TK.II KARTIKA SPO-MFK/ /XII/2019 0 1/1 HUSADA Ditetapkan, STANDAR Karumkit Tk.II Kartika Husada PROSEDUR Tanggal Terbit : OPERASIONAL Desember 2019 (SPO) dr. Noerjanto Rahardjo, Sp. PD Kolonel Ckm NRP 32994 PENGERTIAN Upaya untuk mengelola limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan Rumah Sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme dan bahan kimia yang berbahaya sehingga potensial mencemari limgkungan atau mempengaruhi kesehatan. TUJUAN Untuk mengurangi potensi bahaya limbah cair. KEBIJAKAN Kebijakan Kepala Rumah Sakit Tk. II Kartika Husada No : Kep / / XI / 2019 tentang
PROSEDUR 1. Limbah yang sudah tidak terpakai dimasukan ke dalam wadah
khusus yang bertutup rapat. 2. Wadah yang sudah penuh diberi identitas tanggal pada saat dibawa. 3. Apabila wadah buangan sisa analisa peralatan sudah penuh maka Cleaning Service membawa wadah tersebut ke Tempat Penampungan Sanitasi Cair. 4. Limbah cait tersebut selanjutnya akan diambil oleh petugas dan rekanan yang telah membuat kontrak kerjasama dengan pihak Rumah Sakit. UNIT TERKAIT Unit Laboratorium, Instalasi Farmasi, Urdal, Rekanan PENANGANAN LIMBAH DOMESTIK DAN B3
RUMAH SAKIT No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
TK.II KARTIKA SPO-MFK/ /XII/2019 0 1/1 HUSADA Ditetapkan, STANDAR Karumkit Tk.II Kartika Husada PROSEDUR Tanggal Terbit : OPERASIONAL Desember 2019 (SPO) dr. Noerjanto Rahardjo, Sp. PD Kolonel Ckm NRP 32994 PENGERTIAN Penanganan limbah domestik dan bahan berbahaya dan beracun (B3) pada bangunan penyimpanan sementara sebagai antisipasi bilamana terjadi bencana dari luar (banjir atau gempa bumi). TUJUAN Limbah domestik dan B3 bisa ditangani pada saat terjadi bencana. KEBIJAKAN Kebijakan Kepala Rumah Sakit Tk. II Kartika Husada No : Kep / / XI / 2019 tentang
PROSEDUR 1. Cara kerja penanganan limbah domestik :
a. Bila terjadi keadaan bencana (banjir, gempa bumi) maka limbah domestik ditempatkan di TPS domestik, pintu TPS dalam keadaan tertutup. b. Pastikan tidak ada orang lain selain petugas di area TPS. c. Pastikan tidak ada binatang pengganggu yang dapat masuk ke dalam TPS. d. Limbah domestik disimpan maksimal 7 hari. e. Bila bencana lebih dari 7 hari maka limbah domestik dapat dibakar di area halaman luar Rumah Sakit. f. Pastikan pintu limbah B3 dalam keadaan tetap terkunci.
2. Cara kerja penanganan limbah domestik :
a. Pastikan tidak ada orang lain selain petugas yang dapat masuk ke TPS B3. b. Pastikan tidak ada binatang pengganggu yang dapat masuk ke dalam TPD. c. Limbah B3 memiliki izin masa penyimpanan 90 hari di TPS B3 Rumah Sakit. d. Bila bencana telah selesai maka petugas sanitasi menghubungi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan pengangkutan dan pemusnahan limbah.
UNIT TERKAIT Unit Kesling, Dinas Kebersihan Kuburaya, dan Pihak Rekanan dalam Pemusnahan Limbah PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
TK.II KARTIKA SPO-MFK/ /XII/2019 0 1/1 HUSADA Ditetapkan, STANDAR Karumkit Tk.II Kartika Husada PROSEDUR Tanggal Terbit : OPERASIONAL Desember 2019 (SPO) dr. Noerjanto Rahardjo, Sp. PD Kolonel Ckm NRP 32994 PENGERTIAN 1. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas. 2. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis. 3. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah kimiawi, limbah radioaktif, container bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi. 4. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan dirumah sakit diluar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya. 5. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan. 6. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti incenerator, dapur, perlengkapan generator, dan anestesi. 7. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme pathogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi tertentu dapat menimbulkan penyakit pada manusia. 8. Limbah sangat infeksius adalah limbah yang berasal dari pembiakan dan sitosik bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan bahan lain yang telah diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan
pengelolaan limbah dengan tujuan memutuskan rantai penularan peyakit infeksi. KEBIJAKAN Kebijakan Kepala Rumah Sakit Tk. II Kartika Husada No : Kep / / XI / 2019 tentang
PROSEDUR 1. Pengelolaan limbah harus memperhatikan prinsip sebagai
berikut : a. Semua limbah beresiko tinggi harus diberi label/tanda yang jelas. b. Wadah/container diberi alas kantong plastik dengan warna: 1) Kuning untuk limbah infeksius. 2) Merah untuk limbah radioaktif. 3) Coklat untuk limbah kimia dan farmasi. 4) Hitam untuk limbah non medis/domestic. c. Limbah tidak boleh dibiarkan atau disimpan > 24 jam. d. Kantong plastik tempat limbah tidak diisi terlalu penuh (cukup 2/3). 2. Wadah/ Kontainer harus tertutup, tahan bocor, tidak berkarat, mudah dikosongkan atau diangkat, mudah dibersihkan dan berada ditempat yang aman dari jangkauan binatang atau serangga. 3. Pemilihan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan limbah. 4. Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah anti bocor dan tahan tusukan (safety box), tanpa memperhatikan terkontaminasi atau tidak. 5. Jarum atau syringe harus dimasukkan ke dalam “safety box”. 6. Pengangkutan limbah dari masing-masing ruangan harus menggunakan troli khusus yang tertutup. Pengangkutan dilakukan sehari 1 kali. 7. Petugas yang menangani limbah harus menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan khusus, masker, sepatu boot, apron, pelindung mata dan bila perlu topi/helm. 8. Saluran pembuangan limbah cair harus menggunakan sistem saliuran tertutup, kedap air, mengalir lancar dan terpisah dari saluran air hujan.