Anda di halaman 1dari 6

PP 61 Tahun 2016 ttg Lalu Lintas dan Angkutan KA (perubahan PP 72 Tahun 2009)

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB II JARINGAN PELAYANAN

Bag 1 Umum

Pasal 2 Ketentuan Angkutan KA dan Klasifikasi Jaringan Pelayanan perkeretaapian


(antar kota, perkotaan)

Pasal 3 Definisi pelayanan angkutan KA

Pasal 4 Ketentuan yg harus diperhatikan dalam menetapkan lintas pelayanan


angkutan KA

Pasal 5 Definisi Jaringan pelayanan perkeretaapian

Bag 2 Jaringan Pelayanan Perkeretaapian Antar Kota

Pasal 6 Klasifikasi Jaringan Pelayanan perkeretaapian antarkota

Pasal 7,8 Siapa yang berwenang menetapkan Jaringan Pelayanan perkeretaapian


antarkota

Pasal 9 Ciri-ciri Jaringan Pelayanan perkeretaapian antarkota

Bag 3 Jaringan Pelayanan Perkeretaapian Perkotaan

Pasal 10 Klasifikasi Jaringan Pelayanan perkeretaapian perkotaan

Pasal 11,12 Siapa yang berwenang menetapkan Jaringan Pelayanan perkeretaapian


perkotaan

Pasal 13 Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai kewenangannya dapat


menetapkan lintas pelayanan atas permohonan penyelenggara sarana atau
menolak jika tidak sesuai dengan ketentuan pasal 4
Pasal 14 Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dapat menetapkan lintas pelayanan
meskipun tidak ada permohonan dari penyelenggara sarana jika ada
kebutuhan

Pasal 15 Ciri-ciri Jaringan Pelayanan perkeretaapian perkotaan

Pasal 16 ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan jaringan pelayanan dan
lintas pelayanan perkeretaapian antar kota dan perkotaan akan diatur dalam
PM

BAB III LALU LINTAS KA

Bag 1 Prinsip Lalu Lintas KA

Pasal 17 Sistem Blok

Pasal 18 Ketentuan Lalu Lintas KA di Jalur Ganda atau lebih

Pasal 19 Ketentuan Lalu Lintas KA di Stasiun

Pasal 20 Ketentuan Lebih lanjut tentang prinsip lalu lintas kereta api diatur dalam PM
121 tahun 2017

Bag 2 Kecepatan dan Frekuensi Kereta Api

Pasal 21 Kecepatan Maksimum KA

Pasal 22 Dasar Penentuan Frekuensi KA pada setiap lintas pelayanan dan Penggolongan
Frekuensi Perjalanan KA

Pasal 23 Ketentuan lebih lanjut mengenai kecepatan dan frekuensi kereta api diatur
dengan peraturan Menteri

Bag 3 Gapeka

Pasal 24 Apa yang diatur dalam Gapeka (keberangkatan, bersilang, bersusulan, dan
berhenti), siapa yang membuat (pemilik prasarana), hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan Gapeka, dan jenis Gapeka

Pasal 25 syarat perubahan gapeka

Pasal 26 kewajiban penyelenggara sarana untuk mengumumkan jadwal perjalanan KA


yg termuat dalam Gapeka. Pengumuman dilakukan sebelum pemberlakuan
Gapeka

Pasal 27A Perjalanan KA harus sesuai Gapeka, jika diluar gapeka maka penyelenggara
prasarana harus melapor ke pemilik prasarana. Perjalanan KA diluar Gapeka
melebihi 30 hari berturut turut harus mendapat persetujuan Menteri,
gubemur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya..

Pasal 27 Ketentuan pelaporan pelaksanaan Gapeka, siapa yang melakukan pengawasan


dan ketentuan sanksi pelanggaran
Pasal 28 Perjalanan KA Luar biasa dapat dilaksanakan oleh penyelenggara prasarana
atau penyelenggara sarana dengan persetujuan pemilik prasarana

Pasal 29 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan standar pembuatan Gapeka,
perjalanan Kereta Api di luar Gapeka, dan perjalanan Kereta Api luar biasa
diatur dengan peraturan Menteri.

