Anda di halaman 1dari 12

Daftar Isi

Daftar Isi........................................................................................................................................ 1

A. PENDAHULUAN............................................................................................................ 2

B. URAIAN MATERI...........................................................................................................3

C. KONSEP APLIKASI REDOKS..................................................................................... 6

I. Penerapan Reaksi Redoks Dalam Industri................................................................ 6

II. Penerapan Reaksi Redoks Dalam Biologi................................................................. 10

D. KESIMPULAN................................................................................................................. 11

Daftar Pustaka...............................................................................................................................12

1
APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM
KEHIDUPAN SEHARI – HARI

A.PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari – hari banyak sekali peristiwa yang berkaitan dengan reaksi redoks.
Peristiwa metabolisme yang ada pada tubuh kita, respirasi pada tumbuh – tumbuhan, peluncuran roket
menuju ruang angkasa. Semua peristiwa mengalami pembakaran dengan oksigen. Pembakaran ini
merupakan suatu reaksi redoks.
Anda tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang anda miliki rusak karena
berkarat. Sepeda, hiasan, mainan, alat dapur yang awalnya bersih menjadi rusak. Secara ekonomi,
sangat besar biaya yang harus dikeluarkan untuk memperbaiki atau bahkan menganti barang-barang
yang berkarat. Proses perkaratan pada barang-barang dari logam tersebut merupakan proses
elektrokimia, dimana logam-logam tersebut berinteraksi dengan zat-zat kimia yang ada di lingkungannya
sehingga terjadi reaksi redoks. Apakah proses elektrokimia selalu merugikan kita?
Proses elektrokimia yang tidak terkendalikan akan banyak merugikan kita. Tetapi perkembangan
ilmu telah berhasil mengendalikan proses elektrokimia. Anda tentu pernah menggunakan barang-barang
hasil proses elektrokimia. Baterai untuk menyalakan radio, kalkulator, atau jam tanganmu merupakan
barang yang menggunakan proses elektrokimia.
Contoh lain dari proses elektrokimia adalah pelapisan logam dengan logam lain. Coba amati
komponen dari sepeda yang putih mengkIlap.Komponen tersebut terbuat dari besi yang sudah dilapisi
krom. Sekarang sudah banyak barang-barang khususnya perhiasan yang berlapiskan perak atau emas.
Sel elektrokimia mempelajari perubahandari reaksi kimia untuk menghasilkan listrik, sedangkan
pada sel elektrolisisenergi listrik digunakan untuk melangsungkan terjadinya reaksi kimia. Selainitu juga
akan dibahas proses perkaratan atau korosi.

Gb. 1 Gb. 2
Contoh reaksi redoks yang merugikan : (Gb. 1) Perkaratan Besi (Gb. 2) Kebakaran

2
B.URAIAN MATERI
Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan
oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia.

Hal ini dapat berupa proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon
dioksida, atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana(CH4), ataupun ia dapat berupa
proses yang kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan transfer elektron yang
rumit.

Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat dijelaskan dengan mudah
sebagai berikut:
Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion
Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion.

Walaupun cukup tepat untuk digunakan dalam berbagai tujuan, penjelasan di atas tidaklah persis benar.
Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk pada perubahan bilangan oksidasi karena transfer elektron yang
sebenarnya tidak akan selalu terjadi. Sehingga oksidasi lebih baik didefinisikan sebagai peningkatan
bilangan oksidasi, dan reduksi sebagai penurunan bilangan oksidasi. Dalam prakteknya, transfer elektron
akan selalu mengubah bilangan oksidasi, namun terdapat banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai
"redoks" walaupun tidak ada transfer elektron dalam reaksi tersebut (misalnya yang melibatkan ikatan
kovalen).

Ilustrasi sebuah reaksi redoks

Oksidator dan reduktor

Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi senyawa lain dikatakan sebagai
oksidatif dan dikenal sebagai oksidator atau agen oksidasi. Oksidator melepaskan elektron dari senyawa
lain, sehingga dirinya sendiri tereduksi. Oleh karena ia "menerima" elektron, ia juga disebut sebagai
penerima elektron. Oksidator bisanya adalah senyawa-senyawa yang memiliki unsur-unsur dengan
bilangan oksidasi yang tinggi (seperti H2O2, MnO4−, CrO3, Cr2O72−, OsO4) atau senyawa-senyawa yang
sangat elektronegatif, sehingga dapat mendapatkan satu atau dua elektron yang lebih dengan
mengoksidasi sebuah senyawa (misalnya oksigen, fluorin, klorin, dan bromin).

Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa lain dikatakan sebagai reduktif
dan dikenal sebagai reduktor atau agen reduksi. Reduktor melepaskan elektronnya ke senyawa lain,
sehingga ia sendiri teroksidasi. Oleh karena ia "mendonorkan" elektronnya, ia juga disebut sebagai
penderma elektron. Senyawa-senyawa yang berupa reduktor sangat bervariasi. Unsur-unsur logam
seperti Li, Na, Mg, Fe, Zn, dan Al dapat digunakan sebagai reduktor. Logam-logam ini akan memberikan
elektronnya dengan mudah. Reduktor jenus lainnya adalah reagen transfer hidrida, misalnya NaBH4 dan
LiAlH4), reagen-reagen ini digunakan dengan luas dalam kimia organik[1][2], terutama dalam reduksi
senyawa-senyawa karbonil menjadi alkohol. Metode reduksi lainnya yang juga berguna melibatkan gas
hidrogen (H2) dengan katalis paladium, platinum, atau nikel, Reduksi katalitik ini utamanya digunakan
pada reduksi ikatan rangkap dua ata tiga karbon-karbon.

3
Cara yang mudah untuk melihat proses redoks adalah, reduktor mentransfer elektronnya ke oksidator.
Sehingga dalam reaksi, reduktor melepaskan elektron dan teroksidasi, dan oksidator mendapatkan
elektron dan tereduksi. Pasangan oksidator dan reduktor yang terlibat dalam sebuah reaksi disebut
sebagai pasangan redoks.

Salah satu contoh reaksi redoks adalah antara hidrogen dan fluorin:

H2 + F2 = 2HF
Kita dapat menulis keseluruhan reaksi ini sebagai dua reaksi setengah: reaksi oksidasi

H2 → 2H+ + 2e-
dan reaksi reduksi

F2 + 2e- → 2F-
Penganalisaan masing-masing reaksi setengah akan menjadikan keseluruhan proses kimia lebih jelas.
Karena tidak terdapat perbuahan total muatan selama reaksi redoks, jumlah elektron yang berlebihan
pada reaksi oksidasi haruslah sama dengan jumlah yang dikonsumsi pada reaksi reduksi.
Unsur-unsur, bahkan dalam bentuk molekul, sering kali memiliki bilangan oksidasi nol. Pada reaksi di
atas, hidrogen teroksidasi dari bilangan oksidasi 0 menjadi +1, sedangkan fluorin tereduksi dari bilangan
oksidasi 0 menjadi -1.
Ketika reaksi oksidasi dan reduksi digabungkan, elektron-elektron yang terlibat akan saling mengurangi:

Dan ion-ion akan bergabung membentuk hidrogen fluorida:

Reaksi penggantian

Redoks terjadi pada reaksi penggantian tunggal atau reaksi substitusi. Komponen redoks dalam tipe
reaksi ini ada pada perubahan keadaan oksidasi (muatan) pada atom-atom tertentu, dan bukanlah pada
pergantian atom dalam senyawa.

Sebagai contoh, reaksi antara larutan besi dan tembaga(II) sulfat:

Persamaan ion dari reaksi ini adalah:

Terlihat bahwa besi teroksidasi:

dan tembaga tereduksi:

4
Contoh-contoh lainnya :

Besi(II) teroksidasi menjadi besi(III)

hidrogen peroksida tereduksi menjadi hidroksida dengan keberadaan sebuah asam:

H2O2 + 2 e− → 2 OH−
Persamaan keseluruhan reaksi di atas adalah:

2Fe2+ + H2O2 + 2H+ → 2Fe3+ + 2H2O


denitrifikasi, nitrat tereduksi menjadi nitrogen dengan keberadaan asam:

2NO3− + 10e− + 12 H+ → N2 + 6H2O


Besi akan teroksidasi menjadi besi(III) oksida dan oksigen akan tereduksi membentuk besi(III) oksida
(umumnya dikenal sebagai perkaratan):

4Fe + 3O2 → 2 Fe2O3


Pembakaran hidrokarbon, contohnya pada mesin pembakaran dalam, menghasilkan air, karbon
dioksida, sebagian kecil karbon monoksida, dan energi panas. Oksidasi penuh bahan-bahan yang
mengandung karbon akan menghasilkan karbon dioksida.

