Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 043586866
Jurusan : D3 Perpajakan (2021.2)
Kelas : Kepabeanan dan Cukai
1. Dalam kepabeanan impor disebutkan adanya fasilitas bagi perusahaan yang berorientasi danuntuk
pameran. Mohon jelaskan kedua hal tersebut.
Fasilitas Kepabeanan Impor yang diberikan bagi perusahaan berorientasi ekspor disebut dengan
Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE). Fasilitas ini ditujukan terutama untuk sektor industri
dan perdagangan sebagai bentuk insentif fiskal pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan sektor
industri dan perdagangan.
Fasilitas Kepabeanan Impor bagi perusahaan untuk pameran diberikan untuk Tempat Penyelenggaraan
Pameran Berikat (TPPB), yaitu bangunan atau Kawasan dengan batas- batas tertentu yang di dalamnya
dilakukan kegiatan usaha penyelenggaraan pameran baranghasil industri asal impor dan/ atau barang
hasil industri dari Daerah Pabean yang penyelenggaraannya bersifat internasional.
Jawab:
Apabila terdapat barang ekspor yang mengalami kerusakan, cara untuk mengembalikan ke wilayah
pabean yaitu dengan dokumen-dokumen terkait antara lain Pembertiahuan Pembetulan (PP) PEB dan
SPPBE (Surat Persetujuan Pengeluaran Barang Ekspor) atau Pemberitahuan Pembetulan (PP) PKBE dan
SPPBE. Selanjutnya petugas bea dan cukai yang menjaga pintu Kawasan akan melakukan penelitian antara
dokumen dan peti kemas. Dalam hal telah diperiksadi luar kawasan maka juga dilakukan penelitian atas
segel yang dilekatkan pada peti kemas. Dalam hal sesuai maka barang dapat dimasukkan ke Kawasan
pabean. Jika ternyata tidak sesuaimaka akan diserahkan kepada Unit Pengawas untuk dilakukan proses
lebih lanjut.
4. Ekspor adalah suatu kegiatan mengeluarkan barang ke luar daerah pabean Indonesia Suatu barang
dianggap telah diekspor, apabila telah dimuat ke sarana pengangkut yang akan berangkatke luar daerah
pabean. Jelaskan secara lengkap meliputi apa saja tahapan urutan penyelesaiankewajiban pabean atas
barang ekspor?
Berikut tahapan urutan penyelesaian kewajiban pabena atas barang ekspor, yaitu :
a) Registrasi Kepabeanan
Kewajiban untuk melakukan kepabeanan tidak hanya berlaku untuk importir sja, tetapi juga berlaku
untuk eksportir yang akan melakukan kegiatan ekspor. Kegiatan registrasikepabeanan ini berfungsi
untuk mendapatkan Nomor Identitas Kepabeanan (NIK).
e) Penyampaian PEB
PEB yang telah disusun oleh eksportir menggunakan modul aplikkasi PEB disampaikan kepada kantor
bea dan cukai menggunakan sistem pertukaran data elektronik. Dalam kantor bea dan cukai belum
menerapkan sistem PDE maka PEB disampaikan dengan menggunakanmedia data elektronik (flashdisk)
ataupun secara manual. Penyampaian PEB ditunjukkan kepada kantor bea dan cukai tempat pemuatan
sarana pengangkut. Penyampaian PEB baru dapat dillakukan apabila eksportir telah memiliki estimasi
tanggal keberangkatan sarana pengangkut ke luar daerah pabean. PEB dapat disampaikan paling cepat
7 hari sebelum tanggal estimasi ekspor atau keberangkatansarana pengangkutnya.
j) Pembetulan PEB
PEB yang telah diberitahukan, dapat dibetulkan terkait jenis barang, jumlah barang atau nomor peti
kemas, sepanjang barang belum dimasukkan ke kawasan pabean. Pembetulan tiga hal tersebut masih
dapat diizinkan meskipun barang telah masuk kawasan pabean jika berkaitan dengan short shipment,
makanan/minuman untuk kebutuhan penumpangdipesawat, atau barang curah.
k) Pembatalan PEB
PEB yaang telah diberitahukan, karena suatu hal dapat dibatalkan oleh eksportirnya. Namuntidak
selalu permohonan pembatalan PEB dapat dikabulkan. Dalam hal barang telah dimuat di sarana
pengangkut untuk diekspor, maka permohonan pembatalan ditolak.
