Anda di halaman 1dari 14

TUGAS BESAR 1

PANCASILA

Nama : Fahmi Hidayat

NIM : 41318010030

Matkul : Pancasila

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2021
Soal T e ori dan kasus

1. Soal terkait materi Modul 1 Pendidikan Pancasila, Konsep, Urgensi dan Pentingnya
Pendidikan Pancasila.
Soal Teori :

a. Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Perguruan Tinggi, Pendidikan Pancasila


mulai diwajibkan lagi pada kurikulum perguruan tinggi bersama dengan Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian lainnya (Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan
dan Bahasa Indonesia).
 Apakah landasan Filosofis dan Yuridis Pendidikan Pancasila ?
Jawaban :

Dasar Filosofis

Ketika Republik Indonesia diproklamasikan pasca Perang Dunia kedua, dunia dicekam
oleh pertentangan ideologi kapitalisme dengan ideologi komunisme. Kapitalisme berakar
pada faham individualisme yang menjunjung tinggi kebebasan dan hak-hak individu;
sementara komunisme berakar pada faham sosialisme atau kolektivisme yang lebih
mengedepankan kepentingan masyarakat di atas kepentingan individual. Kedua aliran
ideologi ini melahirkan sistem kenegaraan yang berbeda. Faham individualisme
melahirkan negara-negara kapitalis yang mendewakan kebebasan (liberalisme) setiap
warga, sehingga menimbulkan perilaku dengan superioritas individu, kebebasan
berkreasi dan berproduksi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Sementara
faham kolektivisme melahirkan negara-negara komunis yang otoriter dengan tujuan untuk
melindungi kepentingan rakyat banyak dari eksploitasi segelintir warga pemilik kapital.

Pertentangan ideologi ini telah menimbulkan ‘perang dingin’ yang dampaknya terasa di
seluruh dunia. Namun para pendiri negara Republik Indonesia mampu melepaskan diri
dari tarikan-tarikan dua kutub ideologi dunia tersebut, dengan merumuskan pandangan
dasar (philosophische grondslag) pada sebuah konsep filosofis yang bernama Pancasila.
Nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila bahkan bias berperan sebagai penjaga
keseimbangan (margin of appreciation) antara dua ideology dunia yang bertentangan,
karena dalam ideologi Pancasila hak-hak individu dan masyarakat diakui secara
proporsional. Rumusan tentang Pancasila tidak muncul dari sekedar pikiran logis -
rasional, tetapi digali dari akar budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri. Maka Bung
Karno hanya mengaku diri sebagai penggali Pancasila, karena nilai-nilai yang dirumuskan
dalam Pancasila itu diambil dari nilai-nilai yang sejak lama hadir dalam masyarakat
Nusantara. Oleh karena itulah Pancasila disebut mengandung nilai-nilai dasar filsafat
(philosophische grondslag), merupakan jiwa bangsa (volksgeist) atau jati diri bangsa
(innerself of nation), dan menjadi cara hidup (way of life) bangsa Indonesia yang
sesungguhnya. Dengan demikian nilai-nilai dalam Pancasila merupakan karakter bangsa,
yang menjadikan bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Pendidikan
Pancasila perlu karena dengan cara itulah karakter bangsa dapat lestari, terpelihara dari
ancaman gelombang globalisasi yang semakin besar.

Dasar Yuridis

Pancasila sebagai norma dasar negara dan dasar negara Republik Indonesia yang
berlaku adalah Pancasila yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Pembukaan UUD NRI Tahun 1945) junctis
Keputusan Presiden RI Nomor 150 Tahun 1959 mengenai Dekrit Presiden RI/Panglima
Tertinggi Angkatan Perang Tentang Kembali Kepada Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Naskah Pembukaan UUD NRI 1945 yang berlaku adalah
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang disahkan/ditetapkan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tanggal 18 Agustus 1945. Sila-sila Pancasila yang
tertuang dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 secara filosofis-sosiologis
berkedudukan sebagai Norma Dasar Indonesia dan dalam konteks politis-yuridis sebagai
Dasar Negara Indonesia. Konsekuensi dari Pancasila tercantum dalam Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945, secara yuridis konstitusional mempunyai kekuatan hukum yang sah,
kekuatan hukum berlaku, dan kekuatan hukum mengikat.