Dalam kimia organik, oksidasi seselangkah (stepwise oxidation) hidrokarbon menghasilkan air, dan
berturut-turut alkohol, aldehida atau keton, asam karboksilat, dan kemudian peroksida.

5
C.KONSEP APLIKASI REDOKS
I. Penerapan Reaksi Redoks dalam Industri

Berikut ini adalah penerapan reaksi reduksi oksidasi dalam bidang industri :

a. Sel Volta ( Sel Galvani )

Sel elektrokimia di mana reaksi oksidasi-reduksi spontan terjadi dan menghasilkan beda
potensial disebut sel galvani. Dalam sel galvani energy kimia diubah menjadi Kimbal listrik. Sel galvani
juga sering disebut Sel Volta. Contoh sel galvani adalah baterai.

Terkadang perubahan kimia yang terjadi dalam sel galvani dapat dilihat dengan mudah, seperti
sel galvani magnesium-tembaga yang ditunjukkan Gambar 1. Karena magnesium lebih mudah
teroksidasi daripada tembaga, magnesium melepaskan KimbaleK dan teroksidasi, membentuk ion Mg2+.
Potensial anoda magnesium menjadi lebih KimbaleK karena meningkatnya tekanan listrik dari KimbaleK yang
lepas. Pada saat yang sama, ion Cu2+ menangkap KimbaleK dari elektroda tembaga dan direduksi ke logam
tembaga. Potensial elektroda tembaga menjadi lebih positif karena tekanan listrik turun pada saat
KimbaleK dipindahkan dari katoda. Jika kabel dihubungkan pada kedua elektroda, arus mengalir dari
elektroda magnesium ke elektroda tembaga, dan voltmeter pada rangkaian luar akan menunjukkan
voltase 2,696 V.
Energi yang dilepaskan sel dapat digunakan untuk menyalakan radio dengan menghubungkan
kabel dari elektroda ke radio. Reaksi keseluruhan sel tembaga-magnesium ini adalah reaksi redoks.
Mg(s) + Cu2+(aq) Mg2+(aq) + Cu(s)
Apakah fungsi jembatan garam? Ketika setengah reaksi berlanjut, ion- ion magnesium dilepaskan ke
larutan pada anoda, dan ion-ion tembaga pindah ke katoda. Ion-ion harus Kimb bergerak bebas antara
kedua elektroda untuk menetralkan muatan positif (kation Mg 2+) yang dihasilkan pada anoda dan
muatan KimbaleK (anion) yang tertinggal pada katoda. Larutan ion-ion dalam jembatan garam dapat
menetralkan muatan positif dan KimbaleK dalam larutan dan mencegah timbulnya kelebihan muatan pada
elektroda. Reaksi redoks yang sama terjadi jika logam magnesium diletakkan langsung dalam larutan
tembaga sulfat, dengan reaksi yaitu:

Mg + Cu2+  Mg2+ + Cu.

Akan tetapi, ini bukan sel galvani karena KimbaleK tidak mengalir melalui rangkaian luar. Elektron bergerak
langsung dari logam magnesium ke ion-ion tembaga, membentuk logam tembaga. Ini adalah cara
membuatlogam tembaga dari ion-ion tembaga, tapi tidak untuk membangkitkan tenaga listrik.

6
SEL VOLTA DALAM KEHIDUPAN SEHARI – HARI

Meskipun sel galvani dari magnesium dan tembaga dapat bermanfaat, anda tidak akan mau
membawanya bila berkemah. Larutannya basah,gelasnya mudah pecah, dan kapasitasnya terbatas.
Untungnya para ilmuwantelah mengembangkan baterai yang lebih baik, lebih kecil, lebih ringan, yang
mempunyai voltase lebih tinggi dan awet.Bagaimana baterai dirancang? Semakin jauh dua logam
semakin besar voltase baterai yang dihasilkan. Jika anda ingin membuat baterai bervoltase tinggi untuk
radiomu, anda harus memilih logam yang berjauhan dalam Kimba tersebut. Uang logam tembaga dengan
paku besi menghasilkan voltase lebih tinggi daripada uang logam dengan nikel karena tembaga lebih
jauh dari besi dan dari nikel. Meskipun istilah baterai biasanya mengacu pada sel-sel galvani yang
dihubungkan bersama, beberapa baterai hanya mempunyai satu sel. Baterai lain mungkin mempunyai
selusin atau lebih. Ketika anda menggunakan baterai untuk menyalakan senter, radio atau CD-player,
anda melengkapi rangkaian listrik sel galvani tersebut. Untuk mendapatkan voltase lebih tinggi dari sel
dengan beda potensial yang KimbaleK kecil dapat dilakukan dengan menghubungkan sel-sel secara seri.

