(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Studi Ners Stase Keperawatan Dasar Profesi)
Disusun oleh:
NPM 214221018
CIMAHI
2021
A. Konsep Personal Hygiene
1. Definisi
Personal Kebutuhan kebersihan diri atau dikenal dengan personal
hygiene merupakan kebuthan perawatan diri sendiri atau perorangan
yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik fisik maupun
pisikologis (Kasiati & Rosmalawati Ni Wayan Dwi, 2016).
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani, yaitu personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan pisikis (Kasiati & Rosmalawati
Ni Wayan Dwi, 2016).
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan
untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis
(Alimul, 2006).
Personal Hygiene (kebersihan diri) merupakan perawatan diri yang
di lakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik
secara fisik maupun mental. Tingkat kebersihan diri seseorang umumnya
di lihat dari penampilan yang bersih dan rapih serta upaya yang di
lakukan seseorang untuk menjaga kebersihan dan kerapihan tubuhnya
setiap hari (Lyndon saputra,2013).
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani, berasal dari kata
personal yang artinya perorangan, dan hygiene berarti sehat. Dapat
diartikan bahwa kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan baik fisik maupun psikisnya (Is’roin dan
Andarmoyo,2012).
2. Tujuan
Tujuan dari personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan
diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan
individu sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit pada diri sendiri
maupun orang lain, baik secara sendiri/mandiri maupun dengan
menggunakan bantuan dari orang lain, serta menciptakan penampilan
yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan (Maulida Debi. 2017)
3. Etiologi
a. Faktor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga berdasarkan pola asuh yang terlalu melindungi dan
memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri
3) Sosial
Kurangnya dukungan dari latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Menurut Wartonah (2011) ada beberapa faktor persipitasi yang
dapat menyebabkan seseorang kurang perawatan diri antara lain:
1) Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri, seperti karena adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
2) Praktik sosial
Anak selalu dimanjaan dalam melakukan kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status sosial-ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang memerluk
an uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuna personal hygiene yang baik sangat penting dalam
meningkatkan kesehatan, seperti pada psien dengan Diabetes
mellitus yng harus selalu menjaga kebersihan area ekstremitas
bawahnya.
3) Aktualisasi diri
5. Klasifikasi
1)Fisik
2)Psikologi
3) Sosial
a. Interaksi kurang.
b. Kegiatan kurang.
a. Dampak fisik
b. Gangguan psikososial
adalah :
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Meliputi : pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan urin rutin,
pemeriksaan kimia darah, pemeriksaan serologi.
b. Pemeriksaan radiagnostik (x foto tulang belakang, xfoto kpeal dsb)
c. Pemeriksaan penunjang yang lain (CT Joan , LP)
9. Penatalaksanaan Klinis
nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit dan
dan mulut secara teratur. Tujuan perawatan ini mencegah infeksi pada
mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku (Solica,
beraktivitas.
2) Menggunakan sabun yang tidak iritatif. Jangan menggunakan sabun
mandi.
dalam bentuk oval atau mengikuti bentuk jari. Sedangkan kuku jari
Usap kotoran pada mata dari sudut mata bagian dalam kesudut mata
lembut dan bersih. Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran
d. Personal hygiene pada hidug
1) Jaga lubang hidung agar tidak kemasukan air atau benda kecil
patah.
5) Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus dan kecil sehingga
6) Leletakan sikat gigi pada sudut 45° di pertemuan antar gigi dan gusi
1. Pengkajian
langit, dan lidah klien. Perawat memeriksa semua daerah dengan hati-
hati tentang warna, hidrasi, tekstur, dan lukanya. Klien yang tidak
pencetus.
a. Riwayat keperawatan
b. Pemeriksaan Fisik :
1. Rambut
d. Tekstur rambut.
2. Kepala
kemerahan
c. Berkutu.
d. Kebersihan.
b. Kesimetrisan.
c. Konjungtiva ananemis.
e. Kemerahan
4. Hidung
c. Perdarahan hidung
e. Tanda-tanda alergi
f. Perubahan penciuman.
g. Kebersihan hidung.
5. Mulut
b. Kelembapan.
c. Adanya lesi.
d. Kebersihan.
pecah-pecah.
6. Gigi
gigi palsu.
7. Telinga
8. Kulit
b. Kebersihan.
10. Genetalia
2. Analisa Data
dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan
terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi
data dimulai sejak pasien masuk rumah sakit (Intial assessment), selama
(Sigit, 2010)
e. Kuku kotor
3. Diagnosa Keperawatan
yakni :
4. Intervensi
5. Implementasi
6. Evaluasi
C. DAFTAR PUSTAKA
1. Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses
Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta
2. Saputra,Lyndon. (2013). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta:Binarupa Aksara
3. Isro’in, L & Andarmoyo, S. (2012), Personal Hygiene Konsep, Proses
Dan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan: Graha Ilmu.
4. Kasiati, Ni Wayan Dwi Rosmalawati. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia 1.
Jakarta: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan
5. Maulida Debi. 2017. Personal Hygiene.
Http://debimaulida.web.unej.ac.id. Diunduh tanggal 11 Maret 2019
6. Tarwoto & Wartono. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika
7. https://pdfcoffee.com/download/laporan-pendahuluan-kebersihan-diri-
pdf-free.html
8. Isro’in Laily., dan Sulistyo Andarmoyo. (2012). Personal Hygiene:
Konsep, Proses dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
9. Mubarak, Wahit Iqbal., Lilis Indrawati., & Joko Susanto. (2015). Buku
Ajar Ilmu Keperawatan . Jakarta: Salemba Medika.
10. Sigit. (2010). Analisa Data Asuhan Keperawatan Personal Hygiene.
Jakarta: MediAction.
11. Nanda Internasional 2013. Diagnosa Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta ; EGC
12. Potter, P., & Perry, A. (2010). Fundamental keperawatan. Jakarta :
Selemba Medika
13. SDKI TIM. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : DPW PPNI