Mini Project Obesitas
Mini Project Obesitas
Oleh:
RIKO MADRESTY HUTABARAT
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program dokter internship di Puskesmas.
Mini project yang berjudul Pencegahan ”Gambaran Pengetahuan Lansia
Mengenai Obesitas sebagai Daampak Pola Hidup Tidak Sehat” ini, dalam
penyelesaiannya penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebasar-besarnya
terutama kepada dr. H Hasbi sebagai dr pendamping internship, staff puskesmas
pangkalan susu dan teman teman drokter internship yaitu dr. ika, dr .fitri,
dr.endah, dr. zahry, dan dr. puja, semoga Allah SWT membalas segala amal
kebaikan dengan imbalan yang lebih baik. Untuk seluruh bantuan moril dan
materil yang diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
tulisan ini. Semoga makalah ini memberi manfaat kepada kita semua.
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
1.3 Manfaat.....................................................................................................3
Health......................14
3.1
Kesimpulan ......................................................................................................18
1.3 Tujuan
1.3.1. Umum :
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja lansia puskesmas pangkalan
susu mengenai obesitas sebagai dampak pola hidup tidak sehat.
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan maka disusun manfaat sebagai berikut :
1 Pemahaman yang didapat dari penelitian ini akan digunakan sebagai
masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan untuk meningkatkan
promosi kesehatan tentang risiko terjadinya obesitas.
2.1 Pengetahuan
2.1.1. Definisi
. Pengetahuan adalah hasil ’tahu’, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003).
b. Gaya hidup
Kecenderungan zaman sekarang suka makan “fast food” yang berkalori
tinggi seperti hamburger, pizza, ayam goring dengan kentang goring, es
krim, aneka macam mie dan lain-lain (Soetjiningsih, 1995). Dari hasil suatu
penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan gizi yang baik belum tentu
membuat subjek tidak menyukai makanan cepat saji (Imtihani, 2013).
c. Sosial ekonomi
Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan,
serta peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah
makanan yang dikonsumsi (Syarif, 2003).
d. Nutrisi
Peranan faktor nutrisi dimulai sejak dalam kandungan dimana jumlah
lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi berat badan ibu.Kenaikan
berat badan dan lemak anak dipengaruhi oleh waktu pertama kali mendapat
makanan padat, asupan tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak (Syarif,
2003).
Terjadinya obesitas merupakan dampak dari terjadinya kelebihan asupan
energy (energy intake) dibandingkan dengan yang diperlukan
(energyexpenditure) oleh tubuh sehingga kelebihan asupan energi disimpan
dalam bentuk lemak (Nugraha, 2009).
Makanan merupakan sumber dari asupan energi. Di dalam makanan
yang akan diubah menjadi energi adalah karbohidrat, protein dan lemak.
Apabila asupan karbohidrat, protein dan lemak berlebih, maka karbohidrat
akan disimpan sebagai glikogen dalam jumlah terbatas dan sisanya lemak,
protein akan dibentuk sebagai protein tubuh dan sisanya lemak, sedangkan
lemak akan disimpan sebagai lemak. Tubuh memiliki kemampuan
menyimpan lemak tidak terbatas (Nugraha, 2009).
Faktor-faktor yang berpengaruh dari asupan makanan yang
menyebabkan obesitas adalah kuantitas, porsi sekali makan, kepadatan
energi dari makanan yang dimakan, kebiasaan makan (Nugraha, 2009).
Regulasi dan metabolisme di dalam tubuh terdiri dari dua faktor yaitu
controller (otak) dan controlled system/nutrient partitioning yaitu organ lain
di luar otak yang berperan dalam menggunakan dan menyimpan energi
seperti saluran cerna, liver, otot, ginjal dan jaringan adiposa (Nugraha, 2009)
Otak akan menerima sinyal (input) dari lingkungan ataupun dari dalam
tubuh sendiri dalam bentuk menghambat atau mengaktivasi motor sistem
dan memodulasi sistem saraf dan hormonal untuk mencari atau menjauhi
makanan. Hasil (output) dari sinyal yang diterima oleh otak akan
mempengaruhi pemilihan jenis makanan, porsi makan, lama makan,
absorpsi serta metabolisme zat gizi di dalam tubuh. Zat gizi tertentu yang
secara khusus berpengaruh terhadap otak untuk meningkatkan asupan
makanan adalah zat lemak (Nugraha, 2009)
Sinyal neural dan humoral yang mempengaruhi otak diantaranya berasal
dari saluran cerna. Saluran cerna diketahui mengeluarkan beberapa peptida
yang mempengaruhi asupan makanan diantaranya adalah kolesistokinin,
gastrin-releasing peptide, oksintomodulin, neuromedin B dan neuropeptida
YY3-36 yang akan mengurangi asupan makanan. Terdapat pula hormom-
hormon yang mempengaruhi asupan makanan melalui rangsangan ke otak
baik meningkatkan ataupun menurunkan yaitu norepinefrin, serotonin,
dopaminin dan histamin. Diantaranya histamin, apabila sekresi histamin
berkurang, maka asupan makanan akan meningkat (Nugraha, 2009).
Peptida lain adalah leptin. Leptin terutama disekresi oleh sel adipositi
meskipun juga dapat dihasilkan oleh plasenta dan gaster. Leptin akan
bekerja pada reseptor leptin di otak yang akan menghambat produksi peptide
neuropeptida Y (NPY) dan peptide agouti-related (AGRP) yang merupakan
peptin yang poten untuk merangsang makanan. Gangguan pada produksi
leptin atau reseptornya akan mengakibatkan keinginan makan yang
berlebihan (Nugraha, 2009).
Orang gemuk dapat menjadi resisten terhadap insulin, menyebabkan
penambahan insulin dalam sirkulasi.Insulin mengurangi lipolisis dan
menambah sintesis dan ambilan lemak (Barness dan Curran, 1999).
3.3 Diagnosis obesitas
Untuk menentukan obesitas pada anak diperlukan kriteria berdasarkan
pengukuran antropometri, pada umumnya digunakan:
a. Pengukuran berat badan (BB) dan hasilnya dibandingkan dengan standar.
Disebutobesitas bila BB > 120% BB standar, sedangkan disebut
overweight bila BB antara 110-120% (Taitz, 1991 dalam Hidayati et al,
2006)
3.4 Komplikasi
3.4.1 Terhadap kesehatan
Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-
anak. Tetapi bila obesitas masih terjadi setelah masa dewasa, maka
morbiditas dan mortalitasnya akan meningkat (Soetjiningsih, 1995).
3.5 Penatalaksanaan
Mengingat penyebab obesitas bersifat multifaktor, maka penatalaksanaan
obesitasseharusnya dilaksanakan secara multidisiplin dengan mengikut
sertakan keluarga dalam proses terapi obesitas. Prinsip dari tatalaksana
obesitas adalah mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran
energi, dengan cara mengubah pola hidup tidak sehat yakni dengan
pengaturan diet dan peningkatan aktivitas fisik(Syarif, 2003).
Penatalaksanaan obesitas dengan mengubah pola hidup yakni :
a. Olahraga secara berkesinambungan. menurut the American College of
Sports Medicine, dibutuhkan 150 sampai 250 menit aktivitas moderate-
intensity per minggu untuk mencegah kenaikan berat badan. Misalnya
Jalan dan berenang.
b. Makan-makanan yang sehat. Fokus pada makanan rendah kalori,
nutrient-dense foods, seperti buah-buahan, sayur-sayuran. Hindari
saturated fat dan kurangi konsumsi gula dan alkohol.
c. Mengetahui dan menghindari food trap yang memicu makan
berlebih. Identifikasi situasi yang memicu makanan yang tak terkendali.
Coba untuk mempunyai jurnal dan menulis apa yang dimakan, berapa
banyak, kapan, apa perasaan yang dirasakan, dan seberapa lapar. Setelah
beberapa waktu, maka akan didapat hasil yang akan mengarah ke rencana
serta pengembangan strategi pengendalian situasi tersebut dan tetap dapat
mengendalikan perilaku makan.
d. Monitor berat badan. Seseorang yang menimbang berat badannya
minimal sekali seminggu lebih sukses dalam mempertahankan berat
badan. Memonitor berat badan dapat memberitahukan apakah usaha yang
telah dilakukan untuk mencegah kenaikan berat badan telah berhasil atau
mencegah kenaikan berat badan yang ternyata telah terjadi.
e. Tetap konsisten. Tetap mengikuti program yang telah ada untuk berat
badan normal selama seminggu, pada akhir minggu, ataupun saat rekreasi
maupun libur sebisa mungkin untuk meningkatkan kemungkinan
kesuksesan yang berlaku untuk jangka panjang (Mayoclinic, 2012)
Tingkat
Pengetahuan Obesitas sebagai
dampak pola
hidup tidak sehat
4. Hasil ukur dalam penelitian ini adalah jumlah total skor dari pertanyaan
yang diberikan.
BAB 4
METODE PENELITIAN
Populasi mini project adalah lansia yang tinggal di sekitar wilayah Puskesmas
Pangkalan susu.
N (Σ X Y) - (Σ X Σ Y)a
R=
√ { N Σ X2 – (Σ X)2 } {N Σ Y 2 - (Σ Y) 2 }
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauhmana
hasil pengukuran tersebut tetap konsisten jika dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama. Menggunakan uji Cronbach ( Cronbach Alpha)
dengan rumus sebagai berikut :
k. r
α=
1 + ( k – 1). R
4.6. Pengolahan dan Analisa data
Setelah semua data terkumpul maka dilakukan analisa data melalui beberapa
tahapan, antara lain tahap pertama editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan
identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah
diisi sesuai petunjuk, tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu
pada kuisioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa,
tahap ketiga processing yaitu memasukkan data dari kuisioner kedalam program
komputer dengan menggunakan program SPSS versi 17,0 tahap keempat adalah
melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk
mengetahui ada kesalahan atau tidak.
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Pengetahuan
Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan baik lansia mengenai definisi
Obesitas sebesar 91% , dan pengetahuan yang kurang sebesar 9%.
Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan baik warga mengenai penyebab
terjadinya obesitas pada remaja adalah konsumsi makanan tidak sehat secara berlebihan
secara terus menerus 88% , dan pengetahuan yang kurang sebesar 12%.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Mengenai
Kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor terjadinya
obesitas
Kurangnya aktivitas fisik Frekuensi Presentase (%)
factor terjadinya obesitas
Benar 49 81
Salah 8 13
Tidak tahu 3 6
Jumlah 60 100
Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan baik warga mengenai definisi
visum et repertum sebesar 63% , dan pengetahuan yang kurang sebesar 37%.
Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan baik siswa/siswi mengenai Obesitas
dapat terjadi pada orang yang kurang beraktifitas sebesar 85% , dan pengetahuan yang
kurang sebesar 15%.
6.1. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
6.2. SARAN
1. Agar Pemerintah terutama Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat dapat
lebih meningkatkan program-program edukasi kepada masyarakat
tentang pencegahan serta dampak yang dapat diakibatkan oleh obesitas.
Aini, S., 2012.Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Gizi lebih pada
Remaja di Perkotaan. Unnes Journal of Public Health. Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia.
Freedman, D., S., 2004.Childhood Obesity and Coronary Heart Disease. Dalam:
Hidayati, S. N., Irawan, R., Hidayat, B., 2006. Obesitas pada anak.Divisi
Nutrisi dan Penyakit Metabolik Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK
Unair/ RS.dr. Soetomo Surabaya
diunduh dari:
http://www.pediatrik.com/buletin/06224113652-048qwc.pdf [diakses 15
September 2013)
Hadi, H., 2005. Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya Terhadap Kebijakan
Pembangunan Kesehatan Nasional, UGM, Yogyakarta
Imtihani, T., 2013. Hubungan Pengetahuan, Uang Saku, dan Peer Group dengan
Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji padaRemaja Putri. Journal Of
Nutrition College, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hal. 162-169.
Kiess, W., et al., 2004. Multidisciplinary management of Obesity in Children
and Adolescents-Why and How Should It be Achieved? Dalam: Hidayati,
S. N., Irawan, R., Hidayat, B., 2006. Obesitas pada anak.Divisi Nutrisi
dan Penyakit Metabolik Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/
RS.dr. Soetomo Surabaya
diunduh dari:
http://www.pediatrik.com/buletin/06224113652-048qwc.pdf [diakses 15
September 2013)
Padmiari, I.A.E., 2002. Prevalensi Obesitas dan Konsumsi Fast Food sebagai
Faktor Terjadinya Pbesitas pada Anak SD di Kota Denpasar, Provinsi
Bali.Tesis. Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta
Prayitno S., 2012. Perbedaan Konsumsi Cairan dan Status Hidrasi pada Remaja
Obesitas dan Non Obesitas. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran,
Universitas Dipenogoro, Semarang.
Rosita S., 2012. Konseling Gizi Transtheoritical model dalam mengubah perilaku
makan dan aktivitas fisik pada remaja overweight dan obesitas : suatu kajian
literatur. Tesis. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Kedokteran, Universitas Padjajaran, Bandung.
Sarah, A., 2013. Hubungan Indeks massa tubuh dengan tekanan darah anak di
sekolah dasar negeri 064979 Medan. Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.
Soegih, R. R., 2009. Tren Obesitas Dulu, Sekarang dan Yang Akan
Datang. Dalam: Soegih R. Rachmad dan Wiramihardja, Kunkun K.
(Editor). Obesitas Permasalahan dan Terpai Praktis. Jakarta: Sagung Seto,
1-7