Nilai-nilai Pancasila dari segi implementasi terdiri atas nilai dasar, nilai instrumental, dan
nilai praksis. Nilai dasar terdiri atas nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan
yang adil dan beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Nilai dasar ini terdapat pada Pembukaan UUD NRI Tahun 1945,
dan Penjelasan UUD NRI Tahun 1945 mengamanatkan bahwa nilai dasar tersebut harus
dijabarkan konkret dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945, bahkan pada semua
peraturan perundang-undangan pelaksanaannya.
Peraturan perundang-undangan ke tingkat yang lebih rendah pada esensinya adalah
merupakan pelaksanaan dari nilai dasar Pancasila yang terdapat pada Pembukaan dan
batang tubuh UUD NRI Tahun 1945, sehingga perangkat peraturan perundangundangan
tersebut dikenal sebagai nilai instrumental Pancasila. Jadi nilai instrumental harus
merupakan penjelasan dari nilai dasar; dengan kata lain, semua perangkat perundang-
undangan haruslah merupakan penjabaran dari nilai-nilai dasar Pancasila yang terdapat
pada Pembukaan dan batang tubuh UUD NRI Tahun 1945.

Para penyusun peraturan perundang-undangan (legal drafter) di lembagalembaga


legislatif, eksekutif, dan yudikatif dari tingkat pusat hingga daerah adalah orangorang yang
bertugas melaksanakan penjabaran nilai dasar Pancasila menjadi nilai-nilai instrumental.
Mereka ini, dengan sendirinya, harus mempunyai pengetahuan, pengertian dan
pemahaman, penghayatan, komitmen, dan pola pengamalan yang baik terhadap
kandungan nilai-nilai Pancasila. Sebab jika tidak, mereka akan melahirkan nilai-nilai
instrumental yang menyesatkan rakyat dari nilai dasar Pancasila. Jika seluruh warga
bangsa taat asas pada nilai-nilai instrumental, taat pada semua peraturan perundang-
undangan yang betul-betul merupakan penjabaran dari nilai dasar Pancasila, maka
sesungguhnya nilai praksis Pancasila telah wujud pada amaliyah setiap warga.
Pemahaman perspektif hukum seperti ini sangat strategis disemaikan pada semua warga
negara sesuai dengan usia dan tingkat pendidikannya, termasuk pada para penyusun
peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu menjadi suatu kewajaran, bahkan
keharusan, jika Pancasila disebarluaskan secara massif antara lain melalui pendidikan,
baik pendidikan formal maupun nonformal.

Penyelenggaraan pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi lebih penting lagi karena


Perguruan Tinggi sebagai agen perubahan yang melahirkan intelektual-intelektual muda
yang kelak menjadi tenaga inti pembangunan dan pemegang estafet kepemimpinan
bangsa dalam setiap strata lembaga dan badan-badan negara, lembagalembaga daerah,
lembaga-lembaga infrastruktur politik dan sosial kemasyarakatan, lembaga-lembaga
bisnis, dan lainnya.

b. Soal analisa Kasus.

Pengaruh Globalisasi dan Manfaat Pendidikan Pancasila.