1. BATERAI KARBON-SENG

Kalau anda memasukkan dua atau lebih baterai dalam senter, artinya anda menghubungkannya
secara seri. Baterai harus diletakkan secara benar sehingga memungkinkan KimbaleK mengalir melalui
kedua sel. Baterai yang KimbaleK murah ini adalah sel galvani karbon-seng, dan terdapat beberapa jenis,
termasuk standard dan alkaline. Jenis ini sering juga disebut sel kering karena tidak terdapat larutan
elektrolit, yang menggantikannya adalah pasta semi padat.

Gambar 2. Baterai Karbon-Seng

Pasta mangan(IV) oksida (MnO2) berfungsi sebagai katoda. Amonium klorida (NH4Cl) dan seng
klorida (ZnCl2) berfungsi sebagai elektrolit. Seng pada lapisan luar berfungsi sebagai anoda.
Reaksi yang terjadi :

anoda : Zn  Zn2+ + 2 e-
katoda : 2MnO2 + H2O + 2e- Mn2O3 + 2OH-

Dengan menambahkan kedua setengah reaksi akan membentuk reaksi redoks utama yang terjadi
dalam sel kering karbon-seng.

Zn + 2MnO2 + H2O  Zn2+ + Mn2O3 + 2OH-

Baterai ini menghasilkan potensial sel sebesar 1,5 volt. Baterai ini bias digunakan untuk menyalakan
peralatan seperti senter, radio, CD player, mainan, jam dan sebagainya.

7
2. BATERAI ALKALI

Baterai alkali Kimbal sama dengan bateri karbon-seng. Anoda dan katodanya sama dengan baterai
karbon-seng, seng sebagai anoda dan MnO2 sebagai katoda. Perbedaannya terletak pada jenis elektrolit
yang digunakan. Elektrolit pada baterai alkali adalah KOH atau NaOH. Reaksi yang terjadi adalah:

anoda: Zn + 2 OH-  ZnO + H2O + 2e


katoda: 2MnO2 + H2O + 2e-  Mn2O3 + 2OH-

Potensial sel yang dihasilkan baterai alkali 1,54 volt. Arus dan tegangan pada baterai alkali lebih
stabil KimbaleKgK baterai karbon-seng.

3. BATERAI NIKEL KADMIUM

Baterai nikel-kadmium merupakan jenis baterai yang dapat diisi ulang seperti aki, baterai HP, dll.
Anoda yang digunakan adalah Kimbale, katodanya adalah nikel dan elektrolitnya adalah KOH. Reaksi yang
terjadi:

anoda : Cd + 2 OH-  Cd(OH)2 + 2e


katoda : NiO(OH) + H2O  Ni(OH)2 + OH-

Potensial sel yang dihasilkan sebesar 1,4 volt.

4. BATERAI PERAK OKSIDA

Bentuk baterai ini kecil seperti kancing baju biasa digunakan untuk baterai arloji, kalkulator, dan
alat elektronik lainnya. Anoda yang digunakan adalah seng, katodanya adalah perak oksida dan
elektrolitnya adalah KOH. Reaksi yang terjadi:

anoda : Zn  Zn2+ + 2 e-
katoda : Ag2O + H2O + 2e  2Ag + 2 OH-

Potensial sel yang dihasilkan sebesar 1,5 volt.

5. AKI

Jenis baterai yang sering digunakan pada mobil adalah baterai 12 volt Kimbale-asam yang biasa
dinamakan Aki. Baterai ini memiliki enam sel 2 volt yang dihubungkan seri. Meskipun lebih besar
daripada baterai karbon-seng dan KimbaleK berat, baterai jenis ini tahan lama, menghasilkan arus yang
lebih besar, dan dapat diisi ulang. Ketika anda menyalakan mesin, baterai ini yang menyediakan listrik
untuk menyalakan mobil. Baterai ini juga menyediakan Kimbal untuk kebutuhan yang tidak dapat
dipenuhi oleh alternator mobil, seperti menghidupkan radio atau menyalakan lampu jika mesin mati.
Menghidupkan lampu atau radio terlalu
lama pada saat mesin mati akan
menghabiskan baterai karena mesinlah
yang mengisi ulang baterai pada saat mobil
berjalan.

