Anda di halaman 1dari 2

KETENTUAN ANGGARAN

NEGARA DALAM
KONSTITUSI INDONESIA
APA SAJA SIH KETENTUAN NYA ?...

Konstitusi UUD 1945

APBN ditetapkan secara bersama-sama antara pemerintah


dengan parlemen (hak anggaran /budgting/begrooting) dimiliki
parlemen sebgai perwakilann suara rakyat. Parlemen
mempunyai kewenangan untuk tidak menyetujui proposal APBN
pemerintah dan jika terjadi penolakan dari parlemen maka
pemerintah menggnakan APBN tahun lalu untuk jaankan
kmbaali pada tahun berjalan.

Konstitusi UUD RIS

Anggaran negara menganut sistem Federal dan UUD Federal


yang mengatur anggaran (Pengeluaran dan pendapatan) RIS.
anggaran umum diajukan pemerintah ke DPR.
memuat ketentuan tentang anggaran perubahan jika diperlukan,
Posisi rakyat hanya tampak pada peran "perwakilan" parlemen
dalam pembahasan dan penetapan anggaran Federal.

Konstitusi UUD-S 1950

Belum ada ruang partisipasi langsung dari warga negara dalam


proses perumuan anggaran.
dari sudut politik anggaran negara tahun 1950-1951 seperi pola
anggaran semi-kolonial.
anggaran umum iajukan pemerintah ke-DPR.
memuat ketentuan tentang anggaran perubahan jika
diperlukan dan dadpat langsung diajukan DPR.

Konstitusi UUD 1945 (Amandemen keempat)

Kedaulatan rakyat dalam anggaran negara direprentasikan


dengan pesaan palemen (begrootingrecht) dan
dibukakannya partisipasi lanngsung bagirakyat dalam
proses penyusunan ,pengesahan,dan pengawasan APBN.

SEBAGAI REFERENSI: WWW.PERUSAHAANINDONESIA.ID


@Aldhy_jemali293 @Aldhy jemali #Aldhy jemali
NEXT......
KETENTUAN ANGGARAN
NEGARA DALAM
KONSTITUSI INDONESIA
CONTOH KASUS

Pemerintah akan cabut aturan 8% alokasi


DBH/DAU untuk penanganan Covid-19

Pemerintah pusat berencana akan mencabut aturan 8% alokasi Dana


Bagi Hasil (DBH)/Dana Alokasi Umum (DAU) yang semula ditujukan
untuk prioritas penanganan Covid-19.
Kebijakan DBH/DAU tersebut sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Meteri Keuangan (PMK) Nomor 17/PMK.07/2021 tentang Pengelolaan
Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2021 dalam Rangka
Mendukung Penanagan Pandemi Corona Virus Disease 2019 dan
Dampaknya.

Dengan demikian, sisa alokasi DBH dan DAU untuk bulan Septermber-Desember masing-masing sebesar Rp 53,93
triliun dan Rp 117,34 triliun.
Direktur Eksekutif Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai sebaiknya
kebijakan tersebut tak dicabut pada tahun ini. Sebab, beberapa program penangan Covid-19 di daerah masih
berlangsung hingga akhir tahun. Terlebih ada potensi kenaikan kasus Covid-19 di akhir tahun 2021.
Selain itu, Tauhid mengatakan, apabila 8% DBH/DAU dikembalikan kepenggunaan belanja daerah lainnya, justru
akan mempersulit pemerintah daerah. Sebab, akan butuh waktu untuk melakukan perubahan program lama ke
program baru. Apalagi tahun ini tersisa kurang dari tiga bulan.
Alhasil, penggunaan DBH/DAU dikhawatirkan tidak efektif. Terlebih, penyerapan alokasi DBH/DAU cukup besar.
Menurutnya masalah Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) terletak pada Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik.
Sebab, sampai dengan akhir Agustus 2021, realisasi DAK fisik baru mencapai Rp 14,79 triliun. Angka tersebut
hanya setara 22,67% dari alokasi DAK fisik sebesar Rp 65,24 triliun.
Makanya, Tauhid menyerankan pemerintah pusat dan pemda seharusnya bersama-sama menggenjot realosaso
DAK fisik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.

PENDAPAT SAYA

Pemerintah pusat seharunya memberikan arahan


refocusing anggaran dan Jutlaknya dengan maksud
mendukung percepatan penanganan COVID-19
dengan mengacu pada protokol penanganan COVID-
19 . Sementara pemda harus mempercepat proses
pelelangan, pelaporan, dan pencairan anggaran dari
kontraktor dan pelaksana,”

DASAR HUKUM

. UUD 1945 Pasal 23 ayat (1) tentang Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara yang ditetapkan
setiap tahun. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara

@Aldhy_jemali293 @Aldhy jemali #Aldhy jemali

Anda mungkin juga menyukai