Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRATIKUM KIMIA DASAR ACARA 6

“REDOKS DAN ELEKTROKIMIA”

Dosen Pengampu : Abdul Malik, M.Si

Asisten Dosen : Syifara Chika

Disusun oleh :

Herlin Nur Aulia (2108016088)

Kelompok 4

BIO 1-C

LABORATORIUM IPA TERPADU


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN WALISONGO SEMARANG
A. JUDUL PRATIKUM
Redoks dan Elektrokimia

B. TUJUAN PRATIKUM
1. Mengetahui pengaruh besarnya potensial oksidasi dari beberapa jenis
logam.
2. Menentukan zat-zat yang mengalami reaksi oksidasi dan reaksi reduksi.

C. DASAR TEORI
Redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Setiap
redoks terdiri atas reaksi-reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi oksidasi adalah reaksi
kimia yang ditandai dengan penurunan bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi sebagai
muatan yang dimiliki suatu atom jika seandainya elektron diberikan kepada atom
yang lain keelektronegatifannya lebih kecil dan lebih positif sedangkan atom yang
keeloktroaktifannya lebih besar memiliki bilangan oksidasi positif (Dogra, 2005:156).
Sel elektrokimia dapat diklasifikasikan sebagai sel galvani bila sel digunakan
untuk menghasilkan energi listrik (potensial sel positif) dan sel elektrolisis bila sel
memerlukan energi listrik dari suatu sumber. Secara definisi katoda ialah suatu
elektroda dimana reduksi terjadi. Definisi ini berlaku pada sel galvani dan sel
elektrolisis. Pada berbagai sel, umumnya elektroda-elektroda tercelup langsung pada
larutan atau dihubungkan lewat jembatan garam umumnya digunakan apabila
elektroda-elektroda harus dicelupkan dalam larutan yang berbeda dan tidak
bercampur (rivai, 2007: 261-262).
Sel garam atau sel volta merupakan salah satu elektrokimia yang dapat
menghasilkan energi listrik, karena terjadinya reaksi redoks secara spontan. Salah satu
contoh sel galvani adalah sel daniele. Sel daniele yang telah dimodifikasi. Pada sel
galvani masing-masing sel mengandung sebuah elektroda dan suatu elektrolit.
Elektroda yang digunakan merupakan suatu konduktor listrik yang tidak bereaksi
dengan larutan elektrolit. Elektroda dengan kutub negatif disebut anodadan
menempatkan tempat berlangsungnya reaksii oksidasi, sedangkan katoda adalah
elektroda dengan kutub negatif dan merupakan tempat berlangsungnya reaksi induksi.
Istilah elektrolisis berasal dari kata (elektro) yang berarti listrik, katalis yang
berarti penguraian. Sel elektrolisis pada dasarnya hampir sama dengan sel galvani,
tetapi tidak digunakan jembatan garam dan voltmeter diganti menggunakan sumber
arus, biasanya baterai. Sel elektrolisis terdiri dari dua buah katoda, yang masing-
masing dihubungkan dengan kutub-kutub sumber arus dan dimasukkan kedalam
bejana yang berisi zat elektrolit. Saat elektrolisis dilakukan, ion-ion yang bermuatan
positif (kation) akan teroksidasi dan menempel pada elektroda yang digunakan pada
katoda sehingga apabila dilakukan penimbangan masa katoda bertambah, sedangkan
ion-ion yang bermuatan negatif (anion) akan terinduksi pada anoda sehingga
elektroda yang diletakkan pada anodanya masanya tidak berubah (tetap). Proses
elektrolisis umumnya terdiri dari dua tipe larutan.

D. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
 Pipet tetes 4 buah
 Gelas beker 4 buah
 Tabung reaksi 2 buah
b. Bahan
 Logam zeng (Zn)
 Logam tembaga (Cu)
 Asam sulfat
 Asam klorida
 Asam asetat
 Asam fosfat
 Cangkang telur ayam
c. MSDS (Material Shafety Data Sheet)
1. Seng (Zn)
Keadaan fisik : Cairan
Warna : tidak berwarna
Bau : tidak berbau
pH : 14 pada 20℃
Titik lebur : 9℃
2. Tembaga (Cu)
Kepadatan : 8,9 gr/cm3
Titik lebur : 1083 ℃
Titik didih : 2595 ℃
Isotop : 6
3. Asam sulfat (H2SO4)
Keadaan fisik : cairan
Warna : bening
Bau : tidak berbau
Titik didih : -℃
Titik lebur : -℃
4. Asam klorida (HCl)
Keadaan fisik : cairan
Bau : pedas
Warna : tak berwarna
Titik didih : 108,58 ℃
Titik lebur : -26,25 ℃
5. Asam asetat (CH3COOH)
Keadaan fisik : cairan
Warna : tak berwarna
Bau : manyengat
Titik didih : 118,1℃
Titik lebur : 16,7 ℃
6. Asam fosfat (H3PO4)
Keadaan fisik : cairan
Penampilan : APH : 10 max
Bau : tidak berbau
pH :-
Titik didih : 158 ℃
Titik lebur : 21 ℃

