Analisis Implementasi Penggunaan Konsep PBM dalam Pendidikan Politik
Pertama, Perencanaan Pendidikan Berbasis Masyarakat. Adapun analisis implementasi
penggunaannya dalam pendidikan politik yaitu seperti yang kite ketahui bersama bahwa perencanaan pendidikan berbasis masyarakat dalam pendidikan politik adalah perencanaan pengembangan masyarakt yang direalisasikan dalam bentuk pendidikan dalam hal ini tentnya pendidikan politik. Nah, adapun implementasi nyata terhadap perencanaan PBM ini dalam pendidikan politik langkah awalnya adalah dengan menetapkan visi, misi dan nilai yang akan dikembangkan dalam pendidikan politik. Selanjutnya, menetapkan program yang akan dilaksanakan dalam hal ini tentunya program yang bersangkutan dengan pendidikan politik. Dimana isi program dalam pendidikan politik ini dapat berupa: Nama kegiatan, Cara kegiatan dilakukan, Alokasi waktu yang digunakan, Pendanaan, serta Alat ukur keberhasilan program pendidikan politik tersebut. Tidak hanya itu, implementasi terhadap perencanaan PBM dalam pendidikan politik dapat dilakukan dengan cara: Pertama, menumbuhkan kesadaran bahwa pendidikan politik pada dasarnya milik dan tanggung jawab masyarakat; Kedua, langkah selanjutnya adalah memobilisasi dan memotivasi masyarakat agar tergerak dan terstimulasi untuk berkiprah konkret dalam penyelanggaraan pendidikan dalam hal ini tentunya pendidikan politik; Ketiga, melaksanakan tahapan konkret berkenaan dengan implementasi dan prosedur PBM dalam pendidikan politik.
Kedua, Pengorganisasian Pendidikan Berbasis Masyarakat. Adapun analisis
implementasi penggunaannya dalam pendidikan politik yaitu diawali dengan penetapan pembagian tugas. Nah, pembagian tugas dalam pendidikan politik ini tentunya terkait akan beberapa aspek seperti: mengurus peserta didik, melaksanakan pembelajaran dalam hal ini melalui pembelajaran PPkn, mengurus sarana pendukung pelaksanaan pendidikan politik yang tertuang dalam pembelajaran PPKn serta menata lembaga dan lain-lain. Setelah membagi tugas, selanjutnya adalah menentukan relasi antarbagian organisasi. Dalam hal ini penentuannya tertuang dalam: 1) menentukan jumlah orang dibawah suatu bidang yang bertanggungjawab pada bidang tertentu. Misalnya menetapkan beberapa orang dibidang peserta didik dan pembelajaran dalam hal ini bisa saja pembelajarn PPKn dan sebagainya; 2) menentukan batas kewenangan terkait dengan siapa dan bagian mana serta harus bertanggung jawab pada siapa dalam berkeja. Tentunya dalam hal ini menyangkut akan tanggung jawab terhadap pembelajarn PPKn sebagai wujud dari pendidikan politik yang diserahkan kepada atasannya atau hierarki yang paling tinggi. Langkah selanjutnya yaitu menetapkan sturktur organisasi. Nah, adapun setelah melakukan penentuan relasi terhadap bagian organisasi maka selanjutnya adalah menetapkan kerangka kerja formal yang mengatur pengelompokan, pengoordinasian dan pembagian tugas. Yang pasti kerangka kerja yang dimaksud adalah kerangka kerja formal terkait akan pendidikan politik yang terwujud dalam pembelajaran PPKn disekolah. Langkah berikutnya kemudian melakukan Pendelegasian wewenang. Nah, jika dikaitkan dengan proses pembelajaran PPKn sebagai wujud pendidikan politik maka pendelegasian wewenang ini dilakukan oleh pemimpin atau dalam hal ini Kepala sekolah yang menyerahkan kewenangan dalam kepada para guru untuk membelajarkan pembalajarn PPkn tersebut kepada para peserta didik. Langkah terakhir adalah melakukan pengordinasian yang tujuannya adalah untuk menyinkronkan proses pekerjaan dalam hal ini misalnya terkait akan proses pembelajarn PPKn yang dilakukan agar pelaksanaannya lebih terarah dan menghasilkan tindakan yang kompak dan harmonis.
Ketiga, Kepemimpinan dalam Implementasi Pendidikan Berbasis Masyarakat. Adapun
analisis implementasi penggunaannya dalam pendidikan politik yaitu jika dikaitkan dengan proses pembelajaran atau pendidikan politik disekolah maka kepemimpinan disini dipegang oleh Kepala sekolah. Menyangkut akan kepemimpinan disekolah, maka kepemimpinan Kepala sekolah merupakan kemampuan Kepala sekolah tersebut dalam memengaruhi dan memotivasi para guru sebagai bawahannya yang tujuannya semata-mata untuk mencapai tujuan organisasi bersama. Nah, jika kita kaitkan dengan berhasil atau tidaknya pendidikan politik yang diajarkan disekolah tentunya juga tergantung dari peran dan gaya kepemimpinan yang digunakan oleh Kepala sekolah. Beberapa peran kepemimpinan tersebut dapat berupa: peran interpersonal, peran informasional serta peran pembuat keputusan. Dan beberapa gaya kepemimpinan dapat berupa:, gaya kepemimpinan Demokratik, gaya kepemimpinan Otokratik, gaya kepemimpinan Laissez Fair, serta gaya kepemimpinan Kharismatik, dan lain sebagainya.
