Anda di halaman 1dari 65

PELAKSANAAN APLIKASI DUKCAPIL

PRIMA MOBILE DALAM PELAYANAN


ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN
PENCATATAN SIPIL KABUPATEN PASAMAN
BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT

USULAN MAGANG RISET TERAPAN PEMERINTAHAN

.diajukan guna memenuhi.salah.satu syarat.


.untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Pemerintahan
pada.Institut.Pemerintahan.Dalam.Negeri

oleh.
OKA SULISTIYO NANDA
28.0202
Program.Studi : Administrasi.Kependudukan.dan.Catatan Sipil

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


Jatinangor, 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................... i

DAFTAR TABEL................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR............................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................... 1


1.2 Ruang Lingkup, Fokus dan Lokasi...................................... 7
1.2.1 Ruang Lingkup............................................................ 7
1.2.2 Fokus........................................................................... 8
1.2.3 Lokasi.......................................................................... 8
1.3 Maksud dan Tujuan............................................................. 9
1.3.1 Maksud........................................................................ 9
1.3.2 Tujuan.......................................................................... 9

1.4 Kegunaan............................................................................. 10

BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN LEGALISTIK


2.1 Landasan Teoretis................................................................ 11
2.1.1 Pelaksanaan................................................................ 11
2.1.2 Aplikasi........................................................................ 15
2.1.3 Aplikasi Dukcapil Prima Mobile................................... 16
2.1.4 Pelayanan.................................................................... 17
2.1.5 Administrasi Kependudukan........................................ 19
2.2 Landasan Legalistik.............................................................. 22

i
ii

2.2.1 Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013 tentang


Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 tahun
2006 tentang Administrasi Kependudukan................ 22
2.2.2 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah................................................ 23
2.2.3 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik........................................................ 24
2.2.4 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95
tahun 2018 tentang System Pemerintahan Berbasis
Elektronik.................................................................... 26
2.2.5 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 tahun
2019 tentang Pelayanan Administrasi
Kependudukan Secara Daring................................... 27
2.2.6 Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat
Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan....................................... 29

2.2.7 Keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan


Pencatatan Sipil Kabupaten Pasaman Barat Nomor
470/151/DIS.DUK-CAPIL/2020 tentang Penetapan
Dukcapil Prima Mobile (DPM) sebagai Inovasi
Pelayanan................................................................... 30

BAB III METODE MAGANG RISET TERAPAN PEMERINTAHAN


3.1 Desain Magang..................................................................... 32
3.2 Teknik Pengumpulan Data.................................................... 35
3.3 Teknik Analisis Data............................................................. 42
3.4 Jadwal Magang..................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 46
LAMPIRAN I
iii

LAMPIRAN II
DAFTAR TABEL

1.1 Jarak Kecamatan dengan kantor disdukcapil................................

5..........................................................................................
............................................................................................

3.1 Daftar Narasumber........................................................................

40...................................................................................................

3.2 Jadwal Magang..............................................................................

45

iv
DAFTAR GAMBAR

3.1 Teknik pengumpulan data dalam metode kualitatif....................... 36

3.2 Komponen dalam analisis data (interactive model)...................... 43

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi bidang teknologi informasi dan komunikasi

merupakan salah satu inovasi yang memegang peranan penting dalam

segala aspek kehidupan manusia. Negara maju juga bergantung pada

kemajuan teknologi negaranya. Masyarakat Indonesia sudah merasakan

manfaat kemajuan teknologi yang semakin memudahkan mereka dalam

menjalankan aktivitas sehari-hari. Sebagai bagian dari kemajuan

teknologi, Internet telah menjadi kebutuhan pokok yang tidak dapat

dihindarkan dari seluruh aspek masyarakat Indonesia, digunakan untuk

mengakses berbagai informasi dan komunikasi

Berdasarkan riset platform manajemen media sosial HootSuite

dan agensi marketing sosial We Are Social bertajuk "Global Digital

Reports 2020", disebutkan bahwa hampir 64% penduduk Indonesia sudah

terkoneksi dengan jaringan internet. Penelitian yang dirilis pada akhir

Januari 2020 menyebutkan bahwa jumlah penguna internet di Indonesia

sudah mencapai 175,4 juta orang, sementara total jumlah penduduk

Indonesia sekitar 272,1 juta. Dibanding tahun 2019, jumlah pengguna

internet di Indonesia meningkat sekitar 17 persen atau 25 juta pengguna

1
2

(https://kumparan.com/kumparantech/riset-64-penduduk-indonesia-sudah-

pakai-internet-1ssUCDbKILp, diakses tanggal 28 September 2020).

Kemajuan teknologi informasi memberikan peluang bagi

pemerintah khususnya dalam melakukan inovasi untuk memberikan

pelayanan publik yang berkualitas, cepat dan terjangkau bagi masyarakat.

Pesatnya perkembangan teknologi telah mengubah pola pikir para

pemangku kepentingan, mengarah pada pengembangan kebijakan

pelayanan publik berbasis teknologi yang memungkinkan terciptanya

pengelolaan data yang lebih baik dan inovatif serta menjaga hubungan

antara pemerintah dan masyarakat dalam memberikan pelayanan terbaik

kepada masyarakat.

Mengacu pada pasal 23 ayat 1 Undang-Undang No 25 tahun

2009 tentang Pelayan Publik disebutkan bahwa dalam rangka

memberikan dukungan informasi terhadap penyelenggaraan pelayanan

publik perlu diselenggarakan system informasi yang bersifat nasional dan

dalam ayat 4 dijelaskan bahwa penyelenggara berkewajiban mengelola

system informasi yang terdiri atas system informasi elektronik atau

nonelektronik, sekurang-kurangnya meliputi; profil penyelenggara, profil

pelaksana, standar pelayanan, maklumat pelayanan, pengelola

pengaduan dan penilaian kerja. Berdasarkan hal tersebut pelayanan

publik oleh pemerintah yang memanfaatkan teknologi mengubah

paradigma pelayanan yang dulunya berbelit-belit,kurang efisien dan


3

terkesan lambat berubah menjadi pelayanan yang jauh cepat dan lebih

mudah untuk akses dan digunakan oleh masyarakat. Sehingga

pelayanan yang bersifat tradisional mulai ditinggalkan dan beralih menjadi

pelayanan berbasis e-service yang merupakan suatu Inovasi yang

memungkinkan pelayanan yang lebih cepat, efektif dan efisien.

Administrasi Kependudukan dalam pasal 1 Undang-Undang no 24

tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan adalah Rangkaian

kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan Data

Kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil,

pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan serta pendayagunaan

hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

Administrasi kependudukan menjadi prioritas utama masyarakat untuk

mempermudah segala urusan karena berkaitan dengan pendaftaran

penduduk dan pencatatan sipil, akan tetapi masih banyak masyarakat

yang belum memiliki kesadaran. Administrasi kependudukan juga

berperan penting dalam pelayanan publik karena dibutuhkan data

penduduk sebagai identitas diri yang akurat untuk dapat

dipertanggungjawabkan sehingga mendapat perlindungan hukum dari

pemerintah. Diantaranya dokumen kependudukan itu adalah kartu

keluarga, kartu tanda penduduk, akta nikah, akta kelahiran, akta kematian,

atau surat kependudukan lainnya yang dikeluarkan oleh pemerintah

daerah.
4

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pasaman

Barat sebagai pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Kependudukan

dan Pencatatan Sipil yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang

berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah. Sebagai instansi pelaksana Disdukcapil bertugas

dalam penertiban administrasi kependudukan dengan memberikan

pelayanan yang efektif dan inovatif sesuai dengan perkembangan

teknologi dimana pemerintah dituntut untuk menciptakan suatu pelayanan

berbasis teknologi sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Presiden

No. 95 tahun 2018 tentang System Pemerintahan Berbasis Elektronik

pasal 1 yang berbunyi “ Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik yang

selanjutnya disingkat SPBE adalah penyelenggaraan pemerintahan yang

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan

layanan kepada pengguna SPBE “. Inovasi pelayanan Administrasi

kependudukan terus dilakukan oleh Dinas Kependudukan Dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Pasaman Barat dalam pelayanan administrasi

kependudukan guna mencapai tertib administrasi dokumen kependudukan

dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.

Pelayanan secara gratis dengan mendatangi kantor Dinas

Kependudukan Dan Pencatatan Sipil atau secara konvensional telah

dilakukan, namun kesadaran masyarakat dalam mengurus dokumen

kependudukan masih kurang, salah satunya disebabkan oleh jarak

tempuh yang jauh dari daerah kecamatan yang ada di Kabupaten


5

Pasaman Barat dengan kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

dan belum ada rasa untuk memiliki dokumen kependudukan.

Tabel 1.2

Jarak kecamatan dengan kantor disdukcapil kabupaten Pasaman Barat.

