Laili Etika Rahmawati 1, Agus Budi Wahyudi 2, Dipa Nugraha 3, Arif Widayat
Purnanto4 , Ku-Ares Tawandorloh5 , Eko Purnomo6 , Janatin Alfafa7 , Winda Dwi
Lestari8
123678
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 4Universitas Muhammadiyah
Magelang, 5Fathoni University Thailand
Jl. A. Yani, Mendungan, Pabelan, Kartasura, Jawa Tengah 57162
Abstract
Color is not only used to beautify a design. The use of certain colors on text also
affects the reader's interest in reading. In addition, color plays an important role
in the legibility and accuracy of text messages. The readability and memorability
of text messages are closely related to improved understanding of the text. This
article discusses the use of color in the text of reading materials and the
implementation of colors in reading material in the National Literacy Movement.
The use of colors that match the text so as to attract readers to make it easier to
understand the text, remember text messages, and generate interest in reading
material is the focus of this research article.
Abstrak
Warna tidak hanya digunakan untuk mempercantik sebuah desain saja.
Penggunaan warna tertentu atas teks juga turut mempengaruhi ketertarikan
pembaca terhadap bahan bacaan. Selain itu, warna memiliki peran penting di
dalam tingkat keterbacaan dan keteringatan pesan teks. Keterbacaan dan
keteringatan pesan teks terkait erat dengan peningkatan pemahaman teks. Artikel
ini membahas penggunaan warna dalam teks bahan bacaan serta
pengimplementasian warna di dalam pensuksesan Gerakan Literasi Nasional.
Penggunaan warna yang sesuai dengan teks sehingga memikat pembaca agar lebih
mudah memahami teks, mengingat pesan teks, dan menimbulkan minat terhadap
bahan bacaan menjadi fokus dari artikel penelitian ini.
1
PENDAHULUAN
2
bahan bacaan dengan kompleksitas visual yang mudah dipahami. Kompleksitas
merupakan kerumitan atau keruwetan (KBBI V,2016-2020) sedangkan visual
merupakan sesuatu yang dapat dilihat dengan indra penglihatan (mata) dan betuk
metode pengajaran bahasa (KBBI V, 2016-2020). Menurut konteksya, Teks dapat
dipahami dengan mudah atau tergantung hal yang dibicarakana atau isi teks. Isi
teks dapat melibatakkan warna teks dan gambar teks. Warna merupakan kesan
yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda. Warna
menjadi objek penelitian oleh para ahli di beberapa bidang, beberapa di antaranya
fisika, kedokteran, psikologi, pemasaran, desain, dan juga saat ini kebahasaan atau
literasi.
Berdasarkan penelitian sebelumnya terkait Kompleksitas Kalimat dan
Persepsi Visual terkait buku bacaan anak terbitan kemendikbud dapat
menggetahui dan bisa mendukung Gerakan Literasi Nasional atau Gerakan
Literasi Sekolah yang cenangkan oleh pemerintah. Penelitian dilakukan oleh Kurt
& Osueke (2014) ditemukan bahwa warna dapat mempengaruhi mood seseorang.
Mood atau suasana hati tentu memiliki pengaruh terhadap intensitas dan durasi
interaksi seseorang terhadap sesuatu. Di dalam konteks bahan bacaan, seorang
pembaca tentu akan timbul minat dan nyaman berinteraksi dengan bahan bacaan
jika memiliki warna yang sesuai dan dengan ditambahi dengan retorika visual.
Retorika visual meliputi kemampuan retorika dan kemampuan untuk menganalisis
gambar dalam bentuk dan artinya. Warna teks dan latar belakang teks juga dapat
mempengaruhi bagaimana pembaca dapat lebih lama berinteraksi dengan teks.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Veszeli dan Shepherd (2019), warna
teks dan latarnya dapat mempengaruhi ketahanan baca seorang pembaca. Lelah
mata bisa ditimbulkan ketika teks dengan latarnya tidak memiliki warna yang
ramah terhadap mata.
Penelitian yang dilakukan oleh Pinna dan Deiana (2018) menunjukkan
bahwa tingkat keterbacaan teks dipengaruhi oleh warna pada pembaca dengan
kelainan mata tertentu. Penelitian lain menunjukkan bahwa warna di dalam teks
mempengaruhi tingkat keterbacaan dan kecepatan pembacaan teks. Rello dan
Bigham (2017) di dalam penelitian mereka terhadap ratusan subjek normal dan
subjek yang memiliki kelainan mata menyodorkan kesimpulan bahwa warna latar
teks memberikan pengaruh positif terhadap tingkat keterbacaan teks. Sementara
itu, Morrison (2011) menemukan bahwa warna teks berpengaruh terhadap
efisiensi pembacaan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa warna teks dan
latar belakang teks tidak bisa diabaikan manakala isu minat baca, keterbacaan,
keteringatan, dan efisiensi baca dijadikan pertimbangan.