Globalisasi menjadi realitas yang tak terelakkan yang membawa pengaruh terhadap
struktur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, seperti tercermin pada pola
pikir, sikap dan perilaku masyarakat.
Globalisasi tidak saja membawa pengaruh positif tentang demokrasi, Hak Asasi Manusia
( HAM ), keterbukaan dan lain lain. Di sisi lain, globalisasi juga membawa pengaruh yang
negatif yang banyak bertentangan dengan nilai nilai Pancasila.
Contohnya Sikap hidup Hedonisme, Penyebaran Hoax yang semakin pesat akibat
kemajuan teknologi, penyebaran ujaran kebencian yang menyebabkan PERPECAHAN,
Radikalisme, hilangnya sikap gotong royong dan merebaknya sikap individualistis, dsb.
Bila kondisi itu tidak disikapi secara bijaksana maka sendi sendi bernegara akan semakin
longgar.

Pertanyaan

a. Jelaskan tujuan mata kuliah Pendidikan Pancasila di perguruan Tinggi !

Jawaban : Menurut saya Tujuan mata kuliah pendidikan Pancasila membentuk


mahasiswa sebgai warga negara yang baik dan paham akan hak dan kewajibannya
sebagai warga negara serta memiliki rasa cinta dan nasionalisme terhadap negara
Indonesia.

b. Jelaskan mengapa Pendidikan Pancasila menjadi sangat penting untuk diberikan


dalam tataran Perguruan Tinggi terutama dalam menghadapi ERA GLOBALISASI seperti
sekarang ini ! ( kaitkan jawaban anda dengan dasar teori pada Point a )

Jawaban : Globalisasi dapat menyentuh aspek-aspek penting kehidupan manusia dan


menciptakan tantangan baru dalam upaya untuk memanfaatkan globalisasi untuk
kepentingan kehidupan. Dampak negatif adanya globalisasi di antaranya adalah
kemungkinan terjadinya pergeseran dan pertentangan nilai yang dapat menyebabkan
perubahan gaya hidup. Pancasila merupakan dasar ideologi negara yang mengandung
nilai-nilai budaya. Ideologi memainkan peran penting dalam integrasi suatu negara,
sehingga tidak merupakan hasil pemikiran dari satu golongan saja, namun nilai-nilai
kebudayaan seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila berisi nilai-nilai
bangsa Indonesia yang juga harus diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
2. Soal terkait materi Modul 3 : Pancasila Era Pra Kemerdekaan.
Soal Teori
a. Coba anda tunjukkan bagaimana implementasi nilai-nilai dasar dari sila-sila Pancasila
telah wujud pada Era Kebangkitan Nasional ? ( berikan 3 contoh )
Jawaban : Pada permulaan abad ke XX bangsa Indonesia mengubah cara-
caranya dalam melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Kegagalan
perlawanan secara fisik yang tidak adanya koordinasi pada masa lalu mendorong
pemimpin-pemimpin Indonesia abad ke XX itu untuk merubah bentuk
perlawanan yang lain. Bentuk perlawanan itu ialah dengan membangkitkan
kesadaran bangsa Indonesia akan pentingnya bernegara. Usaha-usaha yang
dilakukan adalah mendirikan berbagai macam organisasi politik di samping
organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial. Organisai sebagai
pelopor pertama adalah Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Mereka yang
tergabung dalam organisasi itu memulai merintis jalan baru ke arah tercapainya
cita-cita perjuangan bangsa Indonesia., tokohnya yang terkenal adalah dr.
Wahidin Sudirohusodo. Kemudian bermunculan organisasi pergerakan lain,
yaitu Sarikat Dagang Islam (1909), kemudian berubah bentuknya menjadi
pergerakan politik dengan menganti nama menjadi Sarikat Islam (1911) di bawah
pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto. Berikutnya muncul pula Indische Parti (1913)
dengan pimpinan Douwes Dekker, Ciptomangunkusumo dan Ki Hajar
Dewantara, namun karena terlalu radikal sehingga pemimpinnya di buang ke luar
negeri (1913). Akan tetapi perjuangan tidak kendur karena kemudian berdiri
Partai Nasional Indonesia (1927) yang di pelopori oleh Sukarno dan kawan-
kawan.