Bag 4 Pengaturan Perjalanan Kereta Api

Pasal 30 Klasifikasi Wilayah Pengaturan perjalanan KA (setempat, daerah, terpusat),


PPKA yang melakukan pengaturan perjalanan KA, Petugas PPKA
bertanggungjawab keselamatan

Pasal 31 Pengaturan perjalanan KA setempat dilaksanakan ppka di stasiun bersangkutan

Pasal 32 Pengaturan perjalanan kereta api daerah dilaksanakan petugas ppka di stasiun
yang ditetapkan oleh penyelenggara prasarana perkeretaapian untuk
pengaturan perjalanan kereta api pada 2 (dua) stasiun atau lebih.

Pasal 33 Pengaturan perjalanan kereta api terpusat dilaksanakan oleh petugas pengatur
perjalanan kereta api di suatu tempat tertentu untuk pengaturan perjalanan
kereta api dalam 1 (satu) wilayah pengaturan.

Pasal 34 Ketentuan perjalanan kereta api tidak sesuai Gapeka

Pasal 35

Bag 5 Persiapan Perjalanan Kereta Api

Paragraf 1 Umum

Paragraf 2 Penempatan Lokomotif dalam Rangkaian

Paragraf 3 Pemeriksaan Jalur

Bag 6 Hubungan Blok

Bag 7 Pemberangkatan Kereta Api

Bag 8 Kereta Api dalam Perjalanan

Bag 9 Kedatangan Kereta Api di Stasiun

Paragraf 1 Kereta Api Memasuki Stasiun

Paragraf 2 Menerima Kedatangan Kereta Api Berhenti

Paragraf 3 Kereta Api Berhenti dan Berjalan Langsung di Stasiun

Paragraf 4 Kereta Api Berhenti di Stasiun Akhir

Bag 10 Keterlambatan Kereta Api

Bag 11 Persilangan dan Penyusulan serta Penutupan dan Pembukaan Stasiun


Bag 12 Kereta Api Berhenti Luar Biasa

Bag 13 Penundaan Keberangkatan Kereta Api

Bag 14 Pembatalan Keberangkatan Kereta Api

Bag 15 Pengalihan Perjalanan Kereta Api

Bag 16 Bagian Kereta Api yang Terputus

Bag 17 Rintang Jalan

Bag 18 Langsiran

Bag 19 Kewajiban Mendahulukan Perjalanan Kereta Api

BAB IV ANGKUTAN KERETA API

Bag 1 Awak Sarana Perkeretaapian

Bag 2 Angkutan

Paragraf 1 Umum

Paragraf 2 Angkutan Orang

Paragraf 3 Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang

Paragraf 4 Angkutan Barang

Bag 3 Tarif

Paragraf 1 Umum

Paragraf 2 Tarif Angkutan Orang

Paragraf 3 Tarif Angkutan Barang

Paragraf 4 Pembatalan Perjalanan

Paragraf 5 Biaya Penggunaan Prasarana

Bag 4 Angkutan Kereta Api Khusus

BAB V PELAPORAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN KERETA API

BAB VI TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SARANA PERKERETAAPIAN

Bag 1 Tanggung Jawab Terhadap Penumpang yang Diangkut

Bag 2 Tanggung Jawab terhadap Barang yang Diangkut

BAB VII ASURANSI

BAB VIIA PENANGANAN DAN EVALUASI KECELAKAAN KERETA API

BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN


BAB IX KETENTUAN PERALIHAN

BAB X KETENTUAN PENUTUP

PM 121 Lalu Lintas KA (2017)