Berdasarkan penelusuran awal terhadap buku-buku yang diterbitkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan tersedia secara gratis
untuk diunduh dari laman web Gerakan Literasi Nasional, ditemukan adanya
variasi penggunaan warna. Ini merupakan hal yang menarik jika dibandingkan
dengan peran warna di dalam menumbuhkan minat baca serta tingkat
3
keterbacaaan dan keteringatan pesan di dalam teks. Penelitian ini hendak
membahas bagaimana penggunaan warna di dalam buku-buku tersebut dan
memberikan saran terkait dengan pemilihan dan penyesuaian warna-warna teks
dan latarnya.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah bahan bacaan yang diterbitkan
oleh Kemendikbud dan tersedia secara gratis untuk diunduh melalui laman
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/. Adapun rincian bahan literasi bacaan kelas
rendah yang digunakan adalah sebagai berikut:
Sumber: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/
4
Jawara
6 Toilet T Nana Supriyana 2018 1-64
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis isi deduktif (Elo et al.,
2014). Analisis deduktif ditujukan pada desain dan penggunaan warna di dalam
buku-buku teks bahan bacaan anak yang terkait dengan keterbacaan, keteringatan,
dan efisiensi baca. Rujukan di dalam pengkategorian isi objek kajian adalah
panduan materi tercetak berdasarkan brosur terbitan Royal National Institute for
Blind People (2015) dan Jouvenat (2011) terkait keterbacaan, temuan Zufic dan
Kalpic (2009) mengenai teks, warna latar belakang, keteringatan, serta temuan
Rello dan Bigham (2017) mengenai warna latar belakang teks dan pengaruhnya
terhadap efisiensi baca. Buku-buku yang menjadi objek kajian yaitu buku terbitan
Kemdikbud berjudul: (1) Arsitektur Nusantara, (2) Minuman Nusantara, (3)
Berguru Kepada Anak Laut Suku Baja, (4) Jangan Ambil Rumahku, (5) Ziarah
Ketanah Jawara, dan (6) Toilet.
5
Tabel 2 Daftar Judul dan Pengarang
Sumber: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/
6
Keterbacaan Bahan Bacaan Literasi Arsitektur Nusantara
Keterbacaan Bahan Bacaan Literasi Berguru Kepada Anak Laut Suku Baja
Kemudian bahan acaan yang literasi yang ketiga berjudul Berguru Kepada
Anak Laut Suku Baja. Dalam buku bacaan ini yang menjadi objek penelitian
terapat 64 halaman. Dengan klasifkasi teks warna putih 3 halaman dengan
persentase 4%, teks warna hitam 60 halaman dengan persentase 80%, teks
7
berwarna 3 dengan persentase 4% dan teks bergambar 51 dengan persentase 68%.
Persentase setiap klasifkasi teks menentukan keterlihatan teks bacaan bahwa
penggunaan warna mempengaruhi ketercapaian literasi. Intensitas peserta didik
juga menjadi tujuan utama dibuatnya klasifikasi warna berdasarkan halaman pada
buku bacaan sehingga peserta ddik tertarikmembaca dan menyimak bahan bacaan.
Ketercapaian dan keterbacaan literasi pada setiap individu memempengaruhi
daya tangkap otaknya sehingga mudah memahami bahan bahan bacaan dengan
berbagai klasifikasi.
Bahan bacaan literasi yang keempat berjudul Jangan Ambil Rumah Kami
dengan penulis Erminawarti. Pada buku bacaan ini bahan penelitian yang
digunakan sebanyak 66 halaman. Dengan klasifikasi teks bergambar serta
berwarna yang disajikan di halaman sampul dan dipadukan dengan teks warna
sehingga penikmat tertarik pada bahan bacaan. Tujuan penerbit melakukan
langkah ini ialah untuk menonjolkan keterbacaan, efisiensi, dan keterikatan
Gerakan Literasi Nasional (GLN) melalui Gerakan Literasi Di Sekolah melalui
teks warna dalam bahan bahan bacaan kelas rendah terbitan kemendikbud tahun
2018. Klasifikasi teks pada bahan bacaan ini dibuktikan melalui adanya 44
halaman teks warna hitam, dan 22 teks bergambar. Selain klasifikasi berdasarkan
halamannya pengaruh warna teks pada buku bacaan ini dapatdibuktikan melalui
persentase data dimana hasil penelitian menyebutkan ada 58,6% teks warna hitam,
dan 29,3% teks bergambar.
Lalu bahan bacaan literasi yang kelima berjudul Ziarah Ketanah Juara.