Soal Analisa
b. Bagaimana proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara dalam siding BPUPKI
Dan PPKI, sehingga secara resmi disahkan dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945?
( Uraikan dalam bentuk point point / resume )
Jawaban :

Sidang BPUPKI

 Sidang BPUPKI I (29 Mei-1 Juni 1945)


Dalam sidang tersebut, sejumlah tokoh kemerdekaan mengemukakan pendapatnya
mengenai dasar negara Indonesia. Berikut usul dasar negara yang diajukan.
Dasar negara yang diusulkan Supomo
Persatuan, Kekeluargaan, Keseimbangan lahir dan batin, Musyawarah, Keadilan
rakyat
Dasar negara yang diusulkan Moh. Yamin

Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, Kesejahteraan


rakyat

Dasar negara yang diusulkan Soekarno

Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme, Peri Kemanusiaan (Internasionalisme),


Mufakat atau demokrasi, Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan yang Maha Esa

 Sidang BPUPKI II (10-16 Juni 1945)


Setelah sidang pertama selesai, Indonesia belum mencapai kesepakatan akhir. Karena
hal itu, BPUPKI membentuk panitia kecil yang beranggotakan 9 orang, di bawah
pimpinan Soekarno, dengan anggota terdiri atas Ki Bagoes Hadikoesoemo, Wachid
Hasjim, Muhammad Yamin, Abdulkahar Muzakir, Sutardjo Kartohadikoesoemo, A.A
Maramis, Otto Iskandardinata dan Mohammad Hatta.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diadakan sidang kedua pada 10 Juni sampai dengan
16 Juni 1945. Setelah melewati pelbagai pertimbangan dan diskusi, pada 22 Juni 1945
berhasil merumuskan dasar negara untuk Indonesia merdeka yang diberi nama
Piagam Jakarta oleh M. Yamin yang didalamnya berbunyi: Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syari‟at Islam bagi para pemeluk-pemeluknya, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
PPKI
pada 9 Agustus 1945.
Diketuai Soekarno dan wakilnya Moh. Hatta, PPKI bertujuan untuk mempercepat
persiapan kemerdekaan Indonesia. Panitia ini beranggotakan 21 orang yang semua
anggotanya terdiri 12 orang Jawa, 3 orang Sumatera, 2 orang Sulawesi, 1 orang
Kalimantan, 1 orang Nusa Tenggara, 1 orang Maluku, dan 1 orang peranakan
Tionghoa. Namun tanpa sepengetahuan Jepang, Soekarno menambah 6 orang lagi,
sehingga total ada 27 anggota. Setelah Jepang menyerah terhadap Sekutu, disitulah
Indonesia mengambil kesempatan untuk mendeklarasikan kemerdekaan yang
sebelumnya dijanjikan oleh Jepang pada 24 Agustus 1945. Dengan merdekanya
Indonesia pada 17 Agustus 1945, PPKI berhasil merumuskan dan menyesahkan dasar
negara Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada 18
Agustus 1945, bunyinya: Ketuhanan Yang Maha Esa Kemanusiaan yang adil dan
beradab Persatuan Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaran/perwakilan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Soal terkait materi Modul 4 : Pancasila Era Kemerdekaan.


Soal Teori :
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa telah
disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia. Akan tetapi, setelah Era Kemerdekaan,
pengamalan pancasila banyak sekali mengalami pasang surut. Bahkan sejarah bangsa
kita telah mencatat bahwa pernah ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai das ar
negara dan pandangan hidup bangsa dengan ideologi lainnya.
a. Berikan 5 contoh penyimpangan terhadap nilai nilai Pancasila pada masa Orde Lama!
Jawaban :
 Munculnya gerakan yang hendak mengganti pancasila dengan ideologi lain,
contohnya pemberontakan PKI dan DI/TI (1945-1950).
 Pancasila sebagai dasar Negara diarahkan implementasinya kea rah ideologi
liberal yang pada akhirnya tidak menjamin adanya stabilitas pemerintahan (1950-
1959).
 Kekuasaan pribadi presiden seokarno menyeleweng dari demokrasi terpimpin
yang dijiwai nilai-nilai pancasila. Akibatnya, presiden menjadi otoriter,
menggabungkan nasionalis, komunis dan agama serta menjadikan diri sebagai
presiden sumur hidup.
 Prosedur pembentukan MPRS yang menyimpang karena anggota MPRS diangkat
oleh presiden yang seharusnya dipilih melalui pemilu.
 penetapan Manifesto Politik Republik Indonesia sebagai GBHN yang seharusnya
GBHN disusun dan ditetapkan oleh MPR