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB II PRINSIP LALU LINTAS KA

Pasal 2 Jenis Petak Blok

Pasal 3 ketentuan berlalu lintas

Pasal 4 Kecepatan Maksimum dan Operasi

Pasal 5 Kapasitas Lintas

BAB III SISTEM PENGOPERASIAN KA

Bag 1 Pengaturan dan Pengendalian Perjalanan KA

Pasal 6 Petugas Pengatur dan Pengendali Perjalanan KA

Pasal 7 Kewajiban melakukan perekaman saat Pengatur dan Pengendali Perjalanan KA

Pasal 8 Tanggung Jawab PPKA dan PPKT

Bag 2 Sistem Pengoperasian Sarana KA

Pasal 9 Ragam sistem pengoperasian sarana kereta api (5 Level)

Pasal 10 GoA 0 - Pengendali KA oleh masinis

Pasal 11 GoA 1 - Pengendali KA oleh masinis, pengawasan oleh pusat pengendali


perjalanan kereta api yg dilengkapi ATP, Tugas masinis: memantau jalur KA,
Menghentikan dalam kondisi darurat, percepatan dan pengereman KA
berdasar sinyal jalur/sinyal kabin, buka/tutup pintu KA

Pasal 12 GoA 2 - pemberangkatan, percepatan, dan pengereman dikendalikan secara


otomatis dengan sistem ATO dan dilengkapi sistem ATP, Tugas masinis :
memantau jalur KA, Menghentikan dalam kondisi darurat, buka/tutup pintu KA

Pasal 13 GoA 3 - pemberangkatan, percepatan, dan pengereman dikendalikan secara


otomatis dengan sistem ATO dan dilengkapi sistem ATP, Tugas awak sarana :
buka/tutup pintu KA / dapat otomatis

Pasal 14 GoA 4 - sepenuhnya dikendalikan secara otomatis dengan sistem ATO dan
dilengkapi sistem ATP tanpa keberadaan awak sarana, wajib dilengkapi dengan
alat deteksi dini dan sistem manajemen darurat otomatis pada saat terjadi
kondisi bahaya dan keadaan darurat.

Bag 3 Persiapan dan Perjalanan KA

Pasal 15 Siapa pelaksana persiapan perjalanan kereta api dan bentuk-bentuk Persiapan
perjalanan kereta api pada tiap GoA

Pasal 16 Siapa Pelaksana perjalanan kereta api dan Jenis-jenis perjalanan kereta api

Pasal 17 Ketentuan penundaan dan pembatalan perjalanan KA

Pasal 18 Ketentuan Biaya untuk memperoleh buku sertifikat keahlian tenaga penguji
sarana perkeretaapian dan tanda pengenal

Pasal 19 Perjalanan KA harus sesuai jadwal yang telah ditentukan dalam Gapeka

Pasal 20 Jika terjadi keterlambatan yg melebihi batas toleransi, ppka/ppkt yang


bertugas mengambil langkah-langkah untuk mengurangi keterlambatan
tersebut dengan memperhatikan keselamatan dan keamanan.

Pasal 21 Persilangan atau penyusulan antar kereta api dilakukan di tempat yg telah
ditentukan sesuai dg Gapeka. persilangan atau penyusulan dapat dipindahkan
ke tempat lain oleh PPKA/PPKT

Pasal 22 definisi berhenti luar biasa dan sebab berhenti luar biasa

Pasal 23 Ketentuan pengalihan perjalanan KA

Bag 4 SOP

Pasal 24 Kewajiban penyelenggara Prasarana dan Sarana perkeretaapian membuat SOP


pengoperasian KA sesuai kebutuhan dan bertanggung jawab atas
keselamatan, keamanan dan kelancaran pengoperasian KA

Pasal 25-29 Jenis SOP yang wajib dibuat oleh Penyelenggara Prasarana KA sesuai
kebutuhan

Pasal 30 Jenis SOP yang wajib dibuat oleh Penyelenggara Sarana KA sesuai kebutuhan

Pasal 31 SOP harus diusulkan ke Dirjen KA

Pasal 32 Ketentuan Permohonan persetujuan SOP oleh Dirjen

Bag 5 Ketentuan Penutup

Anda mungkin juga menyukai