Anda di halaman 1dari 4

APLIKASI DAN DOSIS PUPUK 

PADI
TIGA TAHAP DOSIS PUPUK UNTUK TANAMAN PADI
Penulis : Nurman Ihsan, SP ( THL TBPP DEPTAN di BANTEN )
Suatu ketika, saya pernah bertanya pada seorang petani. Nama petani itu Pak Karta. Pertanyaan saya ini,
berkaitan dengan masalah pemupukan.
” pak Karta, waktu pupuk tempo hari, dikasih pupuk apa aja?”
” cuma urea aja, pak ”
“ kok cuma pupuk urea ?”
“ nga punya uang tuk beli yang lain”
” ohh gituu, tapi bapak pakai pupuk kandangkan?”
” tahun ini, nga dikasih”
” pas musim tanam kemarin, emang dikasih pupuk kandang apa, pak karta?
” dikasih sih, tapi cuma 4 karung ayam petelor”
” kalo jeraminya dimasukin lagi ke sawah nga pak?”
” nga sih…. “
 
Di dalam hati saya, keluar kata, ” Innalillahi “. Kok bisa kata itu yang keluar?
Kata Innalillahi adalah kata yang kita ucapkan, bila kita atau orang lain mendapatkan musibah. Bukan
sebatas ada orang meninggal saja, kalimat itu baru keluar. Orang yang meninggal itu, salah satu bagian
dari musibah.
Bagi saya, apa yang diceritakan Pak Karta adalah musibah. Bukan saja bagi Pak Karta tapi juga bagi
sebagian besar petani di Indonesia. Pak Karta hanya mewakili saja kenyataan yang dialami sebagian besar
para petani.
Saudaraku para petani,,,,

Apa yang bisa kita harapkan dari usaha tani, bila kita sebagai petani mempersiapkan “makanan” bagi
tanaman kita seadanya. Wajar saja, bila hasil yang kita dapatkan pun seadanya juga.
Secara umum, tanaman butuh makanan, termasuk tanaman padi. Dengan makanan yang cukup (pupuk
organik -kompos dan POC- dan pupuk anorganik), maka perkembangan fase vegetatif dan fase
generatifnya akan tumbuh dengan baik.
Bila kita sudah memberikan “makanan” terbaik bagi tanaman. Maka tanaman akan mengeluarkan hasil
terbaiknya buat kita. Jadi ada korelasi antara usaha tani yang baik dengan hasil yang baik.
Untuk tanaman padi, pola pemupukannya ( aplikasi pupuk kimia ) dibagi dalam 3 tahap pemberian. Pada
tulisan sebelumnya saya sudah menjelaskan 3 Macam Dosis untuk Tanaman Padi .

Kaidah Umum Pemupukan Kimia/Anorganik :


– Secara umum, aplikasi untuk hara N adalah pupuk dasar 20 %, pupuk susulan ke-1 sebesar 40 % dan
pupuk susulan ke-2 adalah 40 %.
Mengapa pupuk dasar untuk hara N cuma 20 % ??
Sebab tanaman padi yang berumur sekitar 7-10 hari masih kecil. Pertanyaannya : Apakah tanaman kecil
dengan perakaran sedikit perlu banyak pupuk yang mengandung hara N? jelas tidak.
Sedangkan untuk hara yang mengandung P dan K aplikasinya adalah sbg pupuk dasar 50 % dan pupuk
susulan ke-1 sisanya 50 %.
Mengapa banyak? sebab pupuk yang mengndung P atau K larut juga cuma waktunya agak lama.
– Bila pemakaian pupuk organik (terutama pupuk kandang banyak), jerami dan pemberian
POC/hayati/MOL maka penggunaan pupuk anorganik dapat dikurangi. Bahkan dosis pupuk kimia bisa
sampai mencapai 50 %.
Pembahasan
Sekarang marilah kita bahas 3 macan dan 3 tahap pemberiannya : ( jangan lupa memberikan
pupuk kandang/kompos min 1-2 ton/ha. Sebab penggunaan pupuk kompos sangat membantu proses
penyerapan pupuk kimia yang kita berikan. Apalagi untuk pupuk TSP/SP dan KCL, sebab pupuk ini
membutuhkan mikroba pelarut P dan K. Jadi, pupuk kompos/organik sebuah keharusan. Lebih hebat lagi,
bila dilakukan penyemprotan POC/hayati/MOL sewaktu pengolahan lahan)
Cara Pertama,  300 kg pupuk NPK Ponska dan 100-150 kg pupuk Urea
( kandungan haranya 113 kg N, 45 kg P2O5 dan 45 K2O ) .

Pupuk dasar /pertama: 150 kg ponska.