b. Pancasila Era Re formasi


Peranan Pancasila sebagai Paradigma Reformasi adalah sebagai berikut :
1. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini berarti
bahwa setiap gerak langkah bangsa dan negara Indonesia harus selalu dilandasi
oleh Sila-Sila yang terdapat dalam Pancasila.
2. Sebagai negara hukum maka setiap perbuatan, baik dari warga masyarakat,
maupun aparat pemerintahnya harus berdasarkan hukum yang jelas. Jadi
hukum yang dibentuk tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
3. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional yang meliputi segenap
bidang kehidupan, seperti di bidang hukum, politik, ekonomi, sosial budaya,
keamanan, juga ilmu pengetahuan dan Hak Asasi Manusia.
4. Menganut sistem ekonomi Pancasila. Ciri ciri ekonomi Pancasila adalah
ekonomi harus bisa membawa kesejahteraan rakyat. Ekonomi juga tidak
melakukan toleransi kepada eksploitasi manusia, meskipun mengejar kebaikan
secara ekonomi, tetapi tidak serta merta memanfaatkan manusia demi mencapai
tujuan ekonominya.
Pertanyaan :
Jika kita lihat wacana diatas, menurut pendapat anda, apakah Era reformasi saat
ini sudah mengimplementasikan nilai nilai Pancasila, terutama dalam bilang
ekonomi, hukum, ataupun bidang kehidupan berbangsa dan bernegara lainnya
? ( Uraikan pendapat anda )
Jawaban :
Menurut pendapat saya di era reformasi ini kita sebagai warga negara Indonesia
harus sudah secara sadar menerapkan nilai-nilai Pancasila, untuk saat ini
penglihatan saya masih banyak orang yang belum menerapkan nilai-nilai
Pancasila, untuk itu ideology Pancasila bisa berjalan dengan baik apabila setiap
orang memang benar-benar memahami ideology Pancasila itu sendiri
semuanya harus di mulai dari sendiri agar kita bisa hidup dengan etika yang baik
seperti apa yang diajarkan di Pancasila sehingga apabila sudah di mulai dari diri
sendiri maka era reformasi akan menerapkan ideology Pancasila dari bidang
ekonomi, hokum, dan lainnya.