Setiap sel galvani dalam baterai


Kimbale-asam mempunyai dua
elektroda-satu terbuat dari lempeng
Kimbale (IV) oksida (PbO2) dan yang lain
logam Kimbale, seperti dalam Gambar
6. Dalam tiap sel logam Kimbale dioksidasi
sedangkan Kimbale(IV) oksida
direduksi. Logam Kimbale dioksidasi
menjadi ion Pb2+ dan melepaskan dua KimbaleK di anoda. Pb dalam Kimbale (IV) oksida mendapatkan dua
KimbaleK dan membentuk ion Pb 2+ di katoda. Ion Pb2+ bercampur dengan ion SO4 2- dari asam sulfat

8
membentuk Kimbale (II) sulfat pada tiap-tiap elektroda. Jadi reaksi yang terjadi ketika baterai Kimbale-
asam digunakan menghasilkan Kimbale sulfat pada kedua elektroda.

PbO2 + Pb + 2H2SO4  2PbSO4 + 2H2O

Reaksi yang terjadi selama penggunaan baterai Kimbale-asam bersifat spontan dan tidak
memerlukan input Kimbal. Reaksi sebaliknya, mengisi ulang baterai, tidak spontan karena membutuhkan
input listrik dari mobil. Arus masuk ke baterai dan menyediakan Kimbal bagi reaksi di mana Kimbale sulfat
dan air diubah menjadi Kimbale(IV) oksida, logam Kimbale dan asam sulfat.

2PbSO4 + 2H2O  PbO2 + Pb + 2H2SO4

Asam sulfat bersifat korosif. Anda harus berhati-hati jika bekerja di sekitar baterai mobil, dan
buanglah secara benar jika sudah benar-benar habis. Baterai ini biasanya dapat digunakan dan diisi
ulang berkali-kali.

b. Pengolahan Limbah (Lumpur Aktif)

Salah satu penerapan konsep reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bidang
pengolahan limbah. Prinsip dasar yang dipergunakan adalah teroksidasinya bahan-bahan anorganik
maupun organik, sehingga lebih mudah diolah lebih lanjut.
Limbah merupakan salah satu pencemar lingkungan yang perlu dipikirkan cara-cara mengatasinya.
Untuk menjaga dan mencegah lingkungan tercemar akibat akumulasi limbah yang semakin banyak,
berbagai upaya telah banyak dilakukan untuk memperoleh teknik yang tepat dan efisien sesuai kondisi
lokal.
Berbagai tipe penanganan limbah cair dengan melibatkan mikroorganisme telah dikerjakan di
Indonesia, yaitu sedimentasi, kolam oksidasi, trickling filter, lumpur aktif (activated sludge), dan septic
tank. Pada uraian ini akan kita pelajari salah satu saja, yaitu teknik lumpur aktif.
Proses lumpur aktif merupakan sistem yang banyak dipakai untuk penanganan limbah cair secara
aerobik. Lumpur aktif merupakan metode yang paling efektif untuk menyingkirkan bahan-bahan
tersuspensi maupun terlarut dari air limbah. Lumpur aktif mengandung mikroorganisme aerobik yang
dapat mencerna limbah mentah. Setelah limbah cair didiamkan di dalam tangki sedimentasi, limbah
dialirkan ke tangki aerasi. Di dalam tangki aerasi, bakteri heterotrofik berkembang dengan pesatnya.
Bakteri tersebut diaktifkan dengan adanya aliran udara (oksigen) untuk melakukan oksidasi bahan-
bahan organik. Bbakteri yang aktif dalam tangki aerasi adalah Escherichia coli, Enterobacter,
Sphaerotilus natans, Beggatoa, Achromobacter, Flavobacterium, dan Pseudomonas. Bakteri-bakteri
tersebut membentuk gumpalan-gumpalan atau flocs. Gumpalan tersebut melayang yang kemudian
mengapung di permukaan limbah.