Keempat, Pengendalian dalam Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Masyarakat.
Adapun analisis implementasi penggunaannya dalam pendidikan politik yaitu tentunya merujuk pada proses pengendalian itu sendiri. Adapun implementasi pengendalian tersebut jika dikaitkan dengan penyelenggaraan pendidikan politik maka proses pengendaliannya terdiri dari beberapa tahapan. Mulai dari penetapan standar, pengukuran kinerja, sampai pada tahap koreksi penyimpangan dalam penyelenggaran pendidikan politik. Dalam mengimplementasikan pengendalian terhadap penyelanggaraan pendidikan politik maka kegiatan yang tak kalah penting untuk dilakukan adalah adanya tindakan atau kegiatan monitoring dan evaluasi. Dimana kegiatan tersebut dilakukan semata-mata untuk meneliti dan mengetahui sampai dimana pelaksanaan yang dilakukan dalam proses keseluruhan ketercapain program organisasi dalam hal ini misalnya bewujud program pendidikan politik disekolah dapat dicapai dengan hasil yang baik dan maksimal.
Kelima, Prinsip-prinsip dalam implementasi Pendidikan Berbasis Masyarakat. Adapun
analisis implementasi penggunaannya dalam pendidikan politik yaitu ada beberapa prinsip yang harus dijalankan agar pendidikan politik yang terwujud dalam pembelajaran PPKn misalnya dapat berjalan dengan baik. Beberapa prinsip yang harus diimplementasikan dalam penyelanggaraan pendidikan politik disekolah misalnya yaitu: 1) penyelenggara pendidikan dituntut untuk memperhatikan prinsip integrated delivery of service (pelayanan terpadu) dengan cara memberikan pelayanan prima yang dilakukan secara terpadu kepada stakeholder pendidikan; 2) penyelenggara pendidikan harus mengoptimalkan pemanfatan sumber fisik, finansial, dan manusia dilingkungan sekolah serta harus mengoordinasikan berbagai kegiatan agar tidak terjadi duplikasi atau salah urus. 3) penyelenggara pendidikan harus mengembangkan sikap menerima keragaman, maksudnya adalah harus menerima perbedaan, kemajemukan, atau keragaman (baik dalam usia, seks, ras, suku, agama, pendapatan, kelas sosial, dan berbagai kondisi/latar belakang lainnya); dsb.
Evaluasi Implementasi Penggunaan Konsep PBM dalam Pendidikan Politik
Pertama, adapun evaluasi terhadap implementasi penggunaan Perencanaan Pendidikan
Berbasis Masyarakat dalam pendidikan politik yaitu dengan melihat pentingnya sebuah perencanaan dalam penyelenggaraan pendidikan maka sebaiknya sebuah perencanaan hendaknya dibuat sematang mungkin dengan melihat beberapa kriteria yang ada sebab baik buruknya perencanaan akan berpengaruh terhadap baik buruknya (tingkat efektivitas) implementasi programnya. Sebab, kejelasan dan ketepatan perencanaan akan berpengaruh terhadap kejelasan implementasinya.
Kedua, adapun evaluasi implementasi penggunaan Pengorganisasian Pendidikan Berbasis
Masyarakat dalam pendidikan politik yaitu
Ketiga, adapun evaluasi implementasi Kepemimpinan dalam Implementasi Pendidikan
Berbasis Masyarakat dalam pendidikan politik yaitu. Dalam implementasi PBM dalam pendidikan politik maka seorang pemimpin misalnya dalam hal ini adalah Kepala sekolah hendaknya memiliki komptensi yang harus dipenuhi. Dimana, hendaknya Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam satuan pendidikan yakni Sekolah bisa memiliki kepribadian yang utuh yang menunjukkan totalitas kualitas dirinya. Dimana, hendaknya Kepala sekolah sebagai pemimpin bisa memiliki beberapa aspek seperti: a) memiliki sikap jujur; b) bersikap amanah; c) memiliki komitmen yang tinggi; d) memiliki visi yakni memiliki cita-cita, idealism, hasrat kuat untuk membangun dan memajukan sekolah dan organisasi yang ada dalam sekolah tersebut.
Keempat, adapun evaluasi implementasi Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis
Masyarakat dalam pendidikan politik yaitu
Kelima, adapun evaluasi implementasi Prinsip-prinsip dalam implementasi Pendidikan
Berbasis Masyarakat dalam pendidikan politik yaitu