4. Soal terkait materi Modul 5 : Implementasi nilai nilai Pancasila dalam pembukaan dan
Pasal Pasal UUD NRI Tahun 1945.
Soal teori
a. Implementasi Nilai Nilai Pancasila Dalam Perundang-undangan.
Pancasila sebagai dasar negara merupakan pencerminan dari Pokok-Pokok Pikiran
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Jelaskan hubungan Pancasila dengan
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 ?
Jawaban :
Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI tahun 1945 dapat dipahami sebagai
hubungan yang bersifat formal dan material. Hubungan secara formal, menunjuk pada
tercantumnya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan yang mengandung
pengertian bahwa tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas sosial,
ekonomi, politik, akan tetapi dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas yang
melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religius dan asas-asas
kenegaraan yang unsur-unsurnya terdapat dalam Pancasila.
Dalam hubungan yang bersifat formal antara Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI
tahun 1945 dapat ditegaskan bahwa rumusan Pancasila sebagai dasar Negara Republik
Indonesia adalah sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945
alinea keempat. Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan Pokok Kaidah Negara
yang Fundamental sehingga terhadap tertib hukum Indonesia mempunyai dua macam
kedudukan, yaitu:
1. sebagai dasarnya, karena Pembukaan itulah yang memberikan faktor-faktor
mutlak bagi adanya tertib hukum Indonesia;
2. memasukkan dirinya di dalam tertib hukum tersebut sebagai tertib hukum tertinggi.
Pembukaan yang berintikan Pancasila merupakan sumber bagi pasal-pasal UUD
1945. Hal ini disebabkan karena kedudukan hukum Pembukaan berbeda dengan pasal-
pasal UUD 1945, yaitu bahwa selain sebagai Mukadimah, Pembukaan UUD 1945
mempunyai kedudukan atau eksistensi sendiri. Akibat hukum dari kedudukan
Pembukaan ini adalah memperkuat kedudukan Pancasila sebagai norma dasar hukum
tertinggi yang tidak dapat diubah dengan jalan hukum dan melekat pada kelangsungan
hidup Negara Republik Indonesia. Pancasila adalah substansi esensial yang
mendapatkan kedudukan formal yuridis dalam Pembukaan UUD 1945.
Hubungan Pancasila dengan Pembukaan secara material UUD 1945 adalah menunjuk
pada materi pokok atau isi Pembukaan yang tidak lain adalah Pancasila. Oleh karena
kandungan material Pembukaan UUD 1945 yang demikian itulah maka Pembukaan UUD
1945 dapat disebut sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental, Proses
perumusan Pancasila dan Pembukaan ditinjau kembali maka secara kronologis materi
yang dibahas oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat Pancasila, baru
kemudian Pembukaan. Setelah sidang pertama selesai, BPUPKI membicarakan Dasar
Filsafat Negara Pancasila dan berikutnya tersusunlah Piagam Jakarta yang disusun oleh
Panitia Sembilan yang merupakan wujud pertama Pembukaan UUD 1945.
Dalam tertib hukum Indonesia diadakan pembagian yang hirarkis. Undang-Undang
Dasar bukanlah peraturan hukum yang tertinggi. Di atasnya masih ada dasar pokok bagi
Undang-Undang Dasar, yaitu Pembukaan sebagai Pokok Kaidah Negara yang
Fundamental yang di dalamnya termuat materi Pancasila. Walaupun Undang-Undang
Dasar itu merupakan hukum dasar Negara Indonesia yang tertulis atau konstitusi, namun
kedudukannya bukanlah sebagai landasan hukum yang terpokok.
Pokok Kaidah yang tertulis bagi negara Indonesia pada saat ini diharapkan tetap
berupa Pembukaan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah karena fakta
sejarah yang terjadi hanya satu kali tidak dapat diubah. Pembukaan UUD 1945 dapat
juga tidak digunakan sebagai Pokok Kaidah tertulis yang dapat diubah oleh kekuasaan
yang ada, sebagaimana perubahan ketatanegaraan yang pernah terjadi saat berlakunya
Mukadimah Konstitusi RIS 1949 dan Mukadimah UUDS 1950.

b. Implementasi Nilai Nilai Pancasila Dalam Perundang-undangan.


Pokok-pokok pikiran yang bersumber dari Pancasila dijabarkan melalui Pasal-Pasal yang
ada di dalam UUD NRI Tahun 1945. Coba anda berikan 3 ( tiga) contoh Sila
Sila Pancasila dan penjabarannya di dalam Pasal Pasal UUD NRI Tahun 1945 !
Jawaban :
1. Sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
mengandung nilai keadilan
 Pasal 33 ayat 1 UUD 1945
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
 Pasal 33 ayat 2 UUD 1945
Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
 Pasal 33 ayat 3 UUD 1945
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Sila kesatu, ketuhanan yang maha esa
Mengandung nilai ketuhanan
 Pasal 29 UUD 1945
Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya.
 Pasal 28E
Ayat (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.
Ayat (2) Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
3. Sila kedua, Kemanusian Yang Adil dan Beradab
 Pasal 14
1. Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung.
2. Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat
 Pasal 18B
ayat 2 Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat
hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai
dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang diatur damam undang-undang

