Anda di halaman 1dari 1

Abstrak 

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi AKI terkait COVID-19 dan mengidentifikasi prediktor awal
AKI. 
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional pusat tunggal, retrospektif. Pasien COVID-19 yang
dirawat di rumah sakit antara 24/03/2020 dan 31/05/2020 dilibatkan dalam penelitian ini. Semua pasien dievaluasi
untuk disfungsi ginjal dengan dipstick urin, rasio protein/kreatinin, rasio albumin/kreatinin pada urin spot, serum
cystatin C, kadar kreatinin serum saat masuk rumah sakit, dan hari ke-28 masuk rumah sakit. Untuk menilai
kegunaan parameter ini untuk memprediksi AKI, kurva karakteristik operasi penerima dihasilkan dan area di bawah
kurva (AUC) dihitung. 
Hasil: 348 pasien dilibatkan. Rata-rata kejadian AKI adalah 4,9% (n = 17). Insiden AKI pada kasus COVID-19 ringan,
sedang dan berat masing-masing adalah 1,3% (n = 4), 9,0% (n = 3) dan 76,9% (n = 10). Proteinuria terdeteksi pada
7,8% (n = 27) pasien dengan tes dipstik urin. Dalam analisis urin spot, proteinuria ditemukan pada 20,1% (n = 70)
pasien. Frekuensi proteinuria persisten adalah 5,2% (n = 18). Nilai AUC serum cystatin C, D-dimer dan rasio
albumin/kreatinin untuk memprediksi AKI terkait COVID-19 adalah 0,96 (0,90 hingga 1,0), 0,94 (0,89-0,98), dan 0,95
(0,91-0,98). 
Kesimpulan: Pada pasien COVID-19 dengan kadar kreatinin serum normal saat masuk rumah sakit, kadar
albuminuria, cystatin C dan D-dimer serum dapat menjadi prediktor awal AKI terkait COVID-19 dan pasien ini harus
dipantau secara ketat untuk AKI. Karena ukuran sampel pada kelompok AKI kecil, hasil penelitian kami harus
dikonfirmasi dengan penelitian kohort yang lebih besar. 

KATA KUNCI 
cedera ginjal akut, COVID-19, cystatin C, D-dimer, proteinuria 

Anda mungkin juga menyukai