Ada 2 pendapat mengenai  waktu atau kapan pemberian pupuk dasar ini:
Pertama diberikan pada awal/sebelum tanam 
Kedua, diberikan 7-10 hst
Saya pribadi lebih suka cara yang kedua.
Mengapa? sebab bibit pada umur 7-10 hst  perakaran padi sudah mulai berkembang dan siap menghisap
pupuk yang diberikan walau jumlahnya sedikit.
Kemudian, ada kaidah sederhana, bibit  yang baru ditanam akan adaptasi dengan lingkungan ( boleh
disebut bibit tsb stres ) beberapa hari. Ada bibit yang tumbuh bagus, ada juga tanaman yang sebagian dari
daunnya yang agak menguning. Baru setelah itu, proses tumbuh akar berjalan.
Makanya dosis kandungan N di pemupukan pertama tanam 1/2 dari dosis pupuk ke-2 dan ke-3.
Pernah saya bertanya pak seorang petani yang memberikan pupuk urea di awal tanam 1 hst.
“Pak, tanaman menghisap pupuk lewat akar kan?”
” ya pak”
“menurut bapak, anak-anak (bulu-bulu) akar pada bibit padi dah berkembang belum?”
“kayanya belum pak mantri”
“kalau bibit belum dapat menghisap pupuk lewat akar kenapa diberikan pak. Apalagi pupuk urea
mudah menguap, mudah hilang”.
 
Petani tersebut mengangguk setuju,,,
Untuk pupuk NPK ponska, pupuk ini punya nilai lebih sebab terdapat kandungan Sulfur sekitar 10 %.
Salah satu fungsi sulfur ini adalah merangsang pertumbuhan tanaman-tanaman muda. Baca disini Fungsi
Sulfur Bagi Tanaman.
Pupuk 150 kg Ponska/ha = 150 kg/10.000m2
Bila petani punya lahan 1.000 m2 maka cukup 15 kg NPK Ponska saja.
Catatan: Pada pemupukan dasar ini, ada petani yang ingin menambahkan SP-36 dengan dosis 50 kg/ha,
silahkan saja.
Untuk memaksimalkan fungsi pupuk, sebaiknya sehabis pemupukan dilakukan pengoyosan, agar pupuk
yang diberikan bisa masuk ke dalam lumpur.
Ada juga yang melakukan penginjakan. Bila ini dilakukan, pupuk akan bertahan lebih lama di sawah,
pupuk maksimal diserap akar tanaman, tanaman lebih subur, gulma akan terkendali, hasil panen bisa
meningkat, dll.
Biaya injak-injak, Insya Allah akan tertutupi dengan hasil panen yang meningkat.
Pemupukan ke-2  : 150 kg ponska + urea 50 kg.
Diberikan sekitar pekan  ke-3 atau 21 hst. Diberikan pada waktu selesai pengoyosan, sehingga anakkan
yang dihasilkan bisa maksimal. Lebih baik lagi, dilakukan pemupukan kemudian baru dilakukan
pengoyosan/diinjak-injak. Sebab seperti penjealsan di atas, pupuk akan multiguna bagi tanaman.
Bila lahannya cuma 1.000 m2 maka dosisnya sekitar
Pupuk Ponska 150 kg/ha = 150 kg/10.000m2 = 15 kg/1000 m2
Ditambah Pupuk Urea 50 kg/ha = 50 kg/10.000 m2 = 5 kg/1.000 m2 .
Pemupukan ke-3  : 50-100 kg urea.
Diberikan sekitar 35-40 hst. Atau sebagai patokan sewaktu daun bendera atau daun terakhir keluar. Pada
kondisi ini, tanaman padi membutuhkan energi ( baca pupuk ) dalam jumlah maksimal. Kenapa? sewaktu
tanaman padi akan mengeluarkan malai maka daun perlu hijau, apalagi daun bendera.
Dengan daun yang hijau terutama daun bendera maka proses fotosintesis akan maksimal. Dan ini akan
berpengaruh kepada panjang malai.
Saya sering memperhatikan daun bendera yang masih agak hijau maka isi malai akan semakin baik,
semakin merunduk. Dan perhatikan lagi, ketika daun bendera suatu malai sudah kuning maka gabah yang
dihasilkan kurang bernas,,,
Tapi, kita juga harus melihat kondisi daun tanaman padi tsb. Bila kondisinya masih hijau terutama daun
benderanya. Maka aplikasi untuk pupuk urea/za ini bisa dikurangi. Aplikasinya sekitar 50 kg/ha.
Berdasarkan pengalaman di lapangan, bila musim hujan, biasanya pemupukan terakhir sekitar 50 kg/ha.
Tapi bila musim kemarau (karena adanya proses penguapan) dosis pupuk menjadi 75-100 kg/ha.
JANGAN LUPA, kita lakaukan proses penginjakan di fase ini.
Alasananya? sebab masa pengisian bulir padi akan semakin panjang sekitar 4-5 hari. Hasilnya, malai yang
kita hasilkan akan banyak yang bernas.
Disamping menggunakan pupuk kimia, alangkan baiknya bila petani juga menggunakan/melakukan
penyemprotan pupuk hayati/POC/MOL. Minimal diberikan 3 kali penyemprotan. Waktunya sekitar 15
hst, 30 hst dan 70 hst.

Apakah pola di atas bisa dimodifikasi dosisnya?