Pada bahan bacaan ini ketika keterbacaan pembaca dipaparkan dengan penyajian
tulisan teks paa bagian sampul berwarna hitam akan tetapi dipadukan degan
gambar, dimana setiap gambarnya memiliki lebih dari satu warna. Penyajian ini
dilaukakukan penulis dengan tujuan memikat pembaca untuk memem
8
dalam dalam literatur bahan bacaan adalah judul buku dan warna sampulnya.
Pengunjung akan tertarik dalam bahan bacaan jika kesan yang pertama ia
dapatkan juga menarik salah satunya judul bahan bacaan beserta warna yang
membuat kemasan terlihat menarik dimata pengunjung. Keterbacaan bahan
bacaan yang tepat harus sesuai dengan kemampuan siswa. Warna menjadi salah
satu media yang dapat menarik pembaca untuk membaca dan memahami bahan
bacaan tertentu.
Sumber :
9
Buku bacaan anak kelas 4, 5, 6 terbitan Kemendikbud dengan judul
“Teka Teki Dan Dongen Dongeng Kuliner Nusantara Lainnya”
karya Esti Asmalia, 2018.
Buku bacaan anak kelas 4, 5, 6 terbitan Kemendikbud dengan judul
“Teladan Hidup Panglima Besar Jendral Soedirman” karya Eri
Sumarwan, 2018.
Buku bacaan anak kelas 4, 5, 6 terbitan Kemendikbud dengan judul
“Uniknya Bahasa Jawaku”, karya Septiana Cahya Putri, 2018.
Warna Secara teori terbagi menjadi dua jenis yaitu warna additif dan
warna substraktif. Warna additif adalah warna yang dihasilkan oleh cahaya.
Penerapan warna additif dapat dilihat ketika kita menggunakan laptop, komputer,
talavise,dan gadget. Warna primer dari warna additif adalah red (merah), green
(hijau), dan blue (biru). Perpaduan dari warna primer akan menghasilkan warna
sekunder yaitu Chan (green + blue), magenta (blue + red), dan yellow (red +
green). Perpaduan warna sekunder akan menghasilkan warna white (putih).
10
dan purpel (red + cyan). Perpaduan warna sekunder akan menghasilkan warna
black (hitam).
Sumber:
11
Macam-macam dari warna didefinisikan oleh panjang gelombang warna.
Panjang gelombang wana yang dapat ditangkep oleh warna sejarak 380-780 dan
nanometer dan panjang gelombang ini menentukan sifat dan pengaruh warna.
Ada beberapa beberapa contoh warna yang biasanya digunakan untuk keperluan
desain efek psikologis yang timbul dari warna-warna tersebut, yaitu (1) merah
(red), berarti aktif, menyegarkan, mengikat, menarik, kuat; (2) merah muda
(pink), berarti manis, perhatian, lembut; (3) ungu (violet), berarti maskulin,
sensual, titik, lembut, seram, memikat, kelam, sepi; (4) biru (blue), berarti
terkontrol, intelektual, misterius, tertutup, dingin. Warna teks juga dibedakan
menjadi warna hangat dan warna dingin. Warna teks hangat adalah warna warna
dari merah ke bumi termasuk orangnya, merah muda, coklat, dan merah
keunguan. Warna teks hangat memberikan kesan panas dan bergerak atau
dinamis, dan warna hangat ini akan terlihat lebih menonjol, lebih mendominasi
dan dapat menjadi titik penekanan (emphasis) dalam sebuah desain jika
disandingkan dengan warna dingin. Warna dingin teks adalah ah WA warna
warna dari hijau ke biru, termasuk ungu dan turunannya. Warna-warna dingin
lebih sering diterapkan pada warna latar belakang karena memberi efek lebih
halus pada suatu bidang.
12
Daya tanggap manusia bertambah luas dan bertambah cepat untuk
memahami pesan melalui verba dan visual. Pendapat ini didukung dengan adanya
warna teks. Warna teks begitu melekat dalam setiap bahan bacaan semua
aktivitas literasi di kehidupan sehari-hari tidak lepas dari adanya warna dan teks.
Warna dan teks memiliki peran penting dan memberikan pengaruh positif
terhadap kejiwaan serta suasana seorang pembaca.
Sumber:
13
Buku bacaan anak kelas 4, 5, 6 terbitan Kemendikbud dengan judul “Teka Teki
Dan Dongen Dongeng Kuliner Nusantara Lainnya” karya Esti Asmalia, 2018.
14
Gambar 5. Dominannya warna teks
Sumber:
15
anak itu diperoleh melalui stimulasi bacaan yang menarik dan sesuai dengan
jenjannya.
Warna teks merupakan bentuk metode belajar jenis visual dan verba, yaitu
kemampuan belajar dengan melihat dan membaca. Kemampuan visual dan verba
dalam warna teks dapat diasah terus dengan literatur bahan bacaan. Selain dapat
mengasah kemampuan visual dan verba juga dapat mengoptimalkan Gerakan
Literasi Nasional (GLN).
