagi jika ada pasien yang
tertunda.
52
Universitas Sumatera Utara
53
4. sikap petugas BPJS Kesehatan dinilai baik terkait proses pengklaiman non
berkas.
6.2 Saran
2. Kepada Bidan
3. Kepada Klinik
persalinan.
54
Surat Edaran Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan No. 143. 2014. Implementasi
Permenkes Nomor 59 Tahun 2014. Jakarta.
Zaskiah, Siti. 2015. Faktor Individual dan Faktor Struktural yang Berperan
Dalam Keikutsertaan Bidan Praktek Mandiri Pada Jaminan Kesehatan
Nasional di Kabupaten Tabanan. Tesis. Denpasar: Universitas Udayana.
Nama :
Umur :
Pendidikan terakhir :
Tanggal wawancara:
1. Menurut ibu selaku bidan yang bekerjasama dengan BPJS, bagaimana prosedur
2. Apakah dana pengklaiman yang diterima bidan sudah sesuai dengan ketentuan
yang didapat ?
I. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Tanggal Wawancara :
2. Bagaimana tanggapan terhadap jumlah dana klaim yang didapat oleh para
ketntuan ?
praktek mandiri/klinik ?
I. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Pendidikan terakhir :
Tgl wawancara :
2. Apakah dana yang di klaim oleh BPJS Kesehatan yang diterima klinik
Kesehatan ?
bidan ?
melakukan pengklaiman ?