Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PERLINDUNGAN HUTAN

Uji efektivitas fungisida dan disenfektan terhadap pencegahan penyakit benih in vitro
NAMA : Sandi Sadarhan

NIM 2004016203

KELAS : A3

ACARA : ACARA 4 Uji efektivitas fungisida dan disenfektan terhadap pencegahan penyakit
benih in vitro.
JAM : 13.00-14.00

HARI DAN TANGGAL : KAMIS, 4 November 2021

TUJUAN PRAKTIKUM

1. Agar mahasiswa dapat memahami perbedaan manfaat fungisida dan disinfektan.

2. Agar mahasiswa dapat memahami kandungan bahan aktif di dalam fungisida dan
disinfektan.

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui efektivitas fungisida dan disinfektan untuk mencegah
(preventive) serangan jamur pada benih secara in vitro sehingga dapat dipakai sebagai dasar
penerapannya di lapangan.

BAHAN DAN ALAT

• Bahan

1.Kertas saring: fungsi dari kertas saring ini adalah untuk memisahkan antara cairan dengan partikel
suspensi.

2.Tanah dibawah pohon : merupakan bahan yang fungsi nya sebagai media pengambilan air untuk
media kertas saring

3.Air keran steril : bahan yang fungsinya untuk merendam tanah yang akan direndam yang akan
digunakan dalam penelitian.

4.Fungisida Acrobat (bahan aktif: Dimetomorf) : berfungsi sebagai pelindung benih atau biji
kacang hijau.

5.Natrium hipoklorit ( Bayclin, NaCLO ) 5,25% : berfungsi sebagai pelindung benih atau biji
kacang hijau hanya memiliki berbedaan pada merek dan dosis yang digunakan.

6.Benih kacang hijau (untuk menggantikan benih tanaman kehutanan yang sulit dicari dan juga
lambat perkecambahannya) : ialah bahan yang digunakan Uji Efektivitas Fungisida dan
Disinfektan terhadap Pencegahan Penyakit Benih in vitro dan merupakan bahan pengganti benih
tanaman kehutanan.

7.Plastic warp : digunakan untuk menutup cawan petri yang telah di isi oleh benih kacang
hijau.
• Alat

1. cawan petri

Berfungsi sebagai wadah penyimpanan atau wadah media organisme dan cara penggunaan nya
sebagai berikut :

- Meletakan benih kacang tanah di dalam cawan petri.

- Menutup Cawan petri dengan penutup cawan.

2. Pinset

Untuk mengambil benda dengan menjepit misalnya saat memindahkancakram antibiotik.


Dan cara menggunakan pinset sebagai berikut :

- Pilih satu pinset yang dianggap paling mudah digunakan, biasanya yang ujungnya bengkok.

- Sterilkan terlebih dahulu dengan api bunsen sebelum digunakan untuk mengambil sampel
koloni jamur atau benih.

- Setiap akan mengambil sampel koloni jamur atau benih yang baru, sterilkan terlebih dahulu dengan
api Bunsen.

3. Kalkulator

Alat ini digunakan untuk menghitung pertumbuhan dan perkembangan mikro, Jamur dan bakteri

METODE PRAKTIKUM

1. Siapkan bahan dan alat pratikum sesuai dengan keperluan.

2. Sebanyak masing-masing 25 benih kacang hijau direndam di dalam larutan fungisida Acrobat
dengan dosis 0,75 g/l (konsentrasi 0,075%), disinfektan Bayclin konsentrasi 10% (1 bagian Bayclin :
10 bagian air bersih) dan air kran (kontrol) selama masing-masing 15 menit.

3. Segenggam tanah yang berasal dari bawah pohon direndam sekitar 5 menit di dalam air kran
secukupnya, kemudian airnya diambil dan dipisahkan dari tanah.

4. Celup kertas saring (tissue) ke dalam air rendaman tanah.

5. Masukkan kertas saring ke dalam cawan petri.

6. Ambil masing-masing untuk setiap perlakuan sebanyak 25 benih (pada nomor 2) dengan pinset
dan letakkan di kertas saring di dalam cawan petri secara teratur, jangan sampai berhimpitan.

7. Perlakuan diulang 3 kali, sehingga jumlah benih yang diperlakukan sebanyak 75 benih.

8. Balut tepi cawan petri dengan plastik wrap untuk menjaga tetap lembap dan mencegah gangguan
organisme perusak.

9. Amati kondisi benih mulai hari ke-5 sampai ke-10 setelah ditabur (6 kali pengamatan).
10. Hitung jumlah benih yang terserang jamur dan atau bakteri, benih yang tidak tumbuh dihitung
sehat. Agar tidak terhitung ulang, maka setiap pengamatan difoto, sehingga tahu mana yang sudah
dihitung kemarin.

11. Masukkan hasil perhitungan di dalam tabel sebagai berikut:

Persentase benih yang terserang dihitung sebagai berikut:

X / Y x 100%

X = jumlah benih yang terserang pada hari pengamatan Y = jumlah benih yang diperlakukan

Setelah dihitung persentase benih yang terserang, kemudian dilihat berapa persen benih yang masih
sehat (tidak terserang), kemudian ditentukan kriteria masing-masing perlakuan sebagai berikut:

Sehat 0 – 25% = tidak efektif

>25 – 50 = kurang efektif

>50 – 75 = efektif

>75 – 100 = sangat efektif

HASIL

Berikut ini table jumlah dan presentasi benih yang di serang jamur/bakteri pada hari
setelah penaburan di dalam cawan petri dengan perlakuan yang berbeda

Hari ke Air kran ( Kontrol ) NaCLO Dimetomorf


Jumlah % Jumlah % Jumlah %
5 7 9,3 0 0 0 0
6 8 10,7 2 2,7 0 0
7 10 13,3 3 4 0 0
8 20 26,7 5 6,7 2 2,7
9 25 33,3 6 8 2 2,7
10 9 12 8 10,7 4 5,3
Sehat 1 5,3 51 67,9 67 89,3
Kriteria tidak efektif efektif sangat efektif
Dapat kita lihat pada tabel dan grafik Uji Efektivitas Fungisida dan Disinfektan
terhadap Pencegahan Penyakit Benih in vitro tercatat bahwa menggunakan Air Keran tidaklah
efektif dalam kegiatan Uji Efektivitas Fungisida dan Disinfektan terhadap Pencegahan Penyakit
Benih in vitro yang terlihat pada grafik yaitu menunjukkan angka 5,3% yang dimana termasuk ke
dalam golongan tidak efektif, sedangkan uji coba menggunakan NaClO dapat kita lihat memiliki
persentase yaitu 67,9% dan uji coba yang mendapatkan hasil terbaik yaitu dengan menggunakan
Dimetomorf yaitu mencapai persentase sebanyak 89,3%.

Anda mungkin juga menyukai