Tindakan Pertlongan Pertama bila terkena bahan kimia diatas :


 Mata : segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit,
sesekali mengangkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis
segera.
 Kulit : dapatkan bantuan medis segera. Segara basuh kulit dengan banyak air
selama minimal 15 menit sambil melepas pakaian dan sepatu yang
terkontaminasi.
 Tertelan : dapatkan bantuan medis segera. Jangan memaksakan muntah, jika
sadar dan waspada, bilas mulut dan minum 2-4 cangkir susu atau air.
 Inhalasi : dapatkan bantuan medis segera. Hapus dari paparan dan segera
pindah ke udara segar. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Jangan
menggunakan resuitasi mulut ke mulut jika korban menelan atau menghirup
zat tersebut; menginduksi pernapasan buatan dengan masker saku yang
dilengkapi dengan katup satu arah atau perangkat medis pernapasan yang tepat
lainnya.
 Catatan untuk dokter : perlakukan secara simtomatis dan suportif.

E. PROSEDUR KERJA
a. Reaksi pembentukan gas
 Dua tabung reaksi diisi masing-masing dengan 4 ml HCl 4M.
 Masukkan masing-masing satu keeping logam Cu dan Zn kedalam
masing/masing tabung reaksi yang berisi 4 ml larutan HCl 4M.
 Analisis reaksi kedua logam tersebut.
 Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi.
b. Kekuatan asam
 Tiga tabung reaksi di isi masing/masing dengan 4 ml HCl 2M
pada tabung pertama, 4 ml asam sulfat pada tabung reaksi
kedua, 4 ml Asam Asetat 2M pada tabung reaksi ketiga.
 Masukkan logam seng kedalam masing-masing tabung reaksi
tersebut.
 Amati kecepatan reaksi logam Zn dalam ketiga larutan asam
tersebut.
c. Reaksi karbonat
 Kedalam gelas kimia 100 ml di masukkan 10 ml asam asetat
2M.
 Masukan pecahan cangkang telur ayam kedalamnya, amati apa
yang terjadi dan tulis semua reaksi kimia yang terjadi.
F. HASIL PENGAMATAN
Percobaan Perubahan
Reaksi pembentukan gas Pada percobaan pertama antara larutan HCl dan logam
Zn terbentuk atau terjadi gelembung gas yang cukup
banyak, larutan menjadi keruh, beruap yang berhenti
pada menit 10.26.
Pada percobaan kedua antara larutan HCl dan logam
Cu tidak terjadi reaksi perubahan.
Reaksi
HCl(aq) + Zn(s)  ZnCl2(aq) + H2 (g)
HCl(aq) + Cu(s)  (tidak bereaksi)