5. PT Sejahtera Makmur Indonesia menanam dan mengekspor biji kakao sebanyak 7.000 Metric Ton dengan
harga patokan ekspor adalah US$2,000/Metric Ton. Berdasarkan Peraturan MenteriKeuangan Tahun 2017
tarif bea keluar untuk biji kakao adalah 15%. Kurs yang berlaku pada saatitu US$1 = Rp14.500,- Hitung
besarnya bea keluar yang harus dibayarkan oleh PT Sejahtera Makmur Indonesia?
Diketahui :
• Tarif Bea Keluar atas biji kakao = 15%
• HPE = US$2,000/Metric Ton
• Jumlah barang = 7.000 Metric Ton
• Kurs US$1 = Rp14.500
Jawab :
Bea Keluar = Tarif bea keluar × harga ekspor × jumlah satuan barang × nilai tukar mataUang
asing
= 15% × US$2,000 × 7.000 Metric Ton × Rp14.500
= Rp30.450.000.000
Diketahui:
• Tarif Bea Keluar atas kayu olahan = 5%
• HPE = US$900/m³
• Jumlah barang = 5.500 m³
• Kurs US$1 = Rp14.500
Jawab :
Bea Keluar = Tarif bea keluar × harga ekspor × jumlah satuan barang × nilai tukar matauang
asing
= 5% × US$900 × 5.500 m³ × Rp14.500
= Rp3.588.750.000
7. PT Trimitra Nusa Engineering mengimpor trafo beban untuk tegangan menengah PT PLN Persero dari
Australia. Freight dari Australia FOB US$25,000 dan Insurance sebesar US$2,300 ditutup di Jakarta.
NDPBM US$1 = Rp14.500,- Barang tersebut sangat vital untuk mengalirkan listrik ke ibukota Negara,
sehingga bisa mendapatkan keringanan bea masuk atau Bea Masuknya
= 0%. Tetapi hingga tibanya sarana pengangkut di Tanjung Priok, Jakarta SKEP dari DJBC untukmendapat
pembebasan bea masuk belum diterima. Hitung besarnya total pungutan impor yang harus dibayarkan,
dan bagaimana caranya agar trafo beban tersebut tetap dapat segera dikeluarkan dari kawasan pabean
dan aliran listrik dapat segera normal kembali?
Jawab:
FOB : : USD 25,000
Freight : 10% x USD 25,000 : USD 2,500
Insurance : USD 2,300 : Closed in Jakarta
CIF : : USD 27,500
Nilai Pabean : USD 27,500 x Rp. 14,500 : Rp. 398,750,000
BM : 10% x Rp. 398,750,000 : Rp. 39,875,000
Nilai Impor : Rp. 398,750,000 + Rp. 39,875,000 : Rp. 438,625,000
PPN : 10% x Rp. 438,625,000 : Rp. 43,862,500
PPh Ps 22 : 2.5% x Rp. 438,625,000 : Rp. 10,965,625
PDRI : PPN + PPh : Rp. 54,828,125
Total Pungutan : BM + PDRI : Rp. 94,703,125
Mengenai trafo, dapat dikeluarkan dari kawasan pabean guna listrik dapat kembali normalyaitu
dengan mengajukan permohonan fasilitas vooruitslag kepada Kepala Kantor Bea dan Cukai dengan
disertai alasan agar aliran listrik dapat segera kembali normal dan dilampiri dengan dokumen pelengkap
pabean serta bukti permohonan fasilitas fisikal. Karena Fasilitas vooruitslag diberikan terhadap importir
yang telah mengajukan permohonan untuk memperoleh fasilitas pembebasan atau keringan bea masuk,
dan atas permohonan yang dimaksud belum diterbitkan keputusan pembebasan/keringanannya. Apabila
permohonan disetujui, Kepala Kantor akan menerbitkan surat keputusan persetujuan Vooruitslag untuk
digunakan sebagai persetujuan pengeluaran barang impor (trafo beban untuk tegangan menengah)
dengan kewajiban importir menyampaikan Pemberitahuan pabean impor dalam jangka waktu paling lama
60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal diserahkannya dokumen pelengkap pabean.
8. Pemerintah Indonesia telah mengadopsi free trade agreement yang perlakuan pembebanan tarif bea
masuk yang berbeda, umumnya lebih rendah atau dihapuskan dari most favor nations yang berlaku,
sehingga digunakan tarif preferensial. Apakah persyaratan utama yang harus dilengkapioleh para importir
untuk memperoleh tarif preferensial tersebut dan apakah tiga elemen utamanya? Jelaskan secara
lengkap!
Jawab:
Persyaratan utama yang harus dilengkapi oleh para importir yang ingin mendapatkan skema tarif
preferensial adalah kewajiban menlampirkan Surat Keterangan Asal (SKA). Namun bukan berarti bahwa
apabila barang impor sudah dilengkapi dengan SKA otomatis pasti mendapatkan keringanan atau
penghapusan tarif. Pejabat bea dan cukai terlebih dahulu harus meneliti dan memerifikasi SKA sesuai
dengan ketentuan pemenuhan aturan rule of origin.
Ada tiga elemen utama yang menjadi fokus penelitian pejabat bea dan cukai terhadap SKA ini, yaitu :
a) Pemenuhan kriteria origin (origin criteria), yaitu pemenuhan persyaratan mengenai statutas atas
barang yangakan diajukan tarif preferensinya.
b) Pemenuhan kriteria pengiriman (consignment criteria), persyaratan mengenai pengiriman langsung
barang dari negara eksportir ke negara importir yang merupakan mitra FTA. Toleransi
transhipment/transit hanya diberikan dengan batasan-batasan tertentu.
c) Pemenuhan prosedur penerbitan SKA (Procedural Provision), persyaratan formal penerbitan SKA
diatur secara khusus dalam operational certification procedure (OCP). Hal-hal khusus yang diatur
didalam setiap OCP atas FTA menjadi atensi tersendiri bagi pejabat bea dan cukaiyang memutuskan hak
atas tarif preferensi.
9. Sebagai Atase Pertahanan di Kedutaan Besar Amerika di Jakarta, maka ia memperoleh fasilitas
pembebasan bea masuk untuk satu mobil pribadi yang digunakan di Indonesia, berdasarkan PPNomor 8
Tahun 1957. Setelah bertugas di Jakarta ia akan dipindah tugaskan ke Negara Australia. Ia kemudian
berkeinginan menjual mobil pribadinya di Jakarta saja. Dapatkah hal tersebut ia lakukan atau tidak dapat
dilakukan? Apa saja syarat-syaratnya seandainya dapat melakukan penjualan mobil tersebut? Jelaskan
secara lengkap!
Jawab:
Ya, dapat dilakukan. Khusus untuk kendaraan yang digunakan resmi kantor PWNA dan juga yang
digunakan untuk keperluan pribadi pejabat PWNA diberikan dengan pembatasan jumlah dan karakteristik
kendaraan yang boleh diimpor. Kendaraan tersebut dapat dipindahtangankan kepemilikannya kepada
orang lain di Indonesia, dengan batasan waktu
• untuk keperluan kantor minimal sudah digunakan selama 3 tahun;
• untuk keperluan pribadi minimal 2 tahun.
Sumber : Modul ADBI4235 Kepabeanan dan Cukai Hal 4.59
10. Fasilitas fiskal berupa pembebasan atau keringanan bea masuk terhadap barang impor yang digunakan
untuk keperluan bahan baku, pembangunan dan pengembangan dalam rangkapenanaman modal asing.
Dalam hal ini adalah diberikan untuk mesin dan bahan baku industri. Apakah syaratnya untuk barang yang
dapat diberikan fasilitas pembebasan atau keringanan beamasuk tersebut? Jelaskan lengkap!
Jawab:
Syarat untuk barang yang diberikan fasilitas pembebasan atau keringanan bea masuk tersebut yaitu:
a) Belum diproduksi di dalam negeri;
b) Sudah diproduksi di dalam negeri namun belum memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan;atau
c) Sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya belum mencukupi kebutuhan industri.
Keputusan tentang poin-poin tersebut didasarkan pada daftar mesin, barang, dan bahan yang ditetapkan
oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang perindustrian atau pejabat yang ditunjuk, setelah
berkoordinasi dengan instansi teknis yang terkait.