NO Nama Kecamatan Jarak Dengan Disdukcapil


1. Pasaman 2 KM
2. Sungai Beremas 75 KM
3. Ranah Batahan 80 KM
4. Koto Balingka 63 KM
5. Sungai Aur 44 KM
6. Lembah Melintang 48 KM
7. Gunung Tuleh 24 KM
8. Talamau 31 KM
9. Luhak Nan Duo 17 KM
10. Sasak Ranah Pasisie 20 KM
11. KInali 29 KM

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pasaman Barat


2020

Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil Kabupaten Pasaman

Barat telah melakukan beberapa inovasi untuk menjawab permasalahan

diatas serta memberikan kemudahan dan pelayanan prima dalam

administrasi kependudukan untuk masyarakat. Dalam Rangka Hari jadi

Kabupaten Pasaman Barat ke 16 tepatnya tanggal 7 Januari 2020. Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pasaman Barat

meluncurkan Aplikasi GO Digital Dukcapil Prima Mobile yang


6

memudahkan masyarakat dalam pelayanan tertib administrasi

kependudukan melalui Aplikasi Online via Android

(https://mimbarsumbar.id/disdukcapil-pasbar-launching-aplikasi-go-digital-

prima-mobile, diakses tanggal 29 September 2020).

Aplikasi Dukcapil Prima Mobile (DPM) yang dibangun di

penghujung tahun 2019 adalah aplikasi berbasis Android yang diciptakan

dalam memenuhi tuntutan Perpres  Nomor 95 Tahun 2018 tentang sistem

pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) dan Permendagri Nomor 07

tahun 2019 tentang pelayanan Administrasi Kependudukan  secara Daring

atau dalam jaringan, yang mengharuskan pemerintah untuk terus

berkreasi membangun inovasi berbasis teknologi informasi dan

komunikasi menuju Dukcapil Go Digital yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan Administrasi kependudukan dan

memberi pemahaman tentang pentingnya dokumen kependudukan.

Inovasi berbasis android Dukcapil Prima Mobile sengaja dihadirkan untuk

memudahkan masyarakat dalam mengurus dokumen kependudukan

dengan fitur yang tersedia yakni cek blanko KTP, cek status KTP-el, urus

Perubahan KK, urus Akta Kelahiran, urus Akta Kematian, urus pindah

domisili, cek anggota keluarga, laporan pengaduan, indeks kepuasan

masyarakat, dan Informasi persyaratan dokumen dalam pengurusan

dokumen (https://www.jurnalissumbar.id/2020/01/peringati-hut-pasbar-ke-

16 dukcapil.html, diakses tanggal 29 September 2020)


7

Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Pasaman Barat ibuk Hj. Yulisna, SH melalui Tanya jawab dengan penulis

via zoom dalam dialog Dukcapil Menyapa Masyarakat pada tanggal 30

September 2020 mengatakan “ Bahwa dimasa PSBB disdukcapil tidak

melakukan pelayanan langsung sehingga dituntut untuk menciptakan

layanan online, sebenarnya aplikasi dukcapil prima mobile online

diluncurkan pada awal januari tetapi masih ditemukan kendala seperti

masih kurangnya pemahaman masyarakat dalam penggunaan aplikasi

tersebut dan jaringan yang sering bermasalah khususnya didaerah

terpencil’’. Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Pasaman Barat harus terus mengevaluasi pelaksanaan aplikasi dukcapil

prima agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan maksimal dan

mampu untuk memberikan pelayan administrasi kependudukan yang

memudahkan masyarakat.

Inovasi yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Pasaman Barat dalam bentuk Aplikasi Dukcapil Prima

Mobile untuk mengatasi permasalahan jarak tempuh masyarakat dalam

mengurus dokumen kependudukan menarik penulis untuk melakukan

penelitian dengan judul “PELAKSANAAN APLIKASI DUKCAPIL PRIMA

MOBILE DALAM PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN

PASAMAN BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT”.


8

1.2 Ruang Lingkup, Fokus dan Lokasi


1.2.1 Ruang lingkup

Ruang lingkup memberikan batasan objek bagi penulis agar

dalam penelitian penulis tidak keluar dari permasalahan yang akan diteliti.

Penulis menetapkan ruang lingkup penelitian yaitu Pelaksanaan Aplikasi

Dukcapil Prima Mobile dengan membahas pelaksanaan, hambatan dan

upaya yang dilakukan dalam mengatasi segala kekurangan, kendala dan

hambatan dalam pelayanan administrasi kependudukan.

1.2.2 Fokus

Penulis tertarik memfokuskan penelitian pada Pelaksanaan nya

dalam Pelayanan Administrasi kependudukan. maka penulis hanya akan

fokus pada hal-hal berikut :

1. Bagaimana Pelaksanaan Aplikasi Dukcapil Prima Mobile dalam

Pelayanan Administrasi Kependudukan di Dinas Kependudukan

Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pasaman Barat?

2. Apa faktor yang menjadi menghambat dalam Pelaksanaan

Aplikasi Dukcapil Prima Mobile dalam Pelayanan Administrasi

Kependudukan di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Pasaman Barat?

3. Apa upaya yang akan dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Pasaman Barat dalam menghadapi


9

permasalahan Pelaksanaan Aplikasi Dukcapil Prima Mobile Dalam

Pelayanan Administrasi Kependudukan?

1.2.3 Lokasi

Penulis akan melaksanakan kegiatan magang riset terapan pemerintahan

di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pasaman Barat.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Maksud pelaksanaan magang ini dilakukan untuk mengumpulkan

data, informasi dan berusaha untuk mencari tahu mengenai permasalahan

yang terkait dengan Pelaksanaan Aplikasi Dukcapil Prima Mobile dalam

Pelayanan Administrasi Kependudukan dan dapat dijadikan sebagai

pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan dan skill sebelum turun ke

lapangan pekerjaan.

1.3.2 Tujuan

Adapun tujuan magang yang penulis lakukan yaitu:


10

1. Untuk mengetahui Pelaksanaan Aplikasi Dukcapil Prima Mobile

dalam Pelayanan Administrasi Kependudukan di Dinas

Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pasaman Barat.

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi penghambat

Pelaksanaan Aplikasi Dukcapil Prima Mobile dalam Pelayanan

Administrasi Kependudukan di Dinas Kependudukan Dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Pasaman Barat.

3. Untuk mengetahui upaya apa yang akan dilakukan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pasaman Barat

untuk mengantisipasi faktor penghambat dalam Pelaksanaan

Aplikasi Dukcapil Prima Mobile.

1.4 Kegunaan

1. Bagi praja, nantinya akan dijadikan pembelajaran untuk

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, dan diharapkan

dapat diimplementasikan sebagai suatu aturan untuk digunakan

dalam bidang pekerjaan kedepannya.

2. Bagi lembaga Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN),

penelitian ini dimaksudkan untuk dijadikan sebagai sumbangan

gagasan agar pendidikan dan pengetahuan terkait penggunaan

aplikasi dalam administrasi kependudukan dapat ditingkatkan.


11

3. Bagi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Pasaman Barat Penulis berupaya untuk berkontribusi dengan

memberikan sumbangan ide yang diharapkan dapat bermanfaat,

sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang ada pada

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pasaman

Barat.
BAB II

TINJAUAN TEORETIS DAN LEGALISTIK

2.1 Tinjauan Teoretis


2.1.1 Pelaksanaan

Ripley dan Franklin dalam Winarno (2012:148) berpendapat

bahwa Pelaksanaan adalah sesuatu yang terjadi pasca undang-undang

ditetapkan yang memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan

(benefit), atau suatu jenis keluaran yang nyata (tangible output).

Sedangkan menurut Winarno (2012:147) dalam arti yang luas

pelaksanaan merupakan Tahapan dari proses kebijakan segera setelah

penetapan peraturan. Implementasi mempunyai makna pelaksanaan

undang-undang dimana berbagai pelaku, organisasi, tahapan, dan teknik

saling berkoordinasi untuk melaksanakan kebijakan dalam upaya untuk

meraih tujuan. Dari pernyataan tersebut, hal utamanya adalah

pelaksanaan yang harus tersusun secara sistematis mulai dari pelaku

(person), tempat (place) hingga waktu (time) yang diperlukan dalam

mewujudkan rencana.

Teori implementasi menurut Edward dalam Winarno (2012:177)

menjelaskan empat variabel kritis dalam implementasi kebijakan publik,

yaitu komunikasi atau kejelasan informasi, ketersediaan sumber daya

dalam jumlah dan mutu tertentu (resource), sikap dan komitmen dari

pelaksana program (disposition), dan struktur birokrasi.

11
12

a. Komunikasi (communication), suatu program dapat terlaksana

dengan maksimal dengan adanya komunikasi yang baik dalam

pelaksanaannya. Komunikasi melibatkan unsur sumber daya dan

manusia yang selalu terkait dengan permasalahan dalam

bagaimana hubungan itu berjalan. Sejalan dengan pendapat

Edwards ada beberapa faktor terpenting yang berpengaruh

terhadap komunikasi yaitu transmisi, konsistensi, dan kejelasan

(clarity), berikut penjelasannya:

1) Transmisi, sebagai landasan bahwa suatu kebijakan telah

dibuat dan perintah telah dikeluarkan sehingga pelaksana

dapat mengimplementasikan suatu keputusan.

2) Kejelasan, dalam implementasi kebijakan-kebijakan, teknis

pelaksanaan tidak hanya harus diterima oleh pelaksana

kebijakan, tetapi juga harus dikomunikasikan dengan jelas.

3) Konsistensi, Pelaksanaan kebijakan akan berjalan efektif jika

perintahnya konsisten dan jelas. Apabila perintah tidak

konsisten, maka pelaksana dapat melakukan tindakan yang

bertolak belakang dengan tujuan dan maksud sebenarnya dari

sebuah implementasi kebijakan.

b. Sumber daya, merupakan unsur yang strategis karena tanpa

sumber daya suatu program tidak akan terlaksana. Sumber-

sumber yang penting meliputi :


13

1. Sumber daya manusia (staf), Besaran jumlah staf (staf yang

banyak) bukan faktor penentu, melainkan kompetensi serta

keterampilan yang sesuai agar sebuah kebijakan dapat

terimplementasi dengan baik.

2. Informasi, Informasi memiliki dua bentuk. Pertama, informasi

pelaksanaan suatu kebijakan, yang berarti bahwa pelaksana

harus mengetahui apa yang harus dilakukan dan bagaimana

pelaksanaanya. Kedua, data tentang kepatuhan pelaksana

pada peraturan pemerintah. Infomasi tersebut sama

pentingnya untuk efisiensi dan kesungguhan para pelaksana

dalam mengimplementasikan tugasnya masing-masing.

3. Kewenangan. Merupakan hak untuk mengambil kebijakan,

memobilisasi pekerjaan orang lain, dan memberikan perintah.

Wewenang antara satu program dengan program lainnya

akan berbeda-beda. Berkaitan dengan besaran pencapaian

tugas yang dilakukan oleh pembuat kebijakan ataupun para

pelaksana.

4. Sarana dan prasarana. Berperan sebagai pendukung

pelaksana suatu kegiatan menyangkut ketersediaan sarana

fisik. Tanpa adanya fasilitas dan sarana serta prasarana yang

mendukung maka pelaksaan kebijakan akan terganggu dan

kemungkinan tidak berhasil.


14

c. Disposisi, adalah kecenderungan ataupun praduga dari para

pelaksana terhadap sebuah kebijakan. Jika sikap pelaksana baik

ketika menerima sebuah kebijakan, maka pelaksana mungkin

akan bersungguh-sungguh melaksanakan kebijakan. Sebaliknya

apabila sikap pelaksana bertolak belakang dengan pembuat

kebijakan, maka proses dalam pelaksaan kebijakan bisa jadi

mengalami kendala.

d. Birokrasi, Hal ini berkaitan dengan keselarasan organisasi yang

menjadi penyelenggara implementasi kebijakan publik. Menurut

Edward, ada dua model utama birokrasi, yakni prosedur-prosedur

yang disebut sebagai Standard Operating Procedures (SOP) dan

fragmentasi. Birokrasi sebagai pelaksana harus mendukung

suatu program yang berjalan dengan melakukan koordinasi yang

baik.

Penulis dalam melakukan penelitian dengan judul pelaksanaan

dukcapil prima mobile dalam pelayanan administrasi kependudukan

menggunakan teori implementasi Edward dalam winarno (2012:177)

dengan beberapa dimensi yaitu : komunikasi, sumber daya(resource),

sikap dan komitmen(disposition), dan struktur birokrasi. Alasannya karena

penulis merasa teori tersebut lebih mudah dipahami dan cocok digunakan

dalam menganalisis pelaksanaan aplikasi dukcapil prima mobile sehingga

penulis dapat mendapatkan data-data yang reliable dengan judul

penelitian agar isi dari laporan akhir dapat dipertanggungjawabkan


15

2.1.2 Aplikasi

Aplikasi merupakan suatu perangkat lunak menggunakan suatu

jaringan internet dalam perangkat komputer untuk melaksanakan tugas

khusus dari pengguna. Menurut Supriyanto (2005:2) “aplikasi adalah

program yang memiliki aktivitas pemrosesan perintah yang diperlukan

untuk melaksanakan permintaan pengguna dengan tujuan tertentu”.

Menurut Pramana (2012:17) “aplikasi adalah satu unit perangkat

lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa aktivitas

seperti system perniagaan, game, pelayanan masyarakat periklanan, atau

semua proses yang hamper dilakukan manusia”.

Beberapa aplikasi yang digabung bersama disebut sebagai suite

aplikasi (application suite). Contohnya adalah Microsoft office dan

OpenOffice.org, bahasa pemograman yang menggabungkan suatu

aplikasi pengolah kata, pengolah kata, serta beberapa aplikasi lainnya.

Berdasarkan jenisnya, aplikasi computer dapat dibagi menjadi beberapa

kategori, yaitu :

1. Enterprise, digunakan oleh perusahaan yang cukup besar dengan

menghubungkan aliran data dan kebutuhan informasi, contoh : IT

Helpdesk, Travel Management dan lain-lain.

2. Enterprise-Support, aplikasi pendukung dari Enterprise,

contohnya : Email Server, Networking System dan Database

Management
16

3. Individual Worker, aplikasi yang biasanya digunakan untuk

mengolah data. Contoh : Photoshop, Ms. Office, Acrobat Reader

dan lain-lain.

4. Aplikasi Akses Konten, digunakan untuk mengkases hiburan.

Contoh : Games, Media Player, Web Browser.

5. Aplikasi pendidikan, Biasanya mengandung konten yang spesifik

untuk pembelajaran.

6. Aplikasi Simulasi, digunakan untuk melakukan simulasi penelitian.

Contoh simulasi pengaturan lampu lalu lintas

7. Aplikasi Pengembangan Media, berfungsi untuk

mengolah/mengembangkan media . Contoh : AudioVideo

Converter, Digital Animation Software, dan lain-lain.

8. Aplikasi mekanika dan produk, untuk mengolah data yang

spesifik. Contoh : Computer Aided design (CAD)

(https://ahmadmulyadi96.wordpress.com, diakses tanggal 6

Oktober 2020).

2.1.3 Aplikasi Dukcapil Prima Mobile

Aplikasi Dukcapil Prima Mobile (DPM) adalah aplikasi berbasis

Android yang diciptakan oleh Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk memenuhi

tuntutan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 Tentang Sistem

Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan Permendagri Nomor 07

tahun 2019 tentang pelayanan Administrasi Kependudukan  secara Daring


17

atau dalam jaringan, yang mengharuskan pemerintah untuk terus

berkreasi membangun inovasi berbasis teknologi informasi dan

komunikasi menuju Dukcapil Go Digital yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan Administrasi kependudukan dan

memberi pemahaman tentang pentingnya dokumen kependudukan.

Inovasi aplikasi berbasis android Dukcapil Prima Mobile

dihadirkan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam

menerbitkan dokumen kependudukan dengan fitur yang tersedia yakni cek

blanko KTP, cek status KTP-el, Perubahan KK, perubahan Akta Kelahiran,

pembuatan Akta Kematian, urus pindah domisili, cek anggota keluarga,

laporan pengaduan, indeks kepuasan masyarakat, dan Informasi

persyaratan dokumen. Aplikasi dukcapil Prima Mobile dapat didownload

melalui playstore kemudian diakses menggunakan android/PC, Aplikasi ini

diharapkan dapat memberikan kemudahan pelayanan pengurusan

dokumen kependudukan bagi masyarakat Kabupaten Pasaman barat

secara online meskipun dalam pelaksanaannya masih harus terus

dilakukan perbaikan agar aplikasi tersebut dapat berjalan dengan optimal.

2.1.4 Pelayanan

Menurut Kotler dalam Sampara (2000:8) “pelayanan adalah

Setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau

kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat

pada suatu produk secara fisik”.


18

Menurut sampara dalam sinambela (2006:5) Pelayanan adalah

suatu interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin

secara fisik, dan memberikan kepuasan bagi masyarakat. Sejalan dengan

pendapat tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa pelayanan dapat

membangun hubungan antara manusia sebagai pemberi pelayanan

dengan penerima pelayanan dimana kepuasan pelanggan menjadi tujuan

utama.

Menurut Sinambela (2006:5) Pelayanan publik sebagai pemberian

layanan kepada konsumen yang memiliki kepentingan pada organisasi itu

sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Maksudnya adalah suatu

lembaga atau organisasi memberikan pelayanan kepada anggota atau

masyarakat sejalan dengan kepentingannya dan dilaksanakan

berdasarkan aturan yang telah ditetapkan.

Donald (1992) dalam Hardiyansyah (2011:10) menjelaskan bahwa

pelayanan (service) adalah kegiatan yang ditawarkan oleh suatu pihak

kepada pihak lain yang tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu, tidak

berwujud serta proses produksinya juga tidak dikaitkan dengan suatu

produk fisik.

Menurut Ratminto & Winarsih (2010:9-10) Penyelenggaraan

pelayanan publik di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Pelayanan publik yang privat. adalah semua pelayanan yang

diselenggarakan oleh swasta, misalnya rumah sakit swasta.


19

b. Pelayanan publik oleh pemerintah yang bersifat primer. adalah

semua pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah yang

didalamnya pengguna harus memanfaatkannya. Misalnya

pelayanan perizinan.

c. Pelayanan publik oleh pemerintah yang bersifat sekunder. adalah

semua bentuk pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah,

tetapi pengguna tidak harus mempergunakannya karena adanya

beberapa pelayanan Misalnya program pendidikan dan pelayanan

yang diberikan Dinas Pendidikan.

Berdasarkan uraian dapat penulis simpulkan bahwa pelayanan

sebagai suatu interaksi atau hubungan yang dilakukan oleh pemberi

layanan dengan penerima layanan dalam hal ini pemerintah untuk

pemenuhan hak-hak masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan demi

tercapainya kepuasan masyarakat. Aplikasi dukcapil prima mobile

termasuk pelayanan yang diberikan oleh pemerintah untuk memberikan

kepuasan kepada masyarakat dalam pengurusan administrasi

kependudukan.

2.1.5 Administrasi Kependudukan

Herbert A. Simon,Donald W. Smithburg & A. Thomson dalam

Syafri (2012:8) “In its broads sense, administration can be defined as the

activities of groups cooperating to accomplish common goal”. Maksudnya

administrasi dapat didefenisikan sebagai aktivitas organisasi yang saling

bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Zudan Arif dan
20

Endar wismulyani (2016:2) “Administrasi Kependudukan merupakan

kegiatan yang pendataan meliputi pencatatan sipil, pendaftaran penduduk,

dan pengelolaan informasi administrasi kependudukan”.

Soemartono dan Hendrastuti (2011:13) menyatakan bahwa

Pelaksanaan Administrasi kependudukan memiliki peranan yang sangat

penting karena berfungsi dalam mencatat/merekam data penduduk dalam

database yang terintegrasi secara nasional dengan menggunakan SIAK.

Menurut pendapat penulis administrasi kependudukan merupakan

suatu aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi dalam proses

pendataan untuk mencapai suatu tujuan yang berkaitan dengan

kependudukan. Soemartono dan Hendrastuti (2011:17) ada 3 (tiga) fungsi

administrasi kependudukan yaitu :

1. Fungsi Hukum
Memberikan perlindungan dan legitimasi serta memenuhi hak-
hak masyarakat melalui Penerbitan dokumen kependudukan.
2. Fungsi Data
Menghasilkan output dokumen kependudukan yang tersimpan
dalam database kependudukan.
3. Fungsi Kerjasama Lembaga
Database kependudukan dimanfaatkan oleh instansi terkait untuk
perencanaan pembangunan, perumusan kebijakan, pemilu dan
lainnya.

Kepemilikan dokumen pendudukan bagi tiap masyarakat akan

bermanfaat karena mempunyai fungsi hukum yaitu perlindungan hukum

bagi tiap warga yang telah tercatat dalam database kependudukan dan

sebagai fungsi data untuk menerbitkan dokumen kependudukan bagi


21

warga Negara yang datang ke kantor Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil untuk mengurus administrasi kependudukan.

Tujuan umum penyelenggaraan Administrasi Kependudukan

menurut Zudan Arif dan Endar wismulyani (2016 : 6) sebagai berikut :

1. Memberikan keabsahan identitas dan kepastian hukum atas


dokumen penduduk untuk setiap peristiwa kependudukan dan
peristiwa penting yang dialami penduduk.
2. Memberikan perlindungan status hak sipil penduduk.
3. Menyediakan data dan informasi kependudukan secara nasional
mengenai pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil pada
berbagai tingkatan. Data tersebut disajikan secara akurat,
lengkap, mutakhir, dan mudah diakses sehingga menjadi acuan
bagi perumusan kebijakan dan pembangunan pada umumnya.
4. Mewujudkan tertib administrasi kependudukan secara nasional
dan terpadu.
5. Mewujudkan tatanan pemerintahan dan tatanan sosial yang
menjamin kebhinekaan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
6. Melembagakan peran dan mengembangkan potensi daerah yang
berkontribusi terhadap pertumbuhan tertib administrasi
kependudukan.
7. Menyediakan data penduduk yang menjadi dasar bagi sektor
terkait dalam penyelenggaraan setiap kegiatan pemerintahan,
pembangunan, dan kemasyarakatan.

Administrasi kependudukan pada dasarnya bertujuan untuk

mewujudkan hak-hak masyarakat dan menjamin kehidupan yang layak

dan menciptakan ketertiban dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pelayanan dalam administrasi kependudukan harus terus diperbaiki

menyesuaikan dengan kemajuan teknologi agar dalam pelaksanaannya

dapat berjalan dengan efektif dan efisien serta menjawab keinginan


22

masyarakat yang berharap adanya kemudahan dalam penerbitan

dokumen kependudukan.

2.2 Tinjauan legalistik


2.2.1 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang
Administrasi Kependudukan

“Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan

dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan Data Kependudukan

melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi

Administrasi Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk

pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.” (Undang-Undang Nomor

24 Tahun 2013 perubahan atas Bab I Pasal I Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2006).

Berdasarkan kutipan tersebut, setiap kegiatan administrasi

kependudukan memiliki fungsi baik bagi masyarakat maupun sektor publik

dan pemerintah. Administrasi kependudukan sendiri berfungsi untuk

menertibkan pelaksanaan penerbitan dokumen kependudukan bagi

Warga Negara Indonesia (WNI) agar dilaksanakan secara sistematis dan

tertata untuk pengelolaan informasi dari data penduduk bagi

kesejahteraan masyarakat. Dokumen kependudukan adalah surat-surat

resmi sebagai alat bukti yang sah yang diterbitkan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang memiliki kekuatan hukum dan

dapat dipertanggungjawabkan. Penerbitan dokumen dan data

kependudukan bagi seorang penduduk yaitu Warga Negara Indonesia,


23

salah satunya adalah dokumen pendaftaran penduduk dari peristiwa

penting yang harus dicatat pada Pencatatan Sipil.

2.2.2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan

daerah disebutkan dalam pasal 9 ayat (1) yang berbunyi “Urusan

Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut, urusan

pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum” dalam ayat (3)

lebih dijelaskan “Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara

Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota” dan

masih pada undang-undang yang sama pada pasal 11 ayat (2)

mengatakan “Urusan Pemerintahan Wajib sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) terdiri atas Urusan Pemerintahan yang berkaitan dengan

Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan

Pelayanan Dasar”. Dan lebih terperincinya lagi pembagian urusan

pelayanan dasar dan yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar

dijelaskan dalam Undang-Undang yang sama pada pasal 12 ayat (1) dan

(2) yang berbinyi :

(1) Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan

Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) meliputi:

a. pendidikan;
b. kesehatan;
c. pekerjaan umum dan penataan ruang;
24

d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;


e. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat;
dan
f. sosial.

(2) Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan

Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat

(2) meliputi:

a. tenaga kerja;
b. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;
c. pangan;
d. lingkungan hidup;
e. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
f. pemberdayaan masyarakat dan Desa;
g. pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
h. perhubungan;
i. komunikasi dan informatika;
j. koperasi, usaha kecil, dan menengah
k. pertanahan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa

pelayanan administrasi kependudukan melalui aplikasi dukcapil prima

mobile merupakan program yang diamanahkan kepada pemerintah untuk

dilaksanakan dan termasuk dalam kategori wajib non pelayanan.

2.2.3 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan


Publik

Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik berbunyi: “ Pelayanan publik adalah kegiatan atau

rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi warga negara dan


25

penduduk atas barang, jasa, dan/pelayanan administratif yang disediakan

oleh penyelenggara pelayanan publik”.

Penyelenggara pelayanan publik adalah setiap institusi atau

lembaga penyelenggara pemerintahan atau yang dibentuk berdasarkan

hukum untuk melakukan kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum

lain yang dibentuk untuk kegiatan pelayanan publik.

Dalam pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009

disebutkan bahwa “Guna menjamin kelancaran penyelenggaraan

pelayanan publik diperlukan Pembina dan penanggung jawab”.

Selanjutnya dalam ayat (2) Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat 1

terdiri atas :

a. Pimpinan lembaga Negara, pimpinan kementrian, pimpinan

lembaga pemerintah nonkementrian, pimpinan lembaga komisi

Negara atau yang sejenis, dan pimpinan lembaga lainnya;

b. Gubernur pada tingkat provinsi;

c. Bupati pada tingkat kabupaten; dan

d. Walikota pada tingkat kota.

Pembina dalam ayat (3) mempunyai tugas melakukan pembinaan,

pengawasan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas dari penanggung

jawab. Pelayanan publik dapat berjalan dengan baik tentunya didukung

oleh kualitas pelayanan yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan.

Pembina bertanggungjawab dalam penyediaan sarana dan prasarana

sebagai penunjang pelayanan publik.


26

Berdasarkan undang-undang diatas penulis mengambil

kesimpulan bahwa pelayanan publik berkaitan dengan hubungan antar

pemberi dan penerima pelayanan dalam suatu fenomena tertentu dimana

pelayanan publik mengutamakan kepuasan pelanggan.

2.2.4 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 95 Tahun 2018


Tentang System Pemerintahan Berbasis Elektronik.

Pasal 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 95 tahun 2018

tentang system pemerintahan berbasis elektronik telah dijelaskan bahwa

system pemerintahan berbasis elektronik yang selanjutnya disingkat

SPBE adalah penyelenggaraan pemerintahan dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan layanan kepada

pengguna.

Pemerintah sebagai instansi pelaksana melakukan inovasi agar

dapat memberikan pelayanan yang optimal dengan membangun aplikasi

sebagaimana dimaksud dalam pasal ayat (1) bahwa Pembangunan

dan/atau pengembangan Aplikasi Umum ditujukan untuk memberikan

Layanan SPBE yang mendukung kegiatan pemerintahan di bidang:

a. perencanaan.
a. perencanaan;
b. penganggaran;
c. pengadaan barang dan jasa pemerintah;
d. akuntabilitas kinerja;
e. pemantauan dan evaluasi;
f. kearsipan;
g. kepegawaian; dan
h. pengaduan pelayanan publik.
27

Penulis menyimpulkan bahwa Aplikasi dukcapil prima mobile

termasuk kedalam aplikasi umum yang digunakan untuk memberikan

kemudahan pelayanan dibidang kearsipan dokumen kependudukan di

Kabupaten Pasaman Barat dengan memanfaatkan kemajuan teknologi

informasi.

2.2.5 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2019 Tentang


Pelayanan Administrasi Kependudukan  Secara Daring

Pasal 1 yang dimaksud dengan Administrasi Kependudukan

Secara Daring yang selanjutnya disebut Adminduk Daring adalah

rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen

dan data kependudukan berbasis elektronik melalui pendaftaran

penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi

kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan

pembangunan sektor lain.

Dalam pasal 1 juga dijelaskan tentang Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan yang selanjutnya disingkat SIAK adalah

sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di

tingkat penyelenggara dan instansi pelaksana sebagai satu kesatuan.

Pasal 6
(1) Pelayanan Pendaftaran Penduduk sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 5 ayat (1) huruf a, meliputi:

a. pencatatan biodata penduduk;


b. penerbitan Kartu Keluarga;
28

c. penerbitan Kartu Tanda Penduduk Elektronik;


d. penerbitan Kartu Identitas Anak;
e. penerbitan surat keterangan kependudukan; dan
f. spendataan penduduk rentan administrasi kependudukan.

Pasal 7
(1) Pelayanan Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal

5 ayat (1) huruf b, meliputi:

a. register akta pencatatan sipil; dan


b. kutipan akta pencatatan sipil.
Pasal 8
(1) Pelayanan Adminduk Daring sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5, menggunakan formulir elektronik.
(2) Formulir elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
menggunakan format yang tercantum dalam Peraturan Menteri
yang mengatur formulir dan blangko yang digunakan dalam
pelayanan administrasi kependudukan.
(3) Formulir elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
disediakan melalui aplikasi pelayanan mandiri Adminduk Daring.
(4) Aplikasi pelayanan mandiri Adminduk Daring sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), dapat diakses melalui aplikasi web
maupun mobile.

Penulis berpendapat Pelayanan Administrasi Kependudukan

Daring adalah prosedur pengurusan dokumen kependudukan dengan

sistem pengiriman data/berkas persyaratannya dilakukan dengan

memanfaatkan kemajuan teknologi melalui media elektronik berbasis

web/android agar dokumen kependudukan dapat diterbitkan dengan

cepat.

Dinas kependudukan dan pencatatan sipil kabupaten pasaman

barat telah melaksanakan pelayanan secara daring salah satunya dengan

penggunanaan aplikasi dukcapil prima mobile sebagai alternative dalam

pengurusan dokumen kependudukan untuk memberikan kemudahan bagi

masyarakat dalam mendapatkan pelayanan administrasi kependudukan.


29

2.2.6 Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 8 Tahun


2016 Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat mempunyai peraturan

daerah yang mengatur tentang penyelenggaraan Administrasi

kependudukan yang bertujuan menciptakan tertib administrasi

kependudukan serta menjamin kepemilikan dokumen kependudukan

dalam hal ini Peraturan daerah kabupaten pasaman barat nomor 8 tahun

2016.

Dalam Pasal 1 disebutkan bahwa Administrasi Kependudukan

adalah rangkaian kegiatan penataan dan penerbitan dalam penerbitan

dokumen dan tata kependudukan melalui pendaftaran penduduk,

pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi Kependudukan serta

pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan

sector lain. Pasal 3 Setiap penduduk wajib melaporkan peristiwa

kependudukan dan peristiwa penting yang dialaminya kepada Dinas

melalui kejorongan, kenagarian dan kecamatan dengan memenuhi

persyaratan yang diperlukan dalam pendaftaran penduduk dan

pencatatan sipil. Pelayanan administrasi kependudukan dengan

melaporkan ke Dinas melalui kejorongan, kenagarian, dan kecamatan

merupakan akses yang diberikan untuk memudahkan masyarakat, namun

dalam pelaksanaannya masih belum maksimal kerena masih terdapat

beberapa hambatan.
30

2.2.7 Keputusan Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil


Kabupaten Pasaman Barat Nomor 470/151/DIS.DUK-
CAPIL/2020 Tentang Penetapan Dukcapil Prima Mobile (DPM)
Sebagai Inovasi Pelayanan

Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil Kabupaten Pasaman

Barat Go digital dengan meluncurkan sebuah Aplikasi Dukcapil Prima

Mobile berbasis web dengan alamat

Http://prima.disdukcapil.pasamanbaratkab.go.id, bertekad memberikan

pelayanan administrasi kependudukan yang dapat membahagiakan

masyarakat, dengan memberikan kemudahan dan kecepatan dalam

pengurusan dokumen kependudukan. Layanan ini merupakan Aplikasi

yang memberikan kemudahan pelayanan kependudukan dan pencatatan

sipil bagi masyarakat Kabupaten Pasaman Barat dalam pengurusan

dokumen secara online, dengan fitur-fitur yang dapat membantu

masyarakat dalam hal sebagai berikut :

a. Akunku
b. History pelayanan
c. Pengaduan
d. Cek Blanko KTP-EL
e. Pengurusan akta kelahiran
f. Permohonan pindah
g. Permohonan kedatangan
h. Persyaratan dokumen
i. Pencetakan KTP-EL
j. Download formulir
k. Pengurusan akta kematian
l. Cetak KIA
m. Indeks kepuasan masyarakat
n. Cek status KTP elektronik
o. WA informasi
31

Berdasarkan keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan

pencatatan sipil Kabupaten Pasaman Barat tahun 2020 dapat disimpulkan

bahwa aplikasi dukcapil prima mobile telah ditetapkan sebagai inovasi

pelayanan administrasi kependudukan untuk memberikan pelayanan yang

lebih mudah dan cepat kepada masyarakat dengan menerapkan

pelayanan berbasis elektronik (secara daring).


BAB III

METODE MAGANG RISET TERAPAN PEMERINTAHAN

3.1 Desain Magang

Dalam bahasa inggris penelitian disebut research, yang berasal

dari kata re,yang berarti kembali dan search yang berarti mencari. Dengan

demikian research artinya mencari kembali. Secara luas, penelitian berarti

usaha seseorang dalam memahami suatu permasalahan yang

sebenarnya sudah ada untuk mengungkap kebenarannya secara

menyeluruh (Ratna, 2010:19).

Menurut Nazir (2013:13) Penelitian diartikan sebagai suatu

percobaan yang dilakukan dengan teliti dan kritis untuk menemukan

sesuatu yang baru dalam pencarian pengetahuan dengan memberi

makna secara mendalam. Sedangkan Desain penelitian menjadi faktor

penunjang keberhasilan suatu penelitian. Menurut Silalahi (2012:180)

“desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun

sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk

pertanyaan penelitiannya”. Menurut pemahaman penulis desain penelitian

meliputi prosedur, tata cara, maksud dan tujuan, untuk memecahkan

suatu permasalahan dalam penelitian agar data-data yang didapatkan

bersifat valid dan aktual serta dapat dipertanggungjawabkan . Dalam

penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian yang dilakukan

31
33

secara kualitatif dengan metode penelitian deskriptif dan menggunakan

pendekatan induktif.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data secara

mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data

yang sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai di balik data

yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak

menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna

(Sugiyono, 2014:3).

Menurut Creswell (2014:4) Penelitian Kualitatif merupakan

metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami makna yang oleh

sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah

social atau kemanusiaan. Menurut Moleong (2018:6) penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, dll.,secara holistik, dan dengan cara mendeskripsi

dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Penulis mengambil kesimpulan bahwa penelitian kualitatif

merupakan metode yang menggunakan pendekatan langsung kepada

objek penelitian, melakukan eksplorasi untuk mengetahui makna yang

ada dilapangan secara mendalam dengan ikut berperan serta dalam


34

penelitian kemudian data yang didapat dikumpulkan untuk diuji

kebenarannya. Penulis meneliti secara langsung bagaimana pelaksanaan

aplikasi dukcapil prima mobile sesuai dengan fakta yang ada dilapangan

dengan ikut berperan serta dalam penelitian.

Metode deskriptif menurut Nazir (2013:54) adalah suatu metode

dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu situasi

kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada

masa sekarang. Menurut Bungin (2011:11) dalam metode deskriptif

semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa

yang sudah diteliti, data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata,

gambar, dan bukan angka-angka. Adapun tujuan dari metode deskriptif

ini adalah melakukan penelitian dengan menyajikan data deskripsi atau

gambaran secara terstruktur, mengumpulkan data secara nyata dan

akurat mengenai fakta-fakta yang ada dilapangan.

Sesuai dengan pendekatan induktif yang penulis gunakan,

menurut Bungin (2011:25) Peneliti yakin bahwa pengetahuan tentang

suatu teori tidak diperlukan namun dilakukan dengan tindakan langsung

ke lapangan. Maksudnya adalah untuk menghindari pengaruh teori

terhadap pandangan-pandangan peneliti terhadap data agar peneliti

benar-benar bereksplorasi terhadap data. Analisis data secara induktif

menurut Moleong (2018:10) digunakan karena beberapa alasan :


35

1. Proses induktif dapat menemukan kenyataan-kenyataan jamak


sebagai yang terdapat dalam data.
2. Analisis Induktif dapat membuat hubungan peneliti dengan
responden menjadi eksplisit, dapat dikenal, dan akuntabel.
3. Analisis demikian dapat menguraikan latar secara penuh dan
dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya
pengalihan pada suatu latar lainnya.
4. Analisis induktif dapat menemukan pengaruh bersama yang
mempertajam hubungan-hubungan.
5. Analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara
eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik.

Menurut analisa penulis metode deskriptif dengan pendekatan

induktif bertujuan untuk menggambarkan atau menuliskan suatu keadaan

secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta yang aktual, sifat-sifat

serta hubungan antara keadaan yang diteliti dengan permasalahan yang

ada. Tujuannya adalah sebagai upaya memberikan gambaran

seungguhnya sesuai dengan keadaan yang ditemui di lapangan dan

menjelaskan dengan jelas Pelaksanaan Aplikasi Dukcapil Prima Mobile

dalam Pelayanan Administrasi Kependudukan di Dinas Kependudukan

dan catatan sipil Kabupaten Pasaman Barat dengan didukung validasi

data yang yang akurat dan mampu dipertanggungjawabkan oleh penulis.

Kemudian data tersebut dianalisa secara kualitatif dan ditarik kesimpulan

secara induktif oleh peneliti.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan prosedur penting bagi

penulis dalam melakukan magang riset penelitian untuk mendapatkan


36

data yang dijadikan sebagai pedoman dalam menjawab permasalah yang

ada sehingga didapat berbagai hambatan dan solusi yang tepat dalam

permasalahan tersebut. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data,

penulis dapat berhubungan langsung dengan objek penelitian dan para

informan. Sehingga peneliti akan mendapatkan data yang valid sesuai

dengan fenomena yang sebenarnya terjadi.

Berdasarkan sumbernya Simangunsong (2019:230) menentukan

langkah-langkah pengumpulan data dalam dua jenis, yaitu :

1. Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

peneliti secara langsung dari sumber datanya atau disebut juga

sebagai data asli data baru yang memiliki sifat up to date.

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

peneliti dari berbagai sumber yang telah ada.

Magang riset penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis

menggunakan data primer sebagai sumber data utama, dengan turun

langsung ke lokasi penelitian sesuai kalender akademik yang telah

ditetapkan agar diperoleh data yang akurat dan up to date serta untuk

menentukan langkah yang tepat untuk mendapatkan data.

Gambar 3.1
37

Teknik Pengumpulan data dalam Metode Kualitatif

OBSERVASI

WAWANCARA

TEKNIK
PENGUMPULAN
DATA

DOKUMENTASI

TRIANGGULASI

Sumber : Sugiyono 2019

Dalam penelitian kualitatif, Pengumpulan data dilakukan pada

natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik

pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta

(participant observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan

dokumentasi (Sugiyono, 2019:223).


38

1. Observasi

Teknik observasi menjadikan peneliti sebagai aktor utama

keberhasilan dan ketepatan hasil penelitian, karena peneliti yang turun

langsung mengamati objek penelitian untuk mendapatkan data yang

diperlukan. Observasi menurut Creswell (2014:254) merupakan aktivitas

yang dilakukan dengan peneliti dengan turun langsung mengamati

perilaku dan aktivitas individu-individu dilokasi penelitian dimana peneliti

juga dapat terlibat.

Observasi adalah ilmu dasar yang digunakan para ilmuan untuk

bekerja berdasarkan data sebenarnya yang diperoleh melalui observasi

(Sugiyono, 2019:223). Sedangkan menurut Yusuf (2014:384) Observasi

diartikan sebagai salah satu teknik yang dapat digunakan untuk

mengetahui atau mengamati tingkah laku nonverbal yang tidak dapat

digambarkan dalam bentuk tulisan. Observasi dibedakan menjadi dua

bentuk, yaitu :

1. Participant observer, yaitu suatu bentuk observasi dimana


pengamat (observer) mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai
peneliti secara tersembunyi dan sebagai anggota kelompok aktif.
2. Non-participation observer, yaitu suatu bentuk observasi dimana
pengamat atau peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan
kelompok. Peneliti hanya mengamati kegiatan yang terjadi
dilapangan.
39

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa observasi

mendorong peneliti untuk turun langsung mengamati objek penelitian

mengenai tingkah laku dan pelaksanaan suatu kebijakan yang dijalankan,

serta digunakan untuk mendapatkan data secara mendalam. Penulis

dalam melakukan penelitian ini menggunakan metode Participant as

observer yaitu berpartisipasi sebagai pengamat dimana peneliti berfungsi

sebagai pengamat (observer), namun tidak menutup kemungkinan ikut

terlibat langsung selama waktu penelitian. Sesuai dengan judul yang

diambil oleh penulis mengenai pelaksanaan aplikasi dukcapil prima mobile

dalam pelayanan administrasi kependudukan maka penulis fokus

mengamati proses pelayanan dokumen kependudukan mulai dari

pendaftaran hingga penerbitan melalui aplikasi dukcapil prima serta dapat

ikut berperan dalam system pemograman yang sudah ditetapkan apabila

memang dibutuhkan.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu kegiatan interaksi dengan tanya

jawab antara pewawancara sebagai penanya dan informan sebagai

pemberi jawaban atas pertanyaan yang diajukan guna menjawab seluruh

permasalahan dalam penelitian. Defenisi wawancara menurut Yusuf

(2014:372) adalah “suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara

pewawancara (in-terviewer) dan sumber informasi atau orang yang

diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung”.


40

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2019:231) mendefinisikan

interview sebagai berikut “a meeting of two persons to exchange

information and idea through questions and responses, resulting

incommunication and joint construction of meaning about a particular

topic”. Maksud dari pernyataan tersebut adalah wawancara digunakan

untuk menemukan makna dalam proses penelitian yang dilakukan melalui

tanya jawab yang dilakukan oleh dua orang serta saling bertukar fikiran.

Esterberg dalam Sugiyono (2019:232) juga mengemukakan

beberapa macam wawancara, yaitu :

1. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan apabila peneliti telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Wawancara terstruktur mengharuskan peneliti untuk
menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan
tertulis yang alternative jawabannya pun telah disiapkan sebelum
dilakukan wawancara.

2. Wawancara Semiterstruktur

Wawancara jenis ini digunakan untuk menemukan permasalahan


secara lebih terbuka, dimana informan diminta pendapat, dan ide-
idenya, peneliti juga harus mendengarkan secara teliti dan
mencatat hal-hal penting dikemukakan oleh informan.

3. Wawancara Tak Berstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang sangat


bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
dalam proses pengumpulan datanya.
41

Penulis menggunakan metode wawancara yang terstruktur yaitu

peneliti melakukan interaksi langsung dengan informan, namun sebelum

melakukan wawancara peneliti sudah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan

mengenai topik/indikator penelitian yang dilakukan, agar dalam

wawancara penulis lebih disiplin dalam menyusun daftar pertanyaan dan

wawancara dapat berjalan lancer dan sesuai dengan prosedur. Dalam

penelitian ini penulis telah menetapkan beberapa informan yang dijadikan

sebagai narasumber sebagai berikut :

Tabel 3.1

Daftar Narasumber Wawancara

No Narasumber
Jumlah
1 Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 1

2 Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi 1


Kependudukan
3 Kepala Seksi Sistem Informasi Administrasi 1
Kependudukan

4 Kepala Seksi Inovasi Pelayanan 1

5 Operator 1

6 Masyarakat 5

JUMLAH 10

Sumber : diolah penulis tahun 2020


42

Informan dalam penelitian ini sangat penting untuk

menyeimbangkan data yang sifatnya tertulis dengan yang tidak tertulis

sehingga hasil dari penelitian dapat lebih akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan. Penulis melakukan wawancara kepada informan

yang telah ditetapkan karena informan tersebut memiliki pengetahuan

mengenai informasi yang diinginkan oleh peneliti, informan tersebut dapat

dibagi dua bagian yaitu unit yang melayani dan unit yang dilayani. Peneliti

melibatkan masyarakat agar peneliti dapat mengetahui data yang lebih

valid, karna masyarakat merupakan kelompok yang menerima pelayanan

melalui Aplikasi Dukcapil Prima Mobile. Selain itu adanya masyarakat

yang dilibatkan sebagai informan adalah untuk perbandingan data dari

yang disampaikan oleh pihak pelaksana dan pihak yang merasakan

pelayanan melalui Aplikasi Dukcapil Prima Mobile.

3. Dokumentasi

Dokumentasi sangat dibutuhkan dalam Penelitian sebagai bukti

bahwa peneliti memang benar-benar melakukan penelitian baik itu bukti

dalam bentuk foto, video, rekaman suara ataupun dalam bentuk file lain

serta untuk memperkuat data penelitian.

Menurut sugiyono (2019:239) “Dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,

atau karya-karya monumental dari seseorang”. Dokumentasi digunakan


43

penulis sebagai sumber data untuk menguji kebenaran suatu penelitian

dan sebagai pertanggungjawaban dari tulisan. Guba dan Lincoln dalam

Moleong (2018:216) mendefinisikan bahwa dokumen dan record

merupakan setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang

peneliti atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau

menyajikan akunting.

Dokumentasi bagi penulis adalah teknik pengumpulan data yang

sangat penting sebagai pelengkap dilakukannya sebuah penelitian,

karena didalam dokumentasi terdapat bukti fisik baik berupa foto,

rekaman, vidio, maupun dokumen penting yang berisi data-data faktual

yang dibutuhkan penulis untuk melengkapi data yang dibutuhkan. Penulis

juga menganggap dokumentasi sebagai bahan pertanggungjawaban atas

penelitian yang dilakukan agar tidak ditemukan adanya pemalsuan dalam

pelaksanaan magang riset terapan pemerintahan untuk mendapatkan

data serta menjaga keakuratan dan kredibilitas data melalui penelitian.

4. Trianggulasi

Teknik trianggulasi dilakukan dengan menggabungkan berbagai

teknik pengumpulan data pada sumber yang sama (Sugiyono, 2019:242).

Misalnya penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan

menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi dalam sumber

data yang sama secara bersamaan. Trianggulasi sumber yaitu


44

mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan menggunakan

teknik yang sama. Misalnya menggunakan teknik wawancara untuk

mendapat data dari beberapa informan yang berbeda.

Penelitian riset magang penelitian yang dilakukan oleh penulis

dengan lokus di Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil berarti penulis

mengumpulkan data dengan trianggulasi dimana mendapatkan data

melalui sumber yang sama dengan berbagai teknik pengumpulan data,

dan berbagai sumber data dengan teknik yang sama.

3.3 Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Nazir (2013:346) merupakan kegiatan

memberi arti dan makna yang berguna pada data agar ditemukan solusi

dalam pemecahan masalah, oleh karena itu analisis data dianggap sangat

penting.

Menurut Sugiyono (2019:368) Mengemukakan bahwa

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara


sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola (hubungan
antar kategori), memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain.
45

Menurut miles dan Huberman dalam Sugiyono (2019:369)

“Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode

tertentu”. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data

display,dan conclusion drawing/ verification.

Gambar 3.2

Komponen dalam analisis data (Interactive Model)

Data
collection

Data
display

Data
reduction

Conclusion:
drawing/verifying
46

Sumber : Sugiyono 2019

1. Data Reduksi (Data Reduction)

Mereduksi data berarti mencari intisari, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan mencari tema serta

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya. Reduksi data dapat dibantu dengan

peralatan elektronik seperti computer mini, dengan memberikan kode

pada aspek-aspek tertentu. Reduksi Data merupakan proses berfikir

sensitive yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman

wawasan yang tinggi (Sugiyono, 2019:373)

Dalam penelitian ini proses reduksi dilakukan penulis dengan

cara melakukan penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data

mentah yang muncul dari catatan-catatan tertulis pada saat melakukan

penelitian. Kemudian reduksi juga memusatkan data dengan cara

sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik

dan diferivikasi.

2. Penyajian Data (Data Display)


47

Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Miles and

Huberman dalam sugiyono (2019:373) menyatakan “the most frequent

form of display data for qualitative research data in the past has been

narrative text”. Menyajikan data dalam penelitian kualitatif paling sering

dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan melihat penyajian data akan dapat dipahami mengenai

apa yang harus dilakukan lebih jauh, menganalisa ataukah mengambil

tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian-

penyajian tersebut. Dalam penelitian ini penyajian data oleh penulis akan

dilakukan setelah melalui analisa dari hasil penyerapan data primer dan

sekunder yang kemudian disusun secara sistematis dan saling

berhubungan sesuai dengan observasi yang dilakukan oleh penulis

terhadap pelaksanaan aplikasi dukcapil prima mobile dalam pelayanan

administrasi kependudukan, sehingga dapat ditarik kesimpulan.

3. Kesimpulan (verification)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab

permasalahan yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,

karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah

dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang

setelah penelitian dilapangan.


48

Kesimpulan diartikan sebagai suatu kegiatan meninjau ulang pada

data-data yang didapat dilapangan, kemudian didapat temuan baru

berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang masih samar-samar

sehingga setelah diteliti baru ditemukan kejelasan. Penulis menarik

kesimpulan setelah data direduksi kemudian disajikan data mentah sesuai

dengan fakta dilapangan untuk menjawab permasalahan yang diteliti oleh

penulis.

3.4 Jadwal Magang

Jadwal kegiatan Magang Riset Terapan Pemerintahan

dilaksanakan sesuai dengan kalender akademik Institut Pemerintahan

Dalam Negeri (IPDN), yaitu pada tanggal 2020 sampai dengan tanggal

2021.

Tabel 3.2

Jadwal Kegiatan Magang dan Penyusunan

Laporan Akhir Praja Utama

Tahun Akademik 2020/2021


TAHUN 2020 TAHUN 2021

KEGIATAN OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUNI JUL

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
49

1. Pengajuan
Judul dan
penyusunan
Usulan
Penelitian

2. Seminar
Usulan
Penelitian

3. Perbaikan
Usulan
Penelitian

4. Penelitian
dan
pengumpulan
data

5. Penyusunan
Laporan Akhir

6. Ujian
Komprehensif

7. Perbaikan
dan
Pengumpulan
Laporan Akhir

Sumber : Kalender Akademik IPDN Tahun 2020/2021

Keterangan : Pelaksanaan Kegiatan


DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian kualitatif.Jakarta. Prenada Media Group

Creswell, John W. 2014. Research Design Pendekatan Kualitatif,


Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Fakrulloh, Zudan Arif dan Endar Wismulyani. 2016. Tertib Administrasi


Kependudukan. Klaten : Cempaka Putih

Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta. Gava Media

Lukman, Sampara, 2000, Manajemen Kualitas Pelayanan, Jakarta: STIA


LAN PRESS

Moleong, Lexy J. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja


Rosdakarya

Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia

Pramana, W. Hengky. 2012. Aplikasi Inventory Berbasis Access. Jakarta.


PT. Alex Media Komputindo

Ratminto dan Winarsih, Atik Septi. 2010. Manajemen Pelayanan.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ratna, Nyoman kutha. 2010. Metodologi Penelitian (Kajian Budaya dan


Ilmu Sosial, Humaniora pada Umumnya. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar

Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Reflika Aditama.

Simangunsong, Fernandes. 2017. Metode Penelitian Pemerintahan.


Bandung. Alfabeta

Sinambela, Lijan Poltak. 2006. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta. Bumi


Aksara

46
47

Soemartono Triyuni dan Hendrastuti Sri. 2011. Administrasi


Kependudukan Berbasis Registrasi. Bandung. Yayasan Bina
Profesi Mandiri

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

_______. 2019. Metode Penelitian dan Pengembangan (research and


development). Bandung. Alfabeta

Supriyanto, Aji. 2005. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta. Salemba


Infotek

Syafri, Wirman. 2012. Studi Tentang Administrasi Publik. Sumedang.


Erlangga

Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik (Teori, Proses dan Studi Kasus).
Sleman. CAPS

Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif, dan penelitian


gabungan. Jakarta. Prenadamedia Group

B. Peraturan perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi
Kependudukan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 95 Tahun 2018 Tentang


System Pemerintahan Berbasis Elektronik.

Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 95 Tahun 2018 Tentang


System Pemerintahan Berbasis Elektronik.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2019 Tentang


Pelayanan Administrasi Kependudukan  Secara Daring

Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 8 Tahun 2016


Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan
48

Keputusan Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten


Pasaman Barat Nomor 470/151/DIS.DUK-CAPIL/2020 Tentang
Penetapan Dukcapil Prima Mobile (DPM) Sebagai Inovasi
Pelayanan

C. Referensi lainnya
https://kumparan.com/kumparantech/riset-64-penduduk-indonesia-sudah-
pakai-internet-1ssUCDbKILp

http://disdukcapil.pasamanbaratkab.go.id/

https://www.jurnalissumbar.id/2020/01/peringati-hut-pasbar-ke-16-
dukcapil.html

https://mimbarsumbar.id/disdukcapil-pasbar-launching-aplikasi-go-digital-
prima-mobile/
49
LAMPIRAN I

KONSEP DIMENSI INDIKATOR PERNYATAAN


(1) (2) (3) (4)
1. Komunikasi 1. Transmisi 1. Penyaluran komunikasi
2. Kejelasan dengan cara sosialisasi
Pelaksanaan Aplikasi 3. Konsistensi 2. informasi yang
Dukcapil Prima Mobile disampaikan harus jelas
Dalam Pelayanan 3. Konsistensi dalam
Administrasi pelaksanaan dengan
Kependudukan Di tujuan
Dinas Kependudukan 2. Sumber daya 1. Sumber daya 1. kemampuan dan
Dan Pencatatan Sipil manusia (staf) keahlian pegawai dalam
Kabupaten Pasaman 2. Informasi mengoperasikan aplikasi
Barat Provinsi 3. Kewenangan dukcapil prima mobile
Sumatera Barat 4. Sarana dan 2. pengetahuan tentang
prasarana cara menggunakan
aplikasi dukcapil prima
mobile
3. Pembagian tugas dan
wewenang dalam
pelayanan administrasi
kependudukan melalui
aplikasi dukcapil prima
mobile
4. sarana dan prasarana
penunjang pelaksanaan
aplikasi dukcapil prima
mobile
3. Disposisi 1. Pengangkatan 1. Pengangkatan
Birokrasi pelaksana kebijakan yang
2. Insentif memiliki sikap
profesionalitas dalam
pelaksanaan aplikasi
dukcapil prima mobile
2. Motivasi kepada
petugas pelaksana
dukcapil prima mobile
4. Birokrasi 1. Standar 1. Standar operasional
Operasional prosedur pelaksanaan
Prosedur Dukcapil prima mobile
2. Fragmentasi 2. koordinasi antar
pelaksana dalam
pelaksanaan dukcapil
prima mobile
OPERASIONAL KONSEP MAGANG

Sumber : Adaptasi teori Edward III dalam winarno (2012:177)


LAMPIRAN II

PEDOMAN WAWANCARA

1. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Pasaman Barat

a. Bagaimana Pelaksanaan aplikasi dukcapil prima mobile

dikabupaten pasaman Barat?

b. Apakah Aplikasi Dukcapil Prima Mobile telah disosialisasikan

kepada masyarakat Kabupaten Pasaman Barat dan apakah

sosialisasinya sudah merata?

c. Apakah yang menjadi faktor penghambat dan pendukung dalam

pelaksanaan Aplikasi Dukcapil Prima Mobile?

d. Bagaimanakah upaya yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan

dan pencatatan sipil dalam mengatasi hambatan dalam

pelaksanaan dukcapil prima mobile?

e. Apakah ada syarat dan kriteria khusus bagi petugas yang

mengoperasionalkan aplikasi dukcapil prima mobile?

f. Apakah sarana dan prasarana penunjang jalannya aplikasi dukcapil

prima mobile sudah memadai?

g. Bagaimanakah prosedur pelayanan administrasi kependudukan

melalui aplikasi dukcapil prima mobile?

h. Bagaimana koordinasi antar pelaksana pelayanan administrasi

kependudukan melalui aplikasi dukcapil prima mobile?


2. Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan

a. Berapa jumlah pegawai yang ahli dalam mengoperasikan dukcapil

prima mobile?

b. Bagaimanakah kinerja petugas dalam menjalankan aplikasi

dukcapil prima mobile?

c. Apakah Aplikasi Dukcapil Prima Mobile telah disosialisasikan

kepada masyarakat Kabupaten Pasaman Barat dan apakah

sosialisasinya sudah merata?

d. Bagaimanakah pembagian tugas dan kewenangan pelaksana

dukcapil prima mobile?

e. Apakah ada syarat dan kriteria khusus bagi petugas yang

mengoperasionalkan aplikasi dukcapil prima mobile?

f. Bagaimana koordinasi antar pelaksana pelayanan administrasi

kependudukan melalui aplikasi dukcapil prima mobile?

3. Kepala Seksi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

a. Apakah perintah dalam pelaksanaan aplikasi dukcapil prima mobile

masih konsisten sampai sekarang?

b. Bagaimanakah sikap yang diberikan oleh petugas dalam melayani

masyarakat yang menggunakan pelayanan melalui aplikasi

dukcapil prima mobile?

c. Bagaimanakah prosedur pelayanan administrasi kependudukan

melalui aplikasi dukcapil prima mobile?


d. Bagaimana koordinasi antar pelaksana pelayanan administrasi

kependudukan melalui aplikasi dukcapil prima mobile?

e. Apakah sarana dan prasarana penunjang jalannya aplikasi dukcapil

prima mobile sudah memadai?

4. Kepala Seksi Inovasi Pelayanan

a. Apakah yang menjadi faktor penghambat dan pendukung dalam

pelaksanaan Aplikasi Dukcapil Prima Mobile?

b. Bagaimanakah upaya yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan

dan pencatatan sipil dalam mengatasi hambatan dalam

pelaksanaan dukcapil prima mobile?

c. Apakah komunikasi dalam pelaksanaan aplikasi dukcapil prima

mobile dari atasan kepada operator pelaksana sudah jelas?

d. Apakah petugas yang mengoperasikan benar-benar sudah

mengetahui bagaimana menjalankan aplikasi dukcapil prima

mobile?

e. Bagaimanakah pembagian tugas dan kewenangan pelaksana

dukcapil prima mobile?

f. Bagaimanakah sikap yang diberikan oleh petugas dalam melayani

masyarakat yang menggunakan pelayanan melalui aplikasi

dukcapil prima mobile?

5. Operator

a. Apakah komunikasi dalam pelaksanaan aplikasi dukcapil prima

mobile dari atasan kepada operator pelaksana sudah jelas?


b. Apakah perintah dalam pelaksanaan aplikasi dukcapil prima mobile

masih konsisten sampai sekarang?

c. Apakah petugas yang mengoperasikan benar-benar sudah

mengetahui bagaimana menjalankan aplikasi dukcapil prima

mobile?

d. Bagaimanakah sikap yang diberikan oleh petugas dalam melayani

masyarakat yang menggunakan pelayanan melalui aplikasi

dukcapil prima mobile?

e. Bagaimanakah prosedur pelayanan administrasi kependudukan

melalui aplikasi dukcapil prima mobile?

6. Masyarakat

a. Bagaimanakah sikap yang diberikan oleh petugas dalam melayani

masyarakat yang menggunakan pelayanan melalui aplikasi

dukcapil prima mobile?

b. Apakah masyarakat sudah paham tentang penggunaan aplikasi

dukcapil prima mobile?

c. Apakah Aplikasi dukcapil prima mobile membantu anda dalam

pembuatan dokumen kependudukan?

d. Apakah Aplikasi Dukcapil Prima Mobile telah disosialisasikan

kepada masyarakat Kabupaten Pasaman Barat dan apakah

sosialisasinya sudah merata?

e. Apakah yang menjadi kendala anda dalam menggunakan aplikasi

dukcapil prima mobile?

Anda mungkin juga menyukai