9
II. Penerapan Reaksi Redoks dalam Biologi

Banyak proses biologi yang melibatkan reaksi redoks. Reaksi ini berlangsung secara simultan karena sel,
sebagai tempat berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia, harus melangsungkan semua fungsi hidup. Agen
biokimia yang mendorong terjadinya oksidasi terhadap substansi berguna dikenal dalam ilmu pangan
dan kesehatan sebagai oksidan. Zat yang mencegah aktivitas oksidan disebut antioksidan.

Pernapasan sel, contohnya, adalah oksidasi glukosa (C6H12O6) menjadi CO2 dan reduksi oksigen
menjadi air. Persamaan ringkas dari pernapasan sel adalah:
C6H12O6 + 6 O2 → 6 CO2 + 6 H2O
Proses pernapasan sel juga sangat bergantung pada reduksi NAD+ menjadi NADH dan reaksi baliknya
(oksidasi NADH menjadu NAD+). Fotosintesis secara esensial merupakan kebalikan dari reaksi redoks
pada pernapasan sel:
6 CO2 + 6 H2O + light energy → C6H12O6 + 6 O2

Energi biologi sering disimpan dan dilepaskan dengan menggunakan reaksi redoks. Fotosintesis
melibatkan reduksi karbon dioksida menjadi gula dan oksidasi air menjadi oksigen. Reaksi baliknya,
pernapasan, mengoksidasi gula, menghasilkan karbon dioksida dan air. Sebagai langkah antara, senyawa
karbon yang direduksi digunakan untuk mereduksi nikotinamida adenina dinukleotida (NAD+), yang
kemudian berkontribusi dalam pembentukan gradien proton, yang akan mendorong sintesis adenosina
trifosfat (ATP) dan dijaga oleh reduksi oksigen. Pada sel-sel hewan, mitokondria menjalankan fungsi
yang sama. Lihat pula Potensial membran.

Istilah keadaan redoks juga sering digunakan untuk menjelaskan keseimbangan antara NAD+/NADH
dengan NADP+/NADPH dalam sistem biologi seperti pada sel dan organ. Keadaan redoksi direfleksikan
pada keseimbangan beberapa set metabolit (misalnya laktat dan piruvat, beta-hidroksibutirat dan
asetoasetat) yang antarubahannya sangat bergantung pada rasio ini. Keadaan redoks yang tidak normal
akan berakibat buruk, seperti hipoksia, guncangan (shock), dan sepsis.

Kiri : asam dehidroaskorbat (bentuk teroksidasi vitamin C)


Kanan : asam askorbat (bentuk tereduksi vitamin C)

10
D. KESIMPULAN

Sel volta (sel galvani) adalah Sel elektrokimia di mana reaksi oksidasi- reduksi spontan terjadi dan
menghasilkan beda potensial. Dalam sel galvani energi kimia diubah menjadi energi listrik Jumlah energi
yang dihasilkan tergantung pada dua sifat sel: a) jumlah bahan yang ada dan b)beda potensial antara
elektroda-elektrodanya. Unsur-unsur dalam deret volta, semakin kekanan semakin mudah direduksi.
Potensial standart adalah potensial ketika suatu elektroda dihubungkan dengan elektroda hidrogen.
Elektroda hidrogen merupakan elektroda standart yang mempunyai potensial 0 volt.
E0sel dinyatakan sebagai potensial standar elektroda reduksi dikurangi potensial standar elektroda
oksidasi.

E0sel = E0reduksi – E0oksidasi

Jika E0 sel bernilai positif maka reaksi sel yang terjadi merupakan reaksi spontan. Sel volta dalam
kehidupan sehari-hari: baterai karbon-seng, baterai alkali, baterai nikel cadmium, aki.

Penerapan reaksi redoks dalam proses pengolahan limbah dilakukan dengan cara mengaktifkan
beberapa bakteri seperti Escherichia coli, Enterobacter, Sphaerotilus natans, Beggatoa, Achromobacter,
Flavobacterium, dan Pseudomonas dengan adanya aliran udara (oksigen) untuk melakukan oksidasi di
dalam tangki aerasi yang berisi limbah mentah untuk dicerna oleh bakteri-bakteri tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.chem-is-try.org

http://www.e-dukasi.net

http://an-hayuu.blogspot.com

http://www.wikipedia.org

http://adijaya1980.blogspot.com

12

Anda mungkin juga menyukai