Percobaan Perubahan
Kekuatan asam Pada percobaan secara bersamaan, logam Zn
dimasukkan kedalam ketiga larutan H2SO4, HCl, dan
CH3COOH.
Saat dimasukkan didalam larutan H2SO4, terbentuk
gelembung gas dan berwarna keruh. Saat ditambahkan
kedalam HCl juga sama, namuun yang membedakan
antara reaksi H2SO4 dengan reaksi HCl adalah laju atau
kecepatan terbentuknya gelembung gas.
Dan saat dimasukkan kedalam CH3COOH tidak terjadi
reaksi.
Reaksi
H2SO4 (aq) + Zn(s)  Zn (SO4)2 (aq) + H2(g)
HCl (aq) + Zn(s)  ZnCl2 (aq) + H2 (g)
CH3COOH(aq) + Zn (s)  tidak bereaksi
Percobaan Perubahan
Reaksi karbonat Pada percobaan cangkang telur ayam dengan larutan
CH3COOH terbentuk gelembung gas, tekstur menjadi
retak dan melunak, terjadi perubahan warna cangkang
dari coklat menjadi bercak putih.
Didalam cangkang telur terdapat CaCo3 sebagai
penyusun utama sehingga akan bereaksi dengan
larutan CH3COOH.
Reaksi
CaCo3 (s) + CH3COOH(aq)  Ca(CH3COOH)2 (aq) +
CO2 (g) + H2O(g)
G. PEMBAHASAN
1) Reaksi Pembentukan Gas
Pada percobaan pertama larutan HCl ditambahkan logam Zn, didapatkan hasil
yang terbentuk gelembung gas H2. Hal ini disebabkan saat produk yang dihasilkan
dari suatu reaksi tidak larut didalam air dan titik didihnya rendah. Selain itu, gas
terbentuk dapat terbentuk apabila reaksi tidak stabil hingga terurai menjadi gas
persamaan reaksi yang terjadi :
HCl(aq) + Zn(s)  ZnCl2(aq) + H2 (g)
Pada percobaan kedua larutan HCl ditambahkan dengan logam Cu, maka hasil
yang didapatkan dari percobaan yaitu tidak terjadi atau tidak terbentuk gelembung gas
H2. Hal ini disebabkan karena logam Cu memiliki potensi penurunan lebih tinggi
(positif) daripada H2. Inilah yang memicu logam Cu tidak dapat bereaksi dengan
larutan HCl. Adapun persamaan reaksi yang terjadi :
HCl(aq) + Cu(s)  (tidak bereaksi)
2) Kekuatan Asam
Pada percobaan kali ini kita menyiapkan 3 gelas beker yang telah berisi secara
berurutan H2SO4, HCl, dan CH3COOH. Saat Zn direaksikan dengan larutan H2SO4
dapat dilihat terbentuk gelembung-gelembung gas yang disebabkan apabila produk
yang dihasilkan dari suatu reaksi tidak larut dalam air dan titik didihnya rendah.
Reaksi atau kecepatan gelembung-gelembung yang cukup tinggi. Adapun persamaan
yang terjadi :
H2SO4 (aq) + Zn(s)  Zn (SO4)2 (aq) + 2H2(g)
Pada saat logam Zn direaksikan larutan HCl hasilnya tidak jauh berbeda
dengan reaksi larutan H2SO4 yang mana membentuk gelembung-gelembung gas.
Namun kecepatan yang dihasilkan dari percobaan HCl ini lebih cepat dibandingkan
larutan H2SO4. Dengan persamaan reaksi yang terjadi :
HCl (aq) + Zn(s)  ZnCl2 (aq) + H2 (g)
Pada saat logam Zn direaksikan dengan CH3COOH, maka hasil yang
didapatkan dari percobaan yaitu tidak terjadi atau tidak terbentuk gelembung-
gelembung gas H2. Hal ini disebabkan karena logam Zn memiliki potensi penurunan
lebih tinggi (positif) daripada H2. Inilah yang memicu logam Zn tidak dapat bereaksi
dengan larutan CH3COOH . Adapun persamaan reaksi yang terjadi :
CH3COOH(aq) + Zn (s)  tidak bereaksi
3) Reaksi Karbonat
Pada percobaan reaksi karbonat, menguraikan larutan CH3COOH dengan
cangkang telur. Dari percobaan tersebut menghasilkan gelembung-gelembung gas.
Hal ini dikarenakan didalam cangkang telur terdapat CaCo3 yang merupakan
penyusun utama, sehingga akan bereaksi dengan CH3COOH. Selain CaCo3 penyusun
utama dari cangkang telur sendiri adalah MgCO3 (magnesium karbonat) dan CaSO4
(kalsium sulfat). Gelembung gas yang muncul ketika reaksi berlangsung merupakan
gas karbondioksida yang dihasilkan dari reaksi CH 2COOH dan cangkang telur.
Dengan persamaan reaksi yang yang terjadi :
CaCo3 (s) + CH3COOH(aq)  Ca(CH3COOH)2 (aq) + CO2 (g) + H2O(g)

H. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengaruh besarnya beda potensial oksidasi pada setiap logam untuk
mengetahui berapakah besar potensial sel logam tersebut sekaligus
mengetahui urutan deret volta suatu logam. Karena semakin sukar untuk
direduksi berarti semakin mudah untuk dioksidasi dan sebaliknya semakin
mudah direduksi maka semakin sukar dioksidasi. Karena beda potensial
oksidasi (E°oks) berlawanan dengan potensial reduksi (E° ¿ ¿. Contohnya pada
logam Zn dan Cu :
Zn  Zn2+ + 2e E°=¿+0,76 disingkat E°oks Zn = +0,76 V
Cu  Cu2+ + 2e E° = -0,34 disngkat E° oks Cu = -0,34 V
2. Pada percobaan diatas :
a. Reaksi pembentukan gas
HCl(aq) + Zn(s)  ZnCl2(aq) + H2 (g)
Reaksi oksidasi : Zn  ZnCl2
Reaksi reduksi : HCl  H2

b. Reaksi kekuatan asam


H2SO4 (aq) + Zn(s)  Zn (SO4)2 (aq) + H2(g)
Reaksi oksidasi : Zn  ZnSO4
Reaksi reduksi : H2SO4  H2
HCl (aq) + Zn(s)  ZnCl2 (aq) + H2 (g)
Reaksi oksidasi : Zn  ZnCl
Reaksi reduksi : HCl  H2

I. DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia dasar konsep-konsep inti edisi 3 jilid 2. Jakarta :
Erlangga
Dogra. 2005. Kimia fisika. Jakarta : Universitas Indonesia
Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia dasar dan terapan modern jilid II. Jakarta : Erlangga
Rivai. 2007. Kimia organik Universitas. Jakarta : Balai pustaka

J. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai