Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

RESPIRASI ANAEROB
(FERMENTASI)
Najwa Ahmad Sa’idah
XII IPA 7

SMAN 1 CIKAMPEK
Jalan ir. H. Juanda, Jomin Barat, Kotabaru, Karawang, Jawa Barat
I. Judul
“Praktikum Respirasi Anaerob (Fermentasi)”

II. Tinjauan Teori


Respirasi anaerob merupakan respirasi yang tidak memerlukan oksigen atau O2. Respirasi
anaerob terjadi di bagian sitoplasma yang bertujuan mengurangi senyawa organik.
Respirasi anaerob menghasilkan sejumlah energi yang lebih kecil yaitu hanya sebesar 2
ATP. Proses respirasi anaerob didapati pada reaksi fermentasi dan pernapasan intra
molekul. Pada respirasi anerob, glukosa dipecah secara tidak sempurna menjadi
komponen H2O dan CO2. Di respirasi anaerob, hidrogen bergabung bersama sejumlah
komponen yaitu Asam Piruvat, Asetaldehida yang selanjutnya membentuk asam laktat
dan etanol.
1. Perbedaan Respirasi Anaerob dan Aerob
a) Respirasi Aerob
 Memerlukan oksigen
 Proses yang terjadi dalam matriks mitokondria
 Untuk memecah senyawa organik ke an-organik menghasilkan energi
dalam jumlah besar yaitu 36 ATP
b) Respirasi Anaerob
 Tidak memerlukan kehadiran oksigen dalam prosesnya
 Berlangsung dalam sitoplasma
 Tujuan untuk mengurangi senyawa organik
 Menghasilkan energi tapi dalam jumlah sedikit yaitu 2 ATP
2. Faktor yang Mempengaruhi Proses Fermentasi:
a) Derajat keasaman
pH optimum untuk proses fermentasi berkisar antara 4,5-5, pada pH 3 proses
fermentasi akan berkurang kecepatannya. Hal tersebut dikarenakan pH
mempengaruhi efektivitas enzim yang dihasilkan mikroorganisme dalam membentuk
kompleks enzim substrat. Selain itu perubahan pH dapat menyebabkan terjadinya
proses denaturasi sehingga menurunkan aktivitas enzim (Poedjiadi dan Titin, 2006).
b) Mikroorganisme
Pemilihan mikroorganisme biasanya didasarkan pada jenis karbohidrat yang
digunakan sebagai medium. Sebagai contoh untuk memproduksi alkohol dari pati dan
gula digunakan S. Cerevisiae. Seleksi tersebut bertujuan untuk mendapatkan
mikroorganisme yang mampu tumbuh dengan cepat dan mempunyai toleransi
terhadap konsentrasi gula yang tinggi serta mampu menghasilkan alkohol dalam
jumlah yang banyak dan tahan terhadap alkohol sebagai daya tolak umpan balik
(Budiyanto, 2004).
c) Suhu
Suhu fermentasi akan mempengaruhi aktivitas mikroorganisme. Sampai pada suatu
titik, kecepatan suatu reaksi enzimatik mikroba meningkat sejalan dengan
meningkatnya suhu. Hal ini dikarenakan substrat akan bertumbukan dengan tempat
aktif lebih sering ketika molekul itu bergerak lebih cepat (Campbell dkk, 2002).
d) Waktu
Media merupakan salah satu faktor penting dalam fermentasi karena mikroba dapat
hidup dalam media tersebut, tumbuh serta dapat berkembang biak dan dapat
mensintesis produk. Oleh karena itu media harus dipersiapkan dengan kandungan
bahan-bahan yang memenuhi syarat dan cukup untuk berkembang biak dan cukup
pula untuk diubah menjadi produk. Mikroba memerlukan unsur karbon dan nitrogen.
e) Media/nutrient
Media merupakan salah satu faktor penting dalam fermentasi karena mikroba dapat
hidup dalam media tersebut, tumbuh serta dapat berkembang biak dan dapat
mensintesis produk. Oleh karena itu media harus dipersiapkan dengan kandungan
bahan-bahan yang memenuhi syarat dan cukup untuk berkembang biak dan cukup
pula untuk diubah menjadi produk. Mikroba memerlukan unsur karbon dan nitrogen.
3. Jenis Fermentasi
a) Fermentasi alkohol
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi perubahan glukosa menjadi etanol (etil
alkohol) dan karbondioksida. Organisme yang berperan yaitu Saccaromyces
Cerevisiae (ragi) untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras. Proses fermentasi
alkohol terjadi pada beberapa mikroorganisme seperti jamur (ragi), dimana tahapan
glikolisis sama dengan yang terjadi pada respirasi aerob. Setelah terbentuk asam
piruvat (hasil akhir glikolisis), asam piruvat mengalami dekarboksilasi (sebuah
molekul CO2 dikeluarkan) dan dikatalisis oleh enzim alkohol dehydrogenase menjadi
etanol atau alkohol, lalu terjadi degradasi molekul NADH menjadi NAD+ serta
membebaskan energi/kalor. Fermentasi glukosa pada prinsipnya terdiri dari dua
tahap, yaitu (1) pemecahan rantai karbon dari glukosa dan pelepasan paling sedikit
dua pasang atom hidrogen, menghasilkan senyawa karbon lainnya yang lebih
teroksidasi daripada glukosa, (2) senyawa yang teroksidasi tersebut direduksi kembali
oleh atom hidrogen yang dilepaskan dalam tahap pertama, membentuk senyawa-
senyawa lain sebagai hasil fermentasi (Fardiaz 1989).
Etanol (alkohol) adalah nama suatu golongan senyawa organik yang mengandung
unsur C, H dan O. Etanol dalam ilmu kimia disebut sebagai etil alkohol dengan rumus
kimia C2H5OH. Rumus umum dari alkohol adalah R-OH. Secara struktur alkohol
sama dengan air, namun salah satu hidrogennya diganti oleh gugus alkil. Gugus
fungsional alkohol adalah gugus hidroksil, OH.
Secara sederhana, reaksi fermentasi alkohol ditulis :
2CH3COCOOH → 2CH3CH2OH + 2CO2 + 28 kkal
asam piruvat etanol

Etanol yang diproduksi melalui proses fermentasi mikroba disebut bioethanol.


Adapun Mikroba yang sering digunakan dalam proses fermentasi adalah S.
cerevisiae. Khamir ini dapat tumbuh di media yang mengandung gula sederhana
seperti glukosa, fruktosa, dan mannose (Lin dan Tanaka, 2005). Selama proses
fermentasi, khamir menghasilkan enzim zimase yang dapat mengubah gula menjadi
etanol, kerja enzim tersebut hanya spesifik pada gula (tidak semua karbohidrat dapat
dikonversi). Pada fermentasi alkohol, disakarida seperti maltosa atau sukrosa
(C12H22O4) dihidrolisis menjadi heksosa (C6H12O6) oleh enzim maltase ataupun
invertase yang terdapat pada sel khamir. Selanjutnya heksosa diubah menjadi etanol
dan karbondioksida oleh enzim zimase (Adam, 1969).

b) Fermentasi asam laktat


Pada sel hewan (juga manusia) terutama pada sel-sel otot yang bekerja keras, energi
yang tersedia tidaklah seimbang dengan kecepatan pemanfaatan energi karena
kadar O2 yang tersedia tidak mencukupi untuk kegiatan respirasi aerob (reaksi
yang membutuhkan oksigen). Proses fermentasi asam laktat dimulai dari lintasan
glikolisis yang menghasilkan asam piruvat. Karena tidak tersedianya oksigen
maka asam piruvat akan mengalami degradasi molekul (secara anaerob) dan
dikatalisis oleh enzim asam laktat dehydrogenase dan direduksi oleh NADH
untuk menghasilkan energi dan asam laktat. Secara sederhana reaksi fermentasi
asam laktat ditulis sebagai berikut.
2CH3COCOOH → 2CH3CHOHCOOH+ 47kkal
Asampiruvat asam laktat
c) Fermentasi asam cuka
Merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob.
fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (acetobacter aceti) dengan substrat
etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh
fermentasi alkohol secara anaerob. Persamaan Reaksi Kimianya adalah:

C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP 


Gula → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)

III. Alat Dan Bahan


Alat :
1. Botol air mineral 330 ml 1 buah
2. Gelas air mineral 1 buah
3. Batang pengaduk 1 buah
4. Balon 1 buah
5. Corong 1 buah
6. Termometer 1 buah
7. Timbangan 1 buah
Bahan :
1. Gula pasir 10 gram
2. Ragi roti 4 gram
3. Air hangat 28 - 35 o C 100 ml

IV. Cara Kerja


1. Buatlah larutan gula 10% dengan menambahkan gula pasir 10 gram ke dalam air
hangat sampai diperoleh volume larutan 100 ml.
2. Tambahkan ragi ke dalam larutan gula, aduk rata.
3. Masukan larutan menggunakan corong ke dalam botol air mineral.
4. Tutup botol dengan rapat menggunakan balon.
5. Amatilah perubahan yang terjadi pada larutan dalam botol, keadaan balon,perubahan
suhu, dan bau yang dihasilkan pada proses di dalam botol!

V. Lembar Pengamatan

Hasil pengamatan
Karakteristik yang diamati
Sebelum Percobaan Setelah Percobaan
Gelembung dalam larutan sedikit Semakin banyak
Keadaan balon mengempis mengembang
Bau yang tercium Cukup menyengat Sangat menyengat
Suhu 32,6˚C 37,0˚C

VI. Pembahasan
1. Mengapa pada percobaan tersebut, botol air mineral ditutup rapat menggunakan balon?
Jawab: karena tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses
respirasi anaerob. Respirasi anaerob atau fermentasi bisa terjadi jika terdapat sedikit
Oksigen, sehingga salah satu alasan kenapa botol air mineral ditutup rapat dengan balon
adalah agar keberadaan oksigen menjadi terbatas. Selain itu, alasan balon juga
digunakan sebagai penutup botol air mineral adalah untuk membuktikan benar tidaknya
jika fermentasi menghasilkan CO2. Dengan mengamati keadaan balon yang
mengembang atau tidak.
2. Apakah fungsi ragi pada percobaan tersebut?
Jawab: Fungsi ragi dalam percobaan kali ini adalah sebagai mikroba yang memecah
senyawa organik berupa gula menjadi etanol dan karbon dioksida yang biasa disebut
dengan proses fermentasi alkohol. Karena pada praktikum kali ini, enzimyang berperan
pada proses fermentasi alkohol dihasilkan oleh mikroba-mikroba hidup tertentu yang
terjadi karena aktivitas mikroba penyebab fermentasi pada substrat organik sesuai.
Contoh enzim yang dihasilkannya adalah Zimase yaitu enzim yang terdapat dalam ragi
yang sanggup mengubah berbagai jenis gula menjadi alkohol dan karbon dioksida.

3. Apakah fungsi gula pada percobaan tersebut?


Jawab: Gula berfungsi sebagai substrat/bahan baku karena setiap reaksi dalam
metabolisme memerlukan bahan baku sebagai substrat awal salah satu contohnya adalah
gula sederhana atau glukosa yang kemudian diubah menjadi alkohol dan CO 2 untuk
mengahasilkan energi (ATP) dikarenakan respirasi anaerob juga membutuhkan ATP
atau energi.

4. Mengapa air yang digunakan harus hangat? Apakah kita dapat menggantinya dengan air
dingin atau air panas/mendidih?
Jawab: Karena mikroorganisme mempunyai temperature maksimal, optimal, dan
minimal untuk pertumbuhannya. Temperatur optimal untuk ragi berkisar antara 25-30ºC
dengan temperatur maksimal antara 35-47ºC. Temperatur perlu diperhatikan karena
mempunyai efek yang langsung terhadap pertumbuhan ragi sebagai mikroba. Karena,
proses metabolisme membutuhkan bantuan enzim untuk mempercepat reaksi, dan enzim
dapat bekerja pada suhu tertentu. Dikarenakan apabila suhu terlalu tinggi enzim akan
rusak, apabila pada suhu rendah enzim tidak akan berfungsi. Oleh karena itu air yang
digunakan air hangat, supaya reaksi berjalan stabil. Jadi, kita tidak bisa menggunakan
air dingin ataupun air panas yang mendidih.

5. Mengapa gelembung pada larutan menjadi bertambah banyak?


Jawab: karena pada proses fermentasi dihasilkan karbondioksida. Lalu, Karbon dioksida
inilah yang membentuk gelembung-gelembung di permukaan larutan.
6. Perubahan keadaan balon menunjukkan bahwa proses yang terjadi dalam botol
menghasilkan
Jawab: proses fermentasi pada larutan fermipan (ragi) dan gula menghasilkan gas CO 2
Hal itu dibuktikan dengan balon yang mengembang dan terisi gas CO2.

7. Bau yang tercium dari larutan menunjukkan bahwa proses yang terjadi dalam botol
menghasilkan
Jawab: dari bau larutan setelah bereaksi yang lebih menyengat tersebut menujukan
fermentasi alkohol menghasilkan etanol.

8. Mengapa terjadi perubahan suhu pada larutan dalam botol?


Jawab: karena proses fermentasi alkohol menghasilkan ATP sehingga suhu menjadi
naik.

9. Proses apakah yang terjadi pada larutan di dalam botol?


Jawab: proses respirasi anaerob atau lebih tepatnya adalah fermentasi alkohol.

10. Jelaskan tahapan fermentasi alkohol!


Jawab: Proses fermentasi alkohol hampir serupa dengan fermentasi asam laktat,
fermentasi alkohol merupakan jalur respirasi anaerob. Hanya saja perbedaan terletak
pada pengolahan dua asam piruvat hasil glikolisis.
1) Glikolisis
Glikolisis adalah perubahan berupa reaksi perombakan glukosa yang ada pada
sitoplasma dan menghasilkan kandungan seperti asam piruvat, 2 ATP, dan 2 NADH.
Kehadiran enzim respirasi jelas sangat berpengaruh dalam proses ini karena nantinya
akan menghasilkan dua molekul berupa asam piruvat. Adanya asam ini adalah senyawa
berkarbon tiga yang sebagai substrat untuk reaksi berikutnya.
2) Reduksi Asam Piruvat
Setelah 2 asam piruvat dari proses glikolisis terbentuk, maka akan direduksi menjadi
dua buah molekul asetaldehil. Enzim piruvat dekarboksilase harus ada pada proses ini,
tujuannya agar proses menjadi lebih sempurna. Asam piruvat sendiri akan dipecah
menjadi karbon asetaldehid dan karbondioksida. Senyawa karbondioksida akan dilepas
dan senyawa astaldehid digunakan pada proses selanjutnya.
3) Reduksi Asetaldehid
Pereduksian asetaldehid merupakan proses akhir dalam fermentasi ini. Nantinya dua
molekuk asetaldehid akan direduksi menjadi dua molekul etanol yang akan dikatalisis
oleh alkohol dehidroginase. Fungsi enzim akan membantu dalam memecah kandungan
NADH agar menjadi ion Hidrogen dan ion NAD. Ion Hidrogen sebagai pembentuk dari
etanol, NADH untuk donor pada elektron.
Reaksi Fermentasi Alkohol
Pada alkohol, akan terjadi reaksi dalam fermentasi yang ada pada saat alkohol akan
berproses. Awalnya adalah bahan dengan kandungan glukosa yang akan melalui proses
lisis di dalam glukosa pada sitoplasma.
Reaksi pertama ini adalah pemecahan dari bentuk senyawa yang menjadi 2 piruvat, 2
NADH dan 2 ATP saat selesai terjadi pada proses awal.
Reaksi selanjutnya adalah perpindahan ke mitokondria jika dilakukan pada tempat yang
banyak oksigen. Namun, karena proses ini juga dengan bantuan Sacharomyces
Cerevisae maka tanpa oksigen juga tidak masalah. Maka dalam respirasi yang terjadi
pada saat itu asam piruvat yang ada akan menjadi asetal dehide dan akan berubah lagi
menjadi Etanol nantinya.

11. Apakah hasil akhir fermentasi alcohol?


Jawab: 2ATP, 2CO2, dan 2 Etanol

VII. Kesimpulan
Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi produk tertentu yang
dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba. Fermentasi alkohol dilakukan oleh
bakteri anaerob dan ragi (yeast). Ragi pada percobaan ini dapat hidup dalam keadaan
lingkungan kurang oksigen dan melakukan proses fermentasi bersama glukosa. Ketika
sedang melakukan proses fermentasi, wadah harus ditutup agar tidak ada oksigen
sehingga ragi dapat melakukan respirasi anaerob secara sempurna. Berdasarkan
produknya, jenis fermentasi yang umum didengar adalah fermentasi alkohol. Hasil
fermentasi alkohol setiap 1 molekul glukosa yaitu 2 etanol, 2 CO2 dan 2 ATP. Reaksi
sederhana fermentasi alkohol adalah sebagai berikut:C6H12O6→ 2C2H5OH + 2CO2+ 2
ATP.
VIII. Lampiran foto kegiatan

Anda mungkin juga menyukai