16
Gambar 6. Peran penggunaan warna teks.
Sumber:
Selain bentuk, warna teks juga bisa menyebarkan pesan yang diinginkan
secara tepat dan benar. Pada dasarnya, warna dan teks dapat mengubah cara
berpikir dan beberapa warna membawa efek menenangkan untuk mata dan otak
sehingga ketika pembaca membaca bahan bacaan akan mudah memahami isi dari
bahan bacaan.
17
bahan bacaan telah membuka suatu dimensi baru terhadap perkembangan proses
belajar melalui adanya penggunaan warna pada teks-teks tertentu sebagai bahan
ajar dan ditambah untuk melancarkan kegiaatan ini maka di buatlah trobosan
Gerakan Literasi Nasional (GLN). GLN berfungsi untuk mengajak masyarakat
Indonesia agar mimiliki kemampuan atau keahlian dalam bidang atau aktivitas
tertentu, khususnya kemampuan menulis dan membaca. Pemilihan warna teks dan
warna latar belakang teks penting dalam penyusunan buku bacaan bagi anak.
Melalui teks dengan variasi warna, pembaca target akan mendapatkan
peningkatan literasi warna, dan pengembangan kompetensi sastra secara tidak
langsung.
Sumber:
18
Buku bacaan anak kelas 4, 5, 6 terbitan Kemendikbud dengan judul
“Uniknya Bahasa Jawaku”, karya Septiana Cahya Putri, 2018.
SIMPULAN
Pengaruh warna salah satunya adalah hal yang ditangkap oleh pembaca
dalam dalam literatur bahan bacaan adalah judul buku dan warna sampulnya.
Pembaca target akan tertarik dalam bahan bacaan jika kesan yang pertama ia
dapatkan juga menarik salah satunya judul bahan bacaan beserta warna yang
membuat kemasan terlihat menarik dimata pengunjung. Implementasi warna teks
berperan dalam mempengaruhi psikologis, yakni secara psikologis mampu
mempengaruhi kejiwaan seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
19
Dzulkifli, M. A., & Mustafar, M. F. (2013). The influence of colour on memory
performance: A review. The Malaysian Journal of Medical Sciences: MJMS,
20(2), 3.
Elo, S., Kääriäinen, M., Kanste, O., Pölkki, T., Utriainen, K., & Kyngäs, H.
(2014). Qualitative Content Analysis: A Focus on Trustworthiness. SAGE
Open, 4(1), 2158244014522633. https://doi.org/10.1177/2158244014522633
Hapsari, Widyaning dkk. 2017. "Peningkatan Kemampuan Literasi Awal Anak
Persekolahan Melalui Program Stimulasi." Jurnal Psikologi 44 (3): 177-184.
https/://doi.org/10.29313/ga.v1i1.2689
Jouvenat, D. (2011). ‘See it Right’ Clear Print Guidelines. Clydach Vale:
Rhondda Cynon Taf Council.
Kurt, S., & Osueke, K. K. (2014). The Effects of Color on the Moods of College
Students. SAGE Open, 4(1), 2158244014525423.
https://doi.org/10.1177/2158244014525423
Morrison, R. F. (2011). The effect of color overlays on reading efficiency.
University of Massachusetts Amherst.
Olayinka, Abdu-Raheem Bilqees. 2016. Effects of Intructional Materials on
Secondary Schools Students'Academic Achievment in Social Studies in Ekiti
State, Nigeria. Word Journal of Education. Vol. 6 , No. 2
Pinna, B., & Deiana, K. (2018). On the role of color in reading and
comprehension tasks in dyslexic children and adults. I-Perception, 9(3),
2041669518779098.
Rello, L., & Bigham, J. P. (2017). Good background colors for readers: A study of
people with and without dyslexia. Proceedings of the 19th International
ACM SIGACCESS Conference on Computers and Accessibility, 72–80.
Royal National Institute of Blind People. (2015). How to choose colour and
contrast for printed materials that benefits people with sight problems.
Peterborough: Royal National Institute of Blind People.
Sujarwo, S., & Oktaviana, R. (2017). Pengaruh Warna Terhadap Short Term
Memory Pada Siswa Kelas VIII SMP N 37 Palembang. Psikis: Jurnal
Psikologi Islami, 3(1), 33–42.
Veszeli, J., & Shepherd, A. J. (2019). A comparison of the effects of the colour
and size of coloured overlays on young children’s reading. Vision Research,
156, 73–83.
Zufic, J., & Kalpic, D. (2009). More efficient e-learning through design: color of
text and background. E-Learn: World Conference on E-Learning in
Corporate, Government, Healthcare, and Higher Education, 3314–3319.
Association for the Advancement of Computing in Education (AACE).
20