Bisa saja, sebab pemupukan bukan hitung matematika !!.
Misalkan saja, pemupukan 1 (150 kg ponska + 25 kg urea), pemupukan ke-2 ( 150 ponska + 50 kg urea)
dan pemupukan ke-3 ( 50-75 kg urea).
Pemupukan yang baik bagi tanaman ada 2 arah.
Pertama lewat akar.
Kedua lewat daun.

Pemupukan lewat daun, bisa dipakai POC/MOL.


Cara Kedua, 150 kg NPK Ponska + 300 kg pupuk NPK Kujang
( kandungan haranya 114 kg N, 40,5 kg P2O5 dan 46,5 K2O ). Sebaiknya ditambah 12 kg TSP
Pupuk dasar /pertama: 150 kg ponska
Pemupukan ke-2  : 150 kg kujang + 12 kg TSP (15 SP-36)
Pemupukan ke-3  : 150 kg kujang
Bila petani ingin melakukan pola pemupukan spt ini (silahkan saja) : pemupukan 1 (150 kg kujang + 15 kg
SP-36), pemupukan ke-2 (150 ponska) dan pemupukan ke-3 ( 150 kg kujang)

Cara Ketiga,200-250 kg Urea,100 kg TSP (128SP-36), dan 75 kg KCL


( kandungan haranya 115 kg N, 46 kg P2O5 dan 45 kg K2O )
Pupuk dasar/pertama : 50 kg Urea + 50 kg TSP + 40  kg KCL
Pemupukan ke-2   : 100 kg Urea + 50 kg TSP + 35 kg KCL
Pemupukan ke-3  : 50-100 kg Urea
Sekali lagi, bila petani ingin melakukan dosis lain, bisa seperti ini : pemupukan 1 ( 75 kg urea + 50 kg TSP
+ 40 KCL ), pemupukan ke-2 ( 100 kg urea + 50 kg TSP + 35 KCL ) dan pemupukan ke-3 ( 75 kg urea )
Bila tak ada pupuk TSP maka bisa diganti dengan 128 SP36 /TS. Bila kondisi daun masih terlihat hijau,
pemupukan ke-3 ( bisa dikurangi menjadi 50-75 kg urea)
Oleh sebab itu, pemupukan yang kita berikan harus mengetahui tahap kebutuhan makanan tanaman.
Dengan mengetahui kebutuhan tersebut maka pupuk yang kita berikan akan optimal diserap oleh
tanaman. Sehingga pertumbuhan dan produksi yang kita harapkan akan maksimal. Dan  jangan lupa, pas
pemupukan sebaiknya kondisi air di sawah dalam keadaan macak-macak.
Disamping menggunakan pupuk kimia, alangkan baiknya bila petani juga menggunakan/melakukan
penyemprotan pupuk hayati/POC/MOL. Minimal diberikan 3 kali penyemprotan. Waktunya sekitar 15
hst, 30, 70 hst
Bila kita perhatikan realitas di lapangan, keadaan yang dilakukan oleh sebagian para petani agak berbeda.
Mereka melakukan pemupukan sekitar 2 kali saja, bahkan cuma 1 x saja.
Apakah ini salah? soal pemupukan terserah para petani saja. Cuma bila ingin mendapatkan hasil yang
maksimal, sebaiknya melakukan hal yang terbaik.
Pak, bagaimana kalau pemupukannya hanya 2 kali saja? kapan dan dosisnya bagaimana?
Menurut saya, sebaiknya diberikan pada umur sekitar 15-20 hst dan 35-40 hst

Pola 1. 300 kg ponska + 100-150 urea


Pemupukan 1 : 150 kg ponska + 100 kg urea
Pemupukan 2 : 150 kg ponska + 0-50 kg urea
Pola 2. 150 kg NPK ponska + 300 kg NPK kujang
Pemupukan 1 : 150 kg NPK kujang + 100 kg NPK ponska
Pemupukan 2 : 150 kg NPK kujang + 50 kg NPK ponska
Pola 3. 200-250 kg Urea + 100 kg TSP/128 SP-36 + 75 KCL
Pemupukan 1 : 150 kg Urea + 100 kg TSP/128 SP-36 + 75 kg KCL
Pemupukan 2 : 50 – 100 kg urea
Semoga tulisan ini bisa memberikan manfaat dan pelajaran bagi kita semua, khususnya bagi para petani
Indonesia. Dan umumnya para petani di mana pun berada. Amin.
Bila kita ingin mendapatkan dosis dan cara pemupukan yang tepat ( spesifik lokasi ) di lahan kita, coba
pelajari tulisan Berapa Dosis Pupuk Padi dan Mencari Takaran Dosis Pupuk Padi yang Ideal.
Catatan : Sebaiknya sehabis dilakukan pemupukan, dilakukan proses pengoyosan, atau kalo perlu
dilakukan penginjakan. Memang membutuhkan biaya tenaga kerja, tetapi hasil panen akan jauh lebih
tinggi. Bila dikurangi tenaga tukang injak pun pendapatan masih jauh lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai