LAPORAN MODUL 2 Gerak Partikel Gelombang Seismik
LAPORAN MODUL 2 Gerak Partikel Gelombang Seismik
SEISMOLOGI TG3111
MODUL KE – 02
GERAK PARTIKEL GELOMBANG SEISMIK
Oleh:
Ega Nugraha 119120025
Asisten :
Remon 12117119
Lisa Safitri 118120013
Dea Dahlila 118120022
Rosmawati 118120044
Alexander Victoria 118120105
M Rafly Abdillah Noorie 118120168
Yang bertanda tangan di bawah ini, Asisten pembimbing mata kuliah Seismologi
menerangkan bahwa mahasiswa di bawah ini :
Telah menyelesaikan Laporan Praktikum sebagai syarat kelulusan Praktikum Mata Kuliah
Seismologi dengan baik dan benar.
Disetujui Oleh,
Asisten Pembimbing
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ................................................................................................. 2
BAB 2 PENGOLAHAN DATA ........................................................................................ 3
2.2 Langkah Pengerjaan ............................................................................................. 3
2.3 Alat Dan Bahan Praktikum ................................................................................... 7
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 8
3.1 Hasil ...................................................................................................................... 8
3.2 Pembahasan .......................................................................................................... 11
BAB 4 PENUTUP .............................................................................................................. 14
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 14
4.2 Saran ..................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB 2
PENGOLAHAN DATA
3
4. Pilih file data gempa tekan open pada menu open channel tekan open.
4
6. Identifikasi gelombang P dan S. Jika ingin diperbesar gambarnya dari setiap stasiun,
maka tekan stasiun yang akan dipilih tekan tombol kotak hitam segi empat diatas
gambar dengan tampilan sebagai berikut.
7. Kemudian picking gelombang P dan S dari setiap stasiun. Dengan tekan tombol pick
pilih gelombang yang akan dipicking tekan variabel (i) pilih jenis gelombang P/S
kalau tidak ada silahkan masukan namanya secara manual pada kolom tanda tanya (?)
pilih jenis polarisasi pada pariabel compressi (c) dan dilatasi (d).
5
8. Setelah dilakukan penamaan picking dari setiap variabel maka akan tampil seperti
gambar dibawah ini.
9. Kemudian pilih set untuk disimpan datanya dan akan muncul dokumen notepad pada
file seismogram kemudian open data berikut tampilannya.
6
10. Setelah didapatkan datanya selanjutnya lakukan pengolahan data dengan menentukan
posisi gelombang, amplitudo, AH, sudut gelombang, back azimuth, sudut datang,
kecepatan Vp, kecepatan Vs dan polarisasi secara manual dari semua stasiun. Kemudian
masukkan datanya pada tabel berikut ini.
11. Setelah itu lakukan pada stasiun berikutnya dengan perintah dari langkah 6 sampai 10.
12. Analisis hasil yang didapatkan.
7
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
1. Hasil Picking Pada Stasiun PAL
8
3. Hasil Picking Pada Stasiun WON
9
5. Hasil Picking Pada Stasiun WAN
10
7. Tabel Pengolahan Data
3.2 Pembahasan
Pada percobaan praktikum tentang gerak partikel gelombang seismik pada tanggal 4 juli
2006 jam 07.00.00-07.59.59, dilakukan analisis dari seismogram tiga komponen pada satu
stasiun. Hasil analisis tersebut didapatkan setelah dilakukan proses picking pada gelombang
P dari semua stasiun. Hasil dari picking ini didapatkan nilai amplitudo vertikal, amplitudo
N-S, amplitudo N-W dan polarisasi dari gelombang tersebut. Dimana dari stasiun (PAL,
PRA, WON, RAT, WAN, PEL), didapatkan nilai amplitudo vertikal yaitu 24545.678,
7072.062, 18184.016, 12590.402, 4859.374 dan 11032.543. Nilai amplitudo N-S yaitu
40144.082, 17762.217, 72718.24, 30543.201, 4918.828 dan 17281.248. Nilai amplitudo N-
W yaitu 76335.83, 11288.864, 28365.623, 16867.793, 9988.558 dan 18864.506. Setelah
didapatkan nilai amplitudo vertikal, N-S, dan N-W, kemudian didapatkan nilai AH yaitu
86247.93, 21046.02, 78054.79, 34891.4, 11134.01 dan 25583.41. Nilai amplitudo total
yaitu 89672.72, 22202.45, 80144.93, 80144.93, 37093.5, 12148.24 dan 27860.87. Selain
itu, didapatkan arah gerak gelombang seismik dari episenter ke stasiun back azimuth (°)
yaitu 242.261, 212.438, 201.31, 28.9101, 243.782 dan 47.5081, dimana letak pada stasiun
(RAT, PEL) berada pada arah kuadran I (kanan-atas) dan stasiun (PAL, PRA, WON, WAN)
berada pada arah kuadran III (kiri-bawah). Kemudian didapatkan nilai sudut datang
gelombang terhadap permukaan dengan sudut i (°) yaitu 74.1139, 71.4262, 76.886, 76.886,
66.4214 dan 66.6725. Nilai sudut j (°) yaitu 37.057, 35.7131, 38.443, 35.0791, 33.2107 dan
33.3362. Lalu didapatkan nilai apparent velocity dari gelombang yang terobservasi dengan
nilai Vp (km/s) yaitu 5.28994, 5.21353, 5.35656, 5.17349, 5.04082 dan 5.05041. Serta nilai
11
Vs (km/s) yaitu 3.31435, 3.2105, 3.41955, 3.16089, 3.01246 dan 3.02253. Selain itu juga
didapatkan nilai polarisasi pada stasiun PAL (dilatasi, dilatasi, dilatasi), stasiun PRA
(dilatasi, dilatasi, kompresi), stasiun WON (dilatasi, dilatasi, dilatasi), stasiun RAT (dilatasi,
kompresi, kompresi), stasiun WAN (kompresi, kompresi, kompresi), dan stasiun PEL
(dilatasi, kompresi, kompresi). Selain itu, didapatkan jenis gelombang terobservasinya yang
berdasarkan besar sudut back azimut dan apparent angel dimana pada stasiun (RAT, PEL)
terobservasinya oleh gelombang P karena berada pada arah kuadran I (kanan-atas) yang
kemungkinan amplitudonya tidak terlalu besar yang mengakibatkan interval dari
gelombang satu kegelombang berikutnya tidak terlalu lebar atau rapat. Sedangkan pada
stasiun (PAL, PRA, WON, WAN) terobservasi oleh gelombang S karena berada pada arah
kuadran III (kiri-bawah) yang kemungkinan amplitudonya lumayan terlalu besar yang
mengakibatkan interval dari gelombang satu kegelombang berikutnya terlalu lebar atau
tidak rapat.
Dalam menentukan Vp dan Vs yaitu terlebih dahulu menentukan komponen lain yang
telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya seperti proses picking pada gelombang P tiap
stasiun yang nantinya akan mendapatkan nilai amplitudo vertikal, amplitudo N-S,
amplitudo N-W. Kemudian setelah itu akan didapatkan nilai AH, amplitudo total, sudut
datang, back azimuth dan jenis polarisasi. Setelah didapatkan nilai semua komponen
tersebut maka dapat menentukan nilai Vp dan Vs dengan menggunakan rumus; Vp = Vap
sin i dan Vs = Vap sin j. Dimana nilai Vap adalah 5.5 km/s.
Incident angle adalah sudut yang dibentuk antara raypath dengan sumbu vertikal.
Kegunaan dari incident angle yaitu untuk mendapatkan kecepatan di lapisan permukaan
jika apparent velocity dari gelombang seismik tersebut diketahui dan untuk mendapatkan
apparent velocity dari gelombang seismik jika kecepatan di permukaan diketahui.
Penentuan back azimuth dilakukan untuk menetukan sudut pada stasiun pengamatan antara
arah utara dan arah epicenter yang diukur searah jarum jam.
Nilai Av (amplitudo vertikal) lebih kecil dari AH (amplitudo horizontal), karena
dikomponen gelombang vertikal tidak ada gelombang S sedangkan pada gelombang
horizontal terdapat gelombang S. Dimana kekuatan amplitudo gelombang S lebih besar
dibandingkan amplitudo gelombang P. Kemudian pada nilai Vp lebih besar dari Vs, karena
diketahui sifat dari gelombang P dan gelombang S. Dimana kecepatan rambat gelombang
P lebih besar dari kecepatan rambat gelombang S karena gelombang P memiliki nilai
amplitudo yang lebih kecil dibandingkan gelombang S.
Hubungan Vp dan Vs terhadap nilai yg dicari (AV, AH, i, j ) yaitu karena dalam
pengolahan data menentukan Vp dan Vs perlu diketahui terlebih dahulu nilai dari AV, AH,
12
i dan j. Selain itu, besar kecilnya nilai AV, AH, i, dan j memberikan pengaruh besar kecilnya
terhadap kecepatan Vp dan Vs. Dimana hasil nilai Vp dan Vs pada stasiun yang paling
besar yaitu stasiun WON dan yang paling kecil yaitu stasiun WAN.
13
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pada praktikum ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Didapatkan hasil analisis dari seismogram tiga komponen pada satu stasiun. Hasil
analisis tersebut didapatkan setelah dilakukan proses picking pada gelombang P dari
semua stasiun. Hasil dari picking ini didapatkan nilai amplitudo vertikal, amplitudo N-
S, amplitudo N-W dan polarisasi dari gelombang tersebut. Dimana dari stasiun (PAL,
PRA, WON, RAT, WAN, PEL), didapatkan nilai amplitudo vertikal yaitu 24545.678,
7072.062, 18184.016, 12590.402, 4859.374 dan 11032.543. Nilai amplitudo N-S yaitu
40144.082, 17762.217, 72718.24, 30543.201, 4918.828 dan 17281.248. Nilai amplitudo
N-W yaitu 76335.83, 11288.864, 28365.623, 16867.793, 9988.558 dan 18864.506.
Dengan demikian bahwa aplitudo berpengaruh terhadap nilai back azimuth dan
apparent velocity dan secara otomatis mempengaruhi kecepatan gelombang P.
2. Arah gerak gelombang seismik diperoleh berdasarkan episenter ke stasiun (back
azimuth) yang memiliki arah pada stasiun (RAT, PEL) berada pada arah kuadran I
(kanan-atas) dan stasiun (PAL, PRA, WON, WAN) berada pada arah kuadran III (kiri-
bawah).
3. Sudut datang masing-masing stasiun diperoleh berdasarkan nilai gradient masing-
masing plot grafik horizontal dan vertical. Dimana jika berdasarkan kuadran, sudut
datang pada stasiun (RAT, PEL) berada dikuadran I dan stasiun (PAL, PRA, WON,
WAN) berada pada kuadran III.
4. Jenis gelombang yang terobservasi adalah gelombang P dan gelombang S. Dimana pada
stasiun (RAT, PEL) terobservasinya oleh gelombang P karena berada pada arah kuadran
I (kanan-atas) yang kemungkinan amplitudonya tidak terlalu besar yang mengakibatkan
interval dari gelombang satu ke gelombang berikutnya tidak terlalu lebar atau rapat.
Sedangkan pada stasiun (PAL, PRA, WON, WAN) terobservasi oleh gelombang S
karena berada pada arah kuadran III (kiri-bawah) yang kemungkinan amplitudonya
lumayan terlalu besar yang mengakibatkan interval dari gelombang satu kegelombang
berikutnya terlalu lebar atau tidak rapat.
14
4.2 Saran
Berdasarkan hasil pada praktikum ini, praktikan menyarankan ketika menjelaskan
praktikum online jangan terlalu cepat agar bisa dipahami dan diikuti oleh praktikan, serta
praktikan menyarankan ketika pengolahan data pada praktikum ini terutama proses picking
harus lebih teliti apalagi kalau dalam gelombangnya banyak trace.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
17
18
19
20
21