5. Soal terkait materi Modul 6 : Implementasi nilai nilai Pancasila dalam Perundang
Undangan.
Soal analisa Teori dan kasus
Implementasi dan SIkap Positif Sila Keadilan Sosial Bagi Rakyat Indonesia :
Kebijakan Presiden Meresmikan BBM Satu Harga Di Papua Dan Papua Barat.

Presiden Joko Widodo menyatakan, kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga di
Papua dan Papua Barat. Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Harga BBM di Papua berkisar Rp 50 ribu - sampai
100 ribu per liter. Dengan adanya kebijakan BBM satu harga, nantinya harga BBM di daerah
Papua dan Papua Barat akan sama dengan harga di Pulau Jawa, sehingga bisa
menumbuhkan ekonomi dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat Papua. Karena jelas,
dengan BBM yang lebih murah maka biaya transportasi lebih murah, biaya logistik akan
lebih murah, sehingga harga juga akan bisa diturunkan.
Dalam hitungan Pertamina, perusahaan minyak negara itu akan rugi jika di Papua
diterapkan harga yang sama dengan di wilayah Indonesia lain. Namun Presiden Jokowi
menyebut: "Ini bukan masalah untung dan rugi. Ini masalah keadilan sosial bagi
seluruh rakyat. Dalam wacana nasional maka barometer yang harus dijunjung tinggi
adalah kepentingan nasional, dan bukan kepentingan pribadi yakni keuntungan
pertamina semata, yang saya mau ada keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia serta
tidak ada diskriminasi dalam penentuan harga BBM” ujar Presiden Jokowi.

Pertanyaan :

a. Coba uraikan Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam


bidang ekonomi !
Jawaban :
Kebijakan negara dalam bidang ekonomi di Indonesia dimaksudkan untuk menciptakan
sistem perekonomian yang bertumpu pada kepentingan rakyat dan berkeadilan. Salah
satu pemikiran yang sesuai dengan maksud ini adalah gagasan ekonomi kerakyatan.
Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan, melainkan demi
kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh bangsa. Dengan kata lain, pengembangan
ekonomi tidak bisa dipisahkan dengan nilai-nilai moral kemanusiaan.
Dengan demikian, sistem perekonomian yang berdasar pada Pancasila dan yang
hendak dikembangkan dalam pembuatan kebijakan negara bidang ekonomi di
Indonesia harus terhindar dari sistem persaingan bebas, monopoli dan lainnya yang
berpotensi menimbulkan penderitaan rakyat dan penindasan terhadap sesama
manusia. Sebaliknya, sistem perekonomian yang dapat dianggap paling sesuai dengan
upaya mengimplementasikan Pancasila dalam bidang ekonomi adalah sistem ekonomi
kerakyatan, yaitu sistem ekonomi yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyat
secara luas.
b. Bagaimana tanggapan anda sebagai masyarakat terhadap kebijakan BBM satu harga
yang dikeluarkan bapak Jokowi tersebut, apakah kebijakan tersebut sudah sesuai
dengan nilai nilai Pancasila ?
Jawaban:
Saya setuju apabila harga BBM satu harga di daerah papua dengan seluruh Indonesia
karena yang di gagas oleh Pancasila adalah ekonomi kerakyatan dan juga karena untuk
kemanusiaan dan kesejahteran rakyat dan dapat menerapkan nilai pancasila ke 5 yaitu
keadialan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sehingga tidak dapat menimbulkan
penderitaan rakyat karena tidak keadilan.

Anda mungkin juga menyukai